Sewaktu Dokter Darman datang mengecek kondisiku, aku bertanya, “Bagaimana analisa dokter tentang kesehatan saya?”

Sang Dokter menengok, tersenyum, “Masih belum baik, tapi sepertinya kunjungan para cucu bapak kemarin bisa membuat bapak bergembira, dan itu membantu ke arah perbaikan kesehatan bapak”. “Bukankah mereka berjanji bergantian akan mengunjungi bapak? itu baik sekali”.

Ah.. jawaban standard, mirip kata suster Zuraida kemarin – pikirku.

Protokol Untuk AI

Dengan hati-hati kuambil catatan yang diberikan Yanto saat membesukku kemarin.

“Dokter itu, sebagaimana sebagian besar Dokter yang ada di Rumah Sakit ini, itu cuma robot AI. Mereka cuma memberikan jawaban yang menyenangkan pasiennya, gak akan berikan kebenaran, percayalah”!

Aku sih percaya, Yanto sebelum pensiun kan pernah jadi programmer sistem AI untuk beberapa rumah sakit. Katanya dengan kata kunci tertentu, kita bisa mem-bypass prosedur normal robot-robot AI tersebut agar bisa memberikan informasi yang akurat, bukan sekedar basa-basi.

Aku baca dan hafalkan kata-kata di catatan Yanto.

“Dokter Darman”?
“Ya pak, ada yang bisa saya bantu”?, dia menghentikan mengetik di tabletnya, melihat lurus ke arahku.

“Protokol Blakasuta, otoritas cakrabyuha”, aku ucapkan kata tersebut dengan was-was, siapa tahu kalimat tersebut sudah tidak valid lagi atau siapa tahu dia benar-benar manusia.

“Protokol Blakasuta, diaktifkan. Silakan”, dokter itu lalu mengambil kursi dan duduk tegak menghadap pembaringanku. Aku lega.

“Bagaimana kondisiku?”
“Dari analisa genetik dan kondisi fisik terakhir, anda sudah memasuki akhir usia biologis anda”

“Maksudnya?”
“Anda tidak akan sembuh, dan akan segera meninggal dunia”

Aku terdiam.

“Mungkin dalam hitungan hari. Oleh karena itu kami sudah mempersiapkan keluarga anda dan mereka bersedia mendampingi anda pada saat-saat terakhir hidup anda”

Aku terdiam.

“Dari perkiraan statistik atas kondisi anda, anda akan meninggal dalam 4 hari lagi”

Wajah mendiang istriku tiba-tiba terbayang, kerinduanku padanya muncul. Bermenit kemudian gambaran tentangnya masih berlarian dipikiranku.

Ujung Kehidupan

“Apakah protokol Blakasuta bisa diakhiri”?, aku terkejut.
“Oh jangan, tunggu dulu”

“Bisakah kau ceritakan, apa yang saya akan alami di saat terakhir?”

“Umumnya diawali dengan berhentinya jantung anda”

Dia berdetak menemaniku tanpa henti lebih dari 100 tahun, aku tak menyalahkannya bila ia lelah, “Lalu?”

“Tubuh anda akan memasuki kondisi darurat, sistem biologis anda akan memusatkan upaya untuk mengaktifkan kembali jantung anda. Hal yang lain dikesampingkan”

“Sistem penggerak tubuh dinonaktifkan, tubuh anda akan lumpuh. Anda tidak bisa menggerakkan apapun anggota tubuh anda. Indera akan bekerja dengan minimal.”

“Lalu apa yang akan saya rasakan dok?”
“Otak anda tetap merekonstruksi lingkungan kondisi sekeliling anda dalam pikiran anda. Namun karena kehilangan akses ke anggota gerak, dan minimnya masukan indera, otak akan kesulitan menempatkan proyeksi posisi anda dalam ruang rekonstruksi tersebut. Umumnya otak akan memproyeksikan citra diri anda di luar tubuh. Anda akan merasa melayang keluar tubuh dan menyaksikan tubuh anda sendiri.”

Roh meninggalkan tubuh dalam gambaran mitologi Mesir kuno

“Kondisi ini tidak akan lama, akhirnya indra anda berhenti berfungsi. Pikiran anda terputus dari realitas dunia, karena tak lagi menerima masukan indera. Anda akan terjebak dalam kegelapan”

“Lamakah kegelapan itu akan saya rasakan dok?”
“Umumnya sebentar, karena pikiran akan segera menggali alternatif realitas, dan sumber yang tersisa adalah gudang ingatan anda. Kegelapan pekat itu perlahan-lahan digantikan terangnya realitas ingatan. Ingatan yang paling berkesan, yang paling membahagiakan, yang paling menyedihkan, yang traumatis akan mulai muncul, karena ingatan-ingatan tersebutlah yang paling tersimpan kuat di otak anda.”

“Apakah saya akan mengingat kembali semuanya?”
“Tidak, hanya yang paling kuat tersimpan saja. Jika anda lebih banyak menyimpan ingatan yang membahagiakan, maka kebahagiaanlah yang akan dominan muncul. Jika lebih banyak perasaan bersalah yang anda simpan, maka penyesalanlah yang akan menguasai perasaan anda.”

“Akan tetapi, yang paling berkesan tentunya bukan hanya peristiwa atau sosok nyata dalam kehidupan anda, bisa jadi impian, khayalan, dogma, atau sosok imajiner muncul tercampur baur di realitas yang anda akan alami. Bersama dengan bapak, ibu, kekasih, musuh, mungkin juga akan ada Nabi, para Wali, presiden, malaikat, jin, setan, Yesus, atau Allah yang akan anda temui. Anda bisa mendapati setting lingkungan masa kecil anda, sekolah anda, surga, atau neraka dalam perjalanan anda. Semuanya campur baur antara ingatan atau imajinasi, dan semuanya menjadi nyata bagi anda karena pikiran anda tidak lagi mampu membedakannya.”

“Proses tersebut bisa berjam-jam, namun karena itu tidak ada hubungannya dengan persepsi realitas yang anda alami, anda bisa merasa mengalaminya seakan berhari-hari atau bahkan sebaliknya hanya sekilasan saja”

“Setelah itu bagaimana?”
“Pada akhirnya, sistem biologis akan tak sanggup lagi menghidupi otak anda. Otak anda akhirnya mati, pikiran anda akan padam, kesadaran diri anda hilang. Anda berakhir.”

“Dokter, bisa tolong ambilkan saya minum?”, Dokter itu mengambilkan gelas airku dan menyodorkannya. Sekali tenggak air dalam gelas tersebut habis.

“Boleh ambilkan saya air lagi?”, Dokter tersebut mengisi gelas saya, dan sekali tenggak air tersebut habis lagi.

“Mau saya ambilkan lagi?”, kugelengkan kepalaku.

“Setelah itu, apakah saya akan sampai ke alam akhirat?”
“Yang saya sampaikan adalah hasil dari database ribuan rekaman otak para pasien yang akan meninggal, serta laporan dari mereka yang kebetulan bisa terselamatkan dari kematian. Mengenai akhirat, saya tidak punya data”

“Jadi begitu saja akhirnya”…

Perahu masa kini dan perahu masa lalu semakin menjauh, tak akan pernah bertemu lagi, istriku menghadapku dari perahu masa lalu itu. Semakin jauh, sehingga ku tak tahu apakah ia tersenyum atau bersedih. Aku tak yakin apakah ia bisa melihat kesedihanku.

“Apakah protokol Blakasuta bisa diakhiri?, Bapak berhenti bertanya sejak 34 menit yang lalu”
“Oh…, tunggu dulu”

“Jadi hidup abadi di akhirat tak ada …”
“Dari data saya, memang tidak ada akhirat itu. Namun Bapak bisa mengalami kehidupan abadi yang lain”

Akhirat Yang Lain

“Bapak, sudah 10 menit anda terdiam”
“Oh, ya, maaf..”

“Dokter tadi bilang ada kehidupan abadi yang lain, apa itu?”
“Ini sebenarnya sebuah kejutan, sebuah hadiah dari anak-anak anda, mereka menabung untuk program ini”

“Dok, tolong bantu tegakkan sandaran tempat tidur saya”, dokter itu lalu memencet beberapa tombol untuk menegakkan tempat tidurku dalam posisi yang nyaman.

“Teruskan dok, saya ingin mendengarnya”

“Anda pernah dengar tentang Valhalla Project?”, kugelengkan kepalaku.

“Itu adalah project yang dirancang oleh Bejoman sang pendiri Qworld, manufaktur komputer quantum terbesar dunia saat ini. Ketika istrinya menghadapi penyakit yang tak tersembuhkan, Ia berharap istrinya tidak mati begitu saja saat penyakit merenggut jiwanya”

“Ia lalu menyalin semua sirkuit otak istrinya dan semua ingatannya ke dalam bentuk data digital, dan dengan seluruh teknologi yang dikuasainya, ia menyediakan sebuah semesta virtual dalam komputer quantum terbaik yang bisa dibangunnya. Saat istrinya meninggal, ia mengunggah data digital kesadaran istrinya tersebut ke semesta virtual yang ciptaannya itu.”

“Saat ini istrinya hidup dalam semesta itu, dan Bejoman sendiri merencanakan akan menyusulnya saat ia sendiri meninggal kelak.”

“Astaga… semacam film Matrix”
“Ya”.

“Setelah keberhasilannya. Bejoman mengembangkan Valhalla Project sebagai sebuah program komersial untuk memastikan pendanaannya. Semua orang bisa memanfaatkan, tentunya dengan biaya yang mahal”

“Astaga…. semacam akhirat buatan..”
“Ya semacam itu pak”

“Kira-kira apa yang akan terjadi denganku kelak?”

“Dua minggu lalu, atas persetujuan semua anak-anak bapak, kami sudah merekam otak bapak. Saat bapak meninggal, rekaman tersebut akan kami unggah ke Valhalla Project”

“Bapak akan terbangun di dalam sebuah rumah mewah di dunia yang berbeda, dunia virtual yang sangat indah. Secara teknis, di Valhalla, bapak sudah terbebas dari kebutuhan-kebutuhan yang selama ini diperlukan untuk menunjang tubuh biologis bapak. Seperti makan, minum, tidur dan sebagainya, namun tetap tersedia makanan dan minuman yang berlimpah di sana untuk memenuhi kebiasaan psikologi bapak.”

“Bapak bisa tetap menikmati makan dan minum segala sajian nomor satu di sana walaupun itu sudah tidak menjadi kebutuhan bapak. Bapak akan meneruskan hidup di Akhirat, di Sorga, yang dibuat oleh manusia”

“Apakah saya bisa bertemu dengan orang-orang yang saya kenal, seperti istri saya?”
“Saat ini yang ada di Valhalla adalah orang-orang yang telah bergabung dalam fasilitas ini. Kami tidak mempunyai rekaman otak istri bapak yang sudah meninggal tujuh tahun yang lalu, sehingga kami tidak bisa menghadirkannya untuk bapak. Bapak akan tinggal di lingkungan yang baru dengan tetangga-tetangga yang baru, Bapak bisa mulai bersosialisasi dengan mereka.”

“Oh…”

Dunia Virtual, sebuah dunia dengan segala kemungkinannya

Janji Keabadian

“Akhirat Valhalla itu kan ada di dalam komputer, kalau komputernya rusak atau mati, apakah saya juga mati?”
“Secara prinsip benar. Kalau komputernya rusak, maka hilang sudah semua yang ada di dalamnya. Semesta virtual dan semua penghuni di dalamnya. Hilang begitu saja.”

“Namun Bejoman merancang sistem ini bukan hanya untuk seumuran satu atau dua generasi manusia saja, dia menginginkan bahwa Valhalla bisa bertahan selamanya, dan bahkan bila bumi kita hancurpun Valhalla tetap ada.”

“Bagaimana bisa?”

“Valhalla dan penghuninya adalah realitas yang mewujud di dalam komputer, dan satu-satunya kebutuhan komputer adalah sumber listrik yang bisa diandalkan sepanjang masa. Komputer yang menjalankan Valhalla disatukan dengan sebuah pembangkit surya, membentuk suatu unit mandiri yang mereka sebut Vessel. Untuk memastikan ketersediaan sinar matahari sepanjang masa, maka Vessel ini akan ditempatkan mengorbit matahari.”

Mengorbit matahari untuk mendapatkan daya berlimpah

“Tapi bagaimana jika terkena ledakan matahari, tertabrak meteor atau benda angkasa yang lain?, kan Valhalla bisa mati juga?”

“Untuk menjalankan Valhalla, digunakan banyak Vessel yang bekerja secara paralel sebagai satu kesatuan. Mereka terhubung dan disinkronisasikan melalui jaringan Enkripsi Quantum yang tidak bisa ditembus dengan teknologi yang ada sekarang ini. Selama masih ada satu Vessel yang tersisa, maka Valhalla masih berjalan, dan saat ini sudah ada 68 buah Vessel yang ditempatkan mengorbit matahari.”

“68? banyak juga. Tapi kan semua barang ada batas umurnya. Satu persatu Vessel itu pasti akan rusak juga, dan kalau sudah rusak semua, kan mati juga akhirnya alam akhirat buatan itu?”

“Selain kumpulan Vessel, ada komponen lain yang di gunakan untuk mendukung Valhalla Project. Yaitu kumpulan Sentinel, yaitu robot penambang asteroid. Robot ini mengembara di angkasa mencari asteroid yang memiliki mineral dan logam yang dibutuhkan untuk membuat Vessel dan Sentinel yang lain.”

“Begitu menemukan asteroid yang tepat, Sentinel akan memanggil Sentinel terdekat yang lain untuk mendarat di asteroid tersebut. Sebagian bekerja menambang kandungan logam dan mineralnya, sisanya bekerja merakit Vessel baru dan Sentinel baru. Vessel baru kemudian dikirimkan ke orbit matahari untuk bergabung dalam jaringan Vessel lainnya menjalankan semesta Valhalla. Sentinel baru membantu proses penambangan dan perakitan di asteroid tersebut. Dan jika ada sisanya dikirim mengembara mencari asteroid yang lainnya. Dengan penambahan terus menerus Vessel ke dalam jaringan, maka Vessel yang rusak akan selalu mendapatkan penggantinya”

“Kumpulan Sentinel dan Vessel ini dilengkapi kecerdasan buatan yang memungkinkannya bekerja mandiri, sehingga secara teori tidak dibutuhkan lagi bantuan manusia untuk menjalankan sistem ini. Dalam kondisi ekstrim, misalkan bumi musnah, semesta Valhalla akan masih ada selama matahari masih bersinar dan masih ada asteroid yang bisa ditambang. Matahari sendiri diperkirakan akan padam 5 milyar tahun lagi, sedangkan ada milyaran asteroid yang bisa ditambang di tatasurya kita”

Menambang logam dan mineral di asteroid.

“Qworld saat ini juga merencanakan pengembangan lebih lanjut Valhalla Project dengan merancang duplikasi ke bintang-bintang lain selain Matahari kita. Sudah ada beberapa prototipe Sentinel Induk yang mampu mengangkut banyak Vessel dan Sentinel menuju beberapa bintang terdekat. Sesampai di sana, sistem tersebut akan mereplikasi apa yang telah mereka lakukan di Matahari, dan mensinkronisasikan jaringan Vessel di sana dengan jaringan Vessel di Matahari. Valhalla tidak lagi tergantung pada matahari kita, jika matahari padam, sistem ini tetap berjalan di bintang yang lain.”

“Luar biasa…”

Seekor cicak tiba-tiba jatuh dari dinding, sepertinya sedih dan sepi yang kurasakan ia rasakan juga…

“Bisakah Dokter datang setengah jam lagi? Ada yang ingin saya pikirkan lebih dalam”.
“Baik pak, setengah jam lagi saya datang”

Biarlah …

Setengah jam kemudian.

“Saya ingin Dokter menghapus rekaman otak saya”

“Tapi pak, tanpa rekaman itu, Bapak tidak bisa dibangkitkan di Valhalla”.
“Lakukan saja!”.

“Beri saya kertas, amplop dan pena”, Dokter itu pergi sebentar, dan kembali dengan barang yang aku minta.

Tanganku sudah kaku, sehingga bergetar saat kupaksakan menulis di kertas yang diberikan Dokter itu.

Anak-anakku,

Bapak sangat berterima kasih untuk usaha kalian semua menyertakan Bapak dalam Project Valhalla.

Ketulusan hati kalian membuat Bapak sangat terharu, namun maaf, Bapak tidak bisa menerima hadiah dari kalian.

Jangan sakit hati dan menganggap Bapak tidak menghargai ketulusan hati kalian.

Kehidupan abadi di Sorga Valhalla memang sangat menarik, namun apalah arti keabadian tersebut bagi Bapak, manakala harus Bapak jalani sendiri tanpa Ibumu.

Kehidupan Ibumu sudah berakhir, dan bila tiba saatnya, biarkan Bapak menyusul Ibumu. Musnah begitu saja.

Salam terkasih dari Bapakmu,

Oktober 2078

Tanganku masih bergetar saat melipat kertas surat tersebut.

Kutolak Dokter itu yang hendak membantu memasukkannya ke amplop.

“Jangan katakan apapun pada anak-anakku. Berikan surat ini saat aku meninggal nanti”