Jiwa Manusia, Belajar Dari Jung

Dalam bidang kejiwaan manusia, pemikiran Carl Gustav Jung begitu fenomenal. Karyanya yang terdiri dari 20 Collected Works adalah satu-satunya teori ilmiah yang dirujuk para ahli di bidangnya seperti agamawan mengutip kitab suci.
Referensi ke karyanya biasanya dinyatakan sebagai CWnn:xx dimana nn menunjukkan volume Collected Works dan xx menunjukkan urutan paragrafnya. Jadi refernsi CW11:12 , menunjukkan kutipan dari Collected Works volume 11 pada paragraf 12.
Tidak ada karya ilmiah lain yang dirujuk dengan cara ini.
Jung adalah tokoh kunci ilmu Psychoanalysis, suatu cabang ilmu psikologi yang dirintis oleh Sigmund Freud pada periode akhir 1800-an dan awal 1900-an.
Kejiwaan Manusia, Hasil Proses Bawah Sadar
Sebelum Psychoanalysis muncul, teori populer yang menjelaskan jiwa manusia adalah teori Tabula Rasa, yang berakar pada pendapat Aristoteles dan disempurnakan lebih lanjut oleh Ibu Sina dan Ibnu Tufail di abad 11 dan 12.
Teori Tabula Rasa menjelaskan bahwa manusia lahir dalam keadaan seperti selembar kertas yang belum terisi apa-apa. Pengetahuan dan perilaku manusia terbentuk dari pengalaman dan pengamatan yang dilalui sepanjang hidupnya. Setiap orang dapat dibentuk karakter dirinya dengan memilih pengalaman dan pengamatan yang sesuai. Pengasuhan orang tua dan lingkungan dominan dalam membentuk kepribadian seseorang, dan pada saatnya seseorang dapat membentuk lebih lanjut dirinya melalui pilihan-pilihan hidupnya.
Hasil kajian Psychoanalysis menunjukkan hal yang sebaliknya. Pembentuk perilaku manusia sebagian besar adalah proses-proses irasional di bawah sadar. Pikiran sadar hanyalah sebagian kecil dari pembentuk perilaku manusia. Pikiran bawah sadar mengendalikan pikiran sadar dengan melalui simbol-simbol yang menguatkan atau melemahkan proses pengambilan keputusan.
Apa yang ada di pikiran bawah sadar?
Yang pertama adalah pikiran bawah sadar pribadi (personal unconscious). Ini bersifat khas pada tiap individu, ia merupakan hasil pengalaman pribadi menghadapi relitas nyata yang dihadapi individu.
Yang kedua adalah pikiran bawah sadar kolektif (Jungian archetypes/collective unconscious). Ini semacam pola ingatan yang sama untuk semua orang.
Collective unconscious berisi peristiwa-peristiwa atau sosok-sosok arketipal yang akan dihadapi dalam kehidupan manusia. Peristiwa arketipal maupun tokoh arketipal adalah ingatan kolektif penting dan berguna yang lolos dalam proses jutaan tahun seleksi alam spesies manusia. Ingatan ini dianggap penting untuk memastikan perkembangan optimal spesies manusia. Ia tercetak dalam DNA kita.
Collective unconscious berisi kehidupan ideal yang diidamkan oleh evolusi kita, ini belum nyata karena tidak berada dalam realitas kehidupan individu. Personal unconscious adalah hasil manifestasi collective unconscious menghadapi kehidupan nyata individu.
Hubungan antara collective unconscious dan personal unconscious menentukan kesehatan jiwa kita. Kita mengalami ketenangan hidup jika terjadi harmoni antara keduanya, sebaliknya pertentangan antara keduanya menghasilkan kecemasan hidup hingga penyakit jiwa yang parah.
Mimpi, Seni, Firasat dan Agama Sebagai Proses Bawah Sadar
Pikiran bawah sadar merupakan pengendali utama perilaku kita. Ia setiap saat berusaha mengarahkan pikiran sadar kita ke arah yang dikehendakinya.
Disisi lain pikiran bawah sadar bekerja tidak dengan formulasi bahasa logis seperti yang ada dalam pikiran sadar kita. Ia bekerja dengan bahasa simbol atau metafora.
Ketika kita akan melakukan sesuatu, bila tiba-tiba kita merasa tidak enak, itu adalah pertanda bahwa pikiran bawah sadar kita sedang berusaha mencegah kita. Bisa jadi pemberitahuan itu berupa firasat, kilasan gambar atau mimpi yang kita alami.
Menurut Jung, ekspresi seni dan bahkan wahyu yang diterima para nabi adalah saluran yang dipakai pikiran bawah sadar untuk menyampaikan pesannya tentang keindahan atau kesempurnaan tujuan hidup.
Anda tertarik lebih jauh tentang Jung?
Anda dapat membaca lebih jauh di: http://en.wikipedia.org/wiki/Analytical_Psychology
jiwa manusia itu adalah ‘sebabakibat’ adanya pertemuan dua unsur dalam diri manusia yakni unsur jasad (unsur negatif) dengan unsur ‘roh’ dari Sang Maha Pencipta, Tuhan, Allah SWT (unsur positif). akibat dari kedua kekuatan yang bersenyawa inilah timbul ‘jiwa’ atau ‘nafsu’.
jiwa inilah yang jadi ‘motor’ penggerak kehidupan atau yang memperankan semua organ yang ada dalam tubuh manusia (QS. 50:16). kalau kita bandingkan dengan keadaan alam semesta, maka jiwa atau nafsu itu sama dengan ‘medan magnit’ alam itu sendiri.
beda medan magnit alam dengan nafsu atau jiwa manusia, yang pasti jiwa manusia diberi kebebasan untuk menentukan sikapnya mau cenderung ke jasad (unsur negati) atau mau cenderung ke roh (unsur positip).sedang medan magni sama sekali tidak diberi kebebsan untuk memilih karena itu sering disaebut dengan hukum alam atau sunatullah (hukum tuhan).
Elvan: terima kasih untuk tambahan informasinya.
Menurut saya jiwa adalah proses mental yang berasal dari luar tubuh,bisa berupa kata atau gambar yang ditangkap oleh indra telinga atau mata yang diproses oleh otak bawah sadar dan disimpan dalam memori otak.Pada kondisi tertentu yang bersesuaian jiwa tersebut akan keluar berupa sifat atau mentalitas.Contoh:seorang anak yang dibesarkan pada keluarga yang pemarah suatu saat bila anak tersebut mengalami masalah maka dia tidak akan dapat mengatasi masalah tersebut dengan tenang,dia akan menghadapi setiap masalah dengan emosional.Apakah jiwa itu memang ada?Menurut saya jiwa hanyalah sebuah ilusi yang datang dari luar diri kita.Jika jiwa adalah hasil dari luar tubuh bagaimana manusia bisa berpikir,sebetulnya proses berpikir itu pun datang dari luar berupa pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain yang dianalisa oleh logika sebab dan akibat.Lalu bagaimana proses wahyu para nabi?menurut saya wahyu bukan proses bawah sadar,justru wahyu adalah logika dan pengalaman melalui kesadaran tinggi.Saya tidak sependapat dengan Jung menurut saya pola pikir Jung jungkir balik.Pikiran bawah sadar itu refleksi dari kesadaran,ketika pikiran sadar memberi masukan kepikiran bawah sadar maka pikiran bawah sadar akan mewujudkannya.Pikiran bawah sadar membawa sifat dari hasil evolusi itu tidak pernah ada itu ngaco menurut saya.Karena manusia itu terlahir hanya membawa satu kesadaran,bukan membawa pikiran.Karya Jung hanya untuk mendukung teori Darwin,
Saya salut sama teori2 yg anda jabarkan bagus tp tetap tak ada jawaban siy klo mnurut saya hanya sebatas penemuan ilmiah para ahli terdahulu sperti halnya kita bisa mencari tau asal muasal atau penemu listrik tp tidak pencipta listrik. Tuhan berbicara lewat intuisi kepada kita yaitu alam bawah sadar kita, jadi akan semakin jelas tuhan berbicara kepada kita ketika tingkat keimanan kita tinggi contohnya para nabi orang pilihan yg diberi amanat oleh tuhan, klo dalam islam ada beberapa nabi yg ulul azmi. Mungkin sodara bisa cari langsung kesumber yg benar2 valid saya tidak sarankan dari google karena bnyk yg menyampaikan berita hoax dan spenggal2 sperti yg anda tulis tentang surah annisa yg ada pada al-Quran dan akhirnya cuma jadi fitnah semata.
@Difa Kresnawan: ya benar, yang saya sampaikan hanya sebatas teori ilmiah, sedangkan yang anda sampaikan hanya sebatas teori agama.
Mana yang lebih saya percaya? tentunya teori ilmiah, karena disimpulkan dari pengamatan atas fakta dan berguna untuk mengambil tindakan tepat menghadapi masalah.
Kalau anda percaya ada yang salah, ada baiknya anda beri info tentang yang benar bagaimana.
Tolong didefinisikan dulu apa itu jiwa, dudukkan dengan baik
@Reynold: saya menuliskan salah satu konsep kejiwaan dari Jung. Apakah anda punya komentar tentangnya? Silakan ditulis.
Tapi kalau anda punya definisi tentang jiwa yang lain? ya silakan anda bagikan. Mungkin menarik.
@ Judhianto, saya sudah Jawab di bagian Jiwa dan Raga sebuah Ilusi ?