“Cegah Zina, Peliharalah Budak Seks!”
Jika anda mendengar saran di atas, apa yang terpikir oleh anda tentang si pemberi saran ini?
Pasti terpikir dipikiran anda, si pemberi saran adalah seorang laki-laki hedonistik yang psikopat. Seorang maniak seks, pemuja dunia yang jauh dari kehidupan religius. Bila tebakan anda salah, profilnya pasti tak jauh dari bayangan di atas.
Terkejutlah! ya, siapkan diri anda untuk terkejut!
Saran di atas datang dari seorang politikus. Ups… kok bisa.
Dan untuk melengkapi keterkejutan anda, politikus itu berasal dari negara Islam, Kuwait. Dia bahkan mengaku didukung oleh sejumlah mufti di Arab Saudi. Dan hebohnya lagi dia adalah seorang wanita!
Astaga….. Berita ini nyata dilaporkan pada tanggal 8 Juni 2011. Anda dapat membacanya di sini: [Tempo: Politikus Kuwait: Cegah Zina, Peliharalah Budak Seks].
Astaga… apakah pernyataannya ini tidak bertentangan dengan background Islam dari orang ini?
Sayangnya secara syariah, orang ini benar. Lha kalau begitu sebenarnya bagaimana aturannya dalam Islam?
Budak, Manusia Sebagai Properti
Akar pendapat aneh ini adalah akomodasi Islam terhadap sistem perbudakan.
Budak adalah manusia yang diperlakukan seperti hewan ternak.
Budak tidak beda dengan sapi. Anda dapat membelinya di pasar seperti anda membeli sapi.
Anda bisa menyuruhnya mengerjakan apa saja. Secara hukum ia harus patuh mutlak kepada pemiliknya apapun perintah pemiliknya. Anda mencambuknya, memisahkan dari anaknya atau apapun itu, adalah hak anda.
Nabi Muhammad di utus pada era dimana perbudakan adalah suatu hal yang wajar.
Para budak adalah tenaga kerja untuk semua pekerjaan kasar, berat dan berbahaya. Para budak adalah pendukung sistem ekonomi dan sosial saat itu.
Ajaran Islam tidak menyukai perbudakan dan bahkan menganjurkan pembebasan budak. Akan tetapi Islam tidak melarang perbudakan, suatu aturan yang mungkin bisa memberikan guncangan besar sistem ekonomi dan sosial saat itu, suatu hal yang bisa menggagalkan prioritas utama Nabi, yaitu menyampaikan Islam.
Budak Seks, Dari Mana Dalilnya
Jika budak boleh diperlakukan apa saja, apakah itu termasuk sebagai pemuas seks? Ya.
Dalam Qur’an dijelaskan:
Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa yang mencari di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas [QS. Al-Mukminuun : 5-7]
Dan (diharamkan bagi kamu mengawini) wanita yang bersuami kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. …. [QS An-Nisaa’ :24]
Ayat diatas adalah landasan bolehnya berhubungan seks dengan budak wanita. Dibagian kedua, status perkawinan budak tidak menjadi halangan untuk mengambilnya sebagai budak seks.
Contoh Nabi: Maria al-Qabtiyya
Apakah ada contoh dari Nabi untuk hubungannya dengan budak wanita? Ada.
Setelah Nabi berkuasa di Madinah, beliau mengirim utusannya ke beberapa raja dan pemimpin di wilayah arab untuk mengajak masuk Islam. Salah satu utusannya dikirim ke Muqauqis, penguasa Mesir masa itu. Muqauqis menolak masuk Islam, akan tetapi mengirimkan beberapa hadiah kepada Nabi sebagai tanda persahabatan.
Diantara hadiah dari Muqaquis adalah dua orang budak wanita: Maria al-Qabtiyya dan saudarinya Sirin. Nabi mengambil Maria dan menghadiahkan Sirin ke sahabat yang lain.
Maria sangat cantik, sehingga menimbulkan kecemburuan istri-istri nabi yang lain,
Aisyah mengungkapkan rasa cemburunya kepada Mariyah, “Aku tidak pernah cemburu kepada wanita kecuali kepada Mariyah karena dia berparas cantik dan Rasulullah sangat tertarik kepadanya. Ketika pertama kali datang, Rasulullah menitipkannya di rumah Haritsah bin Nu’man al-Anshari, lalu dia menjadi tetangga kami. Akan tetapi, beliau sering kali di sana siang dan malam. Aku merasa sedih. Oleh karena itu, Rasulullah memindahkannya ke kamar atas, tetapi beliau tetap mendatangi tempat itu. Sungguh itu lebih menyakitkan bagi karni.”
Maria menjadi pergunjingan ramai diantara istri-istri Nabi. Allah sampai menurunkan teguran terhadap para istri Nabi dalam surah At-Tahrim :1–5.
Karena sikap para istrinya, Nabi menempatkan Maria tinggal di rumah yang terletak di pinggir Madinah, terpisah dari istri-istri Nabi lainnya yang tinggal bersama Nabi disamping masjid.
Setelah satu tahun, Maria hamil. Suatu hal yang membuat istri-istri Nabi yang lain semakin cemburu, karena pernikahan mereka dengan Nabi selama ini tidak menghasilkan keturunan. Maria melahirkan bayi laki-laki yang oleh Nabi diberi nama Ibrahim. Ibrahim meninggal di usia sembilan belas bulan karena sakit. Rasulullah mengurus sendiri jenazah anaknya kemudian beliau menguburkannya di Baqi’.
Status Maria tidak begitu jelas. Ada yang mengatakan Nabi akhirnya menikahinya, dan ada pula yang mengatakan Nabi tidak pernah menikahinya.
Selir Para Khalifah
Secara hukum, seorang Muslim boleh memiliki paling banyak empat istri. Akan tetapi tidak ada batas jumlah budak wanita yang boleh digaulinya.
Ketentuan diatas yang mendasari timbulnya tradisi memelihara selir dikalangan orang kaya dan juga Khalifah di negara Islam.
Dalam catatan sejarah, Ismail Ibn Sharif, Sultan Maroko 1672-1727, mempunyai lebih dari 500 orang selir dan lebih dari 1000 orang anak dari para selir itu.
Para selir adalah budak wanita cantik yang dibeli khusus untuk keperluan seksual. Dalam Khilafah Ottoman di Turki, para budak wanita itu dibeli saat menjelang remaja. Mereka mendapatkan perawatan dan pelatihan khusus agar bisa melayani Khalifah dengan sempurna.
Para selir pada Khilafah Ottoman, biasanya ditempatkan dalam istana Harem yang merupakan fasilitas khusus untuk Khalifah. Para penjaganya adalah budak laki-laki yang telah dikebiri untuk memastikan tidak terjadi skandal antara para selir dengan penjaganya.
Salahkah Memelihara Budak Seks?
Jadi bolehkah memelihara budak seks?
Jawabannya tergantung kepada siapa anda bertanya.
Jika anda bertanya kepada MUI, Hizbuth Tahrir atau Abu Bakar Ba’asyir, mereka akan menjawab secara hukum syariah boleh, karena itu berdasar hukum yang ada dalam Qur’an. Semua hukum Qur’an adalah mutlak benar dan tidak boleh dibatalkan oleh siapapun. Mungkin mereka akan mengajukan sedikit excuse, tapi intinya adalah hukum Islam sudah sempurna dan tidak bisa diubah lagi.
Jika anda bertanya kepada saya. Saya akan menjawab itu ide gila. Saya akan menentang hukum yang membolehkan manusia diperjual-belikan, saya menolak manusia diperlakukan sebagai binatang yang bisa diperlakukan seenaknya.
Bukankah ada hukumnya di Qur’an?
Tak ada yang abadi dan sempurna kecuali Allah. Termasuk juga Qur’an dan seluruh ajaran Islam. JIka sudah tidak masuk akal dan tidak sesuai dengan kemanusiaan, saya akan menolaknya.
“Anda sudah kafir”!… terserah pikiran anda.
Saya yakin Allah Maha Baik, Maha Mengasihi dan Allah Maha Bijaksana, saya tidak percaya dia tetap bersikukuh dengan aturannya, bila aturannya sudah berubah menjadi suatu kezaliman.
gitu ya… bahas solusi dari gw aja, jgn kemana2 dasar oon… baru nyadar gw ngomong d blog orang aneh, artikel2nya pun aneh, gak selera jadinya, illfeel dehhh -_-‘
@Muhammad Rifani: anda keluar dari fokus.
Tulisan saya tentang praktik budak seks yang nyata dalam sejarah Islam, anda menggeser ke budak seks versi imajinasi anda.
Saya gak tanggapi imajinasi anda karena keluar fokus, anda katakan saya oon.
Sedemikian santunkah bahasa pembela ayat-ayat?
Oh ya, terima kasih sudah baca tulisan yang lain, walau itu membuat anda ilfil 🙂
Budak.adalah orang.yang tidak memiliki kemerdekaan. Hak2nya dipangkas dan bisa diperjualbelikan. Kalau saya.membaca, wanita dijadikan eksploitasi oleh pria (orang arab beringas dan buas serta tidak bisa.menahan.hawa nafsu dan egois). Nah disini dibungkus dengan.agama.yang diplesetkan. Begitu juga menggunakan.jilbab juga karena.keegoisan pria arab, wanita tidak bisa mengapresiasikan.dirinya,dipandang sebelah mata dan dijadikan.kasta rendah oleh pria,cuma.di bungkus dengan agama lagi dan.telah membudaya (sebenarnya.itu latar belakang munculnya hadist). Cuma di iming2.suargo neraka.aja.pada jadi menggelapkan mata dan menggelapkan.fikiran. jelas sekali bahwa perbudakan dimana.saja.itu sesuatu yang.buruk. apalagi hanya tuk memuaskan nafsu jelas sekali.sangat biadab gak ada bedanya.dengan.binatang. banyak binatang jadi ustad yang sembunyi di.balik.itu semua. Kalau.menurut saya satu pernikahan seumur hidup. Berhubungan.seks yang dengan istri. Saya sempat baca bahwa kalau hanya.landasannya.cinta dan.percaya.alan mudah lutut itu anggapan wong goblok dan pingin.mengumbar nafsu binatangnya.
Jangan cuma bisanya baca dan diyakini krn agama (mentang2 dari arab dianggap betul dan sudah sesuai syariah islam). Pakai juga rasa dan nalar, seandainya saudara kita diperlakukan sebagai budak sex apa tega dan menerima keadaan krn itu udah sesuai dengan syariah islam. Habis di pakai A lalu di jual ke B dst tanpa mendapatkan hak2nya .ada yang mau tidak saudara perempua. Anda tak kawini tiap hari tapi gak tak urusi, habis itu tak.pinjamkan ke teman2 lainnya. Yg jelas aturan semacam.itu biadab, menghina kaum perempuan.
Cara palingmudah untuk tidak berzinah pada waktu muda adalah berpikir positif ,fokus pada angan2,cita2 yang besar dan isi waktu kosong dengan kegiatan olah raga yg disiplin. Kegiatan keagamaan.tidak banyak membantu, pengalaman. Dari teman2 yang sering kegiatan pengajian buktinya palah parah,cari jodoh dan hamil sebelum nikah.
@Tejo: problemnya saat ini masyarakat sangat percaya bahwa agama bisa dipakai untuk segala sesuatu dan untuk menyelesaikan segala sesuatu.
Akibatnya mereka mengabaikan hal yang penting dibentuk pada masa remaja, yaitu belajar memahami masalah yang nyata dengan cara yang rasional serta pembentukan fisik.
Tulisan ini suatu ujian aqidah buat semuanya, kami selaku orang awam hanya bisa sedikit komentar secara tidakdisadari pak Judhi sudah terjangkit kesombongan. Karena keagungan Tuhan yang memberi kecerdasan, yang punya hak mutlak memberi pemahaman, yang memberi kesehatan, yang menentukan adanya rizki atau adzab dsb.semuanya seakan dikecilkan hanya gara2 segelintir ayat/ hadits yang dipahami amat parsial. Sedangkan Allah menyuruh memahami Islam secara totalitas( kaaffah) dan ini tidak mungkin terwujut tanpa ada niat memahaminya dan yang terpenting jika hidayah sudah datang padanya. Bukan berarti kami sudah pasti dapat hidayah namun kamipun sedang berupaya juga meraih hidayah Allah. Sesungguhnya derajat hadits yang shoheh itu sama dengan AlQur’an karena sama sama bersumber dari wahyu Allah(katanya) namun saat ini banyak hadits yang bathil banyak beredar dimuka bumi ini, kalau mau cari yang shoheh yakni yang datang dari nabi sebenarnya sangat mudah kembali tergantung niatan tadi. Salah satu diantaranya dikisahkan pernah ada seseorang yang datang kepada Nabi agar diijinkan untuk berzina, lantas Nabi mengajak dialog kurang lebih demikian: bagaimana kalau yang kamu zinai itu saudara perempuanmu atau keluargamu, spontan orang tsb menjawab”tidak”, lalu Nabi mendoakan orang tsb. Dan banyak ayat Al Qur’an yang secara implisit mengangkat derajat wanita termasuk membasmi perbudakan itu sendiri, kami bukan fuqohak, bukan ahli hadits, bukan ahli tafsir apalagi ulama’ tapi kami bersyukur ditakdirkan sebagai muslim yang berittiba’ /mengikuti pemahaman salaful ummah, bukan sekedar mengekor tanpa dalil. Kami belum bisa menampilkan dalil karena itu masih berupa cita2 yang tengah kami tuntut, namun sementara ini nikmatnya iman nikmatnya Islam begitu dalam kami rasakan, secara umum bicara soal perbudakan dalam sejarah begitu dahsyat sebelum Islam datang, dan berangsur angsur sirna dengan datangnya Islam. Sekali lagi harap memahami ayat AlQur’an jangan parsial karena masih ratusan bahkan ribuan lagiyang lainnya, …wallaahu a’lam.
@Syamsul: saya sombong? itu perasaan yang saya tidak pernah mengatakannya.
Anda mengarang tentang perasaan orang lain lalu mengkritik berdasarkan karangan anda tersebut. Bukankah hanya Tuhan yang tahu perasaan orang lain? anda Tuhan? bukankah itu kesombongan luar biasa?
Perbudakan dan budak seks mempunyai dasar syariah kuat.
Saya sudah menunjukkan dengan jelas ayat Qur’annya, contoh yang dilakukan Nabi, contoh yang dilakukan para khalifah selama 1200 tahun era khilafah.
Kalau saya mengatakan bahwa perbudakan mempunyai dasar syariah Islam, jangan hanya mengatakannya saya memahami Qur’an secara parsial! apalagi dengan tanpa menunjukkan satu dalilpun yang mendukung pendapat anda!
Silakan tunjuk satu saja ayat Qur’an yang dengan tegas melarang perbudakan, tunjuk satu saja riwayat yang dengan jelas menunjukkan nabi tidak pernah melakukan perbudakan, tunjuk satu saja khalifah yang dengan jelas melarang perbudakan.
Anda mengatakan:
“kami bersyukur ditakdirkan sebagai muslim yang berittiba’ /mengikuti pemahaman salaful ummah, bukan sekedar mengekor tanpa dalil.”
dengan mempunyai pendapat tanpa dapat menunjukkan satupun dalil yang kuat, bukankah dengan jelas anda menunjukkan bahwa diri anda hanyalah pengekor tanpa dalil yang dengan membabi-buta mengikuti pendapat yang anda beri label “salaful ummah”?
saya tidak sengaja menemukan blog ini
salut dengan mas judhianto yang berani mengangkat topik kritis
saya bukan seorang yang paham benar tentang ajaran keislaman (walaupun saya hidup di dalam keluarga muslim)
tapi saya yakin Allah memberi kita akal dan pikiran agar kita bisa mempelajari Al-Qur’an dan Hadist yang katanya pedoman hidup manusia untuk menjalani hidup dengan sebaik baiknya
mohon maaf kalau ada kata kata saya yang salah
Wassalam
@Wawan: terima kasih…
Walaupun anda belajar 20 Tahun di pesantren itu tidak cukup untuk bisa mengerti tentang Kandungan di dalam Al-Quran.Ini adalah wahyu maha Agung.Akal hanya bisa berimajinasi dan berlogika…!!! Belajar Al quran tidak cukup hanya bisa mengaji.Pelajarilah kitab Amil,Jurmiyah,Tafsir Quran,Tajwid dengan Tartil,Narkib,Asbabun Nujulnya…! Manusia itu bagaikan hidup di dalam debu yg berterbangan di dalam Ruangan kamar…!
@Iman Sejati: oke.
Trus pendapat orang yang sudah belajar kitab Amil, Jurmiyah, Tafsir Quran,Tajwid dengan Tartil, Narkib, Asbabun Nujulnya — itu bagaimana? itu yang penting.
Silakan tunjukkan pendapat mereka, bukan apa yang sudah dipelajari mereka 🙂
Dipelajari 20 tahun pun gak bisa dimengerti! Kenapa dipelari yaaaa! Jadi gak mengerti aku sama orang2 yg dipesantren, lawong gak bisa dipelajari kok yo memaksakan diri mempelajari, kerjaan sia2 kalau kita banding dengan usia produktif kita (mubazir banget jadinya)
arie: brother, kami diluar sana sudah stop debat kusir agam. agamamu agamamu agamku agamaku. kami berbicara tentang atom tanpa bawa agama. kalian beribadah saya beribadah, diluar mari kita bicara sains. anda mau bahas ini dari segi filsafat, tapi bawa bawa alquran. tidak kena bro. orang2 berbicara alquran anda bawa logika. orang bicara logika anda bicara alquran. anda labil bro. jika cuma mau menang adu debat pintar tinggal jadikan blog ini blog no follow. selesai kan.
@Ariesta27: kalau “di luar sana” sudah nyaman bagi anda, kenapa masuk ke sini terus ngatur-ngatur?
Anda ibuk guru pengawas? Atau “di luar sana” sedang hujan?
komentarnya seru-seru….mendingan Hail Satan saja, Hitam Putih nya sudah jelas
wkwkwkwkwkwk
@Ferry: tidak cukup dewasakah kita untuk memakai pikiran kita sendiri? 🙂
Untuk bisa membuat konten artikel spt isi dlm web ini, hrs sekolah/ kuliah dimana ya?. Seragam rasa kontennya, ada link ke freedom institute, pengagum/pendiri ato sempalan free2, liberal, akui Allah, Kitab n Nabi tpi diramu redaksi kalimat gunakan akal pikiran nurani yang dipuja2/dewakan?.
@d2k: begitu takutkah anda untuk bebas berpikir?
sehingga anda sama sekali tidak bisa membayangkan bahwa manusia bisa bebas berpikir tanpa terikat kelompok manapun?
Saya berpikir dengan bebas, kalau ada yang menggolongkan saya dengan kelompok ini-itu, ya silakan. Itu urusan mereka.
Ini sebuah duskusi, bukan ajang menghujat kelompok A ataupun Z. gombal sedikit. bila kita berusia 10 dan tertinggal di tengah hutan belantara seperti tarzanlah, apa yang akan anda lakukan, pasti hanya fisik dan daya nalar/pikiran kita untuk bisa bertahan hidup. Apkah kita kenal yg namanya agama, kitab suci yang kita kenal sekarang, jawabnya tidak. Apakah kita kemudian percaya begitu saja dengan namanya agama, juga tidak, kita tidak takut dengan hal-hal yang diataur oleh aturan2 manusia yang berlabel agama. Saya percaya akan tuhan tapi saya seyakin2nya bahwa tuhan tidak pernah membatasi nalar atau daya pikir seseorang bahkan membuat sebuah aturan buat manusia seperti dalam kitab suci (kalau saya menilik dari omong gombal saya di atas). Apakah tarzan mempercayai kitab2 suci jawabnya tidak. Tarzan lebih percaya dengan nalurinya/bisikan hatinya. Apakah tarzan musrik, murtad dll seperti yg ditebar oleh sebagian orang yang meras dirinya telah tunduk dan menjadi hambaNya, jawbnya tidak juga, karena statment semacam ini hanya ada di kitab2 suci agama. Ma’af out of topik.
sifatmu lebih buruk dari anjing ..babi… berani2nya mmbantah ayat Allah dan menjelek2an kisah2 nabi.. pengecut tidak berani mengungkapkan agama. sok pintar sok berlogika padahal Isi otak kosong. la’natullah. kelihatan ilmu mu cetek ttg agama dan sok mbahasagama. sok pintar.
Kepala Kau: terima kasih. Ada komentar?
Komentar saya ” ceyem banget komentarnya” . beragama tapi kok kata2nya seperti itu, berarti membuktikan bahwa agama tidak begitu saja membuat orang lebih baik. Bahkan rasionalitasnya dibunuh sendiri untuk sebuah keyakinan yang dirinya sendiri tidak tau pada akhirnya. Roma irama bilang “sungguh terlalu”. Intoleransi muncul karena sebuah perbedaan pemikiran tentang fakta ajaran agama yang menyimpang dari prikemanusiaan sebagai individu ciptahaan tuhan yang mulia. Membantah ayat Allah yang mana ya saya juga bingung, jangan2 gak pernah membaca itu.
maaf u/ kepala kau,bukan mo membela.tp profile anda cocok dgn definisi ‘bagai katak dlm tempurung…’
cara menyadarkan umat islam adalah mengajaknya berlogika.saya ajak anda sekalian untuk memahami tuhan.tuhan itu tak terhingga tak sama dengan makluknya tak dapat ditemui.jadi kalau ada orang yang ngaku ketemu tuhan itu pasti bohong.teruskan bung didik masyarakat ini agar menjadi pinter.hidayah itu ketika kita bisa menggunakan nurani dan logika dengan baik.bukan malah bodoh..
Setuju banget dengan mas andik,
Maka aku bersumpah dengan Tuhan yang mengatur tempat terbit dan terbenamnya matahari,bulan dan bintang,sesungguhnya Kami benar benar Maha kuasa(qs-70-40) siapakah aku disini?malaikatkah?atau nabi? kalau aku ditafsirkan sebagai Allah apa mungkin Tuhan bersumpah dengan Tuhan.Tuhan yang mana lagi?.Lalu siapa Kami yang benar benar Maha kuasa.coba baca berkali kali dan renungkan apa itu benar benar Firman Tuhan? agama itu buata manusia.Jadi kalau melanggar kemanusiaan buang aja ke tong sampah.Bertahun tahun saya mencari jawaban.Akhirnya HA HA ganti aja dengan moral pancasila kata Gus dur.Teruskan mas Judi buatlah bangsa kita bangsa yang besar.Pakai otak dan hati nurani
Saudara Andik..
Wah hebat suadara ini lebih memahami Alquran ketimbang yang lain..
Ternyata anda hanya bisa baca doang, tapi tidak bisa berpikir..
Ingin tahu jawaban aya 70-40 itu ya?
Mari kesini saya ajarkan kamu memahaminya, ya!!
Maka Aku ( pribadi Tuhan) bersumpah dengan yang mengatur tempat terbit dan terbenamnya matahari, bulan dan bintang. Kami (Tuhan sebagai pengatur alam semesta) benar-benar maha kuasa..
Sama halnya dengan pak SBY mengatakan ” Saya (sebagai pribadi sby) benar-benar kagum dengan presiden RI ini.. Kami ( sebagai Presiden) benar2 bekerja keras untuk mencapai kemakmuran bangsa ini..
Masa baru bisa baca tejemahan alqur’an saja sudah sok tahu..
Kemudian masalah Tuhan bersumpah…
Tuhan bersumpah disini bukan bersumpah untuk melakukan sesuatu.. tapi untuk menyatakan betapa hebatnya Allah itu..
Kalau baca Alqur’an itu bukan seperti baca komik bro!!!!
Pada kemana ya? yang komen dengan kata kata kasar tadi.Apa pada syok.Mau tak tunjukin lagi ayat yang seperti itu? jangan jangan kalian pada murtad nanti.Tujuan kita nggak murtatin orang.Cuma membuka wawasan agar kalian sadar dan menjadi yang terbaik bukan SOK BAIk.saya juga islam dan gak pernah murtad percuma pindah ke agama manapun itu juga buatan manusia.Ambil yang baik dan tinggalkan yang jahat.
Penulis artikel ini kayaknya lebih halus perasaannya ketimbang Nabi sendiri sehingga dia merasa pendapatnya lebih manusiawi ketimbang Alqur’an.. Ini benar-benar hebat sekali..
Dia pikir, dasar hukum itu adalah perasaan..
Jika penulis artikel ini kebetulan jadi hakim dan kebetulan pula sedang mengadili pihak keluarga dekatnya, dia pasti tidak tega menjatuhi hukuman berat.. Karena menurut orang ini, hukum itu dasaranya perasaan.. Heheheheh..
Orang macam inilah yang biasanya menghalalkan segala cara untuk memenuhi keinginannya..
Seandainya penulis artikel ini hidup dimasa Nabi, mungkin dia satu-satunya orang yang menentang perbudakan…
Tapi sayang, orang ini hidup dijaman ini, dijaman dimana perbudakan model kuno sudah tidak ada…
Namun walaupun begitu, orang ini rupanya tidak keberatan dengan perbudakan modern…
Kenapa penulis ini diam saja saat manusia diperbudak oleh bangsa yang lebih kuat?
Apakah mata hatinya tertutup tidak bisa melihat?
Perbudakan terus berlanjut di kehidupan manusia ini walau bentuknya berbeda…
Anda hanya tahu perbudakan jaman kuno, tapi tidak tahu perbudakan jaman modern… Aneh!!
@Syamsul Arifin:Kata KAMI dalam al quran sering ditafsirkan bahwa Allah dalam mengatur alam atau menurunkan wahyu adalah berserikat atau melibatkan makluknya,seperti malaikat jibril misalnya.pertanyaanya: Apakah malaikat itu juga berkuasa sama dengan Allah yang maha kuasa?.Apakah Allah mengatur alam ini sendirian?tidak.Yang mengatur alam ini adalah para malaikat.Allah itu istiwa di atas arsy.Arohmanu ala arsys tawa.Saya ini ngaji juga bertahun tahun.Juga belajar nahnu sorok.Saya gak ingin umat islam jadi murtat.Saya ingin umat islam menjadi yang terbaik.Bukan sok baik.
hm….hm… topik yang diangkat menarik tapi yang membuat topik dan yang menjelaskan itu yang tidak tepat.
QS. Al-Mu’minun (english version) ayat 5-7
5.Those who safeguard their chastity.
6. Except from their spouses, or their dependents-for then they are free from blame.
7. But whoever seeks anything beyond that-these are the transgressors.
dan ini terjemahan nya dalam bahasa indonesia :
5.Mereka yang menjaga kesucian mereka.
6.kecuali dari pasangan mereka, atau tanggungan mereka, untuk itu mereka bebas dari kesalahan.
7. tapi siapa pun mencari apa pun di luar dari ini adalah orang berdosa.
ada titik poin kata yang jauh pemaknaan dalam terjemahan dari arab kebahasa selain arab contoh :
arab-indonesia : arab-english–> indonesia
1.”kemaluan” 1.”Chastity” = kesucian–> perilaku/moral
2.”budak” 2.”dependent” = tanggungan.
pemahaman ayat ini adalah utk orang2 yang beriman, agar menjaga kesucian mereka, kecuali thd pasangannya/istri atau tanggungan mereka yang lain (bisa disebut selir atau istri2 lain yang merupakan tanggungannya) mereka itu terbebas dari dosa.
tidak ada satu kata SLAVE (BUDAK) pun tersebut dalam terjemahan arab-english… lah kok diterjemahan bahasa indonesia malah tersebut ya ?? ….
Berubah arti satu kata, maka akan berubah seluruh makna yang terkandung didalamnya… sungguh kontras bukan ??? masalah nya bukan Qur’an nya yang salah sehingga timbul keragu2an, tapi masalah yang sebenarnya adalah penterjemahan kedalam bahasa indonesianya yang kurang tepat..
Studi kasus aja dah :
sy umpamakan saja bila anda punya pembantu terus anda suka terhadap pembantu anda kira2 gimana ?
apakah anda langsung memaksanya untuk berbuat zina ?
atau menikahi pembantu anda…. ?
itulah sekelumit kemungkinan yang bisa menimpa siapa saja termasuk anda sendiri.
coba aja kira2 kalau anda punya pembantu paras nya mirip luna maya, he,,he… kira2 apa yang ada dalam benak anda walaupun statusnya hanya seorang pembantu?
secara syariat sudah dijelaskan dengan ayat2 yg disebut tadi…
secara strata manusia apa kata dunia menikah dengan pembantu ??
seperti dizaman sekarang lebih baik “jajan” dari pada menikah lagi repot dah……
banyak unsur kultur budaya yang seolah2 tabu.. padahal dibalik itu semua Allah yang lebih tahu apa yang ada didalam diri kita..dan berusaha untuk melindungi kehormatan wanita dengan cara menikah. terlepas dari status wanita itu bangsawan atau pemantu sekalipun .. selama kamu menyukainya maka nikahilah ..menyukai lawan jenis itu suatu fitrah Allah. setiap manusia berbeda kadarnya, oleh sebab itu Allah telah menetapkan batas2 itu… maka apabila telah dinikahi maka semakin jelas pula hak2 wanita tsb yang tadinya pembantu, menjadi seorang istri. maka jelas pula hak2 suami terhadap istrinya.. dan telah jelas pula hak2 istri dari suaminya.. termasuk kalau diurut hingga perceraian..warisan.. dsb..
Bukankah Allah telah bebuat Adil ?? subhanallah….
@Kwiky: ada dua masalah penting yang anda abaikan:
1. Proses terjemahan ganda
Kenapa harus melalui bahasa inggris untuk menerjemahkan bahasa arab? setiap bahasa mempunyai rasa berbeda. Dalam satu penerjemahan, rasa itu bisa hilang, apalagi lewat dua kali penerjemahan.
Saya akan terjemahkan per frasa Al- Mukminuun 5-7 dari bahasa arabnya
frasa “pasangan mereka” itu merujuk istri
frasa “milik mereka” itu merujuk manusia yang menjadi milik mereka (budak)
Jadi memang tidak ada kata langsung “budak” sebagaimana kata “istri”; akan tetapi dari konteksnya kita bisa tahu bahwa pasangan itu berarti istri sedangkan milik (sebagaimana barang) itu berarti budak.
2. Fakta sejarah
Anda boleh mengatakan segala omong kosong yang mengatakan Islam menghargai wanita, tapi anda tidak bisa menutup fakta tentang apa yang sebenarnya terjadi.
Anda bisa baca dalam sejarah Islam bahwa Ali bin Abi Thalib sewaktu meninggal memilik 4 istri dan 19 selir (budak seks); khalifah Harun al-Rashid mempunyai 4 istri dan 2000 selir; khalifah al-Mutawakil memiliki 4 istri 3000 selir; Sultan Moulay Ismaïl dari Maroko memiliki 4 istri dan 500 selir.
Anda pikir itu sistem yang adil? astaga!
Kalau anda kebetulan adalah anak dari salah satu selir Harun al-Rashid, apakah anda masih mengharap mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah kepada anaknya? nama ibu anda saja mungkin sultan tak ingat, apalagi tahu nama anda diantara ribuan anaknya yang lain.
Adil?
Seperti halnya perceraian(yang dibenci tetapi diperbolehkan), perbudakan menurut al-fakir tidak akan bisa dihapus dari dunia. Menyalahkan Qur’an? Allah yang Maha Bijak dan Maha Halus yang lebih tahu balasannya bagi mereka.
Oleh karena itu lah Qur’an diturunkan, guna mengatur. Mari kita lihat asal muasal perbudakan lebih dalam.
Al-fakir membandingkan dengan hukum talak karena perlakuan hukumnya mirip. Di mana, talak terjadi karena berbagai sebab. Di antaranya, (i)penghianatan pernikahan, baik laki-laki maupun perempuan atas zina, (ii)meninggalkan kewajiban nafaqah selama kurun waktu maksimal, (iii)merasa kekurangcocokan yang syar’i, (iv)adapun yang lain berkait pada masing-masing nafs. Allah tidak melarang perceraian, tetapi membencinya.
Begitupun perbudakan, di antara sebabnya adalah(i)tawanan perang, (b)hutang-piutang, (c)keturunan budak. Memang Qur’an tidak melarang itu, tetapi sudah dianjurkan untuk membebaskan mereka, dengan catatan pembebasan itu menghasilkan kemandirian dan keselamatan budak. Syarat kemandirian dan keselamatan ini lah yang mencakup budaya wilayah yang melingkupi, setidaknya, (i)kebiasaan ekonomi lokal, dan (ii)politik.
Jika ingin menhapuskan perbudakan, maka perlu dihapuskan penyebabnya, di antaranya budaya (a)perang, (b)utang-piutang, (c)nasab.
Qur’an secara tegas menentang gay dan lesbi(bahasa kerennya trans-gender), sedangkan cerai dan budak diizinkan tetapi tidak disukai, bukan tanpa sebab. Ada sebagian manfa’at pada keduanya dan amat besarnya madharat pada budaya gay dan lesbi. Ada sedikit manfa’at dari perceraian, begitupun perbudakan bagi manusia. Walaupun tak seorang pun yang ingin dijadikan budak, seperti halnya tak seorang pun ingin menjadi tawanan perang, menjadi orang berutang yang tak mampu membayar. Itu lah sekelumit kebijaksanaanNya yang al-fakir lihat.
Jika Anda atau Kalian mampu memberantas budaya penyebab perceraian, mampukah kalian menghapus budaya penyebab perbudakan?
Mohon lebih bijak menilai, karena jika Allah Maha Bijaksana menurunkan Qur’an, kemudian Anda menyalahkan Qur’an, tentu sudah dipastikan Anda meragukan keMaha Bijaksanaan_Nya. Wallahu A’lam.
Al-fakir mohon maaf atas penyampaian yang kurang berkenan karena ‘ilmu yang dimiliki amat terbatas dan perspektif yang sempit.
@Al-Fakir: anda membandingkan perbudakan dengan perceraian? sesuatu yang sama sekali tak ada kesamaannya.
Perceraian adalah pemutusan kontrak perkawinan antara dua orang yang masing-masing memiliki hak hukum. Tidak ada pemaksaan disini.
Perbudakan sangat beda. Budak sama sekali tak mempunyai hak hukum, secara hukum budak setara dengan sapi ternak. Budak sama sekali tidak punya hak untuk menolak dijual, bahkan kalau tuannya mau, dijadikan obyek seks.
Silakan membaca komentar-komentar terdahulu yang menunjukkan betapa biadabnya yang disebut perbudakan itu.
Akan tetapi, agar adil, mungkin anda mengetahui sisi positif perbudakan, sehingga tetap membela sistem yang menindas tersebut. Mungkin paparan sisi positif dari anda tersebut bisa membuat saya bersimpati terhadap Boko Haram di Nigeria yang menculik 300-an pelajar putri untuk dijual sebagai budak seks.
Silakan, saya tunggu paparan sisi positif perbudakan dari anda ..
Memang budak tak punya hak sebelum Islam.. Islam mengangkat hak budak dengan memberinya hak untuk menebus diri(dengan zakat tuannya), hak perjanjian jika dinikah, hak untuk memeluk agamanya sendiri. Itu lah indahnya Islam.
Saya tidak membela perbudakan, saya berupaya menegakkan hukum Allah yang Maha ‘Adil.
Tak ada kehalal an budak yang diperoleh bukan dengan cara yang telah ditetapkan ke halalan nya. Perbudakan pasti selalu ada seperti halnya perceraian.
Perbudakan jika dilihat dari sudut pandang Islam tentu jauh beda dengan non Islam. Budak seperti yang saya tulis di atas, memiliki hak, sedangkan di luar Islam tidak. Sama halnya adab berperang Islam dengan non Islam. Islam melarang prajuritnya membunuh yang sudah tidak berdaya atau bahkan melafadzkan kesaksian berIslam hanya untuk melindungi diri. Islam dilarang merusak bangunan dan lumbung musuh secara sengaja.. Lihat lah adab prajurit selain Islam atau orang mengaku Islam namun berperang tidak dengan aturan Islam. Pasti LIAR.
Perbudakan di tangan orang Islam yang tunduk membuahkan kebaikan. Ia punya kesempatanmenjadi orang merdeka, punya hak bicara, hak hidup. Allah dan rasulnya melarang penyiksaan budak dan disuruh mengasihi mereka. Jangan samakan dengan non aturan Islam. Wallahua’lam.
@Al-Fakir: anda tidak menyentuh inti sistem perbudakan, yaitu memperlakukan manusia setara dengan binatang peliharaan.
Jika inti sistem tidak dibenahi, maka apa yang anda sebut perbaikan hanyalah seperti memberi gincu pada preman sangar agar menganggapnya sebagai orang yang lembut. Itu kosmetik yang tak penting.
Hal berikutnya, anda ngawur dengan contoh hak2 budak yg anda sebut berikut:
Dimasa lalu mungkin Islam adalah wakil kaum beradab karena memperlakukan budak dengan baik. Akan tetapi ketika semua peradaban sudah menolak perbudakan, Islam adalah wakil kaum biadab saat ngotot ngomong bahwa perbudakan itu halal,
Untuk contoh modern, lihat saja kelompok Boko Haram di Nigeria yang menculik gadis dari sekolah kristen untuk dijual sebagai budak seks, dan membebaskan jika mereka masuk Islam. Ada kebaikan di situ? Tidak. Itu contoh nyata betapa biadabnya perbudakan yang dipertahankan dalam ajaran Islam.
Nah, di sini Anda kuran gmemahami perkataan saya. Hak di sini dilegalkan dalam Islam. Zakat diberikan kepada orang-orang terdekat. Dan budak masuk dalam golongan orang yang berhutang, bahkan zakat itu bisa dituntut. Ya, bisa dituntut.
maka, budak lebih “aman dan sejahtera” di tangan muslim yang tunduk. Mereka berhak hidup, di mana hak itu dihadiahkan oleh Tuhannya alam ini, Tuhannya muslim yang tunduk.
Jangan salahkan pula jika budak itu menolak dibebaskan karena nyaman ada di bawah peliharaan muslim tunduk. Mereka punya kejelasan nasab anak yang lahir dari rahim mereka, mereka diperlakukan dengan hak sebagai manusia, walaupun separuh dari manusia merdeka. Mereka berhak menuntut perjanjian jika dinikah. Kesemuanya adalah kemudahan dan kemuliaan yang dibawa oleh Islam. Lihatlah lebih dalam.
Maka, muslim yang tunduk dan kaya diisyaratkan untuk membeli budak sebanyak yang mereka sanggupi. Bukan sekedar untuk menggauli mereka, selain karena tak semua budak adalah perempuan, mereka menikah lebih dari satu pun bukan untuk melestarikan pemuasan hawa nafsu. Ini lah beda pemahaman hati dengan nafsu.
Muslim yang tunduk, menikah untuk menjaga kehormatan dan menundukkan kemaluan mereka. Bukan mengumbar nafsu.
Mungkin Anda mengambil contoh kasus yang buruk. Coba kasus yang baik seperti rasul yang menolak seorang perempuan yang melamarnya. Padahal perempuan itu wanita merdeka, rasul tidak dibatasi secara tegas jumlah istrinya, hanya satu istri rasul yang perawan, dsb.
Jika Allah dan rasulnya mengajarkan mengumbar nafsu seperti judul Anda, maka niscaya dia hanya menikah dengan perawan-perawan, tak peduli bangsa apapun, agama apapun, dan tanpa batasan. Jika rasul terdahulu bisa memiliki 1000 istri, bukan budak, lantas kenapa Muhammad tidak? Wallahua’lam.
@Al-Fakir: saya coba bahas pendapat anda berikut:
Boleh saya minta contoh nyata, siapa sahabat nabi yang dituntut membebaskan budak?
Bisa diberikan contoh riwayatnya?
Bisa diberikan contoh riwayatnya?
Untuk pergundikan (selir/harem/budak seks) dalam sejarah khilafah anda dapat baca referensinya di kitab al-Aghani karya Abu al-Farj al-Asfahani (w. 356 H), Akhbar al-Nisa karya Ibnu al-Qayyim al-Jauziyyah (w. 751 H), Thuq al-Hamamah karya Ibnu Hazm al-Andalusi (w. 456 H), dan al-Imta’ wal Mu’anasah karya Abu al-Hayyan at-Tauhidi (w. 380 H). Dikatakan bahwa gundik para khalifah bisa mencapai ribuan (2000 untuk Harun al-Rashid, 4000 untuk khalifah al-Mutawakkil), praktek ini berlanjut hingga runtuhnya khilafah Ottoman Turki.
Jadi bila anda mengatakan yang baik-baik tanpa menunjukkan satupun contoh, saya bisa tunjukkan referensi untuk praktek busuk perbudakan.
Hiduplah dalam dunia nyata kawan..
Sekarang telah terlihat, bahwa Anda hanya ingin mencari-cari kesalahan. Bahkan burung yang mencari makan untuk anaknya pun akan Anda salahkan karena meninggalkan sarang dan anaknya. Atau dokter yang menggunakan pacu jantung Anda sangka membunuh pasiennya.
Islam mengajarkan zakat kepada orang dekat. Zakat itu wajib dan sangat disarankan dimulai dari yang paling dekat. maka bisa dituntut. Jika Anda bertanya mana kisahnya yang dituntut, maka itu bukan muslim tunduk. Karena muslim tunduk menjalankan kewajiban tanpa dituntut seperti halnya sholat. Jika bertanya mana yang menuntut kebebasan? Mana ada yang minta dibebaskan jika perlakuannya sangat manusiawi, sedangkan di luar mereka terancam/tanpa perlindungan dari muslim tunduk?
Untuk membuktikannya, silahkan Anda buat penelitian kualitatif kepada budak perempuan terutama yang cantik2, dengan syarat tuannya adalah muslim yang tunduk. Maka, lihat saja datanya. Karena kalau sampai saat ini ada yang telah mengorek keterangan budak muslim yang tunduk, maka penemuan itu sangat sulit dipublikasikan secara luas. Karena ini menyangkut qaum yan gsuka mencari-cari kesalahan hukum Islam. Jika Anda benar2 ingin data yang akurat, lakukan penelitian, bukan studi literatur menurut penafsiran Anda sendiri.
Karena jelas penafsiran Anda adalah setiap pernikahan dan perbudakan perempuan adalah untuk eksploitasi seksual. Tentu ini bisa ditemui pada orang2 kafir, munaafiq, dan muslim yang faasik.
Seperti halnya hukum, keberhasilan hukum hanya bisa dilihat pada ummat yang taat dan penegakan yang ‘adil.
Jangan pernah salahkan lampu lalu lintas, saat merah ada yang menerjang. Itu salah pelanggar dan lemahnya penegakkan. bukan hukumnya apalagi lampunya.
@Al-Fakir: kalau tahu informasinya dan menguasai masalahnya, tentunya gak perlu marah-marah dan menuduh saya mencari-cari kesalahan.
Saya kan sudah menunjukkan referensi ke faktanya, silakan anda juga tunjukkan fakta yang anda miliki. Bukankah kita ingin mencari kebenaran, dan bukan cuma “katanya” atau klaim-klaim normatif
Tidak jauh-jauh @Al-Fakir, saya punya tetangga sewaktu muda pernah jadi TKW di Arab. Apa yg ada pada tulisan ini sudah lazim terjadi di tanah Arab.
Dia bercerita dengan sedikit sedih, untuk masalah seks, tetangga saya ini melayani 2 orang sekaligus dalam satu rumah. Yaitu tuan besar (kepala keluarga) dan tuan muda (anak sulung). Dan menurut beberapa kawannya juga mengalami hal yang sama, bahkan sampai memiliki anak yang akhirnya lahir di Indonesia dengan wajah khas keturunan Arab.
Ini adalah bukti, bahwa ternyata perbudakan dalam hal ini melampiaskan nafsu seks kepada pembantu, sampai saat ini adalah sesuatu yang sah menurut sebagian orang Arab.
Hmmm, ini dialog menarik, penulis blog menginginkan bukti sejarah bagaimana perbudakan diatur dalam islam menjadi lebih manusiawi, dimana riwayat contoh2 para sahabat/nabi memperlakukan budak2nya dimasa lalu, sbg pijakan utk jaman sekarang yang mana ada transformasi jaman, terutama dari kaum barat lewat HAM-nya yang menyetarakan level social masyarakat.
Saya sendiri bukan pengamat dan ahli social, namun refleksifitas diri saja, budak timbul karena “disempowered people/society” entah karena usia (bayi/lansia), capital (miskin), low skills/education, atau politik. Dari situ timbul penyalahgunaa kekuasaan oleh empowered people terhadap disempowered people variannya banyak, mungkin di kaum barat yang mana sudah terbentuk industrialized society, tensi-nya menjadi seperti buruh-majikan, maka terbentukah asosiasi buruh. Di jaman dulu, sebelum industry era, yang ada adalah juragan/pedagang, yang mempunyai kuasa terhadap disempowered people itu (budak) di masa itu.
Jadi yang perlu diungkapkan sebenarnya bagaimana kemudian islam mengatur sehingga hak2 disempowered society itu menjadi jelas dari sejarah2 para sahabat/nabi, jadi dari situ dapat terlihat sisi positifnya. Namun saya bukan ahli hadits/sejarah dan kurang tahu detilnya. Dan mungkin Judhianto atau pembaca yang lain yang tahu.
Isu budak dan HAM dapat melebar menjadi isu politik, dimana barat yang terkesan membuat HAM menjadi senjata, dan sekarang islam di beberapa bagian yang terkena peluru HAM tadi itu, dari contoh yang diberikan Judhianto di Boko Haram (saya sendiri tidak mengikuti detil cerita itu).
Bila dikorek lagi, sepertinya yang menjadi masalah umat islam sekarang ini, terutama di Indonesia dan negara2 berkembang lainnya, bahwa rasionalitas follower belum terjaga, sehingga mereka akan mengikuti everything what the leader said, yang potensial berkembang menjadi fanatisme sempit mungkin saja untuk tipe personality tertentu (saya tidak tahu detilnya), padahal message dari agama sendiri untuk membawa kedamaian bukan sebaliknya.
Mohon maaf kalau ada yang tidak berkenan
Nah itu, agama untuk membawa kedamaian, fakta lapangan dikriminasi tehadap berbeda keyakinan. Jadin yg salah adalah pemahaman yang sempit para pemimpin agamawan. Saya sempat minta mas judi mengupas tetang haji. Karna banyak masyarakat yg bodoh di tipu mentah2 oleh para penyebar agama khususnya ustad. Tolong di pilah masyarakat mampu dan tidak, dan diberi penjelasan untuk yg tidak mampu jangan memaksakan. Jual tanah, sawah, pulang haji jadi tukang garap dan kemiskinan lagi dan pembodohan. Sory out of… Busa beangkatkan 10 orang si ustad gratis jalan2.
Budak dalam masa Khilafah ada karena peperangan, sebelumnya para budak seks adalah orang merdeka perawan atau memiliki suami. Karena ayah atau suami mereka terbunuh dalam pertempuran, maka jadilah mereka tawanan. Dan karena keluarga tidak mampu menebus jadilah mereka budak yang bisa diperjual belikan.
Ini terjadi lagi di jaman modern, pada saat terntara ISIS menguasai daerah dan mendapati banyak wanita sebagai tawanan. Mereka mengulangi sejarah yang terjadi di masa lampau. Jual beli budak untuk pemuas nafsu seks.
Setuju…….
Tuhan kok pake sumpah segala? Ngapain? Org bersumpah biar biar dipercaya.Tuhan bersumpah biar dipercaya? Klo ga bersumpah ga dipercaya? Sumpe lohh???
Hahahahaha
Sumpah dapat dilihat dari beberapa perspektif. Seperti halnya mencipta. Jika manusia mencipta demi mengambil manfa’at untuk memenuhi kebutuhannya, dan mereka tidak bisa mencipta dalam arti kata membuat sendiri pada seluruh prosesnya(bahan dasarnya, ‘ilmunya, dsb). Sedangkan Tuhan, mencipta seluruhnya, termasuk bahan dasar dan tidak perlu menimba ilmu terlebih dahulu. Tuhan, juga tidak mengambil manfa’at dari ciptaanNya untuk memenuhi kebutuhan. Tuhan tidak bertambah kaya ataupun sukses jika dibantu manusia dan seluruh jagad raya. Sebaliknya, Tuhan tidak menjadi miskin dan sengsara jika seluruh jagad raya, termasuk manusia menentangnya.
Begitupun dengan sumpah. Manusia boleh saja mengartikan sumpah hanya untuk melegitimasi, tetapi Tuhan bersumpah adalah untuk menunjukkan keluasan kekuasaanNya dan kebenaran ucapanNya. Tak peduli dipercaya atau tidak, Tuhan tetap berkuasa, tak bisa dikudeta, dan tak bisa digantikan posisinya.
Jika Anda atau kalian hendak menggantikan posisiNya, mulai lah dari diri sendiri dan orang-orang terdekat.Ciptakan lah bumi, air, udara, dan lingkungan kalian sendiri, tanpa mengambil dari apa yang tak bisa kalian ciptakan(jagad raya ini). Kemudian mulailah merinci seluruh kebutuhan sel kalian masing-masing, penuhi lah tanpa terlewat satu pun. Bahkan kalian harus bisa memenuhi kebutuhan oksigen saat tidur tanpa mengambil oksigen dari jagad raya, Buatlah oksigen kalian sendiri.
Al-fakir mohon maaf atas kekurangberkenannya kata-kata, karena miskinnya ‘ilmu dan sempitnya perspektif al fakir. Wallahu a’lam
@Al-Fakir: sumpah pocong, sumpah pegang kitab suci atau sumpah demi apapun; itu maksudnya sama, yaitu agar kita percaya pada pernyataan orang yang bersumpah itu. Kenapa perlu bersumpah? karena pernyataannya susah atau tidak bisa dibuktikan dengan fakta sehingga kita berpegang hanya pada kredibilitas yang bersumpah.
Jika Allah mengatakan bahwa Ia menciptakan alam raya, maka itu klaim yang tidak bisa dibuktikan, jadinya Ia perlu bersumpah.
Hal yang sama bisa dilakukan oleh Zeus, Ra, Odin atau bahkan Doraemon jika mereka mengklaim menciptakan alam raya, karena tidak ada bukti bagaimana yang mengklaim itu menciptakan alam raya.
Hal yang beda adalah pernyataan bahwa manusia menciptakan kue donat atau pensil, kita bisa lihat langsung prosesnya, maka manusia tak perlu berkata: “Demi anu, manusia adalah pencipta donat dan pensil”.
Untuk klaim besar seperti menciptakan alam raya, tak ada manusia yang mengklaim menciptakannya, hanya para Dewa dan Tuhan saja yang klaim itu.
Jika para Dewa ingin dipercaya, mungkin dimulai dari klaim yang sederhana saja. Silakan saja Dewa ciptakan sebuah donat di depan mata banyak orang ..
Itu lah beda manusia dengan Tuhan.. Manusia bersumpah pada apa-apa yang dianggap besar, namun tak memiliki kuasa atasnya. Sedangkan Tuhan, bersumpah atas sesuatu yang remeh, dan memiliki kuasa atasnya, minimal pengetahuan atasnya. Misal, jika manusia bersumpah atas petir yang menyambar-nyambar, maka Tuhan bisa bersumpah atas waktu, bulan, matahari, ruh yang kesemuanya ada pada genggamannya..
Tuhanku menjelaskan keajaiban dalam sumpahnya sebagai bukti kekuasaannya, yang bukan sekedar donat. Contoh, Beliau menjelaskan bahwa alam semesta ini dihamparkan, bahwa buah tin dan zaitun punya manfa’at besar, ataupun tahap-tahap penciptaan manusia. Tuhanku dengan tegas menjelaskan dengan bahasa yang tak mampu ditandingi manusia terhebat sekalipun. Walaupun baru bisa dibuktikan ratusan hingga ribuan tahun setelah turunnya perkataan Beliau.
Itu semua hanya sebagai penunjuk bahwa Dia yang menggenggam semesta. Diakui atau tidak, Beliau tetap berkuasa. Kepatuhan seluruh semesta hanya untuk kebahagiaan mahluk. Beliau bahagia jika mahluknya bahagia, tentu harus dengan caraNya yang Maha Sempurna.
Contoh lain, Beliau menjamin bahwa manusia tak mampu secara PASTI mengetahui apa yang ada dalam rahim, di bumi mana dia akan mati, dan kapan pasti turunnya hujan. Itu semua BISA DIBUKTIKAN dan ada pada kekuasaanNya. Cobalah jawab tantangan itu jika kamu termasuk golongan orang-orang yang benar. Di zaman “modern” seperti ini, manusia tak berani memberi tantangan semacam itu, karena khawatir ada yang mampu mengalahkannya, tetapi tidak dengan Tuhanku. Dia berani menantang siapa saja yang merasa hebat, kuat, pintar untuk mengalahkanNya, sampai kapanpun. Bahkan jika seluruh manusia dan jin bantu membantu mengalahkanNya..
Intinya, Beliau bukan butuh kepercayaanmu, karena itu untukmu sendiri. Prinsipnya Beliau Bahagia jika Kamu mencapai ke-Bahagiaan menggunakan tatananNYA.. Wallahua’lam..
@Al-Fakir: anda mengabaikan inti komentar saya, yaitu mengenai sumpah yang berfungsi untuk mendapatkan kepercayaan dari pendengarnya.
Tak ada keistimewaan apapun antara sumpah Tuhan dan sumpah manusia. Jika tuhan bersumpah atas waktu, bulan, matahari, atau ruh. Manusia juga bisa bersumpah atas nama itu semua. Apa susahnya.
Satu hal berbeda antara Tuhan dan manusia adalah buktinya atau kenyataannya.
Manusia bisa bohong atau benar dengan isi sumpahnya, orang lain bisa mencari bukti atas apa yang dinyatakannya. Sementara semua apa yang dikatakan Tuhan melalui sumpahnya sama sekali tak ada buktinya, jangankan buktinya, Tuhan sendiripun tak bisa dibuktikan.
Sebagai contoh Tuhan mengatakan bahwa menjelaskan bahwa alam semesta ini dihamparkan, lengkap dengan sumpah segala macamnya; akan tetapi apakah ada buktinya? tidak ada. Tuhan bersumpah agar kita percaya bulat-bulat saja pada apapun klaim Tuhan, karena klaim seperti itu bisa dikatakan oleh siapapun, misalnya Doraemon, Pocong atau Dewa Zeus misalnya.
Saya ambil contoh pernyataan anda:
Tuhan mengklaim apa yang manusia tak tahu, tapi apakah itu membuktikan Tuhan tahu? sama sekali tidak. Anda bisa berdo’a setahun penuh untuk minta informasi dari Tuhan dimana dan kapan teman anda yang masih hidup akan mati agar bisa kita cek pada saatnya dia mati. Saya jamin Tuhan tidak akan menjawab. Jangankan tahu, adanya Tuhanpun tergantung pada kepercayaan anda padanya.
Ini jaman fakta, siapapun bisa klaim macam-macam, pakai sumpah macam-macam. Yang membedakan antara apakah klaim itu kenyataan atau hanya ilusi adalah bukti yang bisa diuji siapa saja. Agamawan tak bisa membuktikan apapun klaim mereka tentang Tuhan dan segala macam tindakan yag dilakukan Tuhan.
Nah, ini lah batasan saya. Saya hanya menyampaikan, kalaupun hati telah DIKUNCI MATI, maka tak seorang pun yang mampu memberi petunjuk selain Dia.
Anda memaksakan pengertian bahwa sumpah selalu digunakan untuk alasan pembenaran, padahal Tuhan tidak memerlukan pembenaran. Jangan lah tanyakan kenapa, karena pada hakikatnya Tuhan memang tidak memerlukan semesta dan seluruh isinya. Dia tidak perlu makan, minum, tidur, ataupun beristri. Dia tidak memiliki tendensi kebutuhan kepada mahluk(di mana hanya mahluk yang bisa memenuhi). Dia lah, satu-satunya yang bisa memberi ketentraman.
Begini saja, mari kita tanya pada pribadi masing-masing, tak perlu Anda nyatakan di sini. Kita sepakat bahwa seluruh MANUSIA pasti MATI. Apa yang kita cari di kehidupan ini? Jika harta, wanita, tahta, atau sekedar penghormatan, maka renungkan lah, apakah itu tetap berlaku setelah kita mati?
Jika Anda beranggapan bahwa tak ada kehidupan setelah dunia ini, maka tunggu lah.. kita sama-sama menunggu, siapakah dari kita, golongan orang-orang yang patuh.
Bagi saya, tak ada gunanya memberi peringatan bagi orang yang dikunci mati hatinya. Semoga kita termasuk orang yang dibukakan hatinya.
Satu set pertanyaan lagi. Yakinkah kalau Anda itu ada? Bukankah Anda dulu tiada kemudian tercipta dari setets mani bercampur sel telur? Lalu bisakah AQAL mu menerima bahwa yang menciptakan itu semua bukan ketidaksengajaan dan bukan mustahil jika kamu dibangkitkan dari kematianmu? Wallahua’lam.
@Al-Fakir: kan lebih baik meyakinkan saya bahwa pendapat anda benar, bukannya mengatakan hati telah dikunci mati.
Anda mengatakan Tuhan tidak memerlukan pembenaran, ya sudah itu urusan Tuhan…
Tapi kan dalam peradaban manusia sudah ada 3000 an Tuhan / Dewa yang mengklaim maha sempurna, maha pencipta dan maha lainnya. Bagaimana manusia bisa yakin bahwa yang maha itu Allah, bukan Zeus, bukan Thor, bukan Ra, bukan Odin dan bukan lainnya? Yang butuh menguji itu manusia. Kan rugi kita habiskan waktu untuk beribadah, eh ternyata Tuhan yang kita sembah salah….
Satu-satunya jalan untuk mencari mana Tuhan yang benar, ya cari saja bukti dari apa yang selama ini mereka klaimkan. Itu kan wajar…
Jika bukti mana Tuhan yang benar yang Anda butuhkan, sudah ada, banyak. Tapi jika telinga telah dibuat tuli, mata telah dibutakan, hati telah dikeraskan, dan telah dibangun pemisah yang nyata antara kita, maka apalah kemampuan saya.
Saya dahulu mempertanyakan Tuhan, tapi setelah bukti datang, saya mengimaninya, namun tetap mengujinya. Bukan untuk meragukannya seperti ajaran skeptisisme, mempertanyakan yang telah pasti untuk memunculkan keraguan.
Coba jawab saja. Mustahil kah jika Dia menciptamu dari setetes mani dan ovum, kemudian membuatmu menjadi pembangkang yang nyata, kemudian mematikanmu, dan kelak menghidupkanmu walau telah hancur tak bersisa?
Jika kamu yakin besok akan hidup, di mana keyakinan itu kamu gunakan untuk motivasi menjalani hidup, maka apakah kamu ingat bahwa kamu diciptakan menjadi manusia sekarang ini tanpa ditanya mau hidup atau tidak? Mau tidak mau kamu tetap diciptakan, maka renungkanlah, bahwa mau tak mau kamu pasti dihidupkan lagi dari kematianmu. Dia lah Allah yang telah menggambarkan jelas bagaimana hari kebangkitan manusia di Mahsyar.
Silahkan teliti pula, kenapa mayit yang terkubur 2-4 minggu telah membusuk bahkan tulang belulangnya berserakan? Padahal ada mayit tetangganya yang telah meninggal 35 tahun di tanah persis sebelahnya, papan makamnya sudah mulai lapuk, tanah makamnya cekung cukup dalam, namun berbau harum saat digali, kafannya hanya sedikit berlubang, tubuhnya utuh. Silahkan teliti itu untuk membuktikan kebenaran ucapan Rabb ku.
Bahkan saat sakratul maut pun, orang-orang dzalim bertambah kedzalimannya, dan sangat nampak melebihi biasanya. Sedangkan orang tunduk semakin terlihat ketundukannya. Saksikan lah sakaratul maut siapapun dan bandingkan. Niscaya kamu takkan bisa mengambil pelajaran dari ini semua tanpa hati yang lembut. Hati yang siap menerima pemahaman, bukan mencari-cari kesalahan. Wallahua’lam..
@Al-Fakir: anda mengatakan:
-> bagus, mohon:
Itu pernyataan penting, yang lainnya bisa menyusul 🙂
Tak ada gunanya saya sampaikan, toh api yang dikatakan panas takkan mungkin Anda coba untuk membakar tangan agar tahu dengan kulit Anda sendiri, bukan alat. Bahkan Mata itu pun takkan Anda percayai.
Kenapa Anda percaya bahwa Anda itu hidup? Siapa yang telah membuktikan Anda itu hidup? Standar mana yang membuktikan Anda adalah manusia? Bukan kah legalisasi harus didapat dari yang derajatnya lebih tinggi? Siapa yang melegalkan Anda sebagai manusia? Siapa yang mengharuskan Anda berpakaian, berkata dengan data, atau memberi tahu segal nama-nama yang Anda ketahui sekarang? Siapa yang memberi nama sebongkah benda padat yang biasa untuk bangunan itu adalah batu? kenapa Anda percaya? siapa yang telah mencari asal usul nama batu, stone, dsb? Kenapa Anda percaya? Mana buktinya? Carikan dulu sebelum saya jabarkan jawaban saya.
@Al-Fakir: lah tadi bilang sendiri bahwa banyak bukti tentang Tuhan, sekarang mengelak saat disuruh sebutkan. Malah menyuruh lakukan hal aneh-aneh.
Jadi anda bohong saat bilang sudah banyak bukti tentang Tuhan? saya mengutip perkataan anda sendiri lho… 🙂
Silah kan.. manapun yang Anda gunakan untuk mengorek-ngorek kejelekan saya. Saya hanya memiliki satu Pelindung, Allah. jika Anda sudah bisa menjawab pertanyaan saya, silahkan hubungi e-mail saya. Asalkan saya masih diberi kemampuan menjawab,. jika tidak, maka Kita akan menyaksikan masing-masing nasib saat sakratul maut, saat barzah, dan hari pembalasan. Saya do’akan semoga dibukakan pintu hati saya dan Anda untuk selalu menerima kebenaran illahi sebelum ajal menjemput. Wallahua’lam..
@Al-Fakir: kok playing victim? merasa dizalimi?
Anda memberikan statemen yang jelas bahwa banyak bukti tentang Tuhan, itu bukan karangan saya, melainkan kata anda sendiri. Saat diminta contohnya satu saja, kok merasa di korek-korek kejelekannya?
Anda lalu minta saya bertanya lewat email, kenapa gak disini? kan anda juga yang beri pernyataan di sini? pembaca yang lain kan berhak tahu juga..
🙂
Pembuktian hanya diberikan kepada yang ber AQAL. Jika aqal telah ditutupi nafsu, maka tak ada gunanya mengatakan apapun. Bagi pembaca, saksikan lah. Saya mendustakan judul artikel ini, karena ia tak mampu menjawab kenapa rasul yang tak dibatasi jumlah istrinya, memilih beristri yang kebanyakan adalah janda, hanya satu perawan. Jika rasul mengajarkan menikah dan memelihara budak untuk eksploitasi seksual, maka Beliau mencontohkan nikah dengan 1000 atau lebih perawan tercantik dari seluruh negeri taklukan. Beliau adalah pemimpin yang diberi kemampuan menaklukkan separuh dunia di masa itu.
Yang kedua, penulis artikel tak menjawab kenapa dia menganggap dirinya sebagai manusia. Siapa yang melegalkan ia sebagai manusia? Padahal jelas legalitas yang sah hanya diberikan dari yang lebih tinggi bukan diciptakan.
Misal kan anda murid TK, apakah Anda yang menyatakan lulus TK, atau lembaga penyelenggara sekolah? Maka siapa yang melegalkan Anda sebagai manusia?
Wallahua’lam.
@Al-Fakir: oh jadi anda gak punya AQAL, sehingga tak bisa menyebut satupun bukti yang kata anda ada banyak.
Oke, pengakuan yang jujur
🙂
ahahaha…setelah saya baca smua argumen Sdr AlFakir dg penulis saya bisa tau mana yg menggunakan akalnya dan mana yg tidak, terima kasih karena argumen anda berdua semakin memantapkan keyakinan saya akan kebenaran Islam.Buat TS anda bertanya bukti Tuhan itu ada, yg anda butuhkan itu bukti dalam bentuk apa, apakah kalo Tuhan itu ada dia harus bisa diliat dg mata, karena kalo anda minta dari segi science sudah banyak buktinya. Ok daripada nanti anda nuntut..kalo banyak beri 1 aja, ok saya kasih tau, dan contohnya ngga jauh2, mulai dari tubuh anda sendiri aja. Anda tau kan kalo pada masa perubuhan dari embrio ke janin ada organ2 tubuh yg pertumbuhannya “dibatasi”, hingga batas tertentu, kalo saya jelaskan panjang lebar ngga muat ntar, jadi silahkan anda baca buku tentang proses kelahiran. Nah menurut anda apakah yg membuat sel2 tertentu tsb berhenti tumbuh, seolah2 dia udah diprogram jika udah segini ..stop. Para ahlipun sampe sekarang tidak mengetahui kenapa atau enzim apa yg membuat sel seolah2 bisa “berpikir”. Dan sekali lagi kalo anda berakal pasti udah tau inti dari penjelasan saya. Dan itu baru dari proses sel aja, blum ke organ2 lain, yg kalo saya jelaskan semunya bisa2 saya bisa bikin 1 buku khusus membahas keajaiban tubuh manusia ^^.Jadi sebenarnya kalo anda ingin bukti Tuhan itu ada ngga perlu cari jauh2 sampe ke luarangkasa, cukup liat tubuh anda sendiri, kenapa jantung saya bisa berdetak, siapa yg mendesain sistem peredaran darah…dan kenapa anda bisa tidur. walaupun kedengarannya lucu tapi sampe sekarang para ahli ngga pernah detail menjelaskan kenapa kita tidur dan bermimpi, Dan jika anda masih anggap blum cukup utk mengatakan bahwa Tuhan itu ada, karena saya tidak bisa melihat, saya tanya sama anda “Apakah kegelapan dan cahaya itu ada ” ? silahkan dijawab…
@Ichiiba: dari komentar anda, anda menggunakan standard sebagai berikut:
Fakta itu bisa keteraturan alam semesta, pertumbuhan janin, sistem peredaran darah, indahnya semesta atau apa saja yang membuat anda kagum dan sudah ada. Tinggal comot saja.
Disini tidak ada dasar fakta apapun, dasarnya hanya keyakinan.
Tuhan bisa apapun namanya. Allah, Zeus, Odin, Yesus, Syiwa, Yahweh atau apapun
Jika standard itu diterapkan pada salah satu contoh anda:
–> Itu satu-satunya fakta anda
–> Anda tak bisa menunjukkan bukti apapun tentang campur tangan oknum tersebut. Bagaimana cara oknum tersebut mempengaruhi proses tersebut, dengan cara apa? anda sama sekali tidak bisa menunjukkan bukti apapun. Kesimpulan anda murni dari keyakinan anda.
–> Ini kebodohan ganda dalam mengambil kesimpulan. Poin 2 saja anda tak bisa buktikan apa-apa alias kesimpulan ngawur, terus dari kesimpulan ngawur ditarik kesimpulan ngawur berikutnya: “pasti Allah!”. Kalau toh poin nomor 2 dianggap benar, bagaimana membedakan bahwa itu Allah yang menyebabkan dan bukan Doraemon atau Sun Goo Kong yang maha sakti, bukan Dewa Zeus atau Marduk yang maha perkasa, bukan Dewi Kwan Im atau Yesus yang penuh welas asih?
🙂 🙂
Sangat menarik diskusinya, saya kebetulan lewat mampir baca, jadi sepertinya ada perbedaan pemahaman tentang keyakinan terhadap agama dari masing2 penjawab. Sdr Judhianto mengejar jawaban2 pertanyaan al fakir dan ichiba berdasarkan logika sebagai manusia, wajar, ini yang membedakan manusia dengan makhluk lain, dan menuntut scientific reasoning bukti keterlibatan Tuhan sebagai causa prima alam semesta. Dan yang menjadi masalah, siapapun keyakinan siapa yang menjadi Tuhan (oknum) dibalik semesta ini, Dia tidak pernah memberikan petunjuk yang dapat diterima dengan indera dan diolah dengan logika bahwa memang betul2 hanya Dia yang merancang semesta, sehingga menjadi perdebatan seperti ini. Akhirnya jawaban menjadi dalam taraf ‘belief’ atau keyakinan semata yang tidak dapat dibuktikan dengan scientific reasoning seperti yang dipertanyakan Judhianto.
Yang menjadi pertanyaan saya, terlepas dari status masing2 penulis apakah atheis/tidak, mengapa Tuhan tidak pernah memberikan bukti nyata bahwa klaim penyebab causa prima itu memang Tuhan (dengan nama Allah) sehingga manusia bisa dengan mudah memahaminya? Apa ada maksud dibalik itu (tidak terang2an)?
@Lang Ling Lung: jika di Twitter ada akun anonim @triomacan2000 yang bersembunyi dibalik anonimnya untuk keluarkan info-info yang tak bisa dipertanggung-jawabkan, maka kita kenal sosok anonim tertua dalam peradaban manusia, yaitu Tuhan…
Dalam kehidupan sehari-hari, jika anda mendapatkan surat perintah untuk ini-itu, anda hanya akan mau melaksanakannya jika surat itu benar dari Polisi atau Pengadilan, anda bisa cek siapa yg tanda tangan, dimana kantornya. Anda bisa protes kalau perintahnya gak jelas karena pemberi perintah itu jelas sehingga bisa ditanyai. Polisi dan Jaksa itu sosok yang jelas, bisa kita ketahui sosoknya, kita bisa berinteraksi dengannya.
Dalam hubungannya dengan agama, Tuhan itu bersembunyi di akhirat, di surga, di Nirwana, di Valhalla, di alam lain yang tak bisa dijangkau dan tak bisa juga dibuktikan adanya.
Tuhan menampakkan diri lewat tanda-tanda yang sayangnya bisa diartikan segala macam dan tak semua orang menganggap tanda yang valid.
Ada berbagai macam versi perintahnya; versi Islam, Kristen, Yahudi, Hindu, dan sebagai macam, semua versi perintahnya juga tak bisa diverifikasikan apakah benar dari Tuhan?
Isi perintahnya juga ada yang bisa dimengerti, ada yang membingungkan, kita tak bisa protes atau minta penjelasan yang bisa dipastikan dari Tuhan.
Dengan identitas anonim dan perintah yang tak bisa diverifikasikan, Tuhan memaksa kita mengikuti kehendaknya. Jika tak memuaskan, Dia akan memasukkan kita ke kamp penyiksaan abadinya (yang lebih kejam dari kamp konsentrasi NAZI) yang dinamakan neraka, jika Dia puas, ada fasilitas pemberi kepuasan bagi kita (syahwat, harta, makanan, minuman keras) yang dinamakan surga.
Orang beragama –> percaya pada tokoh anonim tersebut
Orang tak beragama –> kalau mau dipercaya dan dituruti, ya harus serius dikit. jangan anonim.
@Judhianto Kenapa anda mengambil contoh Doraemon? Apakah anda tahu Doraemon hanyalah tokoh fiksi yang diciptakan seorang pengarang komik tentang robot kucing dari masa depan? Kenapa anda mengambil contoh Sun Go Kong? Bukankah Sun Go Kong juga hanya tokoh fiksi dari sebuah novel yang ditulis di abad ke 16 masehi?
Dan anda bilang bisa jadi Zeus atau Marduk yang menciptakan? Zeus dan Marduk sama-sama memiliki istri, anak dan orang tua. Bukankah itu sama saja dengan manusia?
Tuhan itu Esa, hanya ada 1. Berdiri sendiri, tidak membutuhkan bantuan siapapun. Berbeda dari makhluknya, mencakup segala hal; baik dari segi wujud, sifat dan perbuatan. Itu artinya Tuhan tidak mempunyai orang tua, istri ataupun anak. Tidak juga tidur, makan dan minum. Tapi semua yang anda contohkan itu memiliki sifat manusia, dan anda juga meminta bukti adanya Tuhan. Apakah anda merasa diri anda begitu tinggi sehingga Tuhan perlu menunjukkan bukti kepada anda untuk mempercayai-Nya? Rukun Iman pertama adalah percaya kepada Allah. Artinya percaya bahwa tidak ada yang mencipta, menguasai, dan mengatur alam semesta kecuali Allah. Bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah dan mengingkari semua sembahan selain Allah. Mempertanyakan bukti tentang Tuhan dan menyerupakan-Nya dengan makhluk lain sudah menjadi bukti bahwa anda adalah orang Kafir.
Tentu saja, itu hak anda mau percaya dengan keberadaan Tuhan atau tidak. Karena sesungguhnya, tidak ada yang mengetahui kebenaran yang mutlak kecuali Allah. Wallahu’alam bissawab
@Shizuura: jadi anda tahu pasti bahwa Allah bukan tokoh fiksi sebagaimana Doraemon, Sun Go Kong, Zeus dan Marduk?
Atas dasar apa anda mengatakan Allah bukan tokoh fiksi?
Atas dasar kitab suci? dari mana tahu kalau kitab suci itu bukan fiksi juga? bukankah banyak klaim-klaim dari kitab suci terbukti salah?
Dalam peradaban manusia sudah pernah ada 3000-an dewa/tuhan yang disembah manusia. Jika anda mengatakan Allah-lah yang paling benar dan tak mau diuji dengan fakta dan bukti, maka hal yang sama juga bisa dipakai oleh penyembah 3000-an dewa/tuhan yang lain untuk ngotot membela kebenaran tuhan/dewa mereka.
Jika anda mengatakan Marduk atau Zeus hanyalah dongeng, maka penyembah Marduk atau Zeus juga bisa mengatakan hal yang sama: “Allah? itu kan hanya dongeng”
Jadi itulah gunanya bukti, untuk membedakan dongeng dan bukan dongeng.
ayat Itu solusi masa itu saat perbudakan meraja lela dan masih kuat mengakar di masyarakat. Budak merupakan aset berharga hasil dari kerja keras untuk dapat membeli atau memilikinya pada saat itu. Kalau langsung dilarang maka islam tidak akan dapat di terima di masyarakat tersebut karena langsung dapat merobohkan sendi perekonomian yaitu tenaga kerja dari pemilik modal dan stres karena tersapih dari kecanduannya terhadap budaya sek bebas seperti bayi yang langsung dilarang menyusu pada ibunya.
Allah dalam Al-Qur’an memberi solusi jitu dengan batasan- batasan tertentu yang akhirnya dunia dapat terbebas dari perbudakan, seperti hanya tuhan memberikan solusi pada minuman keras.
Bagaimana solusi anda kalau saat itu anda yang menjadi nabi ?
Tentang sejarah para khalifah Islam sepertinya perlu banyak membaca lagi. Banyak sejarah yang menyebutkan bahwa Ali bin Abitholib hidup jujur, sederhanan dan dalam keadaan miskin, makan saja susah. sehingga sering puasa. kok punya banyak budak/selir ?
Ayat mana dari Al-Qur’an yang menjelaskan pembolehan manusia yang merdeka untuk di jadikan budak ?
@Mahdi: tepat sekali anda mengatakan bahwa ayat itu adalah solusi pada saat itu.
Akan tetapi saya tak setuju dengan kalimat kedua anda yang mengatakan bahwa (lewat al-Qur’an) akhirnya dunia dapat terbebas dari perbudakan.
Faktanya umat Islam adalah pelestari perbudakan. Jika bukan karena khilafah runtuh, Turki mungkin akan tetap melegalkan perbudakan. Jika bukan karena tuntutan HAM, Arab Saudi pasti tidak mengeluarkan larangan perbudakan pada tahun 60-an.
Negara-negara Islam melarang perbudakan karena tekanan luar, karena ayat-ayat perbudakan masih ada di Qur’an dan tak boleh dirubah.
Tentang sejarah para khalifah, sepertinya anda yang harus lebih banyak membaca literatur. Pada era nabi memang umat Islam masih hidup pas-pasan, namun pada saat khulafaur rasyidin, terjadi ekspansi militer Islam secara besar-besaran. Banyak wilayah baru ditaklukkan, yang berarti supply melimpah untuk pampasan perang dan budak. Umat Islam menjadi sangat makmur.
Jika anda baca kitab al-Tabaqat karangan Ibnu Sa‘ad, dikatakan pada saat Khalifah Usman meninggal, para sahabat sudah begitu kayanya, sehingga Abdurrahman bin ‘Auf memiliki emas yang bila harus dipotong dengan kapak, akan membuat melepuh tangan pemotongnya.
Ali pada saat rasul hidup, menjalani hidup prihatin dengan Fatimah putri nabi.. Ketika hendak berpoligami, nabi marah besar karena tak rela Fatimah diduakan.
Akan tetapi, setelah nabi wafat, Ali menambah istrinya hingga empat, dan ketika wafat sebagai khalifah negara yang sangat kaya, ada 19 selirnya.
Kalau anda tanyakan ayat mana yang menjelaskan prosedur memperoleh budak? Maka ini seperti bertanya tentang prosedur shalat dalam Qur’an. Tak ada. Itu diatur di luar Qur’an.
dari debat kalian saya sangat yakin kalian adalah orang2 yg berpengetahuan dan sangat pintar….tapi karna kalian terlalu pintar hingga menjadi bodoh…kembali ke leptop dan judul di atas…untuk islam awlo adalah buatan muhammad..untuk kristen bahwa tuhan ada dan buktinya aqdlah Yesus…banyak dari nubuatan kitab para nabi yg menubuatkan bahwa Allah YHWH akan lahir sebagai Anak manusia yaitu Yesus.jangan minta refrensi ayat dari saya,karna kalian terlalu pintar dan silakan baca sendiri dari BIBLE.GBU
@Fakta dan Kebenaran: kalimat anda kontradiktif. Anda menyebut:
lalu anda promosi tentang Yesus, lalu:
anda menganggap kami yang berdiskusi disini terlalu pintar, sehingga merasa gak mampu memberi referensi tentang yang anda promosikan, tapi disisi lain anda menganggap kami bodoh
Lha kalau anda sendiri gak mampu menjelaskan dan memberi referensi, bagaimana kami bisa yakin kalau anda sebenarnya ngerti dengan yang anda promosikan? Jangan-jangan anda hanya sebatas beo yang hanya bisa mengulang perkataan penjual Yesus.
Kalau gak mengerti apa yang anda jual tentang Yesus, kok anda membodoh-bodohkan orang lain? Gak ngerti kok sombong..
Jelas yg nulis blog ini gak pernah mengaji..jangan di baca blog ini
@Gus Apung: bila anda lebih tahu, bukankah lebih baik menyampaikan koreksinya?
Melarang ini-itu kan cocoknya hanya buat anak TK, atau yang berpikir seperti anak TK.
gus apung apa hubungnya blog ini dengan ngaji.ya? Dan kalau dah ngaji ada apa ya? Panyak orang seperti gus apung yang.bisangaji tapi gak ngerti apa2 dengan yang dibaca mirip beo hanya sebuah show doang heemmm wajar saja indonesia gak maju2 seperti negara tetangga, kagak mikir hanya dipakai ngaji.
mantap…benar sekali…Al Quran memang memang tidak melarang…tapi kita jangan bodoh…harus balik ke HATI NURANI…pantaskah ada manusia yg derajatnya lebih rendah (budak seks/harem/selir) dari manusia lain? semua manusia sama di mata Allah…
Nengok email, ada yang menggelitik.
Sebelum membuktikan keberadaan Tuhan, mari kita lihat diri sendiri. Saya mengklaim bahwa saya adalah “manusia”. Saya mengetahui bahwa saya diciptakan dari setetes mani hingga terlahir sebagai bayi yang jauh beda dari mani. Ini saya temukan dalam Al-Qur’an dan juga telah dibuktikan secara ilmu pengetahuan. Ayat ini telah diturunkan belasan abad sebelum dibuktikan ilmu pengetahuan, diturunkan melalui manusia yang awalnya buta baca tulis dan diakui tak pernah berbohong. Maka, Saya putuskan untuk MEYAKINI apa yang diturunkan kepadanya.
Nah, tolong jawab(dalam hati saja juga boleh), apakah Anda “manusia” atau hewan berakal, dan apa dasar klaim Anda secara aqal dan keyakinan, atau aqal saja? Sejak kapankah Anda diakui sebagai “siapa Anda”? Saya yakin Anda orang cerdas, mungkin paling cerdas di zaman ini yang sangat mudah menjawab pertanyaan remeh ini. Bye.. 🙂
@Al-Fakir: fokus bung! Anda yang ngomong bahwa sudah banyak bukti keberadaan Tuhan, tapi ketika diminta tunjukkan satu (ya! cuma diminta satu saja) gak mampu, kok geser topik ke hal-hal gak penting lainnya.
Jadi, anda punya bukti gak bahwa Tuhan ada? Tunjukkan satu saja, mari kita bahas.
Kalau gak pede, ajak ustad anda berdiskusi disini.
🙂
ih ih ih… marah??? Sampai minta ustadz saya segala..
Tolong dibaca perkataan saya seblmnya ttg ayat asal mula manusia setelah adam dan hawa, yakni pada umumnya dari setetes mani dst. Ini lah bukti bahwa hati Anda telah tertutup dari pemahaman nurani, hanya melihat bahwa kebenaran berasal dari aqal dan NAFSU.
Ayat itu berasal dari Tuhanku(bukti eksistensi Tuhanku), diturunkan melalui manusia yang mulia, dan baru saja dapat dibuktikan dalam kebenaran ilmiah belasan abad berikutnya. Jika Anda hidup di zaman Muhammad S.A.W, mungkin Anda salah satu orang yang menganggap bahwa Beliau adalah orang gila.
Santai, masih ada waktu taubat sblm nyawa sampai di kerongkongan.. Saya tidak berani unjuk banyak bukti, karena saya orang miskin ilmu dan pemahaman, khawatir mencela Anda di media publik ini. Saya diam selama ini nunggu apakah Anda mau sadar. Kalaupun tidak, itu di luar urusan saya.. He he..
Nah, tolog tuh, jawab pertanyaan saya yang seabreg abreg sebelumnya.. spt siapakah Anda? atau karena Anda adalah pencari jawaban amatir dan bertanya apa saja, maka Anda hanya bisa bertanya dan menganalisa jawaban tanpa bisa menjawab? Kalo memang begitu, ya ga apa-apa.. Oo..
@Al-Fakir: saya komentari pernyataan anda:
–> Ini masalah manusia yang berkembang dari sperma (tentunya dengan sel telur), sama dengan kuda, kucing, bebek dan semua binatang –> ini proses biologis murni, yang sudah pernah sekolah setingkat SMA diseluruh dunia pasti sudah tahu, jadi apa hubungannya dengan pemahaman nurani yang tertutup?
–> Apa hubungannya dengan Tuhan, orang Buddha, Hindu, Kristen, Ateis atau peternak jaman purbapun tahu kalau ternak betina dibuahi oleh sperma ternak jantan akan menghasilkan kehamilan ternaknya. Tuhan? gak ada hubungannya, tanpa diberitahu Tuhan, semuanya bisa tahu kok…
–> anda berkali-kali klaim ada ayat yang baru dibuktikan kebenarannya lewat sains. Seperti klaim anda tentang Tuhan, tunjukkan satu saja ayat yang sesuai sains, terangkan siapa saintis yang memverifikasikan. Sebagai gantinya, saya bisa tunjukkan banyak ayat yang sama sekali tak didukung sains dan malah jelas-jelas ngaconya.
–> Mencela saya gak apa-apa, sudah banyak kok. Dengan menunjukkan diri anda sebagai miskin ilmu dan pemahaman terus berlogika ngawur, bukankah anda mencela diri anda sendiri?
–> Jadi kalau anda miskin ilmu dan pemahaman, silakan belajar lagi mengenai ilmu dan pemahaman sebelum mengajari orang lain dengan ilmu dan pemahaman anda yang miskin. 🙂
–> Sebenarnya komentar anda sudah OOT (out-of-topic), tetapi karena anda menuliskan klaim-klaim kosong tersebut di ruang komentar ini, maka saya merasa perlu untuk meluruskan omong kosong anda tersebut. Jika untuk pernyataan yang anda omongkan sendiri saja anda tidak bisa menjelaskannya, saya ragu, anda sebenarnya mengerti gak dengan apa yang anda tanyakan sendiri? bukankah anda miskin ilmu dan pemahaman?
Kembali ke fokus,
jadi anda sama sekali tidak punya bukti keberadaan Tuhan yang bisa diverifikasi siapa saja?
yang anda tunjukkan diatas hanyalah serangkaian cocokologi yang sama sekali tidak nyambung. Oh ya kalau ustad anda memang tidak cerdas-cerdas amat, silakan ajak teman yang anda rasa cukup cerdas untuk membantu anda. 🙂
wkwkwk.. kali ini pembahasannya semakin mempertajam perkiraan saya mengenai kualitas pola pikir Anda..(bahkan intonasi yang tersirat dalam kalimat pun tak paham)
Kalau Anda merasa saya kurang paham dengan semua perkataan saya, ya nggak usah ditanggapi bro.. beres..
Sekali lagi, SAYA memang miskin ilmu dan pemahaman. hehehe…
Dan satu lagi, Anda memang pencari jawaban amatir yang hanya bisa analisis, namun GAGAL menjawab pertanyaan sederhana dari seorang yang miskin ilmu dan pemahaman. Maaf, maaf, maafkan kata-kata saya yang teramat kasar ini…. YyYyYy..
@Al-Fakir: jadi memang anda sama sekali tidak bisa membuktikan pernyataan anda sendiri bahwa “banyak bukti tentang Tuhan”.
Oke.
Untuk penilaian anda, saya maklum, kalau gak mampu berdebat biasanya larinya ke adhominem atau mlipir-mlipir alihkan topik.
🙂
Saya juga pingin tahu jawaban dari pertanyaan saudara yang sangat sederhana tersebut. Bukankah anda sudah meyiapkan jawabannya kalau sdr sendiri menganggap pertanyaan sdr sederhana dan tidak tejawabkan? Coba jelaskan denga gambaran sdr siapa tahu saya juga paham dengan maksud pertanyaan sdr al-fakir. Tak tunggu jawaban sederhananya yacn? Saling berbagi.
@Toyoi: pertanyaan Al-Fakir banyak, jadi biar tak salah jawab, mohon ditunjukkan pertanyaan yang mana?
@Bro Judhianto:Coba anda jawab pertanyaan AL-Fakir tentang siapakah anda atau siapakah aku?menurut pandangan spiritualis dan menurut pandangan Sains sederhana bukan?
@Andik: Siapa saya? he.. he.. saya manusia, punya istri dan anak, kira-kira akan hidup sampai umur 70-an, semoga lebih, setelah itu mati.
Pertanyaan lain?
@Bro judhi:Pintar sekali anda menjawab,saya manusia hehe……itu bukan fersi spiritual ataupun sain,itu fersi anda.Saya juga punya fersi yang lebih unik,saya adalah seonggok daging yang punya keinginan…ingin,kaya raya,ingin istri banyak,ingin hidup selamanya walau itu tak mungkin karena saya gak bisa menciptakan tuhan yang lebih hebat.
@Andik: Udah lah.. memang segitu tingkat pemahaman dia. Analisanya aja hanya pada kulit luar. Dia mengira perbudakan (dan mungkin juga pernikahan) yang dipahaminya hanya seputar nafsu atau kepuasan pribadi. Mengabaikan makna luhurnya manusia. Abaikan saja dia, krn diberitahu dan diberi bukti nyata pun takkan mau menerima(karena benci pada kebenaran itu). Dia dan kita semua sama-sama menunggu, biar Al Ahad yang memutuskan. Kita do’a kan saja semoga di antara saudara atau keturunan dia ada yang diberi hikmah dan dzikr.
@Al Fakir: wah balik 🙂
Nah ini menarik 🙂
Untuk jawaban saya, anda mengatakan bahwa itu kulit luar saja, astaga! menarik ini, kalau Mario Teguh mungkin bilang: SUPERR.
Bahwa al Fakir tahu bahwa ada jawaban ynag bukan kulit luar. Mohon jelaskan jawaban seperti apa itu, satu saja, mungkin bisa mencerahkan saya 🙂
Oh ya, jangan seperti waktu Al Fakir saat bilang sendiri “banyak bukti tentang Tuhan”, tapi muter-muter alihkan topik lalu ngilang saat minta ditunjukkan buktinya satu saja.
Gak enak kan kalau pembaca lainnya menduga anda menderita semacam waham, mengklaim tahu ini-itu tapi ternyata gak tahu apa-apa 😀 😀
Ayo Al-Fakir! cemungudd kakakkk!… 🙂
@Judhianto:Dalam dunia spiritual(manusia/aku)adalah sebuah pikiran,apa yang terjadi adalah hasil buah pikiran kita sendiri,kita adalah sang pencipta bagi dunia kita.Surga neraka,kebahagiaan dan kesedihan itu ada dalam pikiran kita.Ini paham SESAT kata para Fukoha,ya memang orang awam bisa keblinger bila gak paham.Dalam Quran manusia adalah kholifah(pengganti),dalam tafsir ibnu katsir manusia adalah pengganti dari manusia yang telah lalu,ini salah besar,kesalahan ini yang membuat umat islam jadi bodoh.Di dalam semesta ini semua adalah makluk,jadi kita ini sebenarnya adalah pengganti TUHAN untuk melaksanakan tugas tugas duniawi,manusia itu terhormat didepan TUHAN,manusia itu dewa semesta(gak salah postingan anda).Cuma cara anda menyajikan tulisan yang mungkin kurang bisa mengena hahaha…(pasti nanti ada yang mengecam sesat)
@Andik… mohon maaf saya langsung potong kompas nylonong boy… saya memposisikan diri untuk mendukung bung judianto… mas andi faham betul tentang spiritual adalah hasil pikiran sendiri dan manusia adalah pengganti tuhan di dunia… saya yakin bahkan mas andi faham betul tentang hakikat makrifat cs… kalo boleh saya mau tanya APAKAH SEMUA MANUSIA TERHORMAT DEPAN TUHAN ? atau hanya manusia yang beragama tertentu saja yang di ridhoi dan yang terhormat depan tuhan?
@IRONIS:Semua manusia terhormat didepan TUHAN.Yang terpenting adalah aklaknya atau moralnya,semua ibadah hanya jalan untuk mencegah kita dari segala bentuk kemaksiatan dan kekafiran.Apa itu KAFIR:kata ustad kafir itu diluar islam,ini ustad geblek sok tau.KAFIR itu ingkar terhadap hati nurani,dan juga ingkar terhadap kenyataan yang ada.Ingkar terhadap hati nurani contoh:Ada orang terjatuh dari sepeda,anda ingin menolong tapi dengan segala pertimbangan anda tidak jadi menolong,mungkin dia musuh anda inipun KAFIR.KAFIR terhadap kenyataan contoh:Anda bekerja sebagai tukang ojek,biasanya dapat uang 50rb tapi suatu saat anda hanya dapat 10rb,lalu anda menggerutu dan kecewa ini juga KAFIR.Didalam kekecewaan anda pasti pikiran anda tidak tenang dan gelisa,inilah neraka yang sesungguhnya.Terima dan syukuri setiap apa yang anda peroleh,inilah surga yang sesungguhnya.Dalam hidup ini perlakukan orang lain seperti anda memperlakukan diri anda sendiri.Jika ingin dihormat maka hormati orang lain.Jika tidak ingin dibohongi orang lain maka jangan bohongi orang lain.Apa yang anda rasakan tidak enak akibat perbuatan orang lain maka sama juga jika anda memperlakukan orang lain seperti itu.Camkan dan resapi,jika semua orang bisa melakukannya pasti damailah dunia ini.Didunia ini berlaku hukum alam,bukan hukum TUHAN.Kata ustad alam tidak bisa membuat hukum,iya memang.Hukum adalah suatu rentetan peristiwa atau kejadian.Hukum alam adalah suatu rentetan peristiwa alam.Bukan suatu rentetan peristiwa TUHAN.TUHAN ada sebelum alam ini terjadi,TUHAN sebagai causa prima,setelah itu terjadi hukum alam atau sebab akibat.Semoga anda dapat hidayah
@ANDIK… makasih mas andik.. anda lugas sekali menyampaikannya… tapi apakah para preman preman surga itu tau kalo arti KAFIR sebenarnya itu yang seperti anda jelaskan??.. lalu bagaimana memberitahukan kepada mereka arti yang sebenarnya KAFIR itu?? bahkan mas andi dan saya mungkin bung Judhianto juga tahu persis standar moralitas masyarakat indonesia yang paling baik dan benar adalah bagaimana cara menyembah kepada tuhan.. bukan akhlak atau moral yang baik yang bertengger dan memegang kendali tengah para pendekar tuhan… para pembela tuhan menyerang agama lain bukan karena mereka maling rampok pembunuh teroris cs… tapi karena mereka tidak menyembah tuhan dan agama dari arab dan mereka di anggap KAFIR….apakah ahklak moral agama lain itu tidak baik dan merusak agama penguasa alam semesta dari arab?? kenapa tidak di paparkan di sekolah sekolah dari TK SD sampai SMA arti KAFIR yang sebenarnya mungkin bisa mengurangi korban agama berjatuhan..
@IRONIS:Hanya waktu yang bisa menjawab semuanya,percayalah kebenaran akan selalu muncul dipermukaan,tidak ada yang abadi didunia ini,temasuk islam suatu saat pasti juga akan hilang,karena sekarang sebagian syariat sudah menjadi derita,suatu saat yang tidak sesuai pasti akan ditinggalkan dan mungkin juga hilang lenyap.
Sekarang masih muda, ganteng/cantik, sehat, penampilan menarik, mujur, berhasil, punya uang/harta, punya kedudukan/posisi uenak, kecukupan, punya kebebasan, aman dan tenteram : TIDAK PERCATA ADANYA TUHAN
Kalau sudah tua, keriput, loyo, penyakitan, menjijikkan, sial, ketipu, bangkrut, miskin, sress, gelisah, ketakutan, di bawah ancaman dan tekanan
CARI-CARI TUHAN
@Doni: ya kasihan orang yang butuh tuhan dengan cara itu. Ateis kelas kambing, belum kaffah. Biasanya mereka adalah para apateis yang mengira mereka ateis.
Apa bedanya? apateis hanya sekedar tidak perduli atau bersikap masa bodoh dengan agama atau tuhan. Mereka tidak benar-benar punya punya pengetahuan kuat mengenai mengapa tidak percaya tuhan, mereka cuma bersikap masa bodoh. Jika terkena krisis, baru mereka berusaha mencari pegangan hidup, apapun itu. Cari jimat, pelarian dan ada yang ke Tuhan. Tuhan disini kelasnya hanya sejajar dengan batu akik.
Beda dengan ateis yang melalui proses pencarian Tuhan. Mereka menolak tuhan karena sudah melakukan eksplorasi kritis terhadap konsep tuhan yang mereka punya. Biasanya mereka berangkat dari teis yang taat dan menguasai benar konsep agama mereka sebelumnya. Mereka menemukan semua tuhan itu sama saja, tak mempunyai landasan nalar dan fakta. Tuhan yang sehebat apapun ya sama kedudukannya dengan Doraemon, hanya khayalan. Jika terkena krisis, ya gak akan kembali cari Tuhan sebagaimana orang teis gak bakalan cari Doraemon saat krisis.
Jawaban yang cerdas!
apakah ada org yang bener2 atheis,sedang di DNA dia sdh tertanam ‘sel tuhan’ ribuan tahun…?
@Edy Siswanto: sel tuhan dalam DNA? Rasanya gak ada. Yang ada mungkin kepercayaan tanpa syarat pada sesuatu.
Pada bayi dan anak2 kepercayaan tanpa syarat itu menemukan obyeknya pada orang tua. Mereka butuh belajar kemampuan menghadapi dunia secepatnya dari orang-tuanya, bertanya hanya menghambat proses tersebut.
Saat beranjak dewasa mereka mengalihkan kepercayaan tanpa syarat itu pada sesuatu yang lain. Secara umum obyek baru itu Tuhan, tapi bisa saja sesuatu yg lain seperti ideologi, negara, kemanusiaan atau ide-2 yang lain. Maka ada yg rela mati demi Tuhan, negara, komunisme, demokrasi, kemanusiaan atau yg lain.
Jadi adakah yg benar2 ateis? tentu ada. Mereka beralih dari Tuhan ke sesuatu yang mereka anggap lebih berharga dan bermanfaat dalam hidupnya.
Percaya kpd tuhan dan beragama merupakan perilaku unggulan,oleh karena itu ia terekam dalam alam bawah sadar kita.itu ada dalam DNA kita,itu ada dalam fitrah kita.Proses ini baru di mulai mungkin seratus tahun terakhir,waktu yang relatif pendek dalam skala evolusi manusia,BELUM MENGUBAH FITRAH.jadi…ATHEISME ADALAH MENENTANG FITRAH MANUSIA…(bagaimana relevansi tulisan diatas yg saya comot dari tulisan mas Judhi,di blog yg lain,dgn jawaban mas Judhi,bukankah ada semacam esensi yg kontradiktif? atau apakah sudah terjadi evolusi dlm pemikiran mas Judhi? mohon pencerahan..
@Edy Siswanto: bertuhan dan beragama memang perilaku unggulan, tapi kita sekarang mulai melihat orang-orang yang mulai tidak lagi merasa perlu bertuhan dan beragama. Ini memang merupakan pencilan dari distribusi perilaku manusia secara umum yang masih terpanggil bertuhan dan beragama.
Yang menolak bertuhan dan beragama ada yang gelisah dan tak nyaman, namun ada pula minoritas yang biasa-biasa saja. Di setiap perubahan apapun memang selalu ada minoritas kecil perintis yang berbeda dengan mayoritas, tinggal waktu saja yang akan mengujinya apakah perintis yang kecil ini akan sukses bertahan, menyebar dan menurunkan kecenderungan ini – atau kembali tertelan oleh yang mayoritas yang telah nyaman bertuhan dan beragama.
Satu Pertanyaan untuk Admin. Dari Sudut pandang manakah anda berbicara tentang Agama pada umumnya serta Islam pada khususnya?! Sebab saya melihat anda terperangkap dalam Relativisme.
@Muhammad Yasir: saya sendiri tidak terlalu yakin dengan apa yang anda maksud dengan sudut pandang, tapi yakin bahwa anda pasti sudah mempunyai praduga tentang sudut pandang saya karena anda belum-belum sudah mengatakan tentang saya yang “terperangkap dalam Relativisme”.
