
Kisah Nabi Luth pasti dikenal oleh penganut agama rumpun Ibrahim, yaitu Islam, Kristen dan Yahudi. Kisah ini ada dalam Qur’an dan Kitab Perjanjian Lama.
Apa pesan moral kisah tersebut?
Penganut Islam dan Kristen dapat dengan cepat menyebutkannya: hubungan seks sesama jenis adalah dosa yang sangat dibenci Allah. Untuk perbuatan tersebut Allah telah mengirim azab yang memusnahkan kaum Luth.
Tetapi adakah pesan moral lain yang bisa diambil dari cerita di kedua kitab suci tersebut?
Ada. Dan ini sungguh mengejutkan karena pesan tersebut adalah hal yang tidak bisa diterima oleh norma-norma yang wajar dimasa kini.
Pesan Moral Aneh
Untuk Kitab Perjanjian Lama, saya akan mengutip Kitab Genesis sebagai berikut:
Gen 19:1 Sesudah bertamu pada Abraham, kedua malaikat itu pergi ke Sodom dan tiba di sana pada waktu malam. Lot sedang duduk di pintu gerbang kota, dan setelah melihat mereka, ia bangkit untuk menyambut mereka. Lalu sujudlah ia di hadapan mereka,
Gen 19:2 dan berkata, "Tuan-tuan, silakan singgah di rumah saya. Tuan-tuan dapat membasuh kaki dan bermalam di rumah saya. Besok kalau mau, Tuan-tuan dapat bangun pagi-pagi dan meneruskan perjalanan." Tetapi mereka menjawab, "Terima kasih, biar kami bermalam di sini saja, di lapangan kota."
Gen 19:3 Lot memohon dengan sangat, dan akhirnya mereka masuk bersama dia ke dalam rumahnya. Lot menyediakan hidangan lezat dan memanggang roti secukupnya, lalu makanlah mereka.
Gen 19:4 Tetapi sebelum tamu-tamu itu pergi tidur, orang-orang Sodom mengepung rumah itu. Semua orang laki-laki di kota itu, baik yang tua maupun yang muda, ada di situ.
Gen 19:5 Mereka berseru kepada Lot, dan bertanya, "Di mana orang-orang yang datang bermalam di rumahmu? Serahkan mereka, supaya kami dapat bercampur dengan mereka!"
Gen 19:6 Lot keluar dari rumahnya, dan sesudah menutup pintu,
Gen 19:7 ia berkata kepada orang-orang Sodom itu, "Saudara-saudara, saya minta dengan sangat, janganlah melakukan hal yang sejahat itu!
Gen 19:8 Coba dengar, saya punya dua anak perawan. Biar saya serahkan mereka kepada kalian dan kalian boleh melakukan apa saja dengan mereka. Tetapi jangan apa-apakan tamu-tamu saya ini; sebab saya wajib melindungi mereka."
Gen 19:9 Tetapi kata orang-orang Sodom itu kepada Lot, "Pergi! Engkau orang asing mau mengatur kami? Ayo, pergi! Kalau tidak, engkau akan kami hajar lebih berat daripada kedua orang itu." Lalu mereka mendorong Lot dan menyerbu hendak mendobrak pintu.
Gen 19:10 Tetapi kedua tamu itu mengulurkan tangan mereka dan menarik Lot masuk ke dalam rumah, lalu menutup pintu.
Gen 19:11 Mereka membutakan semua orang yang ada di luar rumah itu, sehingga orang-orang itu tidak dapat menemukan pintu itu lagi.
Untuk Qur’an ada di Al-Hijr
Maka tatkala para utusan itu datang kepada kaum Luth, beserta pengikut pengikutnya, (61)
ia berkata: "Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang tidak dikenal". (62)
Para utusan menjawab: "Sebenarnya kami ini datang kepadamu dengan membawa azab yang selalu mereka dustakan. (63)
Dan kami datang kepadamu membawa kebenaran dan sesungguhnya kami betul-betul orang-orang benar. (64)
Maka pergilah kamu di akhir malam dengan membawa keluargamu, dan ikutlah mereka dari belakang dan janganlah seorangpun di antara kamu menoleh kebelakang dan teruskanlah perjalanan ke tempat yang di perintahkan kepadamu". (65)
Dan telah Kami wahyukan kepadanya (Luth) perkara itu, yaitu bahwa mereka akan ditumpas habis di waktu subuh. (66)
Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira (karena) kedatangan tamu-tamu itu.(67)
Luth berkata: "Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu memberi malu (kepadaku), (68)
dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina". (69)
Mereka berkata: "Dan bukankah kami telah melarangmu dari (melindungi) manusia?" (70)
Luth berkata: "Inilah puteri-puteriku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal)". (71)
Apa yang aneh?
Dalam kedua versi tersebut, penduduk kota (laki-laki) datang untuk meminta tamu Luth (dua malaikat yang gagah) agar diserahkan untuk melayani nafsu bejat mereka. Dalam pengaruh nafsu, mereka menantang Luth untuk menyerahkannya.
Apa reaksi Luth untuk melindungi tamunya?
Inilah pesan yang sangat tidak bisa dimengerti: Luth menawarkan dua anak gadisnya yang perawan sebagai pengganti dua orang malaikat tamunya.
Astaga! ayah macam apa Luth ini. Ia rela menyerahkan dua orang anak gadisnya kepada gerombolan beringas, demi dua orang tamu yang baru dikenalnya (walaupun itu malaikat).
Dalam kisah ini tercermin bahwa orang tua berhak menentukan nasib anak gadisnya, berhak bahkan untuk mengumpankannya ke mulut gerombolan yang dirasuki nafsu liar.
Apakah pesan kedua ini dapat diterima oleh kaidah moral sekarang? Saya rasa tidak. Tanpa ukuran agama apapun, tindakan Luth untuk menyerahkan anak gadisnya tidak dapat diterima.
Ada lagi yang aneh? Ada bahkan ini jauh lebih absurd.
Keanehan Lebih Lanjut Kisah Luth
Keanehan kisah Luth tidak berhenti disini saja. Kisah berikutnya menimbulkan pertanyaan lebih jauh. Untungnya kisah ini hanya ada di Perjanjian Lama, dalam Qur’an kisah ini tidak dicantumkan. Beruntunglah umat Islam, karena tidak perlu kerepotan untuk menjawabnya.
Dalam Perjanjian Lama, kisah Lot terus berlanjut dengan absurd. Lihat cuplikan Kitab Genesis berikutnya:
Gen 19:17 Sesudah itu seorang dari malaikat itu berkata, "Larilah, selamatkan nyawamu! Jangan menoleh ke belakang dan jangan berhenti di lembah. Larilah ke pegunungan, supaya kalian jangan mati!"
…
Gen 19:23 Matahari sedang terbit ketika Lot sampai di Zoar.
Gen 19:24 Tiba-tiba TUHAN menurunkan hujan belerang yang berapi atas Sodom dan Gomora.
Gen 19:25 Kedua kota itu dihancurkan, juga seluruh lembah dan semua tumbuh-tumbuhan serta semua penduduk di situ.
Gen 19:26 Tetapi istri Lot menoleh ke belakang, lalu dia berubah menjadi tiang garam.
…
Gen 19:30 Karena Lot takut menetap di Zoar, maka pergilah ia ke pegunungan bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan, lalu tinggal di dalam sebuah gua.
Gen 19:31 Anak perempuan yang sulung berkata kepada adiknya, "Ayah sudah tua, dan di seluruh negeri ini tak ada orang laki-laki yang dapat mengawini kita supaya kita mendapat anak.
Gen 19:32 Mari, kita buat ayah mabuk, lalu kita tidur dengan dia supaya kita mendapat anak."
Gen 19:33 Pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu anak yang sulung tidur dengan ayahnya; tetapi ayahnya begitu mabuk sehingga tidak tahu apa yang terjadi.
Gen 19:34 Keesokan harinya, anak yang sulung berkata kepada adiknya, "Tadi malam saya sudah tidur dengan ayah! Nanti malam kita buat dia mabuk lagi. Lalu tidurlah kau dengan dia. Nanti kita masing-masing mendapat anak."
Gen 19:35 Demikianlah pada malam itu mereka membuat Lot mabuk, dan anaknya yang kedua tidur dengan dia. Dan Lot terlalu mabuk lagi sehingga tidak tahu apa yang terjadi.
Gen 19:36 Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu karena ayah mereka sendiri.
Gen 19:37 Anak yang sulung melahirkan anak laki-laki yang dinamakannya Moab. Dia menjadi leluhur orang Moab yang sekarang.
Gen 19:38 Anak yang kedua melahirkan anak laki-laki juga yang dinamakannya Ben-Ami. Dia menjadi leluhur bangsa Amon yang sekarang.
Perhatikan apa yang terjadi. Kedua anak Lot membuat ayah mereka (Lot) mabuk dan menggauli mereka agar mereka mendapat keturunan. Dan itu berhasil.
Astaga! keluarga macam apakah Lot ini?
Apakah pantas mereka disebut keluarga yang suci, hingga kisahnya diabadikan di kitab suci yang menjadi panutan umat Islam, Kristen dan Yahudi? Selain penolakannya terhadap perilaku seks yang tidak wajar, adakah yang patut dicontoh dari keluarga Luth ini?
Inilah salah satu kisah dalam kitab suci yang mendapat sorotan keras dari kelompok-kelompok kritikus agama.
Kisah ini memang absurd.
Mungkin anda mempunyai jawabannya?
Assalamualaikum.
Mas pernyataan anda kok mirip ini, hheehheee
George Bernard Shaw, mengatakan bahwa 2 % penduduk bumi ini berpikir, 3% lainnya merasa berpikir, dan yang paling parah adalah 95% penduduk bumi ini lebih memilih mati daripada mengunakan akal pikirannya.
Pertanyaanya, What’s wrong with the 95% people on this planet?” saya kira jawaban secara generalnya adalah karena 95% manusia di atas planet ini beragama, bukan berpikir, itu perbedaan fundamentalnya. Agama itu membunuh pikiranmu, sementara sains sebaliknya mencoba untuk menghidupkan pikiranmu dengan membimbingmu untuk mempertanyakan segala hal yang ada di sekitarmu.
Wassalam
H. Bebey
Bagus bagus banget, diskusi yang menarik untuk diikuti he.he….dogma lawan pemikir. Aku setuju pemikir, sederhana aja bawhwa kisah2 di atas hanya sebuah dongeng. sederhana aja. seandainya orang2 arab atau penyebaran arab tidak sampai ke indonesia, pasti kita masih percaya kisah2 roro jongrang, Joko tingkir. bahkan acuan orang2 jawa bisa saja primbon2 atau sastra2 jawa yang mengajarkan kebajikan dalam klhidupan. tapi dah keblinger orang2 indonesia khusunya lebih banyak 95%nya memilih mati dari pada menggunakan akal pikiran yang diberikan olehNya.
@Hamba Setan, @H. Bebey: sebenarnya menjadi yang 95% (tidak berpikir) dalam suatu bidang tidak menjadi masalah. Menjadi masalah manakala kita ikut terjun di bidang itu dan ikut-ikutan menghakimi seolah kita lebih tahu.
Saya termasuk yang 95% dalam masalah sepakbola. Saya tidak memikirkan (dan tidak perduli) tentang MU, Real Madrid atau Persib.
Kalau ada orang berdebat tentang itu di depan saya, ya saya dengarkan saja, dan menimpali seadanya untuk sekedar sopan santun.
Saya tidak akan marah kalau ada yg mengkritik Persib, lah wong saya tak tahu.
Saya tidak akan menuduh orang yang mengkritik gaya permainan MU sebagai orang bodoh atau tak tahu aturan, lah wong saya tidak memikirkannya.
Dibidang agama, masalahnya lain.
Banyak orang yang tidak benar-benar mengerti masalah dan memiliki argumen, menyalahkan dan bahkan mengancam orang lain yang mempunyai pendapat yang berbeda dengan pendapat mainstream yang ada.
hehhheeee maunya aku sih masuk grup 2 % taunya aku bukan setaraf galileo, pemenang nobel, dan yang lainnya. Mau coba masuk grup 3 % hehhee susah tidak setaraf syeh siti jenar, ibnu rusyd, al hallaj. Terpaksalah termasuk yang ke 95% tapi yang berpikir, buktinya kan aku ikut berdiskusi di sini wkwkwk
@judhianto: ada rasa syukur dalam diri sy membaca beberapa pernyataan anda akhir2 ini. mmg Rasulullah diutus utamanya untuk mengajarkan ketuhanan, moral dan hukum dunia secara mendasar. mengenai detail kehidupan, Rasulullah sendiri menyerahkan pada kita. Spt halnya dlm hadits ttg sahabat yg menanyakan ttg kawin silang tanaman. mengenai pernyataan sy sebelumnya, sy yakin anda ahli komputer (bs dilihat dari blog ini). sy yakin anda dpt mencarinya sendiri di internet (termasuk hadits ttg lalat). thx atas diskusinya.
@h.bebey: sy sendiri pernah mempertanyakan apakah Tuhan itu benar2 ada. akhirnya pertanyaan itu terjawab melalui Al Qur’an (salah satunya melalui Harun Yahya dan teori big bang). kemudian pertanyaan berlanjut. kl Tuhan benar2 ada, mestinya ada syarat2 minimal sesuatu bisa dikatakan Tuhan. Ada 4 syarat minimal:
1. esa, bahkan dalam zat. tidak seperti manusia yg terdiri dari akal, hati, jiwa dan jasad.
2. tempat bergantung segala sesuatu. berarti juga bahwa Dia tidak memerlukan sesuatu pun. masak tempat bergantung menggantungkan diri lagi pada yg lain.
3. tidak beranak dan tidak diperanakkan. mengapa tidak yg awal dan yg akhir. krn pengertiannya sudah mencakup itu dan utk menjaga kemungkinan ada yg mencari celah untuk mengatakan bahwa tuhan itu beranak ataupun diperanakkan.
4. tidak ada yg serupa/setara dengan Dia. sdh jelas..
apabila di alam semesta ada lebih dari satu tuhan, bs2 terjadi perang antar tuhan, haha.. dan msg2 tuhan akan membawa makhluknya sendiri2, haha.. tp itu tidak pernah terjadi bukan?
dan apabila hukum di alam semesta menuruti kemauan manusia, bisa hancur lah. tau anomali air? kl menuruti kemauan manusia, tidak ada anomali/keanehan pd sifat air, bs kacau..
@hamba setan: kita semua tahu bahwa kecerdasan manusia tdk hanya kecerdasan intelektual, tp jg kecerdasan emosional dan spiritual. jd kita harus melihat itu semua utk menentukan apakah seorg individu itu bodoh atau tidak. dan setiap manusia pasti bertuhan, bahkan atheis sekalipun. dia bs bertuhan pd harta, kekuasaan, wanita ataupun hedonisme lainnya. hal ini bs kita lht misalnya apabila kita di tengah lautan dalam badai dan ombak yg besar atau misalnya ketika kita di pesawat yg sdg terbang yg hendak jatuh. pasti ketahuan aslinya.. dan sebagai penutup.. anda hamba setan kan? tlg tanyakan ke bos anda, iblis, apakah dia pernah bertemu lgs dan berbicara dgn tuhan? haha..
@Hendi: pada semua hal ada yang bisa kita anggap kompeten atau tidak. Sebagus apapun suatu pendapat, bila dikeluarkan oleh yang tidak berkompeten, tidak bisa kita pakai sebagai rujukan yang patut dipertimbangkan.
Kalau untuk keyakinan tentang Tuhan, tentunya ada ulama dari berbagai agama yang bisa kita pakai sesuai dengan kerangka agama masing-masing orang.
Kan ulama tiap agama pasti berbeda-beda? mana yang benar?
Tuhan adalah masalah keyakinan, bukan kebenaran.
Kebenaran adalah sesuatu yang sesuai dengan kenyataan — dan itu berarti pembuktian dengan kenyataan. Itu wilayah bukti sains, bukan keyakinan agama.
Kalau membicarakan Tuhan dalam kacamata sains yang butuh fakta dan pembuktian; maka siap-siaplah untuk kecewa.
Beberapa fakta berikut ini bisa kita lihat:
Para ilmuwan adalah kelompok orang yang kompeten untuk bicara sains, dan fakta di atas bisa mewakili pandangan sains tentang Tuhan.
Harun Yahya? siapa dia? ilmuwan bidang apa dia? apa penelitian ilmiahnya? lembaga ilmiah apa yang mengakuinya? siapa yang menganggapnya ilmuwan sains? Apa kompetensinya di bidang sains?
Sangat menyedihkan kalau masih ada saja yang menganggap serius (atau tertipu) dengan apa yang disebut bukti ilmiah yang ditunjukkan oleh Harun Yahya 🙁
Saat ini Tuhan adalah keyakinan atau imajinasi, bukan bukti. Karena tak ada satupun penelitian sains terverifikasi yang sudah membuktikan adanya Tuhan.
Silakan yakin seyakin-yakinnya tentang Tuhan, tapi gak perlu mencari sandaran dari sains – tidak akan ada.
Bersikap pede-lah dengan keyakinan anda, jangan merendahkan keyakinan anda dengan dukungan sains.
Jadilah seperti para seniman, mereka berkarya seluas-luasnya tanpa menyibukkan diri untuk mengatakan “ini sesuai sains”
Bila sains berkembang tanpa perlu persetujuan agama, kenapa agama membutuhkan kecocokan dengan sains? betapa lemahnya agama kalau begitu.
4 syarat minimal Tuhan? ah itu kan yang anda percayai… kan semua orang boleh punya kepercayaan sendiri-sendiri.
Bisa saja ada yang punya 1 syarat saja:
😀
Sdrku Hendi. Memang benar kecerdaan seperti yang anda sampaikan. Tapi harus dibedakan juga dari kecerdasan2 tadi. Menurut pendapat saya Kalau cerdas intelektual itu pasti dan bisa dijelaskan dengan gamblang serta dapat di uji. Tapi kalau emosional pribadi banget, contohnya aja seperti saya yang sukses ini, saya tidak pandai secara intelektual tapi saya cerdas secara emosional (gak usah tak jelaskan). Pengalaman naik pesawat wah sering sampai2 kaya roller coaster juga pernah dan santai2 aja aku dan kekuarga dah siap mati dan gak panik (ini kombinasi kecerdasan intelektual dan emosional) . Tapi kalau yang spiritual lihat aja betapa paniknya dia. Berdoa dengan rasa takut tidak siap mati. Wkwkw ini pengalaman yang sering aku lihat dan aku alami.
Logika Nabi Luth versi Islam memang benar.. Nabi Luth tau betul bagaimana karakter umatnya sendiri, bagaimana bejatnya…Pendalaman karakter oleh Nabi Luth terhadap umatnya sangat luar biasa dan karena sudah tahu karakter umatnya yang spt itu, maka Nabi Luth coba tawarkan anaknya perawan untuk dinikahkan kepada kamunya yang homo seksual itu toh kan ga ada yang mau karena Nabi Luth tau betul “kehomo sexualan” kaumnya tadi ga akan mau di kasi perawan “ting-ting” sekalipun.
Bagaimanapun seorang Nabi sudah barang tentu tahu posisinya,itu tak lepas dari cobaan keimanan seorang Nabi… apakah Nabi tersebut lebih mencintai Allah SWT atau selain Allah walaupun harus mengorbankan anaknya….. ini terjadi pula pada kisah Nabi Ibrahim AS terhadap Ismail AS kan..
Trus bagaimana kelanjutan anak perawan nabi Luth atau Ismail AS…?
Apakah Anak perawan Nabi Luth dikawin oleh kaum Nabi Luth yang homo…,…?
Apakah Nabi Ismail AS mati begitu saja……..?
Jikalau Pak Judhianto mempersonalisasikan diri sebagi Nabi Luth atau yang sadar betul bahwa Allah mengutus anda sebagai nabi dengan segala kelebihan yang melekat dalam nabi Luth tersebut….saat menghadapi situasi tersebut kira-kira bagaimana langkah Bapak..?
Apakah menyerahkan diri anda sendiri untuk di sodomi….?
Menyerahkan kedua orang tamu yang tak mungkin di sodomi karena mereka malaikat…?
Menawarkan anak perawan yang anda punya….?
Atau bagaimana……?
Oke thanxs sebelumnya atas infonya yang bagus Pak, smg Bapak sehat selalu dan dilindungi ALLAH SWT…menunjukkan jalan yang jelas dan lurus dan bukan jalan yang dapat membingungkan umat….
@Gimo: sepertinya anda gak baca komentar2 sebelumnya.
Saya tertarik untuk menanggapi: bagaimana bila saya ada dalam posisi Nabi Luth?
Satu hal yang saya pegang teguh: Saya tidak akan mengorbankan keluarga saya!
Apa pilihan saya?
Pilhan 1 saya dan keluarga berlindung dalam rumah. Saya minta 2 malaikat itu keluar hadapi massa yang beringas itu. Mereka kan sakti dan dalam melaksanakan tugas dari Tuhan yang Maha Melihat dan Maha Kuasa, pasti mereka tidak akan mengalami kesulitan.
Jika ternyata mereka habis dikerjain massa, tentu timbul pertanyaan: kok lemah gitu? Kok boss-nya biarkan saja? Bukankah boss-nya Maha Melihat dan Kuasa?
Jika Maha Kuasanya cuma omong doang, trus apa jaminannya kalau surga dan neraka juga bukan cuma omdo?
Saya akan berhenti menyembah Tuhan tak berguna itu – cuma habiskan waktu!
Pilihan 2 jika malaikat gak mau hadapi dan Tuhan cuma diam saja – atau cuma bilang “Prihatin” dengan suara ber-echo, maka saya berhenti menyembah Tuhan itu. Percuma!
Saya akan mencari senjata seadanya dan siap mati menghadapi gerombolan diluar untuk bela keluarga saya.
Itu adalah cobaan untuk seorang Nabi dan untuk anda “Maka anda pun akan mati (bersama keluraga anda ) membelanya “.
@Tam: jadi untuk Nabi: korbankan keluarga sendiri untuk malaikat? #Prihatin #MengelusDada
Kalau menurut pandangan saya, Agama itu memang sukar untuk di pahami, bahkan bisa di bilang, mustahil bagi seorang manusia untuk dapat mengetahui benar atau tidaknya cerita yang ada di dalam kitab suci tersebut, kecuali kalau memang ada bukti hidup (orang yg masih hidup dari jaman itu sampai jaman sekarang). dan di tambah lagi, yg namanya buku pasti di tulis oleh seseorang,jadi kita tdk tahu pasti kebenaran isi dari buku tersebut.
Jadi menurut saya, Agama/baik atau buruk itu hanya Tuhan yang tahu, sedangkan manusia hanya dapat menerka-nerka (mengira-ngira) dan memutuskan atas benar atau salahnya suatu hal berdasarkan pada pedoman/aturan,kepercayan,dan keyakinan,serta kesepakatan mereka sendiri.
@Seldy Victorio: memang belum ada mesin waktu yang bisa membawa kita ke waktu dimana kisah dalma kitab suci terjadi. Namun dengan pengetahuan, kita bisa menilai apakah kisah tersebut mungkin terjadi atau mustahil terjadi.
Untuk kisah yang mustahil terjadi, ada yang bilang “bila Tuhan berkehendak, apapun bisa terjadi”, tapi ada yang bilang “kalau itu mustahil, ya berarti itu hanya dongeng”
Agama itu bisa untuk alasan apa saja. Ada yang menjadi seperti malaikat karena agama, ada pula yang menjadi seperti iblis karena agama pula. Tinggal kita lihat saja, lebih banyak yang memberi manfaat atau yang membawa petaka, itulah wajah baik/buruk agama.
Lot bukanlah NABI seperti yang disebut diatas
Nabi adalah utusan Tuhan yang menyampaikan pesanNya kepada umat manusia.
Contohnya Musa, yang menyampaikan pesan kepada Bangsa Israel.
Alkitab itu jujur, menulis prilaku baik maupun buruk-nya manusia, mengapa Anda berprasangka hal tersebut akan dipraktekkan orang, atau kawatir orang akan meniru? Justru dalam peristiwa tsb terdapat suatu peringatan dan konsekwensi dosa yang dilakukan.
Apa yang dikisahkan Alkitab adalah apa yang terjadi, dan tidak ada perintah untuk mengikuti tindakan ke 2 anak Lot tersebut dalam seluruh Alkitab.
Apakah Allah tidak memberikan hukuman DOSA tersebut ?
@Paradise OK: Lot/Luth nabi atau bukan? Tergantung menurut siapa? Bukan kata yang Kristen, iya nabi kata yang Islam.
Apakah saya berprasangka orang akan meniru keburukan kisah itu? Ah nggak, kalau buruk, tak bakal ada yang meniru. Yang banyak terjadi adalah orang berakrobat nalar untuk memberikan alasan kenapa kisah buruk itu ada dalam kitab suci,
Apakah Allah akan memberikan hukuman? Sepertinya anda harus tanya pada Allah, bukan ke saya..
🙂
@Judhianto
Tentang Kitab Suci (buku suci), mugkin disini kita berbeda pandangan, Saya kurang sependapat kalau ada pandangan mengkultuskan sebuah buku kitab, menurut saya yang “suci” hanya Tuhan, artinya yg suci itu makna ajaran moral spiritual dari Tuhan yg tertulis dalam sebuah buku kitab, bukan buku kitabnya
Buku kitab hanya sebagai salah satu media yg dipakai o/ Tuhan utk menyampaikan ajaran moral spiritual. Ajaran moral spiritual dari Tuhan tidak dimakan usia dan waktu (kekal) tapi sebaliknya buku kitab yg menjadi media itu tidak kekal
harus dimengerti bahwa Alkitab tidak pernah menganjurkan manusia melakukan dosa dengan mengambil contoh skandal sex keluarga Lot (makna ajarannya suci); Demikian juga terhadap kisah-kisah skandal seksual lainnya, Alkitab tidak pernah menganjurkan dosa tersebut. Malahan Alkitab menuliskan akibat-akibat dari dosa tersebut.
Perilaku tidak suci (ketidakpantasan) keluarga Lot diceritakan dgn gamblang dalam Alkitab menjadi contoh perilaku yg tidak sepatutnya ditiru, karena konsekuensi dari contoh perilaku tersebut adalah “dosa” dan mendatangkan hukuman dari Tuhan
Mungkin akan menjadi lebih aneh jika Alkitab mencatat hal2 suci tentang perilaku tokoh2 dalam Alkitab (termasuk keluarga Lot) lalu Tuhan menghukumnya tanpa alasan, maka pada tempatnya Alkitab menulis Allah menghukum keluarga Lot sebagai akibat dosa “skandal sex keluarga Lot itu sendiri”. Dosa (“skandal sex keluarga lot”) itu sendiri yg dianggap tidak suci dan tidak sepatutnya ditulis dalam Alkitab (buku kitab).
Tuhan menghukum manusia karena dosa . Dosa (termasuk skandal sex keluarga Lot) yg ditulis dalam Alkitab adalah pantas diceritakan sebagai sebuah pelajaran/pesan moral spiritual yang “tidak patut dicontohi” karena Tuhan menghukum setiap pelaku dosa ….. 🙂
@Judhianto
Apakah Allah tidak memberikan hukuman atas perbuatan DOSA kepada keluarga Lot ?? (perbuatan tidak suci keluarga Lot ) ?
Keturunan Lot dari ke 2 anak perempuannya adalah :
Kejadian 19:36 Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka.
Kejadian 19:37 Yang lebih tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Moab; dialah bapa orang Moab yang sekarang.
Kejadian 19:38 Yang lebih mudapun melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ben-Ami; dialah bapa bani Amon yang sekarang.
Bangsa Moab dan Bangsa Amon tertulis dalam Alkitab adalah Bangsa-bangsa yang melawan Tuhan.(tidak perlu saya uraikan disini)
Kita lihat nasib dari bangsa Amon dan Moab berikut ini.
Bagaimana nasib bani Amon :
Orang Amon hidup terus sampai pada abad Ke-dua SM. Kuburan-kuburan penting, meterai dan patung-patung bertulis dari abad 17 dan 16 SM mengingatkan kepada gairah hidup dan kebesaran politik. Keluarga Tobia bertahan hingga abad 2 SM, seperti ditunjukkan oleh bukti arkeologis dari Transyordan dan Mesir, dan Yudas Makabe memerangi kota Amon pada masanya (1 Makabe 5:6).
Bagaimana nasib bani Moab :
… akhirnya Moab ditundukkan Nebukadnezar dan berturut-turut diperintah oleh orang Persia dan berapa kelompok bangsa Arab. Orang Moab tidak ada lagi sebagai bangsa merdeka …… Alexander Yaneus menundukkan mereka abad 2 SM.
Jadi bangsa Amon dan Moab lenyap dari panggung sejarah sekitar abad ke 2 SM.
Dengan demikian meskipun Lot adalah orang benar (Yunani ‘dikaios’, 2 Petrus 2:7), namun ia bukanlah orang yang tidak bersalah, apalagi orang yang tidak berdosa.
Lot adalah anak laki-laki Haran, adik Abraham yang paling muda, sehingga Lot adalah kemenakan Abraham. Terkecuali riwayat hidupnya dalam Kitab Kejadian, namanya tidak disebut lagi dalam Perjanjian Lama kecuali sebagai acuan untuk turunannya.
Nama Lot disebut oleh Yesus dalam Lukas 17:28-32 dan juga oleh Petrus dalam 2 Petrus 2:7 dan ayat-ayat berikutnya.
Lot menyertai Terah, Abram dan Sarai tatkala mereka berjalan dari Ur ke Haran, dan pergi bersama Abram dan Sarai ke Kanaan, terus ke Mesir, dan kemudian kembali ke Kanaan lagi. Kelemahan wataknya pertama kali nampak tatkala ia demi pertimbangan mementingkan diri sendiri memilih lembah Yordan yang diairi dengan baik. Keputusan ini membawanya ke tengah-tengah orang Sodom yang jahat, dan ia harus ditolong dari akibat kebodohannya, mula-mula oleh Abraham, kemudian oleh dua malaikat. Pada peristiwa yang kemudian itu ia menunjukkan kelemahan dan kecenderungannya untuk melakukan kompromi. Penyelamatannya dari Sodom secara jelas dikaitkan dengan ingatan Allah terhadap Abraham dalam Kejadian 19:29….Demikianlah pada waktu Allah memusnahkan kota-kota di Lembah Yordan dan menunggangbalikkan kota-kota kediaman Lot, maka Allah ingat kepada Abraham, lalu dikeluarkan-Nyalah Lot dari tengah-tengah tempat yang ditunggangbalikkan itu.
Melalui kemabukannya dua anak perempuannya memperoleh anak dari dia, dan mereka menjadi leluhur dari bangsa Moab dan bangsa Amon.
=================
PORNOGRAFI DALAM ALKITAB
Untuk diketahui, Alkitab tidak pernah menyembunyikan “kebejatan” tokoh yang ada di dalamnya. Semua sisi baik positif maupun negatif ditulis dengan gamblang. Jika hanya sisi positif saja yang ditampilkan, ‘ntar Abraham alias Nabi Ibrahim plus tokoh-tokoh laen bakal dijadikan “monumen” di Israel, alias bisa dikultuskan!…atau akan menjadi lebih aneh jika Alkitab mencatat hal2 suci (yang baeik2 saja) tentang perilaku tokoh2 dalam Alkitab (termasuk keluarga Lot) lalu Tuhan menghukumnya tanpa alasan
Alkitab menulis tentang kejadian akibat dosa seksual. Karena itulah yang terjadi (“fakta) tetapi harus dimengerti bahwa Alkitab tidak pernah menganjurkan manusia melakukan dosa tersebut; Malahan Alkitab menuliskan akibat-akibat dari dosa tersebut.
Disini kita mempunyai perbedaan pandangan; dimana ada keyakinan yang selalu menganggap bahwa seorang nabi adalah manusia sempurna/tidak tersentuh dosa; sedangkan dalam pengertian kami “tidak ada manusia yang luput dari dosa”.
Hanya Tuhan yang tidak pernah berbuat dosa ; disini kami melihat betapa pentingnya Tuhan datang ke dunia; supaya manusia diselamatkan; terbebas dari kutuk dosa dan beroleh hidup yang kekal.
@Paradise OK: terima kasih untuk memberikan pandangan dari kacamata Perjanjian Lama.
Secara umum Perjanjian Lama dan Qur’an menggunakan kisah-kisah dengan cara yang berbeda.
Pada Perjanjian Lama, kisah merupakan bagian penting kitab suci, untuk itu kisah-kisah disampaikan dengan selengkap mungkin. Ada deskripsi tempat kejadian, kronologi peristiwa, rincian tokoh-tokohnya, dan beberapa detil lain yang kadang tidak terlalu berkaitan dengan pokok kisahnya.
Ini berbeda dengan Qur’an yang menggunakan kisah-kisah hanya sebagai sarana untuk menyampaikan pesan. Akibatnya kisah-kisah itu diamputasi sedemikian rupa hingga hanya yang dianggap sesuai dengan konteks pesan yang disampaikan. Anda tidak akan bisa membaca satu kisah utuh dalam Qur’an, semuanya hanya cuplikan-cuplikan. Di Qur’an kisah hanyalah sarana yang kebetulan digunakan untuk menyampaikan pesan, kisah tidak penting.
Tidak pentingnya kisah-kisah tersebut dapat juga kita lihat dari sikap Nabi ketika ditanyakan tentang bagaimana harus bersikap terhadap kisah-kisah Israiliyat (kisah yang diceritakan kaum Yahudi/Israel). Nabi berkata: “Jangan dibantah atau diiyakan” – artinya tidak usah dianggap terlalu serius.
Balik ke Kisah Lot/Luth:
Qur’an memotong kisah Luth hanya sampai pada hukuman pada kaum Sodom, kisah selanjutnya sebagaimana anda sampaikan, yaitu perzinahan Lot dengan putrinya dan hukuman Allah pada keturunan Lot akibat perbuatan itu, tidak ditulis ulang dalam Qur’an.
Kenapa? mungkin ini erat kaitannya dengan semangat yang dibawa Qur’an, bahwa setiap orang lahir suci, dan kelak hanya dimintai tanggung jawab atas perbuatannya sendiri. Ia hanya boleh dihukum atas dosanya sendiri, bukan dosa bapaknya, kakek-buyutnya, bahkan dosa Adam.
Versi panjang Perjanjian Baru tentang Lot memuat kisah keturunan Lot (bangsa Amon dan Moab) yang dihukum karena kesalahan yang dilakukan Lot dan putrinya – sebagaimana anda kutipkan.
Qur’an menuliskan ulang sifat Allah yang pendendam (membalas kesalahan seseorang [Adam, Lot] pada keturunannya) menjadi Allah yang membatasi hukuman hanya pada sang pelaku.
@Judiantho…maaf sudah keluar thopik
DOSA WARISAN-BERBEDA DENGAN DOSA PERBUATAN
Mengenai masalah “dosa warisan” umumnya orang non kristen , menganggapnya sebagai hal yang tidak masuk akal. Mana bisa kakek dan neneknya yang berdosa, cucu dan seluruh keturunannya terkena dosanya dan terus memikul hukuman dari dosa tersebut.
Untuk membahas masalah dosa warisan, kita harus terlebih dahulu membedakannya dengan dosa perbuatan.
Adapun dosa perbuatan adalah dosa yang diperbuat oleh masing-masing pribadi, seperti dosa membunuh, mencuri, berzinah, dan lain sebagainya. Dosa perbuatan ini menjadi tanggung jawab masing-masing pribadi. Dosa perbuatan seorang anak tidak akan ditanggung oleh orang tuanya. Dosa orang tuanya, tidak ditanggung oleh anaknya ataupun oleh cucunya.
Hal tersebut dapat kita baca dalam Yehezkiel 18:20 : Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya.
Adapun mengenai masalah dosa warisan dapat diuraikan sebagai berikut :
Islam dan Kristen tentu sependapat bahwa Adam dan Hawa telah melakukan perbuatan dosa, melanggar larangan Allah mendekati dan memakan buah pohon yang terlarang itu. Cerita tersebut dapat kita baca dalam Quran s. Al Baqarah 2:35-38; Quran s. Al a’raf 7:11-22; Alkitab (Bible) Kejadian 2:15-17.
Untuk jelasnya, kita tuliskan ayat-ayat terpenting saja:
Qs. Al Baqarah 2:35,36:
35. Dan Kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.
36. Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan”.
Qs. Al A’raf 7:22-25
22. Maka syaitan membujuk keduanya (untuk makan memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah baginya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupi dengan daun-daun surga. Kemudian Rabb mereka menyeru mereka: “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua”
23. Keduanya berkata: “Ya Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi”.
24. Allah berfirman: “Turunlah kamu sekalian, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan”.
25. Allah berfirman: “Di bumi itu kamu hidup dan di di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan.
http://transliteration.org/quran/WebSit … Fram2E.htm
*Alkitab (Bible) Kejadian 2:15-17:
2:15 TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.
2:16 Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
2:17 tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.”
*Alkitab (Bible) Kejadian 3:23-24:
3:23 Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil.
3:24 Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.
*Alkitab (Bible) Kejadian 3:16:
3:16 Firman-Nya kepada perempuan itu: “Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu.”
Kesimpulan dari Ayat-ayat diatas:
1. Adam dan Hawa telah melakukan perbuatan dosa/ pelanggaran di surga atau Taman Eden- Firdaus.
2. Karena dosanya, keduanya (Adam dan Hawa) dikeluarkan dari surga atau Taman Eden tersebut.
3. Sebagai akibat dari dosa ini, maka selama Adam dan keturunannya berada di dunia fana ini, akan mengalami:
a) Datangnya maut (dosa kematian rohani) dan hilangnya kehidupan kekal di alam surgawi (sebab seketika Adam dan Hawa memakan buah larangan tersebut, mereka telah dinyatakan mati, yaitu kematian rohani, jatuh ke dalam dosa). Baca Kejadian 2:17 pada kalimat terakhir.
b) Sebagai pengganti dari kehidupan kekal surgawi yang hilang itu, Adam dan Hawa serta keturunannya diganti dengan kehidupan fana di bumi dan kematian fisik (maut), dan kebangkitannya kemudian (baca Q.7:25).
c) Akan timbul permusuhan diantara para keturunan Adam, satu dengan yang lain (sebagaimana diterangkan oleh Q. s. Al A’raf 7:24; s. Al Baqarah 2:36; Alkitab Kejadian 4:8-11)
d) Selama di bumi akan didatangkan juga tandingan-tandingan hidup bagi keturunan Adam berupa godaan setan, sehingga kehidupan kita selalu dalam godaan (Q. 7:27; Kejadian 3:15)
e) Bagi perempuan akan mengalami kesusahan-kesusahan di waktu mengandung dan bersalin, takluk di bawah kewibawaan suami (Kejadian 3:16)
Sebagai akibat dari dosa Adam di surga/ taman eden tersebut, dikenal dengan sebutan Dosa Maut, yaitu hilangnya kehidupan kekal di alam surgawi itu. Maka ganjaran yang Allah berikan kepada keturunan Adam hingga sekarang yang dapat kita rasakan, adalah apa yang telah diuraikan di atas, bagian a, b, c, d, dan e.
Dosa warisan yang berupa maut (kematian rohani) dan terputusnya hubungan persekutuan dengan Allah, yaitu hilangnya hak hidup kekal surgawi. Supaya manusia kembali mendapatkan hak hidup kekal surgawi, Jesus Kristus datang ke dunia sebagai Juruselamat. Sedang akibat-akibat yang lain seperti kematian fisik, kehidupan yang fana, permusuhan dengan sesama, penderitaan di waktu mengandung dan melahirkan bagi perempuan, godaan-godaan setan, sebagai dosa warisan itu tetap berlaku di alam fana ini sampai pada akhir zaman.
@Paradise OK: itulah guna adanya agama yang beragam.
Kalau yakin butuh Juru Selamat agar selamat di akhirat, ya pilih Kristen saja. Kalau gak butuh Juru Selamat, bisa pilih Islam atau yang lainnya. Kalau gak butuh surga neraka untuk baik, ya gak pilih agama juga boleh.
🙂
Kita harus tetap menghormati kitab-kitab yang diturunkan kepada para nabi.
@Slbnsolo: hormat? setuju! caranya?
71. Luth berkata: “Inilah puteri-puteriku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal)”.
ada yg salah dgn ini..??? tidak ada, toh Luth mengizinkan putra-putrinya untuk dinikahi (secara islami tentunya) jika ingin berbuat secara halal…
bukan “menyerahkan” anaknya begitu saja… 🙂
@Fachri: komentar anda mirip dengan dua komentar sebelumnya. Silakan telusuri komentar lainnya lebih dahulu.
Wow Rame banget yah. BTW untuk kisah Luth (Lot) diatas saya rasa pesannya jelas banget, “mau menanam, menanamlah ditempat yang seharusnya”.
Untuk kisah ‘incest’ dalam bible, saya kira pada kondisi darurat tertentu incest bisa jadi ‘diperbolehkan oleh Tuhan’, sebagaimana dalam kisan anak2 Nabi Adam. Banyak yang ribut, katanya melanggar moral, Moral yang dilanggar yang mana yah?? ada yang bisa jelaskan….?
@Al-Madjid ZT: kalau kita dengan teliti membaca keseluruhan kisah Luth, sebenarnya umat Luth yang homo hanya dikisahkan sekilas, hanya tempelan. Yang mendapat porsi lebih panjang dalam penceritaan tersebut adalah upaya Luth untuk melindungi tamunya (yang malaikat) dari gangguan umat Luth yang kebetulan Homo.
Pesan yang jelas banget: “lindungilah tamumu, walau itu harus mengorbankan anakmu”
Mengenai moral yang dilanggar? paling tidak ada beberapa hal berikut:
Kalau standar moral anda memang mengijinkan mengorbankan anak demi seorang tamu dan mengijinkan incest dengan anak sendiri, ya kisah Luth tentu anda anggap wajar. Tidak ada moral yang dilanggar.
Klo yang saya pahami dari kisah ini adalah pesan yang sangat kuat untuk “menempatkan sesuatu pada tempatnya, tangan untuk bermegang, kaki untuk berjalan dsb”. Dari dialog itu juga tersirat bahwa anak Nabi Luth AS tidak (akan) merasa dikorbankan. Malah anak Nabi Luth “mengeluh” lantaran sudah tidak ada Laki2 yang anak menikahi mereka, sehingga mereka terancam untuk tidak punya keturunan.
Moralitas yang kita kenal sekarang juga ‘bibitnya’ berasal dari agama juga. Emang, Sejak kapan manusia berkumpul membuat kesepakatan untuk menyatakan bahwa “pernikahan sedarah” adalah merupakan penyimpangan moral??
Agama Islam dengan lantang (tanpa takut disoroti sebagai “merasa benar sendiri”) menyatakan bahwa perkawinan orang tua dan anaknya adalah HARAM,
@Al-Madjid ZT: mungkin saya tidak teliti, tapi boleh saya tahu, di ayat mana yang bunyinya bisa kita simpulkan: “menempatkan sesuatu pada tempatnya, tangan untuk bermegang, kaki untuk berjalan dsb”?
Untuk moral, kalau anda baca buku antropologi tentang suku-suku primitif di pulau-pulau samudra pacific yang terpencil, maka beberapa diantaranya mengembangkan kebudayaan dan ritual yang tak mengenal Tuhan, Dewa, dan akhirat sama sekali, apakah mereka tak bermoral? tidak sama sekali. Mereka punya aturan, moral yang mereka sepakati bersama tanpa satupun rujukan kepada Tuhan.
Sebenarnya tanpa agama apapun, semua orang tahu kalau menyakiti orang lain itu tak baik. Itu moral.
Sayangnya agama yang datang belakangan membajak moral tersebut dengan mengklaim bahwa tanpa agama orang tak bermoral, bahwa agamalah satu-satunya sumber moral.
Beragama meninggikan moral? lihat saja departemen terkorup di Indonesia adalah departemen agama, lihat saja para maling yang memimpin partai agama..
Bahkan kalau anda mau melihat data demografi dan kriminalitas dunia mutakhir, negara-negara skandinavia yang merupakan pusat atheisme mempunyai tingkat yang sangat rendah untuk angka korupsi dan kriminalitas – sedangkan negara-negara yang gandrung agama berlomba menempati rangking tinggi korupsi dan kriminalitas.
@Al Madjid ZT : Halo pak.. 🙂
Sejak saya mengenal kata incest (sekitar kls 2 SMP), sy sdh mulai ragu tentang kebenaran kisah2 fantastis perkawinan antar saudara kandung anak2 Nabi Adam spt yg diceritakan guru agama waktu itu (waktu itu sy blm tau kisah incest Lot).
Sekarang setelah saya makin dewasa dengan semua proses pendewasaan akal, logika dan hati nurani, saya tidak ragu lagi, saya yakin bahwa itu adalah hoax/legenda belaka. Di Indonesia saja bpk akan menemukan ratusan cerita rakyat tentang asal muasal manusia, yg tidak kalah dahsyat dan mencengangkan, malahan dengan standar moral yg lebih tinggi dgn tidak memasukkan incest sbg salah satu unsurnya.
Bpk boleh cek di literatur mana saja tentang dalil2 nama2 anak adam, proses perkawinan2 mereka dan berbagai lanjutan sejarahnya sampai terbentuknya bangsa2 di dunia ini. Tdk satupun/sedikit sekali cerita2 itu ada di Quran, atau hadis. Berarti itu hanya cerita rakyat, dari mulut ke mulut sebagaimana halnya legenda2 Sangkuriang, Tuhan Parlobei dll.
Dan akhirnya, pertanyaan Bpk yg paling sulit saya cerna dan cari jawabannya adalah : apa yg salah dengan incest? 🙁
Pie to bro bro, begini loh bro…kita mulai dulu dengan Alhamdulillah.
Simple saja yang akan saya utarakan, Begini,…ehm Assalamu’alaikum
1. Kitab perjanjian Lama (taurat) itu tidak semua murni lagi dari Allah, Allah sudah memperingatkan kita di Al Quran jangan lah kita seperti ahli-ahli kitab yang sudah diberikan kitab kepada mereka namun mereka rubah-rubah sekehandak hatinya. Dari pengumpulannya saja tidak dijelaskan bagaimana itu kitab bisa tersusun menjadi kitab, seperti perjanjian baru yang penuh kontroversial dimana vatican memanipulasi semua isinya sekaligus membakar kitab2 yang dianggap tidak sejalan dengan Vatican yang menganggap Nabi Isa A.s sebagai anak Allah. Kecuali Alquran ya, kalau Al Quran sudah jelas dibawa sendiri Malaikat Jibril (yang memiliki kekuatan dan keududukan tinggi diantara para Malaikat Allah) kepada Nabi Besar Muhammad Saw, dan setiap wahyu turun Zaid bin Tsabit r.a serta Ali bin Abi Thalib r.a menuliskan dan menghafalkan nya begitu juga sahabat2 Rosulullah Saw ikut menghafalkan nya, dan pada setiap bulan ramadhan Malaikat Jibril datang langsung untuk menguji hafalan Rosulullah Saw, dari ayat pertama yang diturunkan sampai yang terahir. Lalu pada masa Abubakar r.a dan Umar r.a dibukukanlah Al-Quran jadi jelas dan Allah pun menjamin menjaga keaslian Alquran itu sendiri itulah kenapa Al Quran bisa digunakan sepanjang masa pada masyarakat Ahir zaman sekarang ini sampai nanti kiamat. Ok back to topic.
2. Malaikat datang kepada Nabi Luth A.s dan bertamu kerumah nya, kalau kita bahas dari logika sederhana saja kan otomatis kita bisa mensimpulkan bahwa Luth A.s melihat langsung Malaikat Allah, dan putrinya yang ada dirumah nya tentu melihat Malaikat Allah juga dalam bentuk manusia, dan Malaikat itu menginformasikan kepada Luth A.s dan keluarganya termasuk putrinya akan azab Allah SWT, jadi yang saya mau katakan/tuliskan adalah mereka (kedua putri Luth A.s) tau banget bahwa Allah itu ada karena malaikat Allah langsung hadir dirumah mereka , ngobrol-ngobrol pula walau sebentar. Jadi masuk logika enda kalau orang yang sudah melihat tanda-tanda keberadaan Allah bahwa Allah itu ada bahkan Malaikat Allah datang langsung ke rumah kita dan nampak jelas oleh kita, kita masih mau berbuat maksiat? Coba sekarang kalau ada Malaikat Malaikat Allah menampakkan diri didepan mata bro bro sekalian, bro bro sekalian masih ga mau beriman dan berbuat maksiat jelas ga mungkin kan, yang ada bro bro cuma menangis terus dan cuma sedikit tertawa (seperti yang Rosulullah sabdakan) mengetahui bahwa kita hanya memang benar benar hidup didunia sangat sementara saja, bahwa Allah sudah menunggu kita. Jadi dari logika ini apa yang di ceritakan dalam Perjanjian Lama tersebut yang tidak diceritakan dalam Al-Quran adalah 99% hasil kreasi dari ahli-ahli kitab yang disesatkan oleh Saiton. Ingat Al Quran adalah PENYEMPURNA kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya jadi tidak mungkin informasi dalam AlQuran malah tidak lengkap (detail) dibanding informasi kitab-kitab sebelumnya.
3. Soal Incest putra-putri Adam A.s, itu bukan Incest ya. Nabi Adam A.s diciptakan langsung dari sari pati tanah surga terbaik dan Hawa dari tulang rusuk Adam A.s itu sendiri jadi sewaktu melahirkan putra-putri mereka sifat gen dan kromosom nya itu berbeda sekali dengan manusia saat ini yang dimana gen dan kromosom nya sama dengan ayah dan atau Ibu kandungnya dan pada saat itu pun bukan Adam A.s sendiri yang mengatur pernikahan putra-putrinya namun atas petunjuk Allah SWT, namun kita tahu bahwa Iblis merusak semuanya sehingga terbunuhnya Habil, nah gen dan kromosom manusia sekarang kalau bertemu dengan gen dan kromosom saudaranya sendiri itu artinya gen dan kromosom sejenis/sama akan bertemu dan tidak akan membentuk gen dan kromosom dari jenis yang baru, sehingga gen dan kromosom yang terbentuk sama jenisnya dengan indukannya dan bersifat lemah, akibat dari sifat lemah ini berpengaruh pada kondisi fisik bayi yang dilahirkan, yaitu bayi akan lemah serta cacat dan sebagainya. Untuk itulah surat An-Nisa diturunkan kepada Rosulullah SAW untuk memperbaiki pernikahan-pernikahan suram pada masa Jahilliah, ketika wahyu sudah turunkan apa yang sudah terjadi dimasa lalu ketika wahyu belum diturunkan Allah memaafkan jika orang itu bertaubat dan beriman.
4. Arti dari bahasa Ibrani itu sudah sekali diterjemahkan bahkan oleh sahabat-sahabat Rosulullah sendiri. Di Perjanjian Lama itu disebutkan Luth A.s berkata “saya serahkan kepada kalian mereka (kedua putrinya)” ingat setiap kata bisa mendapat arti yang sangat bermacam-macam contoh saja satu kata Inggris di Indonesiakan bisa memiliki 10 arti, jadi kata-kata saya serahkan belum tentu arti sebenarnya jadi jangan langsung menjadi patokan dasar gunakan logika sehingga arti tersebut bisa diterima akal dan hati, masuk logika enda seorang Nabi berkelakukan seperti itu enda mungkin kan, jadi yang salah kelakuan Nabi nya atau salah terjemahan maksud arti katanya, Ingat Imam Syafii saja dalam menterjemahkan 1 kata dalam Al-Quran jika dia ragu, Beliau rela mengembara berbulan-bulan demi menemukan arti 1 kata dalam Al-Quran kepada sang ahli bahasa. Jadi bandingkan saja arti dari perjanjian Lama dengan arti dari Alquran, lebih masuk akal dan hati apa yang sudah diterjemahkan oleh berbagai ahli bahasa arah untuk kita dalam Al-Quran ketimbang terjemahan bahasa Ibrani yang belum tentu kebenaran terjemahan nya, Kita baca di Al-Quran Nabi Luth A.s adalah tauladan yang baik, tetapi apa yang kita baca dari Perjanjian Lama Nabi Luth A.s terlihat seperti Orang bodoh dan Lemah bukan seperti Nabi.
Jadi kesimpulannya adalah jika membaca kitab-kitab dahulu taurat/Perjanjian Lama, Baru scroll2 kuno macam barnabas dan death sea scroll jangan mudah terpatok pada arti yang sudah ada karena belum tentu pengetahuan orang yang menerjemahkan itu sesuai dengan arti bahasa sesungguhnya kecuali Al-Quran semua terjemahan sama, cuma ada 1 yang salah dalam terjemahan Al-Quran versi Inggris kenapa Dia “Allah menggunakan kata Him” yang menandakan Allah itu laki-laki, itu jelas salah besar, Allah bukanlah laki-laki maupun perempuan apalagi diantara keduanya , Allah berbeda dengan mahluk ciptaan Nya tidak ada yang menyerupai Nya, seharus nya kata Him dalam versi Ingris tetaplah menggunakan kata Allah dan ingat selain Al-Quran kitab2 dahulu sudah dirubah2 oleh ahli-ahli kitab.
Sekian Wassalamu’alaikum.
@Agung Kusuma Wardana: terima kasih untuk ikut menyumbangkan komentar, pendapat saya tentang komentar anda:
Ini pendapat dari hasil penelitian atau cuma klaim saja?
Untuk adilnya, baiknya kita pelajari apa hasil penelitian ahli sejarah dan budaya tentang kitab-kitab tersebut.
Nabi Muhammad lahir jauh setelah agama Yahudi dan Kristen selesai dengan standarisasi kitab suci mereka. Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru sudah seperti demikian disaat jaman Nabi Muhammad. Apa kata Islam? salah satu rukun iman mengajarkan percaya kepada kitab nabi terdahulu dan Qur’an mengatakan:
Bagaimana mungkin Qur’an mengatakan percayalah kepada kitab Taurat (Perjanjian Lama) dan Injil (Perjanjian Baru) disaat yang sama menuduh kitab Taurat itu palsu?
Al-Qur’an sendiri juga melalui proses standarisasi, dan salah satu tahap yang terjadi adalah ketika Usman menetapkan standar Qur’an (Mushaf Usmani) dan membakar semua versi Al-Qur’an yang berbeda. Baca di https://www.nontondunia.net/2011/06/18/beragamnya-al-quran-dalam-sejarah/
Bagi saya sebenarnya itu saat terbaik untuk menguji ke maha pelindungnya Tuhan, jika di dunia saja malaikat (aparat sakti mandraguna yang mengemban tugas dari Tuhan dan mustahil tuhan tidak melihatnya) tidak bisa diandalkan, apa jaminannya Tuhan sendiri bisa diandalkan di akhirat (bila ada)?
Gen dan Kromosom itu hasil penelitian susah payah para saintis abad 21, tolong tunjukkan ayat mana yang membuat anda punya pendapat demikian?
Apa pentingnya sahabat Rosul untuk menerjemahkan Perjanjian Lama? Kitab Perjanjian Lama milik bangsa Israel, dan kita sudah bisa mendapatkannya dalam semua versi bahasa dunia. Luth sebagai kepala keluarga yang tak bertanggung jawab tersebut bisa kita baca tidak hanya di Perjanjian Lama, melainkan juga di Qur’an.
Kalau saya membaca dari semua komentar2 yang di tulis, nampaknya lagi dari bangun tidur mas. Dikira kita hidiup di dunia mimpi walah salah.
@Tejo: bangun tidur? he.. he.. dan mau tidur lagi
Koyo mbah surip, bangun tidur, tidur lagi deh. Ini sudah zaman modern, segala sesuatu bisa diteliti, masak percaya mentah2 cerita semacam itu. kita diberi otak oleh allah swt untuk apa teman2 , untuk berpikir, diberi perasaan untuk merasakan dll. Oke dia nabi, tapi kan lucu kalau memberikan tauladan semacam itu kepada penerusnya. Maksudnya baek, biar kelihatan wah gitu! di hadapan allah swt, bahwa lut bersedia berkorban demi malaikat utusannya biar masuk surga! dan di tiru pengikitnya, gitu yach. Walah walah ada yang sanggub memberikan anak perawan atau istrinya yang dicintai kepada penjahat untuk dikawini hanya gara2 tamu. hayoo siapa yang sanggub (hanya orang gendeng yang sanggup melakukan hal tersebut). Kembali lagi pasti ada yang mengendus dia kan nabi bukan manusia seperti kita. Dia utusan allah swt Nah kalau gak seperti kita manusia pada umumnya ya jangan ditiru atau diyakini bahwa itu adalah perbuatan baek. Begitu saja kotbah singkat saya, mohon dima’af kan bila ada kata2 yang tidak berkenan di hati pembaca. Wass….
mas bilang kisah nabi lut ini pernah dikatakan dalam kitab suci islam ,kristien ,dan yahudi.maaf mas saya islam,kalau di kitab suci agama saya tak pernah ada tulisan yang mas buat di bloger ini…di kitab agama saya ini hanya tulisan arab aja dechh…saya jadi ragu sama yang mas tuliskan disini.
@Rangga: yang saya tulis itu ada dalam Alkitab dan Al Qur’an kok.
Kalau anda ragu dengan saya karena menyampaikannya dalam bahasa Indonesia, tentunya anda patut ragu pula dengan semua khotbah agama di masjid, televisi, guru agama sekolah, MUI atau partai Islam – mereka kan juga menyampaikannya dalam bahasa Indonesia. 🙂
HEHE….gitu aja kok repot,tinggal ganti aja.bikin kitab baru wong yang lebih lucu juga ada.Yang satu mengatakan ruh tuhan melayang layang diatas air.Ini TUHAN apa ikan teri.Yang satu mengatakan Arsy Allah diatas air,ini TUHAN apa tukang mancing.Asyik bisa jadi lelucon di jaman modern.Ini penghinaan terhadap tuhan ini.Ya terpaksa saya harus akrobat logika untuk menjelaskannya jika ditanya murid saya.Bohong lagi-bohong lagi.Kapan bisa jadi orang jujur.Wkwkwkwk capek dehhhh
Jika Arasy Tuhan bukan diatas air, terus diatas apa?
Bisa jelaskan gak? Hahahaha…
Manusia sok pintar, tahunya cuman menilai dan menilai..
Padahal dirinya tidak pernah berbuat apa2 untuk orang lain, apa lagi untuk dunia..
Apa sumbangan anda untuk dunia ini selain jadi pengamat?
@Judhianto.. Anda ini hebat sekali.. pantas jadi jadi pemimpin…
Jika anda jadi pemimpin suatu kaum, misalnya, anda pasti tidak berusaha menyalamatkan kaum yang dipimpinnya, anda pasti memilih keselamatan keluarga sendiri.. Iniah manusia modern yang penuh ketolalan?
Lihat Nabi Luth… saat beliau tahu kaumnya akan dihancurkan oleh Malaikat, apakah beliau tidak berusaha menyelamatkan mereka? Tidak!!.. Beliau berusaha menyelamatkan mereka, bukan seperti si bahlul ini….
Apakah sikap mulia beliau tidak sesuai dengan kaidah manusia modern? Hahahahha…
Ya apa sih ms.. kala tolol, ya tidur aja lah… daripada jadi pengamat kesiangan…
Mosok usaha mulia Nabi Luth untuk menyelamatkan kaumnya tidak terbayang di otak tolol anda? Hahahah….
Kasian pengamat kesiang ini…
@Jodhianto, apa sikap anda jika kejadian yang sama seperti kisah nabi Luth menimpa anda, apakah hanya berusaha menyelamatkan keluarga sendiri?
Inikah yang anda maksud dengan sikap orang modern, hanya tahunya keluarga dan keluarga?
Ternyata manusia modern model anda sama dengan kaum luth.. sama-sama mementingkan diri sendiri… Ini benar-benar sikap terhormat yang patut kita kagumi..
Coba lihat sikap Nabi Luth saat beliau tahu kaumnya akan dihancurkan….. Beliau rela kehilangan putrinya asal kaumnya tidak dihancurkan… Beliau berkata kepada merekqa ” bertaqwalah kepada Allah…..!!!” Ini usaha beliau untuk menyelamatkan mereka…
Bagaimana jika itu terjadi kepada anda, apakah anda aka mengatakan ” mampuslah kalian bangsat!!!…. ? Asal putri anda selamat, anda pasti lebih senang, bukan? Hahhahaha… dasar tolol!!!
@Syamsul Arifin: terima kasih untuk hamburan kata-kata “sok pintar” dan “tolol”-nya.
Sepertinya anda menganggap bahwa dengan mengatakan orang lain tolol, maka kecerdasan anda bertambah ..
🙂
Silakan baca kembali tulisan saya, baca komentar-komentar sebelumnya (tentunya dengan kepala tenang), baru kembali berkomentar – tentunya tanpa kosa kata “sok pintar” dan “tolol”-nya.
@judhianto : wow.. kenapa saat ada yang menilai anda dengan cara bebas berfikir kok anda yang tidak bisa menerima.. Bukankah saya bebas menilai anda semau saya sebagaimana anda bebas menilai Alqur’an? Memangnya anda lebih suci dari Alqur’an? 🙂
Kenapa cara berfikir Anda ini kok tanggung, sobat?
Inikah yang anda katakan manusia modern itu? Hehehe…
Sekali anda bebas befikir, maka orang lainpun bebas menilai anda…
Ini namanya modern… Kalau cuman anda saja yang bebas menilai sementara anda keberatan dengan penilaian orang lain terhadap anda, ini namanya TOLOL..
Bandingkan dengan sikap Nabi Luth di ayat itu saat kaumnya minta tamunya untuk memuaskan nafsu bejat mereka, apakah beliau marah? Tidak!!!
Beliau justru berusaha untuk menyelamatkan mereka….
Beda dengan Anda yang katanya manusia modern ini.. Cuman dibilang TOLOL saja sudah tersinggung.. Heheheh…
Anda sebetulnya tidak baik baca kisah nabi Luth itu.. Karena status anda bukan pemimpin.. Anda cuman jadi kepala rumah tangga saja.. Jadi anda tidak ngerti rasa tanggung jawab seorang pemimpin itu seperti apa…
Makanya yang ada di otak anda cuman keluarga saja… ya kan mas?
Wassalam
@Syamsul Arifin: terima kasih kali ini anda sudah memperbaiki cara berkomunikasi anda.
Mohon dibedakan antara bebas berpikir dengan berkata-kata kasar …
Sebagai pemilik blog ini, saya akan menghentikan pembicaraan yang menggunakan ungkapan kasar atau menghina lawan bicara. Itu tidak produktif dan hanya akan memancing sikap kasar balik; akhirnya ajang diskusi yang seharusnya membuka wawasan akan berakhir dengan caci maki.
Silakan mengkritik sekeras apapun lawan diskusi anda dengan fakta-fakta atau pemikiran, saya tidak akan mem-blok komentar tersebut.
Untuk kisah Luth ada beberapa poin penting yang bisa diambil dari pendapat anda:
Ada potensi konflik antara gerombolan bejat (umatnya) atau Malaikat (tamunya). Luth memilih mencegah konflik keduanya dengan mengorbankan anaknya ke gerombolan bejat agar tidak mengganggu malaikat. Luth rela kehilangan putrinya asal kaumnya tidak dihancurkan.
Ada masalah dengan pendapat anda sbb:
1. Malaikat jelas-jelas mahluk sakti, mengemban tugas dari Allah yang maha melihat. Allah pasti memantau peristiwa ini. Jadi tidak ada kekhawatiran apapun untuk nasib malaikat.
2. Jika Allah tak menghendaki konflik antara malaikat dan umatnya, tentu Allah menarik malaikat tersebut. Kan Allah maha tahu dan maha kuasa.
3. Jika Luth membela umatnya, betapa buruknya dia sebagai nabi. Bagaimana mungkin gerombolan yang jelas-jelas mau berbuat jahat kok dibela. Dia pengajar kebaikan atau pembela kejahatan?
4. Allah sendiri tidak berbuat apa-apa, apakah Luth tidak percaya pada maha bijaksana dan berkuasanya Allah? kafir sekali Luth…
5. Untuk membela gerombolan jahat tersebut, Luth mengorbankan anaknya yang tak terlibat dalam urusan ini. Mengorbankan orang lain saja sudah jahat, apalagi mengorbankan anak sendiri. Betapa kejam dan jahatnya Luth!
@Judhianto.. Ternyata anda benar-benar peka, seperti layaknya seorang wanita yang sangat berperasaan.. Anda mendahulukan perasaan kewanitaan anda daripada nalar sehat anda…
Anda benar-benar terbelenggu dengan perasaan kewanitaan anda itu, sehingga cara melihat sosok Luth anda melihatnya sebagai orang tua yang tidak punya hati dan kejam…
Dikisah itu, Luth menawarkan putrinya kepada kaumnya untuk dinikahi dengan cara baik-baik asal mereka bisa berhenti dari kejahatan mereka..
Jelas pesan moral ini anda tidak bisa melihatnya, karena perasaan kewanitaan anda sudah membodohi anda..
Anda perlu tahu, bahwa posisi Nabi Luth saat itu bukan seperti posisi anda saat ini.. Beliau adalah seorang pemimpin dari suatu kaum yang bejat, bukan kepala rumah tangga yang selalu memikirkan nasib anak-anaknya seperti anda..
Anda hanyalah seorang kepala rumah tangga yang tidak mau tahu apakah tetangga anda ada yang jahat atau tidak.. Yang penting menurut anda bisa tidur nyenyak dengan anak2 anda.. Hanya ini saja yang ada di perasaan kewanitaan anda…
Ini jelas bukan sikap dari seorang pemimpin sekelas RT sekalipun..
Seandainya Nabi Luth punya pikiran seperti anda saat itu, Beliau pasti mengusir tamunya itu yang dianggap bawa sial untuk keluarganya..
Saya yakin 100% anda pasti mengusir tamu anda yang bermasalah itu daripada anda menikahkan putri anda dengan orang yang tidak menguntungkan secara materi…
Kisah Nabi Luth ini belum seberapa kalau dibandingkan dengan kisah Nabi Ibrahim yang diperintahkan Tuhan untuk mengorbankan putranya..
Anda pasti lebih kepanasan lagi kalau baca kisah itu.. Maklum seorang wanita… perasaannya yang selalu didahulukan… Heheheh…
Wassalam
@Syamsul Arifin: sepertinya anda tidak terbiasa berdiskusi dengan tetap fokus pada topik pembicaraan, sehingga melebar kemana-mana. Anda mengulang pernyataan yang sama dari komentator-2 sebelumnya.
1. Untuk pendapat anda bahwa Luth meminta anaknya dinikahi baik-baik, silakan baca Qur’an anda. Saya akan mengartikan kata-perkata apa yang dikatakan Luth kepada kaumnya:
Al-Hijr: 71
قَالَ – Berkata (Luth)
هَٰؤُلَاءِ بَنَاتِي – ini putri saya
إِن كُنتُمْ فَاعِلِينَ – bila kalian mau
terjemahan depag: Luth berkata: “Inilah puteri-puteriku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal)”.
–> ya ampuun… darimana asalnya kata-kata: (kawinlah dengan mereka) dan (secara yang halal)
Yang anda ulang-ulang adalah terjemahan ngawur depag untuk menghaluskan perkataan Luth. Kata kawin dengan halal sama sekali tidak ada! Luth adalah tokoh tak berperasaan yang menyorongkan putrinya demi menjilat pantat malaikat (dan Tuhannya).
2. Bagi saya, anak atau keluarga saya adalah tanggung jawab saya. Jika Allah menginginkan saya mengorbankan keluarga saya, jelas akan saya tolak permintaan yang gila itu. Itu bukan sikap emosional, melainkan sangat rasional, karena saya wajib melaksanakan tanggung jawab saya melindungi keluarga saya. Tuhan maha perkasa, tentunya menyedihkan sekali jika Tuhan minta saya lebih menolong Allah (atau malaikat aparatnya) daripada menolong keluarga saya.
3. Jika anda menganggap Luth atau Ibrahim yang mengorbankan anaknya adalah contoh ketundukan mutlak pada Tuhan, saya menganggap itu adalah contoh terburuk pengabdian yang dituntut agama. Saya tidak akan pernah mau meniru dua orang tersebut.
Anda memilih menyembelih anak jika diperintah Allah? astaga betapa emosionalnya anda hingga membabi-buta menuruti Tuhan yang tiran?
Astaga.. anda tipe orang yang tak mau tahu dengan hakikat kemanusiaan anda, hingga mau berbuat keji atas perintah Tuhan (agama) … yang penting menurut anda bisa tidur nyenyak dengan Tuhan anda yang mengiming-imingi surga…
Salam kenal.
Saya terkesan dgn pikiran anda yg luas mas.
Mohon bantu jelaskan lagi kalimat yg ini. fokus cerita yg ke 2
Untungnya kisah ini hanya ada diperjanjian lama dalam al quran kisah ini tidak dicantumkan. Beruntung umat islam karena tdk perlu kerepotan untuk menjelaskan.
Apakah pantas mereka disebut keluarga yg suci.hingga kisahnya di abadikan dikitab suci yg menjadi panutan umat islam.kristen dan yahudi.(Kisah ini hanya ada diperjanjian lama)
Dalam al quran kisah ini tidak dicantumkan.?
Tidak ada cerita tentang ini
Atau Ada cerita ini tapi tidak dicantumkan
@Fathul: dalam Qur’an memang hanya ada bagian pertama kisah Luth, bagian Luth mabuk dan menghamili anaknya tidak ada dalam Qur’an.
Apakah cerita itu ada tapi tidak dicantumkan?
Qur’an sepertinya hanya memuat kisah (atau bagian kisah) yang bisa digunakan untuk menyampaikan pesannya saja, mengenai kisah nyatanya bagaimana – itu tidak penting.
Pagi mas,
Maaf br bisa baca lagi, untuk kisah nyatanya bagaimana itu tidak penting tapi saya salut anda mau luangkan waktu untuk menulis dan banyak yg komen
Kalau tdk slh cerita ini masa orang suka sesama jenis.
Mas kata di surat gen 19:8 memang menyerahkan.
Untuk surat alhijr ayat
Kalau saya baca2 cerita nabi. Semua sebuah contoh filosofi hidup yg baik. Yang ditokohkan oleh para manusia yang disebut nabi. Di semua wilayah yg memiliki beradabam pasti punya hal tersebut termasuk Indonesia. Tinggal tokoh2 tadi disampaikan mengikuti perkembangan zaman atau tidak. Kalau kaca mata saya kalau cerita2 nabi staknan berhenti di tempat dan membosankan para agamawan takut melakukan perombakan sesuai dengan peradaban karena takut akan Allah SWT (terbelenggu dengan kisah usang abad 15). Kalau cerita Batman, Superman dari dunia barat cerita2 itu up to date tidak membosankan. Semua menyampaikan kebaikan dan visi kemanusiaan agar dicontoh para manusia dan tidak dijadikan dogma agama begitu saja. Nah sekarang hak Anda masig2 untuk menilainya. Sing penting jangan saling menghina dan menjelekkan dalam sebuah diskusi ini. Mari toleransi menghargai pendapat orang lain tidak harus memaksakan diri kepada yg lain atas apa yg diyakini. Nanti Nadal koyo timur tengah gelut bae gara2 mimpin dengan sebuah keyakinan.
@Wisya: setuju..
Agama memang alat untuk membuat manusia bisa menjadi lebih baik. Unggulnya agama bukan dilihat dari spektakulernya kisah-kisah atau ajarannya, melainkan seberapa efektifnya ia menjadikannya penganutnya sebagai orang yang baik dan unggul.
@Judhianto dikatakan dalam Al-Qur’an Inilah puteri-puteriku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal). sudah diterangkan dengan jelas, KAWINLAH, SECARA HALAL, bukan berarti diminta untuk menyetubuhi mereka secara brutal, melainkan untuk menikah dan berhubungan secara HALAL, Terimakasih juga sudah diusahakan untuk menunjukkan kebenaran dari kitab Alloh yang paling benar, sesungguhnya tiada yang lebih indah dari kitab Al-Qur’an, dan Alloh pun akan tetap menjaga kesucian dari Al-Qur’an sampai hari kiamat. sekali lagi saya ucapkan beribu ucapan terimakasih.
@Kusuma: silakan baca komentar-komentar sebelumnya. Anda mengulang komentar yang sudah dibahas sebelumnya.
Untuk kusuma: emang apa bedanya? Emang kamu mau anak perempuanmu kamu jodohkan/nikahkan dengan seherombolan HOMO HAUS SEX. Kalau saya akan saya carikan jodoh terbaik untuk anak saya, bukannya malah menyerahkan mereka ke para maniak yang sudah jelas-jelas rusak. Itu sama saja dengan menyerahkan anak sendiri ke segerombolan srigala! Dan dinikahkan seperti apa yang anda maksud? Dinikahkan secara Islam? Apakah anda pikir segerombolan homo adalah pemeluk Islam? Luth bukan menawarkan anaknya kesegerombolan homo, lebih tepatnya dia menjual anaknya sendiri ke segerombolan homo kafir. Seperti yang cak lontong bilang : ” MIKIR”!
Memang sudah jadi kebiasaan bangsa kita, suka jadi pengamat… Padahal mereka tidak tahu apa2..
Makanya gak heran tukang becakpun ikut-ikutan jadi pengamat.. 🙂
@Syamsul Arifin: kenapa anda takut sekali dengan pendapat yang berbeda?
Kita hidup di era demokrasi, dimana kebebasan berpendapat harus dijamin. Orang hanya boleh ditindak ketika ia melanggar hukum.
Kalau anda punya pendapat yang lebih baik, tentunya anda tidak akan takut dengan pendapat yang buruk karena anda yakin bahwa orang akan lebih memilih pendapat anda daripada pendapat yang buruk.
Silakan saja tukang becak bicara dan menganalisa masalah politik atau agama, itu hak mereka.
Kalau anda tidak sependapat, ya beri saja pendapat yang lebih baik gak perlu memukul sang tukang becak. Kalau tidak mau repot, ya abaikan saja.
@Judhianto.. Saya tidak takut bahkan tidak keberatan dengan pendapat yang berbeda selama orang yang berpendapat itu ngerti betul..
Masa tukang becak ikut-ikutan jadi pengamat politik.. kan lucu jadinya.
Jika ada seorang pengamat yang bukan pada tempatnya, ya semuanya jadi salah mas…
Karena cara berfikir manusia itu pada umumnya hanya sebatas ruang geraknya saja..
Masa tukang becak ikut-ikutan mengamati kerja Presiden… Hahhahah…
@Syamsul Arifin: Saya tidak takut bahkan tidak keberatan dengan pendapat yang berbeda selama orang yang berpendapat itu ngerti betul..
==> kalau tidak keberatan tetunya tidak ada kata “selama”, ini seperti pemilu di Korut dimana tiap orang boleh milih pemimpin siapa saja “selama” yang dipilih Kim Jong Un.
Kebebasan berpendapat dalam demokrasi itu seperti pasar. Siapa saja boleh berjualan, biarlah pasar menentukan yang laku yang mana.
Sama seperti tukang becak bicara agama. Kalau isinya benar kenapa ditolak, kalau isinya ngaco ya siapa suruh dengarkan.
Jika orang lebih mendengarkan tukang becak daripada omongan MUI, ya MUI harus mawas diri kenapa omongannya dianggap mutunya dibawah omongan tukang becak. Bukannya mengatur hanya yang bergelar ustad saja yang boleh ngomong agama.
Memang berisik, tapi kita harus membiasakan diri dengannya.
@Judhianto, Kenapa saat orang lain menilai anda hanyalah lelucon, justru anda yang keberatan jika anda mengerti demokrasi?
Bukankah orang lain juga bebas menilai anda dan mengatakan anda hanyalah tukang becak dll?
@Syamsul Arifin: dimana saya mengatakan “saya keberatan”?
Yang saya sampaikan adalah penilaian saya tentang komentar anda berikut:
Yang saya sampaikan bahwa kebebasan berpendapat harus diberikan pada setiap orang – walaupun mereka sama sekali tak memiliki kompetensi untuk mengeluarkan pendapat tersebut.
Bila ada yang mengatakan saya tukang becak, sopir angkot atau bahkan presiden RI — ya silakan saja.
Memangnya hidup saya ditentukan oleh pendapat orang itu?
🙂
@Syamsul Arifin: di Solo ada pejabat dibina oleh tukang tambal ban, dalam rangka gerakan politik di Solo. Pada era 60-an. Anda mungkin ingin bukti, sayangnya keduanya sudah mati.
ayakusni
@Syamsul Arifin: Arsy adalah singga sana.TUHAN itu tak terikat ruang dan waktu.Jadi singga sana TUHAN ada diluar alam semesta.Jadi di alam semesta ini yang namanya TUHAN itu tidak ada.TUHAN adanya diluar alam semesta.Masihkah anda bisa menertawakan saya.atau saya yang menertawakan anda.
Kadang saya prihatin yang ngasih ceramah mohon ma’af tukang becak, latar pendidikan minim. Hanya menghafal beberapa ayat dah dapat julukan Ustd. Saya ketemu non muslim yg beri ceramah di mimbar gak asal2an orang, punya latar belakang pendidikan (biarpun kadang gak ada bedanya tk becak) tapi setidaknya lebihlah kwalitas berpikirnya. Jadi wajar dalam setiap pemahaman dan pemikiran beda. Jadi kembali ke topik cerita diatas tidak pantad ditiru, malaikat disitu tidak berguna sebagai tentara dan mahkuk tuhan yg tunduk dgn manusia. Harusnya malaikatlah yg harus melindungi manusia pilihan Tuhan. Jadi ketok ngapusi cerita tersebut. Jadicerita tersebut hanya sebuah pesan moral memperlakukan tamu.
Maaf sekali… Saya baca komen anda rasanya ada yg seret di tnggorokan saya… Menurut saya siapapun yang brrbicara kalau memang benar, knpa ditentang atau diremehkan?
jadi menurut sdr cerita itu benar? sehingga membuat sdr seret begitu prend saya gak msl bila cerita itu benar dan ada buktinya. siapapun yang cerita, tapi mslnya cerita diatas hanyalah sebuah mitos atau cerita yang berupa pesan prends. Jadi kalau yang menyampaIkan orang yang kurang dalam latar belakang pendidikan jadi sangat menggelikan. Jujur aja kalau orang berpendidikan meyakini cerita tersebut merupakan kejadian sesungguhnya, alangkah kasihan aja, belajar apa saja selama ini
@Andik, sepertinya anda salah memahami Arasy…
Arasy itu adalah ciptaan Tuhan..
Bagaimana mungkin kalau ciptaan Tuhan tidak terikat oleh ruang dan waktu?
Dan perlu anda tahu bahwa Arasy bukan tempat tinggal Tuhan sebagaimana anda pahami..
Hal ini sama dengan istilah Bait Allah… Bait Allah bukan tempat tinggal Allah…
Oh ya.. dari mana anda dapat informasi kalau Arasy Tuhan itu tidak terikat oleh ruang dan waktu sementara informasi dari Tuhan di kitab suci-Nya tidak mengatakan demikian?
Silahkan anda menertawakan anda sendiri…. ok!!
Tuhan atau apalah sebutan/nama yang deberikan manusia kepada Tuhan adalah Bukan Sesuatu. Jadi jangan “memanusiakan Tuhan”. Hanya sebagai rebungan
Jika segala sesuatu harus ada penciptanya ,yaitu Tuhan . Sedangkan Tuhan merupakan 1 dari segala sesuatu . harus ada juga donk penciptanya .
@Syamsul arifin: anda salah persepsi.atau saya yang salah menjelaskan,saya ulangi.Arsy adalah singga sana TUHAN. TUHAN itu tak terikat ruang dan waktu.Alam semasta ini terikat ruang dan waktu.Jadi Arsy TUHAN itu ya alam semesta ini.Jadi TUHAN ada diluar atau di atas alam semesta ini.anda baca ayat kursi berulang ulang bung.
@Andik, mungkin juga saya yang salah memahami penjelasan anda..
Tapi kayakanya penjelasan anda di atas tidak seperti ini..
Mengenai Arasy, Tuhan sendiri yang menjelaskan sebagaimana Firman-Nya berikut ini :
QS 11:7. Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air,………..
Yang jadi pertanyaan saya, apa dasar anda yang mengatakan bahwa itu hanyalah lelucon?
Apakah semua pemberitahuan Alquran harus sesuai dengan cara berpikir anda sehingga anda menganggapnya tidak logis?
@Syamsul Arifin @Andik: kalau menuruti detil ayat penciptaan, mungkin akan ada pertanyaan:
* Allah melayang di atas air, berarti sudah ada atas dan bawah? sedangkan atas dan bawah adalah persepsi manusia yg diakibatkan oleh gravitasi bumi yang didiami manusia. Bagi astronot di luar angkasa, konsep atas-bawah sama sekali tak relevan.
* Jika bumi (dan semesta) belum diciptakan, apakah Allah menghuni semacam planet yang memberikan sensasi atas dan bawah?
* Jika Allah melayang diatas air, berarti sudah ada air sebelum semesta dicipta? air ini apa sama dengan air kita, kalau tidak sekarang dimana air itu?
* Allah melayang di atas air menimbulkan persepsi bahwa Allah melayang diatas semacam lautan air, berarti ada yang lebih besar dari Allah, yaitu lautan dan planet yang memberi sensasi atas dan bawah bagi Allah.
Nah itulah problemnya kalau kita terlalu menganggap serius detil Qur’an (dan semua kitab suci).
Problem yang sama akan kita dapati jika kita memakai kaca pembesar untuk meneliti bagian-bagian detil Qur’an dan kitab suci yang lain.
Dimasa lalu, dihadapan umat yang takut bertanya (atau ditakut-takuti), untuk problem kitab suci, para ulama bisa dengan mudah mengeluarkan jurus andalan berikut:
* Kalau gak logis, biasanya ditambal dengan: tak ada yang tak mungkin bagi Allah.
* Kalau ada pertentangan aturan, biasanya ditambal dengan: dalil nasikh-mansukh
* Kalau tak dimengerti, biasanya ditambal dengan: akal manusia tak akan mampu memahami kehendak Allah.
Bagi saya kisah-kisah dalam kitab suci hanyalah dongeng penghantar tuntunan moral untuk menjadi orang baik. Tidak perlu ada hubungannya dengan realitas atau fakta sejarah.
Jika masih berguna, kita bisa pertahankan. Jika tidak, ya diabaikan saja…
@Judhianto.. Rupanya Anda salah baca kitab yang mengatakan Tuhan melayang-layang diatas air..
Memangnya di Alqur’an ada ayat seperti itu?
Tolong tunjukan ayatnya!!!
@Syamsul Arifin: sebagaimana tulisan saya, saya mengutip secara bebas Alkitab dan al-Qur’an.
Tuhan melayang-layang diatas air adalah ungkapan eksplisit Alkitab dalam Kejadian 1:1 s/d 1:3
Saya menggunakan kutipan tersebut untuk menjelaskan konteks “atas-bawah” yang dipakai Allah dan “air” yang sudah ada sebelum semesta diciptakan.
Untuk Qur’an sendiri tidak ada ungkapan eksplisit seperti itu, tapi ungkapan senada dapat kita ambil seperti ayat yang anda kutip di komentar sebelumnya QS 11:7, saya kutip ulang bunyi lengkapnya:
Apa yang bisa disimpulkan dari firman tersebut:
1. Allah mencipta langit dan bumi dalam 6 masa
2. Sebelum penciptaan, singgasana-Nya di atas air
–> Jadi Allah duduk di singgasana yang terletak diatas air. ==> ada konteks atas-bawah dan genangan air.
@Judhianto;@Syamsul Arifin:@Andik melayang di atas air tentu banyak variannya. ada yang lebih kecil melayang di atas sesuatu tapi juga ada yang melayang di atas yang lebih kecil. Deskripsi melayang, bolehlah, tetapi apa semena-mena gitu dalam sebuah genangan?
Air itu sebenarnya apa sih? apakah unsur-unsur kimiawinya itu? Kalo kita bicara air, tentu banyak kandungannya. Ada pasir, ada hewan renik, kuman dan bakteri. Jadi gak 100% air!! Lalu apa harus dijelaskan termasuk yang ada dalam air??. Kitab itu akan semakin tebal penjelasannya.
Masalah lain terkait itu, Big Bang yang sampai sekarang juga bagian dari penciptaan. Ledakan itu, maka pecahan-pecahannya berupa materi tidaklah bulat-bulat seperti planet (berdasar logika berbumbu fakta). Boleh jadi seperti ledakan mercon, batu yang dipalu. Yang bulat-bulat “hanya” yang ujud benda cair begitu, dan diduga kebanyakan planet termasuk galaksi bentuknya bulat (bulatan gitu mungkln ada lonjong). Ada yang menyimpulkan, Dunia ini sebagian besar berupa air, dengan segala bentuknya.
Konsep atas dan konsep bawah, sederhana saja sesuatu yang diatas kepala ya disebut di atas. Walau ada yang menghubungkan dengan gaya gravitasi bumi sebagai pusat dunia. Sehingga pikiran menganggap “bersemayam di atas Arsy” menjadi bingung ketika berhadapan dengan “lebiih dekat dengan urat leher”. Otak manusia hanya mampu berpikir dikotomis, memisah dan memilah serta menyimpulkan secara dikotomis pula.
Ayakusni
@Ayakusni: jadi ini masalah komunikasi? Tuhan yang berbicara dengan kalimat yang tak sepenuhnya dimengerti manusia?
Kalau yang tak mengerti cuma 1 atau 2 audiens-nya, maka audiens-nya mungkin yang lemot. Tapi kalau yang tak mengerti itu hampir semuanya dan sudah berjalan lebih dari seribu tahun, bisa jadi yang menyampaikan pesan yang bermasalah. Tentunya akan jadi pertanyaan, mestinya Tuhan juga maha piawai untuk melakukan skills yang biasa dipakai manusia, yaitu menyampaikan maksudnya.
Kan Dia Maha Segalanya.
@Judhianto: Kenapa komunikasi? saya belum bisa menangkap maksudnya. Kalau dikaitkan dengan pemahaman mungkin bisa dimengerti, sederhana saja. Tidak ada tuhan atau ada Tuhan sama saja. Dalam konsep ketuhanan, maka semua bisa dilakukan. Karena Maha Segalanya. Artinya semuanya sudah diambil alih oleh Tuhan, tanpa nyuruh ciptaannya juga tidak masalah. Tentu ada pertanyaan. Apa sih maksudnya? gak jelas. Ini kata kunci, hasrat semua harus jelas, terpampang lalu dikaitkan dengan Tuhan, Menjadi lebih tidak jelas.
Sementara itu, ribuan tahun manusia tidak mengerti bahasa Tuhan. Juga tidak cuma 1 dan 2 orang, kelompok atau bangsa. Ribuan tahun diterangkan. tentu dengan batasan-batasan perkembangan peradaban. Penjelasan ilmiah juga baru datang beberapa abad. Sehingga jawaban-jawaban atau keterangan juga melewati batas-batas budaya itu. Kita bisa mengingat film “The God Must be Crazy”.
Wah kayanya kita dah keluar dari Topik. Kita kan sedang bicara Kisah Luth. Tapi saya tergelitik pada komentar atas komentar…
Sorry. kita bisa bicara dalam topik yang lain. Sayang kalo ngelantur ngga fokus pada topik utama.
Ayakusni
@Ayakusni: he he memang ngelantur jadinya… Intinya adalah ternyata kitab suci dari Tuhan yang maha tak terbatas, ternyata terikat keterbatasan juga. Seperti hanya bisa dipahami melalui persyaratan budaya tertentu, tingkat pengetahuan tertentu, local dan bukan universal. 🙂
@Syamsul arifin:Saya percaya anda mungkin mengaji cukup lama.Anda mungkin hanya paham quran secara konteks tual.Saya juga mengaji,belajar filsafat,perbandingan agama.Contoh:bagi orang orang ahli syariat sholat itu pahalanya seluas langit dan bumi,diampuni dosanya,masuk surga.Bagi saya sholat itu mendekatkan diri kepada TUHAN dan hakekatnya menundukkan diri kita,memberi keselamatan bagi sesama,urusan pahala saya gak ngurus,urusan surga saya gak ngurus ndak dikasihpun nggak papa.Karena tujuan saya adalah TUHAN dan keselamatan umat manusia.Bukankah islam berarti selamat.Trus bagaimana kita bisa memberi keselamatan pada orang lain jika sesama islam saling adu jotos.Benarkah TUHAN menyuruh demikian?tidak. Ada satu hadist saya lupa riwayatnya:Surga itu bukan karena amalmu tapi karena rahmat Allah.Jadi mana yang lebih penting?ya Allah yang lebih penting.Karena TUHAN tidak ada dalam semesta ini maka kita dijadikannya Kholifah yang berarti belakang yang juga berarti pengganti TUHAN dalam melaksanakan kebaikan dan kasih sayang.Mungkinkah orang yang saling adu jotos bisa memberikan RAHMATAN LILALAMI.sebenarnya yang islamnya baik saya apa ANDA?
@andik.. saya tidak ngerti, anda ini sedang ngomong tentang apa.. bahas tentang Sholat menurut Syariat dan menurut pandangan anda?
Atau bahas tentang amal dan rahmat Tuhan?
Atau mungkin bahas tentang jotos-jotosan?
Anda mengatakan Sholat itu sarana untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.. Itu betul.. dan itu bukan hanya pendapat anda.. Syariatpun juga mengatakan begitu…
Kemudian anda mengatakan urusan pahala anda surga anda tidak ngurus… Betul.. urusan pahala dan surga bukan urusan anda.. siapa sih yang mengatakan urusan pahala dan surga itu urusan anda?
Kemudian anda mengatakan : tujuan saya adalah Tuhan dan kesalamatan manusia.. Ah masa anda peduli dengan keselamatan manusia? Apa saja selama ini usaha anda dalam membantu menyelamatkan manusia? Apakah anda sering beri sedekah saat melihat pengemis di pinggir jalan? Atau apakah anda sering membantu orang lain saat mereka dalam kesusahan, misalnya?
Islam memang untuk keselamatan manusia… Tapi anda jangan campur aduk antara Islam dan oknum… ok!!!
Wsslm
Ayo kita fokus kembali pada topik diatas. Ayo kita abaikan dulu kitab2 suci diatas, kita simak tulisan diatas, tolong abaikan sumber ceritanya. Angap saja mas judi bercerita tentang kisah seseorang, nah pantas tidak perbuatan yang dilakukakn luth. Biar clear penilaian anda jangan menggunakan kacamata keyakinan agama. Tapi fikiran dan hati kita sendiri, pantas tidak yang dilakukan seorang ayah kepada anak2nya. Anggap tamunya bukan seotprang malaikat utusan allah swt. Mari belajar jujur untuk menilai kasus diatas dgn jujur, hanya ada 2 jawaban pantas dilakukan atau tidak pantas dilakukan. Gak usah bawa2 allah maupun qur’an krn semuantadi hanya imajinasi manusia saja, tks
Ya gak pantas dong bro!.Kisah tadi.Kalau dulu quran bisa mengoreksi kitab kitab yang terdahulu kenapa kita gak boleh?.Kalau mau dikoreksi ya banyak yang sudah tidak relefan.Makanya kita mau jadi umat terbaik,apa sok baik?.Mau mundur 1500 tahun apa mau maju menatap masa depan.Hidup ini sekali.Hidup adalah pilihan.Mau pilih yang baik atau yang buruk?itu pilihan anda.
@andik.. saya tidak paham apa maksud perkataan anda ” Mau mundur 1500 tahun apa mau maju menatap masa depan…..”, apakah menurut anda jika kita mentaati ajaran Islam sepenuhnya kita mundur kebelakang lagi atau bagaimana?
Anda sepertinya tidak tahu kalau Islam itu diturunkan untuk memajukan manusia bukan menjadikan manusia mundur…
Saya ingin tanya sama anda, siapakah pertama kali di muka bumi ini yang menganjurkan untuk menjaga kesehatan, kebersihan, kesopanan, kebersamaan, kerukunan dll?
Apakah sebelum Islam datang kehidupan manusia jauh lebih bermoral, lebih mengetahui kebersihan, lebih rukun, lebih sopan dll?
Coba anda pelajari lagi kehidupan manusia, khususnya di Mekkah, sebelum kedatangan Islam, apakah kehidupan manusia saat itu jauh lebih baik daripada setela kedatangan Islam?
Makanya baca sejarah dulu dari awal biar anda ngerti apa yang anda ucapkan…ok!!
@Syamsul Arifin: silakan melihat dalam skala waktu yang panjang dan dengan menggunakan fakta-fakta.
Dalam sejarah keberadaan manusia, agama itu alat budaya yang usianya muda.
Menurut temuan arkeologi, manusia sudah ada sejak 400 ribu tahun yang lalu, sedangkan bentuk ritual agama tertua yang bisa ditemukan jejaknya baru ada 70 ribu tahun yang lalu. Agama Ibrahimik (Yahudi, Kristen, Islam) baru ada sekitar 5000 tahun yang lalu.
Artinya apa? manusia bisa berkembang selama 330 ribu tahun tanpa perlu agama dan Tuhan, dan kita asumsikan bahwa mereka sudah punya standar moralitas baik-buruk tanpa perlu dikait-kaitkan dengan Tuhan atau agama.
Apakah agama membawa kemajuan di bidang moral dan peradaban? tentu. Tapi agama tidak selamanya bisa membawa kemajuan.
Agama dan Tuhan pernah berperan sebagai faktor akselerasi peradaban manusia sampai paling tidak ke abad 17. Setelah masa itu, agama justru berperan sebagai faktor penghambat kemajuan masyarakat.
Saat ini kita punya banyak alat ukur untuk mengukur kemajuan suatu masyarakat. Ada angka pengukur kemakmuran seperti Gini index dan human development index, ada angka pengukur kebebasan berpendapat seperti freedom index, ada pengukur tingkat korupsi seperti corruption perception index. Anda dapat mencari di Internet untuk menilai sendiri skor suatu negara.
Apa yang bisa dilihat dari alat ukur modern ini adalah betapa agama justru memberikan sumbangan negatif terhadap kemajuan bangsa.
Skor terbaik justru ada pada negara dengan jumlah ateis tertinggi, sedangkan negara gagal, penuh korupsi, miskin dan penuh penindasan justru ada pada negara-negara yang tingkat religiusitas rakyatnya tinggi.
Anda suka strategic game Civilization? itu bagus untuk belajar tentang proses perkembangan peradaban dunia.
Dalam game itu Religion akan obsolete oleh Science
🙂
@Syamsul Arifin… Kenapa tuhan mengutus seluruh nabi di turunkan di tanah arab saja??? dan kenapa harus ada utusan dari tuhan ?? bukankan tuhan maha di atas maha ?? kenapa tuhan jadi takut kalo ciptaanya sendiri sudah keluar dari koridor yang di buat sebelum islam datang… sehingga harus ada utusan itupun hanya di arab kenapa bukan di irian atau di ambon… dan kenapa hanya pada jaman dulu saja ??
Sip jawaban jujur mas andik, banyak orang beragama takut berbuat jujur dikarenakan oleh aturan2 agama yang kurang tolerans. Takut melanggar dikarenakan takut tersisi dari kelompoknya. Tks
Pada sebagian orang beragama.Agama adalah sesuatu yang turun dari langit dengan begitu saja.dan terjebak pada sikap primordialisme.Sibuk dengan segala birokrasi yang ada dalam agamanya,malah justru melupakan moralisme dari agama tersebut.Pada orang telah belajar perbandingan agama.Agama adalah proses budaya masyarakat dalam menyampaiakan pesan moral.Dia berusaha memperbaiki kesalahan2 yang ada dalam agamanya.Justru orang sebaik ini malah dianggap sesat,bid ah,kafir dan segudang umpatan jelek lainnya.Kalau mau belajar sejarah,bukankah agama yang ada sekarang ini adalah juga peninggalan jaman jahiliyah yang telah dimodifikasi oleh para nabi.Kalau para nabi bisa memodifikasi agama dan kitab suci kenapa para ulama tidak bisa?.Jawabnya adalah jika para ulama memodifikasi agamanya maka akan ketahuan jika agama adalah hasil karya manusia.Dan hal tersebut bisa mengakibatkan keguncangan psikologi yang amat dalam bagi yang terlalu fanatik.Bagi generasi muda sekarang agama adalah bahan lelucon,karena sudah tidak sesuai dengan jaman dan logika mereka.Mau pilih yang mana? memodifikasi atau biarlah seperti aslinya toh nanti akan hilang dengan sendirinya.Itu terserah anda.
Jadi ingat kata ustad, anak muda jaman sekarang lebih mengidolakan messi si pemain sepak bola dari pada muhammad nabi besar junjungan kita utusan allah swt. Lalu saya mikir, la ya benar to, realita hidup yg anak2 muda sekaramg yang dilihat sepak bola, wajar dong, sesungguhnya palah aneh kalau anak zaman sekarang mengidolakan muhammad, emang siapa dia, prestasinya apa, kan kagak pernah ada yang lihat sepak terjangnya secara nyata. Harusnya aneh dong para agamawan yg memaksakan diri untuk mengidolakan muhammad yang dirinya sendiri kagak ngerti, mending ngidolakan gatot kaca, harjuna, patih gajah mada gak ada bedanyakan dengan muhammad sama2 gak hidup di zaman anak2 sekarang. Logoff ya
@Judhianto..
Maaf saya mau menanggapi bantahan anda mengenai Luth dan Putrinya..
Anda benar-benar tidak mengerti mengenai penawaran Luth kepada kaumnya atas putrinya itu..
Anda pikir, Luth menawarkan putrinya secara gratis tanpa mengikuti aturan Tuhan (nikah).. Ini benar-benar pemikiran yang hanya pantas dimiliki ibu-ibu yang kurang waras..
Perhatikan di ayat sebelumnya Luth mengatakan : Qs 15:69. dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina.”
Kalau kita tahu definisi TAKWA dan sedikit saja memakai akal sehat kita, kita pasti tahu yang namanya bertakwa kepada Allah itu harus mengikuti aturan-aturan-Nya dan menjahui semua larangannya..
Jadi, kalau sebelumnya Luth sudah memperingati kaumnya harus bertakwa kepada Tuhan, maka bagaimana mungkin dia menyerahkan putrinya dengan cara yang bertentangan dengan aturan Tuhan?
Karena jika hal itu yang terjadi (penyerahan putrinya tanpa nikah), berarti Luth menutupi dosa yang satu dengan dosa yang lain sebagaimana keyakinan Kristen dosa mereka dihapus dengan dosa tuhannya.. Ini benar-benar lelucon..
Pantas saja anda tidak bisa melihat pesan agung dikisah Luth itu.. karena ternyata anda benar-benar tidak ngerti apa2… Anda cuman ngertinya masalah keluarga saja..
Dunia anda cuman ada di sekitar keluarga anda saja..
Yahh.. kalau hidup anda cuman disekitar keluarga kecil anda, ya jelas gak nyambung pak..
Orang macam anda ini biasanya walau punya jabatan dimasyrakat, anda cuman berusaha bagaimana caranya membahagiakan keluarga anda doang…
Makanya anda mengatakan ” Jika Allah menginginkan saya mengorbankan keluarga saya, maka saya tolak permintaan yang gila itu….. “.. Wow… anda benar-benar tidak punya akal sehat.. Anda pikir semua yang anda miliki itu murni hasil kerja keras anda tanpa ada sadari siapa yang memberikan semua itu..
Anda tidak usah sombong begitu..
Coba anda buktikan saja detik ini apa benar anda bisa menolak permintaan Tuhan jika Dia menginginkan nyawa anda?
Gak usah sombong dulu.. anda itu cuman manusia biasa kok… Heheeh
Tuhan berhak mengambil apa yang diberikan kepada kita..
Ayo buktikan mas, apa benar anda bisa menolak kehendak Tuhan jika Dia ingin mengambil apa yang telah Dia berikan kepada anda…?
Cuman jadi manusia kerdil saja udah sombong banget….
Inikah manusia modern itu?
Saya rasa, sikap seperti anda ini bukan hanya dimasa sekarang saja, dimasa Fir’aunpun sudah biasa tuh…
Wsslm
@Syamsul Arifin: saya coba tangkap hal penting pendapat anda:
1. Anda tidak membantah bahwa tindakan Luth yang menyerahkan putrinya begitu saja ke gerombolan beringas pengepung rumahnya, adalah tidak sesuai dengan sikap seorang ayah yang harus membela dan melindungi putrinya.
2. Anda membela tindakan Luth sebagai cerminan sikap taqwa,
3. Bagi anda taqwa berarti mengikuti semua perintah Allah.
Problem yang ada dalam pendapat anda adalah:
1. Allah sama sekali tidak mengeluarkan perintah apapun. Jika anda tidak setuju, silakan tunjukkan dimana Allah memerintahkan Luth untuk menyerahkan putrinya.
2. Jika tidak ada perintah dari Allah, berarti tindakan Luth adalah keputusannya pribadi.
3. Karena itu keputusan pribadi, maka saya menganggap Luth adalah bapak yang tidak bertanggung jawab. Itu bukan takwa.
Untuk komentar yang lain tentang ibu-ibu, sombong, fir’aun – gak saya tanggapi.
🙂
@Judhianto.
Saya coba meluruskan anggapan salah anda mengenai Luth..
Luth adalah utusan Tuhan untuk menyampaikan pesan-pesan-Nya kepada suatu kaum yang berprilaku bejat..
Jika tindakan Luth seperti yang anda pahami, berarti Luth bersekongkol dengan mereka bukan utusan dan beliaupun juga termasuk orang yang dibinasakan bersama mereka..
Tapi nyatanya tidak demikian.. beliau dan keluarganya diselamatkan kecuali istrinya..
Apakah Luth membantah Tuhan karena istrinya tidak ikut diselamatkan? Tidak!!
Bagaimana jika hal itu terjadi pada anda, apakah anda menolak keputusan Tuhan karena istri anda tidak ikut diselamatkan? Anda pasti jawab ” Ya!!”, ya kan pak? Heheheh
Jika anda menuduh Luth ingin menyerahkan putrinya secara gratis ( bukan dengan cara yang halal), maka sekaligus anda menuduh Tuhan tidak maha tahu karena telah menyelamatkan orang yang mendukung kejahatan..
Maka dengan fakta ini, berarti cara berifikir anda salah total… Karena cara berfikir anda mendahulukan perasaan daripada akal sehat..
Sekali lagi, anda bukan tempatnya ikut-ikutan menilai kisah di Alqur’an… Karena dunia anda hanya di sekitar keluarga anda…
Wsslm
@Syamsul Arifin: mohon anda berpikir dengan fakta-fakta yang ada, bukan main tebak motif.
Luth menyerahkan putrinya dengan gratis? ya.
Anda bisa baca di Alkitab:
Anda bisa baca di Qur’an:
Apa yang saya sampaikan adalah yang tertulis di kitab suci. Silakan tunjukkan fakta lain yang ada, bukan sekedar main “pokoknya Luth benar, karena dia Nabi” tapi sama sekali tak bisa menunjukkan teks yang mendukung.
Anda gak suka kan kalau dibilang tak mampu berpikir dengan nalar (dengan fakta) dan hanya mampu menuruti perasaan (main tuduh sana-sini, menyalahkan tanpa bisa buktikan)?
Wuittt, ada yang gelap mata dan fikiran. Kenapa kita harus ragu dgn diri kita sendiri menilai sesuatu hal yang jelas gamblang, mencoba berbelit2 menjelaskan tanpa fakta, hanya sekedar percaya bahwa itu sesuatu yang baik menuru vesi kelompok, gampang banget sesungguhna untuk menelaahnya. Masak dengan kebesrannya allah tidak bisa menumpas kaum luth dan tega mengorbankan ciptaanya melalui luth, bukankah ini persekongkolan sang pencipta dan yang diciptakan yang menjijikan itu, bukankah manusia derajadnya lebih mulia dari malaikat. Kenapa tuhan gak menyuruh luth tuk menyerahkan malaikatnya saja “heran aku”. Jadi cerita2 dalam kitab2 tsb banyak yg bertolak belakang dengan kebesaranNya.
@Judhianto.. Justru anda yang semestinya berfikir dengan fakta-fakta yang ada, bukan menafsirkan Alqur’an seenak perut anda..
Fakta yang ada ialah :
1. Luth diselamatkan oleh Tuhan. Berarti beliau orang pilihan-Nya.
QS 21:74. dan kepada Luth, Kami telah berikan hikmah dan ilmu, dan telah Kami selamatkan dia dari (azab yang telah menimpa penduduk) kota yang mengerjakan perbuatan keji. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat lagi fasik,
75. dan Kami masukkan dia ke dalam rahmat Kami; karena sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang saleh.
2. Malaikat yang ada saat itu tidak menegur tindakan Luth (saat menawarkan putrinya). Jika benar tindakan luth itu bertentangan dengan ajaran Tuhan, maka beliaulah yang pertama kali di jewer oleh Malaikat, pak.
3. Sebelumnya Luth sudah menasehati kaumnya agar mereka bertaqwa kepada Tuhan.. QS 15:69. dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina.”
In imenunjukan bahwa Luth bukanlah seorang germo yang biasa menyerahkan putrinya untuk pemuas nafsu seperti yang ada pahami dari Alkitab..
Kalau anda menafsiri Alqur’an dengan Alkitab yang ada sekarang itu pak, ya jelas gak nyambung…
Tuhanpun di Alkitab digambarkan punya kumis kok..
Anda jangan hanya fokus pada ucapan penawaran Luth semata..
Yang perlu anda lihat oknum yang menawarkan itu..
Saya kasi gambaran begini pak, misalnya bpk suatu hari jalan2 sama putri kecil bapak di pasar atau tempat keramaian lainnya, tiba-tiba ada orang menyerahkan boneka mainan anak2 sambil mengatakan ” sayang anak.. sayang anak…”, Karena orang itu tidak mengatakan dijual, maka bpk mengambil boneka itu dengan senang hati dan pergi begitu saja sambil senyum2 karena dapat boneka gratis..
Yang jadi pertanyaan, jika bpk ditegur oleh lelaki itu karena gak bayar, apakah bpk akan berdalih bahwa lelaki itu memberinya dengan suka rela karena tidak mengatakan untuk dijual tanpa melihat status lelaki itu sebagai penjual?
Saya rasa siapapun tahu bedanya antara diberi cuma-cuma harus membeli melihat status sipemberi..
Kalau yang memberikan boneka itu seorang penjual, maka itu bukan gratis pak walau gak ngomong di jual…
Ngerti kan pak?
Ya kalau gk ngerti keterlaluan dech…
Pada suatu hari, pk Judhianto jalan2 tiba-tiba ada tukang becak mewarkan diri..” becak pak?”
Judhianto : Oh ya.. kebetulan ni pk.. Tolong antar saya ke alamat ini ya pak
Becak : Baik…!!
Sesampainya ditempat, pk Judhianto turun dari becak dan merasa senang karena udah nyampe dialamat yang dicari-cari itu..
Judhianto : Terima kasih ya pk.. Bpk ini sekali dech.. mau mengantar saya ke alamat ini.. Mudah-mudah besok ketemu lagi ya pak…
Setelah ngomong begitu dia pergi begitu saja tanpa bayar .. Karena menurut dia, si tukang becak ini y
Pada suatu hari, pk Judhianto jalan2 tiba-tiba ada tukang becak mewarkan diri..” becak pak?”
Judhianto : Oh ya.. kebetulan ni pk.. Tolong antar saya ke alamat ini ya pak
Becak : Baik…!!
Sesampainya ditempat, pk Judhianto turun dari becak dan merasa senang karena udah nyampe dialamat yang dicari-cari itu..
Judhianto : Terima kasih ya pk.. Bpk ini baik sekali dech.. mau mengantar saya ke alamat ini.. Mudah-mudah besok ketemu lagi ya pak…
Setelah ngomong begitu dia pergi begitu saja tanpa bayar .. Karena menurut dia, si tukang becak ini yang tolol… Heheheee…
@Syamsul Arifin: sebelum menanggapi pendapat anda, saya akan jelaskan perbedaan mengenai apa yang disebut fakta (kisah yang tertulis) dan penafsiran terhadap kisah tersebut. Kata fakta sendiri dalam kisah inipun bisa dibongkar lagi maknanya – namun itu bisa kita kesampingkan dulu.
Untuk kisah Luth yang tertulis pokok-pokoknya sebagai berikut:
1. Allah berencana memusnahkan kota Sodom karena dosa-dosa penduduknya (Qur’an + Alkitab)
2. Malaikat diutus untuk mengajak Luth keluar kota untuk menyelamatkan diri (Qur’an + Alkitab)
3. Penduduk Sodom melihat malaikat tampan tersebut, dan ingin menggunakannya untuk pemuas nafsu (Qur’an + Alkitab)
4. Allah tidak mengeluarkan respon apapun, malaikat tidak bertindak apapun (Qur’an + Alkitab)
5. Luth mencegah mereka menjamah malaikat, sebagai gantinya berinisiatif menyodorkan anak gadisnya (Qur’an + Alkitab)
6. Penduduk Sodom mengabaikan tawaran Luth, dan menyerbu malaikat, malaikat baru bertindak dengan membutakan mata para penyerbu (Alkitab)
7. Malaikat mengajak Luth dan keluarganya meninggalkan kota tanpa menengok kebelakang, istri Luth dikutuk jadi tiang garam karena menengok ke belakang (Alkitab)
8. Kota Sodom dihancurkan Allah (Qur’an + Alkitab)
9. Karena ingin hamil, anak Luth membuatnya mabuk sehingga menggauli mereka (Alkitab)
==> itu yang disebut fakta tertulis.
Kalau anda mengatakan saya menafsirkan seenak perut, tentu saya juga bisa mengatakan hal yang sama bahwa anda sama sekali tidak berpegang pada fakta, melainkan hanya mainan tafsir.
Dari fakta tertulis tersebut, jelas ada hal yang tak bisa diterima dari Luth oleh standar moralitas modern, yaitu:
1. poin nomor 4, yaitu diamnya Allah dan malaikatnya saat Luth menghadapi gerombolan yang hendak berniat jahat. Bukankan Allah selama ini mengaku maha Kuasa, maha berkehendak? kok jadi gagu gitu? takut? atau pecinta drama ketegangan?
2. Poin nomor 5, yaitu Luth menyodorkan anaknya ke gerombolan jahat untuk menyelamatkan malaikat. Pantaskah seorang bapak melakukan ini?
3. Poin nomor 7, yaitu istri Luth yang dijadikan tiang garam atas kesalahan yang sepele. Kok bukan gerombolan beringas yang sudah melakukan dosa besar yang dibuat jadi tiang garam?
4. Poin nomor 9, yaitu incest Luth dengan anaknya. Kok Allah begitu permisif, hingga kisah ini diceritakan begitu saja, gak dihukum atau paling tidak ditegur?
Pembelaan anda panjang lebar, menggunakan perumpamaan dan penilaian macam-macam kepada saya, pada hakikatnya hanyalah hasil penafsiran pribadi anda terhadap kisah Luth. Karena kalau anda bicara fakta (teks kitab suci), maka kisah Luth hanyalah yang ada di poin 1 sampai 9 yang saya sampaikan.
Untuk gambaran yang anda sampaikan, saya gak berminat mengomentarinya. Itu tafsir anda.
Saya bisa memberi tafsir yang lebih baik dari anda, tapi nanti anda bisa balas dengan yang lebih baik, yang memancing saya mengeluarkan tandingan lainnya. Gak akan berhenti, saya yakin anda punya energi yang cukup untuk itu 🙂
Bagi saya kisah Luth mungkin pernah berguna pada masyarakat masa lalu, namun pada masyarakat modern, kisah ini membutuhkan akrobatik pembelaan luar biasa. Karena secara teks, sudah gak cocok dengan nilai masyarakat modern. Itu dibuang atau diabaikan saja.
@syamsul arifin;Sejarah yang mana yang harus saya pelajari dan versi siapa?.banyak sejarah yang saling berbenturan satu sama lain.Terus sejarah yang mana yang bisa dipercaya?.Yang namanya sejarah itu sudah berlalu dan kita tidak hidup pada masa itu.Banyak sejarah yang ditulis ratusan tahun setelah nabi wafat.Dan juga hadist bukhori ditulis 200 tahun setelah nabi wafat.Apa saya juga harus percaya bahwa nabi Muhamad bisa membela bulan dan ditaruh dilengan bajunya,INI KONYOL namanya.Dan satu lagi ini sering beredar pada umat islam,barang siapa yang akhir hidupnya bisa berucap Laa illah ha illallah maka masuk surga,Fir aun pun juga bisa! amantu birobbi musa wa harun(aku beriman pada Tuhannya musa dan harun)
@andik.. anda tidak usah baca catatan sejarah versi manapun, yang anda harus baca sejarahnya.. Sejarah itu tidak ada yang mencatat…. Karena kehidupan masa lalu tanpa dicatatpun itu namanya sejarah…
Anda boleh percaya tentang bulan pernah terbelah atau tidak…
Tapi yang jelas, kejadian itu pernah terjadi.
Apa buktinya?
Buktinya ialah : jika hadist yang menerangkan kejadian itu tidak ada buktinya pada saat itu, tentunya ada bantahan dari sahabat lainnya..
Bukankah semua sahabat Muhajir yang ada itu berasal dar Mekkah… tentunya mereka tahu dengan pasti bahwa kejadian itu tidak pernah ada…
Dan masalah kalimat Lailaaha ilallallah itu ada hdistnya.. ada dasarnya…
Terus, dasar anda apa?
Apa dan tidak tahu yang namanya Iman itu bukan saat sekarat?
Kalau sudah sekarat dan melihat Adzab Tuhan terus mau mengaku iman, itu namnya bukan iman….
QS 2:3. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka
Silahkan anda belajar dulu lebih baik lagi, ya!!
@syamsul arifin: bulan pernah di belah…wow mengerikan sekali.. bulan di belah ini masalah serius dan seluruh dunia harus tau juga harus tercatat dalam fakta sejarah sepanjang jaman dan masuk rekor dunia… kalo buktinya di alquran da hadis sementara alquran dan hadis itu bukan buku sejarah tapi kitab agama .. kalo cuma di yakini bahwa bulan pernah di belah itu bukan fakta karena fakta itu harus ada bukti otentik dan saksi tanggal waktu juga tercatat dalam sejarah dunia” yakin itu tanpa bukti kalo ada bukti itu bukan yakin tapi fakta”
@Syamsul arifin:Saya kutip tulisan anda(anda tidak usah baca catatan sejarah versi manapun,yang anda harus baca sejarahnya,sajarah itu tidak ada yang mencatat).ANDA NGACO,disuruh belajar sejarah tapi sejarah gak ada yang mencatat,mau belajar dari mulut ke mulut.Mulut siapa yang bisa di percaya. Tentang bulan yang terbelah,tidak ada fakta ilmiah.Dipermukaan bulan banyak terdapat ARIADAEUS RILLE(parit sempit) itu bukan karena bulan pernah terbelah. Jadi Hadist itu palsu menurut saya. Lagi lagi anda salah menarik dalil:QS 2:3 itu menjelaskan tentang orang yang bertaqwa.,Bukan tentang talkin orang sekarat.Orang islam awam banyak yang ketakutan pada saat sekarat gak bisa mengucap Laa illah ha illallah.bukan berarti yang sekarat manggil2 anaknya masuk neraka.Nabi waktu mau meninggal yang di ucapkan umati umati.Ustad seperti anda ini yang merusak agama,yang membuat agama jadi kacau.Yang membodohi umat ya ustad seperti anda ini.Yang membuat orang jadi bodoh ya ustad seperti anda ini,LOGIKA NGAWUR,BERBICARA GAK ILMIAH,NARIK DALIL SALAH LAGI.
@andik mengatakan : Tentang bulan yang terbelah, tidak ada fakta ilmiah. Dipermukaan banyak terdapat ARADAEUS RILLE (parit sempit) itu bukan karena bulan pernah terbelah.
..> Tanggapan saya : aneh juga di bulan ada parit.. Tolong jelaskan, apa sebabnya adanya parit itu menurut penelitian yang anda anggap ilmiah itu? Apakah di bulan dulunya pernah ada sumber air? Hahahha… Betul-betul sangat ilmiah jika ada yang bilang di bulan itu pernah ada sumber air atau ciaran lainnya…
Jadi anda percaya dengan pernyataan ilmuwan yang mengatakan celah itu bekas aliran air?
Pernahkah anda berpikir apa mungkin di ruang hampa ada air mengalir?
Mengenai iman… yang namanya Iman itu percaya dengan apa yang disampaikan Tuhan melalui rasul-rasul-Nya.. Kalau imannya bukan bukan berdasarkan penyampaian rasul, tapi karena menyaksikan sendiri, itu mah bukan iman namanya…
Dan anda perlu tahu, saya bukan usradz dan bukan siapa2… jadi anda salah alamat..
Menurut hemat saya, justru manusia macam anda ini yang membuat orang bodoh..
Masa dibulan ada air atau barang cair lainnya?
Kalau bukan bodoh, apa namanya?
Bisa anda jelaskan?
@Judhianto mengatakan : ==> itu yang disebut fakta tertulis.
Kalau anda mengatakan saya menafsirkan seenak perut, tentu saya juga bisa mengatakan hal yang sama bahwa anda sama sekali tidak berpegang pada fakta, melainkan hanya mainan tafsir.
>Tanggapan saya : Alqur’an sudah jelas mengatakan bahwa nabi Luth As telah diberi ilmu dan hikmah.. Berarti tindakan beliau bukan berdasarkan kebodohan seperti anda..
Dari fakta tertulis tersebut, jelas ada hal yang tak bisa diterima dari Luth oleh standar moralitas modern, yaitu:
1. poin nomor 4, yaitu diamnya Allah dan malaikatnya saat Luth menghadapi gerombolan yang hendak berniat jahat. Bukankan Allah selama ini mengaku maha Kuasa, maha berkehendak? kok jadi gagu gitu? takut? atau pecinta drama ketegangan?
> Tanggapan saya : kebodohan apa lagi yang mau anda tunjukan?
Apa anda ingin mengatakan bahwa Alqur’an itu bukan firman Tuhan?
Saya sudah mengatakan, anda sama sekali bukan orang yang tepat ikut-ikutan jadi pengamat.
2. Poin nomor 5, yaitu Luth menyodorkan anaknya ke gerombolan jahat untuk menyelamatkan malaikat. Pantaskah seorang bapak melakukan ini?
>. Tanggapan saya : lagi-lagi anda hanya bisa baca teks tanpa ngerti maksudnya..
Saya sudah ngasi contoh dengan penjual mainan anak2.. Dan orang paling tololpun pasti tahu jika mereka dikasi mainan oleh sipenjual itu walau tidak mengatakan di jual.. Beda jika yang ngasi itu Santa Claus, tokoh fiktif Kristen itu lho..,
Di ayat itu jelas tujuan Luth yang menawarkan putrinya itu untuk menghentikan perbuatan bejat kaumnya yang menuntut hak bebas berprilaku dan bebas berbipikir seperti anda..
Sebetulnya, bukan hanya di anda saja yang menuntut bebas berpendapat, tapi kaum Luth itu juga sama dengan anda… Makanya mereka menolak penawaran baik Luth sebagaimana anda.
3. Poin nomor 7, yaitu istri Luth yang dijadikan tiang garam atas kesalahan yang sepele. Kok bukan gerombolan beringas yang sudah melakukan dosa besar yang dibuat jadi tiang garam?
>Tanggapan saya: Anda mencampur aduk kisah di Alkitab dengan alqur’an..
Ini benar-benar membuktikan anda tidak tahu apa2..
Alqur’an tidak mengatakan istri Luth jadi tiang garam..
Masalah tiang garam ini silahkan anda tanya saja Ahlul Kitab… !!
Mengenai Istri Luth menurut Alqur’an bukan melakukan dosa sepele.. tapi juga dosa besar..
Buktinya, dia binasa bersama kaum luth lainnya..
4. Poin nomor 9, yaitu incest Luth dengan anaknya. Kok Allah begitu permisif, hingga kisah ini diceritakan begitu saja, gak dihukum atau paling tidak ditegur?
>Tanggapan saya: Lagi-lagi anda menunjukan kebodohan anda…
Pernahkah anda bertanya apa alasan Luth diselamatkan Tuhan jika beliau benar-benar seperti yang digambarkan Alkitab, apa karena namanya ” Luth”?
Ini buktinya Alkitab telah dipalsu… Mungkin penulis Alkitab tidak tahu kalau penyelamatan atas diri Luth bukan semata-mata karena nama…
Dan anda rupanya juga sama dengan penulis Alkitab…
Pembelaan anda panjang lebar, menggunakan perumpamaan dan penilaian macam-macam kepada saya, pada hakikatnya hanyalah hasil penafsiran pribadi anda terhadap kisah Luth. Karena kalau anda bicara fakta (teks kitab suci), maka kisah Luth hanyalah yang ada di poin 1 sampai 9 yang saya sampaikan.
>Tanggapan saya : Anda tidak mungkin mengambil kesimpulan dari suatu teks jika anda tidak menafsiri..
Nah, karena anda salah tafsir, makanya anda salah menilai kisah itu..
———————–>
Untuk gambaran yang anda sampaikan, saya gak berminat mengomentarinya. Itu tafsir anda.
Saya bisa memberi tafsir yang lebih baik dari anda, tapi nanti anda bisa balas dengan yang lebih baik, yang memancing saya mengeluarkan tandingan lainnya. Gak akan berhenti, saya yakin anda punya energi yang cukup untuk itu 🙂
Bagi saya kisah Luth mungkin pernah berguna pada masyarakat masa lalu, namun pada masyarakat modern, kisah ini membutuhkan akrobatik pembelaan luar biasa. Karena secara teks, sudah gak cocok dengan nilai masyarakat modern. Itu dibuang atau diabaikan saja.
>Tanggapan saya : bukan hanya menurut anda saja tindakan Luth tidak berguna, bagi kaumnya juga tidak berguna.. Karena mereka juga menuntut kebebasan seperti anda..
Tapi sayangnya anda tidak ngerti kalau kaum Luth itu sebetulnya sama dengan masyrakat modern yang menuntut kebebasan..
Artinya, kaum luth sudah lebih dulu modern ketimbang anda kalau begitu..
Berarti anda ini kesiangan… 🙂
@Syamsul Arifin: he he he… sepertinya anda lebih nyaman di dunia tafsir-menafsir, berimajinasi atau mengarang bebas dibandingkan menghadapi fakta dan apa yang bisa dilihat setiap orang.
Untuk tanggapan anda:
ini seperti:
** Farhat Abbas adalah sarjana hukum … berarti tindakan Farhat Abbas pasti logis bernalar dan bukan berdasarkan kebodohan…
** SBY sudah jelas adalah Jendral dan penguasa tertinggi RI… berarti beliau pasti memerintah dengan tegas dan bukan dengan keluh kesah..
Bagian pertama kalimat diatas (dan kalimat anda) memang benar, tapi bagian keduanya hanyalah asumsi yang harus didukung bukti agar bisa benar.
Anda senang sekali mengobral perkataan bodoh atau tolol pada lawan bicara anda. Bila butuh seperti itu untuk mengesankan anda pintar, baiklah anda pintar! kurang? oke, anda pintar sekali! 🙂
saya tidak boleh, anda boleh? Bukankah agama dan agamawan setiap saat mengamati kehidupan orang, memberi komentar, mengatur-atur dan bahkan menghukum tanpa minta ijin orang yang bersangkutan? Saya hanya amati dan komentari tanpa pernah mengatur-atur atau bahkan menghukum; kok gak boleh? standard ganda?
Sekali lagi yang anda sampaikan adalah pengertian anda -> di ayat mana Qur’an mengatakannya? jangan campur adukkan antara pemahaman/tafsir/karangan anda dengan apa yang dari Qur’an
Jangan ngarang! tolong tunjukkan ayat yang eksplisit mengatakan itu? bedakan antara tafsir dengan yang tertulis!
Dengan menunjukkan dengan jelas ayat dari Qur’an dan Alkitab, paling tidak saya tahu tentang sumber informasi yang saya tulis.
Dengan mengobral kata bodoh dan tolol, tanpa bisa menunjukkan ayat-ayat ; paling tidak saya tahu anda tidak tahu ayat yang bisa mendukung argumen anda.
Seru deh diskusinya. Ini prasangka saya pribadi, haruskah saya percaya sama al’quran. Kalau dari sejarah terjadinya alqur’an aja masih “?”, banyak versi. Jarak penulisan al’quran serta adanya distandarisasikan versi Mesir dll. Betul kah dari Tuhan? Bukankah itu hanya sebuah buku yang menceritakan kisah manusia yg terlahir di timur tengah, serta pikiran2nya dan delusinya yang di tulis ulang oleh orang2 timur tengah dengan penambahan2 yg Kita sendiri tidak tau dan hanya didoktrin untuk meyakini bahwa itu dari Tuhan. Saya hanya prihatin kenapa harus dengan buta hati memaksakakam untuk meyakini, bukankah kita sudah dianugerahi rasa dan Fikiran yang sangat hebat untuk menyaring informasi yang benar dan salah. Apalagi kalau sudah menyebut Alquran seakan2 diatas segalanya dan selalu dianggap paling benar sampai2 rasa kemanusiaan dan Fikiran kita diabaikan dan dikalahkan. Kalau hal itu terjadi maka kekacauanlah yang selalu terjadi di Indonesia ini. Akankah seperti itu terus menerus.
Yang namanya kitab suci itu pasti ada unsur manusia.Jika tidak ada unsur manusia pasti tidak akan jadi kitab tertulis.JIka ada isi kitab yang bertentangan dengan kemanusiaan ya jangan di percaya.Agama manapun tidak menyelamatkan manusia di akherat nanti,tapi amal kebajikanlah yang menyelamatkan manusia diakherat.Agama hanyalah sarana untuk berbuat amal kebaikan.Agama hanya menyampaikan pesan moral,agar umatnya menjadi manusia yang bermoral,bukan sok baik dan sok benar sendiri.Agama bukanlah kitab Sain dan teknologi.Jika ada ayat dalam kitab suci yang tidak cocok dengan sain jangan coba coba untuk mencocokkannya,hal itu akan menjadikan kebodohan umat dan juga tanpa disadari akan merusak agama tersebut.Hal yang sering dilakukan para ustad adalah menolak sain ketika sain tersebut tidak cocok dengan kitab suci,ini adalah kebodohan terbesar para agamawan.Sumber segala kekacauan,terletak pada para ustad yang kurang intelektual dan pemahaman pada agamanya.Baru nyantri di pesantren pinggiran sudah jadi ustad ya kacau,yang terjadi bukan malah tentram tapi malah ruwet.Jika sain gak kenal Tuhan ya jangan salahkan sain,justru jika sain kenal Tuhan malah bahaya,bisa tiap tahun ganti agama dan kitab suci.Dulu ketika para wali menyebarkan islam,agama menjadi sumber moral tertinggi,karena para wali adalah seorang spiritualis sejati,tetapi para ustad sekarang bukanlah seorang spiritualis,mereka hanya belajar dari buku buku yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya,agama menjadi arabisasi dunia ya akhirnya jadilah agama semakin jauh dari kebenaran.
Tambahan referensi untuk diskusi mengenai Al Quran coba download link dari Aidid Safar ini ; http://www.aididsafar.com/pdf/Terjemahan%20Arab%20Conspiracies%20Against%20Islam.pdf
Melalui buku ini kita bersama dapat melihat Al Quran dari sudut pandang lain.
Kebenaran yang hakiki hanya ada pada Tuhan itu sendiri tidak satu manusiapun yang berhak meng klaim kebenaran siapapun orangnya, hal ini sesuai dengan tuntunan Al Quran itu sendiri. Pendapat sesorang dari strata manapun termasuk ulama hanya sebagai referensi, makin banya referensi makin luaslah perspektif manusia terhadap keyakinannya kepada kitab suci.
Tuhan memberikan “Free Will” kepada manusia ciptaannya dengan segala konsekwensi yang harus diterima manusia.
Jadi benar pendapat Mahasiwa IAIN Medan yang dipecat kampusnya, bahwa “Penafsir Tunggal Al Quran hanya ada pada Nabi Muhamad, sementara beliau sudah tidak ada jadi Al Quran layak untuk di kritisi sehingga pemahaman tentang kebenaran Tuhan dan agama bukanlah DOGMA.
@Zulfikar: untuk tulisan Aidid Safar, saya pernah komentari di sini: https://www.nontondunia.net/2011/05/01/ketika-cerita-quran-berbeda/#comment-3194 dan https://www.nontondunia.net/2011/05/01/ketika-cerita-quran-berbeda/#comment-3206
Untuk pendapat bahwa Penafsir Tunggal Al Quran hanya ada pada Nabi Muhamad, menurut saya jelas salah, lha wong Qur’an itu hanya tulisan mati, untuk menghidupkannya harus ditafsirkan menjadi langkah kongkrit manusia yang tidak akan pernah sama dengan Muhammad – dan itu berarti semua muslim pada hakikatnya adalah penafsir Qur’an pada kehidupannya masing-masing.
KEPADA YG PUNYA WEBSITE INI SARAN SAYA ANDA BER TAUBAT DAN TAKUTLAH AKAN AZAB ALLAH YANG PEDIH KARENA ENGKAU TELAH MENAFSIRKAN AYAT-AYAT ALLAH DGN PEMIKIRAN MU YANG DANGKAL DAN TAK BER AHLAK DAN TELAH MENGHINA NABI ALLAH YANG MULIA DI SISINYA!!MUMPUNG MASIH ADA KESEMPATAN UNTUK BERTAUBAT MAKA BERTAUBATLAH!! JIKA INGIN BERDEBAT TATAP MUKA SAJA LANGSUNG JANGAN BISA NYA BERDEBAT DI MEDIA ONLINE,HATI-HATI LAH MENJAGA LISAN MU,SAYA HANYA BERDOA SEMOGA ALLAH MENGAMPUNI DOSAMU YANG BESAR ITU KRN TELAH MENGHINA NABI ALLAH DAN MENGGINA AYAT-AYAT SUCI ALQURAN,seharus nya kamu byk belajar dari apa yg telahdi terangkan di alqur’an agar jadi pembelajaran buat kamu!! apakah kamu mau di azab oleh allah,jgn songong jadi manusia baru di kasih ilmu sedikit sdh berani menafsirkan isi ALQUR’AN DAN MENGHINA NABI ALLAH!!
@Joe: terima kasih untuk menemukan kedangkalan pemikiran saya. Terima kasih pula untuk memohon ampun buat saya melalui do’anya.
Untuk membantu saya dan pembaca yang lain, mohon kerendah hatiannya untuk menyampaikan kedalaman pemikiran anda tentang topik ini di ruang komentar ini. Tentu berguna bagi kita semua untuk menemukan apa yang salah dan apa yang benar.