Beranda » Pesan Moral Aneh Kisah Nabi Luth

Pesan Moral Aneh Kisah Nabi Luth

Kisah Nabi Luth pasti dikenal oleh penganut agama rumpun Ibrahim, yaitu Islam, Kristen dan Yahudi. Kisah ini ada dalam Qur’an dan Kitab Perjanjian Lama.

Apa pesan moral kisah tersebut?

Penganut Islam dan Kristen dapat dengan cepat menyebutkannya: hubungan seks sesama jenis adalah dosa yang sangat dibenci Allah. Untuk perbuatan tersebut Allah telah mengirim azab yang memusnahkan kaum Luth.

Tetapi adakah pesan moral lain yang bisa diambil dari cerita di kedua kitab suci tersebut?

Ada. Dan ini sungguh mengejutkan karena pesan tersebut adalah hal yang tidak bisa diterima oleh norma-norma yang wajar dimasa kini.

Pesan Moral Aneh

Untuk Kitab Perjanjian Lama, saya akan mengutip Kitab Genesis sebagai berikut:

Gen 19:1  Sesudah bertamu pada Abraham, kedua malaikat itu pergi ke Sodom dan tiba di sana pada waktu malam. Lot sedang duduk di pintu gerbang kota, dan setelah melihat mereka, ia bangkit untuk menyambut mereka. Lalu sujudlah ia di hadapan mereka,
Gen 19:2  dan berkata, "Tuan-tuan, silakan singgah di rumah saya. Tuan-tuan dapat membasuh kaki dan bermalam di rumah saya. Besok kalau mau, Tuan-tuan dapat bangun pagi-pagi dan meneruskan perjalanan." Tetapi mereka menjawab, "Terima kasih, biar kami bermalam di sini saja, di lapangan kota."
Gen 19:3  Lot memohon dengan sangat, dan akhirnya mereka masuk bersama dia ke dalam rumahnya. Lot menyediakan hidangan lezat dan memanggang roti secukupnya, lalu makanlah mereka.
Gen 19:4  Tetapi sebelum tamu-tamu itu pergi tidur, orang-orang Sodom mengepung rumah itu. Semua orang laki-laki di kota itu, baik yang tua maupun yang muda, ada di situ.
Gen 19:5  Mereka berseru kepada Lot, dan bertanya, "Di mana orang-orang yang datang bermalam di rumahmu? Serahkan mereka, supaya kami dapat bercampur dengan mereka!"
Gen 19:6  Lot keluar dari rumahnya, dan sesudah menutup pintu,
Gen 19:7  ia berkata kepada orang-orang Sodom itu, "Saudara-saudara, saya minta dengan sangat, janganlah melakukan hal yang sejahat itu!
Gen 19:8  Coba dengar, saya punya dua anak perawan. Biar saya serahkan mereka kepada kalian dan kalian boleh melakukan apa saja dengan mereka. Tetapi jangan apa-apakan tamu-tamu saya ini; sebab saya wajib melindungi mereka."
Gen 19:9  Tetapi kata orang-orang Sodom itu kepada Lot, "Pergi! Engkau orang asing mau mengatur kami? Ayo, pergi! Kalau tidak, engkau akan kami hajar lebih berat daripada kedua orang itu." Lalu mereka mendorong Lot dan menyerbu hendak mendobrak pintu.
Gen 19:10  Tetapi kedua tamu itu mengulurkan tangan mereka dan menarik Lot masuk ke dalam rumah, lalu menutup pintu.
Gen 19:11  Mereka membutakan semua orang yang ada di luar rumah itu, sehingga orang-orang itu tidak dapat menemukan pintu itu lagi.

Untuk Qur’an ada di Al-Hijr

Maka tatkala para utusan itu datang kepada kaum Luth, beserta pengikut pengikutnya, (61)
ia berkata: "Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang tidak dikenal". (62)
Para utusan menjawab: "Sebenarnya kami ini datang kepadamu dengan membawa azab yang selalu mereka dustakan. (63)
Dan kami datang kepadamu membawa kebenaran dan sesungguhnya kami betul-betul orang-orang benar. (64)
Maka pergilah kamu di akhir malam dengan membawa keluargamu, dan ikutlah mereka dari belakang dan janganlah seorangpun di antara kamu menoleh kebelakang dan teruskanlah perjalanan ke tempat yang di perintahkan kepadamu". (65)
Dan telah Kami wahyukan kepadanya (Luth) perkara itu, yaitu bahwa mereka akan ditumpas habis di waktu subuh. (66)
Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira (karena) kedatangan tamu-tamu itu.(67)
Luth berkata: "Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu memberi malu (kepadaku), (68)
dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina". (69)
Mereka berkata: "Dan bukankah kami telah melarangmu dari (melindungi) manusia?" (70)
Luth berkata: "Inilah puteri-puteriku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal)". (71)

Apa yang aneh?

Dalam kedua versi tersebut, penduduk kota (laki-laki) datang untuk meminta tamu Luth (dua malaikat yang gagah) agar diserahkan untuk melayani nafsu bejat mereka. Dalam pengaruh nafsu, mereka menantang Luth untuk menyerahkannya.

Apa reaksi Luth untuk melindungi tamunya?

Gunung Sodom dan tiang batu yang tercipta dari istri Lot karena menengok ke belakang
Gunung Sodom dan tiang batu yang konon tercipta dari istri Lot karena menengok ke belakang

Inilah pesan yang sangat tidak bisa dimengerti: Luth menawarkan dua anak gadisnya yang perawan sebagai pengganti dua orang malaikat tamunya.

Astaga! ayah macam apa Luth ini. Ia rela menyerahkan dua orang anak gadisnya kepada gerombolan beringas, demi dua orang tamu yang baru dikenalnya (walaupun itu malaikat).

Dalam kisah ini tercermin bahwa orang tua berhak menentukan nasib anak gadisnya, berhak bahkan untuk mengumpankannya ke mulut gerombolan yang dirasuki nafsu liar.

Apakah pesan kedua ini dapat diterima oleh kaidah moral sekarang? Saya rasa tidak. Tanpa ukuran agama apapun, tindakan Luth untuk menyerahkan anak gadisnya tidak dapat diterima.

Ada lagi yang aneh? Ada bahkan ini jauh lebih absurd.

Keanehan Lebih Lanjut Kisah Luth

Keanehan kisah Luth tidak berhenti disini saja. Kisah berikutnya menimbulkan pertanyaan lebih jauh. Untungnya kisah ini hanya ada di Perjanjian Lama, dalam Qur’an kisah ini tidak dicantumkan. Beruntunglah umat Islam, karena tidak perlu kerepotan untuk menjawabnya.

Dalam Perjanjian Lama, kisah Lot terus berlanjut dengan absurd. Lihat cuplikan Kitab Genesis berikutnya:

Gen 19:17  Sesudah itu seorang dari malaikat itu berkata, "Larilah, selamatkan nyawamu! Jangan menoleh ke belakang dan jangan berhenti di lembah. Larilah ke pegunungan, supaya kalian jangan mati!"
…
Gen 19:23  Matahari sedang terbit ketika Lot sampai di Zoar.
Gen 19:24  Tiba-tiba TUHAN menurunkan hujan belerang yang berapi atas Sodom dan Gomora.
Gen 19:25  Kedua kota itu dihancurkan, juga seluruh lembah dan semua tumbuh-tumbuhan serta semua penduduk di situ.
Gen 19:26  Tetapi istri Lot menoleh ke belakang, lalu dia berubah menjadi tiang garam.
…
Gen 19:30  Karena Lot takut menetap di Zoar, maka pergilah ia ke pegunungan bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan, lalu tinggal di dalam sebuah gua.
Gen 19:31  Anak perempuan yang sulung berkata kepada adiknya, "Ayah sudah tua, dan di seluruh negeri ini tak ada orang laki-laki yang dapat mengawini kita supaya kita mendapat anak.
Gen 19:32  Mari, kita buat ayah mabuk, lalu kita tidur dengan dia supaya kita mendapat anak."
Gen 19:33  Pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu anak yang sulung tidur dengan ayahnya; tetapi ayahnya begitu mabuk sehingga tidak tahu apa yang terjadi.
Gen 19:34  Keesokan harinya, anak yang sulung berkata kepada adiknya, "Tadi malam saya sudah tidur dengan ayah! Nanti malam kita buat dia mabuk lagi. Lalu tidurlah kau dengan dia. Nanti kita masing-masing mendapat anak."
Gen 19:35  Demikianlah pada malam itu mereka membuat Lot mabuk, dan anaknya yang kedua tidur dengan dia. Dan Lot terlalu mabuk lagi sehingga tidak tahu apa yang terjadi.
Gen 19:36  Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu karena ayah mereka sendiri.
Gen 19:37  Anak yang sulung melahirkan anak laki-laki yang dinamakannya Moab. Dia menjadi leluhur orang Moab yang sekarang.
Gen 19:38  Anak yang kedua melahirkan anak laki-laki juga yang dinamakannya Ben-Ami. Dia menjadi leluhur bangsa Amon yang sekarang.

Perhatikan apa yang terjadi. Kedua anak Lot membuat ayah mereka (Lot) mabuk dan menggauli mereka agar mereka mendapat keturunan. Dan itu berhasil.

Astaga! keluarga macam apakah Lot ini?

Lot dibujuk dua anak gadisnya
Lot dibujuk dua anak gadisnya

Apakah pantas mereka disebut keluarga yang suci, hingga kisahnya diabadikan di kitab suci yang menjadi panutan umat Islam, Kristen dan Yahudi? Selain penolakannya terhadap perilaku seks yang tidak wajar, adakah yang patut dicontoh dari keluarga Luth ini?

Inilah salah satu kisah dalam kitab suci yang mendapat sorotan keras dari kelompok-kelompok kritikus agama.

Kisah ini memang absurd.

Mungkin anda mempunyai jawabannya?

480 thoughts on “Pesan Moral Aneh Kisah Nabi Luth

  1. Hello, terima kasih atas artikelnya. mohon ijin nimbrung.

    Saya percaya apa yg ditulis di Alkitab benar terjadi, Alkitab bercerita apa adanya, tidak ada yg ditutupi. Mengenai Lot memberikan kedua anaknya kepada gerombolan beringas, saya belum bisa menyatakan Lot salah, karna saya belum menemukan pilihan apa yg dimiliki Lot selain memberikan anaknya, tapi bukan berarti saya membenarkan apa yg dilakukan Lot. Hanya saja kita tidak tau apa sebenarnya yg terjadi pada saat itu, bagaimana jika kita hidup dijaman tersebut, berpikir seperti mereka, menghadapi para begundal yg datang kerumah kita dengan menempelkan parang di leher kita, apa yg akan kita lakukan? apa yg akan kita katakan kepada para begundal tersebut jika kita berada dalam posisi Lot saat itu?

    Ada kisah yg dapat menggambarkan sedikit tradisi pada zaman itu.

    Kej 18

    Kemudian TUHAN menampakkan diri kepada Abraham dekat pohon tarbantin di Mamre, sedang ia duduk di pintu kemahnya waktu hari panas terik.
    Ketika ia mengangkat mukanya, ia melihat tiga orang berdiri di depannya. Sesudah dilihatnya mereka, ia berlari dari pintu kemahnya menyongsong mereka, lalu sujudlah ia sampai ke tanah,
    serta berkata: “Tuanku, jika aku telah mendapat kasih tuanku, janganlah kiranya lampaui hambamu ini.
    Biarlah diambil air sedikit, basuhlah kakimu dan duduklah beristirahat di bawah pohon ini;
    biarlah kuambil sepotong roti, supaya tuan-tuan segar kembali; kemudian bolehlah tuan-tuan meneruskan perjalanannya; sebab tuan-tuan telah datang ke tempat hambamu ini.” Jawab mereka: “Perbuatlah seperti yang kaukatakan itu.”
    Lalu Abraham segera pergi ke kemah mendapatkan Sara serta berkata: “Segeralah! Ambil tiga sukat tepung yang terbaik! Remaslah itu dan buatlah roti bundar!”
    Lalu berlarilah Abraham kepada lembu sapinya, ia mengambil seekor anak lembu yang empuk dan baik dagingnya dan memberikannya kepada seorang bujangnya, lalu orang ini segera mengolahnya.
    Kemudian diambilnya dadih dan susu serta anak lembu yang telah diolah itu, lalu dihidangkannya di depan orang-orang itu; dan ia berdiri di dekat mereka di bawah pohon itu, sedang mereka makan.

    Jika saya pelajari kisah ini, sepertinya cara berpikir, tradisi, norma-norma yg ada pada jaman itu salah satunya adalah memperlakukan tamu layaknya raja, dalam Kej 18:2 kita tau bahwa Abraham datang dan sujud ketika menerima tamunya, di jaman ini saya rasa sudah tidak ada yg seperti itu, kemungkinan untuk menerima tamu aja kita enggan karna merasa terganggu, untuk menyuruh masuk ke dalam rumahpun kita ragu2 karna di jaman ini sulit bagi kita untuk mengetahui apa tamu yg kita terima ini orang baik atau orang jahat. Di ayat ke 6,7 Abraham tidak menyuruh pembantunya untuk menyiapkan hidangan walaupun pada saat itu dia merupakan pemimpin tertinggi di kaumnya, bahkan Abraham meminta istrinya sendiri yg membuat roti, Abraham melakukan semua ini dengan penuh semangat, dia berlari, dia memilih daging yg terbaik untuk dihidangkan, tamunya makan dia tungguin layaknya Abraham seorang pembantu di rumah itu, dan tamunya adalah rajanya, pendek cerita dia memberikan yg terbaik yg dimilikinya untuk tamunya bahkan Abraham juga rela memberikan anaknya kepada Tuhan jika itu kehendak Tuhan.

    Begitu juga dengan Lot, saya rasa apa yg dilakukan Lot terhadap malaikat itu bersumber dari tradisi, norma yg sama yg diterima oleh Abraham. Untuk saat sekarang sepertinya ada pepatah yg sama atau hampir-hampir mirip seperti “pembeli adalah raja”. Jadi kemungkinan kenapa Lot memberikan anaknya untuk orang-orang Sodom terpengaruhi dari tradisi dan norma-norma yg ada pada zaman itu, dimana kepentingan tamu lebih diutamakan, sehingga tuan rumah layak disebut tuan rumah yg baik.

    Kita tidak tau pasti bagaimana cara berpikir dan nilai-nilai norma yg ada pada jaman Abraham, sehingga kita juga tidak bisa mengartikannya dengan cara berpikir kita yg telah jauh berkembang pada saat ini. Waktu itu persundalan bebas terjadi di Sodom dan Gomoro, pelaku-pelakunyapun merasa melakukan hal yg normal. siapa yg tau.

    Kemudian tentang kedua anak perempuan Lot yg menggauli ayahnya, jelas apa yg dilakukan mereka salah dan bukan perintah Tuhan, tapi adalah hasil dari pemikiran mereka sendiri yg terbatas pada waktu itu, kemungkinan mereka takut tidak mendapat keturunan karna tidak ada lagi pria untuk dikawini sehingga pilihan apa lagi yg mereka miliki saat itu untuk mendapatkan keturunan? Keterpaksaan juga dapat terlihat jelas dari kalimat “Mari, kita buat ayah mabuk,” tentu mereka tidak akan membuat mabuk ayahnya jika apa yg mereka lakukan adalah perbuatan yg diijinkan pada saat itu.

    Kesimpulan saya, kita tidak bisa mengatakan keluarga macam apa Lot ini? karna kita tidak mengalami apa yg dialami keluarga Lot. dan pesan moral yg disampaikan adalah jangan melakukan apa yg dilakukan orang Sodom dan Gomora. Dengan pengetahuan dan teknologi yg kita miliki saat ini tentu kita bisa melakukan lebih baik daripada apa yg dilakukan Lot. Hanya saja kita tidak bisa menjudge Lot atas apa yg telah dilakukannya. Lagian siapa kita sehingga berhak menghakimi?

    Maaf kalau tulisan saya berantakan, karna saya bukan orang berpendidikan tinggi seperti anda.

    1. @ySon ofK: anda percaya semua yang tertulis Alkitab adalah nyata, juga Lot yang menyerahkan begitu saja anak gadisnya ke gerombolan beringas. Tapi anda tidak berani menyalahkan Lot karena tidak tahu persis apa yang terjadi.

      Adakah yang tahu persis? ada yaitu Tuhan yang mempunyai aparatnya di sana (malaikat). Apa yang dilakukan Tuhan (melalui aparatnya)? tidak ada dan Ia tidak berkomentar apapun. Jadi Tuhan sama sekali tidak ambil perduli saat seorang Lot terdesak dan melakukan hal yang biadab (menyerahkan anak gadisnya ke gerombolan beringas).

      Apakah Tuhan lemah tak berdaya dan tak punya kesaktian? oh tidak. Tuhan menunjukkan kesaktiannya dengan menurunkan hujan belerang dan mengubah istri Lot menjadi tiang garam. Atas kesalahan apa istri Lot diubah jadi tiang garam? karena ia menoleh (iya.. cuma menoleh ke belakang — gak penting amat kesalahannya).

      Tuhan yang sakti ini juga no-comment untuk hal biadab lainnya, yaitu saat anak-anak Lot menjadikan bapaknya mabuk agar bisa menghamili mereka.

      Anda mengatakan

      Kesimpulan saya, kita tidak bisa mengatakan keluarga macam apa Lot ini?

      Okelah kalau anda tidak berani mengambil kesimpulan tentang Lot karena tidak tahu persis apa yang terjadi. Namun dari kisah Alkitab tersebut mungkin kita bisa menyimpulkan bahwa Tuhan tidak perduli dengan moralitas seperti yang yang diajarkan oleh pemuka agama, karena dia yang punya kekuasaan tak terbatas tersebut membiarkan Lot mengalami peristiwa yang kacau balau itu. Tuhan yang sakti tersebut lebih perduli untuk menggunakan kesaktiannya untuk menghukum istri Lot untuk kesalahan yang sepele.

      1. Ketika anda berkata “Tuhan yg sakti ini no-comment untuk hal biadab lainnya”, apa anda berpikir yg menyelamatkan Lot dan anaknya bukan Tuhan yg itu juga? bukankah Tuhan itu juga yg memberikan hukum jangan membunuh, kasihi musuhmu, hukum yg diberikan untuk keuntungan manusia sendiri agar kedamaian bisa tercapai di antara sesama manusia?

        Apakah kamu sendiri percaya Tuhan yg sakti yg kamu maksudkan itu? Sebab jika kamu tidak percaya adanya Tuhan, lalu bagaimana kamu bisa memastikan bahwa dia yg tau persis kejadian sebenarnya?

        1. @ySon ofK: saya merangkaikan komentar anda dan kisah alkitab. Kalau hasilnya kontradiktif, ya bagaimana lagi?
          Mungkin Tuhan yang dikisahkan di alkitab itu menderita semacam split personality, di kisah Lot dia membiarkan hal yang biadab tersebut berlangsung, tapi di bagian lain berkhotbah tentang kasih sayang dan hal-hal baik lainnya.

          Saya sendiri menganggap kisah di kitab suci tak lebih dari peristiwa yang dipoles sana-sini atau bahkan dongeng yang tak nyata sama sekali.

          1. Pak Judhianto, anda belum menjawab pertanyaan saya secara pasti, apakah anda percaya Tuhan? Ya atau tidak.
            Kedua, jelas anda kurang pengetahuan tentang alkitab sehingga anda dapat merangkai komentar saya dan kisah alkitab menjadi seperti yg telah anda tuliskan. Saya sebagai umat Kristen mempercayai keseluruhan alkitab tidak sebagian seperti yg anda lakukan yg akhirnya membuat anda berkesimpulan “hasilnya kontradiktif”. Biarkan saya memberikan anda contoh lucu bagaimana membuat alkitab mengatakan hal-hal lucu ketika mengambil satu ayat atau satu pasal dan mengabaikan ayat atau pasal lainnya.

            Jika saya mengambil sebagian ayat dan mengabaikan ayat lainnya seperti yg telah anda lakukan, maka saya berkesimpulan bahwa Petrus adalah dia yg menggoda Hawa di taman Eden
            1. Yesus menyebut Petrus “iblis”
            2. Kitab Wahyu mengindentifikasi iblis sebagai ular
            3. Kejadian 3 berkata bahwa ular-lah yg menipu Hawa.
            4. Oleh sebab itu rasul Petrus lah yg menipu Hawa di taman Eden.

            Anda lihat, jika anda hanya mencomot sebagian dan mengabaikan ayat lainnya, anda tidak akan bisa mengenal Tuhan dengan benar, saya tidak heran kenapa anda berkata “Tuhan yg dikisahkan Alkitab menderita split personality” karena anda kurang pengetahuan tentang Tuhan. Ini juga alasan kenapa saya bertanya kepada anda apakah anda percaya kepada Tuhan, sebab jika anda tidak percaya kepadanya, bagaimana anda bisa memastikan bahwa “dia yg tau persis kejadiannya” pada komentar anda sebelumnya, apakah anda seorang peramal?

          2. @ySon ofK: kalau anda tidak setuju dengan kesimpulan bahwa Tuhan menderita semacam “Split Personality”, ya berikan saja argumen untuk membantahnya.

            Mengatakan saya kurang pengetahuan, atau mengaku pengetahuannya segudang itu tidak menyumbangkan argumen apa-apa kok.

            Faktanya yang tertulis di Alkitab:

            1. Lot menyodorkan anak gadisnya untuk gerombolan biadab
            2. Dua anak gadisnya bersiasat agar bapak kandungnya (Lot) menghamili mereka
            3. Tuhan tidak mencegah pilihan biadab Lot dan anaknya walaupun harusnya mampu
            4. Tuhan menggunakan kesaktiannya justru untuk menghukum istri Lot atas kesalahan remeh
            5. Walau membiarkan perbuatan biadab Lot dan anaknya, di bagian lain Alkitab, Tuhan mengajari manusia tentang moral dan keadaban (tanpa bercermin)

            Yakinkan saja dengan argumentasi anda bagaimana menerima poin-poin di atas tanpa jatuh ke kesimpulan bahwa Tuhan itu tidak konsisten atau bahkan menderita “Split Personality”

            Mengalihkan diskusi ke hal lainnya, seperti bagaimana kepercayaan saya atau apakah saya sudah mandi hari ini, tidak menjawab tentang masalah di kisah Lot ini. Itu cuma menunjukkan anda lari dari topik. 🙂

  2. Pak Judhianto, saya tidak mengalihkan topik, justru anda yg menghindari topik yg dimulai oleh anda sendiri. Saya hanya mempertanyakan argumen anda sendiri, anda sendiri yg mengatakan Tuhan tau persis kejadiannya, tapi ketika ditanya apakah anda percaya Tuhan, anda tidak mau menjawabnya.

    Bagaimana seorang seperti anda yg tidak percaya Tuhan tapi berargumen bahwa Tuhan itu ada dan menyaksikan kejadian yg anda ceritakan???. Saya tidak heran kenapa anda tidak mau menjawabnya. Oke satu pertanyaan lagi pak, kali ini pengalihan topik,

    Sir..what do you eat?

    1. @ySon ofK: jadi gini, saya berangkat dari kalimat di komentar pertama anda:

      Saya percaya apa yg ditulis di Alkitab benar terjadi, Alkitab bercerita apa adanya, tidak ada yg ditutupi

      Apa asumsi pemeluk Kristen tentang Alkitab? Itu informasi dari Tuhan walaupun dituliskan oleh manusia.

      Jadi berdasarkan asumsi anda sebagai pemeluk Kristen, apakah Tuhan tahu yang sebenarnya? Tentu iya, karena anda percaya bahwa Alkitab berasal dari Tuhan, tentu mustahil Tuhan tidak tahu cerita yang ia ceritakan sendiri.

      Yang saya lakukan adalah menggunakan keyakinan anda (bahwa Tuhan tahu persis apa yang diceritakannya sendiri) untuk mengkritisi kisah Lot, yang notabene adalah cerita yang bersumber dari Tuhan sendiri.

      Jadi gak ada hubungannya dengan apakah saya percaya Tuhan atau tidak.

      Yang saya tunjukkan adalah, anda percaya Tuhan, tapi Tuhan kok kontradiktif ya, bercerita tentang Lot yang tidak sejalan dengan standard moral yang diajarkannya?

      Saya sendiri sudah mengatakan isi kitab suci itu peristiwa yang dipoles sana-sini atau bahkan dongeng.

      Kan Tuhan juga diceritakan di sana? Lha iya, salah satunya tentang dongeng Tuhan.

      Bagi saya Tuhan itu tidak terjangkau, dongeng agama tentang Tuhan itu cuma alat bantu manusia agar bisa diterima dalam konteks kehidupannya.

      1. Pak Judhianto, saya merasa anda berusaha meralat komen anda sendiri, bagaimana pun anda berusaha tidak akan merubah apapun, karna yg anda “gunakan” bukanlah yg saya yakini, tapi apa yg anda yakini, anda lah manusia yg berkata Tuhan no-comment, Tuhan menderita split personality, Tuhan yg tidak peduli. Itu bukanlah apa yg saya yakini karna saya percaya Tuhan dan saya percaya keseluruhan alkitab seperti yg saya tuliskan dari awal komen saya, tidak ada yg berubah dari komen saya. Tapi anda, ya anda, anda pak Judhianto yg terhormat, anda lah yg menderita split personality, di satu sisi anda tidak percaya Tuhan tapi di sisi lain anda berasumsi Tuhan itu ada hanya untuk membuktikan argumen anda yg sangat kurang pengetahuan tentang alkitab dan Tuhan. Itulah sebabnya saya bertanya apa yg bapak makan, karna saya bingung kenapa anda jadi seperti ini?

        Saran saya baca keseluruhan alkitab supaya anda mengerti siapa itu Tuhan yg saya sembah sehingga anda mempunyai pengetahuan yg benar tentang Dia. Sekian dari saya, terimakasih atas waktu yg bapak luangkan untuk saya. Gbu

        1. @ySon ofK: jadi anda tidak berminat berargumen tentang kisah Lot? Sayang.

          Tulisan saya tentang masalah di kisah Lot, kalau anda setengah mati berusaha membawa diskusi menjauh dari masalah tersebut, ya cuma membuang waktu pembaca lainnya.

    1. Indra: sejauh ini yang bisa diverifikasi menjadi dasar semua realitas adalah hukum alam.

      Setelah itu adalah asumsi apakah hukum alam itu ada begitu saja atau adà kesadaran yang membuatnya (Tuhan).

      Asumsi ini tidak ada landasan realitasnya. Jadi percaya bahwa hukum alam ada begitu saja tanpa perlu pencipta, sama bobotnya dengan percaya bahwa Tuhan (pencipta hukum alam) ada begitu saja tanpa ada penciptanya.

      Saya memilih percaya bahwa ada yang menciptakan hukum alam tersebut, Tuhan. Namun saya tidak percaya Tuhan ini kepo dan turut campur mengurusi proses di dunia.

  3. Hello, saya baru menemukan tulisan ini karena saya sedang mengulas Ellen DeGeneres, lesbian paling populer di dunia. Tulisannya agan sangat menarik gan. Saya tidak tahu kisah Luth di kitab perjanjian lama, kitab Genesis, yang anda pakai untuk mengulas kisah Nabi Luth. Kalau saya pribadi mengambil kesimpulan, kaum homo itu ada untuk ‘pembeda’ dengan kaum hetero. Di jaman now, kaum homo masih ada, ya untuk contoh bahwa mereka memang ada dan benar-benar ada. Lalu, kan banyak penjelasan bahwa salah satu tanda akhir zaman adalah bangkitnya kaum homo. Logikanya berarti kaum homo harus ada, kalau gak ada nanti orang2 akan bertanya kebenaran penjelasan itu sendiri (meragukan penjelasan kalau kaum homonya enggak ada di sekitar kaum hetero).

    1. @Dolphino G: salah satu penyebab homoseksualitas adalah hasil dari variasi gen. Jadi saya tidak sependapat dengan pendapat anda yang mengatakan bahwa kaum homo itu ada untuk ‘pembeda’ dengan kaum hetero . Itu variasi alami saja.

  4. tujuan nabi luth as waktu itu bukan itu. nabi lut itu nentang kaumnya yg cowo ( yg lgbt ) yg datang ke dia untuk nikahi putri” nya jika mereka memang ingin memuaskan birahi mereka. nabi luth tahu mereka itu gak bakal mau sama putrinya karena mereka maunya sama yg sesama cowo, kalaupun ingin dapatin putri” luth, pastinya mereka harus nikah dulu, karena nabi lut sendiri melarang seks tanpa nikah karena itu merupakan zina, dan mereka pun ga suka nikah, mereka cuma suka seks tanpa nikah. dan kenapa nabi lut as berani menentang seperti itu juga alasan lain ialah karena nabi lut tau bahwa mereka akan dibinasakan allah swt esok subuhnya (hal ini ia ketahui melalui 2 malaikat yg menjelma manusia yg waktu itu bertamu padanyanya, 2 malaikat inilah yg diminta kaum nabi lut utk dijadika pemuas birahi mereka akan tetapi telah digagalkan nabi lut dengan upaya di atas). referensi : tafsir maudhu’iy lil quranil karim (diktat kuliah di univ al azhar mesir) karya: Dr. ahmad as said al kaumiy dan Dr. muhammad ahmad yusuf al qosim

    1. @Ahmad Noven: yang saya sampaikan adalah yang tertulis di Qur’an dan Bible.

      Fakta yang tertulis di kitab itu adalah, saat gerombolan buas itu mengepung rumah Luth:

      1. Luth menyerahkan anak gadisnya begitu saja pada gerombolan buas agar tidak mengusik tamunya. Luth melindungi tamunya dengan mengorbankan anaknya
      2. Para malaikat itu mengeluarkan kesaktiannya dengan membutakan mata pengepungnya (Bible)
      3. Allah menurunkan bencana setelah Luth pergi dari rumahnya

      Kitab suci tidak berbicara tentang alasan-alasan Luth, kalau anda atau penafsir bicara tentang alasan, dipastikan itu sumbernya bukan dari kitab suci, melainkan opini subyektif yang bersangkutan.

      Kalau tentang opini, ini mirip dengan opini istri seorang penjahat kejam yang mengatakan, “suamiku itu sebenarnya orang baik lho.. “.
      🙂

  5. @Judhianto: saya baru saja menemukan artikel ini dan tertarik untuk bertukar pikiran dengan anda.

    Dari beberapa komentator di atas (sekilas saya baca) sudah sempat menyinggung soal ilmu tafsir (hermeneautika) entah itu AQ or Alkitab dan semua langkah-langkah penafsiran (yg sangat mengedepankan Konteks dari cerita tersebut).

    Namun kelihatannya dari semua komentar yg anda balas (izinkan saya untuk menilai) sepertinya anda kurang setuju dengan TAFSIRAN dan membutuhkan jawaban yg jauh lebih solid (bukan tafsiran yg bersifat subjektif-penilaian saya).

    sebelum lebih jauh untuk bertukar pikiran, saya mau mengajukan 1(satu) pertanyaan yg sekiranya boleh untuk anda jawab: apa pendapat anda tentang isi Alkitab? (kebetulan saya beragama Kristen)

Perkaya tulisan ini dengan pendapat Anda

error: Hargai hak cipta penulis !!
%d blogger menyukai ini: