Begitu mendengar kata tenaga dalam, mau tidak mau pikiran saya akan tertuju kepada para pendekar di cerita Khoo Ping Ho, yang dengan menyalurkan tenaga dalamnya bisa membuat sepucuk ranting pohon menjadi sekuat baja dan bisa menghancurkan sebongkah batu.
Atau pukulan Sasra Bhirawa dari Mahesa Jenar dalam cerita Nagasasra Sabuk Inten, yang mampu menghancurkan lawan menjadi onggokan daging dan tulang remuk.
Atau badan kebal yang dengan mudah mematahkan semua pedang yang disabetkan kepadanya.
Apakah Sedahsyat Itu?
Saya pernah menyaksikan sendiri, betapa seseorang bisa menjadi kebal senjata dan bahkan membuat bengkok keris yang ditusukkan kedadanya. Ini saya lihat di atraksi tarian barong di Bali.
Saya juga pernah menyaksikan betapa dengan tangan kosong seseorang bisa memukul patah per mobil, tumpukan balok es dan batang besi. Ini saya lihat di demonstrasi silat Merpati Putih.
Tenaga Dalam di Sejarah
Bila senyata itu, pasti ada catatan sejarah tentang kehebatan tenaga dalam itu dalam pertempuran yang nyata yang dialami para tokoh sejarah.
Ups… ternyata tidak.
Anda tidak akan mendengar tentang penakluk besar dunia seperti Jenghis Khan melaju menggunakan ilmu kebalnya menembus hujan anak panah musuh. Atau yang dekat, Gajah Mada menghancurkan sekelompok musuhnya dengan pukulan jarak jauh.
Semua tokoh-tokoh besar itu menaklukkan musuh-musuhnya dengan cara yang bisa dimengerti oleh ahli strategi modern.
Jenghis Khan terkenal dengan gerak cepat pasukan berkudanya yang tak tertandingi. Daya jelajah dan kecepatan pasukannya sungguh luar biasa. Dengan mata-mata andalannya dan kecepatan pasukannya, ia selalu bisa menghancurkan musuh sebelum mereka mempersiapkan pertahanan yang kuat.
Raden Wijaya dengan muslihat yang jitu memukul mundur bala tentara Mongol setelah memanfaatkannya menaklukkan kerajaan Kediri. Raden Wijaya kemudian mendirikan kerajaan Majapahit yang hebat. Tidak ada tokoh sakti mandraguna yang menghancurkan tentara lawan di sana.
Tenaga Dalam Dalam Pertempuran
Lah… kenapa tenaga dalam tidak digunakan? bila pukulannya bisa membelah batu, tentu kepala musuh bisa remuk dipukulnya…
Tenaga dalam memang hebat. Akan tetapi dia hanya dapat digunakan dalam kondisi tertentu, serta dengan mudah dapat dikalahkan oleh teknologi yang sederhana.
Anda lihat pendekar yang memiliki pukulan sekeras baja. Ia bisa menghancurkan setumpuk balok es dengan pukulan tangan kosongnya. Akan tetapi berapa banyak kepala musuh yang bisa ia hancurkan dalam pertempuran, bila untuk tiap kepala, ia butuh berkonsentrasi menyalurkan tenaga. Dalam pertempuran sesungguhnya kesempatan berkonsentrasi tanpa terganggu dengan hiruk pikuk pertempuran adalah sangat kecil. Seseorang dengan martil yang besar tanpa membutuhkan pemusatan konsentrasi yang tinggi bisa menghancurkan banyak kepala musuh dalam hiruk pikuk pertempuran.
Anda lihat pendekar debus yang kebal terhadap tusukan pedang. Untuk kebal ia butuh berkonsentrasi mengerahkan tenaga dalamnya, saat berkonsentrasi ia mungkin tidak bisa fokus menghajar lawannya. Seseorang dengan baju besi lebih efektif menahan sabetan pedang dalam pertempuran sambil tetap maju menghajar musuh-musuhnya.
Tenaga Dalam Itu Mahal
Untuk melatih pukulan sekeras baja, pendekar butuh waktu bertahun-tahun, sementara tanpa latihan lama, seseorang yang dibekali martil besi dengan mudah mengalahkan hasil sang pendekar.
Untuk melatih kekebalan, pendekar butuh latihan bertahun-tahun dan dengan syarat macam-macam, sementara itu tanpa latihan, seseorang dengan baju besi bisa bertahan atas tusukan pedang dalam medan tempur tanpa latihan yang rumit.
Jadi, bila anda seorang panglima perang, untuk apa membayar lebih untuk pelatihan pendekar yang mahal. Lebih baik anda gunakan uang anda untuk membeli senjata dan perisai yang lebih baik bagi pasukan anda. Pendekar mungkin anda perlukan untuk demonstrasi kekuatan guna menggetarkan musuh, seperti yang ditunjukkan Kopassus di atas, tetapi dalam pertempuran sebenarnya, pendekar tidak diperlukan.
Jadi, untuk apa ikut belajar tenaga dalam di era modern?
Pertanyaan mudah. Tentu bukan untuk persiapan perang, mungkin sekedar hobi, cari kegiatan, cari jodoh, atau lainnya. 😀
Ngomong ama orang yg percaya dan tidak percaya itu buang² waktu dan tenaga ..biarkan orang dengan penafsiran nya sendiri masing² karena pemikiran dan omongan orang berdasarkan luasnya ilmu serta pergaulan orang itu sendiri … Debat dg orang gila dan intelektual pasti berbeda iya toh …gitu aja bingung ..
@Aries Jatiwesi: kepercayaan itu diuji kebenarannya dengan menghadirkan bukti yang bisa diverifikasi oleh siapa saja.
Percaya tenaga dalam? tunjukkan dengan bukti yang bisa diverifikasi oleh siapa saja menggunakan parameter yang terukur. Sayangnya hal ini yang belum dilakukan oleh perguruan tenaga dalam yang ada.
Panjang lebar adu argument org2 disini.. ckckck..
Yg ditanya itu Tenaga Dalam, nyata atau omong kosong. Ya jelaslah tidak Nyata krena tdk bsa dilihat ahahaha…
Saya adalah salah satu anggota mp yang mendengar cerita gagal nya mp dalam tantangan si james itu, ilmu getaran itu identik dengan gelombang,dalam menghadapi tantangan tersebut,team james menyiapkan alat yg bisa mengacaukan gelombang otak,shg getaran yang dipancarkan oleh atlet mp terkacaukan oleh pengacau gelombang si james tsb,sehingga Getaran yg dipancarkan atlet mp tsb tdk dpt terbaca otak karna sdh dikacaukan oleh alat si james.itu yg saya dengar,tetapi ke esok harinya atlet mp kembali melakukan. Pendeteksian benda dgn mata tertutup,tetapi di tempat berbeda (jauh dr alat pengacau gelombang)dan berhasil.
@Mikhael: fakta yang ada adalah ilmu getaran Merpati Putih, yang menjadikan seseorang bisa melihat dengan mata tertutup, gagal dalam ujian oleh James Randy.
Untuk kegagalan ini, para pendukungnya mengeluarkan berbagai penjelasan tentang kegagalan ini. Ada yang mengatakan bahwa penyebabnya adalah tisu desinfectan yang digunakan menutup mata menimbulkan pedih/iritasi yang mengganggu konsentrasi, ada juga yang seperti anda katakan gangguan alat yang mengacaukan gelombang otak.
Sebagai counter, MP lalu mengadakan uji ilmiah di Universitas Utah AS, yang hasilnya 100% berhasil membuktikan kemampuan ilmu getaran.
Apakah alasan-alasan tersebut membantu mengimbangi fakta bahwa MP gagal diuji oleh James Randy? tidak. Alasan-alasan yang dikemukakan dianggap mengada-ada. Uji coba di Universitas Utah juga tidak ada gemanya.
Saya cenderung menganggap ujicoba di Univ Utah diragukan keilmiahan metodologinya oleh ilmuwan yang lain.
Melihat tanpa mata itu sesuatu yang hebat loh. Kalau metodologinya jelas, pasti ada kelompok ilmuwan lain yang akan mencoba mereplikasi testing tersebut, bisa dapat hadiah Nobel kalau testing itu valid dari segi ilmiahnya. Kenyataannya kan tidak.
Saya juga sempat tahu tentang program mengajarkan ilmu getaran ke tunanetra di belasan kota di tahun 90-an. Tujuannya agar para tunanetra bisa melihat lagi menggunakan ilmu getaran. Saya tidak mendengar program ini berkembang atau mendapat sorotan dunia atas keberhasilannya.
Jadi sampai saat ini ilmu getaran MP hadir sekedar sebagai salah satu atraksi menarik dari MP, tidak lebih.
Ilmu itu tidak terbukti manfaatnya (atau nyatanya) oleh para tunanetra dan tidak dilirik oleh ilmuwan sebagai obyek yang nyata.
Mudah2an msh aktif mereply komen ini. Sy terdampar disini krn lg mencari soal fenomena ini.
Sy termasuk yg mencari dr segi ilmiah. Apakah sdh ada ya soal penelitian ilmu kebal?
Sy tdnya termasuk skeptis. Tp klo melihat berita (di youtube pun ada)ada bbrp kejadian polisi vs begal, begal vs korban yg ada bbrp pny ilmu, saya jd heran. Tp klo benar adanya, bknkah seharusnya sdh ada penelitiannya/attention soal itu hrsnya besar krn amat sakti, bs menjadi aset besar, gebrakan ilmiah, perkembangan evolusi, dll. Tp klo dibilang tak ada buktinya bnyk kejadian2 nyata smp msk berita jg soal korban, polisi, dll. Dan jg soal debus, dll (yg diluar dr sulap trik)
Oleh krn itu apa ada yg pny info lebih dalam soal penelitian tntg itu?
Saya jadi tertarik pgen ikutan komen juga bang setelah baca tulisan dan komen2,padahal sudah lama tulisannya hehe… Saya mw berbagi pengalaman bang.
Isi tulisan bagus banget bang, uraiannya, sangat masuk akal kok, kenapa memang TD tidak bisa d pergunakan di saat2 genting,
Saya pernah ikut tenaga dalam kurleb 4 th dari kelas 1 SMA sampai semester 1. Tenaga dalam yang saya ikuti memiliki wadah berstatus perguruan silat tenaga dalam, metode pernafasan dengan gerakan singkat ( jurus ) tertentu serta pengisian. Di ajarkan pula untuk membuka hijab ( batas ) untuk melihat jin. Ada satu sesi latihan 1 orang d tengah di keroyok banyak orang, dg syarat sang penyerang harus menahan nafas pada saat menyerang, dan akhirnya terpental. Tapi apabila tidak menahan nafas, yg di tengah bonyok tu d keroyok.
Kesimpulan :
Sesi latihan serang menyerang, bukan untuk tujuan bela diri di luar, dan tidak bisa d jadikan alat untuk membela diri. Hanya untuk keperluan internal perguruan kami untuk merasakan TD yang d keluarkan oleh pelatih.
Masih bercerita tentang perguruan, di tingkatan atas, kami mulai d ajarkan untuk misalnya memecahkan benda keras, mengangkat orang menggunakan koran, mematahkan besi baja walaupun tipis sih, dibilang terbukti ya terbukti, tapi itu semua di lakukan dengan sangat2 berkonsentrasi setengah mati, Tidak ada keributan, sangat tenang. Terbukti pada saat pawai pembangunan 17 Agustus pada saat menampilkan atraksi mengangkat orang pakai koran Korannya robek mulu.
Kesimpulan :
Sejalan dg tulisan ini, bahwa memang mungkin TD itu ada aja, tapi harus dalam kondisi yang sangat2 tenang dan konsentrasi full, artinya tidak bisa di gunakan saat riweh, gugup, rame, apalagi perang.
KESIMPULAN TOTAL
Kalo di tanya TD ada atau tidak, jawabnya TD ada. Bisa di gunakan untuk membela diri atau tidak seperti praktek di lapangan saat latihan ? Jawabnya TIDAK. Lebih efektif karate yg saat ini saya tekuni sudah 10 th, atau bahkan lebih efektif KEVLAR ya bang hehe..
Perguruan TD, pelatihan TD ada ya paling tidak sebagai wadah menyalurkan hobi, kesehatan, mempertahankan budaya, mengajak masyarakat dalam hal positif. Untuk bela diri karate, MMA, BJJ, pencak silat yang bukan tenaga dalam itulah yang paling efektif untuk bela diri.
Mudah2an msh aktif mereply komen ini. Sy terdampar disini krn lg mencari soal fenomena ini.
Sy termasuk yg mencari dr segi ilmiah. Apakah sdh ada ya soal penelitian ilmu kebal?
Sy tdnya termasuk skeptis. Tp klo melihat berita (di youtube pun ada)ada bbrp kejadian polisi vs begal, begal vs korban yg ada bbrp pny ilmu, saya jd heran. Tp klo benar adanya, bknkah seharusnya sdh ada penelitiannya/attention soal itu hrsnya besar krn amat sakti, bs menjadi aset besar, gebrakan ilmiah, perkembangan evolusi, dll. Tp klo dibilang tak ada buktinya bnyk kejadian2 nyata smp msk berita jg soal korban, polisi, dll. Dan jg soal debus, dll (yg diluar dr sulap trik)
Oleh krn itu apa ada yg pny info lebih dalam soal penelitian tntg itu?
CriticalThinking: kalau anda cari di YouTube, maka akan ada banyak video tentang tenaga dalam, namun juga ada koleksi tentang hantu-hantuan, UFO, flat earth, khilafah dan sebagainya.
Siapa viewernya? ya cuma orang-orang yang percaya dengan isu tersebut dan saling menguatkan dengan mengumpulkan dan memproduksi video yang sejenis. Mereka cuma penggembira yang tak penting.
Di era empirisme ini, patokan sederhana adalah komunitas ilmuwan, industri dan militer.
Kalau itu nyata dan membuka suatu ilmu baru, maka para ilmuwan akan berebut mengolahnya. Mereka bisa dapa Nobel sains untuk itu.
Kalau itu nyata dan menguntungkan, maka para pedagang akan ramai mendapatkan rahasianya untuk bisa mereka jadikan produk yang menguntungkan.
Kalau itu nyata dan berguna dalam mengalahkan lawan, maka militer dunia akan mejadikannya sebagai kemampuan untuk tentara mereka, bukan sebagai alat pertunjukan tanpa arti strategis sama sekali.