Yesus. Yang Buram, Yang Berkilau

Tanpa dia, tak akan ada agama Kristen. Ia adalah satu diantara beberapa Nabi terpenting dalam Islam.

Bagi orang Kristen dan Islam, kiamat tak akan terjadi sebelum dia akan kembali kelak di bumi ini.

Dia bukan tokoh dongeng, dia tokoh nyata yang tercatat dalam sejarah.

Bagaimanakah gambaran Yesus dalam sejarah dan kitab suci?

Sejarah Yang Buram

Bangsa Yang Butuh Pahlawan

Yesus lahir di masa suram bangsa Yahudi.

Bangsa yang dulu berjaya di bawah Raja Solomon yang agung dan bijaksana, bangsa yang dipilih Tuhan untuk melahirkan para nabi, ternyata saat itu menjadi bangsa lemah dan dihina oleh penjajahan kaum kafir Romawi.

Beberapa kali perjuangan untuk merebut kembali kehormatan bangsa dan mengusir penjajah dilakukan, akan tetapi ternyata kekuatan militer penjajah terlalu kuat untuk dihancurkan. Romawi dengan mudah menumpas para pejuang kemerdekaan.

Bangsa Yahudi butuh pahlawan yang bisa mengembalikan kehormatan bangsa mereka, yang bisa mengusir penjajah, yang bisa menunjukkan keunggulan mereka sebagai bangsa pilihan.

Pengusir Setan Yang Datang

Yesus lahir di tengah harapan tersebut, tapi ia bukan tipe pahlawan perang seperti Daud yang perkasa.

Yesus tidak datang memakai baju zirah, pedang berkilat, dan sepasukan pemberani dibelakangnya. Ia datang memakai baju sederhana, tanpa senjata dan hanya diikuti sekelompok kecil pengikut setianya.

Ketika kaum kafir Romawi bercokol di negaranya, Yesus tidak datang untuk mengusir mereka. Yesus berkeliling dari desa ke desa, didatangi orang-orang yang sakit dan ia menyembuhkan mereka dengan doa-doa dan mengusir setan yang merasuki mereka.

Ketika kaum kafir Romawi merebut negaranya, Yesus tidak datang untuk merebut balik dari mereka. Yesus berkeliling untuk menjanjikan kerajaan Allah kelak di Surga.

Bersamaan dengan pengusiran setan dan janji kerajaan Allah, Yesus mengajarkan ajaran moral tentang kasih sayang, pengorbanan dan menolak kepalsuan religius yang merebak di antara pemuka Yahudi saat itu.

Yang Dipanggil Dengan Nama Ibunya

Bangsa Yahudi adalah masyarakat patriarki. Setiap anak dipanggil dengan nama ayahnya dibelakangnya, tapi Yesus tidak. Ia dipanggil sebagai Yesus anak Maria (ibunya), bukan Yesus anak Yusuf (suami ibunya).

Ada apa?

Dalam beberapa dokumen Yahudi dan Romawi dari era tersebut, Yesus disebutkan merupakan anak Maria dengan seorang prajurit Romawi bernama Panthera. Mungkin karena ayahnya merupakan antek bangsa kafir maka nama ayahnya tidak dipakai, atau bisa jadi ia merupakan anak hubungan diluar perkawinan antara Maria dan Panthera.

Informasi ini dapat kita lihat dari buku Dinasti Yesus karya James D. Tabor atau buku Memandang Wajah Yesus karya Ioanes Rakhmat.

Akhir Yesus Yang Tragis

Yesus rupanya menjadi populer diantara kelompok miskin dan tersingkirkan di negara yang sakit akibat penjajahan tersebut. Ia tidak populer diantara kelompok penguasa atau pemuka agama Yahudi.

Popularitasnya menjadi ancaman bagi kemapanan penjajah Romawi dan beberapa pemuka Yahudi. Melalui persekongkolan beberapa pemuka Yahudi dan penguasa Romawi, Yesus ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.

Dia dieksekusi setelah melalui proses yang menghinakan. Ia diarak dengan penghinaan prajurit Romawi, disiksa, diberi mahkota duri dan akhirnya disalibkan bersama beberapa penjahat dihadapan khalayak ramai yang sedang merayakan Paskah.

Yesus yang dihinakan dan disiksa sebelum disalib. Sebuah gambaran dalam film.

Yesus yang dihinakan dan disiksa sebelum disalib. Sebuah gambaran dalam film.

Ia tak berhasil membebaskan bangsanya dari penjajah Romawi, dan bahkan tak bisa menyelamatkan dirinya sendiri dari kekejaman tentara Romawi. Ia gagal dan kalah.

