Adam, Sebuah Cerita Manusia

Darimanakah manusia bermula?
Jangan tanyakan kepada ilmuwan, mereka terlalu bodoh untuk bisa menunjukkan dimana garis tegas manusia bermula. Mereka percaya evolusi yang tidak jelas menunjukkan kapan sang monyet menjadi manusia.
Tanyakan pada ahli agama samawi, mereka punya kepastian. Kepastian itu bernama Adam.
Kalau begitu bagaimanakah detil Adam yang legendaris itu? berikut ini adalah rangkuman yang bisa kita peroleh dari sumber-sumber samawi.
Penciptaan Semesta
Penciptaan semesta merupakan hal yang tak terpisahkan dengan penciptaan Adam. Kitab Perjanjian Lama (Taurat) menggambarkan secara detil proses ini. Awal proses ini diceritakan berikut:
Pada mulanya, waktu Allah mulai menciptakan alam semesta, bumi belum berbentuk, dan masih kacau-balau. Samudra yang bergelora, yang menutupi segala sesuatu, diliputi oleh gelap gulita, tetapi kuasa Allah bergerak di atas permukaan air.
Allah berkata, “Jadilah terang!” Lalu ada terang. (Kejadian 1:1 – 1:3)
Detil proses ini adalah: (detilnya ada di Kejadian 1:1 – 2:3)
- Hari 1: Pemisahan terang-gelap, siang-malam.
- Hari 2: Pemisahan langit-bumi
- Hari 3: Pemisahan darat-laut, penciptaan tumbuhan
- Hari 4: Penciptaan matahari-bulan-bintang
- Hari 5: Penciptaan binatang pengisi udara (burung) dan pengisi laut (ikan)
- Hari 6: Penciptaan binatang darat dan manusia
- Hari 7: Allah beristirahat
Sumber Qur’an menceritakan dengan cara yang berbeda dan tanpa detil walau terlihat ada kemiripannya.
Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya (Huud:7)
Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian dia bersemayam di atas ‘Arsy, Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah kepada yang lebih mengetahui tentang Dia. (Al-Furqaan: 59)
Dari sumber di atas:
- Air adalah zat yang sudah ada sebelum langit dan bumi diciptakan. Kuasa Allah bergerak di atas permukaan air (Perjanjian Lama), atau Singgasana-Nya di atas air (Qur’an).
- Langit, bumi dan isi keduanya (termasuk manusia) diciptakan dalam enam hari atau enam masa.
- Diakhir enam hari/masa itu Allah kemudian beristirahat (Perjanjian Lama) atau bersemayam di ’Arsy (Qur’an).
Penciptaan Adam
Kitab suci samawi menggambarkan penciptaan Adam dengan cara yang hampir sama.
Kemudian TUHAN Allah mengambil sedikit tanah, membentuknya menjadi seorang manusia, lalu menghembuskan napas yang memberi hidup ke dalam lubang hidungnya; maka hiduplah manusia itu. (Kejadian 2:7 )
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah”. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya”. (Shaad: 71-72)

Penciptaan Adam dalam lukisan Michelangelo, 1510.
Dari sumber kitab suci di atas, digambarkan Adam merupakan mahluk yang diciptakan dari tanah langsung oleh Allah dan bukan keturunan mahluk lain apapun.
Budaya Adam
Salah satu aspek yang bisa kita coba telusuri dari kitab suci adalah, Adam hidup pada tingkat budaya apa?
Lalu Hawa melahirkan seorang anak laki-laki lagi, namanya Habel. Habel menjadi gembala domba, tetapi Kain menjadi petani. Beberapa waktu kemudian Kain mengambil sebagian dari panenannya lalu mempersembahkannya kepada TUHAN.
Lalu Habel mengambil anak domba yang sulung dari salah seekor dombanya, menyembelihnya, lalu mempersembahkan bagian yang paling baik kepada TUHAN. TUHAN senang kepada Habel dan persembahannya, tetapi menolak Kain dan persembahannya. Kain menjadi marah sekali, dan mukanya geram. (Kejadian 4:2-4:5)Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!”. Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”. (Al-Maaidah:5)
Dari kisah diatas kita dapat mengira-ira bahwa Adam hidup dalam budaya pertanian, karena pekerjaan petani dan peternak baru muncul pada masyarakat yang telah menetap dan mengenal pertanian.
Aspek Fisik Adam
Perjanjian Lama memuat deskripsi tentang usia Adam sebelum meninggal sebagai berikut:
Inilah daftar keturunan Adam. (Pada waktu Allah menciptakan manusia, dijadikan-Nya mereka seperti Allah sendiri. Diciptakan-Nya mereka laki-laki dan perempuan. Diberkati-Nya mereka dan dinamakan-Nya mereka “Manusia”.) Ketika Adam berumur 130 tahun, ia mendapat anak laki-laki yang mirip dengan dirinya, lalu diberinya nama Set. Setelah itu Adam masih hidup 800 tahun lagi dan mendapat anak-anak lain. Ia meninggal pada usia 930 tahun. (Kejadian 5:1-5:5)
Qur’an tidak memuat rincian seperti di atas, akan tetapi sumber-sumber Islam lainnya memberi gambaran yang tidak kalah spektakulernya.
Telah bercerita kepada kami Yahya bin Ja`far: Telah bercerita kepada kami `Abdu r-Razzaq, dari Ma`mar, dari Hammam, dari Abi Hurayrah, dari Nabi, dia berkata: “Allah menjadikan Adam tingginya 60 hasta, kemudian (Allah) berfirman: Pergilah dan memberi salamlah kepada para malaikat itu, dan dengarkanlah mereka memberi hormat kepada engkau. Itulah kehormatan engkau dan keturunan engkau, lalu (Adam) mengucapkan: Assalamu ‘alaikum, maka (para malaikat) mengucapkan assalamu alaika wa rahmatullah, (para malaikat) menambahkan: warahmatullah, maka setiap orang yang masuk surga serupa dengan Adam (dalam hal perawakan/postur dan gambaran), dan manusia itu senantiasa bertambah kecil sampai sekarang“. [Al-Bukhari/ 3079]

Sepeda Nabi Adam, sebuah monumen di Jeddah yang menggambarkan sepeda yang sesuai dengan ukuran Nabi Adam.
Yang dapat kita simpulkan dari sumber diatas: Adam adalah manusia raksasa setinggi kurang lebih 30 meter yang berusia panjang (ia meninggal berumur 930 tahun). Manusia setelah Adam bentuknya akan selalu sama hanya bertambah kecil (dan berumur semakin pendek).
Bila ahli sains menyodorkan teori evolusi yang menggambarkan manusia berkembang dari organisme yang lebih sederhana, Kitab Suci menawarkan semacam evolusi yang berjalan terbalik, yaitu manusia berubah dari yg bertubuh raksasa dan berumur panjang menjadi seperti kita sekarang yang kecil dan berumur pendek.
Evolusi ala Kitab Suci ini paling tidak telah berlangsung 6,000 tahun, jika ini terus berlanjut mungkin 20,000 tahun lagi, manusia bisa masuk ke dalam botol minuman kita sekarang.
Kapan Penciptaan itu?
Dalam Perjanjian Lama, dimuat silsilah keturunan Adam dan umur-umur mereka. Dari data tersebut dapat dikira-kira kapan terjadinya penciptaan Adam.
Hari penciptaan Adam tersebut berada disekitar tahun 3,760-2,830 SM.
Hari penciptaan alam semesta adalah 6 hari sebelumnya (menurut Perjanjian Lama) atau 6 masa sebelumnya (menurut Qur’an).
Fakta Yang Menjadi Problem
Pengetahuan suci diatas menemukan problem ketika dihadapkan dengan data hasil penelitian ahli-ahli ilmu pengetahuan.
Usia Semesta dan Bumi

Galaksi terdekat kita: Andromeda. Semua galaksi bergerak saling menjauh satu dengan lainnya
Para ahli dengan peralatan dan teori mereka telah menemukan beberapa fakta berikut:
- Semua galaksi dan bintang yang ada di angkasa bergerak saling menjauh.
- Dengan memperhitungkan kecepatan dan jarak semua benda langit tersebut, diperkirakan semua benda langit (termasuk bumi) memulai pergerakannya dari suatu titik 13.7 milyar tahun yang lalu.
- Penjelasan yang masuk akal bagi ilmuwan adalah alam semesta berawal dari satu ledakan dahsyat (big-bang). Beberapa temuan juga memperkuat teori ini.
- Dengan bantuan perhitungan isotop atom tertentu, didapatkan usia bebatuan tertua di bumi sekitar 4,28 milyar tahun.
Usia semesta dan bumi hasil perhitungan ilmuwan ini sangat jauh dari 6 hari/masa sebelum Adam diciptakan di sekitar 3,760-2,830 SM.
Peninggalan Budaya Manusia
Diseluruh dunia, para ahli arkeologi menemukan banyak peninggalan-peninggalan dari kebudayaan manusia terdahulu.
Dengan menganalisa teknologi yang dipakai dalam peninggalan tersebut serta menggabungkan dengan perhitungan usia menggunakan isotop atom, diperoleh penggolongan masa prasejarah sebagai berikut:
- Zaman Batu Tua (Paleolithic)
- Zaman Batu Tengah (Mesolithic)
- Zaman Batu Muda (Neolithic) – pertanian pertama kali muncul
- Zaman Tembaga (Copper age)
- Zaman Perungu (Bronze age)
- Zaman Besi (Iron age) – peralatan cangkul, sabit, pisau dan pedang mulai digunakan
Pembagian periode ini tidak sama terjadinya di setiap wilayah, akan tetapi satu hal yang pasti, peradaban manusia tidak ada yang langsung bermula di zaman besi (sebagaimana beberapa deskripsi yang kita ketahui tentang Nabi Adam)

Stonehenge, situs purbakala peninggalan manusia di era neolitikum
Di beberapa wilayah yang terisolir, ada masyarakat yang masih hidup dalam peradaban zaman batu. Sangat mengherankan jika mereka adalah keturunan Adam yang telah mengenal pisau dan pertanian.
Ukuran Tubuh Dan Usia Manusia
Dari analisa kerangka manusia yang ditemukan dalam kuburan prasejarah (mulai sekitar 30,000 SM), para ahli menemukan bahwa:
- Ukuran tubuh manusia kurang lebih sama sejak 30,000 SM
- Usia harapan hidup manusia meningkat dari sekitar 30 tahun ke 70 tahun di masa moderrn ini.
Fakta ini berbeda dengan Kitab Suci yang mengatakan harapan hidup manusia menyusut (dari 930 tahun ke rata-rata 70 tahun manusia sekarang), ukuran tubuh manusia juga tidak berubah banyak seperti yang digambarkan sumber Islam (dari tinggi badan 30 meter ke 1,7 meter).
Fakta Sains Atau Kitab Suci?
Banyak orang risau dengan fakta diatas.
Fakta sains atau kitab suci yang harus kita ceritakan ke anak cucu kita tentang penciptaan alam dan manusia?
Saya sih pilih ceritakan dua-duanya, sambil tidak lupa mengatakan bahwa yang satunya adalah dongeng.
Sumber Luar:
- Wikipedia: Adam
- BBC: The Big Bang Theory
- Science Daily: Oldest Known Rocks On Earth Discovered: 4.28 Billion Years Old
- Wikipedia: Timeline of human prehistory
- Wikipedia: Prasejarah
- Wikipedia: Nusantara Pada Periode Prasejarah
- Longevity & health in ancient Paleolithic vs. Neolithic peoples
- Hadis Tinggi Adam 1 & Hadis Tinggi Adam 2
Bicara JUJUR… Saya hanya coba ambil dari pernyataan Anda sendiri… “Jangan tanyakan kepada ilmuwan, mereka terlalu bodoh untuk bisa menunjukkan dimana garis tegas manusia bermula. Mereka percaya evolusi yang tidak jelas menunjukkan kapan sang monyet menjadi manusia.”
Jika para Ilmuwan Sains saja GAGAL… Kenyataan FAKTA Sains apa lagi yg bisa di jadi kan pedoman…?
Jika sampe hari ini, sains masih saja GAGAL, mau sampe kapan Qt menyelidiki nya…? Analisa yg lalu Gagal… tentu g bisa di jadikan patokan awal utk penyelidikan selanjut nya…!
Apakah harus mengulang dari NOL lagi…?
Dasar apa yg di pakai…? Tentu dong Hasil Penemuan dg kesimpulan yg GAGAL… TIDAK bisa lagi di guna kan…?
Pertanyaan nya tentu dari mana memulai jika bukan dari KITAB WAHYU…? Merupakan PEDOMAN mutlak… KARENA bukan BAHASA susunan Mahkluk ato HASIL Analisa MAKHLUK…
Maka seyogya nya lah ber PEDOMAN pada KITAB WAHYU yg tidak mengalami perubahan2 oleh OKNUM… KITAB WAHYU yg terjaga KEMURNIAN BAHASA WAHYU nya.
Jika di banding kan BUKU hasil Ilmuwan GAGAL dg KITAB WAHYU yg MURNI… Jelas sya kata kan dengan tegas bahwa BUKU2 ilmuwan tersebut TIDAK JAUH dr HAYALAN.
Ato bisa juga di katakan ANALISA Hasil dari SEKEDAR PRASANGKA saja…! Tidak lebih dr itu.
ITU JIKA QT MAU JUJUR…!
@Mirza: saya terkejut melihat cara anda membaca tulisan saya. Anda memusatkan diri pada kalimat pembuka tulisan yang tak terlalu penting dan mengabaikan keseluruhan isi tulisan saya yang lain.
Silakan melihat tulisan saya yang lain, saya banyak membukanya dengan dialog / pertanyaan imajiner yang sering ngawur sebagai pemancing rasa ingin tahu pembaca. Pernyataan ngawur tersebut kemudian saya tunjukkan kesalahannya melalui isi pokok tulisan saya.
Itu gaya bahasa teman … 🙂
Oh ya dari komentar anda, saya menangkap anda tidak bisa membedakan filosofi dasar sans dan agama.
Sains berdasar pada keraguan dan mempertanyakan segala sesuatu. Dengan sifatnya ini, tidak ada klaim kebenaran final pada sains. Suatu pernyataan sains dianggap benar sampai muncul fakta yang membantahnya. Jika itu terjadi, maka pernyataan sains tersebut akan dibuang dan diganti dengan pernyataan sains baru yang lebih sesuai berdasarkan fakta yang baru ditemukan.
Sedangkan agama berdasarkan pada percaya bahwa agama mengabarkan kebenaran final. Kebenaran agama tidak bisa dibantah, walaupun banyak fakta yang tidak sesuai dengan klaim yang dinyatakannya. Jika kebenaran agama tidak sesuai fakta, biasanya ditutup dengan “bagi Tuhan, apapun bisa tejadi”.
Dalam sains, orang yang membantah teori sains lama dan mengajukan teori sains yang baru sebagai pengganti akan sangat dihargai. Ia akan diundang ke berbagai forum ilmiah untuk menjelaskan dan mempertahankan teori barunya, bahkan bisa jadi akan dapat Nobel.
Dalam agama, orang yang membantah klaim agama atau mengajukan tafsir baru agama, sangat dimusuhi. Ia akan dicerca dalam forum-forum agama, diadili dan bahkan sudah banyak yang dibunuh.
Oh ya, anda menegaskan bahwa kitab wahyu merupakan pedoman mutlak, sedangkan tulisan saya jelas menunjukkan ngawurnya kitab wahyu. Kenapa anda tidak fokus saja menunjukkan pada saya dimana tulisan saya salah (isi tulisan lho..) dan tunjukkan bukti yang bisa mendukung klaim kitab wahyu?
Dagelan macam apa yach yang membuat statment bahwa kitab wahyu adalah kebenaran final. Dunia itu dinamis dan berubah, jadi tidak ada yang final, akan selalu mengalami perubahan. mungkin saja kita tidak merasakan perubahan karena pada waktu kita hidup dan mati, masih menggunakan satu teori dan fakta yang belum di patahkan/yang baru.
@Judhianto. Anda hanya ambil kesimpulan merata terhadap semua Kitab Wahyu tanpa Fokus pada 1 Kitab Wahyu saja. Alangkah bagus nya sesuai dg pengakuan anda, bahwa anda lebih paham Filsafat sains, seharus nya melakukan perbandingan terdahulu sekaligus koreksi terhadap semua Kitab Wahyu. Kitab Wahyu manakah yg benar2 Kitab Wahyu yg masih Murni. Kemudian Fokus pada Kelimuan Agama Kitab Wahyu yg di jadikan perbandingan. Maaf kelihatan nya Anda belum sama sekali Paham Keilmuan Islam.
Fakta yg Anda utarakan Hanya Merupakan KENYATAAN yg di dapatkan tapi BUKAN lah KESIMPULAN FINAL (Coba di Resapi). Seyogya FAKTA tsb kemudian di sinkronkan pd Al Quran saja utk kemudian baru di buat Kesimpulan. Bukan membuat KESIMPULAN sendiri. Contoh nya saja FAKTA Sains “Ditemukan Tengkorak manusia berupa Monyet”. Buat kesimpulan sendiri dg menamakan TEORI DARWIN bahwa Manusia asal nya dari Monyet. Pada saat itu TEORI ini begitu HEBAT bukan…? Apa beda nya dg KESIMPULAN2 yg dibuat sebelum nya dan setelah nya dan selanjut nya spt Kesimpulan Anda saat ini. Tidak FINAL dan Berubah2. Apakah spt itu yg di katakan KEBENARAN…? Akal pun akan menolak nya
(BerSambung)
@Mirza: saya akan tanggapi beberapa hal dalam komentar anda:
–> dimana saya pernah katakan pengakuan ini?, jangan ngarang!
–> yang saya tunjukkan adalah kutipan dari Alkitab dan Al-Qur’an, itu semua detil, itu fokus. Bila anda punya penjelasan lain, tolong tunjukkan dengan detil untuk hal tersebut, bukan hanya kesimpulan merata bahwa Qur’an sesuai sains — tunjukkan detil anda
–> Bukankah setelah saya membahas fakta tersebut satu persatu, saya sampaikan di kalimat terakhir tulisan saya, bahwa penciptaan manusia dalam kitab suci (Alkitab & al-Qur’an) adalah dongeng?
–> anda pasti tidak pernah membaca buku-buku tentang evolusi, atau buku-buku karya Darwin. Darwin dan ilmuwan evolusi tak pernah mengatakan bahwa manusia asalnya dari monyet. Silakan tunjukkan kepada saya dimana ungkapan itu anda kutip. Evolusi mengatakan bahwa semua mahluk hidup berevolusi dari mahluk lain, dan manusia mempunyai nenek moyang yang sama dengan monyet.
Kalau membaca proses penciptaan adam, sangat kontroversi dan hebat, dimana prosesnya sangat spektakuler, dimana tuhan mengutus para malaikat2nya untuk mengambil tanah di beberapa negara untuk membuat bagian2 adam, dan dari pendekatan seintis islam, bahwa kandungan didalam tubuh manusia hampir mayoritas ada di tanah ( cocokologi). Bukankah tubuh binatang juga gak beda jauh dgn manusia? kok tidak seperti adam? Jawabnya gampang dan tidak perlu membutuhkan pemikiran serumit seintis “mukjizat”. Lalau saya juga menanyakan siapa yg menceritakan dan melihat kejadian itu, jawabnya juga mudah dan gampang sudah ada dalam alquran dan itu keputusan final. Gak masuk akal lagi, adam terbuat dari tanah kok kita dari hasil proses biologi ya? Kok jauh banget. Jadi kira kira kisah adam dongeng atau hanya mitos ya? Silahkan jawab dan terka sendiri TTS diatas.
@judhianto:saya ingin bertanya pada anda sebagai orang awam,apakah anda menerima bila dikatakan moyang anda sama/mirip dengan monyet?(mengutip dari tulisan anda)..padahal kalo anda ngaca masih lebih bagus anda dan dari dulu sampe sekarang monyet tetap monyet tidak berubah,jadi sesungguhnya allah menciptakan alam beserta isinya dengan hukum yang tetap,tidak ada tuh yang namanya evolusi..ilmu/science tanpa iman ibarat membangun rumah tanpa pondasi.
Trims.
@Joni: nenek moyang manusia mirip dengan monyet? ya, gak masalah. Antara manusia dan simpanse kesamaan DNA-nya mencapai 98% kok. Bukankah anda juga gak bermasalah kalau anda menganggap nenek moyang anda mirip batu bata atau celengan? kata Allah bahannya tanah liat juga kok.
Dari dulu sampai sekarang monyet tidak berubah? anda sudah mengamatinya berapa tahun? manusia dalam bentuk seperti sekarang, paling tidak sudah ada 300 ribu tahun yang lalu, sedangkan usia bumi lebih dari 4 milyar tahun.
Evolusi pada binatang yang kompleks (seperti manusia) secara umum tidak bisa diamati prosesnya dalam jangka hidup manusia. Namun kita masih bisa mengamati proses evolusi pada organisme sederhana, seperti munculnya bakteri yang kebal antibiotic, organisme penyebab penyakit baru seperti AIDS, Flu burung, MERS.
Anda menyatakan: ilmu/science tanpa iman ibarat membangun rumah tanpa pondasi, bisakah anda memberi contoh nyatanya? setahu saya, kebanyakan klaim tentang iman itu omong kosong.
@Judhianto.
FAKTA anda:Oh ya dari komentar anda, saya menangkap anda tidak bisa membedakan filosofi dasar sans dan agama.
Sains berdasar pada keraguan dan mempertanyakan segala sesuatu.
Kesimpulan (Maaf Kira2) saya:Alangkah bagus nya sesuai dg pengakuan anda, bahwa anda lebih paham Filsafat sains.
Apakah ini FAKTA ato sebuah Kesimpulan KIRA2 (???) : Dengan memperhitungkan kecepatan dan jarak semua benda langit tersebut, diperkirakan semua benda langit (termasuk bumi) memulai pergerakannya dari suatu titik 13.7 milyar tahun yang lalu.
Penjelasan yang masuk akal bagi ilmuwan adalah alam semesta berawal dari satu ledakan dahsyat (big-bang). Beberapa temuan juga memperkuat teori ini.
Apakah ini FAKTA ato Kesimpulan SEPIHAK tanpa ada DASAR: Sangat mengherankan jika mereka adalah keturunan Adam yang telah mengenal pisau dan pertanian.(Nabi Adam mengenal pisau…???)
Ini lah Sains tanpa Iman = KIRA2 juga
Anda g bc kisah bagaimana ANAK Nabi Adam As Saling membunuh…???
@bima: Kalau membaca proses penciptaan adam, sangat kontroversi dan hebat, dimana prosesnya sangat spektakuler, dimana tuhan mengutus para malaikat2nya untuk mengambil tanah di beberapa negara untuk membuat bagian2 adam, dan dari pendekatan seintis islam,
Apakah saat itu sdah ada terbentuk bbrp Negara…??? Apakah kesimpulan sains terhadap Agama…???
Saya rasa g da guna melanjutkan diskusi ini. Ada bbrp FAKAT sains jg yg diabaikan ato disembunyikan…!
Saya lebih menangkap kesan NGELES dr pd sebuah KEJUJURAN dan PENGAKUAN.
Entah itu mau di katakan mirip, Sains mengatakan NENEK MOYANG Manusia berjalan BUNGKUK dan BERBULU dg MUKA TONJOL (spt monyet) jauh bentuk MANUSIA. MIRIP ato berubah ato Asal dr Monyet…???
Fakta sains ditemukan bbrp kerangaka dg ukuran g lazim di abaikan entah di tutupi.
Semua di kembalikan pada NIAT Masing2 dan setiap Niat akan menuai DAMPAK dr Niat itu sendiri.
Apakah mau mencari KEBENARAN ato Hanya CARI PEMBENARAN utk meruntuhkan KeBENARAN WAHYU.
Ibarat jika seseorang sdh nyaman dg rumah yg dia tempati tentu bahagia dg rumahnya.
Tapi jika masih mengusik KEINDAHAN rumah tetangga sdh pasti ada yg KURANG di rumah nya dan dia TIDAK mendapat HAL itu “Apa yg dia tidak ada sedang kan tetangga itu ADA”. maka di komentari miring rumah tetangga tsb dg berbagai PERBANDINGAN2 sedikit menjatuhkan HANYA agar ini diri NYAMAN dan BAHAGIA dg rmh nya bahwa RUMAH nya lah yg BENAR. Ck… ck… ck… BENAR dg MENYALAHkan Ato BENAR dg PERBANDINGAN.
KENAPA tidak FOKUS aja pd PEMBAHASAN yg BENAR2 MENDETAIL dr PENEMUAN sains. Sehingga bisa mencapai KEBENARAN yg SUBTANSIAL. KEBENARAN yg berteori dan berkaidah. BUKAN nya BERUBAH2. PLIN PLAN. Terus “Menoleh kanan kiri” coba perbandingan krn GAGAL kurang nyaman dan g “bahagia”.
Sy bicara begini krn anda2 sendiri pun g JUJUR… Padahal banyak KEJADIAN2 keCURANGAN SAINS. Yg mungkin Anda tahu tapi tdk anda ungkapan ato sengaja di tutupi. Utk mempertahan HEGEMONI keNYAMANAN dlm SAINS yg diPAKSAKAN.
SAINS yg DIPAKSAKAN = FIKTIF dan HAYALAN.
Wa Salam.
@Mirza:
Secara umum, dongeng penciptaan semesta dalam 6 masa dan penciptaan adam dari tanah adalah berasal dari kitab suci (Yahudi, Kristen dan Islam), tentunya kalau tidak mau dianggap bukan dongeng, yang percaya kitab sucilah yang harus membuktikan bahwa itu bukan dongeng, yang ngomong yang harus bertanggung jawab – bukan yang lain (saintis misalnya).
Kan repot kalau saintis disuruh buktikan dongeng kitab suci satu persatu, ada banyak dongeng lain dari agama Hindu, Budha, penyembah Zeus, pemuja Roro Kidul atau pocong. Yang percayalan yang harus buktikan.
Saat ini sains sudah sibuk untuk mencari penerapan apa yang pernah ditemukannya, komputer, mobil, televisi, handphone dan sebagainya. Kalau ngurusi dongeng, ya biarlah yang punya dongeng saja.
Oh ya anda katakan ada kecurangan sains, bisa beri contohnya?
“Pengakuan saya” dan “kesimpulan anda” kan beda? kalau anda mengatakan bahwa saya mengeluarkan “pengakuan” seperti itu, kan ngarang namanya?
CERMIN BUAT ANDA Judhianto
Untuk masalah pisau nabi Adam, memang kesimpulan saya bisa dipertanyakan karena berdasarkan asumsi bahwa mereka sudah mengenal binatang ternak dan pertanian (lihat kutipan Alkitab bahwa Habel/Habil penggembala(peternak) dan Kain/Qabil petani.
Apa yg Anda tanyakan ada di atas.
dan itu hanya contoh kecil yg faktual. G perlu sy tuang kan contoh2 lain.
Apa yg anda tuduhkan (Ngarang /Dongeng) pun ada pd di atas juga.
ASAL JUJUR…!
@Mirza: jadi kesimpulan anda apa? apakah seperti ini:
ASAL JUJUR…!
Okelah 😀
Sakjane mari mati nang endi mas? Tulisan muter2 gak karoan. Kalau semua itu tidak penting, agama tidak penting lalu buat apa anda hidup? Kalau tidak ada hisab, maka buat apa berbuat baik. Korupsi yoh gak opo2. Nek ngono ceritane perang ae terus toh agama gak penting. Dunia terbentuk secara alami . ngaco. Untuk masalah satu ini monggo anda bahas dalam tulisan anda. Saya pribadi belum pernah membaca tulisan orang atheis tentang kematian.
@Wani Piro: setelah mati kemana?
Agama samawi bilang ke akhirat, Buddha bilang kalau kamu gak cukup baik akan terjebak siklus inkarnasi – lahir kembali, kalau kamu baik ya habis begitu saja.
Kalau berdasarkan fakta, kesadaran adalah hasil proses otak. Kalau otak berhenti saat mati, ya berakhir pula kesadaran. Mati ya berarti habis begitu saja hidup kita, gak ada lagi yang dinamakan aku.
Apakah orang yang tak percaya akhirat berarti jahat, tak percaya aturan? Kita lihat saja apa yang terjadi di dunia, lihat http://en.m.wikipedia.org/wiki/Demographics_of_atheism
Dari data demografi atheism, ternyata negara yang banyak penduduknya tidak percaya tuhan justru tergolong negara yang mempunyai tingkat penegakan hukum tinggi, korupsi rendah.
Kalau data luar negeri dianggap tidak cocok, kita bisa lihat data Indonesia saja. Partai yang dengan jelas mencantumkan Islam sebagai dasarnya seperti PKS, PPP, PBB ketiganya ketuanya punya kasus korupsi di KPK. Belum lagi kekerasan yang mengatas namakan agama, anda gak akan kekurangan contoh.
Jadi kepercayaan pada akhirat membuat orang lebih bermoral? Ah itu klaim, faktanya berbicara lain kok 🙂
Walah, salah kaprahnya uwong, kalau hidup harus beragama, karena agama adalah sumber kehidupan! Gitu yach. Agama adalah segala sumber kebaikan, wkwwkk salah kaprah lagi. Maling, atau koruptor kalau dianya agama pasti akan lugas menjawab, tapi kalau ditanya anda bermoral atau berbudi pekerti akan mikir tuk mengatakannya. Makanya aku lebih baik memiliki budi pekerti dan bermoral dari pada beragama tapi gak dong dengan agama yang dianutnya sendiri tapi sok tau dan sok berprasangka bahwa dirinyalebih baik dari yang lain. Jadi menurutku kalau dah mati, yo wis mati gitu aja koyo batree kehabusa daya, akhirat suargo hanya omdong. Kita bisa lihat sendiri kalau itu benar ada, kenapa para agamawan palah melanggar etika keagamaan. Papa ngumpulke bondo dengan menjual surga neraka, bukankah itu hahya retorika dan bualan alias ngapusi umat. Banyak oara ustad artis bergelimang harta hanya menipu jualan cerita bangsa lain dan surga neraka! wkwkwwk. Hidup ini indah dan gampang, tidak serumit yang di bayangkan agamawan.
Tidak ada fakta sains manapun membuktikan kebenaran Absolut asal muasal dunia, termasuk asal muasal manusia. sains hanya berdasarkan hipotesa sains tanpa ada pembuktian dari ruang uji laboratorium, menghasilkan teori yg luar biasa yg seolah2 fakta absolut dari sains, padahal metode dan dasarnya hanya pada keyakinan/hipotesa sains
@POK: kalau anda menginginkan kebenarana absolut, jangan cari di sains. Prinsip utama sains adalah keraguan, pertanyaan utama dalam sains adalah: buktinya mana?
Jika ada bukti baru yang bisa diverifikasikan siapa saja, maka teori sains paling hebatpun harus direvisi agar sesuai dengan bukti baru tersebut.
Karena berdasarkan dan ditarik dari fakta, maka tidak ada teori sains yang tidak berasal dari bukti. Kalau anda punya bukti kuat dan bisa diverifikasikan yang menyanggah suatu teori sains, silakan anda ajukan ke komunitas sains, ajukan teori anda sendiri, saya pastikan anda akan dapat penghargaan tinggi dari komunitas sains.
Teori absolut? anda salah, tak ada itu.
Kalau dogma absolut, bisa banyak anda dapatkan di agama. Buktinya? namanya juga dogma, biasanya sih gak ada buktinya sama sekali.
apakah sains sudah membuktikan pada manusia bahwa manusia berasal dari setitik debu produk dentuman besar ? NOL, dan teori inilah/nutural/evolusi yg diajarkan di bungku sekolah
Tuhan menciptakan Manusia adanya (Laki2 & Perempuan) diperlenkapi dengan sel Sperma & sel Telur didalam terdapat X & Y diikat dgn sejuta Gen DNA yg rumit dan sdh terbukti secara ilmiah, dimana bertemunya sel sperma dan ovum melahirkan benih manusia baru.
sebaliknya teori sains/evolusi mengajarkan manusia berasal dari setitik debu dentuman besar, berevolusi membentuk lendir sampai monyet dan manusia modern, terbuktikah ? NOL
@POK: proses terciptanya alam dan manusia terjadi di masa lalu dan memang tidak ada bukti langsung yang memastikan proses tersebut, sains tidak punya bukti langsung, apalagi agama.
Namun berbeda dengan agama yang hanya berdasarkan klaim-klaim, sains mempunyai bukti tidak langsung yang bisa memberi perkiraan bagaimana kedua proses tersebut berlangsung.
Jika anda membaca ulang tulisan saya, saya menunjukkan bahwa dari pergerakan galaksi dan bintang, jika dilacak maka semesta pastilah berawal dari suatu titik 13,7 milyar tahun lalu. –> gerakan benda langit adalah bukti tidak langsung.
Untuk terciptanya manusia, kita punya bukti tidak langsung dari struktur DNA. Apakah DNA manusia sama sepanjang masa? ternyata tidak. Dari DNA manusia purba, diketahui bahwa manusia purba tidak mempunyai enzim yang membuat tahan minum susu sapi mereka pasti mencret, enzim tersebut baru muncul 9000 tahun yang lalu saat manusia mulai beternak sapi. Tahan minum susu sapi hanyalah satu dari banyak kemampuan manusia yang berkembang. Itu membuktikan bahwa manusia berubah dan perubahan tersebut tercatat di DNA.
Disisi lain DNA manusia mempunyai kesamaan dengan simpanse 98%, kucing 90%, sapi 80%, tikus 75%, lalat buah 60% bahkan dengan pisang, DNA kita masih 50% sama. Jika setiap spesies bumi dijajarkan berdasarkan kemiripan DNA-nya, ternyata para bangun yang dihasilkannya mirip dengan pohon evolusi yang sebelumnya disusun para antropolog berdasarkan kesamaan fisiknya.
Data antropolog dan data DNA merupakan bukti bahwa memang ada evolusi di muka bumi. Itu bukti tak langsung, karena memang kita tak bisa balik ke waktu dimana manusia pertama muncul.
Bukti-bukti sains diatas adalah bukti yang dikumpulkan secara kolektif dari ratusan saintis, ribuan debat, seminar dan pengujian. Itu bukan nol.
Sebaliknya, jika agama ditanya bukti, maka tak ada satupun bukti yang dimiliki alias nol.
Jika anda mengatakan Allah menciptakan kerumitan DNA, pernyataan itu sama dengan menggunakan pola berikut: “________ menciptakan semesta” , garis bawah itu bisa diisi Allah, Zeus, Odin, Syiwa tergantung selera agama apa yang anda anut. Itu semua hanyalah klaim dengan bukti nol.
NB. saya gak bicara teori absolut, tapi teori sains yg sifatnya hipotesa sains dijadikan kebenaran muntlak/absolut (contohnya teori dentuman)
@POK: jika belum ditemukan bukti yang melawan atau teori yang lebih bagus, maka itu adalah kebenaran walau mungkn kelak bias berubah.
Dentuman besar bisa digunakan untuk menerangkan fenomena pergerakan secara makro benda langit, background radiation alam semesta dan berbagai fenomena semesta lainnya.
Untuk meruntuhkan teori dentuman besar, gampang kok, silakan ajukan teori lain yang lebih bagus dan bisa menjelaskan fenomena yang selama ini bisa dijelaskan dengan dentuman besar. Jika anda punya, teori itu runtuh dengan sendirinya kok.
Apakah anda atau para agamawan punya teori yang lebih baik dan didukung bukti yang bisa diverifikasikan? Jika tidak, ya silakan minggir, biarkan yang ahli bicara. 🙂
Akhirnya keduanya seimbang hanya berdasarkan keyakinan :
keyakinan ajaran agama, berdasarkan apa yg tersirat bahwa dibalik karya penciptaan pasti ada Sang Arsitek Agung/TUHAN
keyakinan naturalis/evolusionis, berdasarkan asumsi, perkiraan/hipotesa yg dibalut dgn sains
sesuatu yg dianggap sains belum tentu sebuah kebenaran muntlak, pandangan agama yg tradisionil jangan dianggap kolot apalagi salah
sebuah titik 13,7 milyard thn yg lalu itu prosesnya terjadi/berawal darimana ?, apa berproses dari bim sala bim jadilah satu titik lalu berproses menjadi dentuman ?, ibarat ayam dan telor mana duluan ada/jadi, soal fenomena luar angkasa/alam, buku agama jga nyatat ada siang ada malam. Cma cara penyajiannya yg brbeda, kalau sains dlm konteks sains demikian sebaliknya
perubahan genetik/pegeseran DNA dari bisa/tdk minum susu itu hal biasa, kuman jga bisa mengalami perubahan genetic/kekebalan terhadap antibiotic tertentu, tpi bgaimana menjelaskan pergeseran dari setitik debu/benda mati menjadi makhluk hidup/amuba, kacang berubah jadi terong, dll, dll…dst,,,dst,,,apalagi pergeseran DNA monyet jadi manusia, apakah sains yg didewa2kan telah membuktikannya ? ….
tdk ada sains manapun mampu membuktikan/apalagi menjelaskan proses evolusinya,
akhirnya ?
larinya ke….itu kan brproses milyaran tahun ….
bukti2 penelitian yg diajukan hanya sebuah pradugaan dan dijadikan buku mata pelajaran sains melalui proses ribuan debat,penelitian/pengujian oleh ratusan saintis yg menghasilkan sains pradugaan.
soal buku agama berbicara proses penciptaan itu juga ada secara runutannya, tentu menurut pandangannya.
perlu digaris bawahi sesuatu/sebuah karya itu ada/terjadi karena ada penciptanya/pembuatnya, bukan bim salabim jadilah sesuatu, seperti sebuah titik tiba2 muncul dan membentuk sebuah dentuman besar
@POK: untuk pendapat anda
bukan, keyakinan agama berdasarkan apa yang tersurat pada kitab suci. Semua klaim-klaim penciptaan alam, keindahan alam tersurat secara ekxplisit di kitab suci, jadi bukan tersirat / implisit. Tidak ada proses berpikir disini, yang ada sami’na wa ato’na – kami dengar kami taat.
bukan, keyakinan naturalis/evolusionis, berdasarkan tafsir atas bukti dan fakta yang dirumuskan melalui metode sains, yaitu Pengamatan -> Hipotesa -> Prediksi -> Eksperimen
Saintis tidak pernah memutlakkan pandangannya, bila ada bukti baru, teori lama bisa gugur
Beberapa klaim kitab suci jelas-jelas tidak bisa diverifikasikan, akan tetapi banyak umat beragama yang tidak menganggap itu salah –> contoh pemutlakkan agama.
Sebagai contoh:
Untuk beberapa tahap evolusi, manusia sudah berhasil meniru di laboratorium
–> contoh klasiknya adalah percobaan Stanley Miller 1953, setelah itu banyak percobaan dengan metode lain yang juga menghasilkan bahan organik dari anorganik
bisa baca di https://www.nontondunia.net/2012/01/22/evolusi-oleh-manusia/
–> Padi varietas baru, bagal (persilangan kuda + keledai), bermacam ras anjing, bermacam bakteri/virus baru (AIDS, bakteri tahan antibiotik) merupakan hasil nyata munculnya mahluk baru hasil seleksi manusia secara sengaja atau tidak. Jika manusia bisa menghasilkan mahluk baru dalam waktu tahunan atau ratusan tahun, maka ada waktu 4 milyar tahun bumi yang memungkinkan berkembangnya ras/spesies baru di bumi ini oleh alam.
–> bukankah hanya “Simsalabim” atau “Kun fayakun”?, atau anda bisa jelaskan runtutan proses penciptaan menurut pandangan agama?
Untuk dentuman besar, anda bisa coba cari publikasi mengenai quatum fluctuation, multiverse maupun berbagai teori fisika mutakhir. Alam semesta seperti kita hanyalah satu dari berbagai variasi semesta yang bisa muncul spontan dan musnah dengan sebab alami. Itu murni tercipta melalui probabilitas.
ada para saintis juga yg masih percaya tentang Penciptaan. teori dentuman besar itu dikontra-kan dgn teori pandangan saintis yg mendukung apa yg tercatat dalam buku agama,
soal benar tidaknya antara teori naturalis dan kreasionis tentang alam semesta, masih berproses pak, jadi waktu dan sejaralah yg akan membuktikan, tentu utk saat ini para penganut teori big bang berada di atas awan. di belahan benua Amerika, Eropa, Australia beberapa sekolah bahkan uneversitas tertentu telah mulai meninggalkan teori dentuman,,,,,tinnnggal waktu dan sejarah yg akan bicara ….tentu dibutuhkan kesabaran
perdebatan2 sekelas dunia sitas akademika yg berkompeten dalam bidangnya, masing mengusung dalil dan bukti2 utk memperkuat teorinya masing2. saya sempat menonton debat versus antara pendukung teori kreasionis dan naturalis di chanel tv. Discovery, tpi sayang siarannya sdh tdk ditayangkan lagi, mungkin krn dalam beberapa kali tayangan/debat para saintis naturalis dibuat babak belur, hal ini membuat gusar seorang saintis kreasionis (jhn. Hovskin) di Vision Chanel dgn pernyataan kl seperti ini : ” sangat disayangkan tayangan siaran (…….) yg membuka wawasan dunia ilmiah telah didepak dari programnya hanya krn (……) …. dst…kira2 seperti itu terjemahannya
@POK: kita hidup di jaman kebebasan berpendapat. Dokter masih banyak yang percaya santet, tentunya saintis juga masih banyak yang percaya mitoe-mitos agama. Akan tetapi jika berbicara tentang proses formal bagaimana suatu teori sains dikukuhkan, maka paling tidak suatu pernyataan sains dianggap layak secara sains adalah:
1. Dikeluarkan/diterbitkan/ditampilkan melalui forum/media/lembaga sains
2. Sudah lolos melalui peer review, yaitu penilaian dari komunitas saintis. Bisa berupa penelitian tandingan atau pengujian para pakar
3. Diakui oleh organisasi sains yang relevan
Jika anda bisa mendapatkan saintis yang menolak bigbang, anda juga bisa mendapatkan banyak dokter yang percaya metode dukun. Akan tetapi saya yakin anda hanya mendapati publikasi tentang itu hanyalah pada media yang sama sekali tidak kompeten berbicara sains, seperti situs harunyahya, situs-situs keagamaan atau situs-situs klenik.
Bisa jadi mereka diliput situs seprti discovery channel dalam sebuah talkshow atau acara lain, itu untuk konsumsi public. Akan tetapi untuk organisasi serius semacam NASA atau lembaga penelitian utama dunia, saya yakin itu tidak ada.
yang saya maksudkan adalah dalam konteks penciptaan, sesuatu itu ada karena ada yg membuat/menciptakan sehingga sesuatu itu menjadi ada. Hal ini tersurat dalam ajaran agama bahwa dibalik Penciptaan itu ada Sang Arsitek Agung/Tuhan. Inilah yg saya maksudkan keyakinan agama
tentang bulan/semut bisa ngomong, itu ranahnya para kyai dan umatnya yg menjelaskan
Teori Big Bang menyatakan alam semesta ini, bermula dari satu ledakan besar atom raksasa, yang terjadi sekitar 13,7 milyar tahun yang lalu, pertanyaan logis sederhana yg sering diajukan dalam debat antara ilmuwan kreasi vs ilmuwan natural/evolusi adalah darimana otom/energy raksasa itu berasal ? … bukti/fakta yg dirumuskan melalui metode sains yi.: pengamatan hipotesa prediksi eksperimen tidak pernah mampu menjawab sebuah pertanyaan sesederhana itu bahkan dgn teori quantum fluctuation/multiverse, ketika kebuntuan itu tak terjawabkan, maka jawabannya adalah keyakinanlah yg berperan, dlm hal ini keyakinan naturalis/evolusi
Di tahun 1950, dua ilmuwan Miller dan Urey, mencoba mengetahui bagaimana hidup berevolusi. Jadi mereka membuat campuran bahan-bahan kimia dan mereaksikan dalam tabung dan mencoba menciptakan kehidupan di dalam laboratorium. EKSPERIMEN ITU DICOBA BERULANG-ULANG DAN SELALU GAGAL. Ulasan kelemahan eksperimen itu bisa dilihat disini
Origin of life: latest theories/problems
http://www.godandscience.org/evolution/rnamodel.html
Origin of Life Theories: Metabolism-first vs. Replicator-first Hypotheses
http://www.godandscience.org/evolution/replicator_vs_metabolism.html
Did God Create Life? Ask a Protein!
http://www.creationism.org/heinze/SciEvidGodLife.htm
soal multiple cell itu benar, tpi teori evolusi tdk pernah bisa membuktikan bgmana membuktikan setitik debu (anorganik) membentuk cell (organic)
Tidak ada perubahan species baru terujikan di laboratorium oleh saintis manapun, padi membentuk varietas padi baru tetap padi bukan singkong, kalau padi berubah jadi singkong itu baru species baru, manipulasi kawin silang antar anjing yg berbeda tetap menghasilkan varietas anjing yg baru, bukan kucing. dst … dst. Tidak ada kuman lama membentuk kuman yg baru, yg ada adalah baru ditemukannya kuman yg baru dan atau hanya kuman yg lama/kuman yg sama memiliki sifat yg baru tapi tdk membentuk kuman yg baru. Pola varietas dan species itu beda langit dan bumi
Soal ulasan ajaran agama tentang Penciptaan ada dipostingan ini, saya lebih cenderung sepaham apa yg ditulis oleh kitab tetangga dlm book Genesis, jdi apanya yg dipermasalahkan ? silahkan
@POK: ada ungkapan anda yang menarik –> tentang bulan/semut bisa ngomong, itu ranahnya para kyai dan umatnya yg menjelaskan
jika kita tak menerapkan standard ganda, tentu ada ungkapan yang senada sebagai berikut –> tentang sains, itu ranahnya para saintis yang menjelaskan
Jika mengikuti ungkapan di atas, tentu yang boleh bahas agama dan sains hanyalah kyai dan saintis saja, kita gak boleh bahas apa-apa.
Kita abaikan saja, walau kita memang harus sadar bahwa bahasan kita belum layak dijadikan referensi serius 🙁
Hal menarik berikutnya adalah link yang anda sertakan, semuanya berasal dari situs keagamaan (Kristen), yang mencoba menerangkan fakta sains dan memberikan rujukannya dari Bible. Ini semacam situs harunyahya yang membahas sains dengan rujukan Qur’an. Saya rasa situs semacam tersebut hanyalah menjadi rujukan khotbah di gereja atau masjid saja, anda tak akan mendapatinya digunakan sebagai rujukan materi kuliah di universitas sains serius. Itu seperti membahas capres menggunakan referensi tabloid Obor Rakyat.
Untuk rujukan alternatif bisa dilihat link berikut ini:
https://www.bighistoryproject.com –> sejarah alam semesta disajikan dalam web yang cukup interaktif
http://en.wikipedia.org/wiki/Miller%E2%80%93Urey_experiment –> referensi untuk Miller–Urey experiment (tahun 1953), dalam evaluasi tahun 2007 terdapat 20 asam amino yang bisa tercipta dari eksperimen ini
http://www.youtube.com/watch?v=sNh-pY3hJnY –> Universe from nothing — ceramah Lawrence Krauss yang menjelaskan semesta yang muncul dari ketiadaan
dlm konteks bulan/semut bisa ngomong, yg saya maksudkan adalah krn sumber tulisan/pemikiran dri nb. muhammad saw, jdi bukan dlm kapasitas saya menanggapinya.
pada era yg kita sebut milenium ini, ada dua kelompok ilmuwan yg memiliki prinsip/pandangan dasar yi. : kelompok ilmuwan yg percaya penciptaan/kreasionis dan kelompok ilmuwan yg mendewakan sains/nature/evolusinis/atheis. Mereka/para ilmuwan ini berada dlm kelompok yg berbeda pandangan, namun dlm hal keahlian/predikat mereka sama2 ilmuwan.
Hubungannya dgn situs/link yg saya tawarkan, situs tersebut menawarkan pemikiran2 alternatif sains yg mendukung penciptaan dengan sumber referensi dari hasil2 temuan para saintis pula. perlu diketahui situs tsb (wb. Kreasionis) & msh banyak situs2 lainnya, anngota/penulisnya terdiri dari orang2 yg berdedikasi/berkompeten dalam bidang sains/iptek modern, atau apa yg kita sebut ilmuwan. Web itupun memuat/update buletin2/artikel2 ilmu pengetahuan/iptek. Lalu apakah kita menganggap remeh isi tulisan dri situs tersebut ?, apalagi di analogikan dgn koran sampah, tentu jgn secepat/sesederhana kita menjusticenya. mereka2 tdk anti sains krn memang mereka sendiri adalah ilmuwan.
tujuan mereka sederhana saja, memuliakan Tuhan dgn ilmu pengetahuan, mengembangkan & menerapkan ilmu pengetahuan sesuai pikiran Tuhan
pemikiran2/tulisan2 dari 3 sumber link yg anda bagikan di atas, ada juga pemikiran2/tulisan2 sains sebagai jawaban/alternatif, untuk bisa dijadikan referensi pembanding sekaligus menambah wawasan & ilmu pengetahuan,
http://creation.com/qa#Biology === > CMI (Creation Ministries International)
Young’ age of the Earth & Universe Q&A
http://creation.com/young-age-of-the-earth-universe-qa
@POK: benar kan anda menggunakan standard ganda…
Jika anda mengatakan berikut:
tentu jika standard yang sama digunakan akan ada pernyataan berikut:
Yang tersirat dari pendapat anda adalah: kita (siapa saja) boleh kritisi sains, akan tetapi hanya ulama yang boleh kritisi agama.
Hal ini juga tersirat dari referensi situs yang anda tampilkan, CMI (Creation Ministries International), adalah situs yang berusaha menilai fakta sains dari kacamata agama (Kristen). Perhatikan basic believe yang mereka sampaikan http://creation.com/about-us :
Apa yang bisa kita tangkap dari basic believe ini:
Web ini mengatakan bahwa tafsir kitab suci harus berasal dari kitab suci itu sendiri, sedangkan web tersebut jelas-jelas mengkritisi sains menggunakan kitab suci.
Dengan kata lain, agama hanya boleh ditafsirkan melalui agama, akan tetapi agama boleh menafsirkan apa saja termasuk sains.
Anda lihat kesamaannya dengan pernyataan anda? yaitu keduanya menggunakan standard ganda. Mau kritik sains lewat agama, tapi menolak agama dikritik oleh sains.
🙂
ttg semut bisa ngomong versi muhammad saw, memang saya tdk sepemahaman, krn itu ranahnya dgn sepemahaman. jdi tdk perlu saya tanggapi.
tanggapan saya hanya dibatasi dalam konteks perbedaan pandangan antara dua kelompok ilmuwan tentang Penciptaan, bukan dalam konteks sains secara keseluruhan.
apakah pandangan agama anti sains ? TIDAK
apakah padangan agama tertutup terhadap kritikan sains ? TIDAK
apakah kitab suci agama dijadikan buku sains untuk mengkritisi sains ? TIDAK
apakah sains dijadikan referensi untuk mengkritisi sains ? YA
apakah Buku kitab suci agama dapat diselaraskan dengan sains ? YA
kalau anda membaca keseluruhan isi web CMI, anda akan menemukan jawaban tsb di atas, tdk secepat anda menjusticenya
bagaimana standar ganda menurut tuduhan anda ? ….
Mari kita lihat dalam pandangan yg sedikit berbeda …
Dalam perdebatan antara teologi dan sains muncul suatu kesan bahwa apa yang dikatakan buku kitab suci agama baru akan diterima sebagai kebenaran kalau sudah dibuktikan. Di sisi lain sains mendapat posisi yang lebih kuat. Penemuan dalam sains diasumsikan sebagai sesuatu yang objektif dan pasti benar. Mereka yang tetap mempercayai catatan Buku kitab suci agama yang berkontradiksi dengan suatu teori sains secara otomatis dianggap sebagai orang yang kurang rasional.
Di kalangan para ilmuwan sendiri sempat timbul suatu kesan bahwa mereka yang percaya kepada kebenaran Buku kitab suci agama dianggap bukan seorang ilmuwan yang sejati. Kecenderungan ini jelas masih memerlukan pengujian lebih lanjut. Sayangnya dalam banyak kasus, asumsi seseorang lebih banyak berperan.
Standar Ganda ??
Inti persoalan bukan lagi terletak pada ketersediaan fakta yang mendukung satu pandangan, tetapi pada asumsi dasar yang dipakai. Dengan kata lain, inti perdebatan terletak pada masalah epistemologi.
Benarkah sains bersifat objektif dan tanpa penafsiran?
Benarkah sesuatu yang benar harus dapat dibuktikan terlebih dahulu baru diterima sebagai kebenaran?
Apakah sains dapat menjadi hakim atas Buku kitab suci agama?
Pertama-tama yang perlu diketahui adalah bahwa sains tidak seobjektif yang dipikirkan oleh sebagian orang/anda. Dalam sains ada penafsiran, dalam sains bahkan ada “iman” terhadap beberapa asumsi yang tidak mungkin dibuktikan dan itu dianggap sebagai “kebenaran yang tidak perlu dibuktikan”. Sains kadangkala lebih merupakan suatu kepercayaan daripada penyimpulan ilmiah.
Dalam diskusi seputar asal-usul dunia maupun manusia, sains tidak akan pernah dapat memberikan bukti yang konklusif. Apabila seorang ilmuwan ingin meneliti asal-usul dunia, maka dia harus memiliki iman tertentu terhadap sebuah asumsi. Dia harus beriman pada “the doctrine of uniformity, which assumes that these present processes may be extrapolated indefinitely into the past or future”.
“Iman” dalam sains juga dapat dilihat dalam kasus evolusi. Huse mengutip pernyataan Harrison Matthews yang memberikan prakata untuk buku Darwin Origin of Species edisi tahun 1971 sebagai berikut:
“belief in the theory of evolution is thus exactly parallel to belief in special creation – both are concepts which believers know to be true but neither, up to the present, has been capable of proof”.Dengan kata lain, “evolution can only be correctly labelled as a belief, a subjective philosophy of origins, the religion of many scientists”.
“Beriman” dalam hal-hal yang ilmiah adalah tidak salah. Jika para ilmuwan mau jujur, dalam kasus-kasus tertentu secara logika lebih masuk akal mengimani ajaran buku kitab suci agama daripada ajaran sains.
Contoh yang paling jelas adalah Teori Ledakan Besar (Big Bang Theory). Untuk mempercayai bahwa alam semesta yang relatif teratur ini berasal dari sebuah ledakan diperlukan iman yang lebih besar daripada mempercayai bahwa alam semesta diciptakan oleh Allah yang mahakuasa dan bijaksana.
Begitu pula dengan evolusi. Diperlukan iman yang sangat besar untuk mengamini bahwa sistem tubuh manusia yang begitu kompleks dan relatif teratur merupakan hasil proses alamiah yang panjang dari sebuah zat yang paling sederhana.
Diperlukan iman yang sangat besar untuk percaya bahwa sesuatu ada berasal dari ketiadaan, diperlukan iman yang sangat besar untuk percaya bahwa sebuah keberadaan yang berpribadi dihasilkan dari sesuatu yang tidak berpribadi.
jadi benarkah ilmuwan sejati anti penciptaan tidak berstandar ganda ?
@POK: wah panjang 😉
Saya komentari satu-satu beberapa komentar anda.
–> boleh anda sebutkan siapa ilmuwan yang berpendapat demikian?
–> sains adalah penafsiran atas fakta. Sains selalu adalah tafsir, obyektifitas tafsir didapatkan karena setiap orang bisa melakukan verifikasi atas fakta-fakta yang digunakan untuk membentuk tafsir sains tersebut.
–> Kebenaran artinya kesesuaian dengan kenyataan. Jika tidak membutuhkan bukti, maka jika ada anak kecil ngotot mengatakan sinterklas itu nyata, kita tidak bisa menyalahkannya, toh kebenaran tak butuh bukti. Jika tanpa bukti, suatu klaim bisa diterima sebagai kebenaran, maka tentu setiap bualan mempunyai derajat yang sama dengan ayat-ayat suci
–> tepat sekali kutipan anda, jika saya terjemahkan dengan sederhana –> suatu proses yang berlangsung sekarang, tentu berlangsung juga di masa lalu dan di masa depan –> itu adalah doktrin keteraturan hukum alam. 1+2=3 itu berlaku sekarang, jaman Majapahit dan di masa 1000 tahun lagi.
Jika anda tidak sependapat, apakah anda bisa menunjukkan suatu proses pada suatu kondisi di masa kini yang tidak bisa berlangsung di masa depan atau masa lalu dengan kondisi yang sama?
— Silakan anda tunjukkan dimana kasus yang anda maksud? Saya bisa menunjukkan lebih banyak contoh dimana mengimani klaim agama itu menggelikan
— Manusia sering kali terjebak pada akal sehatnya, yaitu pengetahuan yang berdasarkan pengalamannya sendiri. Dengan akal sehat orang jaman dulu percaya bahwa bumi itu diam, dan segala benda langit seperti matahari, bulan dan bintang beredar mengelilingi bumi. Faktanya pengamatan kita menunjukkan demikian. Akan tetapi melalui sains kita tahu hal tak masuk akal sehat akan tetapi nyata, yaitu ditempat yang paling tenang dibumipun pada tiap saat kita bergerak berputar mengelilingi matahari dengan kecepatan 100 ribu km/jam dan bahkan dengan skala yang lebih besar kita berada dalam galaksi bimasakti yang ngebut 2juta km/jam.
–> Ada banyak fakta sains modern yang tak masuk akal, tapi itulah kenyataan yang harus kita hadapi. Ada waktu yang melambat (gak masuk akal) tapi nyata dalam kalkulasi satelit GPS. Ada jalur informasi yang bisa sampai tanpa bisa dibatasi jarak atau penghalang apapun tapi nyata dan diaplikasikan dalam teleportasi partikel sub atom.
–> Itulah keterbatasan akal sehat, dan untuk melihat kebenaran, sains berpegang pada fakta dan teori yang ditarik dari fakta, bukan akal sehat.
–> Sebagai contoh saya bandingkan sikap sains dan agama dalam isu yang anda angkat:
Ada fakta pergerakan benda langit, fakta radiasi latar semesta, teori gravitasi, teori relativitas, teori quantum.
Saintis menafsirkan hubungan antar fakta-fakta dan teori tersebut kedalam teori BigBang.
Apakah selesai? berbagai upaya explorasi semesta terus dilanjutkan untuk mencari lebih banyak bukti-bukti tambahan. Jika suatu saat ternyata teori bigbang tidak cocok dengan fakta, tentunya teori tersebut diganti dengan teori yang baru.
Sumber utama klaim adalah kitab suci.
Kitab suci berkata: ada pribadi yang tak terlihat dilangit, pada suatu masa (6000 tahun lalu menurut Bible) menciptakan semesta dalam waktu 6 hari/masa melalui mekanisme ajaib (cukup dengan kata jadilah!).
Tidak ada satupun bukti yang bisa diverifikasi tentang keberadaan pribadi ajaib tersebut, tidak ada bukti tentang penciptaan tersebut, tidak diketahui bagaimana mekanisme ajaib tersebut bekerja. Dan yang lebih ajaib klaim agama tersebut dianggap sudah final, bukti apapun tidak bisa dipakai untuk mengubah klaim tersebut. Itu final karena sebab yang sederhana: karena (berdasarkan klaim) informasinya berasal dari pribadi yang tak terlihat tersebut
Ada fakta kemiripan morfologis berbagai binatang di bumi, system cetak biru biologis (DNA) yang sama, data arkeologis, data penanggalan karbon fosil-fosil, data kemiripan DNA, mekanisme mutasi biologis, percobaan seleksi buatan, percobaan sintetis biologi.
Saintis menafsirkan semua fakta tersebut dalam teori evolusi mahluk hidup.
Apakah selesai? berbagai percobaan dan pengamatan terus dilakukan untuk mencari bukti tambahan.
Jika suatu saat ternyata teori evolusi tidak cocok dengan fakta, tentunya teori tersebut diganti dengan teori yang baru.
Sumber utama klaim adalah kitab suci.
Kitab suci berkata: ada pribadi yang tak terlihat dilangit, pada suatu masa (6000 tahun lalu menurut Bible) setelah menciptakan semesta , pribadi itu menciptakan bentuk manusia dari tanah dan dengan kata jadilah! manusia tersebut hidup sebagaio manusia dewasa ayng tidak memerlukan masa kanak-kanak untuk belajar berjalan, bergaul dengan sesame manusia untuk belajar bahasa, mengalami hidup untuk tahu cara berpikir.
Tidak ada satupun bukti yang bisa diverifikasi tentang keberadaan pribadi ajaib tersebut, tidak ada bukti tentang penciptaan tersebut, tidak diketahui bagaimana mekanisme ajaib tersebut bekerja. Dan yang lebih ajaib klaim agama tersebut dianggap sudah final, bukti apapun tidak bisa dipakai untuk mengubah klaim tersebut. Itu final karena sebab yang sederhana: karena (berdasarkan klaim) informasinya berasal dari pribadi yang tak terlihat tersebut
Jadi dalam sains
Ada bukti/fakta – lahir teori – pencarian terus menerus untuk bukti baru – jika memang tak sesuai bukti – buat teori baru
Jadi dalam agama
Ada klaim kitab suci – klaim itu final – tak diperlukan bukti apapun – jika ada bukti yang cocok, akan dipakai untuk kuatkan klaim – jika ada bukti tak cocok, abaikan bukti
Saya memilih sikap sains yang ditarik berdasar bukti dan tidak menutup diri pada koreksi bila diperlukan.
Jika anda memilih sikap agama yang serba final, mutlak dan tidak perduli dengan fakta, ya silakan saja.
🙂
tanggapan saya dibatasi dalam konteks big bang dengan evolusinya yg anda usung di blog ini
=== > ttg tuduhan2 ilmuwan kreasionis berpandangan kolot, mau bukti ? jangankan ilmuwan evolusionis anda sendiri salah satu contohnya, walaupun bukan dlm bentuk pernyataan terbuka/langsung, oknum2nya ada bisa lihat di situs web yg sdh saya tampilkan sebelumnya
=== >Sains (Baca :Big Bang teori) adalah penafsiran atas fakta. Big Bang teori yang didasarkan atas ”persamaan matematis area gaya”, bukanlah hasil percobaan atau pengamatan, namun hanya suatu teori. Untuk bisa diakui sebagai kebenaran, teorinya harus bisa dibuktikan melalui pengamatan dan percobaan. Masalahnya adalah bisakah ilmuwan mengamati masa lalu dengan data yang ada sekarang ? TIDAK
bisakah para ilmuwan membuat teori big bang menjadi suatu fakta yang dapat direalisasikan ? TIDAK
=== >kebenaran (pandangan kreasionis) adalah kesesuaian dgn kenyataan. sesuatu ada krn ada yg menciptakan, kenyataan ? Ya. Tuhan menciptakan Manusia, manusia melahirkan manusia, kenyataan ? Ya
kebenaran (evolusi teori) adalah kesesuaian dgn kenyataan. Sesuatu ada dari ketiadaan, Kenyataan ? NOL, pesawat bisa terbang tanpa ada yg membuat (red. Ilustrasi), kenyataan? NOL, batu berubah jadi amuba, Kenyataan ? NOL, monyet jadi manusia ? NOL
=== > contoh suatu proses pd suatu kondisi dimasa kini yg tdk bisa berlangsung dimasa depan atau masa lalu dengan kondisi yang sama sbb :
– teori big-bang : tdk ada unsur atom berevolusi, dll
– evolusi : batu jadi mahkluk hidup, monyet jadi manusia, kacang jadi terong, mangga jadi pisang, dll
=== > iman
– padangan agama : sesuatu ada karena ada yang menciptakan
Tuhan menciptakan mahkluk hidup berpasangan dan berkembang biak menjadi makhluk hidup.
dibutuhkan iman evolusi yg kuat utk percaya sesuatu ada dari ketiadaan/kekosongan, pesawat bisa terbang tanpa ada yg membuat (red. Ilustrasi), benda mati menjadi benda hidup, batu menjadi lendir amuba, batu dalam proses evolusinya menjadi manusia
adalah orang yang sedang berparade dgn kebodohan mengukur/menjustice buku kitab suci agama dengan sains, ADALAH BIJAKSANA SAINS MENGUJI/MENGUKUR SAINS, lebih bijaksana lagi melalui sains manusia dapat memahami pikiran Sang Jenius (Tuhan) yg tak terselami
===> geosentris/holosentris apakah itu mendukung teori big bang/evolusi ? TIDAK, pencetusnyapun penganut Kreasionis, ilmuwan yg percaya adanya penciptaan/Tuhan. agama termasuk tokoh2 agamanya di era modern ini belajar dri pengalaman masa lalu dan mulai sadar utk menempatkan sains pada tempatnya, dan ada sekelompok orang yg berdedikasi pada bidangnya/ilmuwan kreasionis mencoba memahami/mengselaraskan maksud pikiran Sang Pencipta lewat sains
===> fakta sain modern super hebat yg anda uraikan TIDAK berkorelasi/mendukung apapun fakta teori big bang dgn evolusinya. Anda menggunakan contoh2 sains (pengukuran satelit GPS, teknologi informasi, DNA dll) seolah2 mendukung fakta teori big bang dgn evolusinya, itu beda konteks dan beda bidang keilmuwan. Apakah orang2/saya/ilmuwan percaya penciptaan anti/tidak percaya sains ? TIDAK, tapi sains yg bagaimana dulu. hanya opini anda saja membuat justice yg tdk adil/seimbang dalam menilai
makro-evolusi atau mikro-evolusi ?. perlu anda ketahui, ketika kaum evolusionis menunjukkan bukti tentang makro-evolusi, mereka “SELALU” menunjukkan contoh-contoh mikro-evolusi. Contohnya teori DNA yg anda usung. ilmuwan evolusionis diperhadapkan dengan masalah DNA (biogenesis) berasal dari setitik debu antariksa (abiogenesis)
ada Sang Jenius Agung (Tuhan), kuasa dan kepintaran-Nya tdk terselami oleh manusia manapun, jika keberadaan-Nya tak terselami, BUKANKAH TANGGUNGJAWAB SAINS MEMBUKTIKANNYA ?
=== > inilah fakta sains big bang yg didewa-dewakan :
sebuah benda dgn energynya muncul tiba2 dari kekosongan (simsalabim)
kontradiksi dengan hukum fisika “Kelembaman Momentum Angular”.
apakah uranium berevolusi dari hydrogen ?, apakah unsur-unsur atomic lainnya berevolusi dari hydrogen/helium ?, Jika ada fusi di dalam bintang-bintang, tapi ilmuwan tidak bisa melakukan fusi pada besi (Fe) dengan baik, dll
bukti umur bumi muda
teori ledakan bintang/supervova (SNRs)
ditemukannya sel darah merah/hemoglobin di beberapa tulang dinosaurus
teori bulan perlahan-lahan surut dari bumi sekitar 1 ½ inci (4 cm) per tahun
teori air garam/asin di laut, dll
2 pandangan sederhana yang menjadi pilihan anda
pandangan adanya penciptaan
– sesuatu ada krn ada yang menciptakan
– alam semesta dgn sejuta misteri ada krn ada Sang Arsitek Agung (Tuhan) yang menciptakan
– pesawat bisa terbang krn ada yg menciptakan (red : ilustrasi)
– makhluk hidup berasal dari mahkluk hidup
– manusia melahirkan manusia
– hewan2 berkembang biak membentuk beragam variasi dalam satu species dll.
Pandangan evolusi :
– Sesuatu/benda muncul dgn sendirinya, sesuatu/benda berawal dari kosong/ketiadaan (kunfayakun/simsalabim ??? atau bahkan lebih parah lagi)
– pesawat bisa terbang krn datangnya tiba2 (dari ketiadaan) tanpa ada yg menciptakan (red : ilustrasi)
– anda berasal dari batu, batu berubah jadi monyet dan monyet menjadi anda dll.
tentu yg masih bisa berpikir waras bisa mempertimbangkan dua pandangan di atas. Jika anda percaya pada proses ajaib sesuatu muncul dari kekosongan tanpa bukti apapun dan anda produk benda mati itu terserah anda.
Diperlukan sebuah iman untuk mempercayai benda/energy berasal dari ketiadaan, ini bukan sains tapi iman evolusionis
Diperlukan sebuah iman untuk percaya bahwa Tuhan menciptakan alam semesta, ini bukan sains tapi iman agama
🙂
@POK: sebelumnya saya tidak pernah menyampaikan penilaian yang bersifat personal seperti ungkapan “kolot”, saya ingin kita membahas berdasarkan fakta dan bukan penilaian yang bersifat pribadi.
Agar diskusi kita produktif dan tidak berlarut-larut, saya ingin memastikan kita sepakat dulu pada apa yang kita bahas sebelum membahas hal yang lain.
Saya sudah menanggapi komentar anda per bagian, tapi saya belum mendengar tangapan anda yang jelas mengenai yang saya sampaikan. Saya ulangi lagi pendapat saya dengan format poin per poin agar mudah. Apakah anda sepakat bahwa:
Mohon anda tanggapi atau sepakati dulu apa yang saya simpulkan sebelum kita membahas yang lain.
Oh ya, mohon singkat dan fokus kepada poin-poin pembahasan.
🙂
Anda menjustice kisah adam hanya sebuah dongeng DIADUKAN dengan teori bingbang dgn evolusinya, pun anda mencoba mengait2kan sains pada umumnya. Adalah seseorang berparade dengan kebodohannya tatkala menggunakan sains untuk menjustice buku kitab suci agama. UJILAH SAINS DGN SAINS (ini perlu anda ingat), bukan sebaliknya. Saya menggunakan pemikiran sebagian ilmuwan yg masih percaya adanya penciptaan, saya/MEREKA BUKAN MENGSAINSKAN BUKU KITAB SUCI AGAMA, TETAPI MENCOBA MENGSELARASKAN SAINS DGN BUKU KITAB SUCI AGAMA.
Permasalahan seputar sains teori big bang dengan evolusinya :
1. Sesuatu ada dari ketiadaan/kosong, muncul dgn sendirinya/hukum alam
2. adakah ilmuwan mengamati masa lalu dengan data yang ada sekarang ? TIDAK
3. adakah para ilmuwan membuat teori big bang menjadi suatu fakta yang dapat direalisasikan ? TIDAK, dll
dari 4 point pendekatan sains (persempit dlm konteks teori big bang dgn evolusinya) yg saudara uraikan di atas, apakah semua terealisasikan ? TIDAK, maka semua terpulang pada iman evolusionis. Dan ternyata ada fakta2 sains terbarukan yg mulai mengikis teori big bang dgn evolusinya, tinggal waktu/sejarah yg akan membuktikan bahwa suatu saat nanti teori2 big bang dgn evolusinya akan gugur
jika dalam sains big bag dgn evolusinya ada iman, tentu jangan salahkan kalau dalam pandangan buku kitab suci agama diperlukan iman untuk mempercayainya. untuk membuktikan kebenaran buku kitab suci dari sisi sains tentu harus sains yg bertanggungjawab
@POK: jadi anda setuju tidak dengan pernyataan saya sebelumnya mengenai perbedaan pendekatan sains dan pendekatan agama?
kita bahas itu dulu agar kita mempunyai kerangka diskusi yang jelas
🙂
@Jud
tentu beda antara pendekatan agama dan sains, tapi bukan sebuah kebenaran muntlak mengatasnamakan sains menjusrice kisah yg ditulis dalam kitab suci agama, apalagi mengukurnya dengan sains, maka pada tempatnya sains diselaraskan dgn buku kitab suci agama tanpa harus mengsainskan buku kitab suci agama.
hukum sebab akibat adalah salah satu prasyarat dalam sains. Para ilmuwan mengakui bahwa alam semesta memiliki awal. Ketika dikombinasikan dengan prinsip kausalitas, segala sesuatu yang memiliki awal memiliki sebab, secara logis mensyaratkan bahwa alam semesta memiliki sebab, dan ini selaras dgn pandangan tulisan kitab suci agama bahwa segala sesuatu ada krn ada yg menciptakan tanpa mengsainskan buku kitab suci agama
@POK: anda berulang kali menyebut kebenaran mutlak, sesuatu yang tak dikenal dalam sains. Itu delusi para agamawan yang merasa menyampaikan kabar dari Tuhan yang mereka anggap mutlak, sehingga kabarnya bersifat mutlak pula.
Satu-satunya kebenaran dalam sains adalah fakta. Segala macam teori dibangun dengan landasan fakta, atas penafsiran atas fakta. Tidak ada teori yang mutlak, jika ada fakta baru yang tidak cocok dengan teori sebelumnya, maka teori harus diperbaiki atau diganti dengan teori yang lebih baik.
Jutaan dolar dana riset sains untuk membangun akselerator partikel, satelit peneropong langit, perjalanan ke bulan; semuanya dilakukan untuk mengejar fakta, gak ada hubungannya sama sekali dengan membuktikan atau mengkritik ajaran agama. Sain hanya perduli dengan fakta, jika ternyata teori yang dihasilkan sains ternyata tidak bisa diterima oleh agamawan, itu bukan urusan saintis, itu urusan agamawan.
Jika para saintis tidak perduli dengan dogma agama, kebalikannya para agamawan sangat perduli (dan terancam) oleh teori yang dihasilkan saintis. Mulai dari teori heliosentris hingga evolusi, para agamawan merasa terancam, hingga berusaha membungkam para saintis.
Saat agamawan tak setuju dengan sebuah teori, mereka mendadak perduli pada fakta. mereka sibuk mencari-cari kesalahan atas fakta yang digunakan menyusun teori tersebut. Mereka berusaha menunjukkan bahwa teori itu salah, dan karenanya kita harus percaya pada dogma agama yang mereka bawa. Sayangnya saat menyodorkan dogma agama mereka tidak membawa fakta yang bisa mendukung dogma mereka. Alih-alih mereka sibuk menekankan penerimaan penuh pada iman (kata lain dari omong kosong), tanpa membawa satupun fakta pendukung.
Jadi kalau fakta-fakta menunjukkan evolusi itu salah, saintis akan dengan rela membuang teori evolusi itu.
Akan tetapi apakah itu berarti mereka akan menerima dogma penciptaan instan manusia dari tanah, tentu tidak. Itu hanya satu dongeng penciptaan manusia diantara ratusan dongeng yang pernah muncul dalam peradaban manusia.
Dongeng Allah mencipta manusia dari tanah itu setara dengan Purusha dalam Reg Veda yang dipotong kecil-kecil menjadi para Dewa dan manusia;
itu setara dengan pasangan Dewa Izanagi dan Izanami dalam tradisi Jepang yang beranak manusia yang menempati bumi;
itu setara dengan Dewi Nuwa yang menciptakan manusia dari tanah dari Sungai Kuning karena kesepian;
itu setara dengan Dewa Quetzalcoatl yang dari tetesan darahnya menjelma jadi manusia menurut suku Aztec;
itu setara dengan tetes mata Dewa Atum yang menjelma jadi manusia dalam tradisi Mesir kuno;
itu setara dengan Dewa Marduk yang mencampur tanah dengan darah Dewa Tiamat yang dibunuhnya dan mengubahnya jadi manusia;
itu setara dengan Dewa Odin yang membuat manusia pertama dari pohon Ash dan pohon Elm.
Semuanya sama, berdasarkan kebenaran mutlak dari kisah suci yang diturunkan dari langit…
Jika untuk menggugurkan teori evolusi kita harus bekerja keras untuk menunjukkan bukti yang salah, maka untuk menggugurkan klaim penciptaan dari agama-agama itu jauh lebih mudah. Tak percaya saja atau abaikan saja, toh tak ada satupun buktinya. 🙂
MERENUNGKAN KEMBALI TERJADINYA ALAM SEMESTA:1.JAMAN AZALI(belum ada ruang dan waktu,belum ada materi apapun)disitulah TUHAN BERADA.2.TUHAN MENCIPTAKAN RUANG DAN WAKTU.3Tidak ada yang tau 4.memang tidak ada yang tau.Kenapa???karena TUHAN tak terikat ruang dan waktu.Siapakah yang dapat menjelaskannya?,apakah dia hidup pada saat itu?pasti tidak.Bagi saya bisa saja TUHAN menciptakan dengan bersamaan,setelah terjadi ruang dan waktu terjadi pula alam dan seisinya.Bagi saya bisa saja TUHAN menciptakan manusia dari kaleng rombeng dan di tiupkan ruh lalu hidup.Semua itu gak penting karena pasti gak akan ketemu jawabannya.KITAB SUCI itu buatan manusia,apapun kitab itu.Yang terpenting adalah mari kita BERSUJUD KEPADANYA DAN MELAKUKAN AMAL SEBAIK MUNGKIN.Jika surga dan neraka ada saya akan merasa untung di akherat,jika surga dan neraka gak ada saya sudah jadi hamba TUHAN yang baik dan berbudi saya juga gak rugi jadi orang baik.Soal dogma agama yang melanggar nilai kemanusiaan tinggalkan saja,harus cerdas dalam beragama.Jadikan agama sumber moral dan kebaikan,bukan sarana cuci otak yang ujung ujungnya jadi teroris,mati malah masuk neraka.Seperti Amrozi dkk,jihad katanya,bukan jihad tapi jahat wkwkwkwk.
berita sains terbaru dari penelitian di bidang kedokteran di Amerika di unggah melalui salah satu situsnya (cari sendiri namanya, kan sudah pinter-pinter), menyatakan bahwa:
STRUKTUR KROMOSOM MANUSIA DINILAI SEBAGAI STRUKTUR KROMOSOM YANG ASING.
DIMUNGKINKAN PENCIPTAANNYA BERASAL DARI LUAR TATA SURYA BAHKAN DARI LUAR JAGAT RAYA.
@Doni: silakan tunjukkan sumbernya.
Dari kalimat yang anda sampaikan, sama sekali tidak mencerminkan suatu pendapat sains.
Kalimat “DIMUNGKINKAN PENCIPTAANNYA BERASAL DARI LUAR TATA SURYA BAHKAN DARI LUAR JAGAT RAYA” mengandung asumsi “penciptaan” khas milik para religius dan bukan kalimat standard sains.
Saya duga ini berasal dari situs-2 kreasionis, Harunyahya atau situs sains abal-abal sejenis 🙂
1 perkara yg bikin saya g niat baca dari awal lihat yaitu
Kejadian 1 : 1 – 2 : 3
H1 : pemisahan terang gelap, siang malam
H2 : pemisahan langit bumi
H4 : penciptaan matahari bulan bintang
bagaimana bisa siang malam didapatkan jika bumi dan langit aja blm dipisahkan
bagaimana bisa siang malam didapatkan jika matahari diciptakan pada hari ke 4
dalam agama saya, saya disuruh untuk belajar dan terus mencari tahu
bukan sekedar meng IMANI
sekian
@Diyax: saya tertarik dengan komentar anda:
karena sejalan dengan apa yang dikatakan Buddha berikut:
Agama anda Buddha?
oala pak, kok repot bener yak..wahaha kalau mau tau itu simple banget kok.
mark zuckerberg pencipta facebook, apa orang” nanya cara buat sampe jadi facebook ke valentino rossi?susi susanti?ato einstein sekalipun? nda toh pak bos, klu pengen tau dengan mata telinga dan hati sendiri ya tanya sama marknya dong. apa kamu mau percaya kalo mike tyson bilang facebook itu karna leherku leher besi smentara mark bilang supaya lebih mudah dan cepat buat orang” tuk narsis,
karna itu monggo ditanya lgsg sama penciptanya toh, tinggal ucap “Tuhan, aku mau melihat proses saat Engkau menciptakan bumi serta isinya” amin..beres de pak.
@82grinz: jadi mau tanya langsung ke pencipta manusia?
Kalau menurut anda itu cara yang paling gampang, monggo anda lakukan, biar kita semua tercerahkan.
Soalnya selama ini banyak yang mengaku menciptakan manusia, namun sayangnya tak bisa ditanyai lalu menjawab; ada Marduk, Odin, Ra, Yahweh, Allah, Tian atau banyak lagi. Sejauh ini menemukan oknum itu saja mustahil, apalagi menanyai 🙂