Darimanakah manusia bermula?
Jangan tanyakan kepada ilmuwan, mereka terlalu bodoh untuk bisa menunjukkan dimana garis tegas manusia bermula. Mereka percaya evolusi yang tidak jelas menunjukkan kapan sang monyet menjadi manusia.
Tanyakan pada ahli agama samawi, mereka punya kepastian. Kepastian itu bernama Adam.
Kalau begitu bagaimanakah detil Adam yang legendaris itu? berikut ini adalah rangkuman yang bisa kita peroleh dari sumber-sumber samawi.
Penciptaan Semesta
Penciptaan semesta merupakan hal yang tak terpisahkan dengan penciptaan Adam. Kitab Perjanjian Lama (Taurat) menggambarkan secara detil proses ini. Awal proses ini diceritakan berikut:
Pada mulanya, waktu Allah mulai menciptakan alam semesta, bumi belum berbentuk, dan masih kacau-balau. Samudra yang bergelora, yang menutupi segala sesuatu, diliputi oleh gelap gulita, tetapi kuasa Allah bergerak di atas permukaan air.
Allah berkata, “Jadilah terang!” Lalu ada terang. (Kejadian 1:1 – 1:3)
Detil proses ini adalah: (detilnya ada di Kejadian 1:1 – 2:3)
- Hari 1: Pemisahan terang-gelap, siang-malam.
- Hari 2: Pemisahan langit-bumi
- Hari 3: Pemisahan darat-laut, penciptaan tumbuhan
- Hari 4: Penciptaan matahari-bulan-bintang
- Hari 5: Penciptaan binatang pengisi udara (burung) dan pengisi laut (ikan)
- Hari 6: Penciptaan binatang darat dan manusia
- Hari 7: Allah beristirahat
Sumber Qur’an menceritakan dengan cara yang berbeda dan tanpa detil walau terlihat ada kemiripannya.
Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya (Huud:7)
Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian dia bersemayam di atas ‘Arsy, Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah kepada yang lebih mengetahui tentang Dia. (Al-Furqaan: 59)
Dari sumber di atas:
- Air adalah zat yang sudah ada sebelum langit dan bumi diciptakan. Kuasa Allah bergerak di atas permukaan air (Perjanjian Lama), atau Singgasana-Nya di atas air (Qur’an).
- Langit, bumi dan isi keduanya (termasuk manusia) diciptakan dalam enam hari atau enam masa.
- Diakhir enam hari/masa itu Allah kemudian beristirahat (Perjanjian Lama) atau bersemayam di ’Arsy (Qur’an).
Penciptaan Adam
Kitab suci samawi menggambarkan penciptaan Adam dengan cara yang hampir sama.
Kemudian TUHAN Allah mengambil sedikit tanah, membentuknya menjadi seorang manusia, lalu menghembuskan napas yang memberi hidup ke dalam lubang hidungnya; maka hiduplah manusia itu. (Kejadian 2:7 )
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah”. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya”. (Shaad: 71-72)
Dari sumber kitab suci di atas, digambarkan Adam merupakan mahluk yang diciptakan dari tanah langsung oleh Allah dan bukan keturunan mahluk lain apapun.
Budaya Adam
Salah satu aspek yang bisa kita coba telusuri dari kitab suci adalah, Adam hidup pada tingkat budaya apa?
Lalu Hawa melahirkan seorang anak laki-laki lagi, namanya Habel. Habel menjadi gembala domba, tetapi Kain menjadi petani. Beberapa waktu kemudian Kain mengambil sebagian dari panenannya lalu mempersembahkannya kepada TUHAN.
Lalu Habel mengambil anak domba yang sulung dari salah seekor dombanya, menyembelihnya, lalu mempersembahkan bagian yang paling baik kepada TUHAN. TUHAN senang kepada Habel dan persembahannya, tetapi menolak Kain dan persembahannya. Kain menjadi marah sekali, dan mukanya geram. (Kejadian 4:2-4:5)Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!”. Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”. (Al-Maaidah:5)
Dari kisah diatas kita dapat mengira-ira bahwa Adam hidup dalam budaya pertanian, karena pekerjaan petani dan peternak baru muncul pada masyarakat yang telah menetap dan mengenal pertanian.
Aspek Fisik Adam
Perjanjian Lama memuat deskripsi tentang usia Adam sebelum meninggal sebagai berikut:
Inilah daftar keturunan Adam. (Pada waktu Allah menciptakan manusia, dijadikan-Nya mereka seperti Allah sendiri. Diciptakan-Nya mereka laki-laki dan perempuan. Diberkati-Nya mereka dan dinamakan-Nya mereka “Manusia”.) Ketika Adam berumur 130 tahun, ia mendapat anak laki-laki yang mirip dengan dirinya, lalu diberinya nama Set. Setelah itu Adam masih hidup 800 tahun lagi dan mendapat anak-anak lain. Ia meninggal pada usia 930 tahun. (Kejadian 5:1-5:5)
Qur’an tidak memuat rincian seperti di atas, akan tetapi sumber-sumber Islam lainnya memberi gambaran yang tidak kalah spektakulernya.
Telah bercerita kepada kami Yahya bin Ja`far: Telah bercerita kepada kami `Abdu r-Razzaq, dari Ma`mar, dari Hammam, dari Abi Hurayrah, dari Nabi, dia berkata: “Allah menjadikan Adam tingginya 60 hasta, kemudian (Allah) berfirman: Pergilah dan memberi salamlah kepada para malaikat itu, dan dengarkanlah mereka memberi hormat kepada engkau. Itulah kehormatan engkau dan keturunan engkau, lalu (Adam) mengucapkan: Assalamu ‘alaikum, maka (para malaikat) mengucapkan assalamu alaika wa rahmatullah, (para malaikat) menambahkan: warahmatullah, maka setiap orang yang masuk surga serupa dengan Adam (dalam hal perawakan/postur dan gambaran), dan manusia itu senantiasa bertambah kecil sampai sekarang“. [Al-Bukhari/ 3079]
Yang dapat kita simpulkan dari sumber diatas: Adam adalah manusia raksasa setinggi kurang lebih 30 meter yang berusia panjang (ia meninggal berumur 930 tahun). Manusia setelah Adam bentuknya akan selalu sama hanya bertambah kecil (dan berumur semakin pendek).
Bila ahli sains menyodorkan teori evolusi yang menggambarkan manusia berkembang dari organisme yang lebih sederhana, Kitab Suci menawarkan semacam evolusi yang berjalan terbalik, yaitu manusia berubah dari yg bertubuh raksasa dan berumur panjang menjadi seperti kita sekarang yang kecil dan berumur pendek.
Evolusi ala Kitab Suci ini paling tidak telah berlangsung 6,000 tahun, jika ini terus berlanjut mungkin 20,000 tahun lagi, manusia bisa masuk ke dalam botol minuman kita sekarang.
Kapan Penciptaan itu?
Dalam Perjanjian Lama, dimuat silsilah keturunan Adam dan umur-umur mereka. Dari data tersebut dapat dikira-kira kapan terjadinya penciptaan Adam.
Hari penciptaan Adam tersebut berada disekitar tahun 3,760-2,830 SM.
Hari penciptaan alam semesta adalah 6 hari sebelumnya (menurut Perjanjian Lama) atau 6 masa sebelumnya (menurut Qur’an).
Fakta Yang Menjadi Problem
Pengetahuan suci diatas menemukan problem ketika dihadapkan dengan data hasil penelitian ahli-ahli ilmu pengetahuan.
Usia Semesta dan Bumi
Para ahli dengan peralatan dan teori mereka telah menemukan beberapa fakta berikut:
- Semua galaksi dan bintang yang ada di angkasa bergerak saling menjauh.
- Dengan memperhitungkan kecepatan dan jarak semua benda langit tersebut, diperkirakan semua benda langit (termasuk bumi) memulai pergerakannya dari suatu titik 13.7 milyar tahun yang lalu.
- Penjelasan yang masuk akal bagi ilmuwan adalah alam semesta berawal dari satu ledakan dahsyat (big-bang). Beberapa temuan juga memperkuat teori ini.
- Dengan bantuan perhitungan isotop atom tertentu, didapatkan usia bebatuan tertua di bumi sekitar 4,28 milyar tahun.
Usia semesta dan bumi hasil perhitungan ilmuwan ini sangat jauh dari 6 hari/masa sebelum Adam diciptakan di sekitar 3,760-2,830 SM.
Peninggalan Budaya Manusia
Diseluruh dunia, para ahli arkeologi menemukan banyak peninggalan-peninggalan dari kebudayaan manusia terdahulu.
Dengan menganalisa teknologi yang dipakai dalam peninggalan tersebut serta menggabungkan dengan perhitungan usia menggunakan isotop atom, diperoleh penggolongan masa prasejarah sebagai berikut:
- Zaman Batu Tua (Paleolithic)
- Zaman Batu Tengah (Mesolithic)
- Zaman Batu Muda (Neolithic) – pertanian pertama kali muncul
- Zaman Tembaga (Copper age)
- Zaman Perungu (Bronze age)
- Zaman Besi (Iron age) – peralatan cangkul, sabit, pisau dan pedang mulai digunakan
Pembagian periode ini tidak sama terjadinya di setiap wilayah, akan tetapi satu hal yang pasti, peradaban manusia tidak ada yang langsung bermula di zaman besi (sebagaimana beberapa deskripsi yang kita ketahui tentang Nabi Adam)
Di beberapa wilayah yang terisolir, ada masyarakat yang masih hidup dalam peradaban zaman batu. Sangat mengherankan jika mereka adalah keturunan Adam yang telah mengenal pisau dan pertanian.
Ukuran Tubuh Dan Usia Manusia
Dari analisa kerangka manusia yang ditemukan dalam kuburan prasejarah (mulai sekitar 30,000 SM), para ahli menemukan bahwa:
- Ukuran tubuh manusia kurang lebih sama sejak 30,000 SM
- Usia harapan hidup manusia meningkat dari sekitar 30 tahun ke 70 tahun di masa moderrn ini.
Fakta ini berbeda dengan Kitab Suci yang mengatakan harapan hidup manusia menyusut (dari 930 tahun ke rata-rata 70 tahun manusia sekarang), ukuran tubuh manusia juga tidak berubah banyak seperti yang digambarkan sumber Islam (dari tinggi badan 30 meter ke 1,7 meter).
Fakta Sains Atau Kitab Suci?
Banyak orang risau dengan fakta diatas.
Fakta sains atau kitab suci yang harus kita ceritakan ke anak cucu kita tentang penciptaan alam dan manusia?
Saya sih pilih ceritakan dua-duanya, sambil tidak lupa mengatakan bahwa yang satunya adalah dongeng.
Sumber Luar:
- Wikipedia: Adam
- BBC: The Big Bang Theory
- Science Daily: Oldest Known Rocks On Earth Discovered: 4.28 Billion Years Old
- Wikipedia: Timeline of human prehistory
- Wikipedia: Prasejarah
- Wikipedia: Nusantara Pada Periode Prasejarah
- Longevity & health in ancient Paleolithic vs. Neolithic peoples
- Hadis Tinggi Adam 1 & Hadis Tinggi Adam 2
bookmark dl… 🙂
@Ladunni: selamat membaca…
(….yang satunya adalah dongeng.)sebuah ungkapan yg sangat sangat sederhana,tp esensi dan dampaknya tidak sesederhana itu.
@Edy: benar memang tidak sesederhana itu.
Intinya kita harus bisa menjelaskan bahwa Kitab Suci adalah media penyampai moral. Isinya di sesuaikan dengan tahap pengetahuan masyarakat yang akan menerima ajaran moral tersebut.
Kitab Suci adalah puisi kehidupan dimana kita bisa ikut hanyut dan berimajinasi untuk memetik makna yang bermanfaat.
Jangan paksa Kitab Suci menjadi manual book yang kaku, membosankan dan menghilangkan imajinasi kita.
Saya yakin mas judhi,akan sulit menemukan kebahagian dan kedamaian yg sebelumnya pernah mas rasakan,jika meyakini itu ternyata hanya sbuah dongeng.Jiwa jiwa itu kini terbang tanpa arah dan tujuan,yang ada hanya rasa lapar akan sebuah kebenaran hakiki.Dan entah sampai kapan bisa menemukan…
@Edy: memang akan hilang ketenangan juga kepastian masa depan yang bersumber pada kisah-2 agama.
Kita harus memusatkan upaya kita pada apa yang ada pada kita dan apa yang kita hadapi di dunia ini.
Sumber kebahagiaan yang tidak berubah adalah ketegaran kita berpihak ke nurani, kebahagiaan dari keluarga dan lingkungan kita.
Kenapa malaikat protes saat Allah menciptakan Adam, yg katanya selalu menumpahkan darah. Padahal kan Adam baru diciptakan, darimana malaikat tahu? itu pertanyaan yg sering saya utarakan kalau kebetulan ikut pengajian yg temanya mengarah kesana. Jawabannyapun beragam :1, Malaikat punya kemampuan yg tidak terbatas ruang dan waktu. 2, Karena sebelum manusia ada mahluk lain yg sebagaimana diutarakan malaikat selalu menumpahkan darah. 3, Sesuai dengan pernyataan Al-Quran bahwa Allah akan menggantikannya dengan umat yg lebih baik, sedangkan mahluk terdahulu yg digantikan manusia adalh jin.
Sepengetahuan saya usia Nabi2, tidak dituliskan dalam kitab suci, hanya berlandaskan riwayat semata(meski kitab sucipun melalui proses periwayatan juga). Sedang sistem penanggalanpun berbeda pada setiap periode dan wilayah.
@Dizal: terima kasih sharingnya.
Untuk usia para nabi, banyak dirinci dalam Kitab Perjanjian Baru.
Untuk Qur’an satu-satunya usia Nabi yang disebut walau tidak secara eksplisit adalah Nabi Nuh. Dalam Al-Ankabuut:14 Nuh diceritakan tinggal bersama kaumnya selama 950 tahun (seribu tahun kurang limapuluh tahun), angka yang sama dengan deskripsi Perjanjian Baru.
Tetapi kalau anda mengikuti banyak kisah yg diriwayatkan para sahabat, akan banyak ditemui detil tentang usia nabi-2, kehebatan mereka dan lain-lain yang tidak ditemukan di Qur’an.
subhanallah, begitu hebatnya Sang Pencipta kita
Dia lah yanga Maha Berkehendak
@rasyid-ic
ooh kagak sama dong di versiku
@Amar: bagaimana versi anda?
yang satunya adalah dongeng..!!!!? heheheeee……thnx sharingnya mas,mudah” ni mnjadi bahan evaluasi saya sambil mnunggu fakta lainnya
@Cakra: terima kasih komennya, semoga berguna untuk evaluasi.
Setuju sekali dengan pendapat di atas . memang yang satunya dongeng sebelum tidur
Allah SWT Maha Besar..semoga kita selalu di beri RahmatNya
@Humul: amin.
yang satunya dongeng??? yang mana nih mas yang dipilih sebagai dongeng,,,
@Sefrian Priodi: yang mana yang dongeng? Ya manusia ciptaan instan dari lempung, yg tingginya 60 hasta dan umurnya 930 tahun.
Terima kasih komentarnya.
Kalo mas Judhi mw benar2 jujur menggunakan logika ilmiah, kesimpulan (terburu-buru) di akhir tidak akan muncul.
Siapa yang dapat membuktikan kebenaran ‘fakta’ penciptaan alam semesta? Kedepan dengan semakin berkembangnya teknologi antariksa, siapa yang berani menjamin ‘fakta’ penciptaan alam semesta akan tetap sama? ‘Fakta’ kasat mata bahwa matahari mengelilingi bumi berubah ketika Galileo menemukan teropong.
Siapa yang percaya sejarah adalah ‘fakta’? Bukankah history adalah his story?
Siapa yang dapat membuktikan bahwa makhluk dalam kuburan prasejarah adalah manusia? DNAnya sama?
Akal manusia penuh dengan kekurangan.
@Lutfi Prayogi: dasar dari sains adalah keraguan. Para saintis tidak pernah memutlakkan temuannya.
Bila suatu teori baru menggugurkan teori yg sudah ada, para saintis akan dengan terbuka bersedia mengubah teorinya.
Anda tidak akan pernah melihat ilmuwan berjihad membela Newton dan membunuh penganut Einstein karena teori relativitas Einstein membuat beberapa aspek teori Newton gugur.
Ilmuwan sadar betul ketidak mutlakkan pencapaian manusia.
Sementara, bagi sebagian penganut agama, mereka memutlakkan benar setiap detil agama mereka. Agama bagi mereka berlandaskan kepastian.
Bila agama mengatakan Nuh berumur 950 tahun, maka itu realitas. Mereka tidak merasa perlu membuktikannya, dan bila perlu menyerang habis2-an semua temuan ilmiah yg mengatakan mustahil ada manusia jaman dulu berumur sepanjang itu. Banyak yg tidak ragu memaki dgn kata2 kafir, antek yahudi, pemuja setan dan sebagainya.
Jika saya tidak percaya Spiderman ada, dan berdebat dgn penganut “Spiderman ada”, maka saya tidak perlu jungkir balik membuktikan ketidak-adaan Spiderman, justru yg yakin adanya Spiderman yg harus menyodorkan buktinya agar kepercayaan saya berubah.
Bagi saya Adam adalah kisah dongeng, yang percaya Adam nyata silakan mengajukan bukti2 nyata keberadaannya dan siap diverifikasi secara ilmiah untuk membuat saya percaya. Semudah itu kok.
Terima kasih komentarnya.
jawaban yanag mantap. emang bikin anak cuma bim salabim abakadabra
@Cinta: terima kasih komentarnya,.
Menurut saya, kebanyakan orang tidak akan menolak sains. Sebab sains telah banyak membawa kemajuan yang berguna bagi kehidupan manusia, tapi ketika sains sudah menyentuh pada hal-hal yang menyangkut kepercayaan yang ternyata berlawanan, kebanyakan orang langsung mengabaikannya. Dengan sangat cepat mereka akan bilang itu salah, dajal , atau sesat dsb. Tapi, bukankah lebih mudah mengatakan itu daripada harus belajar teori evolusi, palaentologi, black hole dst dst… jelas bikin pusing, apalagi kalo hidup sudah susah. Cukup dengan belajar satu kitab suci, dan “clingg” semua sudah terjawab. manusia tidak perlu risau akan eksistensinya. Saya jadi ingat sama ini “The fact that a believer is happier than a skeptic is no more to the point than the fact that a drunken man is happier than a sober one” . Bukankah hidup mencari kebahagiaan? and of course sometime I drunk, because it feel good. trust me…. And thanks for the post. Thumb up
@Qurious: yang ditawarkan dogma agama adalah ketenangan yang berasal dari kepastian, sedangkan sains menawarkan penjelajahan tanpa henti yang penuh dengan kejutan.
Bagi yang sudah sibuk menghadapi ketidak-pastian hidupnya, ikut menjelajah lewat sains hanya akan menambah keruwetan hidup.
Drunken man is happier than a sober one? he.. he.. mungkin benar di saat itu, tapi kepahitan realitas tidak bisa kita hindari terus.
Terima kasih.
Coba cari ayat yang mana yang menjelaskan bahwasannya adam manusia pertama?
@Adambinadam: kalau bukan yg pertama, tafsir anda bagaimana?
tuhkan ditanya malah balik tanya, klo u emang ahli tafsir kebetulan sekali coba jelaskan ayat yg mengatakan Adam adalah manusia pertama…
@Adambinadam: bagi saya keseluruhan kisah penciptaan alam dan Adam tidak bisa dibuktikan secara ilmiah. Kisah itu dongeng.
Jadi saya tidak tertarik dg ayat detil lebih lanjut dongeng tersebut. Apakah Adam manusia pertama atau bukan, gak penting lagi.
Itu seperti berdebat tentang sepatu yang kiri atau kanan milik Cinderela, yg tertinggal dipesta sang pangeran. Gak penting lagi.
sabar Mas Bro…
seperti inikah cara berdialog umat yg memiliki agama
setelah saya lihat dalam postingan di atas tentang penciptaan adam (langsung dari tanah)anda mengutip ayat Alqur’an dan anda mengaitkan dengan penciptaan adam. padahal ayat itu g ada hubungannya dengan Adam. saya hanya minta pencerahan.
klo memang penciptaan adam hanya dongeng mengapa cerita Adam selalu menjadi pondasi Tauhid disetiap dakwah agama-agama samawi.
Jika memang demikian apakah agama kebenaran agama hanyalah dongeng belaka.
ingat Mas Judhi hukum alam dan Alqur’an adalah sama-sama ciptaan Tuhan tidak mungkin keduanya bertentangan.
sekali lagi santai Mas Bro
@Adambinadam: sori bro baru sempat bales sekarang.
Setiap agama (termasuk agama samawi) berkembang saat ilmu pengetahuan belum maju. Hampir semua yg ada di semesta adalah misteri yang belum mampu diketahui manusia. Tuhan dan Agama, diharapkan bisa menjelaskan misteri besar tersebut.
Semua agama (tidak terbatas agama samawi) mempunyai konsep tentang penciptaan alam ini dan tujuannya.
Penciptaan versi samawi hanyalah salah satu diantara banyak konsep penciptaan yang dimiliki juga oleh agama lainnya. Ada penciptaan versi Hindu, versi Babylonia, versi Zoroaster, versi Inca dan banyak lain. Ada yang sama ada yang beda, ada yg saling terpengaruh.
Mengapa beda-2? karena turun pada era dan masyarakat yg beda. Tentunya disesuaikan dengan pengetahuan masyarakatnya.
Jika 1500 tahun yang lalu kitab suci bicara tentang mekanika kuantum, relativitas, black hole, gravitasi, medan elektromagnet atau segala macam produk pengetahuan masa kini, tentunya kitab suci itu sangat tidak bisa dimengerti pemeluknya. Ujung-ujungnya agama itu bisa dianggap sebagai agama aneh yg tak dimengerti dan yang pasti tidak akan banyak yg tertarik memeluknya.
Jadi agama selalu menjadi kompromi antara pesan yang akan disampaikan dengan kondisi penerima pesannya. Buktinya Tuhan menurunkan Nabi dan revisi ajarannya untuk tiap jaman dan tiap bangsa. Menjelaskan alam itu bonus agama, bukan hal yang penting.
Kalau agama dituntut memuat ilmu pengetahuan yang final, kita sendiri saat ini juga gak bakal bisa menerimanya, karena isinya mungkin menjelaskan teori yg baru akan kita ketahui 5000 tahun yang akan datang, karena pengetahuan terus berkembang.
Jadi, yang harus kita ambil dari kitab suci adalah ajaran untuk menegakkan keadilan, membela yang lemah dan berbagai kebaikan universal yang tak terikat dgn perkembangan jaman.
Untuk penciptaan alam, hukum alam, hukum sosial dan hal-hal yang terikat dengan pengetahuan masyarakat, sebaiknya kita lihat dengan kritis. Itu konsumsi masyarakat 1500 tahun yg lalu, kita jangan terpaku padanya.
Jadi, mungkin saja kitab suci bertentangan dengan hukum alam.
Hukum alam adalah ayat kauniyah yang berlaku sepanjang jaman, sedangkan Qur’an adalah ayat kalamiyah yang terikat pada konteks yang bisa saja sudah berubah.
Terima kasih.
iman yang kuat berani menghadapi pertanyaan
mana buktinya Mas Bro…
gt aja kok d black list…
sori Bro br bls
Mas Bro
sepertinya anda melai ragu dengan kebenaran Alqur’an
jika memang ayat Alqur’an bertentangan dengan hukum alam, coba mana buktinya Mas Bro!
memang benar kitab suci diturunkan kepada umat di zaman mereka masing2, namun Alqur’an merupakan edisi revisi kitab suci yang pernah ada dan berlaku sampai akhir zaman.
firman Allah al-Maidah: 3:
اليوم أكملت لكم دينكم وأتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم الإسلام دينا
Albaqoroh
الم ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَ
kalau memang Alqur’an sebagiannya dongeng apakah masih pantas untuk dijadikan pedoman, padahal Alqur’an merupakan salah satu contoh kitab kering yang memiliki kebenaran mutlak.
kalau sudah begitu wacana pindah agama saya rasa merupakan solusi, yah sekedar alternatif coba dibaca kitab suci tetangga sebelah yang mengajarkan “kasih” dimana umatnya telah ditebus dosanya oleh Nabi yang diturunkan pada mereka.
@Adambinadam: agama adalah ekspresi manusia yg terbatas ttg Tuhan.
Semua ajaran turun disesuaikan dgn jamannya, dan kebetulan Qur’an trn disaat ilmu blm maju. Batas antar dongeng dan sejarah kabur.
Jadi ia adalah konsumsi masy 1500 thn lalu, kalau kita meengambil hikmahnya hrs bisa menyadari hal ini.
Agama lain, walah muatan dongengnya lbh banyak. Itu untuk era yg lebih lama lagi
Terima kasih
@Adambinadam: lho kan komenmu lolos?
Mengenai ada komen yg saya stop, masalahnya sederhana: saya ingin site ini menjadi tempat berargumen dgn kepala jernih dan fokus pada materi tulisan saya.
Manakala ada yg mulai menyerang pribadi atau menuliskan kata2 yg tak pantas, saya anggap yg bersangkutan tidak punya itikat baik untuk diskusi, lebih baik saya stop. Silakan nulis diluar.
Bila ada yg tdk setuju dgn sebuah tulisan, silakan serang argumen tulisan tersebut, jangan serang pribadi penulisnya.
ya udh Mas Bro dari pertanyaan awak gimana tuh… kelanjutannya…
apa masih bingung…. Bro!!!
Mas Bro mana ayat yang menceritakan tentang sebuah dongeng dalam Alqur’an, dari pertanyaan pertama pe skrng selalu g ada jawabannya. anda selalu memberikan penilaian bahkan pembenaran tanpa ada fakta.
@Adambinadam: lha bukankah artikel ini menunjukkan bahwa penciptaan alam dan Adam tidak dapat diverifikasi dg fakta ilmiah? alias dongeng?
Apakah anda mau membantu menunjukkan sisi ilmiahnya? Saya senang bila bersedia
waduh sungguh kasihan mas judhianto ini, jika kitab suci sudah dibilang dongeng, lalu kemana kita harus mencari tuntunan hidup? hukum dunia? jika dikatakan penciptaan adam adalah dongeng, lalu manusia ini dimulainya dari mana? jika dibilang Al-Qur’an hanya konsumsi untuk manusia pada 1400 tahun yg lalu dimana ilmu pengetahuan belum berkembang, sebaiknya mas judhi lebih banyak lagi melihat penemuan2 yang ternyata didasarkan pada ayat-ayat Al-Qur’an, bahwa sejak 1400 tahun yg lalu sudah dikabarkan dan baru dapat dibuktikan pada abad 20, bagaimana Al-Qur’an menceritakan tentang Fir’aun yang jasadnya diselamatkan dari lautan, bagaimana Al-Qur’an menceritakan perihal penciptaan manusia, dimana pada 1400 tahun yg lalu tidak ada alat USG, dan semacamnya untuk melihat tahapan perkembangan embrio. apakah yang seperti itu juga termasuk dongeng??? Kebenaran tentang penciptaan adam bukanlah sebuah dongeng tetapi ilmu pengetahuan lah yang belum dapat membuktikannya. sebagaimana ilmu pengetahuan tidak dapat membuktikan tentang mukjizat yang dimiliki para nabi, dan bahkan ilmu pengetahuan blm dapat membuktikan kebenaran peristiwa2 besar yang dikabarkan dalam Al-Qur’an tentang kapal nabi Nuh, peristiwa isra’ dan mi’raj, peristiwa terbelahnya bulan yang merupakan mu’jizat yang dimiliki oleh Nabi Muhammad, SAW. Bahkan sampai detik ini pun ilm pengetahuan tidak dapat menjelaskan Surga dan Neraka, keberadaan alam kubur, peristiwa kebangkitan manusia setelah mati, dan alam ruh serta banyak lagi yang tidak dapat dijelaskan dengan ilmu pengetahuan, apabila semua itu dianggap dongeng, lebih baik mas judhi tidak perlu memiliki agama karena apa yang diceritakan oleh kitab suci hanyalah isapan jempol belaka hanya dongeng untuk menakut-nakuti dan hanya dongeng untuk membuai manusia kedalam mimpi-mimpi manis.
Na’uzubillah min dzalik
@Aan: saya tertarik untuk mengutip kalimat terakhir anda:
Bahkan sampai detik ini pun ilm pengetahuan tidak dapat menjelaskan Surga dan Neraka, keberadaan alam kubur, peristiwa kebangkitan manusia setelah mati, dan alam ruh serta banyak lagi yang tidak dapat dijelaskan dengan ilmu pengetahuan …dst
kesimpulan anda: agama tidak dapat dijelaskan dengan ilmu pengetahuan.
Hal-hal lain yang tak dapat dijelaskan ilmu pengetahuan adalah mitologi dan dongeng, seperti cerita naga, peri-peri, raksasa pemakan manusia, dan para dewa.
Berarti kisah agama menurut kalimat terakhir anda, dapat digolongkan dengan cerita dongeng para peri baik budi.
Terima kasih atas komentarnya.
hahaha…. benar bung judhi, karena ilmu pengetahuan tidak dapat menjelaskan itu semua, berarti berdasarkan cerita bung judhi di awal tulisan ini, maka sebaiknya bung judhi tidak usah memilii agama apapun juga karena semua itu hanya dongeng, sepertinya rugi kalo bung judhi selalu mengikuti tuntunan agama, karena semua itu tidak dapat dibuktikan dengan ilmu pengetahuan. jadi apa gunanya bung judhi membuat semua tulisan2 untuk menemukan “cakrawala baru” jika ternyata semua itu hanya dongeng seperti yang bung judhi katakan untuk penciptaan adam.
judhi : “kesimpulan anda : agama tidak dapat dijelaskan dengan ilmu pengetahuan …….dst”
aan : : “Ya, berdasarkan kesimpulan dari tulisan bung judhi, bahwa penciptaan adam adalah dongeng, karena tidak dapat ditemukan dalam sains.”
disini saya menegaskan bahwa sebaiknya bung judhi tidak perlu beragama, karena banyak hal yang terdapat dalam Al-Qur’an tidak dapat dijelaskan oleh ilmu pengetahuan, bagaimana mungkin bung judhi dapat menerima hal-hal lain yang lebih komplek seperti yang sudah saya contohkan (alam kubur, surga, neraka, dll) karena untuk menerima penciptaan adam saja bung judhi sudah beranggapan bahwa hal tersebut adalah dongeng.
Bagi saya penciptaan adam bukanlah dongeng, hal itu nyata dan diciptakan oleh Allah, SWT. sesuai dengan yang diberitakan dalam Al-Qur’an, bukan dari mitologi atau dongeng yang tidak jelas asal-usulnya.
dan bagi saya agama bukan dongeng yang harus diributkan kebenarannya, bukan pula cerita peri baik atau peri jahat.
Nah bisa jd bung judhi akan kembali mengomentari kalimat saya, bahwa menurut Al-Qur’an wahyu itu diturunkan oleh malaikat jibril. lalu ilmu pengetahuan mana yang telah membuktikan bahwa malaikat jibril pernah turun ke bumi.
Sepertinya pemikirannya bung judhi tidak akan pernah menerima kenyataan bahwa tidak akan pernah bisa ilmu pengetahuan menjelaskan cerita-cerita yang ada dalam kitab suci, terutama Al-Qur’an. bung judhi akan selalu mengatakan bahwa apapun yang tidak bisa dijelaskan dengan ilmu pengetahuan dengan akal rasional adalah DONGENG.
SELAMAT MEMBACA DONGENG BUNG JUDHI. SEMOGA DENGAN TERUS MEMBACA HIDAYAH ALLAH,SWT (yang lagi-lagi tidak dapat dijelaskan dengan ilmu pengetahuan) akan diberikan kepada bung judhi.
@Aan: sepertinya anda terbiasa diarahkan orang lain untuk bersikap, sehingga tanpa sadar anda mengutarakan “sebaiknya anda begini atau sebaiknya anda begitu”.
Rasanya sikap demikian sudah tidak cocok untuk ditujukan untuk orang dewasa. Pada orang dewasa kita cukup sodorkan fakta-2 dan konsekwensi berdasarkan fakta-2 yang ada, silakan orang tersebut melakukan pilihannya sendiri dengan sadar. Bila kita tidak setuju, bisa kita bantah berdasarkan fakta-2 dan logika yang kita anggap lebih valid.
Meninggalkan agama? kok mutung (putus asa)…
Apakah setelah kita tahu bahwa kancil tidak bisa bicara seperti dalam dongeng yang disampaikan Ibu kita, kita terus menyimpulkan Ibu pembohong besar? membencinya? terus melanggar semua nasehat yang pernah diberikan Ibu?
Saya tidak, karena sadar bahwa Ibu dulu menyampaikan kebaikan dengan bahasa yang bisa saya terima saat masih kecil dulu. Saya tetap mencintai dan patuh pada Ibu saya sepenuh hati.
Begitu juga dengan sikap saya pada Allah, saya tetap menganggap Dia sebagai sumber kebaikan dan mencintainya, walau dengan kerangka pandang yang berbeda.
sepertinya bung judhi sudah lupa dengan apa yang pernah ditulisnya sendiri, saya tidak mengarahkan anda untuk begini atau begitu, menjadi ini atau menjadi itu. hal itu tidak membawa pengaruh apapun pada diri saya.
Bukankah sudah jelas segala yang saya contohkan kepada bung judhi bahwasanya ilmu pengetahuan tidak dapat menjelaskan banyak hal dalam kitab suci terutama Al-Qur’an. atau masih perlu bukti lain???
Pernahkah bung judhi membaca tentang ruh pada Al-Qur’an? lalu bagaimana ilmu pengetahuan menjelaskan hal tersebut? bila ruh tercabut dari jasadnya, maka hal tersebut dinamakan mati, lalu bagaimana ilmu pengetahuan dapat mendeteksi adanya ruh dalam tubuh? yang ada dalam ilmu pengetahuan adalah jantungnya berhenti berdetak, ginjal tidak berfungsi, dll. tapi tidak pernah ada ilmu pengetahuan yang mengatakan ruh nya sudah tercabut dari jasad. lalu apakah begitu bung judhi akan mengatakan bahwa ruh dalam Al-Qur’an adalah dongeng???
Sepertinya ya, karena sekali lagi ilmu pengetahuan tidak dapat menjelaskan tentang ruh dalam tubuh manusia. bukankah menurut bung judhi dengan “cakrawala baru”bahwa segala sesuatu yang tidak dapat dijelaskan dengan rasio akal, ilmu pengetahuan, kecerdasan otak manusia, dll, maka hal tersebut dianggap tidak dapat diterima dan termasuk kedalam kategori “dongeng”.
hmmmmmmmm….
@Aan : saya hanya komentari kalimat anda sebelumnya:
“disini saya menegaskan bahwa sebaiknya bung judhi tidak perlu beragama, karena… dst”
okelah kalau anda tidak menganggap itu arahan untuk begini atau begitu, saya minta maaf.
Untuk komentar terakhir, bagaimana kalau konteksnya diganti dgn dongeng Cinderella?
* Bukankah sudah jelas segala yang saya contohkan kepada bung judhi bahwasanya ilmu pengetahuan tidak dapat menjelaskan banyak hal dalam
kitab suci terutama Al-Qur’an.dongeng Cinderella atau masih perlu bukti lain???* Pernahkah bung judhi membaca tentang
ruh pada Al-Qur’anlabu yang berubah jadi kereta? lalu bagaimana ilmu pengetahuan menjelaskan hal tersebut? bilaruh tercabut dari jasadnyalewat jam 12 malam, makahal tersebut dinamakan matikereta balik jadi labu, lalu bagaimana ilmu pengetahuan dapat mendeteksi adanyaruh dalam tubuhperi yang baik? … dan seterusnya …* Sepertinya ya, karena sekali lagi ilmu pengetahuan tidak dapat menjelaskan tentang
ruh dalam tubuh manusialabu yang berubah jadi kereta. bukankah menurut bung judhi dengan “cakrawala baru” bahwa segala sesuatu yang tidak dapat dijelaskan dengan rasio akal, ilmu pengetahuan, kecerdasan otak manusia, dll, maka hal tersebut dianggap tidak dapat diterima dan termasuk kedalam kategori “dongeng”.Kalau bicara tentang fakta ilmu pengetahuan, sepertinya rujukan terpercaya adalah pernyataan dalam forum ilmiah yang dilakukan oleh ahli yang kompeten dalam bidangnya. Saya tidak yakin majelis ilmu yg biasanya dipimpin para habib atau pendakwah punya kompetensi untuk bicara tentang apa itu ilmiah.
Saya juga lebih percaya kepada jurnal ilmiah yg diterbitkan lembaga sains dari pada “fakta ilmiah” dalam web Harun Yahya yang bukan ilmuwan.
“Begitu juga dengan sikap saya pada Allah, saya tetap menganggap Dia sebagai sumber kebaikan dan mencintainya walau dengan kerangka pandang yang berbeda”… terimakasih atas inspirasinya Bung… selama ini dengan banyaknya keaneh2han yang saya temui dalam agama saya ini membuat saya menjadi ragu akan kebenaran dan mengambil sikap ekstrim dengan menolak untuk percaya…. tp syukurlah dengan membaca ini saya dapat mengambil inspirasi dari pandangan Bung dalam bersikap terhadap keanehan2 tersebut .. sekali lagi trims….
@Irfan: senang mengetahui pendapat saya bermanfaat. Terima kasih kembali.
Masalah surga dan Neraka adalah masalah meta fisika,yaitu ilmu yang diakui sebagai ilmu diatas Ilum fisika,lalu nilai Ilmu fisika mas yudhi disekolah piro tho? sudahkah dapat nilai sempurna?,boro2 mau ngejawab hal2 yg berbentuk meta fisika…..,itu tak akan nyambung bro..! sebab Firman Allah dalam Al-Qur’an itu,hanya mengajak orang yang beriman pada yg ghaib (hal 2 yg meta fisika),yang kafir?,maka jelas nolak kayak mas yudhi….gak kagetsih…..!
@Lahara Devi: ini masalah akal sehat saja kok, kalau memang tidak bisa diverifikasi ya memang ada 2 pilihan. (1) Tetap menganggap semua kisah kitab suci adalah realitas walau tak bisa dibuktikan, atau (2) anggap kisah-kisah itu bukan menceritakan fakta sebenarnya.
Terima kasih.
Saya tak ikut komen, pak.
Cerita tentang adam ini bukan ranah mukjizat (seperti semut bicara dgn sulaiman), jadi memang harusnya diperdebatkan secara ilmiah, oleh kaum agamawan itu sendiri.
Seperti yg lalu-lalu, saya akan sisihkan bible karena saya anggap secara akademik tidak otentik.
Bahwa berdasarkan sumber-sumber islam, di bumi sebelum adam ada makhluk berakal dan bernafsu, yaitu: ban, jan, jin, baru adam. Ini yg dimaksud di al-quran ttg malaikat yg “protes” ketika Tuhan mau menciptakan makhluk yg punya nafsu dan berakal. Ketiga makhluk itu sudah punah (ban, jan, jin). Bisa dibayangkan umur bumi sangat tua menurut kepercayaan muslim, karena sebelum adam diturunkan dari planet surga sudah ada 3 generasi makhluk di planet bumi yg tinggal.
Sangat wajar jika manusia merupakan makhluk teraneh di bumi karena manusia sejatinya adalah alien dari planet lain (surga).
Soal sumber dari hadis ttg adam yg bertubuh besar masih jadi perdebatan di kalangan muslim. Ukuran dziroknya banyak versi.
Soal manusia jaman dulu yg tua, teks quran berkata demikian, tidak bisa dibantah. Tapi soal adam diturunkan berapa ribu, juta, milyar tahun dari zaman muhammad, tidak ada keterangan.
Jadi yg relevan utk diberdebatkan dari segi sains adalah umur, dan yg kedua adalah bentuk fisik (meski masih dlm perdebatan di kalangan muslim sendiri)
Umur: Andai secara rata2 setiap sejuta tahun umur manusia berkurang satu tahun gimana?
Fisik: Anggap saja fisik besar meski masih debateble. Andai secara rata2 setiap satu juta tahun berkurang 30cm gimana?
Sebagai catatan, setelah pembunuhan habil, terjadi evolusi di bumi, bumi jadi tidak sesubur dulu.
Setelah ditemukan teknologi jg terjadi evolusi gaya hidup yg jauh berbeda dgn zaman sebelumnya (zaman dulu byk orang mati kecil/muda karena belum ada dokter dll)
Silahkan dijawab pak, hehe
@Bram: terima kasih untuk ikut komen di artikel ini.
Kalau Bible tidak otentik, bagaimana dengan sumber-sumber Islam selain Qur’an yang anda sebut? bukankah cerita-2 yg diluar Qur’an tentang masa lalu (dongeng-2 para Nabi) sampai ke kita melalui jalur Israiliyat dari mulut ke mulut? dimana paling banter kita bisa lacak jalurnya sampai era nabi, sedangkan cerita itu sampai ke era nabi lewat jalur yang tidak bisa ditelusuri lagi jejaknya (misalnya perawi cerita nabi Adam sampai era Muhammad tidak ada yang tahu)?.
Sebagai gambaran, Imam Bukhori hanya mengesahkan 7 ribuan hadis dari sekitar satu juta hadis yang ditelitinya, yang berarti 99,3 % hadis yang sampai pada beliau adalah palsu. Apalagi kisah Israiliyat dari mulut ke mulut yang merentang lewat waktu yang lebih panjang. Tentunya Bible yang berupa dokumentasi tertulis levelnya di atas kisah Israiliyat ini.
Untuk fisik,, para ahli biologi bisa menghitung kemampuan struktur tulang manusia untuk menahan beban fisik yang bisa ditanggungnya. Saat ini dari hasil perhitungan tersebut, manusia paling tinggi hanya bisa pada kisaran 2.5 m. Pada ukuran yg lebih tinggi lagi, struktur tulang dan otot tidak mampu lagi membuatnya bergerak normal. Dari atlet2 basket NBA, kita juga bisa lihat, atlet dengan tinggi diatas 2 m cenderung lebih kurus dan lamban.
Untuk manusia lebih tinggi dan tetap lincah misalnya, struktur tulang kaki dan otot harus lebih besar dan kekar, dan itu berarti bentuk yg beda dgn manusia sekarang.
Ada banyak hal lain, misalnya kebutuhan konsumsi pangan, pengolahan limbah, rumah, peralatan sehari-hari dan sebagainya yang meningkat secara eksponensial searah dengan besarnya tubuh, dan itu belum bisa diatasi oleh teknologi primitif yg ada saat itu.
Bagi saya sumber sains yang berdasarkan bukti fisik (fosil atau analisa DNA) atau permodelan biologis jauh lebih bisa diandalkan dari pada sumber-sumber di atas. Atas dasar itu, saya yakin Adam dengan gambaran fisik seperti dalam kisah religi hanyalah dongeng.
Saya tidak memakai standar sejarah murni, di sini saya meletakkan Nabi Muhammad tahu cerita2 Adam bukan dari mulut ke mulut, tapi karena dia seorang Nabi.
Quran dan Hadis dipercaya muslim sama-sama sumber yg pasti benar, bedanya quran lebih otentik karena waktu ayat quran turun nabi memberitahukan ke banyak orang, para sahabat langsung mencatatnya, pas shalat jamaah juga dibaca tiap hari oleh Nabi dan umat islam, dan bisa ditanyakan ke nabi kapanpun, dll. Beda dengan hadis yg tidak dicatat, tidak dibaca nabi pas shalat, dll.
Saya anggap dari 7000 ribu hadis bukharipun tidak menutup kemungkinan masih banyak yg palsu.
Jawaban anda belum bisa meruntuhkan dugaan saya, bahwa Manusia berasal dari planet surga (yg subur, nyaman, dll) ke planet bumi (yg kurang subur dan nyaman dibanding planet surga) sehingga manusia mengalami evolusi baik dari segi UMUR maupun FISIK menyesuaikan keadaan planet bumi, dan manusia jaman sekarang/sebelumnya dlm jarak tahun kurang dari 100.000/satu juta tahun SM telah menemukan bentuk yg ideal utk planet bumi, jadi tidak berevolusi lagi untuk penyesuaian planet surga ke bumi. Artinya untuk mengukur ini ilmuwan akan kesulitan atau di luar dugaan mereka, karena evolusi ini berhenti pada 10ribu, 100ribu, atau bisa saja jutaan tahun yg lalu. Meskipun untuk evolusi-evolusi karena faktor selain itu tetap berlangsung.
@Bram: khayalan memainkan peranan yang penting bagi agama dan juga sains, keduanya berguna untuk menerangkan sesuatu yang belum diketahui.
Perbedaan antara agama dan sains dalam membentuk khayalan adalah darimana batu bata bangunan khayal tersebut dibentuk. Pada agama batubatanya adalah keyakinan sedangkan sains batubatanya fakta.
Untuk sains contoh terbaru adalah struktur partikel elementer materi. Para ahli menghayalkan model penyusun partikel semesta berdasarkan apa yang telah mereka ukur, ketahui dan perhitungan matematik. Hasilnya struktur atom dan partikel sub-atomik. Struktur ini disusun bahkan jauh hari sebelum mereka menemukan cara untuk membuktikannya.
Para saintis menghayalkan sesuatu dan menguji model dengan berbagai metode untuk memastikan kebenaran khayalan mereka. Akhirnya dengan khayalan tersebut mereka merancang sesuatu yang lain.
Minggu kemarin, para saintis dengan peralatan yang sangat mahal dan waktu yang lama untuk trial dan error, akhirnya berhasil mengkonfirmasi keberadaan partikel Boson Higgs. Ini seperti saat Einstein mengkonfirmasi rumus E=MC2 melalui penemuan gaya nuklir yang mengikat atom. Tinggal menemukan saatnya saja bagaimana saintis kelak akan memanipulasi partikel ini dalam satu cara yang berguna, seperti saat gaya nuklir digunakan untuk bom.
Untuk agama, sayangnya mereka hanya berhenti di khayalan saja. Batu bata keyakinan terlalu sakral untuk mereka pertanyakan dalam sebuah uji-coba ilmiah.Tidak ada upaya serius untuk membuktikan bahwa khayalan mereka adalah mewakili realitas yang nyata. Upaya paling jauh mungkin hanya seperti karya-karya Harun Yahya yang sibuk meneliti berbagai temuan ilmuwan (bukan melakukan penelitian sendiri) dan mencari yang paling cocok dengan khayalan keagamaan dan mengumumkannya sebagai konfirmasi kebenaran khayalan agama.
Mungkin sebentar lagi ada klaim dari pendakwah yang mengatakan:
“Partikel Higgs sebenarnya telah dikabarkan dalam sumber-sumber agama, bisa lihat ayat ini atau itu serta hadis ini atau itu”
Jadi silakan memilih khayalan anda, saya sih pilih khayalan untuk maju.
Ok. Soal model semacam harun yahya, misal: soal kata-kata di al-quran yg menyebutkan kata tertentu yg tersebar di berbagai ayat: kata hari ada 365, kata bulan 12, malaikat/setan sama-sama 88, dunia/akhirat sama-sama 115, dan seterusnya, yg menunjukkan al-quran tidak asal mengambil jumlah kata, dan endingnya pada kata darat 13 dan laut 32 yg persentasenya sesuai dengan keadaan bumi (keadaan bumi tentu tidak tetap karena perubahan iklim, evolusi dll) tetapi itulah persentase kurang lebihnya.
Munurut anda hal semacam ini lebih dominan sebagai kebetulan saja, kejeniusan muhammad, atau karena wahyu?
@Bram: saya ingat sewaktu SMP pernah baca sebuah artikel tentang piramid, saya lupa dimana. Artikel itu sungguh mengesankan betapa semua ukuran dimensi, orientasi piramid itu dapat diasosiasikan dgn fakta-fakta alam, seperti lintasan bintang, rotasi planet dll. Artikel itu berlanjut dengan percobaan menggunakan wadah dengan model piramid untuk mengawetkan buah, di akhir artikel itu ada penjabaran beberapa disain bangunan berbasis piramid untuk penyembuhan atau memberikan beberapa efek ketenangan dan lain-lain.
Pengarang artikel itu memang memaparkan fakta yang benar ketika menjabarkan berbagai ukuran piramid bisa diasosiasikan dgn segala macam fakta alam, akan tetapi dia membuat lompatan kesimpulan ketika menyatakan berbagai khasiat dari disain piramid.
Saya yakin dengan era komputer ini, bila ada orang yang mau bersusah-payah mencari hubungan ajaib antara dimensi sebuah kotak sepatu dengan segala macam angka yang mungkin di ensiklopedia, buku-2 kedokteran atau fakta luar angkasa; pasti ia bisa menemukannya. Tetapi ia akan melakukan jump-conclusion bila sampai pada kesimpulan bahwa pembuatan kotak sepatu itu diilhami oleh sesuatu yang supranatural.
Untuk keajaiban angka-2 Qur’an, saya sama sekali tak terkesan.
Jika itu memang akibat kehendak Allah, kok ya sayang sekali Allah bermain-main dengan soal-soal yang remeh-temeh tersebut. Orang modern lebih kagum pada keajaiban Qur’an yang terbukti bermanfaat bagi siapa saja, misalnya membuat pembacanya tenang atau memberi inspirasi kepada kebaikan; daripada angka-angka tersembunyi yang hanya bisa ditemukan sekelompok orang yang gampang kagum pada hal yang remeh-temeh.
Ok. Inti ajaran agama adalah Ketuhanan, selain ajaran kebaikan tentunya. Itulah yg membedakan ajaran agama dengan motivator (layaknya mario teguh, dll).
Kita bahas agama yg tokohnya masih tersentuh sejarah dengan jelas, yaitu Muhammad. Tidak bisa dipungkiri bahwa rezim Muhammad dulu menguasai sebagian arab, yg kita garisbawahi adalah kepemimpinan dan perilaku Muhammad yg aneh. Sebagai orang yg menguasai secara wilayah dan kedaulatan bisa disebut negara mengapa Muhammad tidak membangun istana dan kemewahan lainnya. Kenapa juga dia repot-repot bikin aturan dan melakukan shalat 5 kali sehari dan shalat-shalat sunnah lainnya yg dilakukannya tengah malam, pagi hari, dll yg tentunya merepotkan bagi dirinya. Dan aturan aneh2 lainnya dari segi penghambaan ke Tuhan, mulai harus bebersih/sesuci mandi, wudlu, dll. Kotor pun dibagi2 dari najis besar, sedang dan kecil. Hadas besar dan kecil. Semuanya punya cara2 sendiri untuk membersihkannya. Dan aturan aneh lainnya yg kita semua tahu.
Menurut anda perilaku aneh Muhammad itu karena faktor apa: orang skizofrenia, altruis, karena wahyu, atau karena apa?
@Bram: Pikiran dan bahasa manusia yang merupakan hasil kerja otak merupakan alat yang luar biasa. Ia mampu menampung seluruh realitas yang ada ini baik yang wujud ataupun yang abstrak. Pikiran mampu mereproduksi semua realitas tersebut dan menyampaikannya melalui bahasa kepada orang lain.
Problemnya adalah: jika Allah adalah bukan mahluk atau realitas yang diketahui manusia, maka bagaimana mungkin otak manusia mampu mereproduksi Allah dalam pikirannya dan menyampaikan ulang dalam bahasa?
Dalam sebuah hadis qudsi, Allah berfirman “Aku adalah harta tersembunyi dan aku ingin diketahui”
Pikiran dan bahasa karena keterbatasannya tidak akan mampu mengungkapkan realitas tentang Allah. Segala upaya pikiran tidak akan mampu mengungkapkan Allah, kecuali jika Allah dengan sengaja menampakkan dirinya kepada mahluk.
Pada para Nabi dan orang-orang yang dipilihnya saja Allah menampakkan kehadirannya. Akan tetapi karena Allah bukanlah sesuatu yang terdefinisikan oleh pikiran dan bahasa, kehadiran Allah hanya mampu dirasakan oleh kesadaran manusia yang tidak memakai nalar dan bahasa – yaitu pikiran bawah sadar.
Pada manusia yang tercerahkan oleh penampakan Allah inilah, alam pikiran bawah sadar mereka menjadi lebih aktif. Alam bawah sadar ini menyampaikan pengetahuan tentang Allah dan pengetahuan yang sebenarnya dimiliki setiap orang yaitu naluri yang tercetak dalam gen kita.
Pada para Nabi, alam bawah sadar menyampaikan pengetahuannya kepada kesadaran Nabi dalam bentuk wahyu atau penampakan malaikat.
Karena disampaikan ke alam sadar, mau tidak mau pengetahuan tersebut harus dikemas ulang dalam format yang bisa dimengerti alam sadar, dan itu berarti sesuai dengan bahasa, konteks budaya dan pengetahuan manusia. Oleh karena itu, semua wahyu berbicara dalam konteks yang dikenal oleh masyarakatnya.
Dalam konteks Nabi Muhammad, beliau hidup dalam masyarakat Arab yang didalamnya terdapat komunitas Yahudi, Kristen serta komunitas penyembah berhala. Pengaruh Kristen mungkin banyak didapatkan dari Khadijah istrinya yang berasal dari keluarga pemuka agama Kristen. Sepupu Khadijah adalah pendeta Waraqah bin Naufal, yang pertama-tama melihat tanda kenabian Muhammad. Saudara sepupu Khadijah yang lain adalah Ustman bin al-Huwairits yang merupakan seorang Kardinal Kristen aliran Byzantium.
Jadi apa yang disampaikan Nabi Muhammad memang kebenaran yang berasal dari perjumpaan dengan Allah dan kebenaran yang tercetak dalam tiap orang. Akan tetapi dalam kemasan budaya Arab + Agama Samawi.
jangan terlalu banyak menggunakan logika bung coba pake hati
@Arie Triyadi: setuju!
Makanya kisah-kisah di kitab suci jangan dianggap sebagai fakta-aktual-rasional, akan banyak masalah.
Terima kisah-kisah tersebut dengan hati, terima sebagai nasehat, terima sebagai dongeng.
Terima kasih komentarnya.
menurut sumber yang saya baca bahwa menurut agama samawi adam turun baru sejak 5000 th yg lalu, itu berarti sudah ada homo sapiens dibumi diindonesia apalagi sudah ada manusia sejak 10000 th yg lalu, itu berarti kita bukan keturunan adam
@Yadi: dengan cara merunut silsilah yang dirinci di Bible akan dapat diperkirakan Adam hidup di sekitar 3000SM (atau 5000 tahun yg lalu).
Untuk perbandingan, pada era yang sama (sekitar 3100SM) Fir’aun pertama menyatukan kerajaan Upper Egypt dan Lower Egypt untuk membentuk Mesir yang bersatu.
Jadi, saat Adam muncul, sudah ada kerajaan di Mesir, sedangkan dibelahan dunia lain seperti China, Amerika juga sudah mulai ada koloni-koloni pemukiman, walau belum berbentuk kerajaan .
Apakah Adam manusia pertama? sepertinya tidak
Apakah keberadaan Adam yang dicipta dari tanah adalah nyata? saya anggap dongeng.
Kisah penciptaan Adam, percaya atawa tidak kisah itu adalah mencontek narasi Enuma Elis (kisah penciptaan alam versi Mesopotamia). Walaupun tidak persis sama, namun plot2 yang ada di Enuma Elis tersebut mengilhami kisah nabi Adam. Kisah Enuma Elis tersebut sih menurut para ahli diciptakan oleh penguasa (melalui seniman di istananya) untuk melegitimasi kekuasaannya bahwa dia adalah turunan Dewa, dan manusia (rakyat) itu diciptakan oleh para dewa untuk melakukan pekerjaan untuk para dewa. Jadi semacam dongeng untuk melegitimasi bahwa manusia (rakyat) harus melayani Dewa dan turunannya (Raja). Sedangkan di Bible diubah arah ceritanya sehingga Manusia itu harus BEKERJA karana telah melanggar kepercayaan yang telah diberikan. Intinya sih menurut saya tuh kisah penciptaan menunjukkan bahwa manusia harus bekerja….
@Surya: Enuma Elish bercerita tentang pertempuran hidup mati para dewa yang hasilnya adalah terciptanya dunia dan manusia.
Bible tidak mencontek Enuma Elish, melainkan menunjukkan bahwa Tuhan bangsa Yahudi jauh lebih berkuasa dari para dewa Mesopotamia. Tidak ada pertempuran berdarah-darah, Tuhan cukup berkata “Jadilah!” maka semesta dan Adam tercipta.
Tulisan saya mengenai ini: Tuhanku Lebih Hebat
Terima kasih.
ada kesan bahwa yang di maksud manusia adalah hanya turunan Adam, dan sepertinya mengesampingkan golongan manusia yang bukan turunan adam bukan manusia, sehingga yang berhak menjadi nabi rasul menurut agama samawi adalah keturunan Adam sampai Muhammad, bagaimana menurut anda?
@Yadi: kisah Adam sendiri tidak bisa diverifikasi dengan fakta nyata, kenapa menyibukkan diri untuk menafsirkan macam-macam?
Ada salah satu teori yang saya baca mengenai teori asal usul manusia yaitu menurut “ancient alien theory” yang berkata : manusia bumi adalah hasil rekayasa genetika oleh alien dari mahluk bumi (itulah sebabnya tidak ditemukan missing link manusia purba dan manusia modern), dan adam adalah alien dari planet lain, yang mungkin ada korelasinya dengan klaim bahwa umur Adam yang sangat panjang dan tingginya yang luar biasa( merujuk pada teknologi alien yg dipercaya sangat tinggi), oleh karena itu direkayasa sedemikian rupa agar sesuai dengan mahluk bumi, maka umurnya diperpendek dan juga tinggi badannya, atau mungkin anak turunnya adam kawin dengan manusia bumi sehingga menurunkan manusia sekarang (yang pendek) mungkin itu lebih masuk akal dari pada “dongeng” (cuma sebagai perbandingan, mungkin kisah Adam yang inilah yg kemudian dirubah sedikit menjadi istilah sampeyan sebagai “dongeng”)
Saya juga pernah membaca buku “logika agama” karya quraish shihab, yang menyatakan (kalau saya ga salah): “jangan terlalu dijadikan masalah mengenai kisah Adamnya, tetapi yang paling penting adalah pelajaran yang bisa dipetik dari kisah Adam itu”
@Cahyo: jika berbicara tentang sains, lebih baik kita merujuk kepada lembaga-lembaga riset terkemuka dengan kredibilitas jelas. Lembaga riset utama biasanya menolak untuk berspekulasi dengan mengeluarkan teori-teori yang tidak didukung fakta yang dapat diverifikasikan. Mereka tidak akan mempertaruhkan kredibilitasnya.
Secara ilmiah struktur biologi mahluk hidup dapat dilacak dari DNA yang dimilikinya. Bentuk tubuh, ukuran tubuh, kisaran hidupnya dapat dilihat di DNA-nya. Berdasarkan perhitungan laju mutasi DNA pula para ahli bisa melacak jalur perkembangan ras-ras manusia serta kapan manusia berevolusi terpisah dari keluarga kera.
Teori-teori spektakuler biasanya keluar dari ilmuwan yang kredibilitasnya tidak jelas. Menarik memang, akan tetapi tidak berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan. Biasanya teorinya dicocok-cocokkan dengan asumsi yang sudah mereka miliki sebelumnya, misalnya dogma-dogma agama. Sebagai contoh ilmuwan-2 kelas teri yg dirujuk Harun Yahya untuk melawan teori evolusi yang menjadi mainstream lembaga riset utama dan ilmuwan utama dunia.
Saya setuju dengan Pak Quraish Shihab yang menekankan mengambil pelajaran dari yang disampaikan Qur’an dan bukan berkeras menganggap semua kisah di dalamnya adalah fakta.
Terima kasih.
Saksi mata tentang alien sudah banyak sekali (mungkin jutaan, ditambah relief gua masa lalu) dan sangat mungkin telah mencampuri kehidupan bumi sejak ribuan tahun lalu, dan ilmuwan dan lembaga riset terkemuka banyak yang belum berkomentar karena harus ada bukti ilmiah yang kuat, sedangkan bukti hampir mustahil (misalnya menangkap UFO, dan itu mustahil karena teknologi mereka lebih tinggi) dan ilmuwan masih menganggap sebagai pseudoscience, silahkan lihat youtube tentang ancient alien
@Cahyo: laporan tentang alien/UFO memang sangat banyak, akan tetapi kualitas laporan dan pelapor tersebut perlu dipertanyakan. Ini seperti halnya laporan tentang gendruwo, pocong dan kuntilanak di Indonesia. Laporan banyak, akan tetapi kredibilitas laporan dan pelapornya perlu kita pertanyakan.
Laporan tersebut biasanya berdasar fakta yg minim dan lebih banyak kandungan asumsi-asumsi, laporan ini biasanya di over-expose oleh tabloid-2, youtube dan tv untuk masyarakat umum serta dibumbui dengan sedikit teori konspirasi yang membuatnya semakin seru. Di Indonesia kita juga melihat tayangan pemburu hantu, dunia lain dan sebagainya yang hanya mengekspose ketakutan belaka.
Saya lebih percaya data dari lembaga riset, jurnal ilmiah dan ilmuwan yang kredibel. Mereka berdasarkan fakta yang bisa diverifikasi dan seminimal mungkin asumsi-asumsi.
Ada jutaan laporan, mustahil 100% bohong, taruhlah yang benar 10 % saja itu sudah banyak. bahkan wikileaks, AU inggris sudah mengakuinya. Lha wong saya sendiri juga melihatnya (dan silahkan kalau anda menganggap saya bohong). kita hanya punya opsi percaya atau tidak percaya,,, itu saja
Mengenai masalah klenik itu memang susah mencari bukti, dan dokter banyak yang menyangkal ( cuma bisa geleng geleng melihat wanita perut kawat di kalimantan)
Kita tunggu saja siapa yang benar, !!!
@Cahyo: yang ditangkap dalam laporan-laporan tersebut adalah fenomena, sedangkan apakah itu melibatkan UFO, alien atau pocong itu merupakan analisis lanjutan yang terkait dengan wawasan orang yang menyimpulkannya. Mungkin anda bisa coba analisa satu saja laporan tersebut, cek dari kredibilitas sumbernya, saksinya dan alternatif penjelasan lainnya selain UFO.
Sebagai contoh adalah fenomena foo-fighter di perang dunia II, yaitu bola api yang bergerak cepat yang dilihat banyak pilot tempur. Bola ini kadang seperti mengikuti pesawat, kadang melintas dengan sangat cepat dengan gerak dan arah tak terduga. Pada awalnya masing-2 pihak menduga itu merupakan teknologi rahasia lawan, setelah diketahui bukan, diduga UFO/alien. Tapi akhirnya fenomena ini diketahui merupakan gejala listrik statik alami yg bisa terjadi pada kondisi atmosfir tertentu.
Saya sendiri tidak percaya berita-2 klenik seperti itu, dan cenderung menduga itu hanyalah hoax dan karena tidak ada usaha yg ilmiah untuk menelitinya.
Bahwa manusia (Adam) diciptakan secara simsalabim, saya juga menganggapnya sebagai dongeng (cerita metaforis). Tapi Adam sebagai nabi dan khalifah (bukan manusia pertama) sih saya percaya-percaya aja
@Rime: banyak orang yang memaksakan membaca dan memahami kitab suci apa adanya dan menganggap tafsir metaforis akan menurunkan derajat kitab suci.
Terima kasih komennya..
Menjadi terlalu skeptis juga tak baik, percaya mentah mentah juga tak baik. Saya masih merasa bodoh (cuma s1 biologi) dibandingkan dengan seorang expert misalnya stephen hawking, dan Michio kaku yang percaya kedatangan alien ke bumi, jadi saya masih dalam koridor karena terpengaruh pikiran mereka dan bukti bukti yang menurut saya benar, sebagai contoh kecil ; http://www.starchildproject.com/dna2011march.htm
Setidaknya saya telah memberikan alternatif pemikiran mengenai Adam,( minimal perihal diturunkannya ke bumi saja), walaupun dari sudut pandang saya, pembacalah yang menentukan.
Menurut saya anak anak adam yang kawin sesamanya, menurut kaidah biologi adalah mustahil karena akan menghasilkan keturunan yang cacat dan saya juga kurang sependapat
sekian dari saya mohon maaf kalau ada kata yang kurang baik menurut anda ….wassalam
@Cahyo: terima kasih untuk masukannya, senang bisa diskusi dengan anda.
apakah ilmu pengetahuan yang di miliki manusia sekarang sudah final?? kalau anda mengatakan sudah final berarti tidak ada lagi yang namanya kemajuan zaman,,zaman akan menjadi stagnan..apakah mungkin zaman/ilmu sains menjadi stagnan di dunia ini ????
Alquran di turunkan di dunia berlaku selama alam semesta ini masih berbentuk,,jadi kalau ilmuwan ingin mengoreksi kebenaran alquran secara sains maka tugas ilmuwan itu belum selesai dan masih sangat puanjaannnggg dan ilmuwan belum dapat/mampu menemukan kecocokan alquran secara keseluruhan dengan sains..karena kemampuan manusia itu sendiri belum FINAL (tpi dari hasil sementara sudah di temukan sekian persen kecocokan2 antara alquran dan sains spt kejadian penciptaan manusia di rahim dsbnya)..
kalau ada ilmuwan yang mengatakan bahwa alquran tidak dapat di buktikan secara sains,,berarti ILMUWAN tersebut adalah termasuk ILMUWAN Pecundang,,karena tidak mampu membuktikan secara Ilmiah,,(padahal sudah banyak yang beberapa bagian terbukti secara sains)
@Fadly Riz: dasar ilmu pengetahuan adalah keraguan dan dasar agama adalah keyakinan.
Dengan dasar kepercayaan ini ilmu pengetahuan tidak pernah final. Tidak ada kebenaran mutlak, teori hari ini dimasa depan mungkin akan gugur digantikan teori lain yang lebih sesuai, setelah ditemui fakta-fakta baru. Dengan proses ini, pengetahuan selalu berevolusi dari teori sederhana ke teori yang lebih kompleks dan lebih akurat. Teori pengetahuan dibangun berdasarkan fakta.
Di sisi lain agama atau kitab suci mengaku memiliki pengetahuan final. Kitab suci berisi dogma, bukan fakta. Kalau kitab suci mengatakan manusia dibuat dari tanah, sampai seribu tahun lagi ya tidak berubah bunyi kitab suci bahwa manusia dibuat dari tanah, karena kitab suci tidak bisa berubah.
Pengetahuan tidak butuh kitab suci untuk maju, lihat di jurnal-2 ilmiah manapun, mereka tak perlu mengutip ayat-ayat atau pendapat agamawan untuk menjelaskan teorinya.
Disisi lain, kaum agamawan dengan bersemangat mengutip teori dan fakta sains atau pendapat ilmuwan yang dirasa mendukung dogma-dogma agama mereka.
Sains tidak butuh Agama untuk melangkah ke masa depan.
Agama butuh Sains untuk bisa sekedar bertahan dan tidak ditinggalkan.
Al Quran Menginformasikan beberapa contoh Sains yang belum di ketahui oleh manusia di saat kitab suci Al Quran itu di turunkan,,,,tidak semua sains di dunia ini di informasikan secara keseluruhan di dalam Alquran (bisa2 berjuta2 halaman kitab suci itu),,tapi itu hanyalah menandakan bahwa kitab suci itu datangnya dari Tuhan yang menciptakan Ilmu,,,,jadi penginformasian segelintir sains di dalam al quran ini adalah sebagai tanda mukjizat alquran,,dan menegaskan bahwa alquran itu adalah turun dari Allah SWT bukan Buatan Muhammad SAW,,,(dan mungkin ada beberapa BONUS informasi sains lagi mungkin yang belum di temukan oleh para ilmuwan zaman sekarang)
@Fadly Riz: Al-Qur’an bukan kitab sains dan tidak ada sains di dalamnya.
Beberapa ayat mungkin kebetulan cocok dengan beberapa fakta sains, akan tetapi mengatakan Al-Qur’an mengabarkan fakta sains sungguh melupakan fakta bahwa beberapa hal penting dalam Al-Qur’an seperti penciptaan semesta, penciptaan Adam, banjir global Nuh, atau umur Nuh yang 950 tahun sama sekali tidak sesuai dengan fakta sains.
Mereka yang percaya ada sains dalam Qur’an hanyalah orang-orang yang sibuk mencocok-cocokkan ayat-ayat Qur’an dengan fakta sains.
Ketika ilmuwan mengerahkan dana sangat besar dan waktu penelitian yang lama untuk menghasilkan suatu penemuan sains, beberapa Muslim sibuk mengklaim beberapa fakta sains itu cocok dengan ayat ini atau itu.
Seharusnya mereka malu. Bila Qur’an bicara tentang sains, kenapa mereka sama sekali tidak kompeten menemukan sains itu dan bahkan kalah dengan para ilmuwan yang sama sekali tidak menggunakan Qur’an?
coba anda cari di google, manusia tertua di dunia yang masih hidup atau di situs guines book off reecord kenapa bisa masih ada saja manusia yang bisa hidup 130 tahun lebih di zaman sekarang??,,jika anda mengatakan umur nabi nuh 950 tidak sesuai dengan fakta sains,, itu memang benar tidak sesuai,,tapi tidak sesuai dengan fakta sains di masa sekarang,,sama seperti keberadaan dinosaurus jutaan tahun yang lalu,,tidak sesuai juga dengan fakta sains di masa sekarang (krn memang wujudnya sudah tidak ada lagi alias sudah punah),,
saya khan hanya mengatakan bahwa,,Alquran itu adalah memang benar dari Tuhan Pencipta Sains/ Alam Semesta ,,,yang mengajarkan bagaimana kita sebagai manusia menjalani kehidupan di dunia ini agar sesuai dengan Nilai2 Ajaran dari tuhan yang menciptakan Makhluq itu,,
kecocokan dengan sains itu hanya sebagai PENEGASAN FAKTA BAHWA ALQURAN ITU MEMANG DARI SANG PENCIPTA ALAM SEMESTA INI,,,(Karena saat di turunkan Manusia belum mengetahui ilmu pengetahuan itu)
Firman Allah SWT :
Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami
jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang,
lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling
Baik. [QS. al-Mukminun (23):12-14]
salah satu ayat ini
Hanya Pembuktian saja bagi orang-orang intelektual yang BERUSAHA untuk mengingkari bahwa ayat ini turunnya dari Tuhan !!!sekali lagi Ingat!! HANYA PEMBUKTIAN SAJA,,bahwa ayat itu turunnya dari Tuhan Semesta Alam,,,
@Fadly Riz: memangnya kalau ada orang yang bisa berumur 150 tahun sekarang ini itu adalah bukti bahwa dulu pernah ada orang berumur 950 tahun? gak ada hubungannya.
Harapan hidup manusia berhubungan dengan kesejahteraan, standar kesehatan dan teknologi pengobatan. Untuk harapan hidup manusia yang tercatat dari data umur orang mati yg dapat dihitung dari kerangka yg ditemukan dapat dilihat di http://en.wikipedia.org/wiki/Life_expectancy dari data tersebut usia harapan hidup manusia di era Upper Paleolithic sekitar 33 dan meningkat ke 67,2 pada 2010.
Pada masa lalu, ketika belum ada antibiotika modern, penyakit sederhana seperti infeksi akibat luka atau diare bisa mengantarkan kematian.
Umur 950 tahun? omong kosong..
Anda mengutip al-Mukminun: 12-14 sebagai bukti sains?
trus Adam dari tanah, penciptaan dalam 6 masa, banjir Nuh, dan umur Nuh 950 tahun juga sebagai bukti sains?
ya silakan saja…
bisa kesini http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=15131137 mungkin gan kita bahas bareng2, bisa bawa argumen agan juga kok.
@TendsZone: terima kasih, setahu saya diskusi di forum semacam kaskus terlalu riuh.
Saya tidak yakin bisa mengimbangi keriuhannya tanpa menganggu pekerjaan saya, maklum hanya pegawai kantoran.
katanya agmawan cm mmpertahankan ajarnnya padahal orang yang ngomong juga cuma mempertahankan argumennya (same jeeee.._.) jadi yang mana yang bener mana… aku binun :3
@Bukos: mana yang benar? tergantung definisi anda tentang kebenaran.
Jika kebenaran adalah kenyataan, yang benar adalah yang sesuai dengan bukti yang ada.
Jika kebenaran adalah kitab suci, yang benar adalah yang didukung ayat-ayat, abaikan saja bukti-bukti yang ada.
al-mukminun (23)
Proses mani lalu embrio dan daging itu tidak terlalu mengherankan hal itu sudah sangat mungkin dapat diketahui pada zaman itu dan bukanlah sesuatu yang fenomenal mengingat pada jauh sebelum kristus pun, di masa yunani kuno praktek praktek pembedahan dan eksaminasi organ dalam manusia sudah dilakukan kalangan terbatas.Apalagi siklus kehidupan itu bisa didapat dari eksaminasi ‘total’ hewan-hewan mamalia atau yang sangat mirip kejadian alamiahnya dg manusia.
Dan apa mungkin pencetusan manusia berasal dari tanah tersebut didapat dari hasil eksaminasi residu pembusukan jasad?
Lagi lagi jika memang kepentingan Tuhan adalah untuk dikenali kemutlak-annya melalui kitab2 itu,agaknya Ia menetapkannya
sebagi sesuatu yang spektakuler dan menggebrak zaman (tidak terbatas pada keilmuan zaman itu) saat pentakbiran (kitab2) itu, yang dapat dibuktikan secara lengkap saat itu juga maupun pada zaman zaman berikutnya sehingga ia menjadi acuan dan sumber ilmu (yang dapat dibuktikan).Dan justru bukan disajikan dalam keadaan yg ambigus dan samar yang menimbulkan multi interpretasi dan diartikan sesuai kebutuhan saja.
Umpama dari kitab2 itu ada satu saja yg secara eksplisit menceritakan hewan reptil purba dan kejadian yg melingkupinya,kemungkinan 99% inividu2 bumi akan mengamini kesahihannya sebagai mukjizat.
Toh Tuhan ada sebelum reptil purba..
@Gelut Yo: benar, karena yang namanya fakta sains dalam Qur’an, biasanya “ditemukan” setelah proses penafsiran sehingga orang bertanya: apa benar ayat itu berbicara tentang sains yang itu ataukah itu hanya hasil mencocok-cocokkan tafsir ayat dengan fakta sains.
Terima kasih.
Manusia diberikan akal dan fikiran
sebuah karunia istimewa yang membedakan manusia dengan mahluk hidup lainnya di muka bumi
Dengan akal dan fikiran manusia akan berantanya bahkan membuat begitu banyak pertanyaannya
begitu banyak pertanyaan dari mulai awal kehidupan hinggan misteri kehidupan
begitu banyak pertanyaan dari awal keberadaan manusia hingga keberadaan Sang Pencipta nya sendiri
Dengan akal dan fikiran manusia akan mencoba berfikir untuk menjawab pertanyaannya sendiri
Dengan akal dan fikiran manusia akan mencoba belajar untuk menjawab pertanyaannya sendiri
Dengan akal dan fikiran manusia menjadi tidak pernah bisa puas dengan jawabannya sendiri
karena memang akal dan fikiran manusia begitu terbatas, hanya sebatas yang di inginkan Sang Pencipta nya
dan Keterbatasan itulah yang terkadang membuat manusia mungkin menjadi salah dalam pemikiran dan pemahaman
Keterbatasan itu pula yang dapat membuat sain dan agama seakan saling bertolak belakang.
Sang Pencipta sudah pasti tahu akan hal tersebut
Maka diturunkannya begitu banyak nabi dan rasul dengan berbagai kitab sebagai pedoman untuk membantu manusia berfikir dan menjawab pertanyaanya sendiri
Namun pada akhirnya nabi, rasul dan kitab pun menjadi awal ribuan pertanyaan.
Sang Pencipta pun tersenyum geli sambil berkata pada para malaikatnya ….
KU ciptakan MONYET dengan struktur yang MIRIP untuk hidup berdampingan dengan MANUSIA sebagai sebuah TEKA-TEKI.
Itulah manusia hasil Mahakarya KU yang paling sempurna dengan dengan segala kemampuan akal dan fikiran yang kuberikan pada mereka
Mereka akan bertanya dan berfikir untuk mencoba menjawab teka-teki tersebut sebatas kemampuan akal dan fikirannya
Apapun jawaban TEKA-TEKI tersebut sebenarnya hanya sebatas izin-NYA sesuai akal dan fikiran yang diberikan untuk kemudian menjadi ilmu sebatas yang DIA inginkan.
JUST OPEN YOUR MIND TO FIND THE TRUTH…
Salam Perkenalan ya Kak
@Daryl: manusia mirip monyet bukan teka-teki kok, studi dna dan fosil menunjukkan keduanya hasil proses evolusi dari leluhur yang sama.
Kemajuan ilmu pengetahuan yang didukung oleh kemampuan menganalisa fakta-fakta membuat kita tahu bahwa banyak hal yang dikatakan agama sama sekali tidak sesuai dengan realitas.
Dengan majunya pengetahuan, hanya orang-orang yang tidak menguasai ilmu pengetahuan yang masih menganggap agama sumber dari segala ilmu.
Just open your mind to find the truth…
Terima kasih.
pertama mengetahui upaya mencocok-cocokkan ayat kitab suci dengan karya ilmiah adalah dari videonya Adnan Oktar…
kedua dari training motivasi-religi (ESQ)…
ketiga dari situs-situs, kebanyakan blog pribadi yg suka asal copas…
keempat dari buku-buku semacam ayat-ayat semesta yg mendorong untuk mempeljari “fakta sains” dalam Qur’an…
sekedar info saja sih, soalnya saya mendapati uztad2 atau ulama2 yg sudah jelas kredibilitasnya jarang berbicara masalah sains dalam Al Quran. Mereka menekankan hikmah moral atas kisah yg ada di Qur’an daripada menekankan pada aspek sainsnya. Jadi patut dipertanyakan, darimana sebenarnya cendekia abal-abal ini memperoleh inspirasi untuk melakukan apologi.
—
ada kisah sufi yg saya pikir cocok dgn pembahasan Al Qur’an adalah kitab “sains”…begini ceritanya…
“Manusia itu terdiri dari tiga tingkat pemikiran. Anak kecil mengatakan bintang itu kecil karena dia melihat bintang apa adanya. Setelah sekolah dan mendapat pengetahuan, anak kecil itu sekarang berkata bahwa bintang itu besar. Karena letaknya jauh, jadi terlihat kecil. Kemudian anak itu tumbuh dan semakin banyak pengalaman, akhirnya dia berkesimpulan bahwa bintang itu kecil dan besar. Besar jika dilihat dengan pemahaman sains, namun bintang itu jadi terlihat kecil lagi jika dilihat dari pemahaman agama, karena agama mengajarkan, hanya Allahu akbar 🙂 …
semoga bermanfaat
Benar, menekankan aspek moral dalam berdakwah jauh lebih bermanfaat bagi pendengarnya daripada berbicara tentang sains atau hal-hal teknis di kitab suci. Disisi moral-lah keunggulan agama, biarkan masalah sains dibicarakan orang yang lebih kompeten.
Terima kasih.
6 hari, 6 masa, mungkin tidak sama dengan 6 x 24 jam waktu kita di bumi (sy ykn mas prnh dgr ini), jika diukur dengan kacamata nalar dan ilmu pengetahuan, selamanya agama adalah perkara di luar logika, perkara keajaiban. Kita sebenarnya begitu sensitif dengan yang namanya keajaiban (sdh naluri kali ya?), sy sendiri prnh ngalami waktu kelahiran putri pertamaku, waktu pertama ngeliat wajahnya, waktu pertama mencium dan memeluknya, memberi asiku, gak kebayang rasanya, seperti miracle, dan keajaiban itu terus kurasakan seiring pertambahan usianya. knp sulit bg kita untuk menerima sesuatu yg rasanya “ajaib”? it’s just that simple koq, cos you can feel it.
@Mayasari Mansur: yup benar, ajaib itu pengalaman subyektif seseorang. Dengan menghadapi pengalaman yang sama, tidak semua orang bisa mengalami perasaan takjub atau ajaib yang sama.
Agama itu subyektif, kita akan mengalami masalah kalau kita mengharapkan agama sebagai sesuatu yang obyektif.
Mas Judhi, respek saya untuk anda. Bagi saya Fakta dan Kebenaran adalah berbeda. Ketika kita bicara Agama dan Kitab Suci kita bicara kebenaran, ketika kita bicara Sains, Maka disitulah Fakta dan Teori itu muncul, Karena kalo kita membantah kitab suci jadinya akan anarkis, kalo kita membantah sains, kita akan berkembang. Tulisan anda ini hanya berguna untuk orang-orang yang open minded, Untuk orang-orang yg closed minded, urusan Tuhan, Agama dan kitab Suci adalah urusan surgawi, siapa yang tidak sesuai dengan apa yang tertulis adalah penghujat. Sebut sajs Copernicus, Galileo Galilei, dan masih banyak lainnya. Saya percaya dengan keberadaan Tuhan, saya juga orang beragama, semakin saya memahami sains, saya semakin mengagumi keagungan Tuhan. Pertanyaan sederhana saya apabila memang kitab suci itu adalah fakta detil. Ketika Adam mengawini Hawa, mereka memiliki anak bernama Kain dan Habil, ketika Habil dibunuh, lalu Kain kawin dengan siapa sehingga ada kita semua? apakah dengan hawa? atau mungkin ada saudara perempuan yang dia kawini? atau mungkin dengan tetangga? kalau ada tetangga, lha manusia pertama kan adam? Dan ketika Tuhan menciptakan alam semesta, berarti harus ada saksi mata yang mampu menuliskan dalam kitab suci dong? Masa Tuhan yang begitu agung itu repot-repot menuliskan diarynya untuk manusia?
@Si Lomo: anda ingin kebenaran obyektif atau subyektif?
Jika kebenaran adalah sesuatu yang obyektif, maka ia tak tergantung pada subyek yang memandangnya. Ia benar karena siapapun bisa mengujinya, mengukurnya.
Jika kebenaran adalah sesuatu yang subyektif, maka ia benar menurut kerangka pikiran subyek yang memandangnya. Ia benar karena menurut kerangka kepercayaan/agama tertentu dan belum tentu benar menurut kerangka kepercayaan/agama yang lain.
Bagi saya kebenaran harus obyektif yaitu sesuai dengan fakta, akan tetapi sikap kita merespon kebenaran boleh subyektif.
Dongeng kancil dari ibu kita itu mengajarkan prinsip kebaikan dan bersikap cerdik. Secara obyektif itu kebohongan yang diceritakan ibu, akan tetapi secara subyektif pesan kisah itu kita terima dan manfaatkan. Walau tahu itu bohong, saya sama sekali tidak kehilangan hormat dan sayang saya pada ibu yang telah mengajarkan kebenaran melalui “kebohongan” tersebut.
Seperti itu saya memandang kisah agama dan Tuhan.
pak jud , diskusi di blog anda sangat bagus sekali dan saya sangat kagum pada anda . . . saya akan terus ikuti postingan dan diskusi diskusi di sini , selamat dan salam kenal .. .
@Veki Lerik: terima kasih pak…
Saya awalnya tertarik sama artikel2 anda…setelas saya baca komentar2 dan jawaban anda barulah kelihatan Egonya anda..ingin menang sendiri seolah2 pendapat anda yg benar dan logika,cocok dengan penelitian dan ilmuan sains…
jadi kesimpulan saya tentang jawapan atau tanggapan yg anda inginkan harus ada faktanya…!!!!
ok..tidak masalah itu hak anda..
anda sudah terlalu percaya apa yg dikatakan para ilmuan tsbt..dan saya mau bertanya pada anda apakah penelitian,temuan ilmuan itu sudah sah atau final menurut anda???
saya rasa belum tentu benar..yg dari pernah saya baca hasil penelitian atau temuan sifatnya masih kira2..dan diperkirakan contohnya penemuan salah satu fosil diperkirakan berumur ratusan tahun dan ada juga fosil berumur kira2 jutaan tahun..gak ada yg falid.semua memakai istilah kira2 dan diperkirakan.kalau dikaji2 jarak antara ratusan thn itu bisa-bisa 200 thn,300 thn,400 thn dan seterusnya gak ada yg pasti apalagi kalau dihitung jutaan tahun bisa-bisa 2000 thn 3000 thn,4000 thn dan seterusnya.. juga gak ada yg pasti..anda sendiri tahu jarak antara 2000thn ke 3000thn bukan waktu yg singkat …
@Cilik: tiap orang boleh punya pendapat beda.
Sikap yang fair adalah berbesar hati memilih pendapat yang terbukti lebih unggul.
Jika anda anda tidak punya pendapat yang lebih masuk akal dari pendapat saya dan tidak bisa meyakinkan kesalahan pendapat saya, kenapa saya harus memilih pendapat anda?
So, fokuskan diri pada buktikan betapa benarnya pendapat anda, salahnya pendapat saya dan berhenti sibuk menilai lawan diskusi anda sambil marah-marah dengan prasangka anda.
Oh ya, yang lebih mengetahui tentang sains tentunya ya komunitas sains yang mengabdikan hidupnya dalam penelitian sains. Lembaga penelitian, jurnal ilmiah, mimbar ilmiah memiliki kompentensi untuk bicara sains.
Anda punya pendapat sains darimana? apakah dari komunitas sains yang meneliti sains
atau
dari komunitas agama yang sok tahu tentang sains?
Pak Bro Judhi, saya suka pandangan dan cara pemikiran anda.
Bagi saya, salah satu esensi agama / aliran kepercayaan adalah pengendalian diri (pikiran, ucapan dan perbuatan) agar tercipta kondisi damai dan bahagia dalam berinteraksi dengan seluruh mahkluk di dunia ini maupun di dunia berikutnya; dan kemampuan pengendalian diri ini seharusnya tidak terlalu berhubungan dengan pengetahuan siapa dan bagaimana proses adanya manusia pertama. Tanpa mengetahui manusia pertama pun, kita semua dapat mencapai apapun yang ingin dicapai (akherat, surga, nirwana, dll.) menurut versi tiap agama.
Ada yang mau percaya text kitab suci secara absolut atau ada yang menganggap sebagian text-nya sebagai bonus dongeng, terserah ke diri masing-masing. Yang terpenting, jangan lupakan esensi dari beragama, agar kehidupan kita semua menjadi lebih berkualitas dengan tanpa merugikan/menindas orang lain.
Buat semua komentator, konyol jika menuntut orang lain menunjukkan bukti, sementara kita tidak bisa membuktikan pendapat diri sendiri. Lebih baik buktikan pandangan/pendapat diri sendiri daripada mencari kesalahan pendapat orang lain, karena jikapun pandangan orang lain itu ternyata salah, tidak otomatis pandangan kita menjadi benar.
@Chxndrx: setuju sekali. Esensi agama adalah menjadikan manusia sebagai mahluk yang memberi manfaat bagi dunia (rahmatin lil-alamin).
Apa gunanya beragama, kalau cara kita beragama menjadikan kita sebagai mahluk egois yang merasa memegang kebenaran mutlak sehingga dengan semena-mena mengancam siapa saja yang tak sejalan dengan kita.
kalau mengikut al-quran dan sunnah…manusia itu keturunannya nabi adam a.s…manakala..jika ikut fakta sains dan teknologi…manusia itu dari monyet asalnya…kita sebagai makhluk allah dan umat nabi muhammad yang telah diberikan al-quran serta sunnah perlulah memegang teguh dengan kitab yang telah diturunkan iaitu al-qauran serta apa yang diajar oleh nabi muhammad(sunnahnya)…dengan memegang kedua-dua sumber dalam islam ini..insyaallah…tidak ada yang akan terpesong….hati juga damai dan tenang…syurga pasti dijanjikan…..cinta allah juga pasti wujud di dalam hati dengan adanya cahaya al-quran dan sunnah rasulullah….tidak perlu menyalahkan sesiapa…kita perlu bergerak sendiri mencari kebenaran berdasarkan islam…sumber islam yang allah telah sediakan untuk hambanya …al-quran~….oleh itu..walau apa jua yang kita bicarakan…kembalilah dan rujuklah al-quran,hadis dan sunnah..insyaallah…semuanya akan kembali baik dan mudah…
@Qistina Eiman: kalau menurut sains, manusia bukan keturunan monyet, akan tetapi monyet dan manusia mempunyai nenek moyang yang sama. Kalau menurut Qur’an, manusia dicipta dari tanah, dengan kata lain manusia dan celengan keramik mempunyai nenek moyang sama.
Saya tidak sepakat dengan pendapat anda, tapi terima kasih menuliskannya di sini.
Saya sependapat spirit Bung Judhianto: Skeptis.
Ketika seseorang berani menyampaikan pendapatnya hingga berbenturan dengan apa yg dipercaya banyak orang, khususnya terkait keimanan, memang resikonya bisa di cap : atheis, sesat, kafir, dan semacamnya.
Soal Tuhan, soal Cocologi, saya juga sering label di atas, karena misalnya:
– Kitab suci awal masehi sudah mengenal soal tatasurya, saya tanya balik “bukankah astronomi sudah dikenal sejak Abad 3-an SM ?”.
– Kitab suci samawi (salah satunya) mengenal pertumbuhan embrio manusia yg mustahil dikenal jaman itu (samawi); saya balik tanya “Bukankah kitab agama bumi (hindu) bisa menjelaskan lebih rinci ?”
– Juga soal Adam, Jika kisah di Kitab suci ini diartikan sebagai ‘historis’, bukankah insest secara biologis akan menghasilkan keturunan yg ‘tidak sempurna’, dan lebih parah lagi akan menyasar ke Standar Moral oknum bernama Tuhan ?”
Buat saya, jika tuhan itu benar2 ada, dan dia benar2 maha, maka mustahilbuat manusia tau tentang dia.
Kecuali hanya ‘prasangka’, ‘merasa’, dan semacamnya.
Dan sedihnya, dengan ‘dasar’ itu bagi sebagian sudah menjadi modal cukup untuk saling menumpahkan darah.
Terimakasih untuk artikelnya, nikmat dibaca, dan menurut saya Anda berhasil menjaga objectivitas.
Soal label, selamat … itu resiko anda … ha ha 🙂
@ThomasPras: terima kasih kembali..
hehe seru, masih belum ada lawan nya, sy ikut menyimak 🙂
@Halwa: terima kasih, silakan ikut nimbrung…
😀 Salam kenal Pak Judhianto. Hebat pak, saya suka sekali dialog ini. Menambah wawasan agar kita tidak bersikap tolol dan egois antar sesama manusia di muka bumi ini. Berpikiran “open minded” itu penting. Juga kita dapat membedakan pandangan secara subyektif dan obyektif terhadap agama dan sains. Ada banyak tanggapan yang membuat saya tertawa geli, terlebih tanggapan di atas ; “manusia diciptakan dari tanah dengan kata lain manusia dan celengan keramik mempunyai nenek moyang yang sama”.. hahahaha… so good ! Terimakasih Pak Judhianto
@Soleman A Aploegi: terima kasih, salam kenal kembali…