Kitab Suci Yang Membuat Berkilau

Ajaran Yesus tidak mati bersama dengan terbunuhnya Yesus. Para muridnya melanjutkan penyebaran ajarannya secara rahasia.

Pada abad pertama Masehi, ketika para murid perdana Yesus sudah tidak ada yang hidup, ajarannya sudah menyebar tidak hanya di tempat kelahirannya saja, akan tetapi sampai juga di kota Roma, ibukota penjajah Romawi.

Untuk keperluan dakwah, mulai sekitar tahun 70M, beberapa penulis Kristen awal mulai menuliskan beberapa dokumen yang kelak akan menjadi bagian dari Kitab Perjanjian Baru.

Dengan semangat mengajarkan ajaran Yesus, dan menguatkan keyakinan pengikutnya menghadapi agama pagan Romawi, maka para penulis awal Kristen berusaha memberikan citra yang positif  dan membela Yesus dalam tulisan mereka.

Dokumen-dokumen (yang juga disebut Injil) tersebut banyak sekali, otoritas Kristen belakangan hanya mengakui beberapa dan memasukkannya sebagai bagian dari Kitab Perjanjian Baru.

Beberapa hal menarik dari Injil-injil tersebut adalah:

Memoles Kelahiran Yesus

Kisah Yesus yang dipanggil dengan nama ibunya sangat mengganggu kredibilitasnya sebagai pembawa ajaran moral di masyarakat patriarki, maka penjelasan tentang hal tersebut adalah penting.

Dalam berbagai mitologi tentang pahlawan besar, kehebatan mereka sering dianggap karena mereka bukanlah anak manusia biasa, mereka adalah anak dewa.

Dalam mitos Aleksander Agung (356-323 SM), pada malam pengantin orang tuanya, Raja Filip II (ayahnya) melihat Olympias (ibunya) tidur dililit ular. Sang ibu sendiri bermimpi ada guntur menggelegar masuk tubuhnya. Kisah ini diartikan bahwa Dewa Zeus sendiri yang membuahi Olympias yang kelak lahir sebagai Aleksander Agung.

Yesus dan Maria di mosaik Masjid Haghia Sophia Turki

Yesus dan Maria di mosaik Masjid Haghia Sophia Turki

Dalam mitos yang lebih tua tentang kelahiran Zarathrusta (660 – 538 SM), Dewa Ahura Mazda menitiskan roh abadi kedalam rahim seorang perawan suci. Kelahiran dari perawan suci ini telah diramalkan jauh hari sebelumnya, dan sang anak akan menghancurkan agama kaum Majus. Pada hari kelahirannya, raja Majus mengutus tiga orang untuk mencarinya untuk dibunuh.

Mitos di atas mungkin memberi inspirasi untuk penulisan ulang kelahiran Yesus serta membuat Yesus dan ibunya terhormat dihadapan masyarakat yang kagum dengan mitos-mitos tersebut.

Hasilnya adalah cerita panjang tentang Maria sebagai perawan suci yang seumur hidupnya mengabdikan hidupnya untuk Tuhan, dan sebagai ganjarannya Allah dengan kuasanya membuat ia mengandung Yesus yang kelak menjadi pemimpin manusia. Kelahiran Yesus juga dituliskan telah diramalkan oleh berbagai macam ramalan.

Dalam Injil Matius, dikabarkan beberapa orang-orang Majus dari timur yang sedang mencari raja Yahudi yang akan lahir untuk menyembahnya. Raja Herodes yang merasa terancam akan ramalan ini meminta orang-orang Majus tersebut untuk menunjukkan tempat lahir raja Yahudi tersebut. Ia hendak membunuhnya. Tapi orang-orang Majus tidak mau menunjukkannya dan membuat marah sang raja.

Untuk mencegah ramalan tersebut menjadi nyata, Raja Herodes kemudian memerintahkan pembunuhan semua anak laki-laki di Betlehem yang berumur dibawah 2 tahun. Kisah pembunuhan masal di era Herodus tentunya menimbulkan duka yang dalam di komunitas Yahudi, akan tetapi kisah ini ternyata hanya ditemukan di Injil dan tidak dapat ditemukan dalam catatan sejarah Yahudi dan Romawi di periode yang sama, sehingga diragukan kebenarannya.

Dalam Al-Qur’an, kisah kesucian Maria dan proses kehamilannya yang ajaib masuk sebagai salah satu kisah penting di dalamnya.

Masa Kanak-Kanak Yesus

Yesus dikenal setelah ia mulai berdakwah, masa kecilnya tidak diketahui. Periode yang tidak diketahui ini, kemudian melahirkan beberapa versi Injil yang mencoba menjelaskannya.

