“Cegah Zina, Peliharalah Budak Seks!”
Jika anda mendengar saran di atas, apa yang terpikir oleh anda tentang si pemberi saran ini?
Pasti terpikir dipikiran anda, si pemberi saran adalah seorang laki-laki hedonistik yang psikopat. Seorang maniak seks, pemuja dunia yang jauh dari kehidupan religius. Bila tebakan anda salah, profilnya pasti tak jauh dari bayangan di atas.
Terkejutlah! ya, siapkan diri anda untuk terkejut!
Saran di atas datang dari seorang politikus. Ups… kok bisa.
Dan untuk melengkapi keterkejutan anda, politikus itu berasal dari negara Islam, Kuwait. Dia bahkan mengaku didukung oleh sejumlah mufti di Arab Saudi. Dan hebohnya lagi dia adalah seorang wanita!
Astaga….. Berita ini nyata dilaporkan pada tanggal 8 Juni 2011. Anda dapat membacanya di sini: [Tempo: Politikus Kuwait: Cegah Zina, Peliharalah Budak Seks].
Astaga… apakah pernyataannya ini tidak bertentangan dengan background Islam dari orang ini?
Sayangnya secara syariah, orang ini benar. Lha kalau begitu sebenarnya bagaimana aturannya dalam Islam?
Budak, Manusia Sebagai Properti
Akar pendapat aneh ini adalah akomodasi Islam terhadap sistem perbudakan.
Budak adalah manusia yang diperlakukan seperti hewan ternak.
Budak tidak beda dengan sapi. Anda dapat membelinya di pasar seperti anda membeli sapi.
Anda bisa menyuruhnya mengerjakan apa saja. Secara hukum ia harus patuh mutlak kepada pemiliknya apapun perintah pemiliknya. Anda mencambuknya, memisahkan dari anaknya atau apapun itu, adalah hak anda.
Nabi Muhammad di utus pada era dimana perbudakan adalah suatu hal yang wajar.
Para budak adalah tenaga kerja untuk semua pekerjaan kasar, berat dan berbahaya. Para budak adalah pendukung sistem ekonomi dan sosial saat itu.
Ajaran Islam tidak menyukai perbudakan dan bahkan menganjurkan pembebasan budak. Akan tetapi Islam tidak melarang perbudakan, suatu aturan yang mungkin bisa memberikan guncangan besar sistem ekonomi dan sosial saat itu, suatu hal yang bisa menggagalkan prioritas utama Nabi, yaitu menyampaikan Islam.
Budak Seks, Dari Mana Dalilnya
Jika budak boleh diperlakukan apa saja, apakah itu termasuk sebagai pemuas seks? Ya.
Dalam Qur’an dijelaskan:
Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa yang mencari di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas [QS. Al-Mukminuun : 5-7]
Dan (diharamkan bagi kamu mengawini) wanita yang bersuami kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. …. [QS An-Nisaa’ :24]
Ayat diatas adalah landasan bolehnya berhubungan seks dengan budak wanita. Dibagian kedua, status perkawinan budak tidak menjadi halangan untuk mengambilnya sebagai budak seks.
Contoh Nabi: Maria al-Qabtiyya
Apakah ada contoh dari Nabi untuk hubungannya dengan budak wanita? Ada.
Setelah Nabi berkuasa di Madinah, beliau mengirim utusannya ke beberapa raja dan pemimpin di wilayah arab untuk mengajak masuk Islam. Salah satu utusannya dikirim ke Muqauqis, penguasa Mesir masa itu. Muqauqis menolak masuk Islam, akan tetapi mengirimkan beberapa hadiah kepada Nabi sebagai tanda persahabatan.
Diantara hadiah dari Muqaquis adalah dua orang budak wanita: Maria al-Qabtiyya dan saudarinya Sirin. Nabi mengambil Maria dan menghadiahkan Sirin ke sahabat yang lain.
Maria sangat cantik, sehingga menimbulkan kecemburuan istri-istri nabi yang lain,
Aisyah mengungkapkan rasa cemburunya kepada Mariyah, “Aku tidak pernah cemburu kepada wanita kecuali kepada Mariyah karena dia berparas cantik dan Rasulullah sangat tertarik kepadanya. Ketika pertama kali datang, Rasulullah menitipkannya di rumah Haritsah bin Nu’man al-Anshari, lalu dia menjadi tetangga kami. Akan tetapi, beliau sering kali di sana siang dan malam. Aku merasa sedih. Oleh karena itu, Rasulullah memindahkannya ke kamar atas, tetapi beliau tetap mendatangi tempat itu. Sungguh itu lebih menyakitkan bagi karni.”
Maria menjadi pergunjingan ramai diantara istri-istri Nabi. Allah sampai menurunkan teguran terhadap para istri Nabi dalam surah At-Tahrim :1–5.
Karena sikap para istrinya, Nabi menempatkan Maria tinggal di rumah yang terletak di pinggir Madinah, terpisah dari istri-istri Nabi lainnya yang tinggal bersama Nabi disamping masjid.
Setelah satu tahun, Maria hamil. Suatu hal yang membuat istri-istri Nabi yang lain semakin cemburu, karena pernikahan mereka dengan Nabi selama ini tidak menghasilkan keturunan. Maria melahirkan bayi laki-laki yang oleh Nabi diberi nama Ibrahim. Ibrahim meninggal di usia sembilan belas bulan karena sakit. Rasulullah mengurus sendiri jenazah anaknya kemudian beliau menguburkannya di Baqi’.
Status Maria tidak begitu jelas. Ada yang mengatakan Nabi akhirnya menikahinya, dan ada pula yang mengatakan Nabi tidak pernah menikahinya.
Selir Para Khalifah
Secara hukum, seorang Muslim boleh memiliki paling banyak empat istri. Akan tetapi tidak ada batas jumlah budak wanita yang boleh digaulinya.
Ketentuan diatas yang mendasari timbulnya tradisi memelihara selir dikalangan orang kaya dan juga Khalifah di negara Islam.
Dalam catatan sejarah, Ismail Ibn Sharif, Sultan Maroko 1672-1727, mempunyai lebih dari 500 orang selir dan lebih dari 1000 orang anak dari para selir itu.
Para selir adalah budak wanita cantik yang dibeli khusus untuk keperluan seksual. Dalam Khilafah Ottoman di Turki, para budak wanita itu dibeli saat menjelang remaja. Mereka mendapatkan perawatan dan pelatihan khusus agar bisa melayani Khalifah dengan sempurna.
Para selir pada Khilafah Ottoman, biasanya ditempatkan dalam istana Harem yang merupakan fasilitas khusus untuk Khalifah. Para penjaganya adalah budak laki-laki yang telah dikebiri untuk memastikan tidak terjadi skandal antara para selir dengan penjaganya.
Salahkah Memelihara Budak Seks?
Jadi bolehkah memelihara budak seks?
Jawabannya tergantung kepada siapa anda bertanya.
Jika anda bertanya kepada MUI, Hizbuth Tahrir atau Abu Bakar Ba’asyir, mereka akan menjawab secara hukum syariah boleh, karena itu berdasar hukum yang ada dalam Qur’an. Semua hukum Qur’an adalah mutlak benar dan tidak boleh dibatalkan oleh siapapun. Mungkin mereka akan mengajukan sedikit excuse, tapi intinya adalah hukum Islam sudah sempurna dan tidak bisa diubah lagi.
Jika anda bertanya kepada saya. Saya akan menjawab itu ide gila. Saya akan menentang hukum yang membolehkan manusia diperjual-belikan, saya menolak manusia diperlakukan sebagai binatang yang bisa diperlakukan seenaknya.
Bukankah ada hukumnya di Qur’an?
Tak ada yang abadi dan sempurna kecuali Allah. Termasuk juga Qur’an dan seluruh ajaran Islam. JIka sudah tidak masuk akal dan tidak sesuai dengan kemanusiaan, saya akan menolaknya.
“Anda sudah kafir”!… terserah pikiran anda.
Saya yakin Allah Maha Baik, Maha Mengasihi dan Allah Maha Bijaksana, saya tidak percaya dia tetap bersikukuh dengan aturannya, bila aturannya sudah berubah menjadi suatu kezaliman.
Subhanalloh…baru nemu nih blog…suwerr dehh bagus banget, semua komentar n pendapat menambah khasanah pengetahuan tentang islam.
Makasih banget tentunya bwt mas Judianto udah bikin tulisan yang sangat mengundang minat untuk membacanya. jadi minder juga nihh kayaknya pengetahuan saya masih cetek…hehehe
Sory Bory Stobery nih sblmnya kalo sy nyoba berpendapat (maap kalo kepedean, heeee), Alquran tuh kayak Pancasila (weeitt ini hanya perumpaan loohh…)
dari Pancasila terus lahir UUD dan berbagi Undang2 lainnya termasuk aturan pelaksanaan n tetek bengeknya yang kadang berbenturan gak jelas bikin pusiiiing yang melaksanakan coz tergantung dari pola pikir yg bikin kebijakan n sangat dipengaruhi perkembangan jaman / keadaan tuuh, tapi TEUTEUP semua Undang2 n peraturan kembali lagi didasarkan pada Pancasila
Naaahh mgkn begitu juga dengan Alqur’an, dari Alqur’an lahir penafsiran2 n kitab2 yang kadangkala berbeda penafsirannya (mo pengakuan niihh…saya aja sering mumet kalo baca terjemahan alqur’an secara harfiah, secara bahasa puitis banget n sangat dimungkinkan terjadi perbedaan penafsiran)
terus berkembang menjadi mazhab2 n aturan2 yang pemahamannya bisa berbeda2 n kalo dilihat itu juga tergantung dari pemahaman n penafsiran para alim (seperti pembuat kebijakan Undang2) ketika menafsirkan isi dari kandungan Alqur’an (nahh loe)….tapi TEUTEUP semuanya kembali lagi didasarkan pada Alqur’an…
cuma masalahnya, bagi orang awam (seperti saya kali ya) bisa bikin bingung juga mo ngikut yang mana secara semua yang “menyebarkan” pemahaman tentang islam mengklaim yang mereka yakini itulah yang paling benar dan ironisnya sering menyalahkan dan memaksakan bagi mereka yang pemahamannya beda, cappe’ deeeehhh…coba dehhh perhatikan perbedaan pemahaman islam menurut Syi’ah, Taliban, Muhammdiyah, NU, LDII, dll…pusing gak loe? (mending taktinggal makan cendol aja dweehh…)
Naaaaahh kembali ke masalah budak seks, sejatinya sebagai muslim kita harus meyakini kebenaran dalam Alqur’an, bisa jadi looh pemahaman kita tentang budak seks di dalam Alqur’an itu salah besar karena bisa jdi loohh orang menafsirkan pemahaman Alqur’an tuh berdasarkan keuntungannya/jenisnya/golongannya.saja, iya gak? yang lebih tragis hanya mengambil dan memotong dalil2/ayat2 yang sesuai dengan kepentingan aja, beeeuuuhh kalo yg ginian nyebelin banget
Gak ada jaminan loh bisa jadi ntah kapan suatu saat keadaan jaman berubah dimana nilai peradaban n sosialnya lebih gak banget dari sekarang sehingga masalah budak seks sangat2 tepat pengaturannya dalam Alqur’an, who knows? Wallohu a’lam…
Kebetulan aja kita hidup di jaman sekarang dimana perbudakan “diaharamkan” di semua belahan dunia (kalo yang ini saya setuju banget..),
so kalo ada berita dari kuwait yang salah satu politikus wanitanya menyarankan adanya budak seks untuk menghindari selingkuh, dengan gampang bisa dibilang dia itu sinting bin edan…(emang politikus itu mau kalo dijadiin budak seks?) mana ada sih di dunia ini dari jaman baheula sampai kapanpun orang yang mau dijadiin budak termasuk budak seks? dasar gebleg…!!!
lagian kalo jaman sekarang banyak wanita dilegalkan jadi budak seks, terus pria2 yg lain mo ngapain? jadi penonton ngiler? secara saat ini faktanya sex ratio dunia 102 tuh (102 orang pria untuk 100 wanita), bahkan di timur tengah jumlah lelaki sangat mendominasi dibanding belahan bumi lain (Indonesia sendiri berdasar sensus penduduk terakhir 2010 jumlah pria ternyata juga lebih banyak dengan sex ratio 101, nahh loe….bakal rame lagi nihh kalo yang dibahas masalah poligami,…..hedeeeuuuuhh)
back topic
bener banget tulisan mas judianto sebelumnya yang secara logika menyatakan kalo tidak ingin diperlakukan sebagai manusia budak ya jangan terus memperlakukan manusia lain sebagai budak
piisss…
@Romdon: terima kasih bisa menikmati blog ini.
Memang kalau mengkuti debat tentang dalil dan hukum, akan ruwet-kusut kayak mie rebus, karena tiap orang bisa punya pemahaman, prioritas dan situasi berbeda.
Tapi sukurlah kalau kita bisa bersepakat dengan kaidah sederhana ini:
Tak cantelke atribut agamaku, tak kesampingkan dogma agamaku dan berpikir lebih jernih serta mendengarkan kitab suci bawaan yang diberikan oleh allah (nuraniku). Jawabnya sangat tidak manusiawi bila hanya ngumbar hawa nafsu sampe memperbudak seorang manusia (lawan jenisnya) serta mengesampingkan pasngan sebelumnya. Nyuwun ngapunten duh gusti ingkang maringi jagad versi arabnya astaghfirullahaladzim.
@Aninditya: memang kalau kita mengingat bahwa tujuan agama adalah menyempurnakan akhlak manusia dan menjadikannya rahmat bagi alam; maka tak ada lagi alasan untuk menindas manusia lain, apalagi untuk pemuas nafsu.
Tinggal satu pertanyaan: agama yen iso dicantelke, opo yo iso digondhol maling pisan? 🙂
Buset, artikel ini dikomentari sampai2 tahun.
Saya hendak menambahkan, atran perbudakan dalam islam waktu itu, kalau seorang budak melahirkan anak tuannya, maka otomatis dia merdeka dan menjadi istri tuannya. Itulah yang terjadi pada maria qibtiyah sehingga dia memiiki derajat yang sama dengan istri nabi yang lainnya
@Edi: terima kasih tambahan anda.
Setelah melahirkan jadi merdeka dan istri sah tuannya? wah baru dengar ini…
Untuk seorang Sultan di Turki, yang haremnya misalnya 100, dengan rasio 5% saja dari haremnya hamil (tentunya jauh lebih tinggi di era kontrasepsi belum ada) – pasti tiap tahun istri sahnya bertambah 5 orang.
Waduh! padahal limitnya cuma 4? bagaimana ini? ada referensinya untuk aturan ini?
Budak yang melahirkan anak tuannya disebut ummu walad. Status anaknya adalah orang merdeka karena dia anak tuannya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menggauli Mariyah Al-Qibthiyah, kemudian ia melahirkan Ibrahim, searaya beliau bersabda, “Mariyah dimerdekakan oleh anaknya”(hadis ibnu majjah). Juga Nabi Ibrahim Alaihissallam menggauli Hajar, kemudian ia melahirkan Nabi Ismail Alaihissallam.
Praktek kesultanan turki tidak bisa dijadikan representasi islam karena telah terjadienyimpangan. Contohnya pengkebirian budak laki laki sangat dilaknat dalam islam. Islam memerintahkan untuk menikahkan budak budak yang cukup umur, memberi makanan yang sama dengan yang biasa kita makan dan memperlakukannya dengan baik.
@Edi: memang Nabi memberikan terobosan yang sangat memanusiakan budak, walau praktek umat Islam pada periode berikutnya kembali meng-eksploitasi budak dengan semena-mena.
Mana yang kita perlu contoh? bagi saya, perbudakan itu biadab.
Semua contoh perlakuan budak dalam sejarah Islam mulai era Nabi sampai era Khilafah Ottoman sudah harus kita buang ke tong sampah.
Kita perlu tahu untuk mencegah kita mengulangi sistem biadab yang dinamakan perbudakan.
Terima kasih.
Weleh weleh, kucari kemana mana, engga ketemu. Kucoba disini …eehhh nonton dunia masih hidup, aku liat tertangga 31 mrt 2013, …….
Alhamdulilah mas, …….kayanya e-mail punya aku sudah di blokir ama mereka, agar engga bisa memberi komentar wkwkwk
@H. Bebey: selamat.. masih bisa nemu 🙂
Judhianto benar… saya salut bos!! tq
@xkris77: terima kasih..
buat mas judHi,
memang anda boleh saya katakan orang yg menekuni dalam bidang agama
mengenai perbudakan itu secara jelas dan Intinya Islam telah melarangnya dan menghapusnya
dan itu adlah kepastian
dan adapun ayat itu kalau anda ambil sepotong-sepotong dari Al-quran maka tafsirannya seolah-olah ayat itu hanya menceritakan ttg hal itu melulu tanpa memperbandingkan ayat yg lain dan juga hadist karena sumber hukum islam itu ada 2
tetapi alangkah anehnya bila ada ayat Al quran yg sesuai dengan masalah itu justru anda abaikan yg ianya dialah yg menjadi dasar atas pelarangan dan penghapusan budak itu juga pengangkatan martabat budak itu sendiri:
perhatikan firman ALLAH ini:
11. Tetapi Dia tiada menempuh jalan yang mendaki dan sukar[12]?
12. Dan tahukah kamu apakah jalan yang mendaki dan sukar?
13. (yaitu) melepaskan perbudakan (hamba sahaya)[13],
14. atau memberi makan pada hari terjadi kelaparan.
(surat al balad 11-14) dan masih banyak lagi ayat yg lainnya ttg perbudakan
juga hadist nabi :
”Mereka (para budak) adalah saudara dan pembantu kalian yang Allah jadikan di bawah kekuasaan kalian, maka barang siapa yang memiliki saudara yang ada dibawah kekuasaannya, hendaklah dia memberikan kepada saudaranya makanan seperti yang ia makan, pakaian seperti yang ia pakai. Dan janganlah kamu membebani mereka dengan pekerjaan yang memberatkan mereka. Jika kamu membebani mereka dengan pekerjaan yang berat, hendaklah kamu membantu mereka.” [HR. Bukhari I/16, II/123-124]
dan juga mengenai ayat :
“dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki. Maka Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa. Barangsiapa mencari yang di balik itu. Maka mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al Mukminun : 5 – 7)
2 hal yg digarisbawahi thd firman itu adlah menjaga kemaluan kecuali kpd:
1. istri
2. budak
dalam hal ini nabi tidaklah tercela jika ia berhubungan intim dengan mereka itu
sebab perhatikan firman “ALLAH” dlm taurat :
Kej. 30:4 Maka diberikannyalah Bilha, budaknya itu, kepada Yakub menjadi isterinya dan Yakub menghampiri budak itu
Kej. 30:7 Mengandung pulalah Bilha, budak perempuan Rahel, lalu melahirkan anak laki-laki yang kedua bagi Yakub
raj. 11:3 Ia mempunyai tujuh ratus isteri dari kaum bangsawan dan tiga ratus gundik; isteri-isterinya itu menarik hatinya dari pada TUHAN.
dan apakah saat itu nabi2 tsb dikatagorikan biadab atau apa rencana Tuhan sesungguhnya?
masa’ Tuhan tidak melarang nabinya berbuat sedemikian, dan apa ending cerita dari semua ini pasti dong Tuhan punya akhir ceritaNya dan yang pasti juga Tuhan membuat undang-undang pembatasan perkawinan manusia yg termakhtub dalam firman nya :
“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.”
Dan orang yg melampaui batas adalah orang yang tidak bertanggung jawab atas apa yg diperbuat olehnya termasuk berbuat zina thdp orang lain yg sangat dilarang keras oleh Islam itu sendiri, sekian terima kasih.
@Salomon: logika anda berantakan.
Dari komentar anda, poin yang saya baca:
Kalau berpegang pada kesimpulan anda sendiri: Intinya Islam telah melarangnya dan menghapusnya dan itu adlah kepastian –> maka konsekwensi logis pendapat anda adalah:
Terima kasih…
respon mas judhi…
kitab2 Tuhan diturunkan disesuaikan dengan kondisi dan pemikiran umat pada zaman tersebut. pada saat itu perbudakan adalah hal yang legal dan lumrah. jikalau Injil/Al Quran menurunkan dalil menolak perbudakan, tentu saja akan timbul keresahan sosial massiv. karena hal itu sangat bertolak belakang dengan aturan yang ada.
di sinilah mulianya kitab suci, mencakupkan masalah perbudakan dengan tidak menjelaskan secara rinci proses rekuitmen budak. Tetapi yang banyak malahan ayat yang menganjurkan pemerdekaan budak budak. niscaya perbudakan akan lenyap pda suatu waktu karena tiadanya supply budak. Kitab suci melarang perbudakan melalui cara yang elegan tanpa frontal menyerang tradisi yang ada.
seperti kanjeng sunan kalijaga yang me-mix akulturasi ajaran hindu saat dengan nuansa islam dengan begitu elegan, akan terjadi pertumpahan darah dan keresahan sosial hebat jika dakwah model FPI, JI atau MMI di terapkan pada zaman itu.
@Wirosembodo: tepat sekali bahwa semua Kitab Suci terikat konteks tertentu, salah satu contohnya adalah konteks budaya masyarakat penerimanya.
Dengan terikat konteks, maka kita tidak bisa membayangkan Kitab Suci sebagai sesuatu yang memiliki kebenaran absolut. Ayat kitab suci benar dalam konteks tertentu, tetapi salah total jika kita memakai dalam konteks yang lain.
Ayat perbudakan Qur’an misalnya dapat dipahami sebagai kemurah-hatian dalam konteks perbudakan di budaya Arab abad 7 M. Akan tetapi ayat itu menjadi ayat biadab manakala kita paksakan berlaku di jaman sekarang.
Jadi umat beragama harus berani untuk tidak terpaku pada kitab suci mereka dan mengambil pilihan yang bisa jadi tidak lagi sesuai dengan kitab suci karena konteks dimana Kitab Suci itu diturunkan sudah jauh berbeda dengan konteks yang kita hadapi sekarang.
Allah yang maha baik seharusnya menjadi esensi pendorong tindakan kita, bukan bunyi ayat kitab suci yang bisa jadi sudah expired.
mas, budak dengan gundik memang tidak sama akan tetapi barasal dari satu sumber yaitu tawanan perang,
dan begitu juga budak itu halnya juga sama artinya menurut alQuran harus didapatkan dari tawanan perang dan dia bukan lah seorang babu/pembantu
jadi ayat kej. yg saya ceritakan diatas adalah sama dengan arti sebenarnya
gundik nya nabi yakub 300 orang yg ia dapat dari tawanan perang itulah arti sebenarnya budak
dan walaupun sebenarnya gundik berarti banyak
dan ayat itu bukan bermaksud dilegalkan saat ini, yg sejati dunia ini akan terus berubah dan tidak akan selamanya damai sentosa,
suatu saat nanti akan terjadi perang besar yg sesungguhnya yg akan menghantarkan kita kepada hari akhir dan itu sudah ada nubuat nya dalam kitab suci,
jadi ayat itu tidak kontradiksi dengan situasi kita saat itu dan akan dipakai kembali oleh orang2 tertentu dgn begitu Islam sudah memiliki sumber hukum ttg perbudakan
itu sendiri
dan tidak ada yg salah, nabi Muhammad memang memilki budak dan budak itulah yg akhirnya menjadi istri beliau, apa yg salah? dan ALLAH tidak pernah sedikitpun salah dalam firmanNYA
dan jikalau nanti anda berhubungan sex boleh lah dengan budak tapi ingat Islam memilki syariat setelah itu anda harus menikahinya dan menjadikan nya istri itu wajib hukumnya,
tidak ada yg salah bpk, yg salah itu pemahaman anda ttg budak, dan syariat Islam ttg budak. terima kasih, wassalam!
@Salomon: saya coba sorot komentar anda:
Maksud saya ttg pelarang dan penghapusan budak adalah bahwa Islam sejati akan membebaskan budak itu menjadi merdeka
sehingga dengan demikian perbudakan itu menjadi tiada dan akan dihapuskan karena kalau sudah tiada lagi maka akan dihapuskan perbudakan
nah, yg menjadi pertanyaan adalah kapankah akan dihapuskan dan memang benar2 tiada?
karena dunia ini belum berakhir dan nubuat belum terjadi maka tentu nya ayat mukminun itu akan tetap kekal selamanya dan akan dipakai saat nya tiba.
dan sekali lagi budak ≠ pembantu ( babu ) akan tetapi tawanan perang
dan arti budak dalam ayat mukminun adalah tawanan perang yg kafir yg sepatutnya dijadikan budak & kalau tawanan itu muslim pasti sudah dimerdekakan.
@Salomon: saya sorot lagi komentar anda:
Terima kasih sudah mengatakan logika saya berantakan karena hari ini Tuhan menyatakan bahwa einstein logika nya berantakan oleh orang-orang disekelilingnya dan menjauhi dirinya
tetapi logika berantakan einstein itu sudah diterima oleh Tuhan dan diterima oleh manusia hari ini.
segala puji bagi ALLAH.
@Salomon: semoga anda memang seperti Einstein.
Terima kasih.
gundik dan budak bermakna sama yaitu dari golongan bawah dan dari hasil tawanan , Yg ingin saya tanyakan gundik itu apa dan bagaimana menurut anda, supaya selaras maksud saya dalam menjawab bantahan anda?
sehingga dengan demikian anda tidak lagi mempersoalkan masalah perbudakan perempuan terus.
Dan mengapa hanya nabi yg diperbolehkan memilki hak keistimewaan tsb.
nabi Muhammad pasti memilki budak karena mereka memerangi kaum kafir dan oleh sebab kaum kafir itulah , dalam hal ini dia bukan budak seks seperti yg anda pikirkan maka nabi memilki mereka utk supaya dimerdekakan pada akhirnya mereka mengikuti beliau dan ajarannya dan agar budak ittu bukan lagi bermakna buruk tapi sudah menjadi mulia yg awalnya menjadi budak manusia tp telah berubah menjadi budaknya rasul dan ALLAH
itulah inti budak dimilki oleh nabi seperti budak nabi si bilal
sebagaimana firman NYA:
“Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina.” (QS. An-Nisa’: 24)
ayat itu menjelaskan bahwa anda boleh berhubungan sex dgn budak asalkan anda menikahi nya dan bukan utk berzina, apakah blm cukup jelas!
mengapa anda mempertanyakan hal sedemikian itu? yg pada akhirnya jawaban anda sudah dijawab oleh anda sendiri namun anda belum meyakini kebenaran firman ILLAHI
dan saya tegaskan tak ada satupun yg salah dengan firman NYA.
terima kasih anda sudah memuji saya. amiiin ya ALLAH.
@Salomon: saya tidak tertarik untuk membahas kosa-kata gundik atau budak.
Saya lebih tertarik untuk membahas inti perbedaan kita, yaitu:
Pendapat anda:
Pendapat saya:
Tulisan ini tafsiran sepihak penulisnya. Budak yg boleh dicampuri adalah budak yg sdh dinikah. Pernikahan antara orang merdeka dng budaknya tdk menggunakan persyaratan seperti orang menikah biasa, ada wali dan mahar, krn budak dianggap tdk punya ortu, tetapi dimiliki tuannya, jadi pernikahan dng budak cukup ketika sang budak rela berhubungan intim dng tuannya dan pada saat itu juga ia menjadi manusia merdeka krn sdh menjadi istri sah tuannya dan anak yg dilahirkan otomatis menjadi merdeka.
Sekarang tdk ada budak, jadi tidak ada lagi pernikahan antara tuan dan budaknya, dan sistem sosial sdh menghapus perbudakan, …. zaman sekarang yg masih menganggap ada budak, pikirannya wajib di bawa ke RSJ untuk diperiksa.
@Aguslive: yang saya tulis adalah fakta sejarah. Untuk budak nabi bisa anda cek di kitab-kitab sirah Nabi, untuk harem para khalifah bisa anda baca disini: http://www.allaboutturkey.com/harem.htm . Landasan hukumnya juga saya sebut ayat Qur’an-nya.
Sekarang tentang pendapat anda, bisakah anda tunjukkan referensi tentang perlunya wali, mahar dan akad nikah dengan budak? Bisakah anda tunjukkan dasar hukum Islam yang mengatakan penghapusan perbudakan dan cukup kuat untuk membatalkan ayat Qur’an yang telah saya sebut?
Bisakah? atau itu hanya tafsiran anda sendiri?
Setuju banget, saya menyembah tuhan, bukan menyembah ajaran maupun kitab2 yang di anggap suci.
@Aninditya: terima kasih..
Bagi penyembah Tuhan dimohonkan utk mengerti maksud dan tujuan Tuhan dalam menyampaikan ajaranNYA bukan segalanya patut ditIru ttp dijadikan pelajaran & ambil hikmahnya
karenanya kalau diturutkan penyembah Tuhan ini (katanya sih) mungkin sesekali menentang ajaran Tuhan karena tidak sesuai oleh hati dan pikirannya
jadi kalau dianggap hati nya sesuai dia jalankan dan kalau tidak sesuai akan diabaikan begitulah inti dari orang penyembah Tuhan,
misalkan : si A bisa membelah bulan dan melihat dari konteks zaman dahulu dia akan beranggapan ini adalah dongengan semata karena ketidakmungkinan itu terjadi
dan merasa tidak perlu mendengarkan isi pesan dari kisah itu sehingga dengan demikian dia hampir menentang isi sejarah yg dahulu itu nyata terjadi dan bahkan ingin menyesuaikan dengan zaman sekarang yg dimana bulan tidak terbelah, bisa dipastikan orang itu bukan penyembah Tuhan karena orang di zaman itu juga tidak percaya hal itu dan mengatakan dia “gila” karena hal itu diluar logika manusia
betapa naif nya pemikiran anda yg tidak mengerti maksud dan tujuan Tuhan dalam menyampaikan firmanNYa.
terima kasih, wassalam
@Salomon: mencoba memahami apa yang anda tulis sepertinya cukup menantang karena bahasa berbelit anda.
Saya kutip pernyataan anda berikut:
Bagi penyembah Tuhan dimohonkan utk mengerti maksud dan tujuan Tuhan dalam menyampaikan ajaranNYA bukan segalanya patut ditIru ttp dijadikan pelajaran & ambil hikmahnya
Bukankah ini yang sudah saya sampaikan?
Qur’an dan Nabi menghalalkan perbudakan dan perbudakan seks, dan setelah saya pelajari itu sangat merendahkan derajat manusia, itu adalah tindakan biadab dalam masyarakat modern –> untuk itu saya simpulkan itu bukan ajaran yang patut ditiru
Atau anda punya pendapat lain? mohon disampaikan dengan bahasa yang lugas..
lagi-lagi anda mengatakan hal itu, dan saya tegaskan dia bukan budak seks seperti yg anda pikirkan saat ini,
dia tawanan perang yg dengan niat agar dinikahi oleh yg orang-orang yg mau dikawinkan dengan mereka
nabi hanya memilki budak bukan utk penurut nafsunya melainkan menjadi budak yg sesungguhnya agar mengenal ALLAH
“Dari Mu’awiyah bin al-Hakam bahwasanya dia mendatangi Rasulullah dengan membawa seorang budak wanita hitam. Kemudian Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam bertanya pada budak wanita tersebut:’ Di mana Allah?’ Budak itu menjawab,’Di atas langit’ . Rasul bertanya lagi,’Siapakah aku?’ Budak itu menjawab,’Engkau adalah utusan Allah’. Maka Rasul berkata:’Merdekakanlah ia karena ia adalah mukminah (wanita beriman)(H.R Muslim dalam Shahihnya, Malik dalam Muwattho’, AsySyafi’i dan Ahmad dalam Sunannya, Abu Dawud dan AnNasa’i)
dia bukan lagi budak manusia tp budak rasul dan ALLAH
anda sekali lagi saya artikan orang yg tidak mengenal arti budak sesungguhnya dan bagaimana peran budak di dalam Islam
@Salomon: lagi-lagi kalimat anda kusut.
–> artinya Nabi memperbolehkan perbudakan
–> artinya Qur’an memperbolehkan perbudakan dan menggunakannya sebagai pemuas seks
–> anda tidak usah berbelit-belit membahas kosa kata, tatacara memperoleh budak maupun kutipan panjang lebar tentang lainnya. Gak penting…
Inti pokok terpenting adalah:
Posisi saya adalah: saya menentang perbudakan untuk alasan apapun. Dan untuk posisi tersebut saya membuang Qur’an dan Nabi sebagai panutan.
Bagi saya Allah Maha Pengasih dan Penyayang, menolak perbudakan adalah usaha saya mengagungkan Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Kalau anda menganggap perbudakan itu boleh, ya silakan saja sampaikan dengan kalimat yang lugas.
Bagi penyembah Tuhan bukan penyembah ajaran dimohonkan mengerti maksud dan tujuan Tuhan dalam menyampaikan ajaranNYA utk dijadikan pelajaran dan mengambil hikmahnya
dan bukan segalanya utk ditiru ttp dijadikan pelajaran dan diambil hikmah kebaikannya
bukankah kita beragama itu agar menjadi baik?
karenanya sbg penyembah TUHAN ( katanya sih ) hampir tidak mempercayai kisah2 dari kitab suci,
misalkan : si M bisa membelah bulan dan diceritakan kisahnya di kitab suci, maka lantas sang penyembah Tuhan merasa ini adlah dongengan semata dan tidak merasa perlu mempelajari kisah itu
karena nya ia tidak fakta buktinya masih ada bulan saat ini,wek!
berangkat dari hal tsb dia sangat tidak tertarik kpd isi penyampaian kisah itu karena tidak sesuai dgn logika manusia
apa perlunya mempelajari hal yg tidak logis…..!
jadi alangkah naif nya cara berpikir spt itu karena hanya memandang sebelah mata ,
dia hanya menafsirkan sejauh cara dia berpikir tp tidak mengetahui arti yg tersirat didalamnya
maka sesungguhnya cara memandang yg baik dan benar menurut saya adalah iman (percaya).
@Salomon: saya komentari pendapat anda:
Saya menganggapnya sebagai biadab, dan sebagai wakil Allah (khalifah) di muka bumi yang bertugas membawa kebaikan bagi dunia, saya dengan tegas menentang perbudakan apapun alasannya.
Semua kitab suci hadir disaat belum ada pemisahan yang tegas antara fakta dan dongeng. Beberapa bagian kisah dalam kitab suci memang merupakan fakta sejarah, akan tetapi sebagian lainnya merupakan dongeng. Sangat naif jika kita yang hidup diera sekarang mencoba memahami kitab suci sebagaimana kita memahami literatur modern, yaitu harus logis, terstruktur baik dan mengungkap fakta.
Bagi saya, Tuhan adalah kebaikan, kasih sayang. Darinya saya memperoleh otak yang hebat, sehingga mampu membedakan baik-buruk, benar-salah, fakta-dongeng. Bagi saya percaya tanpa berpikir adalah kebodohan yang menyia-nyiakan otak hebat yang dikaruniakan Tuhan pada kita.
sesuatu yg anda katakan dongeng itu adalah karena pengetahuan anda terbatas, maksudnya pengetahuan manusia terbatas saat ini juga dalam mengimplementasi ilmu pengetahuan nabi alias mukzijat dulu kala
sebab itu kebanyakan orang menganggap itu adlah dongeng semata, mungkin nanti entah kapan orang yg sudah dapat mengimplementasi ilmu mereka beranggapan bahwa ilmu mereka red kisah dongeng itu adalah ilmu masa depan nanti pada akhirnya
jadi saya menganggap kisah inspiratip itu akan terjawab di masa yg akan datang!
*kalau anda menganggap selama ini bahwa budak itu adalah budak seks maka dalam hal ini saya tidak sepaham dengan anda, dan tidak ada istilah diperjual belikan dalam islam
itu adalah dongengan dari anda!
* oleh sebab saya beriman (percaya) maka saya gunakan akal itu utk berpikir maju kedepan (memperbaiki bukan membedakan baik buruk nya saja, benar atau salah ) dan bukan malah sebaliknya kebelakang menjadi orang pecundang.
@Salomon: beda antara dongeng dan sejarah adalah di bukti baik secara fisik atau teori. Sehebat apapun suatu cerita, jika secara teoritis tak mungkin dan tidak ada satupun bukti yang menguatkan, maka itu dongeng. Mudah kok.
Sebagai contoh dongeng di Qur’an adalah kisah Sulaiman berbicara dengan semut atau burung.
Kemampuan berbicara dan kesadaran diri hanya bisa muncul pada binatang dengan prefrontal cortex yang berkembang di otaknya. Semut dan burung tidak memiliki prefrontal cortex yang memadai untuk proses kesadaran diri dan berbicara. Kalau anda percaya Sulaiman bisa bicara dengan semut dan burung, anda tinggal tunjukkan saja satu semut atau burung yang bisa bicara. Mudah kok.
Kalau tak bisa buktikan, ya terpaksa kita harus rela menggolongkan Sulaiman berbicara dengan binatang itu dongeng sebagaimana kisah Cinderella dengan kereta labunya.
Untuk pasar budak, salah satu yang tertua adalah The Grand Bazar (Kapalicarsi) di Istambul Turki. Pasar ini berdiri pada 1493 pada pemerintahan Sultan Mehmet, didalamnya pada masa lalu terdapat bagian jual beli budak. Ini adalah tujuan wisata populer saat ini, mungkin anda bisa cari literatur lebih jauh tentangnya. Jadi perdagangan budak dalam khilafah Islam itu bukan dongeng.
Untuk budak seks, anda bisa juga membaca literatur tentang Istana Topkati di Turki yang dulunya digunakan sebagai istana Harem sebagai fasilitas Sultan untuk para budak cantik yang dibeli untuk keperluan seks. Itu juga bukan dongeng.
Setiap negara memilki masa kegelapan, dan anda tidak harus mengambil negara turki sbg contoh dalam hal ini karena turki ≠ Iffslam
karena boleh jadi negara yg mayoritas Islam hukumnya tidak berdasarkan syariat Islam
contohnya negara kita
dan walaupun mayoritas kita juga memilki masa kegelapan dimana dulunya
yg berarti bukan Islam nya yg salah akan tetapi pemimpin atau oknum nya yg memilki tafsiran berbeda thd Islam itu sendiri
jadi anda jangan mengambil contoh negara itu sbg klaim kebenaran pandangan anda
jadi ttg budak seks itu adalah sekali lagi perbedaan besar cara pandang anda thd Islam
wassalam
@Salomon: anda menggunakan standard ganda dalam menilai kenyataan. Standard yg sering digunakan para ustad.
Saat berbicara tentang pencapaian gemilang sains atau hal lain dalam pemerintahan Islam, dengan segera mereka bilang: “Itu bukti sumbangsih Islam, keunggulan Islam”
Saat berbicara ttg perbudakan, penindasan atau hal buruk dalam pemerintahan Islam, dengan segera bilang: “Itu oknum, itu bukan syariah, itu bukan Islam”
Tentang budak seks, saya sudah sampaikan dasar di Qur’an, contoh Nabi dan contoh para Khilafah.
Kalau anda tidak sepakat, runtuhkan dasar argumen saya.
Tunjukkan larangan perbudakan di Qur’an, tunjukkan bahwa Nabi tidak pernah punya budak, tunjukkan bahwa Nabi tidak pernah menggauli budaknya, tunjukkan Khalifah mana yg melarang perbudakan.
Saya butuh fakta-kenyataan bukan khayalan-dongeng.
Kalau hanya silat lidah sih, saya juga bisa dengar dari gombalan para ustad.
Sekali lagi anda tidak mengerti dari yg sudah dibicarakan panjang lebar disini, mungkin saya juga berbeda pemahaman dengan anda
jadi saya akui bahwa pemikiran anda terlalu meluas ttg hal ini, over gitu!
sebab saya sudah mengutarakan dalil sebab pelarangan budak, toh anda tidak mengerti tafsirannya?
Muhammad memang memilki budak ttp bukan dalam arti budak seks menurut anda, sebagaimana dalil yg sudah saya katakan, ttg wajibnya anda menikahi para budak yg saat itu budak dipandang sangat rendah dimata manusia dan pada akhirnya kelak di masa yg akan datang!
Islam memuliakan budak dan bukan melegalkan budak, sebab nabi memilki budak bernama hilal yg saat itu kebingungan harus bagaimana setelah menjadi budak nabi
lantas nabi mengatakan saat itu bahwa kamu saat ini menjadi budak nabi dan ALLAH
ini tentu bermakna kiasan,!
namun tentu ada arti sebenarnya juga, tapi apakah anda tau bag.metoda nabi dlm membebaskan perbudakan
nah, itu yg perlu anda ketahui, bukan dengan mengatakan Islam melegalkan perbudakan dan budak seks
sebab jikalau Islam melakukannya demikian maka firman itu runtuh dengan sendirinya karena budak seks itu diperlakukan tidak manusiawi dan dengan begitu mereka yg melegalkan budak seks berarti telah berzina sebagaimana firman nya yg diatas, gitu aja koq repot!
@Salomon: saya coba jelaskan lagi dengan bahasa yang mudah.
Ada 2 aspek yang membuat semua argumen anda tak berarti.
Sekali lagi, mohon anda bisa dengan tegas membedakan antara klaim-klaim serta dongengan dengan fakta dan kenyataan.
Jadi kesimpulannya, mas Judhianto menentang ayat tsb?
@Kurniawan: jika sebagai sumber hukum positif, ya saya menentangnya.
judhianto@sebetulnya agama anda itu apa???anda bilang anda adalah penyembah tuhan,bukan penyembah agama atau kitab2 suci???kenapa semua hal yg tidak logika (seperti kisah nabi sulaiman berbicara dengan semut dll) anda anggap sebagai dongeng,
saya mau tanya berkaitan claim bahwa anda penyembah tuhan,bukan kitab suci atau agama…
1.sebutkan orang yg menyembah kitab suci atau agama tertentu??saya yakin tidak ada,semua orang menyembah tuhan dan hanya menjadikan kitab suci sebagai landasan hukum atas suatu perkara.
2.sesuai dengan claim anda bahwa anda penyembah tuhan bukan kitab suci,maka pertanyaan saya,,,”dengan cara apa tuhan mengajarkan ajarannya kepada anda??apa tuhan membuka les khusus untuk and??
3.jika semua kisah dalam kitab suci (seperti nabi sulaiman berbicara dengan semut ) anda anggap sebagai dongeng,maka bisa di pastikan bahwa anda tidak beragama…karena semua agama ada kisah yg di luar logika….kalau anda hanya percaya pada kisah2 yg masuk logika anda….maka saya mau tanya..apakah tuhan bisa di logika kan???seperti apa bentuk tuhan???coba jelaskan pada saya logika anda tentang tuhan???
@Cherish: terima kasih untuk semangatnya…
Bagi saya, hubungan dengan Tuhan merupakan hubungan yang bersifat sangat pribadi antara saya dan Tuhan. Oleh karena itu, saya tidak membutuhkan persetujuan orang lain, opini orang lain atau dalil apapun untuk hubungan pribadi ini.
Dalam hubungan antar kekasih, orang lain itu hanya obat nyamuk…
Jika ada yang bilang saya kafir, murtad atau ateis, silakan saja.
Oh ya, kalau anda menganggap Nabi Sulaiman berbicara dengan semut itu fakta, ya silakan saja. Kalau bisa menunjukkan secara logis itu mungkin, ya bagus…
Bagi saya itu dongeng dan sejauh ini saya menganggap dongeng juga salah satu cara Tuhan untuk mengajari manusia…
para nabi,memiliki kelebihan khusus,nabi sulaiman memang kelebihannya bisa bicara dengan semua binatang,bahkan dengan jin sekali pun…
mohon maaf sebelumnya,saya tidak melihat ada jawaban dari pertanyaan saya kepada anda….
kalau anda bilang hubungan anda dengan tuhan adalah urusan pribadi…BETUL,saya juga sama seperti anda..dan dalam islam itu disebut habluwminnawllah (mohon maaf kalau saya salah penulisan dalam huruf alfabet),itu sudah diajarkan oleh semua nabi…bukan cuma nabi muhammad.
sekarang kita kembali ke pertanyaan awal…
agama anda apa??kitab suci anda apa??(semua orang yg beragama pasti punya kitab suci)….
nabi musa punya taurat
nabi isa punya injil
nabi muhammad punya alqurán
dan semua nabi,mendapatkan wakyu(kitab suci) dari tuhan melalui malaikat contoh,nabi musa mendapatkan wahyu (injil) melalui malaikat mikail….
nabi muhammad mendapat wahyu (alqurán)melalui malaikat jibril…
nah sekarang kalau anda memiliki agama,dengan cara apa kitab suci anda di turunkan???pasti melalui malaikat(itu jg kalau anda beragama)….
sekarang mana yg lebih masuk logika
manusia yg bisa berbicara dengan binatang atau manusia yg berbicara dengan sosok yg tidak bisa dilihat oleh mata(malaikat)…????
jawab dengan lugas…ga usah ngalor ngidul…
mohon maaf sebelumnya…saya tidak melihat jawaban pertanyaan saya dari replay anda..
oke untuk urusan tuhan dengan anda tidak bisa di intervensi…saya setuju,bahkan semua umat islam setuju ,karena dalam islam ini di sebut habluminallah (maaf kalau saya salah penulisan huruf alfabetnya)
sekarang kita logika kan…(anda suka logika,saya juga suka logika,bedanya saya masih pakai hati)
nabi musa punya taurat
nabi isa punya injil
nabi muhammad punya al qurán
nabi musa mendapatkan wahyu (taurat) memalui malaikat mikail
nabi muhammad mendapatkan wahyu (alquran)melalui malaikat jibril
sekarang pertanyaan saya…lebih masuk logika mana??
nabi sulaiman yg berbicara dengan hewan
atau semua nabi yg berbicara dengan mahluk yg tidak berwujud,tidak pernah muncul dihadapan manusia(malaikat)
lanjut…agama anda apa???atau anda tidak beragama???
kalau anda beragama maka anda adalah orang paling bodoh,
kenapa??karena anda percaya tuhan,anda percaya malaikat,anda percaya surga neraka,anda mengikuti ajaran nabi yg mendapatkan wahyu (kitab suci) melalui mahluk yg tidak jelas,tidak berwujud,dan menurut anda hanya mitos belaka??bukankah ini menunjukan anda bodoh???bukankan ini menunjukan bahwa agama tidak hanya untuk dipikirkan dengan logika??
sekarang kalatan pada saya apa agama anda???apa kitab suci anda??siapa tuhan anda???LOGIKA kan tuhan anda???(atau kalau anda tidak beragama,ya ga usah repot2 toh…)
@Cherish: agama saya? entahlah biar Tuhan saja yang menilainya.
Kitab suci saya? nurani dan kitab apapun yang bisa memberi saya ilham kebaikan.
🙂
Saya menikmati dan memahami sebagian besar paparan mas judhi di setiap episode nontondunia.Walau jarang kasih komen,tp selalu menantikan edisi tulisan terbaru mas Judhi dgn antusias.Cuma,setelah lama mencermati,kadang logikanya terasa ambigu dan berdiri di area abu-abu.seperti komen saudara cherish,saya bisa memahami.Di satu sisi,seperti saya kutip komen di atas ” Jika ada yang bilang saya KAFIR,MURTAD ATAU ATEIS,silakan saja..” tp di sisi lain komen ” tetap menjalankan ritual ibadah sebagai seorang muslim.Yang jd pertanyaan saya ritual ibadah macam apa.yg mas judhi lakukan.Sholat 5 waktukah..? dengan detail2 rokaatnya..? karna bagi saya,seseorang yg sdh merasakan agama kehilangan ke SAKRALannya,akan sulit melakukan ritual2 ibadah dengan ikhlas.Atau mungkin cuma sekedar sarana sosialisasi.Di forum dunia maya ini mas Judhi dgn enteng bisa bilang terserah mau di sebut kafir,ateis dll.tapi,di dunia nyata,terutama di lingkungan keluarga,tetangga dll,bisa jadi tidak semudah itu.Dalam hal ini saya lebih meng-apresiasi(maaf)pa iones yg menurut saya lebih gentle.Untuk cerita2 dalam agama tentang nabi nuh,nabi sulaiman,nabi adam… saya sependapat dgn mas judhi!untuk itu saat ini saya jg merasakan agama telah kehilangan kesakralannya.salam…
@Edy: terima kasih untuk pandangan cermatnya.
Memang setelah menyadari bahwa agama hanyalah konsep budaya manusia, maka semua sakralitas yang melingkupinya menjadi hilang. Walau agama tak lagi sakral, Tuhan tetap ada bagi saya, dan dalam prasangka saya adalah sumber dari semua kebaikan dan cinta.
Beberapa bagian agama sudah menjadi bagian dari hidup saya, seperti rutinitas sholat. Saya menggunakannya untuk menghubungkan diri dengan Tuhan yang saya kenal dalam prasangka saya. Saya belum berniat menggunakan cara lain, disamping pertimbangan sosial juga.
sory saya ikut komen disini…@judhi…anda bilang anda sholat??bukankah anda selalu menggunakan LOGIKA???kalau kisah nabi saja anda anggap dongeng,knapa anda melaksanakan sholat???
ini alasan utama saya mengatakan anda itu bodoh….
anda anggap kisah nabi (sulaiman dll,yg tidak masuk akal adalah dongeng )…
sekarang kita bahas sholat??anda tahu alqurán mengisahkan tentang awal ihwal perintah sholat?? saya yakin anda tahu…saya juga yakin seharusnya logika anda mengatakan itu cuma dongeng…
oke saya refres dikit…sholat diperintahkan setelah nabi melakukan isra mi’raj….
tahukah anda isra mi’raj itu apa???
isra adalah berjalannya nabi muhammad menuju masjidil aqsa (palestina),mi’raj adalah berjalannya nabi dari masjidil aqsa ke sidratul muntaha (langit ke 7)untuk bertemu dengan ALLAH…..lalu nabi kembali ke rumahnya di dekat masjidil haram.semua ini hanya dalam 1 malam.
pertanyaan saya….anda adalah orang yg selalu menggunakan sains atau logika…menurut anda..apakah masuk logika seorang manusia biasa berjalan dari arab ke palestina dalam sekejap???
pertanyaan lanjutan,menurut logika anda,adakah manusia biasa yg bisa berjalan dari palestina (bumi) ke langit ke 7???
sains apa yg bisa menjelaskan hal ini???coba terangkan saya ingin tahu LOGIKA anda.
saya yakin seyakin yakinnya anda akan mengatakan ini tidak masuk LOGIKA anda,dan anda tidak akan menemukan metode sains apapun untuk penjelasan ini.
pertanyaan lanjutan saya,kalau ini tidak masuk logika anda,knapa anda melaksanakan sholat??apa alasan anda???apa TUHAN anda yg secara langsung menyuruh anda sholat bukan melalui ajaran islam???
di ulasan yg lain bukankah anda menulis artikel bahwa manusia yg mengalami fenomena berada di akhirat/jiwanya keluar dari tubuh adalah manupulasi dari otak manusia itu sendiri???lalu kenapa anda tidak mengatakan bahwa nabi muhammad sebenarnya hanya berhalusinasi tentang berjalan ke langit???
anda juga menulis di reply ini
“beberapa bagian agama sudah menjadi bagian dari hidup saya,seperti rutinitas sholat.saya menggunakannya untuk menguhubungkan diri dengan tuhan yg saya kenal dalam prasangka saya”.
coba LOGIKA kan pada saya cara anda menghubungkan diri dengan tuhan anda??
apa pakai Wi-Fi??atau HP??apa tuhan anda memiliki telpon rumah???
LOGIKA kan???mana FAKTA SAINS yg selalu anda agung2kan???
saya juga orang sains,saya pernah juara 2 tingkat propinsi untuk ilmu IPA,saya belajar banyak tentang alam,dan semakin saya banyak tahu tentang alam,maka saya semakin sadar,bahwa saya adalah mahluk yg sangat lemah,yg ilmunya hanya secuil dari imu ALLAH….
masukan dari saya untuk anda adalah..agama bukan hanya dipelajari menggunakan logika….tetapi juga harus melibatkan qalbu ( hati ).
thanks
@Cherish: terima kasih untuk menilai saya bodoh.
Saya yang bodoh tentunya gak nyambung bertukar jawab dengan yang pintar.
🙂
semoga anda lekas sembuh…..
thanks
saya melihat anda tidak bisa menjawab 1 pun pertanyaan saya…….
apa anda sudah kehabisan artikel sains???atau anda merasa saya benar,tetapi anda malu untuk mengakui???
@Cherish: untuk yang sudah punya jawaban “benar” atas segala pertanyaan dan dengan sigap menyebut bodoh dan sakit bagi yang jawabannya tidak sesuai, apa masih berharga untuk diperhatikan?
Self-service sajalah. Silakan buat pertanyaan, lalu jawab sendiri — dijamin puas.
🙂
Terima kasih untuk kunjungannya..
sudah mas nggak usah di jawab. mas judhianto menurut saya bukan orang yang paham islam
Kok kliatan tololnya si cheris ini yach. Lawong semua sebuah cerita gombal atau mitos, kok suruh jelaskan secara logika, ya gak bisa. Waduh pakai otak tidak ya. Katanya juara propinsi ipa. Walah walah mentedihkan tenan, coba tolong jelaskan pada waktu kancil ngomong sama harimau. Atau malin kundang diubah jadi batu. Ya gak ada penjelasannya. Tapi anak2 yakin bahwa itu kejadian sesungguhnya. Setelah nalar jalan ga gak bisa masuk logika, seperti anda percaya dengan langit ke 7, berarti tidak ada bedanya cherish dengan anak saya yang umur 7 tahun dong walah banyak orang yg seagama dengan saya masih kekanak kanakan.
sebuah mitos.suruh jawab pakai logika ya gak .masuk diakal, anak saya percaya. banget dengan malin kumdang yang berubah jadi batu, bisa jelaskan tidak secara logika. Si kancil ngobrol ama harimau bisa jelaskan dengan logika tidak? Ini pertanyaan anak SD. berarti orang2 yang menayakan hal2 semacam dilangit ke 7 di kataGorikan sebagai anak balita.
Mengikuti obrolan ini, saya simpulkan kemampuan intelektualitas anda kayaknya belum bisa menangkap jalan pikirannya mas Judhi….
ya alah, saya sempet kaget dengan bacaan ini, saya berfikir keras untuk lebih objective untuk menyikapinya, alhamdulillah, setelah saya minta petunjuk allah, mungkin ini jawabannya, pertama kali saya berfikir, apa budak itu memang selayaknya binatang ? apa budak itu tidak lebih seperti barang ? apa budak tidak punya hak ? apa kita bisa punya budak ? apa psk itu tergolong seorang budak ? apa berarti kita bisa menyewa/membeli psk untuk di jadikan budak , apa allah begitu kejam sehingga budak2 ini sampai hilang hak2nya sebagai seorang wanita yang mestinya di hormati ? … mungkin sedikit uraian dari pemikiran saya, setelah baca tulisan di blog ini, tiba2 saya tidak bisa menerima begitu saja dengan kenyataan pada abad dimana nabi muhammad pernah hidup, saya berfikir untuk selau mengkait2kan sesuatu hal yang memang kemungkinan itu yang terjadi di masa itu… nah dari pemikiran saya seperti ini…., budak bukanlah sehina seperti yang kita kira, tapi memang adapun budak, adalah ada beberapa level, ada budak hina, budak biasa, dan budak yang cenderung di sukai ( mempengaruhi harga ), tetapi mereka punya sama kesamaan , 1. melayani majikannya, 2. punya hak untuk di bayar 3. punya hak untuk tinggal dalam satu tempat tinggal 4. dapat makan minum … tetapi budak tidak boleh MENIKAH !!! ini dia sebenarnya akar dari perkara kenapa budak boleh di setubuhi !!! , karna allah maha tau apa yang terbaik bagi manusia… budak punya beberapa hak , seperti yang saya sebutkan 1-4 , ada pula hilangnya hak seperti tidak boleh menikah, karna pada jaman itu, budak adalah memang sebuah produk, produk dimana budak itu sendiri yang menempatkan dirinya sebagai budak !!! , dalam alquran menyatakan kalau budak sendiri boleh di gauli, tetapi lain halnya budak orang lain yang tidak boleh kita usik, kecuali kita beli !!! jadi di sini, budak juga mendapatkan haknya untuk ”dilindungi” !!!! dan kenapa boleh mengauli budak ? KARNA ITU HAKNYA !!! apa seorang budak tidak ingin di setubuhi ? apa pernah orang berfikir seperti itu ? mereka punya hak untuk di gauli atau tidak sama sekali ? bukankah kasihan ?? tetapi kenapa orang punya istri tetapi mereka mengggauli budak ? coba bayangkan , anda ke pasar, ada yang menjual budak, dan anda berfikir untuk membeli budak itu untuk bekerja di rumah anda, apa anda berfikir dia tidak ingin di gauli ? karna itu kebutuhan setiap manusia ? karna itu juga menyetubuhi budak bukan lah hal yang di senangi, karna menyetubuhi budak seperti alternativ yang perbandingannya 10 banding 80 , mungkin budak akan di setubuhi sebulan sekali, karna itu juga haknya… mungkin kita akan tahu bagaimana bentuk tubuhh, kulit, wajah seorang budak kalau kita berfikir masuk ke dalam jaman itu… hmm.. bukan suatu yang ingin kalian lakukan, percaya deh , mungkin gini contohnya, anda punya istri, trus anda punya pembantu ? anggap pembantu anda itu anda beli di pasar budak, dan pembantu anda yang paling cantik… secantik2nya budak, bukannya lebih baik istrimu kan ? mungkin itu sedikit gambaran seorang budak yang tidak pernah merawat diri lain seperti istri kalian yang selalu kalian jaga kebersihannya 🙂 , oia untuk PSK , mreka tidak termasuk dalam golongan budak, karna mereka tidak menerima hak2nya untuk anda tanggung.. anda hanya membayar, dan pergi… itu bukan budak !!!! dan kalau anda ingin budak, coba tanya dulu sama dia, mau gak jadi budak ? klo dia gak mau ya berarti anda gak berhak untuk menjadikan dan memperlakukan dia sebagai budak…
@Dede: terima kasih untuk memberi tafsiran mengenai perbudakan.
Saya mengomentari beberapa hal yang saya anggap tidak tepat:
Tidak ada orang yang menempatkan dirinya sebagai budak. Orang menjadi budak karena:
* Tawanan perang yang tertangkap, akan menjadi budak dari yang menangkapnya. Menawan musuh hanya menghabiskan sumber daya yang berharga, maka pilihannya adalah menghukum mati tawanan, atau membiarkan hidup akan tetapi sebagai budak. Itu aturan perang kuno.
* Anak dari budak.
Budak adalah hak milik mutlak tuannya, ia tak punya hak hukum sama sekali. Tuannya bebas memperjual belikannya atau memperlakukan semaunya
Hak itu adalah sesuatu yang boleh dituntut. Budak tak punya hak apa-apa, apalagi minta disetubuhi tuannya. Kebalikannya adalah budak wajib menyerahkan dirinya pada tuannya jika tuannya menghendaki, tanpa hak sama sekali menolaknya
Yang membedakan budak dari orang merdeka hanyalah statusnya. Bisa jadi secara fisik sang budak jauh lebih menarik dari istri tuannya. Bisa jadi sang budak dulunya kembang desa yang desanya dikalahkan, atau dia mendapat perawatan khusus agar memiliki kecantikan prima sebagaimana selir-selir di istana harem.
Secara umum saya menangkap bahwa menurut anda perbudakan boleh saja asal aturannya adil. Dalam hal ini, saya tidak sepakat sama sekali dengan anda.
Bagi saya perbudakan itu biadab, apapun alasannya.
Enteng bener kamu beretorika mencari pembenaran. Mengatakan budak adalah sebuah produk dan budak sendiri yang menempatkan dirinya sebagai budak.
Itu karena kamu tidak pernah tahu rasanya jadi budak. Memang tuhan menciptakan orang, ada yang dikodrati menjadi budak?
Pengen tahu rasanya? Jadi lah budak. Atau serahkan istri atau anak mu jadi budak. Karena zaman sekarang tidak ada nabi, maka berikan kepada tokoh agama atau pemuka agama. Biarkan mereka memberi hak nya untuk disetubuhi. Mau??
Saya yakin jika anda di posisi itu, disaat itu pula anda ingin membrantas setiap ayat, setiap dalil, setiap aturan yang membenarkan perbudakan.
Apa bedanya zaman dulu dengan zaman sekarang. Semua sama, punya hati, punya rasa. Artinya bisa merasakan sakit dan bisa merasakan menderita. Artinya, jika zaman sekarang manusia tidak bisa menerima perbudakan, maka sebenarnya zaman dahulu pun begitu.
Lah… binatang aja tahu rasa menderita dengan rasa disayang.
Wah2 ini sih namanya debat kusir, debat kosa kata, sampai menjurus debat kepercayaan (agama).
Mari kita pahami kata budak?
1) Orang bilang budak tidak punya hak (tuannya bisa memperlakukan semaunya)
2) Orang bilang budak punyak hak (tuannya harus memberi makan, tpt tinggal, dll, klau gak diberi ya budaknya hilang, melarikan diri atau mati utk memenuhi hak nya)
3) Beberapa orang menyampaikan sebenarnya kita budak (budak ekonomi, budak cinta, budak harta, budah teknologi, udak sains, dll)
Nah lo… apa makna budak sebenarnya? bisakah diterima? tergantung orang yang mengartikan arti dari budak itu sendiri, tergantung masing2 menganggap dirinya budak / bukan.
ex :
judhianto itu budak juga…. Tapi budak pikiran dia yang tdk percaya semua kitab suci / wahyu Tuhan.
Presiden / raja itu juga budak… Budak rakyatnya… coba bayangkan dia harus susah payah pertahankan negara dan kekuasaan agar rakyat mau menganggap nya Presiden / Raja.
Jadi kalau bahas makna kata “Budak” itu harus dari berbagai sudut pandang. Jangan yang negative2 aja dunk…
Ada orang bilang kalau dia bukan budak / orang bebas…
What…??? Di dunia ini gak ada yang bebas / gratis…
kirim ungkapan ini aza internet, nah loh… bayarkan internet itu…?
So… kalau gak mau di anggap budak / mau dianggap orang bebas, ya harus tinggalkan dunia ini, alias jadi orang bebas / orang mati.
Dunia ini gak ada yang bebas / gratis…
Memahami perselisihan dari pemikiran judhihanto dengan yang lain, ijinkan saya menengahi.
1) Setiap orang punya pemikiran sendiri – sendiri mengenai pemahaman suatu kosa kata.
2) Ayat – ayat Al Quran bebahasa Arab, dan untuk memahaminya ya harus benar2 orang yang beriman kpd Allah dan yakin akan kebenaran Al Quran.
3) Orang yg kurang yakin / kurang paham bahasa arab (judhianto) sebaiknya untuk mempelajari isi dari kandungan Al Quran harus di dampingi ahli Al Alquran biar gak salah paham.
4) Al Quran di wahyukan Allah kepada nabi Muhammad dalam bahasa arab sampai akhir zaman, sehingga terjamin kemurniannya. klau ada orang yang menfasirkan Al Quran tetapi tdk didampingi orang yang tahu makan kandunganAl Quran, maka dia pasti akan bingung / salah paham, lebih gak bisa bahasa arab, ya malah gak paham blass…
5) Setiap bahasa mempunyai arti / maksud berbeda jika yang menerjemahkannya kurang menguasai bahasa tersebut.
ex: bahasa jawa “aku kunduran sedan”, coba ubah jadi bahasa Indonesia, bisa? he2…
6) Keyakinan seseorang jangan dipaksakan karena itu hak setiap orang (HAM).
7) Keyakinan seseorang, jangan sampai menimbulkan keresahan banyak orang, karena bisa melanggar HAM orang lain.
8) Keyakinan, provokasi, kekayaan intelektual, ungkapan, perilaku dll diatur dalam Undang – Undang, Negara kita Negara Hukum rek… klau gak mau ngakui ya keluar aza dari WNI, he2…
9) Keyakinan, provokasi, kekayaan intelektual, ungkapan, perilaku dll yang meresahakan banyak orang sebaiknya segera dilaporkan kepada PIHAK BERWAJIB (POLISI).
10) Kalau menurut pembaca artikel judhianto meresahkan, terutama bagi umat Islam karena menggap kitab suci Al Quran hanya dongeng, maka judhianto bisa kena pasal penistaan / penodaan agama, hukumannya -/+10 tahun penjara + babak belur dihajar orang Islam, he2…
11) Kalau menurut judhianto kitab suci bukan wahyu dari Tuhan, dan dia mendirikan pola pikir baru dibidang keyakinan beragama, cara beribadah, dll yang bisa menimbulakan keresahan masyarakat, maka segera laporkan web nya dan orang nya, pasti judhianto diburu polisi, he2…
kalau ketangkep, bisa masuk penjara juga, hukamannya bisa lebih lama + dikucilkan oleh org2 sekitar. he2….
12) Jadi….? Semua terserah pembaca, mau dilaporkan POLISI boleh, gak dilaporkan juga boleh…. paling2 judhianto di datangi FPI, he2…
@Vani: astaga! betapa menyedihkannya suatu pemikiran, kalau hanya bisa dipertahankan dengan ancaman kekerasan melalui polisi atau bahkan preman-preman yang sama sekali gak bisa berpikir semacam FPI.
Saya tidak tertarik untuk membahas lebih jauh komentar anda yang minim berpikir, tapi kaya ancaman…
🙂
Aku nimbrung, budak lebih kesesuatu yang negatif dan ada pemaksaan dari salah satu pihak dan cenderung pemaksaan suka tidak suka harus dikerjakan karena kehendak tuannya. Kalau budak diartikan sesedehana Vani, makanya banyak umat muslim yang bodoh2 dan yang menonjolkan kekerasan dan ancaman (fpi dan vani). Saya pakai intenet gak bayar tuh, wi-fi gratis. Saya duduk manis uang datang sendiri tuh gak perku kerja keras (usahaku banyak) apa saya di perbudak, tidak tuh bebas merdeka. Karyawan saya kerja dengan saya dengan senang hati karena selalu saya ajak evaluasi dan bekerja sama tanpa tepaksa tuh. Budak apa bisa berpendapat! Nah kira2 dah tau bedanya. Kalau anda bekerja dengan keterpaksaam maka anda diperbudak. Banyak orang diperbudak karena keyakinan lhooooo
Di era teknologi sekarang,ternyata masih banyak saudara2ku yg berpikiran seperti saudara vani(cewek/cowok?). Memaksakan sesuatu dengan ancaman kekerasan, memproklamirkan diri paling benar n paling suci.seolah di jidatnya sudah ada stempel ahli surga. Mengedepankan kekerasan walau harus menihilkan rasa kemanusiaan (peristiwa ahmadiyah dan syiah). Teriak..teriak..Allahu akbar…Allahu akbar..sambil merusak rumah, masjid (termasuk membakar Al-quran di dalamnya), menyiksa, membunuh…di luar batas2 seseorang yg mengaku beragama. Justifikasi seenak udelnya dewe, bahwa itu kafir, musrik, di laknat Allah, ahli neraka jahanam…seolah mereka itu wakil tuhan di dunia ini.
Menurutku,mereka itulah budak2 sebenarnya. Budak dari keyakinan, yg melihat kebenaran hanya dari sisi mereka sendiri.
Lihatlah Ustad2 para pendakwah di tv, yg justru mmepertontonkan gaya hidup hedonisme. Menjual pahala dan surga,padahal untuk mendatangkan mereka tidak GRATIS..!(catat), bahkan harus tawar menawar (kaya mo beli cabe).
Departemen yg paling korup, adalah departemen agama yg urusannya tiap hari gak lepas dari pahala, surga dan neraka, sampai Al-quran sendiri di korup.
Seorang pentolan partai Agama dgn slogan BERSIH, ternyata koruptor juga.
Ada ungkapan satir, di negara ini para koruptor sebagian besar bergelar haji..nah..?!!.
So, Mereka itulah nyata2 seorang munafik!, dengan balutan/topeng agama, justru digunakan u/memperdaya..
Hidup dengan kerangka berpikir seperti mas Judhi adalah sebuah pilihan, pun demikian juga dengan pilihan vani (cewek/cowok?) ataupun FPI dll, cuma yg membuat beda adalah seberapa manfaat pilihan mereka,yang berdampak besar bagi kebaikan, kemanusiaan, ketentraman dan kesejahteraan, karna pada dasarnya kita adalah saudara, ras manusia…
Ajaran Islam tidak menyukai perbudakan dan bahkan menganjurkan pembebasan budak. Akan tetapi Islam tidak melarang perbudakan, suatu aturan yang mungkin bisa memberikan guncangan besar sistem ekonomi dan sosial saat itu, suatu hal yang bisa menggagalkan prioritas utama Nabi, yaitu menyampaikan Islam. —> lebih kepada pembenaran, maklum jika semua bermula dari imajinasi, maka benar dan salah ukurannya pun imajinasi..hehehehe
@Gembala Sidang: saya pikir ini masalah prioritas saja.
Islam banyak memasukkan pembebasan budak sebagai cara bersyukur atau denda atas suatu pelanggaran. Islam juga menegaskan kesamaan kedudukan budak dengan manusia bebas dihadapan Tuhan.
Memang baru sebatas itu, tapi itu lompatan besar dibanding agama lain yg tidak menyentuh isu perbudakan, yang bisa diartikan bahwa agama lain tidak menganggap ada masalah dengan praktek perbudakan yang ada.
mas Judhianto,, anda adalah salah satu dari sekian bnyk orang yg mampu memegang teguh keyakinan anda…..
banyak muslim lainnya yg justru tidak mempunyai kemampuan untuk mempertahankan keyakinannya di jalan yg lurus,, mereka justru mengekor dari mulut ke mulut, dari buku- ke buku, tanpa mempunyai keteguhan sendiri di hatinya…..mereka hanya berjalan mengikuti petunjuk tanpa mau mencari tahu kemana petunjuk itu membawa mereka…
sukses terus mas Judhianto…..
anda bukan sekedar orang beragama tp juga beriman,
@Putra: terima kasih…
Saya setuju dengan Anda Bung Judhi. Hanya saja penafsiran Quran harus mengikuti perkembangan peradaban(standar moral) masyarakat. Kekonyolan aturan masa lalu mestinya masuk bagian apologi sejarah, bukan justru dipaksa-lestarikan hingga akhir zaman. Btw meski gak pernah dilarang agama manapun, perbudakan (khususnya budak seks) tetap gak sesuai standar moral zaman sekarang. ITU BIADAB! So, jalan tengahnya adalah ‘memelihara’ boneka seks dari jepang itu aja yaa.. hehe..
@Allie: terima kasih. Untuk bonekanya saya no comment 🙂
Maaf mas. Saya mau Tanya nih. TD untuk masalah perbudakan alquran Dan hadis di buang ke tong sampah karena mnrut mas biadab. Pdhal alquran itukan wahyu yg dtangnya Dr tuhan, klo menurut mas tuhan salah bikin aturan knp mas tuh mau nyembah tuhan?
@Awan: hukum adalah aturan untuk mengatur masyarakat. Masyarakat yang berbeda membutuhkan hukum yang berbeda pula. Masyarakat tidak akan pernah berhenti berkembang, oleh karena itu hukum selalu bersifat kondisional dan berkembang terus, sebagaimana masyarakat yang tidak pernah berhenti berkembang.
Hukum untuk masyarakat pra modern dipadang pasir tentunya tidak sesuai untuk masyarakat modern Indonesia di tanah yang subur ini.
Jadi menganggap bahwa ada hukum yang abadi dan sempurna untuk semua jaman dan masa adalah pendapat yang berlebihan.
Apakah dengan mempertahankan Qur’an dan Hadis sebagai hukum sepanjang jaman, kita hendak mengatakan bahwa Qur’an dan Hadis adalah sejajar dengan Allah yang abadi dan sempurna untuk semua jaman? Sirik itu 🙂
Saya setuju dengan pendapat penulis pada artikel tersebut. Menurut saya, dari sebagian besar komentator, termasuk yang mengaku berkomentar terlebih dahulu meminta petunjuk dari Allah, :). Berupaya berargumen mencari pembenaran untuk pemikirannya seolah atas petunjuk Allah…. Heran, masih berupaya membela sesuatu yang susah diterima hati nurani.
Agama tidak pernah bisa membuat orang menjadi baik. Tapi orang baik dengan agama apapun akan dapat dirasakan kebaikannya…
Pasti protes…
Jika memang benar agama bisa membuat orang baik… Maka tidak akan pernah ada berbagai persoalan didunia ini. Seperti korupsi atau lainnya. Kenyataannya??????? Kendati sebagian besar orang di dunia ini memeluk agama, ketika oknum pemeluk agama tersebut tidak baik maka niscaya ketidak baikan itu ada. Hal ini jelas menggambarkan bahwa agama tidak bisa membuat orang baik.
Pasti protes lagi…
Untuk merasakan kebaikan, setiap mahluk hidup dapat merasakannya melalui naluri. Termasuk binatang sekalipun… naluri mereka dapat merasakan kebaikan yang diberikan. Mereka dapat merasakan sentuhan kasih sayang melalui naluri.
Sementara, orang-orang yang beragama terkadang egois. Ketika sebuah aturan dibuat, baik melalui hadist atau kitab-kita diangap suci, seringkali membutakan hati dan nalurinya sendiri. Lalu berupaya mencari pembenaran melalui akalnya. Bukan kembali ke naluri dan hati nurani.
Sehingga, sebesar apapun kebenaran sering tidak mampu mereka terjemah. Kenapa?? Karena mereka telah dibutakan oleh agama. Yang dilakukan ya.. itu tadi, mencari pembenaran dengan berbagai dalil!!!!!!
Dimana pun, kapan pun, pada zaman apapun, secara naluri kemanusian termasuk kebintangan sekalipun, perbudakan itu tidak baik. Merampas kemerdekaan mahluk tuhan!!!!!…
Masih mau protes?????….
Jadilah budak, biar tahu rasanya jadi budak!!!!!… Jika anda tidak sanggup, berikan istri anda atau anak perempuan anda kepada “pemuka agama” atau “tokoh agama” (karena zaman sekarang sudah tidak ada lagi nabi) agar dijadikan budak. Biar nanti diberikan hak nya untuk mendapat “jatah” hubungan seks.
Pasti alasannya zaman sekarang sudah tidak ada perbudakan lagi. Atau memang garis keturunannya tidak termasuk dalam kategori budak. Hanya para nabi dan tuhan lah yang berhak menentukan mana yang layak jadi budak. dst… dst… (atau dengan alasan pembenaran lagi). SEBAL jadi nya huh!!!!!….
Pakai naluri!!! Pakai hati nurani mu!! kawan-kawan…
@Dedi Ariko: terima kasih.
Pakai naluri? nurani? pikiran?
Lah kebanyakan kita ditakut-takuti untuk pakai pikirannya sendiri. Para ustad berlomba untuk menghentikan manusia berpikir dengan pikirannya sendiri karena manusia itu tempat salah, dan kalau salah masuk neraka. Mereka menganjurkan pakailah Qur’an dan Hadis, yang tentu ditafsirkan ke masa kini melalui pikiran para ustad (yang terbatas dan beku)
Gitu ya mas??? Bagi saya, orang-orang yang mehalalkan perbudakan dimasa kini adalah keji. Jika tuhan pun mengkodrati salah satu mahluknya menjadi budak, jelas artinya telah berlawanan dengan sifatnya yang maha adil. Kita saja yang sebagai manusia yang keblinger, seolah udah bener dan sering kali merasa mulia dengan tindakan yang cenderung merampas hak yang lain. Membaca hadist dan membutakan hati terhadap kenyataan, walau berlawanan dengan hati nurani. Itulah kenapa kita diberi hati, akal, dan pikiran. Gunanya, untuk mencerna berbagai hal yang terjadi.
Para ustad sendiri seluruhnya, pakai katanya. Kata kitab. Hanya menyampaikan, tidak boleh ini, tidak boleh itu. Mereka kebanyakan mengaji, bukan mengkaji. Berpikir sedikit salah dan masuk neraka. Bisanya cuma itu. Di debat sedikit kita dianggap kafir dan ahli neraka. Sehingga, kebimbangan hanya terpendam dan dikubur dalam-dalam demi sorga. Berbeda cara berpikir dianggap menista agama. Hukumnya masuk neraka dan bantai masa. Seluruh hal yang ke arab-arab an dianggap istimewa.
Menurut saya: Kebenaran itu milik siapa saja dan bisa dirasakan siapa saja serta dimana saja. Bukan hanya milik suatu kaum atau golongan. Jadi apa yang kita lakukan benar maka terasa baik bagi siapa saja. Dan apapun yang kita lakukan salah maka juga dapat dirasakan oleh siapa saja. Dan menurut saya, sistem perbudakan itu sangat-sangat salah. Karena siapapun yang menjadi budak tidak suka dan tidak bisa menerimanya. Jadi jelas salah.
Siapa pun yang mendukung sistem perbudakan tersebut jelas bukan objek sebagai budak. Landasanya membenarkan sistem perbudakan hanya berdasarkan alqur’an dan hadist serta membutakan mata hatinya terhadap kebenaran. Sistem perbudakan jelas bukan rahmat bagi semua umat. Karena tidak ada satupun umat yang ingin dijadikan budak. Termasuk orang-orang yang dianggap kafir sekalipun.
Jujur.. untuk saat ini saya tidak berani memvonis salah satu umat tuhan adalah kafir. Walau dari golongan atau kaum mana pun. Karena kebenaran hakiki hanya milik tuhan. Manusia hanya bisanya beropini. Opini berdasarkan kerangka berpikirnya sendiri. Baru bisa membaca alqur’an dan hadist terkadang sudah berani beropini lalu menyalahkan yang lain. Lebih ironisnya lagi, berani memvonis dan menghukum yang lain.
Berbicara kebenaran terkadang mengerikan. Karena ketika berbeda akan dianggap kafir dan menista agama. Liat saja beberapa komentar diatas.. Ancaman penjara, amukan massa, FPI dan sebagainya.
Saya masih heran, sejauh ini masih ada yang menganggap sistem perbudakan itu benar. Walau melawan hati nurani. Walau yang mendukung sistem perbudakan itu sendiri tidak mau dijadikan budak!
@Dedi Ariko: kebenaran bisa milik siapa saja dan kita tak layak menilai orang lain. Saya setuju.
Ibaratnya bersekolah, semua manusia hanyalah murid. Sesama murid tak berhak mengisi rapor murid yang lain, yang berhak mengisi rapor cuma sang guru yaitu Tuhan. Berusahalah sebaik-baiknya tanpa perlu menyibukkan diri mengisi rapor orang lain…
Tdk ada manusia yg sempurna di dunia ini, nabi sekalipun tdk luput dari kesalahan 🙂
innalladzinakafaru sawauan alaihim anzartahum au alamtunzirhum la yukminun. khatamaallahu ala kulubihim wa sam’ihim laa yukminun.
izajaa akal munafikuna qalu innaka rasuullah . wallahu ya’lamu innaka larasuluhu . wallahu yasyhadu innal munafiquna laa kaazibun….. yahsabuna kulla shaihatin a’laihim . hummul a’duwu fahzrhu qatalahumullahu annayukfakuun …… al- baqarah dan al-munafikun
@Abdul: saya tidak mengerti tulisan anda.
Apakah anda sedang berperan sebagai Vicky Gotik dalam versi arab?
Atau ini cuplikan cerita porno dalam bahasa arab?
Tanda seseorang menguasai masalah adalah ia dapat menyampaikannya dengan bahasa sederhana.
Jika ia menggunakan bahasa rumit dan tidak dimengerti, ia tidak menguasai masalah atau mungkin ia bajingan yang sedang menutupi suatu kebusukan.
Abdul.. abdul..
