Adakah keturunan Nabi? Jika memakai hukum Islam, nggak ada!

Islam itu menganut pewarisan patriarki, jalur keturunan itu dirunut dari anak laki-laki. Nabi Muhammad tidak punya anak laki-laki yang hidup hingga dewasa. Jadi secara hukum Islam, tidak ada yang namanya keturunan Nabi.

Tapi bagaimana dengan maraknya yang mengklaim keturunan Nabi? Ada baiknya kita telusuri sejarah keluarga Nabi di bawah ini.

Keluarga Nabi

Nabi Muhammad selama hidupnya pernah punya 13 orang istri (+selir), dan punya 7 orang anak. Anak-anaknya adalah beikut ini:

  1. Qasim (lelaki), anak dari Khadijah, meninggal saat kecil.
  2. Abdullah (lelaki), anak dari Khadijah, meninggal saat kecil.
  3. Zainab (wanita), anak dari Khadijah.
  4. Fatimah (wanita), anak dari Khadijah.
  5. Ruqayyah (wanita), anak dari Khadijah.
  6. Ummu Kultsum (wanita), anak dari Khadijah.
  7. Ibrahim (lelaki), anak dari Maria (budak wanita hadiah dari penguasa Mesir), meninggal saat kecil.

Semua anak lelaki Nabi meninggal saat masih kecil, jadi secara hukum Islam yang menganut azaz patriarki, jalur keturunan Nabi terputus, karena tidak ada anak lelaki yang melanjutkan garis keturunannya.

Garis Keturunan Yang Diada-adakan

Orang Arab itu sangat membanggakan garis keturunan, memiliki leluhur tokoh besar sangat membanggakan mereka, dan orang terhebat dari mereka adalah Nabi, maka sayang sekali kalau tidak ada yang bisa mengklaim garis keturunannya.

Untuk Nabi mereka mengakali hukum, jadi 4 anak wanita Nabi bisa mewariskan garis keturunan Nabi.

Keturunan Dari Anak Wanita Nabi

Fatimah menikah dengan Ali dan memiliki 2 putra Hasan dan Husein.

Zainab menikah dan putranya meninggal saat kecil, sedang putrinya Umamah kelak dinikahi oleh Ali setelah Fatimah meninggal, darinya tidak ada keturunannya.

Ruqayyah dinikahi Usman bin Affan, dan ketika Ruqayyah meninggal Usman menikahi Zainab, dari keduanya tidak ada keturunannya.

Dari data di atas, dari 4 anak wanita Nabi, hanya Fatimah yang memiliki anak lelaki, Hasan dan Husein.

Jadi pewaris garis keturunan Nabi adalah Hasan dan Husein.

Keturunan Hasan dan Husein

Berharganya label keturunan Nabi membuat Hasan dan Husein menjadi kandidat suami idaman bagi para gadis, karena dengan menikah dan memiliki anak dari cucu Nabi, mereka bisa mewariskan garis keturunan Nabi.

Imam Ghazali memberitakan bahwa Hasan memiliki 300 orang istri dan Husein tercatat memiliki 7 orang istri.

Bukannya jumlah maksimum istri yang diperbolehkan adalah 4? Ya memang. Untuk itu Hasan secara berkala menceraikan istri lamanya untuk diganti yang baru, dengan cara ini, dalam satu waktu istrinya selalu tidak lebih dari empat, walau secara total bisa ratusan.

Menyakiti wanita? enggak juga. Para wanita itu mengincar garis keturunan Nabi untuk diwariskan ke anak-anak mereka.

Demand-nya tinggi tapi supply-nya terbatas, jadi mereka bisa menerima untuk antre jadi istri cucu Nabi dalam waktu pendek asalkan bisa mewariskan garis keturunan Nabi.

Untuk mendapatkan predikat Keturunan Nabi bagi anaknya, para gadis rela antri untuk dinikahi cucu Nabi

Dimanakah Keturunan Nabi?

Karena persaingan politik dengan Muawiyah, Ali dan keluarganya menjadi musuh dari Muawiyah. Persaingan itu semakin mengeras dan berubah menjadi mematikan.

Hasan meninggal diracun. Husein meninggal disergap pasukan Yazid (anak Muawiyah) di Padang Karbala, setelah kepalanya sempat dijadikan bola sepak pasukan Yazid, kepala Husein diarak samapa Damaskus.

Perseteruan yang tidak bisa didamaikan itu kemudian berkembang menjadi perseteruan aliran agama dalam Islam. Keturunan Ali, keturunan Fatimah dan pengikutnya kemudian menjelma menjadi Islam Syiah, sedangkan Muawiyah, Bani Umayah beserta Muslim sisanya menjadi Islam Suni.

Islam Sunni dengan dukungan kekuasaan kemudian menjadi aliran utama, dan tersebar ke seluruh dunia. Saat ini Islam di Indonesia dan sebagian besar Islam di negara dunia adalah Islam Sunni.

Keturunan Fatimah dengan Islam Syiah-nya pernah cukup kuat dan mendirikan Khilafah Dinasti Fatimiyah di Mesir. Khilafah Syiah ini akhirnya dihancurkan oleh Khilafah Sunni yang saat itu panglimanya adalah Salahudin al Ayyubi.

Saat ini keturunan Fatimah (yang dianggap keturunan Nabi) masih mewarisi kedudukan religius dan politik yang kuat di Iran. Para Ayatollah di Iran mengklaim menjadi pewaris ajaran Nabi dan pembawa garis keturunan Nabi (lewat Fatimah).

Silsilah 12 Imam Syiah (ditandai dengan nomor), semuanya merupakan keturunan Ali dan Fatimah

Bagaimana Dengan Habib Turunan Yaman Yang Di Indonesia?

Sebenarnya secara geografis, keturunan Nabi lebih mungkin ada di Iran sebagai pusat Islam Syiah, atau di Mesir yang dulunya menjadi pusat kekuasaan Dinasti Fatimiyah.

Namun karena sejak dulu garis keturunan Fatimah (yang diklaim sebagai keturunan Nabi) sudah menjadi komoditi yang berharga sejak jaman Hasan dan Husein, ratusan wanita yang pernah dinikahi Hasan dan Husein bisa mengklaim melahirkan keturunan Nabi. Dari mereka bisa jadi ada yang bermigrasi ke Yaman dan melahirkan para Habib kelahiran Yaman.

Jika pada masa lalu, para gadis antri untuk dinikahi cucu Nabi, sekarang banyak orang Islam Indonesia antri untuk mencium kaki Habib yang mengaku keturunan Nabi