Salah satunya adalah Injil Thomas, dalam dokumen ini, Yesus diceritakan sebagai anak yang memiliki mukjizat sejak dari kecil. Berbagai macam kesaktian yang digambarkan dalam Injil ini bahkan terkesan berlebihan yang justru membuatnya menjadi anak yang ditakuti dan tak dimengerti karena kesaktiannya. Injil ini tidak diakui oleh otoritas Kristen, mungkin karena sifatnya yang terlalu berlebihan menggambarkan kesaktian Yesus kanak-kanak.

Walau tidak diakui kebenarannya, salah satu kisah dalam Injil Thomas ini, lolos masuk dalam Al-Qur’an di surat Ali-Imran 49. Kisah yang dimaksud adalah saat Yesus kecil bermain-main membuat burung-burungan dari tanah liat dan kemudian secara ajaib menghidupkannya.

Dokumen lainnya yang dikumpulkan Nicholas Notovich, mengisahkan Yesus pergi berguru ke Tibet sebelum berdakwah di Palestina. Kisah ini juga tidak diakui kebenarannya oleh otoritas Kristen.

Penyaliban Yesus

Ini adalah akhir yang tragis dari seorang pembawa ajaran. Bagaimana tidak, ia dipermalukan dihadapan khalayak ramai di saat perayaan Paskah, sementara tak seorangpun pengikut setianya mau berjihad membelanya sampai mati. Jauh dari gambaran loyalitas pengikut Gandhi yang bergandeng tangan menyongsong senapan mesin tentara Inggris.

Kisah penyaliban Yesus, paling tidak ditulis ulang dalam dua kelompok pendapat.

  • Kelompok pertama: menerima fakta Yesus mati disalib, akan tetapi menyodorkan argumen bahwa itu bukan terjadi karena kelemahan Yesus. Yesus digambarkan sukarela mengorbankan diri dengan tidak melakukan perlawanan, rela menderita disalib untuk menebus dosa seluruh umat manusia.Pendapat ini menjadi dogma inti Kristen masa kini dan ada dalam Injil-injil utama.
  • Kelompok kedua: tidak menerima fakta bahwa Yesus mati disalib. Sebagai gantinya pendapat ini menyatakan bahwa yang disalib adalah orang lain. Yesus sebagai utusan Allah pasti tidak dibiarkan oleh Allah yang Maha Kuasa untuk dipermalukan sedemikian rupa.Pendapat ini ada dalam Injil yang ditemukan di Nag Hammadi Mesir dan diperkirakan berasal dari abad 3 M serta dokumen lainnya dari wilayah Edessa, Syiria. Dalam dokumen ini diceritakan saat penyaliban berlangsung, Yesus asli menyaksikannya dari atas pohon sambil menertawakan penyaliban itu. Ada beberapa perbedaan detil dalam dokumen-dokumen tersebut, akan tetapi inti ceritanya adalah, Yesus tidak mati disalib, ia tidak muncul lagi berdakwah karena Allah telah mengangkatnya dari dunia ini.

Pendapat dari kelompok kedua inilah yang kemudian masuk kedalam kisah Nabi Isa di Al-Qur’an dan membedakannya dengan dogma kelompok Kristen.

Salahkah Kitab Suci?

Tentu tidak, fungsi utama kitab suci adalah menyampaikan ajaran moral, bukan buku pelajaran sejarah.

Salahkah sejarah?
Kata fundamentalis: tentu sejarah yang salah! itu hasil konspirasi ateis, Yahudi atau bahkan Dajjal untuk mengajak manusia ke neraka.


Referensi:

  • Ioanes Rakhmat, Memandang Wajah Yesus (Pustaka Surya Daun, 2012)
  • Joesoef Sou’yb, Agama-Agama Besar Di Dunia (Pustaka Al-Husna, 1983)

Judhianto

Pencari jawab amatir, bertanya apa saja...

80 Respon

  1. gerry berkata:

    Speechless……..

    Semoga sampai akhir hayat om judhi selalu berproduktif terus….

  2. firdaus alma berkata:

    hayal dan hayal, ilusi dan imaginasi!
    hahahahahaha!
    yg gilanya bisa ya manusia yg satu mengklain bahwa hayalanannya lebih sempurna dari yg lain,
    dan ada manusia2 dewasa yg membutuhkan sahabat imaginer!
    Tuhan arab, Tuhan jahudi,Tuhan india…
    agama aran,agama jahudi, agama india,,,
    jelaslah dengan semua fakta adalah buatan manusia, malah diklain datang dari tuhan.
    dan Tuhan membutuhkan legitimasi agama baru jadi tuhan!
    huahahahahahahahahahahaa!

    WaKE UP GUYs! hari sudah terang

  3. Reynold berkata:

    Pembahasan ini sepertinya sederhana tapi sudut pandang sudah beda. “Nabi dan “Tuhan” kita bahas dulu. Di Kristen Yesus adalah Tuhan untuk menjelaskan dan memuaskan anda (yang saya tau cerdas dan berlandaskan fakta serta logika berfikir yang runut) itu bisa ratusan lembar makalah.

    • Judhianto berkata:

      @Reynold: tulisan saya tentang kisah Yesus di Kitab Suci yang dikonfrontir dengan sejarah.

      Kalau ada bagian tulisan saya yang salah, tinggal ditunjukkan kok, lalu alasannya apa.

      Rasanya gak butuh sampai ratusan lembar makalah.

  4. Mas Judhi menulis :
    Untuk mencegah ramalan tersebut menjadi nyata, Raja Herodes kemudian memerintahkan pembunuhan semua anak laki-laki di Betlehem yang berumur dibawah 2 tahun. Kisah pembunuhan masal di era Herodus tentunya menimbulkan duka yang dalam di komunitas Yahudi, akan tetapi kisah ini ternyata hanya ditemukan di Injil dan tidak dapat ditemukan dalam catatan sejarah Yahudi dan Romawi di periode yang sama, sehingga diragukan kebenarannya.

    Komentar :
    Betlehem dan daerah sekitarnya bukanlah kawasan yang luas (luasnya kira-kira 50 km2). Penduduknya mungkin sekitar seribu hingga dua ribu jiwa; dalam hal ini maka jumlah anak laki-laki yang terbunuh itu bisa mencapai sekitar dua puluh orang. Karena itu wajar kalau peristiwa ini tidak cukup menarik bagi Josephus untuk dimasukkan dalam bukunya.
    Bahwa tindakan pembunuhan oleh Herodes (Hanya ada di Matius 2: 16) (yang menimpa tidak lebih dari beberapa lusin bayi karena kecilnya Kota Betlehem) tidak tercatat di dalam kitab sejarah lainnya tidak mengejutkan, karena raja ini sering kali melakukan kekejaman. Dia membunuh istri dan ketiga putranya (https://id.wikipedia.org/wiki/Herodes_yang_Agung). Yosefus menyebutnya “orang yang sangat lalim bagi semua orang sama rata” (Antiquities, XVII.8.1).
    Semoga mengurangi keraguan mas Judhi tentang peristiwa pembunuhan bayi tersebut.

  5. Reynold hermawan berkata:

    Orang ini tentu jauh lebih kredibel dibanding James Tabor atau Iaones Rakhmat,

    http://www.sarapanpagi.org/flavius-yosefus-vt2981.html

    • Judhianto berkata:

      @Reynold Hermawan: mohon dijelaskan apa pendapatnya, lalu kenapa lebih kredibel?

      • Reynold berkata:

        FLAVIUS YOSEFUS adalah ahli sejarah Yahudi, lahir thn 37/38 M, dan meninggal awal abad 2 M.

        Jelas bahwa masa hidup orang ini sangat dekat dengan peristiwa disekitar kelahiran, pekerjaan dan kematian Yesus ketimbang teori-teori yang dipaksakan James Tabor atau Iaones Rakmat. Sebagai catatan Iaones Rakhmat sangat terpengaruh dengan tulisan-tulisan Tabor dan Crossan. Pak Judhianto bisa browsing kok tentang kedua tokoh ini dan kasih penilaian sendiri apakah keduanya layak disebut ilmuwan dan tulisannya layak dijadikan referensi ???
        Salah satu linknya:

        http://www.sarapanpagi.org/jesus-dynasty-vt963.html

        Dan masih banyak lagi boleh kok dibrowsing.
        Oiya orang ini juga (Tabor dan Crossan) juga terlibat dalam pembohongan tentang kuburan Yesus yang sudah dibantah oleh Arkeolog dan Geolog kenamaan. Silahkan browsing.

        Kembali ke Flavius Yosefus.

        Ini sebagian kutipan pernyataan Flavius Yosepus. Adakah yang bertentangan dengan Alkitab ?.

        Herodus Antipas telah menikah dengan puteri raja Aretas, namun menceraikannya ketika dia jatuh cinta dengan Herodias, istri dari saudaranya Filipus. Aretas menggunakan peristiwa menyedihkan yang menimpa puterinya dan suatu konflik perbatasan sebagai alasan untuk membangun pasukan tentaranya guna melawan Herodus. Ketika berhadapan dalam pertempuran, seluruh pasukan Herodus berhasil dihancurkan. Yosefus menulis bahwa sejumlah orang Yahudi percaya bahwa pasukan tentara Herodus dihancurkan oleh Allah sebagai hukuman karena dia menyuruh pemenggalan kepala Yohanes Pembaptis (Antiquities, 18.5.1-2).

        “Pada masa inilah Yesus, seorang manusia bijaksana, kalau boleh disebut manusia, karena dia adalah pelaku berbagai perbuatan yang luar biasa, pengajar orang-orang yang menerima kebenaran dengan sukacita. Dia telah menarik banyak orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi. Dia adalah Kristus, […]” (Antiquities. xviii.33).

        “[…] Dia adalah Kristus, dan ketika Pilatus, atas desakan orang-orang penting di antara kita, telah menghukurnnya di kayu salib, mereka yang mengasihinya sejak semula tidak melupakan Dia; karena Dia telah menampakkan diri lagi kepada mereka dalam keadaan hidup pada hari yang ketiga; sebagaimana yang telah diramalkan oleh para nabi Tuhan sarna seperti puluhan ribu hal lainnya ten tang Dia. Dan kaum Kristen, yang dinarnai demikian menurut namanya, belum juga punah sampai hari ini.” (Antiquities. xviii.33)

        ”[Ananus sang imam besar] memanggil para hakim Sanhedrin dan membawa ke hadapan mereka seorang pria yang bernama Yakobus, saudara Yesus yang disebut Kristus.” (Jewish Antiquities, XX, 200)

        Now there was about this time Jesus, a wise man, … He drew over to him both many of the Jews and many of the Gentiles … And when Pilate, at the suggestion of the principal men amongst us, had condemned him to the cross … (Antiquities 18.3.3

        Trus satu lagi, ada satu tradisi Yahudi yang disebut tradisi Masoretik, orang-orang ini dalam menuliskan sejarah apalagi kitab suci sangat berhati-hati. Apalagi pada saat akan menuliskan nama Tuhan YHWH, setiap akan menuliskan nama Tuhan tersebut harus mencuci tangan 3 kali. Hal ini menggambarkan betapa jujurnya mereka dalam menuliskan sejarah dan Kitab suci. Jangan dibilang ini dongeng yaa pak. Silahkan Pak Judhianto browsing.

        • Judhianto berkata:

          @Reynild: jadi keunggulan Clavius Yosefus dibandingkan James Tabor atau Iones Rakhmat adalah:

          1. Dia hidup di era yang dekat dengan era hidup Yesus.
            ini merupakan satu nilai plus bagi Flavius, namun apakah ini menjamin bahwa Flavius lebih akurat daripada sejarahwan dari era modern?

            Ini seperti membandingkan sejarah kerajaan Mataram versi penuturan Babad Tanah Jawa dengan penelitian sejarahwan modern.

            Babad Tanah Jawa ditulis oleh orang yang jelas mengalami hidup di kerajaan Mataram. Dari pertimbangan masa hidup penulisnya, Babad Tanah Jawa lebih punya nilai plus dibandingkan dengan sejarah yang ditulis orang dari jaman modern.

            Namun ilmu sejarah modern tidak mengandalkan sumber tunggal. Sebuah tulisan tidak bisa dipercaya begitu saja hanya karena berasal dari era yang lebih dekat dengan masa yang diceritakan. Kisah dalam tulisan itu harus diperkuat oleh sumber-sumber lainnya, baik berupa tulisan yang lain lagi, bukti-bukti arkeologis atau perhitungan akal’sehat.

            Dengan menggunakan berbagai penilaian tersebut, kita bisa tahu bahwa yang dikisahkan dalam Babad Tanah Jawa tidak semuanya bisa dipercaya karena tidak didukung oleh sumber-sumber lain atau tidak masuk akal.

            Begitu juga tentang Flavius versus sejarahwan modern. Beberapa sejarahwan modern menggunakan berbagai sumber yang berbeda dari pertimbangan akal sehat untuk sampai pada kesimpulan yang berbeda dengan laporan Flavius yang berasal dari era yang tidak jauh dari kehidupan Yesus.

            Yang saya sampaikan adalah pandangan yang berbeda dengan pandangan ortodoksi Kristen. Tentu juga tidak ada jaminan bahwa pandangan alternatif ini adalah yang paling akurat.

          2. Kitab suci dituliskan melalui tradisi kesucian Masoretik
            Apakah ini menjamin akurasi penulisannya? Tentu tidak.

            Ini seperti yakin bahwa setiap orang yang hidupnya dipenuhi ritual otomatis menjadi orang suci.

            Dalam dunia nyata, betapa banyak kasus Pendeta atau Ustad yang dalam keseharian hidupnya dipenuhi ritual suci, ternyata tersangkut korupsi, kejahatan seksual atau kejahatan lainnya.

            Ritual ya ritual, dalam dunia nyata, itu tidak menjamin apa-apa.

          • Reynold berkata:

            Saya tidak anti sejarawan moderen, point saya adalah gunakan referensi dari orang-orang yang memang punya kredibilitas. Bukan ahli abal-abal (tidak jujur) seperti Tabor, Crossan atau Iaones Rakmat. Knp bukan F.F. Bruce atau Craig A. Evans, yang punya metodologi yang jelas, terukur dan jujur.

            Tentang Tabor dan Crossan silahkan browsing

            Tentang Iaones Rakhmat browsing dengan kata kunci “Iaones Rakmat vs Budi Asali”, Pak Juhianto akan melihat bagaimana ngelanturnya orang ini.

          • Judhianto berkata:

            @Reynold: anda menggunakan ungkapan abal-abal, jujur, dan terukur; tapi tanpa satupun menjelaskan argumen dibalik penilaian anda.

            Mohon dijelaskan apa argumen anda untuk penilaian tersebut, para pembaca kan tidak sedang mendengarkan anak balita yang cuma bisa bilang “dia jahat Ma!” sambil nangis tanpa bisa menjelaskan kenapa dia jahat.

  6. Reynold berkata:

    Boleh minta penjelasan kalimat ini :

    Dokumen-dokumen (yang disebut injil) tersebut itu banyak sekali, otoritas Kristen belakangan hanya mengakui beberapa dan memasukkannya sebagai bagian Perjanjian Baru.

    Pertanyaan saya adalah :
    1. Yang banyak itu jumlah kitabnya, atau variannya atau terjemahannya ?
    2. Yang dimaksud otoritas Kristen itu yang mana ?
    3. Belakangan itu kapan ?

    • Judhianto berkata:

      @Reynold: sebagai aktivis Kristen, tentu anda mengenai tentang proses pembentukan kanon perjanjian lama dan kanon perjanjian baru. Dalam proses tersebut disepakati mana yang dimasukkan kanon kitab suci, mana yang tidak.

      Proses tersebut dilakukan dalam berbagai konsili otoritas Kristen.

      Siapa otoritas Kristen itu? Lalu kapan?

      Sepertinya anda lebih tahu, atau bisa mencari tahu sendiri. Yang jelas, sepertinya bukan oleh Asosiasi Tukang Becak di jaman order baru.

      • Reynold berkata:

        Point saya adalah kata belakangan. Apakah Konsili Jammia, antara tahun 90 – 100 M yang menetapkan Kanon Ibrani bisa disebut belakangan ?

        • Judhianto berkata:

          @Reynold: poin saya adalah, bahwa ada banyak banyak Injil dan otoritas Kristen menetapkan yang mana diamsukkan kanon kitab suci dan yang mana yang tidak. Anda mempersoalkan detil yang tidak mempengarusi poin pendapat saya.

          • Reynold berkata:

            Kalau itu saya sepakat karena ada yang masuk kategori injil apokrif termasuk injil Thomas yang sangat kuat nafas gnostiknya. Begitupun injil Barnabas yang juga sudah dibantah oleh beberapa pakar Islam ternama.

  7. Reynold berkata:

    @ Judhianto, apa yang Pak Judhianto jelaskan pada makalah diatas baik tentang Injil Thomas, klaim Notovich, James Tabor hingga buku karangan Pak IR itu semuanya memiliki kesinambungan. Suatu klaim yang pada intinya ingin menyatakan bahwa Yesus itu bukan Tuhan tetapi manusia biasa yang mati dan tidak bangkit lagi.

    Kalau Pak Judhianto mencermati dengan baik para penggagas Jesus DInasti seperti Tabor, Crossan, Thiering pun dalam makalah-makalahnya belum satu pendapat. Bahkan banyak hal-hal substantif yang ditetapkan melalui voting. Inikah yang disebut ilmiah ? Emangnya pemilihan ketua kelas pake voting !

    Hipotesa ini dengan cepat menjadi santapan diseluruh dunia bagi orang-orang yang mencari “pembenaran” atas klaim mereka bahwa Yesus itu bukan Tuhan tapi manusia biasa dan dikutip dalam berbagai buku yang menyerang kekristenan. Parahnya lagi tentunya bila buku-buku yang mengutip hipotesa ini kemudian dikutip lagi. Bukankah ini kesalahannya menjadi kuadrat ?

    Sebenarnya kekristenan sangat welcome terhadap berbagai kritikan. Mana buktinya ada kok hermeutika dalam studi theologia. Mana lagi, orang kristen tidak akan pernah marah, demo apalagi meminta ditarik terhadap buku yang menyerang kekristenan atau keTuhanan Yesus. Jelas bagi orang Kristen “Kitalah yang sepatutnya dibela Tuhan, bukan kita yang membela Tuhan”

    Berikut saya coba berikan beberapa link secara runut, karena saling berkaitan:

    Sekilas Jesus Dinasti :

    http://www.sarapanpagi.org/jesus-dynasty-vt963.html

    Injil Thomas (Gnostik) yang banyak dijadikan rujukan penggagas Jesus Dinasti:

    http://www.sarapanpagi.org/injil-yudas-khasanah-gnostik-yang-menggemparkan-vt334.html

    Apa Itu Gnostik ?

    https://www.kompasiana.com/nararya1979/natal-skandal-sejarah-kelahiran-yesus_54f39097745513902b6c7a27

    Analisis Yesus Anak Panthera:

    https://www.kompasiana.com/nararya1979/natal-skandal-sejarah-kelahiran-yesus_54f39097745513902b6c7a27

    Tentang Makam Talpiot :

    http://yohanesbm.com/2015/11/27/kontroversi-temuan-makam-yang-diduga-makam-yesus/

    http://www.sarapanpagi.org/kuburan-yesus-ditemukan-vt1373.html#4727

    Tentang klaim Notovich, singkat saja tolong tunjukkan mana yang disebut-sebut Manuskrip Himis itu. Kalau tidak ada maka inilah yang sesungguhnya dinamakan dongeng. Dan dongeng yang dikutip seolah-olah suatu kebenaran itu menjadi dongeng kuadrat. Ini point saya.

  8. Purgatory77 berkata:

    Sejarah juga ada versinya pak, wong PKI aja ada versi resmi pemerintah dan versi serajawan ini dan sejarawan itu

    • Judhianto berkata:

      @Purgatory77: benar. Satunya sejarah yang konon diilhamkan dari Tuhan melalui kitab suci, yang lainnya yang disusun oleh peneliti sejarah yang menyusuri berbagi sumber.

  9. ySon ofK berkata:

    Bayangkan saja seandainya semua orang di dunia ini mengamalkan apa yg diajarkan Yesus, “Kasihi musuh mu”.
    Satu kalimat pendek yg dapat merubah dunia menjadi lebih baik;
    – Tidak ada perang, pembunuhan karna semua orang saling mengasihi
    – Tidak ada orang yg sakit, celaka, kelaparan dibiarkan di jalanan
    – Tidak ada rebut-merebut kekuasaan, harta, wanita, suami orang, istri orang
    – Tidak ada kebohongan, iri hati, hujat menghujat.

    • Judhianto berkata:

      @ySon ofK: harapan yang bagus, namun ironisnya saat abad pertengahan saat peradaban Eropa sedang dalam kegandrungan yang tinggi memeluk kekristenan, mereka sangat sibuk berperang memerangi Islam (perang salib), memerangi yang dianggap kafir (inkuisisi Spanyol, perang Katolik-Protestan), memerangi sains (hukuman mati untuk heliosentris).

      Eropa menjadi lebih beradab sehingga kalimat “kasihi musuhmu” menjadi nyata justru saat mereka meninggalkan kekristenan dalam mengatur negara seperti yang terjadi saat ini.

      • Reynold hermawan berkata:

        Eropa menjadi lebih beradab sehingga kalimat “kasihi musuhmu” menjadi nyata justru saat mereka meninggalkan kekristenan dalam mengatur negara seperti yang terjadi saat ini.

        Pernyataan ini terlalu digeneralisir, bahwasanya di Eropa bahkan disemua negara maju di belahan dunia dunia lainnya terjadi pemisahan antara urusan “agama”, “negara” dan “privacy” iya betul. Tapi itu lebih kepada pengaruh kesadaran berdemokrasi dan HAM (termasuk didalamya kebebasan beragama dan menyampaikan pendapat). Apakah di Eropa semua orang menjadi ateis ?

        Kalau kita melihat indeks kemakmuran (pendapatan perkapita) dan kebahagian (salah satunya rasa aman) maka itu didominasi oleh negara-negara Scandinavia. Menurut Prof Komar Hidayat, salah satu contohnya Denmark, ternyata aspek kejujuran lah yang membuat bangsa ini maju. Darimana manusia mengenal kejujuran jawabnya dari budaya dan agama.

        Tapi ternyata bukan cuma itu keyakinan turut berpengaruh terhadap keyakinan. Saya kasih salah satu link yang mengupas itentang itu :

        http://strategimanajemen.net/2017/01/09/korelasi-agama-dengan-kemakmuran-bangsa-dan-individu-part-1/

        Bahkan di Indonesia, meskipun saya lupa tahunnya, kesimpulan penelitian tersebut menyebut agama tertentu bila diprosentasekan, agama tersebut penganutnya cenderung lebih banyak yang makmur. Bila agama dilihat dari kacamata budaya, dapat dibuat alurnya bahwa ajaran agama akan membentuk karakter dan cara berfikir sesorang. Karakter dan cara berfikir pada akhirnya akan membentuk seseorang/kelompok atau negara menjadi lebih makmur atau tidak, lebih bahagia atau tidak.

        Jadi kesimpulannya : Pemisahan urusan agama dan megara memang harus dilakukan tapi tidak berarti agama adalah racun bagi kemajuan.

        • Judhianto berkata:

          @Reynold Hermawan: saya tertarik pada satu kalimat anda:

          Darimana manusia mengenal kejujuran jawabnya dari budaya dan agama.

          Saya pikir ini semacam klaim egois kaum religius. Agama itu bagian dari budaya, bukan sesuatu yang berdiri sendiri, semua peradaban manusia mengembangkan budayanya masing-masing.

          Dalam perjalanan waktu, nilai-nilai positif akan berdampak positif terhadap peradaban itu sendiri, sedangkan nilai-nilai negatif akan merugikan mereka. Hanya peradaban yang mampu mengumpulkan nilai-nilai positif yang akan bertahan dalam persaingan antar peradaban.

          Kemampuan bekerjasama yang dibentuk oleh nilai kepercayaan pada sesama, kejujuran, dan tujuan bersama sangat vital untuk menentukan kelangsungan sebuah peradaban. Agama itu cuma alat pemikat (dengan segala ceritanya tentang surga dan Tuhan yang tak bisa dibuktikan) agar nilai-nilai positif itu diterima.

          Bangsa-bangsa kuno mungkin butuh iming-iming dan ancaman agama untuk memperkokoh nilai-nilai tersebut, namun agama itu cuma alat bantu. Bangsa tanpa kemampuan bekerjasama akan kalah ditelan persaingan dengan tetangganya, sedangkan bangsa kehilangan agama tidak akan mengalami masalah, manakala mampu mengembangkan alat bantu lain seperti institusi negara, kepastian hukum dan pendidikan untuk memastikan nilai-nilai positif itu terpelihara.

          Jadi Agama sumber kejujuran? ah itu klaim sepihak seperti klaim omong kosong semacam “Allah menciptakan segalanya”.

          Di bagian akhir anda juga menyimpulkan:

          Pemisahan urusan agama dan megara memang harus dilakukan tapi tidak berarti agama adalah racun bagi kemajuan.

          Saya setuju, kalau agama harus dipisahkan dari negara, fakta menunjukkan tidak ada negara yang diatur oleh agama yang menjadi negara maju.

          Tapi kalau kita melihat bahwa salah satu penggerak kemajuan peradaban manusia adalah perkembangan sains yang luar biasa, maka gerakan anti sains yang dipelopori oleh kaum agamawan seperti perkumpulan bumi datar, anti vaksin, anti evolusi, anti demokrasi – merupakan upaya langsung untuk melawan penggerak kemajuan peradaban kita. Itu pertunjukan sikap yang jelas bahwa agama mempelopori gerakan melawan sains, mesin penggerak kemajuan kita.

          Agama racun kemajuan itu bukan ide antah berantah, namun kesimpulan dari apa yang ditunjukkan umat beragama itu sendiri.

  10. Rheyn Harris berkata:

    Perkumpulan bumi datar, anti vaksin, anti evolusi dan anti demokrasi sy kira dilakukan oleh kelompok agama tertentu, jangan digeneralisir.

    • Judhianto berkata:

      @Rheyn Harris: agama tertentu? silakan sebut agama apa itu.

      Untuk Flat Earth Society, pelopornya adalah penulis inggris Samuel Rowbotham (1816–1884) yang berusaha mencocok-cocokkan alkitab dengan sains.
      Untuk masa yang lebih kuno, pada 13 Februari 1633 Gereja menghukum Galileo yang menyatakan bumi itu bola yang mengitari matahari, bukan datar dan pusat semesta sebagaimana tafsiran gereja.

      Anti vaksin? sama. Poster gerakan anti vaksin tertua berasal dari Philadelphia tahun 1894, lalu berkembang biak di antara pemeluk kristen fundamentalis.

      Anti evolusi? sama. Sumbernya asalnya ya dari orang-orang yang yakin bahwa alkitab itu sesuai sains.

      Kekonyolan pemeluk Kristen ini, di jaman modern menjangkiti pula berberapa kelompok pemeluk agama adiknya (Islam).

      https://en.wikipedia.org/wiki/Modern_flat_Earth_societies
      https://tirto.id/bagaimana-gerakan-anti-vaksin-mendunia-cqJn

Perkaya tulisan ini dengan pendapat Anda

error: Hargai hak cipta penulis !!
%d blogger menyukai ini: