Kisah Nabi Luth pasti dikenal oleh penganut agama rumpun Ibrahim, yaitu Islam, Kristen dan Yahudi. Kisah ini ada dalam Qur’an dan Kitab Perjanjian Lama.
Apa pesan moral kisah tersebut?
Penganut Islam dan Kristen dapat dengan cepat menyebutkannya: hubungan seks sesama jenis adalah dosa yang sangat dibenci Allah. Untuk perbuatan tersebut Allah telah mengirim azab yang memusnahkan kaum Luth.
Tetapi adakah pesan moral lain yang bisa diambil dari cerita di kedua kitab suci tersebut?
Ada. Dan ini sungguh mengejutkan karena pesan tersebut adalah hal yang tidak bisa diterima oleh norma-norma yang wajar dimasa kini.
Pesan Moral Aneh
Untuk Kitab Perjanjian Lama, saya akan mengutip Kitab Genesis sebagai berikut:
Gen 19:1 Sesudah bertamu pada Abraham, kedua malaikat itu pergi ke Sodom dan tiba di sana pada waktu malam. Lot sedang duduk di pintu gerbang kota, dan setelah melihat mereka, ia bangkit untuk menyambut mereka. Lalu sujudlah ia di hadapan mereka,
Gen 19:2 dan berkata, "Tuan-tuan, silakan singgah di rumah saya. Tuan-tuan dapat membasuh kaki dan bermalam di rumah saya. Besok kalau mau, Tuan-tuan dapat bangun pagi-pagi dan meneruskan perjalanan." Tetapi mereka menjawab, "Terima kasih, biar kami bermalam di sini saja, di lapangan kota."
Gen 19:3 Lot memohon dengan sangat, dan akhirnya mereka masuk bersama dia ke dalam rumahnya. Lot menyediakan hidangan lezat dan memanggang roti secukupnya, lalu makanlah mereka.
Gen 19:4 Tetapi sebelum tamu-tamu itu pergi tidur, orang-orang Sodom mengepung rumah itu. Semua orang laki-laki di kota itu, baik yang tua maupun yang muda, ada di situ.
Gen 19:5 Mereka berseru kepada Lot, dan bertanya, "Di mana orang-orang yang datang bermalam di rumahmu? Serahkan mereka, supaya kami dapat bercampur dengan mereka!"
Gen 19:6 Lot keluar dari rumahnya, dan sesudah menutup pintu,
Gen 19:7 ia berkata kepada orang-orang Sodom itu, "Saudara-saudara, saya minta dengan sangat, janganlah melakukan hal yang sejahat itu!
Gen 19:8 Coba dengar, saya punya dua anak perawan. Biar saya serahkan mereka kepada kalian dan kalian boleh melakukan apa saja dengan mereka. Tetapi jangan apa-apakan tamu-tamu saya ini; sebab saya wajib melindungi mereka."
Gen 19:9 Tetapi kata orang-orang Sodom itu kepada Lot, "Pergi! Engkau orang asing mau mengatur kami? Ayo, pergi! Kalau tidak, engkau akan kami hajar lebih berat daripada kedua orang itu." Lalu mereka mendorong Lot dan menyerbu hendak mendobrak pintu.
Gen 19:10 Tetapi kedua tamu itu mengulurkan tangan mereka dan menarik Lot masuk ke dalam rumah, lalu menutup pintu.
Gen 19:11 Mereka membutakan semua orang yang ada di luar rumah itu, sehingga orang-orang itu tidak dapat menemukan pintu itu lagi.
Untuk Qur’an ada di Al-Hijr
Maka tatkala para utusan itu datang kepada kaum Luth, beserta pengikut pengikutnya, (61)
ia berkata: "Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang tidak dikenal". (62)
Para utusan menjawab: "Sebenarnya kami ini datang kepadamu dengan membawa azab yang selalu mereka dustakan. (63)
Dan kami datang kepadamu membawa kebenaran dan sesungguhnya kami betul-betul orang-orang benar. (64)
Maka pergilah kamu di akhir malam dengan membawa keluargamu, dan ikutlah mereka dari belakang dan janganlah seorangpun di antara kamu menoleh kebelakang dan teruskanlah perjalanan ke tempat yang di perintahkan kepadamu". (65)
Dan telah Kami wahyukan kepadanya (Luth) perkara itu, yaitu bahwa mereka akan ditumpas habis di waktu subuh. (66)
Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira (karena) kedatangan tamu-tamu itu.(67)
Luth berkata: "Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu memberi malu (kepadaku), (68)
dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina". (69)
Mereka berkata: "Dan bukankah kami telah melarangmu dari (melindungi) manusia?" (70)
Luth berkata: "Inilah puteri-puteriku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal)". (71)
Apa yang aneh?
Dalam kedua versi tersebut, penduduk kota (laki-laki) datang untuk meminta tamu Luth (dua malaikat yang gagah) agar diserahkan untuk melayani nafsu bejat mereka. Dalam pengaruh nafsu, mereka menantang Luth untuk menyerahkannya.
Apa reaksi Luth untuk melindungi tamunya?
Inilah pesan yang sangat tidak bisa dimengerti: Luth menawarkan dua anak gadisnya yang perawan sebagai pengganti dua orang malaikat tamunya.
Astaga! ayah macam apa Luth ini. Ia rela menyerahkan dua orang anak gadisnya kepada gerombolan beringas, demi dua orang tamu yang baru dikenalnya (walaupun itu malaikat).
Dalam kisah ini tercermin bahwa orang tua berhak menentukan nasib anak gadisnya, berhak bahkan untuk mengumpankannya ke mulut gerombolan yang dirasuki nafsu liar.
Apakah pesan kedua ini dapat diterima oleh kaidah moral sekarang? Saya rasa tidak. Tanpa ukuran agama apapun, tindakan Luth untuk menyerahkan anak gadisnya tidak dapat diterima.
Ada lagi yang aneh? Ada bahkan ini jauh lebih absurd.
Keanehan Lebih Lanjut Kisah Luth
Keanehan kisah Luth tidak berhenti disini saja. Kisah berikutnya menimbulkan pertanyaan lebih jauh. Untungnya kisah ini hanya ada di Perjanjian Lama, dalam Qur’an kisah ini tidak dicantumkan. Beruntunglah umat Islam, karena tidak perlu kerepotan untuk menjawabnya.
Dalam Perjanjian Lama, kisah Lot terus berlanjut dengan absurd. Lihat cuplikan Kitab Genesis berikutnya:
Gen 19:17 Sesudah itu seorang dari malaikat itu berkata, "Larilah, selamatkan nyawamu! Jangan menoleh ke belakang dan jangan berhenti di lembah. Larilah ke pegunungan, supaya kalian jangan mati!"
…
Gen 19:23 Matahari sedang terbit ketika Lot sampai di Zoar.
Gen 19:24 Tiba-tiba TUHAN menurunkan hujan belerang yang berapi atas Sodom dan Gomora.
Gen 19:25 Kedua kota itu dihancurkan, juga seluruh lembah dan semua tumbuh-tumbuhan serta semua penduduk di situ.
Gen 19:26 Tetapi istri Lot menoleh ke belakang, lalu dia berubah menjadi tiang garam.
…
Gen 19:30 Karena Lot takut menetap di Zoar, maka pergilah ia ke pegunungan bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan, lalu tinggal di dalam sebuah gua.
Gen 19:31 Anak perempuan yang sulung berkata kepada adiknya, "Ayah sudah tua, dan di seluruh negeri ini tak ada orang laki-laki yang dapat mengawini kita supaya kita mendapat anak.
Gen 19:32 Mari, kita buat ayah mabuk, lalu kita tidur dengan dia supaya kita mendapat anak."
