Pada saat Islam lahir, ada dua superpower dunia saat itu. Romawi yang beragama Kristen dan Persia yang beragama Zoroaster (Majusi).

Setelah Nabi Muhammad mempunyai kekuasaan politik dan militer, ia mengirimkan surat dakwah kepada penguasa kedua imperium tersebut.

Surat kepada Khosrow II (Raja Persia) berbunyi sebagai berikut:

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Dari Muhammad Rasulullah, kepada Kisra, penguasa Persia.

Kedamaian bagi siapa pun yang mengikuti hidayah dan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, lalu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah semata, tidak ada sekutu baginya.

Sesungguhnya, Muhammad hamba dan utusan-Nya.

Aku mengajakmu dengan doa Allah, sesungguhnya aku adalah utusan Allah bagi segenap manusia agar memberi peringatan bagi mereka yang hidup dan ganjaran setimpal bagi orang kafir.

Jika Anda masuk Islam, selamatlah.
Jika Anda menolak, dosa seluruh Majusi bagimu.

Surat dengan bunyi senada juga dikirimkan kepada Heraklius, penguasa Romawi.

Surat itu mengajak mereka masuk Islam, yang berarti menempatkan mereka dan kerajaan mereka di bawah Nabi Muhammad karena manusia dengan kedudukan tertinggi di agama Islam adalah Muhammad sebagai seorang Nabi.

Tentu saja mereka menolak. Muhammad dianggap tidak menghargai sama sekali keyakinan yang selama ini mereka miliki.

Seumur hidup Khosrow II meyakini Zoroaster, berjuang berdasarkan keyakinan Zoroaster, sedangkan Heraklius juga seumur hidup meyakini agama Kristen dan berjuang berdasarkan keyakinan Kristen pula. Kok tiba-tiba tanpa penjelasan apapun mengajak pindah ke agama baru yang tak jelas bagi mereka itu.

Muhammad dianggap merendahkan imperium mereka.

Mereka adalah penguasa Romawi dan Persia yang superpower dunia dengan jutaan rakyat dan prajuritnya. Kok tiba-tiba harus menundukkan diri dan menempatkan kekuasaannya di bawah Muhammad?

Mereka menolak dan mencelakai utusan Muhammad yang membawa surat tersebut. Dan itu menjadi awal yang buruk bagi mereka.

Nabi Muhammad mengirimkan tentaranya menyerang Romawi, terjadilah perang Mut’ah dan Tabuk.

Perang ini belum memberi efek bagi Romawi.Efek fatal terjadi setelah Nabi Muhammad wafat.

Abu Bakar dan dilanjutkan Umar mengirimkan gelombang serangan untuk menaklukkan Romawi dan Persia.

Para prajurit terlatih dan profesional Romawi dan Persia ternyata tidak sanggup melawan pasukan jihad yang dijanjikan surga, sehingga tak takut apapun bahkan terhadap kematian.

Satu persatu wilayah Romawi dan Persia direbut tentara Islam.

Di Yarmouk, perang terbesar dengan Romawi, 40 ribu pasukan Islam mencerai-beraikan 140 ribu pasukan Romawi. Damascus direbut, begitu pula Yerusalem dan 2/3 wilayah Romawi. Sisa pasukan Romawi bertahan di kota benteng terkuat mereka Konstantinopel.

Di Ullais, perang terbesar dengan Persia, 18 ribu pasukan Islam membantai 70 ribu pasukan Persia. Sungai di dekat tempat pertempuran tersebut lalu dikenal dengan julukan sebagai sungai darah, karena terisi darah dan tubuh-tubuh pasukan Persia yang disembelih di sana. Kali ini tidak ada lagi yang tersisa dari Persia. Seluruh wilayahnya direbut pasukan Islam, rajanya mati dan ribuan rakyatnya digiring sebagai budak.

Islam hampir mendominasi dunia. Kenapa hampir? karena Romawi sebagai simbol Kristen masih bertahan dengan kuat di Konstantinopel.

Ratusan tahun kemudian, Muhammad Al Fatih membawa pasukan Islam akhirnya berhasil merebut kota Konstantinopel, kota dengan benteng terkuat, kota di mana terdapat Katedral terbesar dunia, salah satu kota pusat kekristenan.

Romawi berakhir, Konstantinopel lalu dinamai ulang sebagai Istanbul dan Katedral Hagia Sophia dijadikan masjid.

Kejatuhan Konstantinopel adalah penggenap dominasi Islam terhadap dua superpower dunia yang telah berani menolak dakwah sang Nabi.

Dakwah Nabi terhadap Romawi yang Kristen dan Persia yang Zoroaster, akhirnya dituntaskan oleh Muhammad Al Fatih.

Para pendukung khilafah mungkin menganggap penaklukkan Konstantinopel oleh Muhammad Al Fatih adalah puncak keberhasilan dakwah Islam yang diawali oleh Nabi. Untuk itu, penaklukkan Konstantinopel oleh Muhammad Al Fatih perlu ditanamkan sebagai momen yang penting diketahui bagi semua orang Islam pendukung khilafah. Karena obsesi mereka adalah “Islam will dominate the world”.

Mungkin itu yang terpikirkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, saat mengeluarkan kewajiban bagi siswa SMA/SMK untuk membaca buku “Muhammad Al Fatih 1453”.

Tapi kewajiban itu dengan segera diralat, karena keburu viral di internet, karena ya memang aneh, tokoh yang tak ada sangkut pautnya dengan Indonesia, tak ada jasanya untuk indonesia, kok kisah hidupnya dijadikan bacaan wajib siswa SMA/SMK.


Bacaan: