Nabi Muhammad itu pembuat standar baru. Standar yang lebih baik dari standar yang berlaku di jamannya.

Saat budak benar-benar diperlakukan sebagai barang yang bisa diabaikan sisi kemanusiaannya, nabi memanusiakan mereka dengan berbuat baik pada mereka dan mendorong pembebasannya. Itu standar baru.

Saat wanita tidak punya hak apa-apa, bisa dikoleksi sebanyak-banyaknya dalam poligami dan bahkan bisa diwariskan, nabi memberi hak memiliki harta sendiri, hak minta cerai, hak bersaksi di depan hakim, dan membatasi poligami. Itu standar baru.

Dengan berbagai standar baru lainnya yang dibuat nabi, beliau menjadi pusat kebaikan baru, rahmatan lil alamiin di jamannya.

Nabi itu Uswatun Hasanah, sebaik-baiknya teladan.

Anda ingin meniru Nabi?

Buat standar baru (setidaknya bagi diri sendiri), yang lebih baik dari standar di mana Anda hidup.

Menyogok dalam urusan dengan birokrasi adalah standar. Anda ingin tiru nabi? Teguhlah tidak menyogok, buat standar pribadi anda lebih tinggi dari umumnya orang. Sulit? Nabi juga menghadapi kesulitan.

Tidak tertib, asal-asalan adalah standar budaya kita. Ingin tiru nabi? Buat standar yang lebih tinggi, berlakulah tertib dan bersungguh-sungguh dalam setiap urusan. Merepotkan? Itu resikonya.

Ada banyak hal lainnya yang bisa anda buat standar barunya yang lebih tinggi dari yang biasa dilakukan orang. Anda lebih paham hidup anda sendiri.

Jika berhasil memiliki standar yang lebih tinggi dari kebanyakan orang, yakinlah anda akan dipandang sebagai teladan baru dalam kebaikan. Rahmatan Lil alamiin, sebagaimana tujuan beragama yang dicontohkan nabi di jamannya.

Tapi bukankah ada cara lainnya meniru Nabi?

Iya. Seperti pelihara jenggot, pakai celak mata, ngomong ana-antum, pakai baju Arab, makan dengan tiga jari, berbekam, poligami, menikahi anak kecil, memelihara budak, tidak memvaksin anaknya, bersihkan gigi dengan siwak dan sebagainya.

Itu semua dilakukan nabi.

Tapi kalau anda hanya meniru yang itu, yakinlah anda tidak menjadi rahmatan lil alamiin bagi sekeliling anda.

Anda jadi sekedar imitasi dari orang Arab yang hidup 1400 tahun yang lalu.