Saya Setuju Dengan Mas Judhianto dan Dedi Ariko…
Saya Seorang Yang Awam Dalam Berbahasa Tetapi Saya sangat tertarik dan Mengerti Dari Apa Yang Di Sampaikan saudara2 sekalian, Puji Tuhan Saya Sangat Bersyukur Kepada tuhan Yang Maha Esa Karna Anugrah yang di berikannya kepada saya untuk dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak baik. Menurut Saya, Smua Agama dan Kitab Suci-Nya Adalah Pedoman hidup Kita selama kita hidup di dunia, agama2 tersebut Mengajarkan tentang sejarah, hal2 kebaikan, Kasih, Hikmat kebijaksanaan, dll. dimana setiap orang beragama dapat mengetahui dan melakukan mana yang Baik dan mana yang buruk, Mana yang harus kita contoh dan mana yang tidak perlu kita contoh, tergantung dari Iman dan Hikmat Manusia Beragama masing2..
Saya Sepenuhnya Menolak dengan adanya Perbudakan tentang apapun juga, Apa Lagi dengan pebudakan Sexual!, Saya juga tidak mau menjadi orang yang munafik, sok suci dsb, secara manusiawi pasti ada keinginan tentang hal tersebut (“kebutuhan Biologi!!”), tetapi Alangkah Baiknya kalau kita belajar untuk setia dengan 1 prinsip => “1 istri dan 2 anak”..hehehe “dulu, Bnyak Anak Banyak Rejeki, Tapi Sekarang Banyak Anak banyak pengeluaran!! Smuanya Serba mahal..hahay..
Saya juga kurang setuju dengan adanya Poligami, logikanya, Bertapa Sakitnya Hati seorang wanita yang mengetahui bahwa suaminya akan menikahi perempuan lain?!, Walaupun dengan alasan untuk menolong dan sebagainya! (no offense)
Sejujurnya, saya sedang mengerjakan tugas kuliah, di mana tugas makalah tersebut bejudul Zaman Perbudakan dan Zaman Raja – Raja, Hingga Pada Akhirnya saya menemukan https://www.nontondunia.net dengan membahas tentang Perbudakan, Dan pada akhinya saya tidak sempat mengerjakan Tugas kuliah Karna sudah larut malam karena terlalu asyik memahami dari seluruh artikel yang mas Judhianto buat, Sungguh menyakitkan karena tugas saya belum selesai tetapi sangat menyenangkan karena sya menemukan Web ini, dan Memahami dari seluruh isi Pembahasan tersebut..
Maju terus mas Judhianto…
Thanks…
Mohon Maaf Kalau Banyak salah2 Kata, Saya Bukan Seorang yang Ahli dalam berbahasa : )
@Ruffneckize: terima kasih…
Mohon baca Tafsir surat An-Nuur Ayat 33, di sana berbunyi:
Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan budak-budak yang kamu miliki yang memginginkan perjanjian, hendaklah kamu buat perjanjian dengan mereka[1036], jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebahagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu[1037]. Dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri mengingini kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan duniawi. Dan barangsiapa yang memaksa mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (kepada mereka) sesudah mereka dipaksa itu[1038].
Di sini jelas bahwa dalam Quran pun melarang adanya “budak Seks” untuk nafsu duniawi. Jadi, kepada kalian yang masih meragukan kebenaran hukum dalam Al-Quran, Tolong pelajari Al-Quran secara menyeluruh, Jika ada yang ditanyakan atau kurang sreg dengan logika atau akal, pelajari lagi, InsyaAllah, Allah akan menunjukkan jalan yang benar bagi mereka yang menginginkannya. Karena hanya Dia yang Maha Benar, Maha Mengetahui. Tidak ada sesuatu pun yang salah dari hukum yang dia berikan. Begitu pula Al-Quran dan Hadist.
Dan untuk cerita tentang Maria Al-Qabtiyya,Beliau ini salah satu Istri Nabi. Beliau ini sebelumnya adalah pelayan raja mesir yang diberikan kepada Nabi muhammad beserta beberapa pemberian yang lainnya. Jadi di bilang budak tidak cocok.
Mohon agar mengkonfirmasi artikel anda tentang ini. Memang banyak berita miring tentang berita ini. Tapi saya mohon untuk benar-benar mencari informasi terkait ini. Berita ini banyak diberitakan dan membuat nama Rasulullah menjadi tidak baik. Jika anda muslim, percayalah bahwa Allah telah mengutus Rasulullah (Manusia terpuji dan paling baik akhlaknya) untuk memberi contoh yang baik kepada kita. bukan yang buruk.
@Zia Saniel: anda “menafsirkan” An-Nuur Ayat 33 sebagai dasar pelarangan budak seks, sedangkan saya “mengutip langsung” Al-Mukminuun: 5-7 dan An-Nisaa’:24 yang membolehkan menggauli budak tanpa nikah. Mestinya anda lebih paham bahwa “mengutip langsung” lebih memiliki bobot daripada “menafsirkan”.
Tentang Maria Al-Qabtiyya sebagai budak hadiah Raja Mesir, anda bisa membacanya di buku Sirah Ibnu Ishaq, mohon anda bisa menyebutkan sumber sejarah yang menyatakan Maria adalah pembantu.
Kisah Maria sebagai pembantu, juga menimbulkan kejanggalan. Tentunya ada perbedaan besar antara pembantu dan budak. Pembantu adalah pekerja yang dibayar dan memiliki kebebasan, sedangkan budak adalah setara hak milik. Tentunya aneh jika seorang yang memiliki kebebasan dikirim sebagai hadiah bersamaan dengan berbagai hadiah..
Hal lain yang menguatkan praktek budak seks ini adalah istana harem para khalifah.
Praktek ini berlangsung dalam pemerintahan khilafah yang diatur menggunakan syariah, tentu aneh jika para fukaha dan mutjadid besar yang hidup dimasa itu tidak mengeluarkan protes pada praktek ini bila itu terlarang menurut syariah.
Jika praktek budak seks ini melanggar syariah, mohon tunjukkan fatwa para fuqoha yang melarang hal ini, toh mereka hidup di era yang sama…
Keblinger Judhianto ini , walaupun bagaimana pintarnya kita semua menjawab atau adu pendapat, tidak akan meluluhkan hati dan meluruskan pikirannya.Mau nya Agama yang baik sesuai menurut dia bukan menurut Tuhan.Mungkin komentar saya akan dibalas juga dengan pemahaman nya dia, pemamahaman mu adalah pemahamanmu pemahaman ku adalah pemahaman kaum salaf dari para sahabat, tabi’in, tabit at tabi’in.InsyaAllah.Terserah apa pendapat Anda.
Lebih baik saya jawab dengan firman-firman Allah Azza Wa Jalla
26. Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu[33]. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: “Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?.” Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah[34], dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik, Asbabun nuzul
(Al-Baqarah, 26)
48. Sesungguhnya telah diwahyukan kepada kami bahwa siksa itu (ditimpakan) atas orang-orang yang mendustakan[922] dan berpaling[923].
[922]. Maksudnya: mendustakan ajaran-ajaran dan petunjuk-petunjuk yang dibawa oleh rasul.
[923]. Maksudnya: tidak memperdulikan ajaran dan petunjuk-petunjuk rasul.
(Thaha, 48)
17. Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.
(Al-Kahfi, 17)
Hanya Allah-lah yang dapat memberi taufik kepada hamba-Nya untuk beriman
56. Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.
(Al Qashash, 56)
23. Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya[1384] dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?
[1384]. Maksudnya Tuhan membiarkan orang itu sesat, karena Allah telah mengetahui bahwa dia tidak menerima petunjuk-petunjuk yang diberikan kepadanya.
(Al Jaatsiyah, 23)
Dan yang terakhir …
57. Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya lalu dia berpaling dari padanya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka, (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan pula) sumbatan di telinga mereka; dan kendatipun kamu menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk selama-lamanya.
(Al Kahfi, 57)
Wallahu A’lam Bishowwab
@IwanBlog: terima kasih telah berkomentar, walau kapasitas anda belum sampai untuk memberikan argumen tentang tulisan saya. Mengomentari saya ya silakan.. 🙂
hayu…hayu…Rahayu..
http://hizbut-tahrir.or.id/2009/02/12/konsepsi-islam-tentang-budak-dan-sistem-perbudakan/
baca mas … gak dibaca gak apa2 … bagus kok untuk memperkaya ilmu.
@MbahJenggot: terima kasih untuk linknya.
Saya kutip bagian akhir dari tulisan hizbut tahrir:
“Ini semua menunjukkan bahwa Islam melarang dan menghapuskan perbudakan yang terjadi di tengah-tengah manusia untuk selama-lamanya.”
Ada yang sama antara saya dan kesimpulan hizbut tahrir: bahwa perbudakan harus dilarang.
Tapi ada perbedaan tajam antara saya dan hizbut tahrir mengenai praktek perbudakan (bahkan perbudakan seks) yang memang terjadi di sejarah Islam.
Bagi saya, Islam dengan jelas memberi dukungan terhadap praktek perbudakan (termasuk untuk seks). Dukungan itu adalah:
Dua contoh diatas berada pada dua tingkat tertinggi hukum Islam yaitu tingkat Qur’an dan Sunnah Nabi. Dua tingkatan hukum yang tinggi itu tidak bisa dibatalkan oleh tingkat yang lebih rendah seperti ijtihad ulama.
Bagi saya perbudakan apalagi untuk keperluan seks jelas sangat merendahkan manusia dan karena hukum Islam mendukung praktek ini, maka saya tidak melihat perlunya menggunakan hukum Islam. Hukum sekuler modern jauh lebih beradab dari hukum primitif Islam.
Bagi hizbut tahrir, mereka menentang perbudakan, akan tetapi tidak mampu menunjukkan bahwa sikap mereka mempunyai landasan dari hukum Islam.
Untuk mengambil sikap menentang perbudakan, mereka melakukan akrobatik logika dan penyembunyian fakta tentang praktek ini.
Hizbut tahrir menunjukkan hanya fakta-fakta yang menunjukkan bahwa pada berbagai kesempatan yang memungkinkan terjadi perbudakan, pemimpin islam tidak melakukannya (misalnya di perang Hunain). Sedangkan fakta bahwa nabi melakukan perbudakan seks, sahabat melakukan perbudakan seks dan para khalifah melakukan perbudakan seks tidak ditampilkan. Mereka juga tidak bisa menunjukkan ayat yang dengan jelas melarang perbudakan sebagai pembatal 2 ayat yang jelas mendukung perbudakan, padahal hukum selevel Qur’an tidak bisa dibatalkan hanya oleh hasil penafsiran.
Alquran itu kitab suci umat islam yg di turunkan alloh melalui nabi muhamad saw untk umatnya,alquran dn hadist tdk mungkin berubah mengikuti perkembangan zaman, dari sudut pandang islam zaman lah yg harus mengikuti alquran dn hadist.(salah satu rukun iman,iman kepada alquran dn hadist), iman berarti percaya dn mengamalkan,alloh yg menciptakan alquran dn alloh lebih mengetahui apa yg tidak d ketahui umatnya.
@Towvix: saya coba rangkum pikiran anda
Astaga betapa menyedihkannya menjadi Muslim dengan cara anda!..
Silakan saja buang komputer anda, itu bid’ah, itu buatan orang kafir..
Silakan saja naik onta, karena mobil itu hal baru, itu bid’ah, itu buatan orang kafir..
Silakan saja pakai baju gamis (bagi saya mirip daster), jangan pakai kemeja, itu menyerupai orang kafir…
Silakan saja pakai siwak, jangan pakai sikat gigi..
Bagi saya kehidupan manusia sangat kaya, banyak aspek didalamnya. Ada cinta, kehidupan sosial, pencapaian teknologi, harapan, pengembangan diri, berbagi dan sebagainya.
Hidup manusia terlalu kompleks untuk diatur hanya oleh agama.
Bagi saya agama hanya merupakan salah satu sumber inspirasi saja – tak lebih.
Agama tak tahu apa-apa tentang matematika, komputer, cara kerja telpon, cara kerja listrik PLN, cara menyetir mobil dan segala macam cara kita menghadapi hidup sehari-hari kita.
Menyerahkan hidup bulat-bulat pada teks agama yang muncul 1400 tahun yang lalu? bagi saya itu bodoh…
Memang kita ini berada dalam satu alur kejadian besar, suatu kejadian akan menentukan kejadian yang lain jadi ada dua kemungkinan apakah kita sudah ditentukan jalan kehidupan kita atau jalan hidup kita merupakan pilihan hidup kita.namun tidak bisa lepas dari kejadian lain, karena kita hanya berada dalam satu kerangka peristiwa maha besar.
jadi kita harus bagaimana ini skrng? punya budak seks untuk diperistri ato punya istri untuk jadi budak seks?
@Fahri: he he.. kalau untuk hubungan yang sehat tentu gak perlu ada istilah memperbudak atas nama apapun (agama, cinta, pengabdian), sudah gak jamannya.
Nah itu dia jawabannya……sudah gak jamannya.
contoh artikel dg dasar otak pribadi dan nafsu serakah otak pribadi,merasa otak segala galanya
@Si Doel: trims, saya tunggu komentarnya
Salam_ Diskusi yg sangat menarik dan mencerahkan ^_^ .. akhirnya selesai juga sy baca.. sy mendapat link ini dari teman yg mempermasalahkan tulisan2 Sdr. Judhianto yg boleh sy juluki “sang Pencari Kebenaran” berdasarkan Akal logika. Sdr. Judhianto terus terang sy suka cara berpikir anda agak mirip dgn saya..hehe. Sy yakin anda shalat atau beragama Islam berdasarkan pemahaman yg cukup tidak membebek. Sy juga tidak sepakat dgn adanya “Perbudakan versix Judhianto” . Kupikir semua yg komentar disini jg tidak menyukai perbudakan !! Islam tidak menyukai Perbudakan dan Nabi Muhammad SAW hadir menyudahi prilaku perbudakan (jahiliah arab) dgn memerdekakannya. Lantas apa yg dipermasalahkan? QS. Annisa 24 dan Al Mukminun 5-7 mohon dibaca ulang lgy agar mendapat rahmat dlm menerjemahkanx.. Baca kembali surat An Nuur (Jawabax ada di Surat itu) agar anda senantiasa brcahaya dlm menyampaikan pendapat..
Kemampuan logika atau kemampuan menggunakan akal pikiran adalah kelebihan yang dikaruniakan Allah maka pergunakan sebaik2nya gunakan pula AQaL QaLbu anda dalam menjawab sesuatu yg dianggap tidak masuk aqal dlm wilayah pikiran.
Didalam benak sy . Anda adalah malaikat yg sedang menyamar #seolah-olah agar Umat Manusia bisa mempertanggungjawabkan kelakuannya didunia berdasarkan kesadaran/pencerahan diri bukan krn dogma2 pendahulu.
Lanjutkan Tulisan Anda dgn pikiran dan hati yg bersih …
SalamPencariKebenaran ^_^
Tulisan anda bagus mas Judhi, Saya setuju dgn Statement anda tentang perbudakan, tapi ada 1 salahnya, perbudakan itu diperbolehkan selama pada zaman khilafah, artinya karna negara kita bukan negara khilafah maka hal itu diharamkan, bukankah ada juga perintah “Sami’na wa ato’na” jadi peraturan negara adalah yg paling utama, karna disini ada pandangan sosial masyarakat, jadi yang seharusnya boleh, jadi sesuatu hal yang keji.. dan perbudakan jadi haram, mungkin anda juga sependapat dgn saya..
saya tidak ingin mengusik tentang kepercayaan anda, mulai dari agama, kepercayaan, dsb.. cuma saya ingin memberi saran.. Postingan anda ini semuanya berisi tentang salah satu aturan islam dan anda sangat memperjuangkannya, alangkah baiknya anda sepenuhnya dalam memperjuangkan Quran&Hadis yg anda perjuangkan, Tentang Pacaran, atau pun segala sesuatu hubungan pria-wanita yg ironisnya sekarang ini dianggap wajar(zina).. malah mereka menentang tentang hal yg diperbolehkan alQur’an&hadis seperti perbudakan ini. saya menilai anda objektif, anda menjunjung aturan islam, tapi disisi lain anda tidak sepenuhnya beriman dengan islam, bagaimanapun itu proses anda untuk berusaha sepenuhnya Yakin tentang Islam.. bagaimanapun itu proses belajar anda tentang islam, mudah2an kita diberi pemahaman sepenuhnya tentang islam dan diberi Hidayah oleh Allah SWT. Amin
@Anonymeous: terima kasih, tapi komentar anda mengundang pertanyaan lebih lanjut:
–> tak ada satupun aturan Qur’an yang mengatakan khilafah sebagai syarat suatu hukum
–> jadi salah menempatkannya dalam konteks tunduk pada peraturan negara
Tdk ada manusia satu pun yg sempurna di dunia ini. Nabi sekalipun tdk luput dari kekhilafan 🙂
untuk zaman sekarang aku pikir ga ada yg nama nya budak.
budak seks yg dimaksud adalah sinonim dari wanita pekerja seks namun beda nya :
1. Budak seks menjual diri untuk dinikahi oleh satu orang laki-laki.
2. sedangkan pelacur menjual diri untuk dikawini banyak laki-laki. atau
mucikari menjual pelacur untuk dikawini banyak laki-laki.
anda boleh tidak setuju karena anda bukan bagian dari mereka,
tapi kenyataan nya ada wanita yang menjual dirinya sendiri dgn berbagai sebab.
ada juga yg rela menyerahkan dirinya secara cuma-cuma walau hanya dengan pacaran.
aku pikir memelihara budak seks/pekerja seks/selir dengan cara menikahi nya adalah cara yg lebih bagus dan bertanggung jawab. tentu jaman sekarang ada hak dan kewajiban bukan?
itu lebih bagus daripada mengadakan lokalisasi untuk para psk yg d sentuh banyak lelaki setiap harinya dan menyebabkan penyebaran AIDS meningkat.
tetapi hal ini masih sulit diwujudkan di Indonesia karena berbeda budaya dan hukum negara.
ya hanya pendapat manusia, wallahu alam.
@Muhammad Rifani: pelacur sangat beda dengan budak seks, perbedaan itu adalah:
Perbudakan yang didalamnya termasuk budak seks adalah legal dalam hukum syariah, tertulis dalam Qur’an. Selama umat Islam hendak menegakkan hukum syariah apa adanya sebagaimana era Nabi dan tidak memodifikasinya, maka perbudakan seks adalah legal.
Mungkin banyak yang berpendapat bahwa walaupun legal, namun perbudakan seks hanya dilakukan oleh orang-orang dengan pribadi yang tercela saja. Jangan salah!, Khalifah Ali bin Abi Thalib yang termasuk diantara para khalifah yang hidup zuhud, pada saat meninggal, meninggalkan 4 istri dan 19 selir (budak seks). Tokoh lainnya adalah Harun Al-Rashid mempunyai sekitar 2000 selir, Yazid bin Muawiyah mempunyai 3000 selir.
Khilafah Islam sampai dengan saat runtuhnya ditahun 1924 tidak pernah melarang praktek perbudakan (juga budak seks), negara-negara Arab yang menggunakan syariah Islam melarang perbudakan karena desakan dunia internasional (sekuler) yang melarang berdasarkan deklarasi universal HAM th 1948. Arab Saudi dan Yaman baru melarang perbudakan pada tahun 1962.
Dalam prakteknya perbudakan masih ditemui di Mauritania yang memakai hukum syariah dan dipraktekkan dalam perang Sudan Utara melawan Selatan (1972-1983), dimana Sudan Utara yang Islam dan hendak memformalkan syariah Islam memperlakukan tawanan perang dari Sudan Selatan yang Kristen sebagai budak. Saat ini Sudan Selatan berdiri sebagai negara terpisah sejak tahun 2011.
Jadi apakah perbudakan (termasuk budak seks) tidak akan pernah ada di Indonesia? belum tentu. Manakala klub pecinta negara syariah bisa menguasai Indonesia, maka satu persatu hukum syariah pasti akan diterapkan, dan jika secara politik sudah sangat kuat dan tak tergantung dunia luar, bisa jadi perbudakan dihidupkan kembali atas nama kembali ke syariah secara kaffah. Hukum Allah lebih penting daripada PBB dan opini dunia.
Seandainya perbudakan seks itu diperbolehkan namun di atur oleh suatu negara sebagaimana aturan pelacuran di luar negeri bukankah itu lebih baik daripada pelacuran?
dia berkewajiban melayani tuan,
tapi dia berhak menuntut hak dia. seperti tempat tinggal, pakaian, makanan, uang jajan uang hidup, perlindungan dll. sebagaimana Istri, nama nya juga nikah. tapi beda prioritas dengan Istri utama.
dan jaman sekarang tidak ada yg namanya budak tawanan perang terkhusus di Indonesia, aku lebih suka mengartikan budak seks itu PSK. tetapi berbeda cara kerja nya.
aku tidak mempermasalahkan tentang yg terjadi di daerah timur tengah memang di sana sedang terjadi kekacauan,
aku hanya bicara tentang solusi “cegah zina”.
dan budak seks lebiih tepatnya untuk anak muda yg baru baligh hingga umur 25thn (dewasa dan matang untuk membina rumah tangga).
karena pada umur 14-25thn para pemuda itu berkelana dan sering kali menghancurkan kehormatan para gadis karena tidak ada nya penyaluran, dan gadis yg sudah tersentuh tingkat keinginan berhubungan biologis itu meningkat seperti seorang janda. dan pada akhirnya pergaulan bebas itu sangat sulit untuk dibendung, sebab dari 2/3 pemuda itu sulit dicegah dan merusak moral bangsa.
dan kita tidak bisa menutup mata. Inilah yg sedang terjadi di Indonesia.
kesimpulan nya :
dengan cara membeli pelacur yg masih sehat atau janda atau wanita yg membutuhkan perlindungan dengan di atur oleh negara dengan sebaik-baik aturan itu akan memiliki banyak manfaat, diantaranya :
1. Banyak pemuda yg akan stabil
2. Tingkat hilangnya keperawanan gadis belia akan berkurang
3. pelacuran dan pergaulan bebas akan berkurang.
Insya Allah itu adalah cara yg bagus. wallahu alam…
@Muhammad Rifani: ada hal prinsip yang harus kita tolak mengenai perbudakan:
Dengan alasan apapun, perbudakan harus dihapuskan. Perbudakan itu kejam dan biadab. Bila anda punya anak atau saudara perempuan, tidakkah anda bisa bayangkan perasaannya diperlakukan sebagai barang saja?
Tentang moral, sepertinya moral yang anda maksud hanyalah moral aturan agama yang kebanyakan hanya bicara tentang selangkangan saja.
Bagi saya jika seorang laki-laki dan wanita berhubungan seks atas dasar suka-sama-suka walau diluar perkawinan asal mengerti dan menanggung konsekwensinya, akan jauh lebih bermoral daripada seorang laki-laki berhubungan seks dengan budak yang dibelinya untuk keperluan seks.
Ali bin Abi Thalib dengan 19 selirnya, Harun Al-Rashid dengan 2000 selirnya atau semua khalifah-khalifah dengan ribuan selirnya itu mungkin seorang yang bermoral diukur pada jamannya, namun bagi saya jika mereka hidup dijaman modern ini, saya tidak ragu untuk menganggapnya bajingan penjahat kelamin yang patut dihukum atas perilaku seksualnya.
Saya rasa dorongan eksplorasi seksual dimasa remaja adalah alami, dan tidak semua orang mampu menahannya. Dimasa lalu memang akan menjadi masalah karena seks berarti hamil, dan para remaja secara emosional dan finansial belum dapat dipercaya untuk mengasuh bayi mereka. Di masa lalu mungkin ada budak wanita yang bisa dibeli untuk dijadikan penyalur nafsu, namun di masa kini, ada kontrasepsi yang bisa mencegah masalah tersebut.
Saya menganggap moral yang rusak adalah ketika seseorang tidak merasa bersalah saat menindas orang lain, mengambil sesuatu yang bukan miliknya, menyalahgunakan amanah yang diembannya (korupsi misalnya) dibandingkan dengan sepasang remaja yang melakukan hubungan seksual suka-sama-suka memakai kontrasepsi walaupun keduanya belum menikah.
Bagi saya pendidikan agama yang berhasil adalah yang mampu menahan para remaja dari hubungan seksual, bukan memfasilitasi para pemuda untuk berhubungan seks dengan cara membeli budak wanita untuk keperluan seksual.
Saya tidak menyarankan seks suka-sama-suka diluar nikah, akan tetapi secara realitas kita memang menghadapi masalah ini di kehidupan nyata dan harus mengatasinya dengan cara yang nyata, bukan khotbah omong-kosong.
Ok, aku minta maaf mungkin kata-kata ku kurang bisa difahami. dan aku mengerti kamu belum bisa menalar tulisan saya.
maaf, aku tidak tahu yg dimaksud politisi tsb dgn kata “budak seks”. tetapi, maksud tulisan ku. aku mengganggap kata “budak” di situ bukanlah arti sesungguhnya, bukan budak yg ditindas, bukan budak yg dianiaya, bukan tawanan perang, melainkan sinonim atau kata lain dari wanita yg membutuhkan perlindungan (ekonomi, harga diri, dll).
sebagai contoh pelacur yg masih sehat lalu lontang lantung mencari pelanggan hanya demi sesuap nasi dan tidak menghiraukan harga diri,
Lebih baik dilamar, diajak nikah, dinikahkan kepada anak yg masih bujangan agar ia terhindar dari zina, tentunya dengan cara solusi win win. kalau tidak mau ya sudah cari wanita lain yg mau.
tidak ada pemaksaan, tidak ada penindasan. tidak ada tawanan perang.
kebaikan dari wanita tadi jika menerima lamaran, antara lain :
1. hidupnya terjamin
2. derajat nya terangkat
3. pahala yangg didapat
4. kebutuhan biologis cara yg tepat.
kebaikan dari pemuda tadi :
1. mencegah zina
2. kebutuhan biologis dgn cara yg tepat
3. pahala yg di dapat
4. dll.
jika keluarga pemuda tadi tidak mampu ya puasa, jgn berzina.
saya rasa tulisan saya sudah cukup jelas, jika anda masih belum mengerti dan mengulang-ulang komentar yg tidak nyambung dengan komentar saya. anda harus periksa niat anda dalam hati anda. dan saya bertanya niat anda itu apa?
1. mencari solusi dari zina? atau
2. menghalalkan hubungan di luar nikah, menghalalkan pelacuran, mengharamkan nikah?
Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum tanpa mereka sendiri yg berusaha merubahnya.
jika anda memilih no.2 maka seribu penjelasan yg saya berikan tidak akan masuk. bagai menuang air kedalam cangkir yg penuh.
semoga anda dapat mengerti. makasih dan mohon maaf karena sesungguhnya aku juga manusia yg banyak memiliki kesalahan.
Atau gini, bahasa simpel nya yg mungkin gampang dimengerti.
Nikah sirih atau Nikah Resmi dengan WTS / wanita yg membutuhkan perlindungan.
dengan niat untuk menjaga kemaluan. dan jika suatu saat nanti si pemuda tadi menemukan pujaan hati untuk mencari keturunan maka selir tadi harus rela diPoligami dan menjadi nomer 2..
Apakah anda setuju dengan cara itu untuk menjaga kemaluan atau zina/pergaulan bebas?
jika anda memilih pergaulan bebas, ya sudahlah… berarti anda senang Indonesia seperti ini adanya, keperawanan sangat sulit dicari. pelacuran di sana sini, tingkat penyebaran AIDS tetap tinggi, dosa tiap hari, neraka pun menanti. dll..
@Muhammad Rifani: sebelum menanggapi komentar anda, saya ingatkan bahwa fokus tulisan ini adalah tentang perbudakan seks yang mempunyai dasar yang kuat dalam syariah Islam, anda menggesernya ke topik pelacuran.
Untuk fokus utama tersebut, pendapat saya jelas: perbudakan yang didukung Syariah Islam jelas tidak menghargai manusia sebagaimana mestinya, dan saya menolaknya.
ok. aku minta maaf mungkin komentar ku out of topic. dan aku ngerti maksud kamu tidak setuju perbudakan seperti dalam dongeng jaman dulu.
aku hanya berfikir kata “budak seks” di situ bukanlah arti sesungguhnya, melainkan hanya kiasan. mungkin juga aku yang salah mengartikannya.
salah hilaf mohon maaf. salam 🙂
menambahkan kenapa jadi komentar ku seperti di atas, sebabnya :
saya berfikir, mana ada lho hari gini budak hasil rampasan… yg ada budak arti kiasan saja.
dalam “khayalan” ku ttg menafsirkan kata “budak seks”. bukanlah budak dari hasil rampasan, penculikan, penindasan, dll.
imajinasi ku menggambarkan seperti sebuah lembaga (mucikari) penyalur dan penampung budak seks tsb, jadi wanita tadi datang dengan merdeka atas keinginan sendiri, dan bersedia nikah dan melayani tuan nya sesuai dengan upah nya. paling tidak nafkah setiap hari. dan disalurkan kepada mereka yg berhajat dan mampu. kurang lebih seperti itu…
jadi bukan mereka yg d rampas hak nya, bukan mereka yg d culik, dll.
maaf kalau salah
@Muhammad Rifani: mengenai pendapat anda tentang pelacuran, mencegah zina, nikah siri, atau mengangkat derajat pelacur; saya tertarik untuk menyampaikan pendapat saya:
Pernikahan bagi saya:
Mencegah zina pada remaja:
Mencegah pelacuran:
Bismillah,
Benar anda termasuk orang yg berpikir logis? tolong beritahu saya, tulisan saya yang mana yang tidak logis, dan tunjukkan menurut anda yang logis. Insya Allah, tulisan saya tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits, jika menyimpang silahkan tegor secara halus.
ok, aku menghargai pendapat anda. ada banyak jalan menuju roma. tinggal jalan mana yang paling baik. prioritas mana yg diutamakan. jika pilihan nya seperti pendapat kamu yaitu persis yg sedang terjadi di negara Indonesia, maka aku memilih tetap puasa hingga menemukan jodoh, karena aku muslim dan masih bujangan dan masih berpuasa.
tetapi menurut saya jika negara melegalkan pendapat saya maka tidak bertentangan dengan agama saya (kecuali kawin kontrak bagi kami golongan sunni). dan masyarakat lebih sehat dan lebih manusiawi daripada hewan.
bismillah
dan saya coba mengomentari pendapat anda satu persatu :
1. Saya setuju prinsip pernikahan itu dilandasi dengan cinta dan kepercayaan. tetapi cinta dan kepercayaan itu bisa pudar, maka dari itu cintailah suami dan istrimu Karena Allah, karena Allah yg memerintahkan untuk mencintai dan percaya. dan itu hukum nya “wajib”, bagi orang yg “beriman”. letakkanlah Allah diatas dari cinta pada sesama manusia. jika ia sudah menjadi suami istri, walaupun misal yg tadinya tidak cinta maka wajib untuk mencintai karena Allah yg memerintahkan. jika tidak apalagi sampai cerai maka hukumnya makruh (dibenci Allah dan Rasulnya).
2. dan untuk menemukan seseorang yang tepat bagi kebanyakan pemuda itu memerlukan proses, dan selama proses itu aku harus puasa, sedangkan aku laki-laki dan memiliki hasrat sangat tinggi, sampai kadang-kadang terbawa mimpi, dan sejelek-jelek pilihan itu adalah onani, maka jauhi…!
dan sedangkan kebanyakan gadis, sejauh yg ku ketahui, selama ia belum pernah tersentuh oleh laki-laki, dia bisa dengan mudah menahan hingga ia menikah kelak nanti. itulah kelebihan wanita. asalkan dengan syarat tidak ada laki-laki yg mencoba merayu dan meluluhkan hatinya untuk melakukan diluar nikah. jika ia sudah tersentuh tanpa ada ikatan, maka menangislah bumi ini.
3. Ia benar, itu adalah salah satu alasan kenapa agama menyuruh nikah, karena nikah adalah transaksi hukum yang memiliki konsekwensi dan tanggung jawab, sangat berbeda dengan zina. jika negara mau membuka mata dan mengatur dengan sebaik-baik aturan tentang pernikahan maka tidak ada lagi istilah “Nikah Siri” dan wanita tidak akan lagi menjadi korban seperti “Korban Zina”. jelas? kalau belum paham renungi lagi tulisan saya dari kemaren sampai ini.
4. well, bicara perasaan, suka atau tidak suka, mau atau tidak mau semua relatif dan semua memiliki alasan masing-masing, sebagaimana pendapat anda begitu dan pendapat saya begini, ada yg mau melacur ada yg tidak, ada yg mau jadi budak seks ada yg tidak, ada yg normal ada yg banci, ada yg beriman ada yg kafir, dsb. manusia itu banyak dan memang banyak ragam, dan ini sebenarnya wewenang pemerintah yg ingin membawa kemana arah negara ini, prioritas mana yg ingin diutamakan. dan jika anda bertanya apakah ada yg mau dipoligami? saya jawab ada, masa? anda mungkin tidak percaya tapi nyatanya ada walaupun tidak semua orang. kenapa? mereka memiliki alasan tersendiri dalam menjalani hidup mereka. apalagi terhadap misal budak seks, sesuatu kesepakatan awal tanpa ada dusta. calon istri utama akan lebih mudah memahami karena asal muasal kebutuhan itu alami dan sulit dihalangi.
jika anda tidak suka, dan menyalahkan perasaan mereka sedangkan mereka nyaman dan tidak melanggar aturan negara dan agama, maka anda yg hilaf.
tetapi jika anda tidak suka terhadap korupsi, walaupun koruptor nyaman tetapi melanggar aturan negara dan agama, maka anda di jalan yg benar.
yg benar menurut siapa? sebaik-baik jalan adalah jalan yg memiliki banyak manfaat dan sedikit mudharat. Allah sudah memberi petunjuk dalam kitab.
5. Bukan jalan yg baik, Insya Allah kamu akan mengerti. onani itu memiliki dampak negatif, diantaranya keharmonisan rumah tangga. dan Nabi tidak menganjurkannya.
pelacuran.
ini masih tentang “istilah” budak seks, jika itu terwujud maka akan memiliki dampak positif diantara nya mengurangi pelacuran.
coba bayangkan :
– Ada tawaran menikah (dianjurkan seumur hidup) dengan seorang pemuda yang mampu (sendiri/orang tua) walaupun statusnya Istri Selir (budak seks), dan mungkin akan jadi no.2 dikemudian hari, dan mungkin tidak diijinkan memiliki keturunan darinya, tidak mendapat hak waris (bisa d tinjau ulang melalui agama), tetapi dijanjikan hidup yang layak, diberi nafkah, tempat tinggal atau serumah, makanan, dsb. bayangkan… maka akan banyak pelacur yang menerima tawaran ini, walaupun tidak semua, tetapi sangat membantu mengurangi pelacuran, dan tidak menutup kemungkinan janda dan perawan akan ikut menerima tawaran seperti ini.
– Pendidikan? banyak wanita dan pria yg berpendidikan masih melakukan zina dan pelacuran. ini kenyataan, bahkan Agama kurang apa? Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka.
penutup :
* Dengan Bismillah, bukalah mata, lihatlah segalanya dalam bentuk sejatinya. ini masalah yg nyata, setiap masalah ada solusinya, kita bebas memilih dengan pilihan yg ada. Al-Qur’an dan Hadits sudah menjawabnya, hanya saja kita perlu memahaminya. tetaplah berada dijalannya, jika tak bisa berpahala, setidaknya jangan menambah dosa, teguhkanlah iman kepada Allah dan Rasulnya, teruslah berusaha dan berdo’a, kepada-Nya jualah kita pada Akhirnya.
Wallahu alam bishawab, mohon maaf, semoga kita semua dapat rahmat dan hidayat. aamiin wassalam.
Aku kelupaan menulis ini (aku banyak hilaf kok) hehe…
ini bukan sesuatu yg wajib, melainkan alternatif, yg lebih utama adalah menikahlah, cukup satu orang yg kamu suka dan berbahagialah…
@Muhammad Rifani: saya tidak pernah melabeli diri saya dengan “selalu berpikir logis”, gak tahu saya darimana anda menemukan saya memakai label itu 🙂
Mengatasi Zina
Saya senang anda mengatasi dorongan seksual yang kuat dengan puasa dan menjauhi onani. Anda pemuda tangguh yang bisa menetapkan standar pribadi yang tinggi, saya senang.
Namun bisakah anda memaksakan standar anda untuk semua pemuda? tentu tidak. Buka mata, baca berita dan perhatikan disekeliling anda! ada banyak kasus hamil diluar nikah, putus sekolah, aborsi, bayi yang dibuang, bayi yang terlantar, pernikahan karena keburu hamil, bunuh diri dan bahkan pembunuhan karena takut ketahuan
Kenapa bisa terjadi? karena hidup tidak selalu berjalan sesuai rencana.
Bila anda seorang jendral, dan hidup anda adalah peperangan, maka jendral yang baik tidak hanya menyediakan satu masterplan. Jika standar hidup anda adalah plan A, bila itu tak tercapai anda sudah harus menyiapkan plan B, bila gagal lagi harus ada plan C. Perang tidak boleh kalah hanya karena kita tak mengatisipasi hal yang mungkin terjadi
Apakah Islam punya plan B? punya.. dan plan B Islam adalah seperti yang ditawarkan politisi Kuwait: pelihara budak seks!
Tapi plan B Islam mempunyai cacat yang tak mungkin lagi bisa kita terima, yaitu:
Apa yang saya sampaikan hanyalah jalan keluar jika plan A – standard anda – tidak tercapai. Itu sama sekali bukan anjuran atau dorongan, akan tetapi berpijak kepada realitas hidup di bumi ini, bahwa kita tidak bisa memaksa semua orang untuk berhasil di plan A. Jika mereka gagal di plan A, mereka masih bisa menggunakan plan B. Menggunakan kontrasepsi agar tidak hamil jauh lebih kecil mudharat-nya daripada menyaksikan seorang gadis harus putus sekolah atau bahkan bunuh diri karena hamil. Mengenai dosa? silakan itu ditanggung sendiri pelakunya, yang jelas perangnya (masa depannya) yang masih panjang masih bisa diselamatkan.
Oh ya, saya tidak pernah menganggap pendapat anda bertentangan dengan Qur’an dan Hadis, karena dalil agama adalah semacam pasal karet yang bisa anda tarik kemanapun anda mau.
Anda bisa menggunakan dalil agama untuk membenarkan pembunuhan yang dilakukan teroris macam Osama – dalil yang mereka ajukan valid.
Anda bisa menggunakan dalil agama untuk mendukung toleransi dan penghargaan tinggi kepada yang berbeda seperti Ulil dengan JIL-nya – dalil yang mereka ajukan valid.
Anda bisa menggunakan dalil agama untuk membenarkan korupsi yang dilakukan presiden PKS sebagai ghanimah – kader-kader militannya pasti bisa tunjukkan dalilnya.
Apa artinya? Islam itu cuma justifikasi.
Anda baik dan mau mencari dalilnya, pasti dapat!
Anda busuk dan mau mencari dalilnya, pasti dapat!
Semakin canggih penguasaan dalil anda, semakin canggih anda bisa berakrobat menggunakan agama…
Jadi saya hanya tertarik untuk mengungkapkan fakta agama, tapi tak tertarik untuk menggunakan sebagai justifikasi sikap saya.
Yang penting niatnya – bukan dalilnya. Innama akmalu binniyat ..
terimakasih, melihat komentar bapak membuat saya kembali melihat komentar saya.
1. ia benar. standar saya hanya bisa dilakukan sebagian org saja, karena di sekeliling kita masih banyak ziina. maka dari itu saya berbicara plan “Istri Selir” untuk solusi zina.
2. saya terima istilah anda, tapi yang benar itu, Indonesia hari ini sedang menjalankan plan Anda. dan hasilnya seperti hari ini.
3. plan B dengan versi saya bukan pelecehan. dan memang solusi ini untuk laki-laki, jantungnya masalah.
4. Indonesia hari ini sedang menjalankan plan Anda, dan anda terlalu takut untuk menerima plan B versi saya. dan plan ini baru dan belum pernah diwujudkan di Indonesia.
5. yg selanjutnya tidak perlu saya bahas, karena itu masalah anda, hanya goncangan mental anda terhadap agama. its ok..
ok, sepertinya tidak perlu diteruskan diskusi ini. dan aku mengerti bapak tidak ingin menghayati tulisan2 saya, tidak apa-apa, aku tidak memaksa. aku hanya mencoba mengatakan “ini lho plan B yg bagus dan solusi untuk Indonesia kedepan untuk mengatasi zina dan pelacuran”. tapi tak apalah saya sudah mencoba. dan terimakasih 🙂
@Muhammad Rifani: sebelum menutup diskusi ada yang perlu saya klarifikasi.
2. saya terima istilah anda, tapi yang benar itu, Indonesia hari ini sedang menjalankan plan Anda. dan hasilnya seperti hari ini.
–> salah! hasil sekarang adalah hasil dari penutupan informasi tentang reproduksi seksual dan pendidikan seks kepada para remaja. Ketika secara biologis mereka siap, mereka tidak memperoleh informasi yang memadai tentang seks, hasilnya mereka belajar sendiri dari teman, film, buku porno dan coba-coba. Ketika masalah ini makin banyak, pemerintah mengatakan terjadi penurunan moral remaja dan memberika solusi dengan menambahkan mata pelajaran agama yang dari 2 jam menjadi 3 jam.
Bagi saya alih-alih menjadi bermoral, tambahan pelajaran agama hanya meningkatkan dogmatisme dalam beragama. Lihat saja betapa intolerannya masyarakat kita terhadap perbedaan agama, perbedaan pemahaman agama, dan penekanan agama pada simbol-simbol kosong.
Agama bukan solusi masalah remaja, melainkan keterbukaan informasi tentang reproduksi seksual dan tanggung jawab seksual –> dan ini yang dihindari oleh sistem pendidikan kita dan ditutupi dengan segala macam tabu serta larangan oleh para agamawan kita.
3. plan B dengan versi saya bukan pelecehan. dan memang solusi ini untuk laki-laki, jantungnya masalah.
–> Astaga! perbudakan itu masalah besar, jauh lebih besar daripada perzinaan.
Manusia macam apa yang dihasilkan dengan tega memperbudak manusia, merampas kemerdekaannya dan menggunakannya hanya untuk pemuas seksual? bagi saya itu biadab!
Silakan anda tanya diri sendiri, maukah anda diperlakukan sebagai obyek jual-beli yang sama sekali tidak dianggap sebagai manusia? jika tidak, kenapa anda tega memperlakukannya pada orang lain?
Anda senang sekali menuduhkan sesuatu yang tidak saya katakan dan saya rasakan.
Sebagai contoh
4. …dan anda terlalu takut untuk menerima plan B versi saya
–> bukankah anda yang datang berdiskusi dengan saya lalu memutuskan menghentikan diskusi (kabur)?. Anda lihat sendiri, saya sudah melayani diskusi hingga 200 lebih komentar. Bagi saya tidak masalah jika harus berdiskusi terus dengan anda.
5. … goncangan mental anda terhadap agama
–> anda psikolog? atau hanya asal bunyi?
hanya hayalan ku saja ya… beda tipis dengan permaisuri
syarat calon Istri selir :
– sehat lahir batin
– status single / janda
– bukan istri orang
– merdeka
– tidak ada paksaan
– Atas keinginan sendiri
– dll
Syarat calon Tuan :
– Tua / Muda
– status perjaka / duda.
– mampu (sendiri / orang tua)
– sehat lahir batin.
– dll.
hak dan kewajiban :
– Tuan berhak mendapatkan pelayanan ranjang seumur hidup.
– Tuan wajib memberikan nafkah, menyediakan tempat tinggal, makanan, pakaian, perlindungan, dll. sesuai kesepakatan dan seumur hidup
– Tuan berhak meyuruh selir memakai alat kontrasepsi jika ingin.
– Tuan berhak menikahi wanita lain dan menjadikannya permaisuri tanpa mendapat persetujuan Istri Selir.
– Tuan berhak mengajukan cerai. jika … (ga tau)
– dll
– Istri selir bersedia menyandang status Istri Selir
– Istri selir bersedia dipoligami dan menjadi no.2 jika Tuan menemukan Permaisuri
– Istri selir wajib memberi pelayanan ranjang kepada tuan (seumur hidup).
– Istri selir wajib setia (seumur hidup)
– Istri selir wajib menggunakan alat kontrasepsi jika disuruh
– Istri selir berhak menuntut atas penyalahgunaan.
– Istri selir berhak mendapatkan tempat tinggal, makanan, pakaian, perlindungan sesuai kesepakatan, dll
– Istri selir berhak menuntut cerai jika tidak sesuai kesepakatan.
– Istri selir tidak berhak mendapatkan hak waris. (ga tau)
– dll.
kesimpulan :
manfaat dari Istri Selir (budak seks) antara lain :
– mengurangi zina
– mengurangi hilangnya perawan
– mengurangi pelacuran
– mengurangi kemiskinan
– mengurangi perbuatan yg tidak bertanggung jawab akibat zina
– mengurangi pelecehan seksual
– mengurangi tingkat pemerkosaan
– mengurangi penyebaran penyakit kelamin
– mengurangi AIDS
– mengurangi nafsu liar pemuda
– mengurangi dosa dan azab tuhan
– banyak pemuda akan stabil
– menyalurkan kebutuhan biologis secara tepat
– pahala yg di dapat
– masyarakat menjadi sehat
– menjadikan masyarakat beradap
– dll
@Muhammad Rifani: perseliran (jariyah) adalah realitas nyata yang ada dalam sejarah Islam. Itu busuk, dan karenanya tidak banyak ustad yang mau mengungkapkan secara terbuka. Beberapa fakta yang patut diketahui adalah:
Pada kenyataannya, pembolehan perseliran dalam Islam merupakan bentuk nyata eksploatasi wanita hanya sebagai pemuas seks. Pernikahan hanyalah ikatan formal yang tak lagi berdasarkan cinta kasih tulus antara sepasang laki-laki dan wanita. Saya yakin tidak ada lagi cinta yang tulus dalam perkawinan Harun Al-Rashid dengan 4 istrinya, ketika sang suami dengan bebasnya mengumbar seksnya dengan 2000 orang selirnya.
Dengan legalisasi budak seks, maka hal yang pasti kita peroleh:
Dengan masyarakat biadab penindas manusia lain, mengejar seks tanpa batas, tak peduli hamil atau hilang keperawanan budaknya, tak perduli perasaan budak wanita, melecehkan wanita (bisa jadi itu saudara wanitamu atau ibumu); bagaimana mungkin anda masih menganggap perbudakan seks bukan hal bejat? Astaga …
Singkat saja.. Sebenarnya Anda ini pintar. Sangat pintar. Karena kepintaran Anda terlalu cepat dan saking pintar-nya Anda.. Anda sangat cepat memahami sesuatu mungkin berbagai hal sehingga menjadi salah. Anda muslim kan? Apakah Anda muslim sejati? Apakah Anda fanatik terhadap Islam sehingga sampai pemikiran Anda lewat dari batas normal. Jika Anda sejati dengan Islam, dan Anda begitu pintar menafsirkan, menggambarkan hal2 sejarah dimasa lalu.. Apakah Anda telah hidup pada masa sejarah tersebut? Sehingga Anda salah menafsirkan beberapa hal. Jika Anda sejati dalam Islam, lebih lah gunakan kepintaran Anda tersebut dengan baik. Tak akan ada manusia yang sempurna jika Anda merasa pemikiran Anda sangat sempurna. Anda hanyalah manusia biasa. Segala pemikiran Anda tidak menandingi kebenaran dari Allah. Semoga saja pembaca blog ini tetap dalam lindungan Allah dan dijauhi dari orang2 yang kafir.. Aamiin
@Manusia Biasa: terima kasih untuk ikut berkomentar..
Sebenarnya Anda ini pintar. Sangat pintar.
–> saya anggap sebagai pujian, terima kasih…
Sehingga Anda salah menafsirkan beberapa hal
–> berarti anda tahu yang benar, hingga bisa tahu saya salah. Jangan dipendam sendiri yang benar itu, bagi dong! biar saya bisa belajar…
Tak akan ada manusia yang sempurna jika Anda merasa pemikiran Anda sangat sempurna.
–> tentu semua orang punya kekurangan, saya tidak pernah mengatakan pemikiran saya sempurna. Anda dukun?
Segala pemikiran Anda tidak menandingi kebenaran dari Allah.
–> sepertinya anda tahu pasti kebenaran Allah hingga tahu saya salah, tolong dibagi dong… pasti berkah