Adakah kehidupan selain kehidupan yang sedang kita jalani ini?

Ada. Paling tidak, ada kehidupan lain yang ditawarkan oleh Agama dan yang diramalkan oleh Sains.

Bagaimanakah kehidupan lain itu?

Akhirat, Alam Lain versi Agama

Menurut Islam ada dua lagi alam yang sebenarnya sudah dan akan kita alami.

Yang pertama adalah alam ruh, yaitu kehidupan yang kita jalani saat kita masih berupa ruh yang belum dilahirkan. Yang kedua adalah alam akhirat, yaitu kehidupan yang akan kita masuki setelah kematian kita.

Kita pernah hidup di alam ruh? memang benar ada? kok gak ingat kita? ya sudahlah, kita tak usah bahas alam ruh ini. Ada atau tidak ada, sudah tak penting lagi bagi hidup kita.

Yang menarik kita bahas adalah Alam Akhirat yang katanya bakal kita masuki kelak setelah kematian kita.

Samakah Alam Akhirat dengan Alam yang sedang kita jalani sekarang?

Akhirat diciptakan dalam dua versi, Tuhan akan menempatkan kita di salah satu versi tersebut berdasarkan penilaian Tuhan.

Akhirat Versi 1: Kamp Penyiksaan

Ini disebut Neraka. Isinya api, siksaan tanpa akhir oleh malaikat psikopat tanpa hati yang diciptakan dengan satu tujuan: menyiksa manusia. Di neraka siksaan berbagai cara datang silih berganti tanpa henti untuk menghadirkan rasa sakit dan takut.

Manusia disiksa tanpa ampun, tanpa henti, tanpa bisa mati dan bagian terpentingnya: itu berlangsung untuk selamanya!

Manusia psikopat terkejam tak akan bisa menandingi kekejaman yang dihadirkan di Neraka. Karena kekejaman manusia terbatas, sedangkan kekejaman Tuhan tak terbatas.

Akhirat Versi 2: Taman Hedonisme Lelaki

Ini disebut Surga. Sebuah alam untuk melampiaskan syahwat lelaki.

Dalam kitab yang ditulis ulama alim, dikatakan lelaki yang menjadi penghuninya di-upgrade penisnya menjadi super strong, gak butuh lemas.

Kenapa itu penting? Karena bagi tiap mereka, disediakan puluhan bidadari sempurna yang perawan.

Hidup mereka akan disibukkan dengan kegiatan memecahkan keperawanan para bidadari tersebut. Dan para bidadari tersebut juga ajaib, setelah disetubuhi, mereka akan kembali perawan lagi.

Sungguh kesibukan yang luar biasa, dan tak akan pernah berakhir.

Para lelaki itu diubah menjadi predator perawan, mesin perkelaminan.

Adakah kegiatan lainnya? Ada. Yaitu pesta kuliner dengan makanan dan minuman berlimpah.

Ada kegiatan lainnya lagi? Ada. Yaitu pesta minuman keras. Di Surga disediakan sungai-sungai khamr untuk memuaskan nafsu penghuninya atas minuman keras.

Para mucikari atau raja hedon di dunia tak akan mampu menyediakan fasilitas hedonisme sedahsyat Surga ini. Karena hedonisme manusia itu terbatas, sedangkan hedonisme Tuhan tak ada batasnya.

Alam Virtual, Alam Lain Versi Sains

Apakah kesadaran? Perasaan? Pikiran? Ingatan? Banyak ilmuwan mengatakan itu semua hasil proses di otak.

Para ilmuwan sudah berhasil membaca sebagian pikiran manusia dan digunakan untuk menggerakkan kaki atau lengan buatan pada beberapa orang yang mengalami kehilangan kaki atau lengan. Juga menghasilkan suara seperti pada ilmuwan Stephen Hawking, yang secara alami sudah tidak mampu berbicara lagi.

Para ilmuwan juga mampu membuat teling atau mata bionik yang memasukkan langsung sinyal suara atau penglihatan ke dalam otak bagi yang terlahir tuli atau buta.

Para ilmuwan juga berhasil memetakan tempat di otak untuk pemrosesan bahasa, berhitung, emosi dan sebagainya.

Dengan membaca aktivitas di otak, ilmuwan bisa mengetahui bahwa seseorang itu sedang terjaga, pingsan atau tidur lelap.

Semua keberhasilan tersebut menguatkan klaim bahwa kepribadian, kesadaran dan pikiran adalah suatu hasil kerja otak kita.

Kita belum mampu menirukan sepenuhnya proses yang terjadi di otak. Namun beberapa ilmuwan mengatakan, itu cuma masalah waktu saja sampai kelak akan ada komputer yang mampu menirukan semua proses yang terjadi di otak manusia.

Dalam reportasi majalah Time terbitan 2011, salah satu ilmuwan terkemuka, Ray Kurzweil, meramalkan bahwa di tahun 2045 pikiran manusia bisa sepenuhnya di-upload ke mesin.

Jika itu yang terjadi, maka manusia tidak lagi tergantung pada tubuh biologisnya lagi. Tubuh aslinya bisa menua dan mati, namun pikirannya bisa di-upload dan melanjutkan hidupnya dalam otak komputer.

Jika pikiran tidak lagi tergantung pada tubuh yang nyata, tentu ia juga tidak tergantung pada alam yang nyata juga. Ia bisa hidup di dunia simulasi yang dirancang sesempurna mungkin.

Matrix, dunia virtual ala film. Bukan mustahil, di masa depan mungkin orang memilih meninggalkan dunia nyata untuk hidup di dalamnya.

Hidup di alam virtual, apa menyenangkan?

Hidup di alam virtual berarti semua aspek kehidupan dan lingkungan hidup kita diatur berdasarkan konfigurasi yang dimasukkan manusia pada komputer.

Semua anggota keluarga bisa dikumpulkan dan melanjutkan kehidupan bersama yang normal.

Hanya saja kita tidak perlu mati, setting semestanya bisa dipilih lebih sejuk tanpa polusi. Bisa nuansa pegunungan, pantai, hutan, persawahan atau apapun yang kita mau.

Karir bisa dilanjutkan, sosialisasi bisa lanjut juga, bedanya cuma sekarang berjalan di dunia virtual.

Sepertinya menyenangkan.

Kehidupan Yang Lain, Lebih Berhargakah?

Kehidupan di Akhirat

Kata agama, kehidupan di akhirat itu abadi, artinya tidak akan berakhir selamanya.

Apakah kehidupan di akhirat lebih berharga dibandingkan kehidupan yang sedang kita jalani sekarang?

Hidup di Neraka? Jelas tidak.

Hidup di Surga?

Kalau anda wanita, maka setiap lelaki yang anda kenal seperti suami, bapak maupun anak lelaki anda mempunyai kesibukan harian dengan kegiatan memecah keperawanan bidadari.

Semua lelaki itu, mereka diubah jadi predator perawan. Apa iya, mereka bisa menghargai wanita seperti anda?

Bagi wanita, sepertinya surga berlendir seperti itu bukanlah alam impian. Apalagi jika abadi di dalamnya, itu sejenis siksaan juga.

Kalau anda lelaki, apa iya anda bisa hidup melulu cuma untuk memuaskan nafsu seks?

Surga seperti itu seperti taman rekreasi, akan menyenangkan sebagai selingan untuk dikunjungi sesekali di antara kehidupan rutin kita.

Akan tetapi kalau itu menjadi tempat permanenmu dengan tambahan hancurnya kehidupan sosial dan keluagamu, maka itu bukan tempat yang layak diimpikan.

Hidup di dunia yang penuh dengan tantangan dan masalah mungkin lebih berarti daripada sekedar menjalani hidup abadi sebagai mesin seks tanpa kehidupan normal.

Kehidupan Di Dunia Virtual

Kehidupan virtual sepertinya lebih menarik, karena manusia bisa mengatur ulang setiap aspek di dalamnya.

Kita tidak terjebak dalam alam “pre-configured” semacam horor Neraka dan kecabulan Surga yang tak bisa kita atur ulang.

Setelah berulangkali mengatur dan mereset semesta virtual, tentunya kelak akan ditemukan formula paling ideal dan membahagiakan penghuninya.

Ini sepertinya lebih menarik dibanding dengan kehidupan kita di dunia ini.

Problem Di Alam Lain

Problem Akhirat.

Problem dengan dunia akhirat cuma satu: landasan realitanya hanyalah kepercayaan.

Orang yakin akan adanya akhirat hanya karena itu yang diajarkan oleh agama.

Sedangkan sampai saat ini, tidak ada bukti sama sekali bahwa ada kehidupan setelah kematian. Bahwa kesadaran manusia itu bagian yang terpisah dengan tubuh fisiknya, sehingga kesadaran bisa bertahan setelah otak dan tubuh mati.

Problem Dunia Virtual

Problem yang nyata adalah: teknologinya belum ada.

Kalau kelak bisa diwujudkan, problem berikutnya adalah: yang hidup di sana bukan anda.

Jika sudah ada komputer yang sanggup menggantikan otak anda, maka menyalin kesadaran anda ke komputer bukan berarti memindahkan kesadaran anda dari alam nyata ke alam virtual.

Sebagai data digital, anda akan bisa menyalin kesadaran anda ke komputer selagi masih hidup, bukan hanya ke satu komputer, bahkan anda bisa salinkan ke banyak komputer sekaligus.

Anda bisa tetap hidup sebagai manusia kuno, sementara itu kesadaran anda juga hidup di satu atau banyak komputer.

Akan tetapi salinan pikiran anda itu tetap bukan anda, mereka adalah pribadi baru yang terpisah dari pribadi anda. Anda mungkin bisa chatting dengan mereka, sebagai teman yang baru yang berbagi segala ingatan, pola pikir dan rahasia terdalam anda, namun sekali lagi – mereka bukan anda.

Jadi kalau anda mati di tubuh fisik yang sekarang. Anda tetap mati, kesadaran anda tetap berakhir, sedangkan yang di komputer tidak terpengaruh apa-apa.

Mungkin klon anda yang di komputer melanjutkan hak hukum anda, mewarisi harta anda, dan mencintai istri anda, tapi itu klon anda, pribadi yang lain, walaupun sama, tapi ia tetap bukan anda.

Mana Yang Terbaik?

Kehidupan yang sekarang ini adalah satu-satunya kehidupan berharga yang anda miliki.

Kehidupan akhirat, kalau anda percaya, itu bukan kehidupan yang bisa anda kendalikan dan nikmati sebagaimana kehidupan sekarang ini.

Di akhirat, pilihannya menjadi bahan bulan-bulanan malaikat psikopat di Neraka atau berubah jadi mesin seks di alam perlendiran Surga. Tidak ada kehidupan normal di kedua alam akhirat tersebut.

Kehidupan di dunia virtual, kalau benar akan terwujud, bukanlah kehidupan bagi anda.

Sesempurna apapun kehidupan virtual, itu kehidupan bagi salinan anda, klon anda. Bukan kehidupan anda.

Jadi?

Sederhana saja. Nikmati hidup anda yang sekarang. Raih sebaik mungkin yang bisa anda jangkau.

Kehidupan yang sekarang tidak menyenangkan? Usahakan perbaikan, jangan mengharapkan ganti yang lebih baik di Surga.

Kalau belum berhasil mendapatkan yang lebih baik? Berdamailah dengan keadaan. Jangan menyakiti diri sendiri dengan tuntutan yang tak terjangkau.

Hidup anda, kebahagiaan anda, itu tanggung jawab anda.


Bacaan: