Awal Islam 1: Teka-Teki Baru

Sebuah teka-teki? apa nggak salah? bukankah hanya Islam, agama yang kelahirannya dan perkembangannya terekam begitu rinci.

Bahkan Nabi Muhammad sebagai pengabar Islam, mungkin satu-satunya orang yang hampir semua rincian hidupnya ada catatannya. Mulai dari perjalanan hidupnya dari bayi hingga wafatnya, cara ia berpakaian, cara ia makan, cara ia berbicara dan berbagai rincian detil kesehariannya.

Suatu prestasi luar biasa untuk pencatatan detil kehidupan seseorang di masa yang jauh telah berlalu, di masa ketika sebagian besar manusia masih buta huruf. Catatan yang tak tertandingi bahkan oleh manusia yang hidup di era ketika baca-tulis adalah umum.

Jika dibandingkan dengan catatan tentang bekas presiden Indonesia Soekarno atau Soeharto, yang masa hidupnya tidak jauh dari masa kita, maka catatan tentang Nabi Muhammad jauh lebih rinci dan jauh lebih meliputi apa saja.

Tapi itu juga yang menjadikan bahan pertanyaan, apakah sejarah tentang Nabi Muhammad yang begitu rinci itu fakta?

Bersama berbagai temuan mutakhir belakangan, sejarah tentang Nabi Muhammad (dan tentunya tentang Islam) mulai mendapatkan sorotan. Apakah benar sejarah awal Islam seterang-benderang seperti yang kita tahu selama ini?

Sejarah Yang Ditulis Belakangan

Dari berbagai rincian detil kehidupan Nabi Muhammad, dari manakah sumbernya?

Ada berbagai buku biografi nabi Muhammad yang dipakai sebagai rujukan, salah satu yang tertua, terlengkap dan menjadi rujukan penulis Islam lainnya adalah Sirah Rasulullah karya Ibnu Ishaq.

Ibnu Ishaq lahir tahun 85H dan meninggal pada tahun 151H, yang berarti beliau lahir dan hidup di masa ketika Nabi Muhammad sendiri telah wafat.

Akan tetapi Sirah Rasulullah karya Ibnu Ishaq ini tidak ada wujudnya (dikatakan hilang).  Karya ini disebut-sebut kembali atas jasa Ibnu Hisyam mengumpulkan ulang karya Ibnu Ishaq tersebut dari beberapa kitab lain yang menyadurnya, Ibnu Hisyam menuliskannya kembali melalui kitab karyanya sendiri yaitu Sirah Nabawiyah.

Jadi secara teknis, kitab biografi tertua yang bisa kita rujuk adalah karya Ibn Hisyam.

Ibnu Hisyam sendiri semasa hidupnya tidak pernah bertemu sendiri dengan Ibnu Ishaq yang karyanya dipakai sebagai rujukan. Ibnu Hisyam wafat pada tahun 218H sedangkan tahun kelahirannya tak tercatat. Jika dihitung dari tahun wafatnya Nabi pada tahun 12H, maka jarak antara wafatnya Nabi dan Ibnu Ishaq ada jarak waktu 216 tahun.

Jika Nabi Muhammad wafat pada tahun 12H, maka boleh dikata bahwa buku biografi Nabi Muhammad tertua yang sampai kepada kita dan menjadi buku induk rujukan penulis muslim lainnya tentang sejarah Nabi, baru muncul kira-kira 150 tahun setelah Nabi Muhammad wafat.

Bagaimana Akurasi Biografi Nabi?

Jika biografi Nabi muncul setelah lebih dari 150 tahun nabi wafat, maka gambaran yang super detil tentang kehidupannya menjadi bahan pertanyaan. Sebagai gambaran, kita yang hidup di jaman modern saja masih berdebat tentang di mana tempat lahir Bung Karno, Surabaya atau Blitar? padahal belum 150 tahun wafatnya.

Kita tidak bisa mengukur seberapa besar akurasi sejarah Nabi, karena sumber sejarah nabi tunggal ini tidak pernah melalui proses verifikasi oleh ulama-ulama terdahulu.

Namun kebetulan kita mempunyai catatan bagaimana proses pengukuran akurasi catatan sejarah yang lain, yaitu catatan tentang pembukuan hadis nabi oleh Imam Bukhari.

Imam Bukhari lahir di tahun 196H dan wafat di tahun 256H, yang berarti berada pada masa yang tak jauh dari masa hidup Ibnu Hisyam yang wafat pada tahun 218H.

Nabi Muhammad menerima wahyu dari Jibril. Sebuah lukisan dari kitab Jami' al-tawarikh karya Rashid-al-Din Hamadani, 1307

Nabi Muhammad menerima wahyu dari Jibril. Sebuah lukisan dari kitab Jami’ al-tawarikh karya Rashid-al-Din Hamadani, 1307

Pada penyusunan kitab hadis Sahih Bukhari, Imam Bukhari telah menghabiskan waktu selama 16 tahun untuk meneliti 1 juta hadis, 80 ribu perawi (penyampai hadis), serta wawancara dengan sekitar 1000 perawi yang masih hidup. Dari 1 juta hadis tersebut, ternyata hanya ada 7275 buah hadis yang bisa diverifikasi keabsahannya berdasarkan rantai perawinya.

Artinya dengan metodologi yang ketat itu sekitar 99,3% hadis yang beredar di era Bukhari hidup adalah hadis yang diragukan kebenarannya dan bahkan palsu.

Jika Bukhari menemukan bahwa 99,3% hadis yang disampaikan harus ditolak, maka tentunya buku biografi nabi yang baru muncul juga di seputar era ini tidak bisa kita percayai 100% akurasinya.

Latar Budaya Qur’an Yang Asing

Di masyarakat seperti apa Nabi Muhammad hidup? jawaban yang populer adalah Nabi Muhammad hidup di masyarakat jahiliyah. Masyarakat yang masih bodoh, penyembah berhala yang terbelakang, yang terbiasa menguburkan bayi perempuannya hidup-hidup, masyarakat yang jauh dari kehalusan budi, moral dan filsafat.

Jika melihat latar belakang masyarakat dimana Nabi Muhammad hidup, tentunya yang terekam dalam perjalanan hidupnya adalah interaksinya dengan para penyembah berhala itu, ajaran mereka serta segala macam mitologi yang berkaitan dengan masyarakat penyembah berhala tersebut.

Akan tetapi yang kita dapati di Qur’an tidaklah demikian.

Hampir semua kisah-kisah di Qur’an bercerita tentang Nabi-nabi yang dikisahkan di kitab Yahudi dan Kristen. Berbeda dengan Alkitab, Qur’an tidak memuat secara utuh semua kisah-kisah tersebut, melainkan hanya potongan-potongannya saja. Dengan hanya memuat potongan kisah-kisah tersebut, maka kisah tersebut akan nyaris  tak dipahami bila itu disajikan pada masyarakat yang tak familiar dengan kisah-kisah tersebut.

Dengan kandungan kisah-kisah tersebut, bisa dipastikan bahwa Qur’an turun pada masyarakat yang memiliki komunitas Kristen dan Yahudi cukup dominan, dan bukan masyarakat yang didominasi para penyembah berhala.

Dalam Qur’an juga terekam berbagai debat filosofis tentang kehidupan serta ketuhanan yang cukup canggih, yang rasanya tidak muncul di tengah masyarakat yang membuat sendiri berhalanya dan lalu menyembahnya. Perdebatan itu lebih sesuai muncul di tengah masyarakat tempat berbagai agama bertemu, berinteraksi serta bertukar gagasan.

Apakah masyarakat Mekah dan Madinah memiliki komunitas Yahudi dan Kristen yang cukup signifikan? atau apakah debat tentang filosofis ketuhanan itu lazim di  masyarakat Mekah dan Madinah yang masih menganut penyembahan berhala? sayangnya sumber-sumber sejarah tidak mendukung dugaan itu.

Dengan pertimbangan tersebut, maka beberapa ahli sejarah bertanya, apa benar Qur’an diturunkan di Mekah dan Madinah? di tengah masyarakat terbelakang penyembah berhala (jahiliah)?

Bukankah Qur’an lebih cocok dan lebih bisa dimengerti oleh masyarakat dimana berbagai agama bertemu dan berinteraksi dalam dialog filosofis? bukankah lebih cocok jika muncul di wilayah Suriah (Romawi) atau Iraq (Persia) yang lebih modern dan kosmopolitan pada masa itu?

Referensi Luar Yang Membingungkan

Jika ada keraguan dengan catatan sejarah dari kalangan Islam, tentunya ada petunjuk dari berbagai sumber lain yang bisa digunakan sebagai penguat berbagai peristiwa yang tercatat dalam sumber umat Islam.

Sebagai suatu gerakan revolusi besar di jazirah Arab, tentu gaung kelahiran Islam juga menjadi perhatian bangsa lain yang ada dalam lingkaran pengaruhnya. Dengan meneliti catatan-catatan sejarah dari pihak lain yang mungkin merekam apa yang terjadi di Arab, kita bisa memperkuat apa yang sudah ada dalam catatan sejarawan muslim.

Selain dari rekaman sejarah dari kalangan non-muslim, kita juga bisa menggunakan berbagai temuan arkeologi sebagai pendukung

Akan tetapi, dari catatan sejarah kalangan non-muslim dan berbagai temuan arkeologi, kita justru menemukan beberapa hal yang menambahkan kebingungan kita, beberapa catatan tersebut adalah:

Nama Muhammad yang baru muncul pada abad ke-8

Nabi Muhammad hidup di abad ke-7. Dengan hebatnya revolusi Islam yang dibangkitkannya dalam menyapu jazirah Arab, seharusnya paling tidak ada catatan yang menyebutkan namanya – baik sebagai ancaman baru atau sebagai harapan baru di wilayah-wilayah yang bersinggungan langsung dengan gerakannya.

Pada kenyataannya tidak. Nama Muhammad baru dapat ditemukan dalam tinggalan arkeologi pada abad ke-8 bukan pada abad ke-7 di mana seharusnya ia hidup.

Fakta ini menimbulkan pertanyaan baru: Apakah benar Muhammad sehebat yang dikisahkan dalam sejarah Islam? dan bahkan ada yang sampai pada pertanyaan ekstrim berikut: Apakah benar Muhammad itu tokoh yang nyata ada?

Islam tidak disebut-sebut dalam ekspansi bangsa Arab

Gemilangnya sejarah Islam awal selalu dikaitkan dengan penaklukan Muslim terhadap dua kekuasaan super power dunia di masa itu yaitu Imperium Romawi dan Imperium Persia.

Sumber-sumber sejarah di luar catatan sejarawan Muslim sendiri memang mencatat gelombang pertempuran dan penaklukan terhadap Romawi dan Persia, namun dalam berbagai catatan sejarah tersebut mereka tidak menyebutkan Islam sebagai agama yang menggerakkan ekspansi luar biasa bangsa Arab tersebut.

Dalam sebuah prasasti yang ditemukan di Negev (Suriah), ada catatan tentang gelombang penaklukan orang Arab ke wilayah Suriah. Di masa yang dicatatkan dalam sejarah Islam sebagai penaklukan Syam oleh Muawiyah, penduduk lokal mencatat bahwa orang-orang Arab itu mempunyai kepercayaan yang tidak berbeda jauh dengan penduduk Suriah yang menganut Paganisme dan Kristen Nestorian.

Masjid dengan kiblat Yerusalem

Di wilayah Mesir dan Suriah terdapat beberapa masjid yang arah kiblatnya menghadap Yerusalem bukan Makkah, sedangkan wilayah Mesir dan Suriah adalah wilayah-wilayah yang masuk ke Islam jauh setelah wafatnya Nabi, ketika kiblat shalat seharusnya sudah menghadap Makkah bukan Yerusalem. Nabi sendiri hanya shalat menghadap Yerusalem sekitar 17 atau 18 bulan sebelum turun perintah Allah untuk menghadapkan shalat ke Ka’bah di Makkah.

Salah satu contoh adalah masjid yang dibangun Amru bin Ash di Fustat (Mesir). Masjid ini kiblat aslinya menghadap Yerusalem, namun setelah melalui berbagai renovasi, saat ini arah kiblatnya sudah benar menghadap Makkah. Amru bin Ash menaklukkan Mesir pada periode khalifah Umar bin Khattab dan memimpin pembangunan masjid tersebut bersama dengan 80 sahabat Nabi. Jika Amru bi Ash bersama 80 sahabat membangun masjid di masa setelah wafatnya Nabi, seharusnya kiblatnya sudah menghadap ke Makkah, bukan ke Yerusalem.

Masjid Amru bin Ash di Mesir

Masjid Amru bin Ash di Mesir

Selain masjid dengan kiblat Yerusalem, di wilayah Be’er Orah di Negev (Suriah) juga ditemukan masjid yang mempunyai dua mihrab. Satu menghadap Yerusalem, sedangkan lainnya menghadap Makkah.

Dengan temuan ini, sejarah Islam yang menceritakan bahwa kiblat shalat umat Islam hanya ke Mekkah menjadi dipertanyakan.

Koin berlambang Muhammad dengan Salib

Temuan arkeologi yang membingungkan lagi adalah koin-koin berlambangkan salib yang digunakan pada periode khalifah Islam.

Koin-koin itu antara lain adalah:

  • Koin dengan lambang Muhammad serta sebuah salib yang berasal dari sekitar tahun 650M, di masa yang tercatat dalam sejarah Islam sebagai era pemerintahan Khulafaur Rasyidin.
  • Koin khalifah dengan salib yang berasal dari masa pemerintahan Muawiyah dan Yazid.
Koin dengan lambang Muhammad tapi disertai figur membawa salib yang berasal dari masa kekuasaan awal Islam

Mata uang dengan lambing Muhammad dan salib yang beredar di wilayah Islam pada sekitar tahun 650 M

Dengan temuan ini, sejarah Islam yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad sejak dari awal menyebarkan agama Islam juga terganggu oleh temuan ini.

Apa tidak mungkin sejarah Nabi Muhammad dengan Islamnya mirip dengan Yesus dengan Kristennya?

Jika Yesus sebenarnya adalah seorang pendakwah yang menyerukan pembaruan agama Yahudi, di tangan pengikutnya setelah wafatnya berubah menjadi seorang pembawa agama baru yaitu Kristen. Apa mungkin bahwa Nabi Muhammad juga semacam pembaharu agama yang sudah ada seperti itu?

Masihkah Terang Benderang?

Dengan berbagai kepingan informasi baru tentang Islam di periode kelahirannya, sejarah awal Islam sebagaimana yang telah banyak diyakini orang menjadi perlu dipertanyakan kembali.

Apakah sejarah awal Islam yang selama ini kita ketahui salah? perlu direvisi? lalu bagaimana alternatif penafsiran lain yang lebih cocok dengan kepingan informasi tersebut?

Saya akan coba tuliskan pada tulisan berikutnya.


Bacaan:

Judhianto

Pencari jawab amatir, bertanya apa saja...

Mungkin Anda juga menyukai

101 Respon

  1. ws berkata:

    analisanya manteb sekali, prinsipnya sejarah,logika dan fakta tetap tidak dapat dihilangkan.Kadang seseorang buta akan logika sejarah dan fakta karena fanatisme berlebih. Dari pengetahuan saya yg dangkal, agama juga suatu proses hipnosis dan cuci otak dg pengulangan2 di dalamnya sehingga org tsb tdk memikirkan lg sejarah logika, sehingga mudah sekali org2 yg bodoh dibelokan logikanya oleh org2 yg berkepentingan dg dalih agama. Sebenarnya malu bertanya karena ilmu saya dangkal, apakah ada benang merah antara peradaban sumeria,babylonia,asyria, dg sejarah islam? dan apakah benar sesuatu yang sangat lengkap kadang hanya karangan dimana peradaban sekitar abad tsb, babilonia asyria persia juga masih sangat minim menceritakan secara detail kehidupan? contoh gilgamesh , mohon petunjuk dan pendapat, terima kasih

    • Judhianto berkata:

      @WS: kalau kita bisa melihat dari luar agama, maka kita bisa melihat bahwa ada banyak kisah atau konsep agama yang sebetulnya sama namun dikemas ulang dalam agama-agama yang berbeda. Dengan melihat linimasa kemunculan agama-2 tersebut kita bisa melihat bahwa hal tersebut merupakan hasil pengembangan dari agama atau budaya yang mendahuluinya. Agama-agama Mesopotamia berevolusi menjadi agama Yahudi lalu akhirnya menjadi Kristen dan Islam di Arab.

      Sebagai contoh adalah kisah Gilgamesh dari Sumeria yang diadopsi dan dimodifikasi menjadi kisah Noah, lalu nantinya menjadi Nuh di Islam. Dalam setiap proses adaptasi itu ada yang dibuang dan ditambahkan. Konsep Paridaeza dan Syaitana dari Zoroaster yang diadopsi menjadi Syaitan dan Surga pada agama Yahudi, Kristen & Islam.

      • irfan syahputra berkata:

        Saya ingin tau tu mana referensi yg dikemas ulang ?? Bisa di tunjukin ke saya ?? Yg anda bilang dari yahudi dikemas menjadi kristen kemudian islam ??
        Itu lah kesempurnaan yg di hidayah/mukjizat kan kepada nabi muhammad SAW, begitu jg mukjizat nabi2 anda.
        Anda bisa menjawab ini mas # ada gak sih artikel tentang mukjizat dari nabi anda ??#

        • Judhianto berkata:

          @Irfan Syahputra: bisa di tunjukkan? memang bisa paham? kan untuk baca dan nulis nama saya yang jelas saja anda salah. Sepertinya butuh lebih cerdas dari itu … 🙂

      • om ee berkata:

        yg jad masalah, letidak mauan individu untuk melihat diluar agama.
        karena sepertinya dilarang.
        jelas apapun yg disampaikan adalah kemutlakan/absolute, untuk diimani!
        karena demikianlah adanya!
        apapun yg dilakukan diluar agama adalah kesesatan dan terlarang!
        saya kok jadi ingat hikayat keledai yg bunuh diri karena Muhammad meninggal dan rusa yg menyatakan diri memeluk islam atau semut2 yg memperingatkan temen2nya berhati2 bahwa ada padukan rasullulah lewat .
        plus beberapa kisah tentang perpecahan keyakinan ummat tentang israq miqraj.

        kalau saya pribadi yg bodoh ini cuma bisa menelaah kenyataan bahwa ummat agama yg terdoktrin sedemikian rupa adalah merupakan pion pion superioritas dari agamanya.

        pemberangusan fakta diluar kisah agama,sejarah yg telah dipatenkan agama ataupun petunggi petinggi agama telah menjadi suatu yg “paling benar”
        maka apabila anda berbicara yg lain, mereka akan selalu menentangnya dengan pernyataan ” coba fahami kebenaran itu dari sudut pandang agama”
        aduh!

  2. Mandra Wage ( lahir Senen Wage ) berkata:

    Mantapp…!.Katanya ada tulisan sambungannya ? Mana mas….?
    Tentu kalau orang membaca tulisan 2 mas Judhianto ada yang setuju dan tidak setuju itu wajar .Berbeda pendapat itu adalah rahmat.Dan ada adabnya berbeda pendapat, seperti yang selalu diminta mas Judhi kepad komentator…bagian mana yang tidak setuju dan tunjukkan fakta alternatif nya melalui referensi yang ada…biasanya yang membantah mas Judhi blangkeman…atau muter muter ora jelas…terus memaki dan mengutuk , ada yg nyuruh mas Judhi mati dulu utk membuktikan yang benar…opo tumon.

    • Judhianto berkata:

      @Mandra Wage: waduh… ditagih …

      Saya sedang menuliskan lanjutannya, semoga akhir minggu ini bisa terbit 🙂

      • junaedi berkata:

        Mantaff gan, memang pada dasarnya ilmu sejarah jika dipadukan dengan agama tdk akan bisa padu… lndonesia diambang bencana…miris sebentar lagi budaya asli Indonesia akan hilang berganti budaya arab… demokrasi akan beralih ke theokrasi dan akhirnya crazy….
        Wes blas ga nyambung blas deh

  3. agus hartawan berkata:

    saya senang dengan ilmu pengetahuan, apalagi sejarah , namun demikian sejarah memang harus dikritisi karena sejarah suatu jaman tergantung penguasa pada saat itu, artinya subyektifitas sangat tinggi…namun demikian hari gini masih membicarakan keagamaan dari satu agama saja tidak dari seluruh agama yang ada di dunia maka perlu juga dipertanyakan penulisnya…..apakah ada niatan pembusukan pada agama tertentu atau mau merusak persatuan dan kesatuan bangsa /kerukunan umat beragama? saran saya kepada penulis buat studi perbandingan ….pasti nanti kesimpulannya tuhan tidak menurunkan agama, tuhan hanya menurunkan ajaran…bisa Isa almasih, bisa Muhammada SAW, bisa Daud As, bisa Sidarta Gautama..dan lain lain…tapi tuhan nya tetap satu.

    • Judhianto berkata:

      @Agus Hartawan: niat saya sederhana: menuliskan apa yang bagi saya menarik tentang yang saya ketahui dan pikirkan, itu saja.

      Anda bisa melihat niat lain yang saya tak sadari? astaga betapa tajamnya penglihatan batin anda. Saya takjub.

      Untuk saran anda, seperti membuat studi perbandingan, sepertinya anda sangat paham dengan apa-apa yang harus dilakukan. Maaf saya tidak memiliki ketajaman penglihatan batin seperti anda, jadi saya tidak tahu persis detil apa yang sesuai dengan kemauan anda.

      Bagaimana kalau anda yang mengerjakan saran anda sendiri?, pasti gak akan salah tafsir. Saya akan senang nanti membaca hasilnya.

  4. Edy berkata:

    Tulisan mas Judhianto…mantap.
    Apik dalam menanggapi komentar…cengeng.
    Terus menulis, saya senang membacanya.
    Salam sehat senantiasa.

  5. aradiman berkata:

    @Judhianto : Judhianto ini “Ilmuwan Modern”, jadi percuma saja berdebat. Yang dia baca pasti dari sisi orang-orang “modern” bukan dari sisi orang-orang shahih.

    • Judhianto berkata:

      @Aradiman: “Ilmuwan modern”, “orang shahih”; hmm semacam label ini-itu tanpa penjelasan logis.

      Semacam istilah “dajal”, “iluminati”, “konspirasi yahudi”, “freemason”, “komunis” dan lan-lain; yang dipakai sekelompok orang untuk menakut-nakuti orang yang berpikir beda, sekaligus menunjukkan bahwa dirinya gak mampu memikirkan alasan selain membuat label-label itu.

      Oke deh 🙂

      • aradiman berkata:

        lah anda sendiri yang menggunakan label “ilmuwan modern” atas segala argumen anda.

        Agama yang benar/haq/otentik tidak akan mungkin bertentangan dengan ilmu akal/modern/sains. Yang ada hanyalah ilmu/ pengetahuan yang belum sempurna alias masih setengah-setengah. Anda sendiri juga yakin fakta sains bisa saja berubah berdasarkan fakta baru. Nah agama yang benar/haq/otentik dari Tuhan tidak akan pernah berubah.

        Yang berubah itu adalah orang2 seperti anda yang mendapat fakta setengah kemudian menuhankan fakta tersebut, akibatnya mengaburkan kebenaran agama kepada orang2 yang menerima penjelasan/tulisan anda.

        Saya tidak tidak tahu apakah anda benar2 berdasar ilmuwan modern atau cuma ngaku-ngaku aja biar dibilang benar??
        Karena faktanya sains/logis/modern/ kini “berubah” mendekati kebenaran Al-quran, bukan Al-quran yang “dirubah-rubah” untuk mendekati fakta sains/logis/ apapun itu.

        • Judhianto berkata:

          @Aradiman: nah ini baru namanya penjelasan… 🙂

          Oke, tulisan saya berbicara tentang sejarah Islam yang dijabarkan selama ini dari penulis-penulis Islam.

          Saya menunjukkan beberapa fakta yang membuat akurasi sejarah itu diragukan, kalau anda menganggap sejarah yang disampaikan penulis Islam itu sebagai bagian dari agama yang benar/haq/otentik, ya silakan. Mungkin bagi anda yang dimaksud dengan benar/haq/otentik adalah segala sesuatu yang berbau agama, entah yang berasal dari wahyu, nabi atau bahkan cuma laporan penulis Islam masa lalu. Sepertinya laporan penulis Islam itu bagi anda sejajar dengan wahyu ya? begitu sucinya, sehingga gak boleh dipertanyakan. 🙂

          Saya menuhankan fakta? ya ampyuunn .. jaman segini masih ada yang pakai istilah itu? kalau ada info baru ya saya dengan gembira mengubahnya.

          Jangan kuatir, dengan informasi yang haq.
          Kan tak ada sesuatu yang bisa terjadi tanpa seijin Allah, kalau informasi itu berubah, ya berarti itu bukan haq – gampang kan?

          • aradiman berkata:

            Penulis islam yang mana?

            Sumber yang anda argumenkan itu hasil tulisan/karangan orang lain juga, yang kalau diteliti lagi belum tentu tulisan/buku yang ada baca dari sumber yang bisa dipercaya atau orang yang bisa dipercaya? bisa aja sudah di edit semacamnya dan belum tentu bersih dari motif emosi, kebencian dan “misi” pribadi seperti semua argumen anda.

            Klo pake metode “kuno” aliat sanat sampai ke akar-akarnya, ketauan juga motifnya apa.

            Fakta yang mana? semuanya masih asumsi anda dan jungjunan anda.

            Astaga hebat sekali penglihatan batin anda, bisa menyatakan saya mengimani penulis islam sejajar malaikat? anda belajar dimana? mau dong jadi sehebat anda?

          • Judhianto berkata:

            @Aradiman: kalau anda membaca tulisan-tulisan saya, tak ada satupun yang menyatakan bahwa pendapat saya paling benar. Kalau setuju ya silakan, kalau tidak ya abaikan saja – jangan marah-marah 🙂

            Untuk tulisan saya di atas, tolong dibaca sekali lagi, saya tunjukkan fakta-fakta dan argumen, di akhir tulisan ada pertanyaan terbuka “Masihkah terang benderang?” . Jadi saya tidak menyodorkan kesimpulan apa-apa, yang saya ajukan adalah adanya problem dengan sejarah yang baku.

            Mengimani penulis islam sejajar malaikat? ah saya gak nulis gitu kok 🙂

            Saya bicara tentang sejarah Islam menurut penulis Islam dan menunjukkan fakta-fakta yang meragukannya.
            Komentar anda:

            Agama yang benar/haq/otentik tidak akan mungkin bertentangan dengan ilmu akal/modern/sains. Yang ada hanyalah ilmu/ pengetahuan yang belum sempurna alias masih setengah-setengah. Anda sendiri juga yakin fakta sains bisa saja berubah berdasarkan fakta baru. Nah agama yang benar/haq/otentik dari Tuhan tidak akan pernah berubah.

            Jadi urutannya:

            • ** Saya –> penulis sejarah Islam mungkin salah
            • ** Anda –> “Agama yang benar/haq/otentik tidak akan mungkin bertentangan dengan ilmu akal/modern/sains.”
            • ** Jadi saya yang jelas-jelas kritik penulis Islam, anda tanggapi sebagai kritik ke agama (yang berasal dari Tuhan)
            • ** Gak salah kan kalau saya anggap, bagi anda karya penulis Islam itu sejajar wahyu? lha wong saya kritik karyanya tentang sejarah Islam kok anda membelanya seperti saya kritik agamanya

            Gitu lho..

            🙂

          • sampeyan kena skak mat oleh TS…bravo mas Judhianto (saya ga salah nulis namanya kan? hehe)

  6. aradiman berkata:

    @Judhianto : kalimat mana yang menunjukkan saya marah2?, anda ini senang menghakimi dan melabeli orang yang berbeda pendapat tapi tidak mau diperlakukan sama.

    jadi anda sendiri tidak yakin dengan fakta2 yang anda argumenkan?…hahaha…

    Orang kalau nulis panjang lebar kalau ga ada kesimpulannya ya hanya rentetan huruf ga beraturan seperti jkhkjsdhfuasdfjkshfuiasfsa…(apa yg bisa disimpulkan?).
    Lalu bagaimana anda bisa menyimpulkan saya marah-marah, sedangkan saya tidak boleh menyimpulkan makna tulisan anda???

    Anda yang tulis kalau saya mensejajarkan penulis islam dengan wahyu, padahal saya tidak pernah tulis demikian. (coba cek lagi tulisan anda, perlu kaca mata ga?)

    Fakta yang ada berikan hanya saduran dari internet, wikipedia, tulisan orang, sama photocopy-an, validnya dimana?

    anda yakin tidak mengkritik agamanya? yang anda ragukan itu Al-Qur’an lho Firman Tuhan yang belum pernah ada yang bisa menirunya meski satu ayat pun, dan orang yang anda ragukan ke eksisannya adalah orang yang lebih sainstis dibanding siapapun di muka bumi ini.

    Andai tidak ada Nabi muhammad dan Al-Qur’annya, apa anda yakin ilmu modern/sains/teknologi yang ada sekarang bisa eksis???

    • Judhianto berkata:

      @Aradiman: jadi gak marah-marah? sukurlah 😀

      Pendapat saya tentang anda salah? sukurlah kalau begitu. Tapi mungkin pembaca lain juga punya penilaian sendiri setelah membaca percakapan kita.

      Oh ya, untuk komentar dengan topik yang lain, tolong dituliskan di artikel lain yang cocok, biar nyambung dan enak dibaca yang lainnya.

  7. Rahayu berkata:

    Wkwkwkwk… hanya tertawa geli membaca komen2 dari para Agamis yang masih tetep ngeyel walaupun agama sudah lama terbukti banyak ‘bolongnya’.
    Tinggal menunggu waktu saja bahwa semua agama akan jadi sampah peradaban.
    Lanjut terus Mas Judhi dengan tulisan lainnya…

  8. pencari jawab2 berkata:

    Mas judi boleh minta referensi tentang masjid amru bin ash yg pada awal pembangunanya berkiblat ke yerussalem…sudah coba nyari2 di internet tp nggak nemu2 sdh nyoba tanya ke tmn2 yg kebetulan kuliah disana tp rata2 jawaban mereka kiblat nya langsung ke makkah….

    • Judhianto berkata:

      @Pencari Jawab2: tentang masjid Amru bin Ash, kisahnya ada dalam kitab Mu’jam al-Buldan karya Yaqut al-Hamawi di abad 13M. Keterangannya saya kutip dari buku Kontroversi Islam Awal, Mun’im Sirry, Mizan 2015

  9. Ojo kemeruh berkata:

    Hehehe diskusinya semakin menarik mas Judhi, lambat laun akan terkuak kebohongan-demi kebohongan agama. Katanya quran itu memuat seluruh ilmu pengetahuan dan teknologi, semua yg terjadi di dunia ini sudah tertulis didalamnya. Apakah peristiwa lumpur lapindo di Sidoarjo dan tsunami Aceh sudah tertulis ya, di surat apa dan ayat berapa? Terus 5 tahun lagi akan terjadi apa? Apa juga sudah tertulis dan bisa dilihat ya.

  10. Sunarto berkata:

    Kalo bicara sejarah mau sampai kiamatpn tdk akan selesai, jgnkn era Islam yg lama sedangkn pnemu Benua Amerika aja skrng dperdebatkn.
    Klo mo bicara yg mngarah pd agama, liatlh pd kitab sucinya. Keasliannya, isinya, kbenarannya, bisa djalankn tdk sama umatnya, dll. Tdk usah ribut n sok pling pandai, sdangkn karyapn tak ada yg mngakui. Mnding brusaha jlnkn isi kitab suci agama msing2 klo bnar2 beriman, jgn cm pndai berucap beriman tp t prnah mlakukn printah2nya n mnjauhi larangnnya.
    Wa salaam… Shaloom…

    • Judhianto berkata:

      @Sunarto: maksud anda berhenti berdiskusi tentang sejarah dan langsung jalankan semua isi kitab suci? sudah banyak kok yang begitu.

      Tapi kalau ada yang tertarik mendiskusikan, kan gak masalah toh bagi anda? tinggal gak usah diperhatikan saja 🙂

      Semua orang boleh milih pikirannya sendiri-sendiri kok…

    • Wisya berkata:

      Waduh ketok dungune, percaya saja dengan kitab suci, koyo opo to sing suci iku. Yang asli juga seperti apa kok harus menjalankannya, waduh ini yang menyebabkan orang pandai jadi goblok, mudah banget diyakinkan dengan kitab suci. Maaf bila kurang tepat balasan saya

      • Wisya berkata:

        Pikirannya gak pernah diasah, sebuah konsekwensi masyarakat yang menghafal, sehingga bila terjadi perbedaan secara kontekstual dengan sesuatu yang di hafalkan dengan sesuatu yang baru jadi bingung

  11. Noer berkata:

    Waaahh mas judhianto (betul ya nulisnya), artikel anda analisis banget 🙂 sampai sy ingin mengutarakan beberapa hal saja: 1. Dg artikel anda, sy jd punya gambaran sedikiiiit dg gaya berfikir anda. 2. Saya menjadi lebih yakin dan mantaffff dengan sejarah islam yg saya dapatkan dr ulama, kyai, ustdz, krn yg mereka sampaikan berasal dr buah pemikiran orang yg lebih jauuuuuhhh duluan lahirnya, ketimbang anda mas, hehe. 3. Sy juga yakin dg ke Nabian rosul muhammad yg sudah diakui hampir 1/3 penduduk bumi, ketimbang artikel anda. Entah itu melalui riwayat hadis soheh, ato alquran (yg jauh lebih lengkap mengupas persoalan dunia ketimbang analisa cerdas tp dangkal ini. Hehe. 4. Lho mana yg dangkal? Mengenai tahun kelahiran nabi muhammad saw, adalah tahun gajah? Apa menurut anda,pemahamannya, nabi lahir pada saat gajah gajah nyerang kabah? Ato bgmn? Ini yg dangkal menurut saya. Yaa.. karnea sy blm pernah menemukan satupun cerita, bhw’pd saat muhammad lahir adlh bertepatan dg serangan gajah’ nda ada mas. Yg sy temukan adalah muhammad dilahirkan ke bumi, DENGAN DITANDAI (yg berarti gejala awal), 5. Kronologis th gajah menurut anda adalha 20th sblm rosul lahir, itu bs saja, krn periodisasi masa, zaman, bs berlangsung lama. Contoh, anda tau brp lama zaman orde lama? Zaman orde baru? Anda tau sekarang era nya apa setelah orde baru? Betul mas, era reformasi, tp.. lho kho lho.. bukannya reformasi terjadi hmpir 20th yg lalu? Brp lama orde baru ada? Bukankah orde beru itu sudah lampau, knp disebut baru ya? Artinya, setiap dekade zaman, pasti ada identitas, entah brp lama zaman itu berkuasa. 6. Yg menjadi sumber referensi anda adalah artikel yg tidak populer, yg tidak setiap orng mmbacanya, lalu apa layak dijadikan rujukan? Yg orang saja masih memperdebatkan kebenaran dr artikel trsebut. Jelas sy lebh percaya Alquran dan isinya, serta hadis soheh. Yg setiap ayatnya mampu mnjelaskan dan terbukti secara sains di jaman modern, padahal turunnya jauuuuuhhhhh sebelum anda. 8. Mengenai catatan kecil anda tentang ‘imajinasi Tuhan’ adakah?lalu apa buktinya?bagaimana wujudnya? Boleh saya tanya mas? Apa mas inget apa yg dilakukan saat ada dlm kandungan, coba mas inget2 dg semua kemampuan analisa anda, nyerah yah?? Bila kejadian dlm kandungan saja kita tidak bs membayangkan, apalgi mengingat, lalu bagimana mngkin sorang mahluk mampu mmbayangkan wujud dr Penciptanya? Waktu dalam kandungan, anda yakin, dan tau, kalo anda akan dilahirkan kebumi? Tinggal dmn? Ibu siapa? 9. Bila kemampuan kita yg sedikiiiit sj, apa bs kt mengoreksi isi alquran yg dtang dr firman Alloh. 10. Anda tentu akan mengkritisi soal kebenaran Alquran nya umat islam, dan kebenaran rosulnya umat islam, jangan2 hanya buatan saja? Lalu, siapa menurut anda yg benar di bumi ini? Kristen? Budha? Hindu? Atau atheis? Apa tolak ukur nya? Apa bs dipertanggungjawabkan secara historis dan bukti sejarah? 11. Satu hal lagi yg membuat sy yakin adalah, anda begitu semangat menggoyahkan keyakinan umat islam, sampe2 anda sendiri lupa, agama apa sebenarnya? Sekian mas.. kalo gk tertarik gk usah di tanggepin mas…

    • Judhianto berkata:

      @Noer: terima kasih komentarnya, saya anggapi berdasar poin-poinnya.

      • (1) Anda punya gambaran tentan gaya berpikir saya. >> Terima kasih
      • (2) Ulama, Kyai dan Ustad jauh lebih layak dipercaya karena mereka lahir jauh lebih duluan lahirnya.
        >> Kalau ada mesin waktu dan anda pergi ke jaman 1500 tahun yang lalu, cerita anda tentang pengetahuan anda pasti ditolak mentah-mentah orang jaman itu. Bumi itu mengorbit matahari? kita menunggangi bumi yang bergerak ribuan kilometer per jam? ada ribuan mahluk di air ludah kita (kuman)? itu semua pasti ditolak mereka. Kalau menurut anda yang lahir lebih dulu lebih layak dipercaya, ya silakan saja …
      • (3) Lebih yakin dengan kisah standard karena sudah diyakini oleh hampir 1/3 penduduk bumi.
        >> Bagi saya, benar adalah sesuai dengan kenyataan, bukan masalah diyakini banyak orang. Jika 99% penduduk bumi yakin bahwa kemarin anda pakai celana dalam biru, bukan berarti itu yang benar. Lha wong anda tahu sendiri kalau kemarin anda gak pakai celana dalam (guyon…)
      • (4)(5) Muhammad lahir ditandai dengan serangan pasukan gajah, bukan berarti lahir di tahun pasukan gajah menyerang.
        >> Silakan baca terjemahan Sirah Nabi karya Ibn Ishak di link ini: https://ia801408.us.archive.org/19/items/SiratIbnHisham/SiratIbnHisham.pdf , di halaman 20 disebutkan kelahiran Muhammad di tahun gajah
      • (6) Sumber saya berasal dari artikel tidak populer.
        >> Tentunya benar dan populer tidak selalu sama kan?
      • (7) kelewatan nomernya
      • (8) Imajinasi tentang Tuhan?
        >> kok tanya saya? lha wong saya gak percaya sepenuhnya gambaran Tuhan menurut agama kok.
        Anda percaya pada itu? lha jelaskan saja ke saya bukti dan wujudnya, biar saya percaya.
      • (9) Bila kemampuan kita sedikit, tidak bisa mengoreksi Qur’an
        >> Benar itu sesuai fakta, bukan masalah orang yang mengungkapnya
      • (10) Kalau Qur’an salah, lalu siapa yang benar? Kristen? Budha? Atheis?
        >> Kembali lagi, benar itu masalah sesuai fakta atau tidak, bukan kalau A salah maka yang benar B. Jika ada 3 orang (A,B,C) meramalkan berapa harga emas besok, bukan berarti kalau A salah pasti yang benar B atau C. Yang benar, ya lihat saja harga emas besok. Bisa jadi salah satu dari A, B, C yang benar atau ketiganya salah.
      • (11) Saya lupa agama saya?
        >> Ah enggak, adik saja mungkin .. 🙂
  12. adi berkata:

    Penulisnya aja orang atheis….gak bakal bisa diajak beragumen dengan sehat…bisanya paling2 ngeles doank…sehat selalu judhianto ..

    • Judhianto berkata:

      @Adi: terima kasih do’anya.
      Semoga anda selalu bisa berargumen sehat dan terhindar dari kebiasaan orang-orang bodoh, yang karena keterbatasan nalarnya, hanya mampu mencela lawan bicaranya.
      🙂

  13. bramandito berkata:

    jika kalian tidak percaya sama islam atau nabi muhammad, seharusnya cerita-cerita hoax yesus itu lebih besar, karena apa? yesus lebih tua dari pada islam dan nabi muhammad, semakin tua atau semakin mundur jaman saat yesus semakin hoax nya kelihatan, jadi mana yang anda percayai? cerita islam nabi muhammad atau cerita ke konyolan tentang yesus yang jauh lebih tua episodenya?

  14. Wisya berkata:

    Kebanyakan sejarah agama hanyalah sebuah cerita sejarah ( cerita anak kecil sebelum tidur) . Tanpa bisa diklarifikasi, hanya di imani benar salah membabi buta kuncinya imani, ingat imani tanpa harus mau berpikir kritis karena takut akan dosa. Tolong beri bukti satu aja kebenaran agama2 dari timur tengah, baru saya percaya apa yang diomongin para kyai, ustad , pendeta atau apa yang pantes disematkan buat mereka yang suka mengumbar kebohongan dipublik tanpa bisa membuktikan perkataannya.

  15. Bang Ali berkata:

    Golongan orang orang seperti anda ini juga sudah juga diriwayatkan oleh Rasulullah kepada umat nya

    • Judhianto berkata:

      @Bang Ali: oke. Terima kasih 🙂

    • om ee berkata:

      bang ali yth,
      1. apabila rasullulah bisa memprediksi masa depan dan menetapkan golongan2 org2 yg akan terbentuk maka seharusnya beliau lebih siap dalam memberikan ajaran2 yg sangat nalar logika dan masuk akal kepada generasi2 selanjutnya agar terhindar dari malapetaka!
      2. dengan kemampuan yg luar biasa salam nemprediksi akan banyaknya jumlah golongan dalam ajarannya berarti beliau sejak awal sudah tau bahwa ada ketidak beresan dalam awal ajaran , karena sesuatu yg dimulai dengan baik dan sempurna tidak akan melenceng kepada yg tidak baik.
      3. kalau yg ditulis adalah kata2 Allah yg maha sempurna apa apa yg diajarkan beliau, maka izinkan saya bertanya2 kira2 seperi apa yg Tuhan yg mencla mencle memberikan aturan??
      malah diummatnya di abadikan pula dengan segala cocokologi yg begitu memalukan!
      saya yakin Tuhan tidak begitu! Tuhan yg saya imani adalah Tuhan yg sempurna!
      yg saya jamin kata2nya akan abadi kebenarannya sepanjang masa dan absolute,
      bukan yg bisa ditafsir2kan dengan sebegitu banyaknya penafsiran.
      4.Kalau saja sejarah di belokkan maka kebenaran yg sesungguhnya tentu patut kuta pertanyakan.
      bayangkanlah kalau kita hanya menerima segalanya berdasarkan Iman, kira2 apa jadinya kuta semua?
      masih belum juga kita menerima kenyataan dan fakta bgmanabentuk dunia sekarang ini?
      saya berani jamin mas, kalau yg membakar hutan di sumatra yg buat gajah jadi sengsara dan orang ita merana itu semuanya adalah org2 beragama!
      saya jamin pake leher saya enggak akan ada org yg tidak percaya agama seperti saya melakukannya!
      kenapa? karena iman mereka yg menyatakan manusia adalah raja dan penguasa alam! jadi syah2 saja mereka mengekploitasinya seenak udelnya!
      itulah akibat menerima dan mengimani sejarah tanpa mau menelisij kebenarannya.
      silahkan berargumen apapun denga dalil keimanan manapun, tapi yg terbentuk dalam fakta bahwa bahaya laten bukanlah lagi komunis’
      bahaya laten adalah agama!
      demikian menurut fikiran saya

    • Wisya berkata:

      Bang ali, anda golongan yang mana? Bisa jelaskan

  16. Cerdas Cendekia berkata:

    Susah untuk menjawab tulisan Anda secara rinci karena tidak ada catatan kakinya. Gambarnya pun ga keliatan. Coba dibaca sejarah kodifikasi hadits di sini:

    http://www.academia.edu/8912975/Kodifikasi_Hadits

    Untuk diketahui bahwa transfer ilmu agama di dalam Islam itu sangat ketat yang dikenal dengan metode periwayatan (sanad). Tidak semua orang bisa diambil haditsnya. Syarat seseorang bisa diambil keterangannya haruslah adil dan dhabith. Adil menunjukkan bahwa seseorang tidak melenceng dari ajaran Islam sedangkan dhabith merupakan penilaian intelektualitas seseorang. Orang yang memenuhi kedua sifat ini dinamakan perawi yang tsiqah. Seseorang yang pernah berdusta meskipun sekali maka ia tidak memenuhi syarat sebagai perawi yang tsiqah. SIlakan dibaca betapa beratnya syarat-syarat seorang perawi hadits yang bahkan metode ini tidak kita temui dalam metode penulisan sejarah di era modern ini.

    https://www.academia.edu/6414599/Keadilan_dan_Kedhabitan_Periwayat_Hadits

    https://books.google.co.id/books?id=CjCf9YDkM-UC&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false

    • Judhianto berkata:

      @Cerdas Cendekia: memang benar ada metode sanad yang dipakai untuk melakukan pengujian keaslian sebuah hadis.

      Dengan metode sanad ini Imam Bukhari menemukan bahwa 99,3% hadis yang ada pada masanya adalah tidak oterntik atau palsu.

      Akan tetapi metode sanad cuma dilakukan pada hadis. Sedangkan sumber sejarah Islam tradisional bukan cuma hadis, ada sirah nabi dan asbabun nuzul yang muncul di kitab-kitab tafsir. Di sumber lain tersebut, tidak ada verifikasi sanad.

  17. Rudy Rianto berkata:

    Apakah tulisan ini sudah berlanjut?

  18. pembaca lain berkata:

    @judianto: mohon maaf dengan tidak mengurangi rasa hormat jika di perkenankan tulisan mas judianto kami copy… hanya sebagai bahan sering trims

  19. bondan suryanto berkata:

    Mas Yudhianto yang kritis, tulisan mas tentang autentisitas keberadaan nabi Muhammad, dengan referensi yang diambil menurut pendapat saya belum mempunyai pijakan data yang cukup kuat dibandingkan data/bukti keberadaannya. beberapa orientalis yang menjadi rujukan bagi bukunya Spencer (referensi anda) justru tidak ragu terhadap eksistensi Muhamad. Mereka yang sangat kritis pada Islam, masih tetap tidak meragukan eksistensi Muhamad, sebutlah: Grousset, Montet, Dinet, Margoliouth, H.A. Lammens, Ignaz Gldziher, Carra de Vaux, Emile Dermenghem, Christian Snouck Hurgronje, , Joseph Schacht, Crone, Hinds. Sebagian dari mereka memang meragukan otensitas dari hadits, karena alasan kekosongan riwayat hadits pad abad pertama islam. Tetapi mereka tidak pernah menyatakan keraguan terhadap existensi kehidupan Muhammad. Temuan arkeologis seperti koin bisa menjadi petunjuk, tapi mendasarkan hanya pada temuan arkeologis yang terbatas tersebut untuk menyimpulkan bahwa Muhamad adalah fiktif saya kira terlalu gegabah. Kehidupan Nabi Muhammad yang lengkap memang paling awal ditulis oleh Ibn Hisyam (lahir pada tahun 150 H) berdasarkan tulisan Ibn Ishaq (lahir pada 85H). Namun peristiwa kehidupan para sahabat yang menjadi saksi hidup kehidupan Muhamad sangat banyak, dari penaklukan Yerusalem oleh Umar, perang antara Muawiyah dan Umar, terbunuhnya cucu nabi Muhamad, terbangunnya kerajaan umayah oleh seorang sahabat nabi yang bernama Muawiyah, dan tak terhitung saksi hidup keberadaan Muhammad agak sulit dibantah tentang kebenaran hidupnya. Hadits nabi yang hakekatnya menceritakan kehidupan nabi, memang ditulis oleh Bukhari pada abad ke III hijriyah. Namun Imam Malik dan periwayat lain telah memulai mengumpulkan pendapat nabi pada abad pertama hijriyah.
    Tentang kehidupan orang Arab pada jaman nabi Muhamad, dari riwayat yang ditemukan oleh para sejarawan (baca antara lain buku Arnold Toynbee dan Philip K. Hitti), bangsa arab pada jaman itu bukan berarti dalam situasi kebodohan sama sekali. Karena pada awal tahun Masehi ditemukan orang Arab membantu bangsa Romawi dalam memerangi musuhnya. Artinya bangsa Arab telah bergaul dengan bangsa yang sudah maju dan tentu mempunyai teknologi perang yang lumayan baik. Kerjasama perdagangan dengan syria dan kawasan disekitarnya menunjukkan bahwa orang Arab tidak tertutup, tapi menyerap pengetahuan dari daerah sekitarnya yang merupakan salah satu pusat peradaban dunia waktu itu. kebudayaan Arab pun sduah cukup maju, terutama kesusasteraannya. Ada temuan sejarah tentang seorang penyair yang bernama Umayah bin Abish shalti, yang hidup sebelum Islam, tetapi bertemu dengan Islam, karena ia meninggal pada tahun 624 hijriyah, sesudah Muhamad dua tahun pindah ke Medinah. Dalam banyak riwayat di Alquran pun dikatakan bahwa orang arab bukannya tidak bertuhan, mereka itu sudah bertuhan, tetapi banyak yang mempunyai Tuhan lebih dari satu (musyrik). Jadi mas Yudhianto telah memaparkan beberapa data, yang saya kira belum lengkap bisa dijadikan dasar bagi sebuah peristiwa sejarah yang signifikan.

    • Judhianto berkata:

      @Bondan Suryanto: yang saya sampaikan pada tulisan ini adalah berbagai mosaik yang ada, dan beberapa di antaranya mengganggu gambaran besar sejarah Islam sebagaimana yang kita ketahui selama ini.

      Ini tulisan pembuka, mengenai pendapat saya tentang bagaimana menyusun ulang mosaik-mosaik itu, saya sampaikan dalam 3 tulisan lanjutannya dalam seri Awal Islam.

      • gEN_doNg berkata:

        …. ternyata memang isi penggalan Al-Quran tertua ini hampir sama sepenuhnya dengan isi Al-Quran standar saat ini. “Bagian-bagian Al-Quran yang terkandung dalam manuskrip tersebut sangat mirip dengan Al-Quran yang kita miliki saat ini,” kata Thomas. “Jadi penemuan ini mendukung pandangan bahwa teks Al-Quran yang ada sekarang kurang lebih memang sangat dekat serupa dengan Al-Quran yang dibukukan pada tahun-tahun awal Islam.”

        Di sisi lain, temuan ini juga mengandung kontroversi lain. Hasil uji radiocarbon menunjukkan penggalan Al-Quran tersebut dipastikan berasal dari tahun 568 sampai 645 Masehi. Adapun Nabi Muhammad diyakini hidup antara tahun 570 sampai 632 Masehi. Nabi Muhammad baru menjadi Nabi pada usia 40 tahun, yakni sekitar tahun 610 Masehi. Dengan kata lain, bila tahun lahir manuskrip tersebut adalah sebelum 610 Masehi, itu berarti sebelum Nabi Muhammad resmi menjadi Nabi, sudah ada ayat-ayat yang sekarang dipercaya sebagai bagian Al-Quran. Ini bisa menjadi bahan penelitian baru.

        Sebelum manuskrip Al-Quran di Universitas Birmingham diuji radiocarbon, ada seorang Profesor asal Perancis, François Déroche, yang telah melakukan uji radiocarbon terhadap manuskrip Al-Quran yang terdapat di Perpustakaan Paris. Manuskrip itu, lanjut Mun’im, ditemukan dari sebuah masjid di Sana’a, Yaman, yang dibongkar pada tahun 1972. Bersama dua manuskrip Al-Quran itu, terdapat ribuan lembar manuskrip lainnya.
        ……
        Dari uji radiocarbon terhadap manuskrip itu, Déroche menemukan asal-usul waktu yang berbeda. Yang menarik, salah satu manuskrip Al-Quran itu muncul diperkirakan pada tahun 433 sampai 599 M. Itu artinya, perkamen manuskrip Al-Quran itu muncul bahkan sebelum Nabi Muhammad lahir….

        Sumber :
        Manuskrip Al-Quran Tertua di Inggris: Makna dan Kontroversinya
        http://www.madinaonline.id/khazanah/manuskrip-al-quran-tertua-di-inggris-makna-dan-kontroversinya/

  20. Heri Herdiat berkata:

    sekarang jangan saling menyududkan antara sesama agama ini akan menimbulkan suatu perpecahan mohon tolong lebih baik galilah gali pahami Al-Qur’an sampai ke isinya yang mendalam dan tanyakan kepada para kyai yang sudah paham, kalau hanya menggali sebagian akan timbul rasa ketidak yakinan terhadap agama sesama.
    tolong hindari perpecahan sesama muslim maupun non muslim mari kita hidup berdampingan, dan mari kita sama belajar dan menggali Al-Qur’an.

    • Judhianto berkata:

      @Heri Herdiat: anda menganggap ada yang menyudutkan.

      Mohon diperjelas di mana pernyataan yang menyudutkan, siapa yang menyudutkan serta siapa yang tersudutkan itu agar menjadi jelas kita harus apa? menunjukkan salahnya, meralatnya atau bagaimana?

      🙂

Perkaya tulisan ini dengan pendapat Anda

error: Hargai hak cipta penulis !!
%d blogger menyukai ini: