Bagaimana bulan bisa eksis?
Cahaya matahari dipantulkannya sampai ke mata kita, diproses otak kita dan simsalabim! bulan eksis di kesadaran kita.

Bagaimana donat eksis?
Mata kita menangkap bentuk dan warnanya. Saat kita pegang, indra peraba kita menangkap tekstur dan kehangatannya. Saat kita gigit, rasa dan aromanya kita indera.

Semua bacaan indera itu kita bawa ke otak dan abrakadabra! donat yang lezat itu eksis di kesadaran kita.

Semua benda mati, benda hidup, kerabat kita, kekasih kita, eksis lewat cara yang sama di pikiran kita. Mereka melewati gerbang indera dan digambarkan ulang di otak kita.

Dunia itu nyata karena otak kita menciptakannya dalam semesta pikiran kita. Otak kita adalah botol, dan semesta adalah isi botol itu.

Bagaimana kalau kita mati, otak kita berhenti berfungsi? Apa yang kita cemaskan?
Tidak ada.

Otak kita adalah wadah keberadaan semesta kita. Otak kita mati, maka musnah pula semesta yang kita kenal bersama kesadaran kita, kerabat kita, kekasih kita dan seluruh isi dunia.

Tak akan ada kecemasan karena tak akan ada lagi ‘aku’ yang akan merasakan kecemasan dan tak akan ada lagi semesta yang perlu kita cemaskan.