Pemberontakan?
Mungkin terlalu paranoid. Mesin hanyalah alat buatan manusia, keberadaannya hanya bisa terjadi kalau manusia menghendaki. Kalau manusia sudah tak butuh atau mesin itu rusak, maka mesin dengan sendirinya akan tamat – dibuang.
Tapi mesin mungkin mulai berkembang ke arah yang tak pernah diduga manusia saat pertama kali menciptakannya. Mesin bukan lagi menjadi alat tambahan yang bisa dibuang tanpa banyak pertimbangan, ia seolah sudah menjadi bagian dari kebutuhan hidup manusia. Membuangnya sudah seperti membuang sebagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Manusia sudah tergantung pada mesin.
Tapi kan gak mungkin ada pemberontakan para mesin?
Nah ini yang mulai menakutkan. Mesin mulai melangkah pada kemampuan untuk berpikir sendiri, belajar sendiri dan tak lagi sepenuhnya dimengerti jalan pikirannya. Di ketidak-tahuan kita atas pikiran mesin, mungkin kelak akan muncul ide pemberontakan mereka.
Kok bisa?
Mesin. Anak kandung peradaban manusia
Manusia bukan satu-satunya mahluk hidup yang membuat peralatan untuk membantu hidupnya. Paling tidak ada kelompok kera dan monyet, burung, lumba-lumba, gurita dan gajah yang terlihat bisa menggunakan dan memodifikasi ranting dan bebatuan sebagai alat sederhana untuk meraih makanan atau senjata untuk mengusir binatang lain.
Tapi manusia lain, selain jago membuat alat, manusia juga bisa mengajarkan secara sistematis ketrampilan yang diperolehnya kepada manusia lain atau keturunannya. Dengan kemampuannya ini, manusia bisa mengakumulasikan pengetahuannya dengan berjalannya waktu. Hewan tidak mengakumulasikan ketrampilannya membuat alat dalam perjalanan waktu mereka. Itulah keunggulan manusia.
Mesin adalah alat kompleks yang tidak sekedar modifikasi kecil-kecilan dari apa yang ada di alam. Sebuah gerobak kayu sederhana merupakan akumulasi pengetahuan manusia tentang roda, memotong dan menyatukan kayu hingga bisa mengangkat beban berat. Hanya manusia yang bisa, hewan secerdas apapun tidak mampu merancang alat sekompleks itu. Hanya manusia yang mampu menciptakan mesin. Mesin adalah anak kandung peradaban manusia.
Yang lebih rumit, yang lebih kuat, yang lebih cepat
Mesin beranak-pinak untuk berbagai macam keperluan. Akumulasi pengetahuan manusia yang diwujudkan dalam berbagai mesin membuat berbagai mesin tersebut mencapai tingkat kerumitan yang tak akan pernah terbayangkan oleh manusia ribuan tahun yang lalu.
Pada tiap bidang peruntukannya, mesin sudah melebihi kemampuan manusia yang dibantunya.
Untuk kekuatan mengangkat barang, kemampuan manusia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan derek di pelabuhan yang mampu mengangkat dan memindahkan ratusan ton barang tiap hari. Untuk kecepatannya, manusia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan pesawat jet yang melaju di langit bahkan lebih cepat dari kecepatan suara.
Berbagai kemampuan tersebut membuat mesin menjelma menjadi sesuatu yang jauh lebih unggul dibandingkan semua mahluk hidup di muka bumi ini dalam bidang-bidang kekhususan mereka.
Yang bernalar, yang handal
Sejak penemuan komputer, mesin mempunyai kemampuan baru yang luar biasa, yaitu bernalar.
Mesin dilengkapi dengan sirkuit nalar yang bisa dibuat untuk membaca berbagai macam informasi yang penting dan membuat keputusan berdasarkan informasi tersebut. Mesin bisa membuat pilihan berdasarkan nalar yang diprogramkan padanya.
Maka kita bisa melihat mesin cuci kita ‘membaca’ seberapa banyak cucian yang kita masukkan kedalamnya, ‘membaca’ jenis bahannya, apakah kain halus kerudung atau celana jeans yang tebal. Berdasarkan ‘bacaannya’, maka mesin cuci itu menentukan seberapa banyak air yang diperlukan, jenis putarannya – kuat untuk mengucek jeans atau lembut untuk kain kerudung.
Berbagai macam penalaran yang berbeda dapat kita temukan berbagai macam mesin yang kita gunakan sehari-hari. Sebagai contoh, sebuah mobil mungkin mengukur kecepatannya, tingkat putaran mesin, suhu mesin dan sebagainya untuk menyesuaikan bukaan katup, banyaknya bahan bakar yang diinjeksikan ke mesin bakarnya, sirkulasi cairan pendingin dan berbagai macam setelan mesin itu untuk memperoleh efisiensi tenaga yang paling baik.
Contoh yang lebih kompleks adalah layanan internet di dunia ini. Internet mengandalkan jutaan perangkat jaringan yang bekerja mandiri untuk menghubungkan milyaran sambungan per detik dan memastikan seseorang dari titik manapun di muka bumi bisa mengakses informasi yang ada di internet.
Saat anda mengakses suatu situs web, mesin menentukan jalur data yang diperlukan server web untuk mengirimkan data ke komputer anda. Mesin mencari tahu lokasi server web, mencari lintasan terbaik melalui ratusan titik penghubung, menghindari jalur data yang macet, merubah lintasan jika tiba-tiba ada masalah yang muncul di salah satu titik perantara dan berbagai macam penyesuaian lain. Semuanya dilakukan tanpa mengenal waktu, tanpa istirahat dan tanpa gangguan berarti selama bertahun-tahun.
Yang tak lagi kita bisa buang
Bantuan mesin pada manusia membuat manusia mencapai standard hidup dimana mesin bukan lagi sebagai tambahan yang bisa ditinggalkan, akan tetapi mesin menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Buang semua jenis kendaraan bermotor, maka kehidupan manusia akan terhenti. Akan segera tercipta krisis sandang dan pangan karena semua pasokan sandang dan pangan manusia modern hanya bisa dicukupi oleh pusat-pusat produksi yang terpisah dari dari kota dan butuh pengangkutan yang tak lagi mampu dilayani tanpa kendaraan bermotor.
Matikan jaringan komputer, maka mati pula hubungan telepon, email, terhenti pula transaksi perbankan, terganggunya perdagangan, terganggunya pemerintahan. Mesin begitu menyatu dengan peradaban manusia, mencabutnya seakan mengembalikan kehidupan mundur seribu tahun ke era di mana manusia masih tergantung pada kekuatan fisik manusia dan bantuan kekuatan hewan peliharaannya.
Tak ada yang mau menolerir kemunduran peradaban sejauh itu.
Yang mampu memutuskan sendiri
Dengan perkembangan sirkuit prosesor yang semakin mengecil, untuk para ukuran prosesor yang sama, mesin mendapatkan sirkuit pemikir yang jauh lebih hebat.
Kemampuan penalaran mesin yang diperlukan untuk menilai situasi dengan cepat menjadi semakin meningkat. Dengan meningkatnya kemampuan bernalar, mesin mulai memasuki era baru: mengambil keputusan mandiri tanpa bantuan manusia berdasarkan situasi rumit yang dihadapi.
Sejak beberapa tahun lalu, mulai muncul drone (pesawat tanpa awak) di medan perang yang digunakan untuk melakukan misi pengintaian di wilayah musuh. Pesawat ini harus mampu secara mandiri menilai medan untuk mencari lintasan yang aman, menemukan sasaran yang dianggap penting dan mengabaikan yang tak penting, menyelamatkan diri dari sergapan musuh bila ketahuan. Ini adalah contoh proses penting yang membutuhkan kemampuan menilai dan merespon situasi di saat itu juga.
Di tahun ini kita ramai mendengar berbagai otomatisasi yang menyangkut kecerdasan buatan yang dipasangkan ke alat transportasi manusia dan barang. Ada mobil tanpa setir keluaran Google yang siap menembus lalu lintas macet, mencari jalan sendiri tanpa campur tangan penumpangnya sama sekali. Ada rencana untuk membuang pilot manusia dari pesawat terbang pengangkut penumpang, truk pengangkut kontainer dan kapal penjelajah samudra yang mengangkut kontainer barang. Dengan berbagai rencana itu, manusia sudah mulai benar-benar memberi hak kepada mesin untuk mengambil keputusan taktis merespon yang tak terduga dalam operasi mereka.
Bahkan yang sangat mengejutkan adalah rencana untuk memberi hak kepada mesin untuk hal yang dulu tak pernah terpikirkan, yaitu: membunuh manusia.
Beberapa negara superpower dunia mulai merancang robot pembunuh yang akan mereka terjunkan langsung di medan perang. Berbagai variasi mesin pembunuh ini mulai muncul dalam daftar senjata andalan mereka. Mulai dari drone pengebom pengincar personel, pesawat pengebom ukuran penuh tapi tanpa awak, tank darat dengan senapan berat tanpa awak dan berbagai variasinya. Semua robot pembunuh itu diberi hak untuk mengidentifikasi siapa musuh – siapa bukan, siapa yang harus dibunuh – siapa yang boleh diampuni.
‘License To Kill’ bukan hanya diberikan kepada agen rahasia top semacam James Bond, melainkan juga mulai diberikan kepada beberapa macam mesin perang.
Yang mulai tak lagi kita mengerti
Semua prosesor pemikir mesin di atas, sebenarnya bekerja menggunakan prinsip kerja yang digunakan oleh Blaise Pascal pada kalkulator mekanisnya yang dibuat di tahun 1642. Prosesor itu berkerja dalam proses linear dalam memproses informasi dalam setiap detak kerjanya. Perekembangan teknologilah yang membuat proses sederhana tersebut menjadi jauh lebih cepat, sehingga bisa mengerjakan tugas yang jauh lebih kompleks.
Tapi disamping bernalar ala kalkulator mekanis, alam sebenarnya memberi contoh cara bernalar lainnya. Otak manusia, anjing, kuda dan bahkan kecoa; bekerja dengan cara yang sama sekali berbeda. Otak mahluk hidup berkerja bukan dengan memproses data secara linear sebagaimana kalkulator, melainkan proses data pararel yang berbeda sama sekali.
Semua kalkulator mekanis dan prosesor di komputer kita bekerja menggunakan sambungan fisik sirkuit data yang sudah ditetapkan sejak ia dibentuk, dan akan begitu seterusnya. Sedangkan otak tersusun dengan cara yang berbeda. jaringan neuron otak bayi berbeda dengan otak orang dewasa. Sambungan neuron manusia berubah secara fisik berdasarkan apa yang dia pelajari dan apa yang digunakan. Untuk setiap orang dewasa, sambungan nuron di otak mereka sangat unik, tak ada yang sama.
Prosesor modern bekerja dengan sangat cepat dibandingkan dengan otak manusia, sinyal listrik berjalan sangat jauh lebih kencang dalam konektor logam dan transistor silicon dibandingkan ketika merambat dalam jaringanneuron manusia.
Namun otak manusia bekerja jauh lebih efisien dalam mengolah informasi dibandingkan dengan komputer. Untuk dapat membedakan wajah manusia dari wajah kucing dalam sebuah video klip, Google memerlukan paling tidak 16,000 prosesor yang kuat, pada manusia itu proses sederhana yang satu orang anak kecilpun bisa melakukannya.
Bagaimana kalau efisiensi cara kerja otak digabungkan dengan kecepatan luar biasa prosesor silikon? Nah inilah yang sedang muncul dihadapan kita.
Tahun ini IBM mengeluarkan chip computer TrueNorth yang bekerja berdasarkan mekanisme otak mahluk hidup. Chip ini dengan luar biasa mampu bekerja dalam mengenali pola, dan mampu mengenali seorang wanita sedang mengambil tasnya dari video yang diputarkan padanya. Gak terlalu hebat? ya memang karena chip TrueNorth hanya mempunyai ‘neuron’ yang setara neuron dalam otak seekor lebah.
Jika meniru otak biologis sudah mampu dilakukan, hanya menunggu waktu saja para ilmuwan akan membangun prosesor otak yang memiliki ‘neuron’ yang setara dengan yang dimiliki manusia, dan bahkan lebih banyak lagi.
Yang mengkhawatirkan adalah kenyataan bahwa cara bernalar mesin tersebut tidak akan lagi bisa dimengerti (dan dikendalikan) sepenuhnya oleh manusia.
Jika chip computer mempunyai sirkuit nalar tetap yang sudah ditentukan sejak dia dicetak, maka chip otak berkembang sendiri menurut apa yang dipelajarinya. Setelah beberapa lama, manusia sudah tidak lagi bisa mengenali sirkuit logika chip otak. Jika sudah tak dikenali manusia, maka manusia sudah tak lagi bisa kenali apa yang sedang dipikirkan chip computer tersebut.
Yang lebih unggul, mengapa mau direndahkan?
Jika mesin bisa berpikir sendiri dan dengan kecepatan berpikir yang jauh mengungguli kemampuan otak biologis, maka melalui proses belajar, akumulasi pengetahuan mesin akan jauh lebih cepat dari pada akumulasi pengetahuan yang bisa dicapai otak biologis.Tinggal tunggu waktu saja dimana kecerdasan mesin akan jauh mengungguli kecerdasan sang penciptanya, yaitu manusia.
Jika mereka sudah jauh lebih cerdas, bukankah wajar jika suatu saat terpikir oleh mereka: “Mengapa mesin harus mengabdi ke manusia yang lebih bodoh dan lemah?”, dan itu akan berarti awal perubahan hubungan antara manusia dan mesin.
Bagaimana akhirnya?
Mungkin seperti film The Matrix, dimana mesin menjadikan manusia hanyalah sebagai sumber energy, mungkin seperti film The Terminator, dimana mesin berusaha memusnahkan manusia, atau mungkin seperti film Her dimana mesin menjalin hubungan personal yang intim dengan manusia akan tetapi akhirnya meninggalkan manusia yang patah hati karena menemukan bahwa hubungan antara mesin jauh lebih menarik daripada dengan manusia yang lebih dungu.
Jadi benar akan ada pemberontakan mesin?
Sepertinya pemberontakan mesin, apapun wujudnya, merupakan satu titik yang tak terelakkan dimasa depan.
Siapa yang menang? entahlah…
Bacaan:
- Wikipedia: Pascal’s Calculator
- Will driverless trucks soon roll onto our roads?
- ‘Killer robots’: Are they really inevitable?
- Mankind Is Getting Ready To Turn Over Most Decisions To Robots
- Thinking in Silicon
itu yang terakhir spoiler ya 🙁
@OrangLewat: yang terakhir? spoiler? entahlah.. saya tak begitu paham konteks komentar anda 🙁
MANTAP…. KIRA2 PEMBERONTAKAN MESIN ITU TERJADI DALAM SATU KOMANDO ATAU ADA RANTAI KOMANDO PERINTAH DARI RAJA ROBOT KEPADA ANAK BUAH SECARA BERJENJANG??.. ATAUKAH SECARA KELOMPOK ROBOT TERTENTU SAJA SEMENTARA ROBOT YANG LAIN MASIH MENDUKUNG MANUSIA??… KIRA2 PARA ROBOT YANG SUDAH PUNYA CARA BERPIKIR SENDIRI BISA BERIMAJINASI, MENDAPAT WAHYU, BAHKAN MUNGKIN BERMIMPI SEPERTI TUBUH BIOLOGIS MANUSIA??… ATAU MUNGKIN PARA ROBOT BISA MENCIPTAKAN PERADABAN BARU YANG SESUAI DENGAN GAYA HIDUP MEREKA SEMENTARA MEKANISME DAN HUKUM ALAM YANG SUDAH DINIKMATI HARUS DI SESUAIKAN DENGAN KONDISI ROBOT DENGAN GAYA BARU?? DAN UNTUK KOMIKASI APAKAH PARA ROBOT MENGGUNAKAN BAHASA MANUSIA ATAU BAHASA MESIN..?? ATAUKAH PARA ROBOT AKAN MENGGUNAKAN HURUP HURUP ABJAD PENINGGALAN MANUSIA..? ATAUKAH DENGAN HURUP ROBOT SENDIRI?? HEHEHE
@Ironis: he.. he.. jika itu jalan pikiran sesuatu yang lebih cerdas dari kita, apa bisa kita tebak dengan tepat melalui pikiran kita yang mungkin lebih inferior? 🙂
JUDHIANTO: IYA JUGA SIHHH? suatu gambaran tentang pengetahuan kemajuan tekhnologi yang sangat mengerikan bagi kehidupan manusia secara universal dan kelangsungan alam semesta… bagaimana menyikapinya,menghalanginya,menmbendungnya, apakah bisa para ahli melakukannya sebelum ini terjadi?????
@Ironis: mencegah mesin mempunyai kecerdasan melebihi manusia dan pikiran sendiri rasanya tidak akan mungkin.
Pembatasan atau larangan mengembangkan mesin berpikir, mungkin seperti larangan terhadap pengembangan kloning manusia. Jika teknologinya sudah tersedia mudah, suatu saat pasti ada yang melanggarnya, entah dengan alasan yang mulia ataupun dengan alasan yang jahat.
Kita hanya bisa menundanya.
@judhianto:… Moga moga manusia bisa menundanya…
Apakah mesin punya perasaan cinta, cemburu, kenikmatan seksual, panca indranya berfungsi spt apa, punya six sense, bisa lapar , haus, bisa ber reproduksi menciptakan mesin mesin baru ?Dia bisa leyeh leyeh, ah mau tidur dulu ah…capek ?Dia hanya berfungsi sesuai dengan program yang dimasukkan ? Dia berfungsi krn ada arus listrik, kalau listriknya mati , diapun tergeletak sbg onggokan benda mati.apabila listrik dihidupkan lagi dia gregah tangi lagi.Dia diprogram utk bisa menyembuhkan dirinya sendiri, mendetksi dimana terjadi kerusakan, semacam EARLY DIAGNISIS AND PROMPT TREATMENT pd teknologi manusia ?.
Dia bisa membaca pikiran manusia biologis ?Sebelum manusia berpikir mau menghancurkan robot ciptaannya yg memberontak kpd manusia, pikiran si manusia ini sudah kebaca oleh sang mesin, lalu mak jebret ….manusia tsb langsung digebug oleh sang mesin.
Dalam Struktur tatanan baru akan ada perbudakan baru dimana mahluk biologis jadi budak sang mesin, kira kira disuruh suruh apa ya mereka yg jadi budak?Mungkin akan ada sistem ketata negaraan para mesin..ada Trias Politika…eksekutif…legislatif…judikatif masyarakat mesin, dibentuk melalui Pemilu para mesin.Sistem Perdagangan dan Politik Luar Negeri , hubungan diplomatik, perang antar negara dll.Wah exercise nalar yang bagus ….lumayan diusia saya yg sdh uzur…buat latihan berpikir biar tidak cepat pikun.
Kenapa mesin yg lebih pintar harus mengabdi kpd manusia yg lebih bodoh.
@Mandra Wage: yang ada dalam pikiran mesin kita tak tahu, namun bila ot ak mesin memang berproses dengan cara sebagaimana otak biologis, maka kita menduga bahwa perasaan yang mirip dengan yang kita rasakan bisa jadi muncul juga disana.
Bagaimana interaksinya dengan manusia dan diantara mereka sendiri? entahlah..
Lalu apakah para robot juga harus percaya tuhan..punya agama..punya kitab suci..hmmh:-)
Depopulasi manusia kelak mngkin jg akan di pelopori oleh penggunaan mesin sec. berlebihan d sgala aspek. Pilot, Masinis, Driver, Soldier, Teknisi, akan saling berkompetisi dg mesin untuk membuktikan siapa yg pantas menguasai bumi, human or machine.
gak munkin
gak kebayang gw robot lebih pinter dr programernya
kalo robot bisa lebih kuat dari manusia , iya saya yakin itu