Silakan saja jelaskan maksud anda tentang saya yang “terperangkap dalam Relativisme”. Saya akan menilainya dan mengiyakan bila benar atau menolaknya bila gak benar. 🙂
@Muhamad yasir:Tulisan saudara Judhianto,ini adalah fakta sejarah yang sebenarnya bahwa agama memang bukan wahyu dari langit,tapi proses asimilasi dari budaya manusia,bukan seperti yang diceritakan oleh para ustad yang hanya mencari uang dan popularitas itu.Agama telah menjadi politisasi ekonomi Arab,agama telah menjadikan masyarakat yang tersekat sekat karena pemahaman yang berbeda(mengganggu stabilitas keamanan negara),jika ada sain yang bertentangan dengan kitab suci maka sain yang harus ditolak,walaupun sain itu benar(bukankah ini pembodohan masyarakat),Agama telah banyak menyumbang pasien rumah sakit jiwa(ini fakta bukan fitnah),Agama banyak mengumbar janji janji palsu.Sampai kapan kebohogan seperti ini akan diajarkan mengingat begitu banyak dampak buruk yang ditimbulkan.Hanya orang orang yang buta pengetahuan yang mencela tulisan saudara Judhianto atau ORANG ORANG YANG MERASA DIUNTUNGKAN DARI SEBUAH KEBOHONGAN YANG TIDAK BISA MENERIMA KENYATAAN SEBAGAI KEBENARAN yaitu para ustad pencari harta dan wanita.Berada dijalan TUHAN berarti menegakkan kebenaran bukan menebar kebohongan yang dibumbui dongeng dongeng kitab suci hanya untuk mendapatkan segebok uang dan selangkangan seperti yang dilakukan oleh para pendahulu mereka.Masihkah anda tertarik dengan dongeng surga yang seperti tempat pelacuran hanya untuk tidak berzinah??? Kalau saya sih gak tertarik dengan surga seperti itu,sangat menjijikkan.Saya lebih suka pada istri saya karena dia setia.Jika surga itu ada saya lebih memilih bertemu istri saya nanti,dari pada para bidadari(PELACUR)surga itu.Coba anda pikirkan siapa yang OTAKNYA LEBIH WARAS
anda menyebut agama kenapa hanya condongnya ke islam, agama di dunia ini kan bukan hanya islam…..? hello agama islam adalah proses asimilasi dari budaya..? hah… buka mata bro,anda tahu teori big bang,teori itu baru dikenalkan pada tahun 1927, sedangkan jauh ratusan tahun sebelum ditemukannya teori big bang, teori itu sudah ada dalam al-quran (qs.al-anbiya`:30) dan itu terbukti..& bukti lain adalah tanda-tanda kiamat, salah satunya yg sudah disebutkan dalam al-quran dan hadist adalah terbit nya matahari dari barat, dan ilmuwan NASA membenarkan hal itu akan terjadi, dan masih banyak lagi bukti kekuasaan ALLAH SWT.
anda masih mau bilang ini hasil asimilasi budaya..? ketinggalan jaman ya bro…
hahaha kasihan….
@Rendybeton: kenapa condongnya ke Islam? ya karena saya dididik dan dibesarkan dalam agama Islam, itu yang saya tahu banyak. Anda bisa memberi gambaran dalam kerangka Kristen, Buddha atau yang lainnya? ya silakan saja diterangkan …
Qur’an sudah bicara teori big bang? ya sudah kalau begitu. Ramalan kiamat? ya sudah kalau begitu. Memang Qur’an itu buku super yang sediakan jawaban semua pertanyaan.
Tapi agar tak diolok-olok sebagai tukang klaim penemuan ilmuwan, apa gak sebaiknya para ahli Qur’an menerangkan bukan apa yang sudah ditemukan ilmuwan, melainkan mengajari ilmuwan-ilmuwan jawaban dari beberapa riset penting mereka. Bukankah itu menguntungkan bagi semua, para ilmuwan bisa menghemat waktu, dana dan bahkan nyawa; di sisi lain Qur’an bisa dapat nama.
Beberapa riset utama yang sedang menjadi perhatian adalah:
Tolong ya diberitahukan ke para ustad jenius itu, peluang untuk membantu ilmuwan melalui ilmu yang ada dalam Qur’an tersebut…
“Cocokologi” istilah keren nya
Kenapa bukan para agamawan yg duluan klaim penemuan ini?
Jika memang sudah tertulis dalam buku dongeng agama duluan
Apa terlalu malas untuk mengkaji nya?
Atau memang tidak kompeten?
Sehingga langsung klaim saja, dari riset para ilmuwan
Apa mereka (agamawan) tidak malu?
para ilmuwan melakukan riset yg memakan biaya,waktu dan tenaga yg tidak sedikit
Dan Para agamawan tinggal tunjuk saja, penemuan ini ada di surah ini ayat segini bla…bla…bla…
Atau para agamawan takut “dagangan” nya tidak laku?
Sehingga memerlukan bantuan sains
So Ridiculous
ذَلِكَ جَزَاؤُهُمْ جَهَنَّمُ بِمَا كَفَرُوا وَاتَّخَذُوا آيَاتِي وَرُسُلِي هُزُوًا
“Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahannam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok” (QS. Al-Kahfi’ 18:106)
@Aryo: iya deh dengan ancamannya, tapi pendapat anda tentang perbudakan seks apa? Apa kepala anda isinya cuma copy-paste dari pendapat orang lain atau kitab suci?
Kalau ayat-ayat ancaman, semua orang bisa baca sendiri kok 🙂
Brow tuhan itu maha segalanya. Gak mungkin pakai ancam mengancam segala seperti dalam surah itu brow. Itu hanya konspirasi penulisnya biar pemngikutnya pada tunduk mirip kerbau dicocok hidungnya.kenapa.kalau dah pakai tulisan arab seakan akan ampuh dan huebat (ah itu hanya prasangkamu aja brow)
ikut syariah yg umum masyarakat Indonesia aja..mungkin jaman rosul dulu jumlah wanita dgn pria 1: 1000…jadi wajarlah….tp bila dibandingkan dgn sekarang tidak mungkin…perbudakan. ITU melanggar ham…
Saya mau tanya masalah perbudakan,, klo tuan nya menggauli budak nya tanpa di nikahi berarti Zina donk???.. sedangkan zina itu dilarang … jadi bingung saya.
@Al-Awam: yang disebut zina hanyalah bila yang digauli adalah manusia bebas.
Untuk manusia dengan status budak, statusnya setara dengan barang hak milik, kalau digauli tanpa pernikahan tidak dihitung zina.
Bahasan yang sangat menarik. kalo bicara perbudakan diatas, rasa nya sebagai manusia sangat sedih ya. sesama manusia disamakan dengan barang bisa di apakan saja sesuka hati pemilik nya.
akan tetapi jika itu benar menurut islam, rasa nya hati tetap tidak setuju walaupun itu “dibenarkan”. saya hanya berfikir; bagaimana jika yang menjadi budak itu adalah bagian
dari keluarga kita. walaupun itu dibenarkan apakah anda rela?
@Radhiytrays; beruntunglah orang yang mampu berkata “tidak setuju!”, walau agama mengatakan “boleh!”, karena ada yang mampu berbuat biadab hanya karena menurut agama itu boleh.
Bukan hanya biadab. seperti nya faktor haus seks lebih kuat dan mendominasi pikiran mereka yg sebenar nya. apalagi janji” surga berbau lendir. perilaku lebih” dari yg mereka anggap pendosa.
para “pejuang” itu memerangi orang” yg suka judi, seks bebas, pokok nya yg ala kebarat’an yg tidak sesuai norma agama. mereka perangi mati”an sampai ada bom
bunuh diri segala (bodoh menurut saya)
lalu terjadi lah perang dengan mereka yg di anggap musuh. setelah terjadi perang dan musuh kalah, harta dan wanita para musuh juga di rampas dan (mungkin) di manfaatkan untuk kepuasaan seks.
lalu apa beda nya para “pejuang suci” ini dengan mereka yg di anggap musuh?
beda pikiran namun sama” gila seks? begitu kah?
mungkin pendapat saya terlalu bodoh. namun jika perbuatan mereka para “pejuang suci” itu di anggap benar oleh agama, rasa nya mereka
termasuk orang” yg munafik!!!
@Raditrays: mungkin karena mereka diindoktrinasi bahwa kebahagiaan sejati adalah pemuasan seks dan pesta minuman keras sebagaimana gambaran surga yang penuh dengan bidadari pemuas nafsu dan sungai penuh minuman keras.
Dan boleh jadi kamu benci kepada sesuatu padahal ia baik bagi kamu, dan boleh jadi kamu suka kepada sesuatu padahal ia buruk bagi kamu, dan INGATLAH, ALLAH SWT jualah yang mengetahui SEMUA ITU, sedang kamu tidak mengetahuinya.
(Surah Al baqoroh:216)
@Ipank Fals: jadi menurut anda perbudakan seks itu baik dan Islami? okelah. Saya hormati pilihan anda walau saya gak setuju.
Saya ingin tanya pada judhianto. Jika tuhan tidak ada. Lalu siapakah yang menciptakan kita? Apakah manusia pertama ujug ujug terbentuk dari sebuah partikel. Atau sebuah unsur lalu beranak pinak? Atau seperti teori darwin?
Jika iya. Harusnya tidak terpytus hingga jaman ini muncul spesies spesies baru yang hukum terciptanya seperti manusia. Thanks sblmnya atas jawaban anda.
@Agus: ya! saya percaya teori evolusi.
Apakah berarti akan selalu muncul species baru? ya. Bedanya, kalau dulu hanya alam yang melakukan seleksi, maka saat ini manusia ikut berperan melakukan seleksi. Ayam broiler yang kita makan, varietas padi unggulan yang kita makan, berbagai jenis ikan mas, anjing, kucing dan berbagai macam kuman dan virus baru adalah contoh hasil seleksi manusia secara sadar atau tidak. Itu evolusi juga.
Apakah manusia juga berubah oleh evolusi? tentu. Jika manusia pada awalnya hanya satu ras, saat ini sudah berkembang menjadi puluhan ras yang berbeda menyesuaikan diri dengan iklim di mana ia hidup. Dari sisi kecerdasan, skor rata-rata IQ manusia selalu meningkat dari tahun ke tahun yang berarti manusia selalu bertambah cerdas. Jika perubahan lingkungan begitu ekstrim dan lama, bisa jadi manusia menjelma menjadi spesies baru yang berbeda; mungkin kelak saat keturunan kita sudah hidup ribuan tahun di planet baru yang berbeda jauh dengan bumi.
Bisa gak kasih contoh spesies baru akibat seleksi alam. Saya kok kurang sreg kalo contohnya ayam boiler. Misalnya manusia lain gitu yg jelas. Bukan angan angan kayak film doraemon
Saya ingin bukyi spesies baru yg alam lakukan melalui seleksi nya. Bukan boiler yg di ciptakan oleh tuhan (dalam hal ini manusia seperti tuhan. Yg menciptakan spesies ayam boiler yg anda makan)
@Agus: kalau yang anda maksud species baru (binatang besar) yang proses kemunculannya bisa diamati manusia, ya susah – bahkan mustahil. Proses munculnya spesies bisa makan waktu ratusan ribu tahun. Itu di luar rentang umur kita. Yang memungkinkan diamati adalah spesies baru di skala bakteri yang rentang umurnya pendek.
Untuk binatang besar, kita hanya bisa menyaksikan jejak evolusi dalam 3 macam petunjuk yang ada, yaitu fosil, morfologi dan materi genetic.
Dari usia fosil kita bisa melihat awal munculnya spesies baru di bumi ini serta kapan punahnya. Sebagai contoh, dari fosilnya, manusia modern dan manusia Neanderthal baru muncul sekitar 250-200 ribu tahun lalu, Neanderthal punah sekitar 40ribu tahun lalu.
Dari analisa fosil juga diketahui bahwa berbagai spesies binatang lainnya mempunyai awal kemunculannya, ada yang masih hidup ada yang punah.
Dari morfologi fosil dan binatang yg masih hidup kita juga melihat bahwa dari struktur anatomi antar spesies bisa dikelompokkan berdasarkan kemiripan anatominya. Manusia mirip dengan monyet dan kera, dalam grup yang lebih besar primata, kemudian mamalia dan seterusnya. Jika semua spesies binatang yang masih hidup dan yang hanya berupa fosil ini disusun berdasarkan kedekatan anatomi ini, kita bisa menyusun semacam pohon keluarga kerajaan hewan.
Dari dua macam petunjuk di atas, Darwin menteorikan bahwa spesies-2 yg berdekatan dulunya berkembang dari nenek moyang yang sama, dan menjadi berbeda karena menghadapi tantangan alam yg beda.
Munculnya ilmu genetika di abad 20 menguatkan teori evolusi. Dari analisa materi genetika, ilmuwan bisa menyusun pohon genetika berdasarkan kedekatan kode genetika. Pohon spesies berdasarkan genetika ini ternyata sesuai dengan pohon spesies berdasarkan morfologi. Ini adalah konfirmasi teori evolusi oleh ilmu modern.
Bukti-bukti tersebut terdokumentasi dengan baik, dan saat ini evolusi merupakan teori pilar yang diajarkan di semua universitas dunia yang mengajarkan ilmu biologi. Ini bukan lagi sekelas angan-angan film Doraemon.
Kalau mau cari yang sekelas Doraemon, mungkin yang dimaksud adalah teori/dogma yang tak mempunyai bukti apapun dan tak diajarkan di universitas atau lembaga riset. Contohnya seperti penciptaan manusia yang paling tidak ada versi Mesir, Babylonia, Yunani, China, Hindu, Yahudi-Kristen-Islam, Indian dan sebagainya.
Jika theis dituntut untuk membuktikan bukti nyata tuhan itu sulit. Atheis ya apa beda nya jika seleksi alam atau evolusi atau apa itu namanya yang tidak bisa dibuktikan didepan mata. Sama sulitnya toh diterima akal?
Alasannya nunggu ribuan tahun. Atau nunggu invasi alien mahluk lebih cerdas. Atau nunggu kehidupan planet lain apa bedanya juga dengan jawaban para agamis yang menunggu pembuktian tuhan kelak disyurga dan neraka.
Ternyata atheis pun tak bisa membuktikan kekuasaan atau kehebatan proses alam itu sendiri. Hanya dengan teori teori apa bedanya dengan kitab suci yang dipercaya orang yang percaya tuhan?
Ujung ujungnya mereka menganggap alien sebagai tuhan. Hingga tinbul juga ujung ujungnya agama raelian.
Intinya pertanyaan anda terjawab dengan jawaban anda sendiri.
@Agus: fosil, morfologis, kode genetika, analisa fakta, dan percobaan itu bukti. Teori itu hasil penarikan kesimpulan atas bukti-bukti. Sains selalu bergerak dari bukti ke teori.
Kalau ada yang tidak setuju dengan teorinya, ya gak masalah. Silakan saja buat teori baru yang bisa menghubungkan semua fakta-fakta dengan lebih memuaskan.
Kalau yang anda maksud membuktikan adalah melihat dengan mata kepala prosesnya, ya selamanya penjahat gak bakal bisa dihukum karena tak satupun hakim yang hadir menyaksikan di depan mata saat suatu peristiwa kejahatan terjadi. Itulah gunanya ilmu forensic, penelitian sidik jari, tes DNA dan sebagainya. Dan tentunya otak yang bisa berfungsi untuk mikir.
Kalau anda bandingkan dengan agama, arahnya tentu beda. Agama berangkat dari dogma (teori) tanpa perlu menunjukkan bukti apapun. Kalau cocok dan percaya ya bagus, istilahnya beriman. Kalau gak, ya capnya kafir. Sederhana.
Kalau ada yang percaya Alien sebagai Tuhan, ya itu namanya teis – bukan ateis. Tuhan dan agamanya saja yang gak konvensional. 🙂