Gen 19:33 Pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu anak yang sulung tidur dengan ayahnya; tetapi ayahnya begitu mabuk sehingga tidak tahu apa yang terjadi.
Gen 19:34 Keesokan harinya, anak yang sulung berkata kepada adiknya, "Tadi malam saya sudah tidur dengan ayah! Nanti malam kita buat dia mabuk lagi. Lalu tidurlah kau dengan dia. Nanti kita masing-masing mendapat anak."
Gen 19:35 Demikianlah pada malam itu mereka membuat Lot mabuk, dan anaknya yang kedua tidur dengan dia. Dan Lot terlalu mabuk lagi sehingga tidak tahu apa yang terjadi.
Gen 19:36 Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu karena ayah mereka sendiri.
Gen 19:37 Anak yang sulung melahirkan anak laki-laki yang dinamakannya Moab. Dia menjadi leluhur orang Moab yang sekarang.
Gen 19:38 Anak yang kedua melahirkan anak laki-laki juga yang dinamakannya Ben-Ami. Dia menjadi leluhur bangsa Amon yang sekarang.
Perhatikan apa yang terjadi. Kedua anak Lot membuat ayah mereka (Lot) mabuk dan menggauli mereka agar mereka mendapat keturunan. Dan itu berhasil.
Astaga! keluarga macam apakah Lot ini?
Apakah pantas mereka disebut keluarga yang suci, hingga kisahnya diabadikan di kitab suci yang menjadi panutan umat Islam, Kristen dan Yahudi? Selain penolakannya terhadap perilaku seks yang tidak wajar, adakah yang patut dicontoh dari keluarga Luth ini?
Inilah salah satu kisah dalam kitab suci yang mendapat sorotan keras dari kelompok-kelompok kritikus agama.
Kisah ini memang absurd.
Mungkin anda mempunyai jawabannya?
Saya yakin anda pasti tahun tentang hukum LOA (Law of Attraction) itu kalau dibahasakan menjadi satu kata adalah KARMA (buat baik dapat baik, buat buruk dapat buruk). Anda bisa baca bukunya Rhonda Byrne “The Secret” dan bisa juga browsing sangat banyak hasil penelitian yang mendukung, salah satunya http://www.cahyopramono.com/2008/04/secret-dan-alam-semesta-sebagai.html dan masih banyak lagi anda bisa browsing sendiri.
Berikut tentang reinkarnasi :
http://hans-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-136283-Umum-KISAH%20NYATA%20REINKARNASI,%20BUKTI%20KELAHIRAN%20KEMBALI.html
https://en.wikipedia.org/wiki/Dorothy_Eady
@Ahmad: dimanakah ada universitas yang mengajarkan LOA, THE Secret, pelatihan otak tengah, otak kanan dan otak kiri, manajemen Qolbu, ESQ, Karma? Tak ada.
Kenapa? Karena memang itu pseudosains, kelihatannya seperti ilmiah, tapi omong kosong. Klaim-klaim tentangnya selalu bersifat subyektif dan tak bisa direplikasi atau diverifikasi.
Omong kosong itu populer digelembungkan program promosi besar-besaran. Menggelembung seperti balon, lalu kempes tak ada jejaknya.
http://www.lifehack.org/articles/lifestyle/the-law-of-attraction-is-a-dangerous-delusion.html
Bagi saya, selama tak ada penelitian yang serius dan diakui serta teruji oleh komunitas sains yang relevan, semua klaim ilmiah itu omong kosong.
Memang bukti dalam bentuk jurnal sulit didapatkan tetapi bahwasanya ada penelitian tentang itu tidak bisa dipungkiri. Karena dilakukan untuk kepentingan terbatas banyak yang dilakukan secara rahasia memang. Seperti bahasa saya diatas “perlahan-lahan terbukti secara ilmiah”. Contoh majalah kedokteran di Jepang pada tahun 1960-an yang memuat bagaimana efek iritasi dari daun yang sebenarnya tidak beracun, hanya dengan menanamkan di pikiran anak-anak yang menjadi panelis bahwa yang diletakkan di tubuh mereka adalah tumbuhan beracun. Ada juga penelitian di Moscow bagaimana pikiran bisa saling berkomunikasi. Oke kalau bukti seperti jurnal ilmiah yang anda minta terus terang saya tidak punya.
Kita masing-masing pnya keyakinan, tetapi saya meyakini LOA dan saya percaya itu bekerja.
@Ahmad: jadi sepakat kan kalau LOA tidak memiliki dukungan dari sisi bukti yang terverifikasi dan riset ilmiah yang diakui,
Tapi kalau masalah percaya, tentu tiap-tiap orang berhak untuk memilih sendiri apa yang mau dipercayainya. Termasuk LOA.
Seperti yang saya katakan ada sejumlah penelitian tetapi memang verifikasi nya tidak ada. Kenapa dari sisi peneliti biasanya melakukan untuk kepentingan rahasia (seperti tentara Sovyet), dari sisi ilmuwan banyak yang skeptis duluan. Kalau anda membaca artikel Tertius Lantigimo tentang Subjective Communication disitu dipaparkan sejumlah dukungan/bukti ilmiah. Bisa dikatakan klaim sepihak karena memang tak ada verifikasi. Jadi memang untuk masuk dalam jurnal yang tersohor sepertinya untuk saat ini memang masih sulit. Tapi saya punya keyakinan “perlahan lahan tapi pasti”.
Mengapa saya yakin ? Hal-hal yang bersifat supranatural seperti telepati antara ibu dan anak, orang yang dihipnotis (gendam), orang yang memadamkan nyala lilin lewat tatapan mata, orang yang membengkokkan sendok tanpa menyentuh dan masih banyak lagi lainnya kenyataan yng tidak bisa dipungkiri. Bagaimana menjelaskan ini ? Apakah kita akan mengatakan itu ilmu sihir ? TENTU lebih TIDAK ILMIAH lagi kan ??
@Ahmad:
Apakah anda pernah melihat langsung hal yang anda sebut bersifat supranatural tersebut?
Bagi kebanyakan orang, saya yakin kesaksian tersebut berasal dari cerita orang lain, atau suatu pertunjukan.
Apakah ada penelitian serius tentangnya? Ada. Militer Amerika selama 1970-1995 mengeluarkan anggaran 1 juta dolar pertahun untuk menyelidikinya dan berharap bisa menggunakan berbagai fenomena supranatural untuk keperluan militer. Setelah 25 tahun, riset tersebut dihentikan – itu omong kosong.
Di sisi swasta, tahun 1996 James Randi mengumumkan hadiah 1 juta dolar AS untuk siapa saja yang bisa membuktikan kemampuan supranaturalnya dihadapan tim pengujinya. 1 juta dolar AS itu besar, para sakti-wan dan sakti-wati tentu akan tergiur oleh jumlah ini. Banyak paranormal dan ahli tenaga dalam menyambut tantangan ini, tapi semuanya gagal. Dari Indonesia juga ada satu perguruan tenaga dalam ternama yang tak bisa membuktikan kesaktiannya dihadapan tim pembongkar triknya. Itu sudah 21 tahun, dan sampai sekarang tantangan ini masih terbuka. http://skepdic.com/randi.html
Bagi saya, dua ajang uji tersebut menunjukkan yang namanya kesaktian supranatural itu tak lebih dari trik-trik sulap dan psikologis saja.
Apakah ada informasi Deddy Corbuzier berbohong ?
@Ahmad: sudah ya.. ini terlalu jauh dari topik tulisan saya 🙂
Klo psikologis berarti ilmiah dong ?
@Ahmad: contohnya hanya permainan sugesti — supranaturalnya omong kosong
Ya itu dinamika yang berkembang dalam diskusi. Saya sudah beberapa kali melihat langsung orang yang dihipnotis/digendam, apakah itu sulap ? Saya setuju klo dibilang masalah psikologis, dan psikologis bisa dijelaskan secara ilmiah. Bebitupun tenaga dalam itu mekanisme ATP dalam tubuh. Saya hanya ingin membuktikan bahwa Tuhan ada dan berkuasa meski buktinya masih sumir. Oke point ini sepertinya kita tidak punya titik temu Juga 🙂
Pesan moralnya : Kita bisa belajar dari tradisi dan cara berpikir orang zaman dahulu. Bergembiralah engkau yang hidup di zaman sekarang yang adalah puncak kesadaran moralitas. Jangan sampai di masa depan mengulangi kesalahan seperti peristiwa Luth ini.
Bisa jadi kedua orang yang akan menghancurkan kota Adom and Gomorah adalh Pendatang dari Planet lain dengan teknologi yang jauh lebih tinggi dari para manusia pada saat itu. Sebuah teori yang berspekulai bahwa mungkin agama-agama langit yang kita kenal saat ini berasal dari interaksi manusia kuno dengan para pendatang dari planet lain.
Ada beberapa hal yang mnegarah kesana:
1. Proses kejadiannya selalu di mulai dengan pertemuan seseorang dengan pendatang dari langit.
2. Pertemuan itu terjadi didaerah yang terbuika (padang Pasir atau puncak bukit).
3. Apakah mungkin untuk berkomunikasi dengan 7 milyar manusia yang hidup hari ini Tuhan berbisik-bisik lewat seseorang yang hidup ribuan tahun yang lalu?
4. Bantuan yang di berikan berupa saran atauy upetunjuk yang bisa di manfaatkan, misalnya dalam pelarian, informasi pasang susut air laut dimana dan kapan tepatnya akan sangat membantu, meskipun terus menjadi mitos “membelah lautan”. Dalam peperangan arah angin yang kuat bisa menjadi keuntungan bagi yang mnegetahuinya sehingga mendatangi musuh dari arah datangnya angin. Peluncuran panah-panah dan pengkihatan akan sangat menguntungkan.
5. Nabi masuk dalm perut ikat 40 hari? Apakah itu bukan teknologi kapal selam yang di gunakan untuk mengexplorasi kedalaman laut yang tidak difahami orang kuno?
6. Jehezkiel bertemu malaikat yang datang dari langin dengan kendaraan yang bersuara gemuruh seperti air terjun dan diselubungi asap. Apakah bukan sejenis mesin jet?
7.Ada utusan yang perlu dioperasi dahulu agar meng implant alat komunikasi dan bisa di perintah dari jauh.
8. Banjir besar yang menenggelamkan bumi? Airnya dimana sekarang? Perlu jumlah air yang berlipat ganda dari yang ada saat ini. Kapal yang bisa memuat binatang-binatang sebesar apa? Bagaimana menangkap semua binatnag itu? Urusan logistiknya bagaimana? Siapa yang membuat kapal sebesar itu? Apapakh cukup hanya di kerjakan beberapa orang saja?
@Mustafa: keajaiban jaman kuno adalah hasil interaksi dengan alien dari planet lain? itu alternatif yang lain. Namun saya coba merunut proses menuju kesimpulan itu, agar bisa melihat apakah ada alternatif kesimpulan lainnya:
Ketiga kesimpulan tersebut pada dasar asumsinya sama, yaitu menerima berita itu apa adanya dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti yang tidak bisa diverifikasikan oleh orang lain (terutama yang tak setuju)
Kesimpulan yang anda tawarkan merupakan contoh alternatif pertama. Saya sendiri ikut alternatif kedua.
Pembaca yang lain? silakan memilih 🙂
Itu cuma sepenggal kisah2 yang menurut saya tidak layak diajarkan ke anak2 dibawah umur. Agak aneh memang, seharusnya kitab suci itu bisa diajarkan ke semua umur tapi ada ratusan ayat di Alkitab yang isinya tidak bermoral, soal hubungan suami istri yang dinarasikan terlalu aneh buat diajarkan kepada anak2. Isinya kisah incest ayah anak, incest kakak adik, merebut suami orang lalu ditiduri sampai hamil, mabuk lalu telanjang hingga auratnya dilihat anak2nya, membunuh lalu mengambil istri yang dibunuhnya, anak yang meniduri gundik ayahnya dll
kesimpulan saya sebagai muslim :
Nabi Luth tidak pernah incest (titik) bodo dengan sumber lain. Gerombolah perampok soddom dan gomoroh itu masih diharapkan untuk tobat jika mereka mau meninggalkan perbuatan LGBT mereka dan diampuni mereka masih diakui sebagai makhluk yang bisa diampuni saat itu (ingat kasus nabi yunus, dimana azab dibatalkan). Tapi setelah mereka menolak anak-anak gadis Nabi Luth dan memilih mengejar malaikat-malaikat yang bertugas menghukum mereka itu, pintu ampunan sudah betul-betul tertutup. dan mereka dihancurkan.
Kesimpulan sebagai manusia : (diambil dari Al Qur’an, dan Bible) (akan saya pakai bahasa umum)
Tuhan Yang Maha Pengampun menghancurkan umat LGBT di Soddom dan Gomoroh karena perilaku LGBT dan mereka tidak diampuni karena menolak untuk meninggalkan perilaku LGBT.
Lalu apakah kita akan mengampuni perbuatan mereka ? dan mengijinkannya kawin di tempat ibadah kita ? Bukankah ini Sama Artinya Kita Memproklamirkan bahwa kita Lebih Pengampun dari Tuhan. Na’udzubillah, hindarilah perbuatan gila itu. Jika anda lakukan, anda tak lebih baik dari Fir’aun.
sebagai kesimpulan yang dipetik dari Al-Qur’an dan Bible tentang peristiwa Luth :
Sudahkah anda sadari efek buruk Alkohol ?
Kemudian bukti adanya Alloh adalah Waktu/Time/Wal Ashri.
@Drake: anda menulis:
–> jadi yang anda percaya hanya sumber Islam saja? Oke
–> misalkan gerombolan tersebut menerima sodoran anak gadis Luth, lalu tobat. Memangnya itu adil buat anak gadis Luth? disuruh kawin begitu saja dengan orang yang gak jelas? memangnya anak gadis itu gak punya perasaan apa?
–> kok mirip preman yang mengancam orang lain agar menuruti kemauannya. Maha Pengampun? ya ampuun… itu Maha Pengancam, Maha Preman
–> lha memang jika ada LGBT, apa yang kerugian anda? mereka gak ngajak anda atau memaksa anda kok? kalau mereka rugi, ya urusan mereka sendiri. Kalau mereka mengambil barang anda atau mengancam anda, baru anda boleh protes. Anda tidak dalam posisi mengampuni atau menghukum mereka.
Sudahkah anda sadari efek buruk Alkohol ?
–> kok gak konsisten ya? katanya hanya percaya sumber Islam, kok mengambil kesimpulan dari cerita Bible?
–> Ini seperti: apa bukti bahwa Doraemon maha Kuasa? ya adanya alam semesta ini. Pembuktian yang ngasal 😀
Tidak ngasal, karena anda akan menjadi tua dan uzur kemudian dimakamkan. Anda yang self centris tidak bisa mencegah waktu bahkan dengan twin paradox pun tidak bisa, anda tetap akan jadi tua itupun jika anda bisa kecepatan cahaya. Apakah waktu diatur oleh atom? oleh energi ? sama sekali tidak. Waktu Alloh yang mengatur.
@Drake: ya ngasal, karena siklus lahir-dewasa-tua-mati itu siklus alami. Hubungannya dengan Tuhan apa?
Kalau anda ingin menjelaskan bahwa itu berhubungan dengan Tuhan, ya tolong jelaskan:
Kalau sekedar klaim, ya semuanya bisa klaim apa saja.
Kalau gak perlu bukti, ya tentu juga bisa diklaim sebagai tanda kemahakuasaan Doraemon yang agung.
😀
anda tidak akan pernah mengerti karena anda bukan tuhan,
ada 4 opsi yang bisa anda lakukan,
1.jadi tuhan
2.penentang tuhan
3.tidak percaya tuhan / masa bodo
4.mengikuti perintah tuhan
otak terbatas bung, atau boleh ada opsi lain
ngilmu di gunung kawi supaya anda dapat pencerahan dari supranatural
@AdjiRpermdi: saya tertarik dengan opsi terakhir yang anda tawarkan:
Saya tidak percaya itu, namun saya menghormati hak anda untuk percaya yang seperti itu.
kemudian mengenai alkohol, sebenarnya dari sumber Islam sendiri pun sudah cukup, terlalu cukup malah ayat mengenai larangan minuman keras. anda tahu tujuan saya memisahkannya dengan enter? karena saya pernah membaca kalimat anda ini ? anda baca di situs lain ? Ini bukti bahwa banyak agama besar menerangkan buruknya alkohol.
@Drake: ini bukan tentang bahaya alkoholnya, tapi tentang anda yang bilang: (titik) bodo dengan sumber lain, lalu dengan tanpa malu-malu menyinggung masalah alkohol yang merujuk pada kisah Luth yang ada di Bible.
Larangan mengenai alkohol itu dalam islam adanya ketika Ali bin Abi Thalib nengimami sholat sambil mabok & lupa bacaan ayat… Jafi sebelum itu gak masalah… Silahkan cek hadist2 shahih…
Bukti Alloh menciptakan dan mengendalikan adalah Kun Fayakun (jadi maka jadilah) kemudian big bang Dan terciptalah malaikat jin dan yang anda sebut proses alami dimulai bersamaan dengan big bang itu. bersamaan juga universe yang berkembang terus sampai sekarang dan akan berhenti ketika kiamat. maaf proses alami anda belum ada sebelum big bang. Universe yang anda kenal saat ini dibatasi waktu.
Buktinya adalah Al Qur’an. cara mengujinya adalah sebelum big bang ada apa ? sebelum big bang universe tidak ada, yang ada hanya Alloh.
Pengujinya Para ilmuwan yang mendukung teori big bang, walau teori big bang para ilmuwan itu sedikit keliru.
Kun Fayakun hanya dua patah kata sekejab Bagi Alloh, tapi kita menjalaninya Trilyunan tahun menuju kiamat sebelum energi ledakan big bang habis (alam semesta berhenti mengembang). karena itu Alloh tidak merasa berat sedikitpun memelihara alam semesta dan mengaturnya.
@Drake: tolong bedakan antara klaim dan bukti.
Kun fayakun, itu cerita Islam. Orang yang bukan Islam gak percaya itu. Itu cuma klaim orang Islam. Itu kepercayaan, bukan fakta atau bukti.
Sebagai contoh fakta adalah teori gravitasi. Itu ada buktinya dengan mengukur efeknya pada benda jatuh, meramalkan kekuatannya di luar angkasa dan membuktikannya dengan mengukurnya. Tidak perlu ikut agama tertentu untuk mengukurnya dengan hasil yang sama, anda percaya atau tidak percaya, teori gravitasi akan bekerja dengan cara yang sama. Teori gravitasi itu fakta, bukan kepercayaan.
Kalau anda tak bisa membedakan antara kepercayaan dan fakta, tentu diskusi kita akan melantur kemana-mana tanpa ujung-pangkalnya.
Sebaiknya berkomentarlah yang berkaitan dengan isi tulisan saya. Nanti saya tanggapi, selain itu saya abaikan.
🙂
Anda kuliah di mana sih, bisa bisanya nggak paham? Baik saya sederhanakan bahasa saya :
Kun fayakun sebutan dalam Islam untuk sesuatu kekuatan tanpa batas yang menimbulkan big bang. Karena ledakan sebesar big bang hanya bisa ditimbulkan oleh kekuatan sepurna tanpa batas atau kalau bahasa anda mungkin infinity atau omnipotent yang hanya bisa dilakukan oleh Yang Sempurna Tanpa Batas. Untuk umat islam menyebut Yang Sempurna Tanpa Batas itu sebagai Alloh.
Science sudah mengakui kalau Tiada Batas atau kekekalan itu ada. Kalau anda membantahnya berarti anda mengakui kalau Universe ini memiliki batasannya dan akan hancur (Kiamat). karena memang suatu saat akan kiamat. silakan anda bantah, bantahan anda adalah kemenangan buat saya. dan jika tidak anda bantah berarti anda mengakui kalau Alloh itu ada. Pengalihan topik akan saya anggap sebagai bukan jawaban.
Ya memang sudah terlalu jauh. karena lebih dari 99 persen science mengenai universe masih berupa teori yang belum ada pembuktiannya. Dan saya rasa sampai bumi habis umurnya pun masih tetap pada angka itu. Science yang anda agungkan itu tak akan mampu mengupas universe lebih dari 1 persen. Bahkan tak akan mencapai 1 persen.
dan jika anda tidak menanggapi terserah saja. ditanggapi atau tidak, jawaban sudah saya peroleh bahwa Science mengakui bahwa Alloh itu ada.
@Drake: Sains itu bukan asal klaim ini-itu. Suatu pernyataan sains itu diakui bila dipublikasikan oleh lembaga penelitian yang kredibel, yang tentunya sudah melakukan pengujian atas pendapat tersebut. Kalau hanya pernyataan satu dua orang (walaupun dengan gelar bertumpuk) tanpa verifikasi dan pengujian dibaliknya, itu bukan pendapat ilmiah.
Untuk pendapat se-ajaib ini, mohon referensi anda tentang ilmuwan siapa yang mengatakannya dan sudah dipublikasikan di jurnal ilmiah yang mana.
Anda mencampur-adukkan antara berpikir secara agama dan berpikir secara sains.
Jadi, setiap teori ilmiah itu pasti sesuai dengan fakta yang berkaitan dengan teori itu, karena teori itu digunakan untuk menjelaskan fakta. Jika tidak ada faktanya, maka tidak ada pula teorinya.
Kalau berpikir secara agama sih lebih bebas, sebuah dogma diterima asalkan ada di kitab suci atau apa kata nabi. Mengenai ada faktanya, atau apakah masuk akal, ya gak penting.
Kalau kebetulan ada fakta sains yang bisa dicocokkan dengan sebuah dogma, biasanya disebut bukti keagungan ilahi. Kalau belum ada yang cocok, ya tinggal bilang sains belum mampu mengungkapkan faktanya 🙂
Dari semuanya, Hal yang menurut saya aneh adalah cara anda menafsirkan makna dari kutipan ayat – ayat kitab suci tersebut diatas..
@Anto: anehnya bagaimana? lalu yang gak aneh itu bagaimana?
Silakan dijelaskan, anda pasti sudah dewasa dan pernah sekolah kan? sehingga bisa menjelaskan maksud perkataan anda sendiri.
Kan pembaca di sini bukan kumpulan dukun yang bisa membaca pikiran anda 🙂 . Silakan ..
Sebenarnya gampang. Dua hal yang saling bertentangan, kemungkinannya adalah: salah satunya benar atau kedua-duanya salah. Yang pasti tidak mungkin kedua-duanya benar. Fokusnya lakukan uji valididitas (Sejarah – Arkeologi – Hermeunetika) terhadap Bibel dan Quran. Setelah sampai kesimpulan akhir, maka tidak penting lagi membahas ayat per ayat dan tidak penting lagi ngotot mengiyakan sesuatu yang terbukti salah.
@Ceng Ho: jadi apa kesimpulan anda dari uji validitas Sejarah – Arkeologi – Hermeunetika?
Kalau tak bisa menunjukkan hasilnya, ya sama saja dengan kalau ada yang sok tahu menyarankan:
“Gampang saja, uji saja dengan Mekanika Quantum – Artificial Intelligent – Parabolic SAR”, gak penting apa hasil dan relevansinya – yang penting bisa mengeluarkan istilah-istilah keren 🙂
Ini hanya ajakan pak. Tentu yang bisa melakukan adalah ahlinya. Point saya adalah kalau ada yang bertentangan pastinya salah satu saja yang benar atau malah dua2nya salah, apalagi kalau terindikasi jiplakan maka sudah pasti jiplakannya akan salah.
@Ceng Ho: jadi, bisa anda sebutkan yang anda anggap ahli dalam topik ini siapa? dan apa pendapatnya? Sebagai yang menyarankannya, tentunya anda sudah menjalankan sendiri saran anda tersebut.
Atau anda hanya sekedar mencegah orang berpikir sambil mengatakan: “hanya yang ahli yang boleh membicarakannya”!, semacam menakut-nakuti anak kecil dengan dongeng kuntilanak agar gak keluar malam?
Tak ada yang mencegah orang berfikir. Saya meraca lucu aja berdebat ayat-ayat. sampe dunia kiamat tak akan habis pak. Kenapa tidak dimulai dengan metode pewahyuan kitab suci misalnya ?. kalo metodenya aja sudah tidak bisa dipertanggungjawabkan, yaa apalagi kontent (ayat2) nya ?. Ibarat penelitian kalo metodenya salah yaa isi dan kesimpulannya juga salah.
Debat tentang agama kalau boleh saya umpamakan adalah berdebat tentang “hasil dan pembahasan”, untuk apa berdebat hasil dan pembahasan kalau metodenya belum jelas ? Saya kira Pak Judhianto paham maksud saya dan pasti paham juga bahwa kita sudah tdk punya akses ke situs2 yang banyak membahas tentang “metodologi” bukan hasil dan pembahasan.
@Ceng Ho: diskusi itu ajang membuka wawasan, tidak ada keharusan untuk tuntas atau menghasilkan pendapat yang tunggal. Itu sama seperti nonton bola, sampai dunia kiamatpun nggak ada habisnya.
Seperti juga nonton bola, kalau sudah bosan ya tinggalkan saja, tapi nggak usah bilang: “Kok lucu aja lihat 22 orang dewasa berlarian berebut satu bola, sampai kiamatpun tak akan habis”
Kalau anda punya metode yang lebih baik seperti yang anda katakan yaitu metode pewahyuan kitab suci, kenapa anda gak jabarkan lebih lanjut apa yang telah anda dapatkan dari metode anda itu?
Ini seperti pasar bebas kok, kalau anda tak mampu menyajikan pendapat yang lebih baik, tentunya orang tak melihat alasan untuk mengabaikan pendapat yang ada di sini, terlepas anda mengkritik segala macam metode yang ada di sini.
The world says seeing is believing..but the faith says believing is seeing..
sumpah keren ini tulisan… terus berkarya ya gan, niatnya sih saya mau jawab tapi ternyata udah dijawab duluan sama agan ini
http://fahmihasan91.blogspot.com/2011/10/nabi-luth-nabi-yang-dipertanyakan.html
makasih
@Dedi Kurniawan: dari link tersebut ada beberapa poin penting yang bisa saya tangkap:
Ada masalah dalam tafsir tersebut, yaitu:
Kisah tersebut terjadi di wilayah sekitar Kanaan (Israel/Yahudi), dalam kultur budaya Yahudi, dan dalam kerangka waktu kira-kira 3000 tahun sebelum Masehi. Sedangkan para penafsir tersebut berasal dari kultur Arab dan hidup sekitar abad 7-8 Masehi.
Jadi secara umum ada dua sumber tafsir kisah Luth, seorang Yahudi yang hidup sekitar 3000 tahun sebelum Masehi, yaitu
Dalam teks Yahudi tersebut, secara umum Luth itu bukan figur teladan.
Dalam tafsir arab tersebut, Luth itu Nabi yang mulia dan tidak mungkin mempunyai cacat-cela.
Anda bisa pilih tafsir yang mana saja sesuai selera anda.
Tapi saya pilih tafsir Perjanjian Lama yang mengisahkan Luthh sebagai bukan figur teladan. Mungkin kalau yang dikisahkan itu dongeng dari orang Arab, saya akan lebih memilih versi Arabnya.
@Judhianto:
Sayang sekali saya baru ketemu dan membaca artikel2 tulisan anda, meskipun telat, gk apa2..
Oleh mas Dedi Kurniawan artikel anda sudah dibantah dg menyertakan sebuah link:
https://fahmihasan91.blogspot.com/2011/10/nabi-luth-nabi-yang-dipertanyakan.html
Tp anda malah mengelak dg melebar shg sampai anda tulis bahwa versi yahudi lbh akurat dari versi Arab.., ini jelas anda tidak jujur..
Dalam menafsir suatu ayat Al Qur’an anda gak bisa hanya memakai terjemahannya, harus dikembalikan ke teks aslinya yg berbahasa Arab.., karna bahasa Arab 1 kata aja bisa mengandung banyak makna dlama bahasa Indonesia.., maka sering ditemukan dalam terjemahan bahasa Indonesia ayat2 yg memakai kurung atau catatan kaki.., itu bukan karna apa, tp karna bahasa Arab itu luas..
Silahkan baca link lagi tsb di atas..
Btw, kisah2 para nabi di Al Qur’an itu sbg pelurus dari kisah2 yg ada di PL maupun PB (taurat maupun injil).., karna kita tau orang2 yahudi sangat gemar merubah ayat2 ato firman Tuhan.., jadi bukan berarti versi Al Qu’an (versi Arab yg anda sebut) meniru versi taurat/injil (versi yahudi yg anda sebut).., semua tokoh dalam PL maupun PB yg sering dicemooh dan dijelek2kan, oleh Allah melalui AL Qur’an diluruskan kisah2 mereka dan nama baik mereka..
Saiful Rahman: terima kasih untuk ikut nimbrung.
Satu komentar menarik dari anda: …ini jelas anda tidak jujur..
Saya coba kutipkan definisi jujur menurut KKBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
jujur /ju-jur/
1 lurus hati; tidak berbohong (misalnya dengan berkata apa adanya);
2 tidak curang (misalnya dalam permainan, dengan mengikuti aturan yang berlaku)
3 tulus; ikhlas;
Apa benar anda semacam dukun? sehingga tahu benar apa yang saya pikirkan? sehingga ketika pendapat/tulisan saya berbeda dengan apa yang anda tahu di pikiran saya, anda menuduh saya tidak jujur?
Kalau anda tahu kesalahan pendapat saya, silakan tunjukkan saja salahnya dimana dan bagaimana yang benar. Sesederhana itu kok, gak usah menuduh gak jujur atau segala macam.
Untuk terjemahan bahasa Arab aslinya, anda bisa baca di Qur’an:
Sederhana kan? Luth menawarkan begitu saja putrinya. Tafsir dan terjemahannya saja yang heboh membela Luth.
Tentang Al-Qur’an sebagai pelurus PL dan PB, ya silakan saja anda terima sebagai suatu kepercayaan.
Itu seperti kalau ada yang percaya bahwa kisah Mahabarata versi Jawa itu meluruskan kisah Mahabarata versi India yang penuh dengan penyimpangan.
Mosok Srikandi itu seorang transgender(banci), itu kan merendahkan, Mahabarata Jawa meluruskannya dengan menunjukkan bahwa Srikandi itu wanita sejati yang cantik. Mosok Drupadi itu Poliandri dengan mengawini semua Pandawa sebagai suaminya, itu kan merendahkan, Mahabarata Jawa meluruskannya dengan mengisahkan bahwa Drupadi itu suaminya cuma Yudhistira saja.
Dengan Mahabarata Jawa, maka marwah dan martabat tokoh-tokohnya dikembalikan setelah dijelek-jelekkan oleh Mahabarata India.
Allah SWT Maha Mengetahui, maka ketika Nabi Luth a.s menawarkan putri-putrinya pun tidak ada yang mau. Karena Allah SWT sudah bersiap menurunkan azab kepada mereka.
Melihat banyaknya perselisihan, mungkin admin harus membaca kelanjutan dari surat Hud.
وَقُل لِّلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ ٱعْمَلُوا۟ عَلَىٰ مَكَانَتِكُمْ إِنَّا عَٰمِلُونَ
Dan katakanlah kepada orang-orang yang tidak beriman: “Berbuatlah menurut kemampuanmu; sesungguhnya Kami-pun berbuat (pula)”. (Hud 11:121)
وَٱنتَظِرُوٓا۟ إِنَّا مُنتَظِرُونَ
Dan tunggulah (akibat perbuatanmu); sesungguhnya kamipun menunggu (pula)”. (Hud 11:122)
Karna tugas saya dalam islam hanya menyampaikan, tapi tidak bisa memaksakan.
Semoga Allah SWT memberi kita semua hidayah.
@Anonim: menawarkan wanita kepada gerombolan mesum itu perbuatan tak bermoral, dan seorang ayah yang menawarkan putri-putrinya kepada gerombolan mesum adalah ayah biadab yang tak bermoral.
Adakah ada pembenaran untuk sebuah perbuatan biadab tak bermoral tersebut? apakah bisa tujuan yang baik dijalankan melalui cara-cara tak bermoral?
Sebaik apapun maksud Luth, tak bisa digunakan untuk membenarkan perbuatan tak bermoral tersebut. Tujuan mulia tidak boleh dicapai dengan cara-cara bejat.
Hello, terima kasih atas artikelnya. mohon ijin nimbrung.
Saya percaya apa yg ditulis di Alkitab benar terjadi, Alkitab bercerita apa adanya, tidak ada yg ditutupi. Mengenai Lot memberikan kedua anaknya kepada gerombolan beringas, saya belum bisa menyatakan Lot salah, karna saya belum menemukan pilihan apa yg dimiliki Lot selain memberikan anaknya, tapi bukan berarti saya membenarkan apa yg dilakukan Lot. Hanya saja kita tidak tau apa sebenarnya yg terjadi pada saat itu, bagaimana jika kita hidup dijaman tersebut, berpikir seperti mereka, menghadapi para begundal yg datang kerumah kita dengan menempelkan parang di leher kita, apa yg akan kita lakukan? apa yg akan kita katakan kepada para begundal tersebut jika kita berada dalam posisi Lot saat itu?
Ada kisah yg dapat menggambarkan sedikit tradisi pada zaman itu.
Kej 18
Kemudian TUHAN menampakkan diri kepada Abraham dekat pohon tarbantin di Mamre, sedang ia duduk di pintu kemahnya waktu hari panas terik.
Ketika ia mengangkat mukanya, ia melihat tiga orang berdiri di depannya. Sesudah dilihatnya mereka, ia berlari dari pintu kemahnya menyongsong mereka, lalu sujudlah ia sampai ke tanah,
serta berkata: “Tuanku, jika aku telah mendapat kasih tuanku, janganlah kiranya lampaui hambamu ini.
Biarlah diambil air sedikit, basuhlah kakimu dan duduklah beristirahat di bawah pohon ini;
biarlah kuambil sepotong roti, supaya tuan-tuan segar kembali; kemudian bolehlah tuan-tuan meneruskan perjalanannya; sebab tuan-tuan telah datang ke tempat hambamu ini.” Jawab mereka: “Perbuatlah seperti yang kaukatakan itu.”
Lalu Abraham segera pergi ke kemah mendapatkan Sara serta berkata: “Segeralah! Ambil tiga sukat tepung yang terbaik! Remaslah itu dan buatlah roti bundar!”
Lalu berlarilah Abraham kepada lembu sapinya, ia mengambil seekor anak lembu yang empuk dan baik dagingnya dan memberikannya kepada seorang bujangnya, lalu orang ini segera mengolahnya.
Kemudian diambilnya dadih dan susu serta anak lembu yang telah diolah itu, lalu dihidangkannya di depan orang-orang itu; dan ia berdiri di dekat mereka di bawah pohon itu, sedang mereka makan.
Jika saya pelajari kisah ini, sepertinya cara berpikir, tradisi, norma-norma yg ada pada jaman itu salah satunya adalah memperlakukan tamu layaknya raja, dalam Kej 18:2 kita tau bahwa Abraham datang dan sujud ketika menerima tamunya, di jaman ini saya rasa sudah tidak ada yg seperti itu, kemungkinan untuk menerima tamu aja kita enggan karna merasa terganggu, untuk menyuruh masuk ke dalam rumahpun kita ragu2 karna di jaman ini sulit bagi kita untuk mengetahui apa tamu yg kita terima ini orang baik atau orang jahat. Di ayat ke 6,7 Abraham tidak menyuruh pembantunya untuk menyiapkan hidangan walaupun pada saat itu dia merupakan pemimpin tertinggi di kaumnya, bahkan Abraham meminta istrinya sendiri yg membuat roti, Abraham melakukan semua ini dengan penuh semangat, dia berlari, dia memilih daging yg terbaik untuk dihidangkan, tamunya makan dia tungguin layaknya Abraham seorang pembantu di rumah itu, dan tamunya adalah rajanya, pendek cerita dia memberikan yg terbaik yg dimilikinya untuk tamunya bahkan Abraham juga rela memberikan anaknya kepada Tuhan jika itu kehendak Tuhan.
Begitu juga dengan Lot, saya rasa apa yg dilakukan Lot terhadap malaikat itu bersumber dari tradisi, norma yg sama yg diterima oleh Abraham. Untuk saat sekarang sepertinya ada pepatah yg sama atau hampir-hampir mirip seperti “pembeli adalah raja”. Jadi kemungkinan kenapa Lot memberikan anaknya untuk orang-orang Sodom terpengaruhi dari tradisi dan norma-norma yg ada pada zaman itu, dimana kepentingan tamu lebih diutamakan, sehingga tuan rumah layak disebut tuan rumah yg baik.
Kita tidak tau pasti bagaimana cara berpikir dan nilai-nilai norma yg ada pada jaman Abraham, sehingga kita juga tidak bisa mengartikannya dengan cara berpikir kita yg telah jauh berkembang pada saat ini. Waktu itu persundalan bebas terjadi di Sodom dan Gomoro, pelaku-pelakunyapun merasa melakukan hal yg normal. siapa yg tau.
Kemudian tentang kedua anak perempuan Lot yg menggauli ayahnya, jelas apa yg dilakukan mereka salah dan bukan perintah Tuhan, tapi adalah hasil dari pemikiran mereka sendiri yg terbatas pada waktu itu, kemungkinan mereka takut tidak mendapat keturunan karna tidak ada lagi pria untuk dikawini sehingga pilihan apa lagi yg mereka miliki saat itu untuk mendapatkan keturunan? Keterpaksaan juga dapat terlihat jelas dari kalimat “Mari, kita buat ayah mabuk,” tentu mereka tidak akan membuat mabuk ayahnya jika apa yg mereka lakukan adalah perbuatan yg diijinkan pada saat itu.
Kesimpulan saya, kita tidak bisa mengatakan keluarga macam apa Lot ini? karna kita tidak mengalami apa yg dialami keluarga Lot. dan pesan moral yg disampaikan adalah jangan melakukan apa yg dilakukan orang Sodom dan Gomora. Dengan pengetahuan dan teknologi yg kita miliki saat ini tentu kita bisa melakukan lebih baik daripada apa yg dilakukan Lot. Hanya saja kita tidak bisa menjudge Lot atas apa yg telah dilakukannya. Lagian siapa kita sehingga berhak menghakimi?
Maaf kalau tulisan saya berantakan, karna saya bukan orang berpendidikan tinggi seperti anda.
@ySon ofK: anda percaya semua yang tertulis Alkitab adalah nyata, juga Lot yang menyerahkan begitu saja anak gadisnya ke gerombolan beringas. Tapi anda tidak berani menyalahkan Lot karena tidak tahu persis apa yang terjadi.
Adakah yang tahu persis? ada yaitu Tuhan yang mempunyai aparatnya di sana (malaikat). Apa yang dilakukan Tuhan (melalui aparatnya)? tidak ada dan Ia tidak berkomentar apapun. Jadi Tuhan sama sekali tidak ambil perduli saat seorang Lot terdesak dan melakukan hal yang biadab (menyerahkan anak gadisnya ke gerombolan beringas).
Apakah Tuhan lemah tak berdaya dan tak punya kesaktian? oh tidak. Tuhan menunjukkan kesaktiannya dengan menurunkan hujan belerang dan mengubah istri Lot menjadi tiang garam. Atas kesalahan apa istri Lot diubah jadi tiang garam? karena ia menoleh (iya.. cuma menoleh ke belakang — gak penting amat kesalahannya).
Tuhan yang sakti ini juga no-comment untuk hal biadab lainnya, yaitu saat anak-anak Lot menjadikan bapaknya mabuk agar bisa menghamili mereka.
Anda mengatakan
Okelah kalau anda tidak berani mengambil kesimpulan tentang Lot karena tidak tahu persis apa yang terjadi. Namun dari kisah Alkitab tersebut mungkin kita bisa menyimpulkan bahwa Tuhan tidak perduli dengan moralitas seperti yang yang diajarkan oleh pemuka agama, karena dia yang punya kekuasaan tak terbatas tersebut membiarkan Lot mengalami peristiwa yang kacau balau itu. Tuhan yang sakti tersebut lebih perduli untuk menggunakan kesaktiannya untuk menghukum istri Lot untuk kesalahan yang sepele.
Ketika anda berkata “Tuhan yg sakti ini no-comment untuk hal biadab lainnya”, apa anda berpikir yg menyelamatkan Lot dan anaknya bukan Tuhan yg itu juga? bukankah Tuhan itu juga yg memberikan hukum jangan membunuh, kasihi musuhmu, hukum yg diberikan untuk keuntungan manusia sendiri agar kedamaian bisa tercapai di antara sesama manusia?
Apakah kamu sendiri percaya Tuhan yg sakti yg kamu maksudkan itu? Sebab jika kamu tidak percaya adanya Tuhan, lalu bagaimana kamu bisa memastikan bahwa dia yg tau persis kejadian sebenarnya?
@ySon ofK: saya merangkaikan komentar anda dan kisah alkitab. Kalau hasilnya kontradiktif, ya bagaimana lagi?
Mungkin Tuhan yang dikisahkan di alkitab itu menderita semacam split personality, di kisah Lot dia membiarkan hal yang biadab tersebut berlangsung, tapi di bagian lain berkhotbah tentang kasih sayang dan hal-hal baik lainnya.
Saya sendiri menganggap kisah di kitab suci tak lebih dari peristiwa yang dipoles sana-sini atau bahkan dongeng yang tak nyata sama sekali.
Pak Judhianto, anda belum menjawab pertanyaan saya secara pasti, apakah anda percaya Tuhan? Ya atau tidak.
Kedua, jelas anda kurang pengetahuan tentang alkitab sehingga anda dapat merangkai komentar saya dan kisah alkitab menjadi seperti yg telah anda tuliskan. Saya sebagai umat Kristen mempercayai keseluruhan alkitab tidak sebagian seperti yg anda lakukan yg akhirnya membuat anda berkesimpulan “hasilnya kontradiktif”. Biarkan saya memberikan anda contoh lucu bagaimana membuat alkitab mengatakan hal-hal lucu ketika mengambil satu ayat atau satu pasal dan mengabaikan ayat atau pasal lainnya.
Jika saya mengambil sebagian ayat dan mengabaikan ayat lainnya seperti yg telah anda lakukan, maka saya berkesimpulan bahwa Petrus adalah dia yg menggoda Hawa di taman Eden
1. Yesus menyebut Petrus “iblis”
2. Kitab Wahyu mengindentifikasi iblis sebagai ular
3. Kejadian 3 berkata bahwa ular-lah yg menipu Hawa.
4. Oleh sebab itu rasul Petrus lah yg menipu Hawa di taman Eden.
Anda lihat, jika anda hanya mencomot sebagian dan mengabaikan ayat lainnya, anda tidak akan bisa mengenal Tuhan dengan benar, saya tidak heran kenapa anda berkata “Tuhan yg dikisahkan Alkitab menderita split personality” karena anda kurang pengetahuan tentang Tuhan. Ini juga alasan kenapa saya bertanya kepada anda apakah anda percaya kepada Tuhan, sebab jika anda tidak percaya kepadanya, bagaimana anda bisa memastikan bahwa “dia yg tau persis kejadiannya” pada komentar anda sebelumnya, apakah anda seorang peramal?
@ySon ofK: kalau anda tidak setuju dengan kesimpulan bahwa Tuhan menderita semacam “Split Personality”, ya berikan saja argumen untuk membantahnya.
Mengatakan saya kurang pengetahuan, atau mengaku pengetahuannya segudang itu tidak menyumbangkan argumen apa-apa kok.
Faktanya yang tertulis di Alkitab:
Yakinkan saja dengan argumentasi anda bagaimana menerima poin-poin di atas tanpa jatuh ke kesimpulan bahwa Tuhan itu tidak konsisten atau bahkan menderita “Split Personality”
Mengalihkan diskusi ke hal lainnya, seperti bagaimana kepercayaan saya atau apakah saya sudah mandi hari ini, tidak menjawab tentang masalah di kisah Lot ini. Itu cuma menunjukkan anda lari dari topik. 🙂
Pak Judhianto, saya tidak mengalihkan topik, justru anda yg menghindari topik yg dimulai oleh anda sendiri. Saya hanya mempertanyakan argumen anda sendiri, anda sendiri yg mengatakan Tuhan tau persis kejadiannya, tapi ketika ditanya apakah anda percaya Tuhan, anda tidak mau menjawabnya.
Bagaimana seorang seperti anda yg tidak percaya Tuhan tapi berargumen bahwa Tuhan itu ada dan menyaksikan kejadian yg anda ceritakan???. Saya tidak heran kenapa anda tidak mau menjawabnya. Oke satu pertanyaan lagi pak, kali ini pengalihan topik,
Sir..what do you eat?
@ySon ofK: jadi gini, saya berangkat dari kalimat di komentar pertama anda:
Apa asumsi pemeluk Kristen tentang Alkitab? Itu informasi dari Tuhan walaupun dituliskan oleh manusia.
Jadi berdasarkan asumsi anda sebagai pemeluk Kristen, apakah Tuhan tahu yang sebenarnya? Tentu iya, karena anda percaya bahwa Alkitab berasal dari Tuhan, tentu mustahil Tuhan tidak tahu cerita yang ia ceritakan sendiri.
Yang saya lakukan adalah menggunakan keyakinan anda (bahwa Tuhan tahu persis apa yang diceritakannya sendiri) untuk mengkritisi kisah Lot, yang notabene adalah cerita yang bersumber dari Tuhan sendiri.
Jadi gak ada hubungannya dengan apakah saya percaya Tuhan atau tidak.
Yang saya tunjukkan adalah, anda percaya Tuhan, tapi Tuhan kok kontradiktif ya, bercerita tentang Lot yang tidak sejalan dengan standard moral yang diajarkannya?
Saya sendiri sudah mengatakan isi kitab suci itu peristiwa yang dipoles sana-sini atau bahkan dongeng.
Kan Tuhan juga diceritakan di sana? Lha iya, salah satunya tentang dongeng Tuhan.
Bagi saya Tuhan itu tidak terjangkau, dongeng agama tentang Tuhan itu cuma alat bantu manusia agar bisa diterima dalam konteks kehidupannya.
Pak Judhianto, saya merasa anda berusaha meralat komen anda sendiri, bagaimana pun anda berusaha tidak akan merubah apapun, karna yg anda “gunakan” bukanlah yg saya yakini, tapi apa yg anda yakini, anda lah manusia yg berkata Tuhan no-comment, Tuhan menderita split personality, Tuhan yg tidak peduli. Itu bukanlah apa yg saya yakini karna saya percaya Tuhan dan saya percaya keseluruhan alkitab seperti yg saya tuliskan dari awal komen saya, tidak ada yg berubah dari komen saya. Tapi anda, ya anda, anda pak Judhianto yg terhormat, anda lah yg menderita split personality, di satu sisi anda tidak percaya Tuhan tapi di sisi lain anda berasumsi Tuhan itu ada hanya untuk membuktikan argumen anda yg sangat kurang pengetahuan tentang alkitab dan Tuhan. Itulah sebabnya saya bertanya apa yg bapak makan, karna saya bingung kenapa anda jadi seperti ini?
Saran saya baca keseluruhan alkitab supaya anda mengerti siapa itu Tuhan yg saya sembah sehingga anda mempunyai pengetahuan yg benar tentang Dia. Sekian dari saya, terimakasih atas waktu yg bapak luangkan untuk saya. Gbu
@ySon ofK: jadi anda tidak berminat berargumen tentang kisah Lot? Sayang.
Tulisan saya tentang masalah di kisah Lot, kalau anda setengah mati berusaha membawa diskusi menjauh dari masalah tersebut, ya cuma membuang waktu pembaca lainnya.
Pak Judhianto percaya ngga adanya sang maha kuasa ( Allah )…?
Trims…
Indra: sejauh ini yang bisa diverifikasi menjadi dasar semua realitas adalah hukum alam.
Setelah itu adalah asumsi apakah hukum alam itu ada begitu saja atau adà kesadaran yang membuatnya (Tuhan).
Asumsi ini tidak ada landasan realitasnya. Jadi percaya bahwa hukum alam ada begitu saja tanpa perlu pencipta, sama bobotnya dengan percaya bahwa Tuhan (pencipta hukum alam) ada begitu saja tanpa ada penciptanya.
Saya memilih percaya bahwa ada yang menciptakan hukum alam tersebut, Tuhan. Namun saya tidak percaya Tuhan ini kepo dan turut campur mengurusi proses di dunia.
Hello, saya baru menemukan tulisan ini karena saya sedang mengulas Ellen DeGeneres, lesbian paling populer di dunia. Tulisannya agan sangat menarik gan. Saya tidak tahu kisah Luth di kitab perjanjian lama, kitab Genesis, yang anda pakai untuk mengulas kisah Nabi Luth. Kalau saya pribadi mengambil kesimpulan, kaum homo itu ada untuk ‘pembeda’ dengan kaum hetero. Di jaman now, kaum homo masih ada, ya untuk contoh bahwa mereka memang ada dan benar-benar ada. Lalu, kan banyak penjelasan bahwa salah satu tanda akhir zaman adalah bangkitnya kaum homo. Logikanya berarti kaum homo harus ada, kalau gak ada nanti orang2 akan bertanya kebenaran penjelasan itu sendiri (meragukan penjelasan kalau kaum homonya enggak ada di sekitar kaum hetero).
@Dolphino G: salah satu penyebab homoseksualitas adalah hasil dari variasi gen. Jadi saya tidak sependapat dengan pendapat anda yang mengatakan bahwa kaum homo itu ada untuk ‘pembeda’ dengan kaum hetero . Itu variasi alami saja.
tujuan nabi luth as waktu itu bukan itu. nabi lut itu nentang kaumnya yg cowo ( yg lgbt ) yg datang ke dia untuk nikahi putri” nya jika mereka memang ingin memuaskan birahi mereka. nabi luth tahu mereka itu gak bakal mau sama putrinya karena mereka maunya sama yg sesama cowo, kalaupun ingin dapatin putri” luth, pastinya mereka harus nikah dulu, karena nabi lut sendiri melarang seks tanpa nikah karena itu merupakan zina, dan mereka pun ga suka nikah, mereka cuma suka seks tanpa nikah. dan kenapa nabi lut as berani menentang seperti itu juga alasan lain ialah karena nabi lut tau bahwa mereka akan dibinasakan allah swt esok subuhnya (hal ini ia ketahui melalui 2 malaikat yg menjelma manusia yg waktu itu bertamu padanyanya, 2 malaikat inilah yg diminta kaum nabi lut utk dijadika pemuas birahi mereka akan tetapi telah digagalkan nabi lut dengan upaya di atas). referensi : tafsir maudhu’iy lil quranil karim (diktat kuliah di univ al azhar mesir) karya: Dr. ahmad as said al kaumiy dan Dr. muhammad ahmad yusuf al qosim
@Ahmad Noven: yang saya sampaikan adalah yang tertulis di Qur’an dan Bible.
Fakta yang tertulis di kitab itu adalah, saat gerombolan buas itu mengepung rumah Luth:
Kitab suci tidak berbicara tentang alasan-alasan Luth, kalau anda atau penafsir bicara tentang alasan, dipastikan itu sumbernya bukan dari kitab suci, melainkan opini subyektif yang bersangkutan.
Kalau tentang opini, ini mirip dengan opini istri seorang penjahat kejam yang mengatakan, “suamiku itu sebenarnya orang baik lho.. “.
🙂
@Judhianto: saya baru saja menemukan artikel ini dan tertarik untuk bertukar pikiran dengan anda.
Dari beberapa komentator di atas (sekilas saya baca) sudah sempat menyinggung soal ilmu tafsir (hermeneautika) entah itu AQ or Alkitab dan semua langkah-langkah penafsiran (yg sangat mengedepankan Konteks dari cerita tersebut).
Namun kelihatannya dari semua komentar yg anda balas (izinkan saya untuk menilai) sepertinya anda kurang setuju dengan TAFSIRAN dan membutuhkan jawaban yg jauh lebih solid (bukan tafsiran yg bersifat subjektif-penilaian saya).
sebelum lebih jauh untuk bertukar pikiran, saya mau mengajukan 1(satu) pertanyaan yg sekiranya boleh untuk anda jawab: apa pendapat anda tentang isi Alkitab? (kebetulan saya beragama Kristen)
@Juan Laoh: langsung saja komentari tentang isi tulisan saya.