Tanpa dia, tak akan ada agama Kristen. Ia adalah satu diantara beberapa Nabi terpenting dalam Islam.

Bagi orang Kristen dan Islam, kiamat tak akan terjadi sebelum dia akan kembali kelak di bumi ini.

Dia bukan tokoh dongeng, dia tokoh nyata yang tercatat dalam sejarah.

Bagaimanakah gambaran Yesus dalam sejarah dan kitab suci?

Sejarah Yang Buram

Bangsa Yang Butuh Pahlawan

Yesus lahir di masa suram bangsa Yahudi.

Bangsa yang dulu berjaya di bawah Raja Solomon yang agung dan bijaksana, bangsa yang dipilih Tuhan untuk melahirkan para nabi, ternyata saat itu menjadi bangsa lemah dan dihina oleh penjajahan kaum kafir Romawi.

Beberapa kali perjuangan untuk merebut kembali kehormatan bangsa dan mengusir penjajah dilakukan, akan tetapi ternyata kekuatan militer penjajah terlalu kuat untuk dihancurkan. Romawi dengan mudah menumpas para pejuang kemerdekaan.

Bangsa Yahudi butuh pahlawan yang bisa mengembalikan kehormatan bangsa mereka, yang bisa mengusir penjajah, yang bisa menunjukkan keunggulan mereka sebagai bangsa pilihan.

Pengusir Setan Yang Datang

Yesus lahir di tengah harapan tersebut, tapi ia bukan tipe pahlawan perang seperti Daud yang perkasa.

Yesus tidak datang memakai baju zirah, pedang berkilat, dan sepasukan pemberani dibelakangnya. Ia datang memakai baju sederhana, tanpa senjata dan hanya diikuti sekelompok kecil pengikut setianya.

Ketika kaum kafir Romawi bercokol di negaranya, Yesus tidak datang untuk mengusir mereka. Yesus berkeliling dari desa ke desa, didatangi orang-orang yang sakit dan ia menyembuhkan mereka dengan doa-doa dan mengusir setan yang merasuki mereka.

Ketika kaum kafir Romawi merebut negaranya, Yesus tidak datang untuk merebut balik dari mereka. Yesus berkeliling untuk menjanjikan kerajaan Allah kelak di Surga.

Bersamaan dengan pengusiran setan dan janji kerajaan Allah, Yesus mengajarkan ajaran moral tentang kasih sayang, pengorbanan dan menolak kepalsuan religius yang merebak di antara pemuka Yahudi saat itu.

Yang Dipanggil Dengan Nama Ibunya

Bangsa Yahudi adalah masyarakat patriarki. Setiap anak dipanggil dengan nama ayahnya dibelakangnya, tapi Yesus tidak. Ia dipanggil sebagai Yesus anak Maria (ibunya), bukan Yesus anak Yusuf (suami ibunya).

Ada apa?

Dalam beberapa dokumen Yahudi dan Romawi dari era tersebut, Yesus disebutkan merupakan anak Maria dengan seorang prajurit Romawi bernama Panthera. Mungkin karena ayahnya merupakan antek bangsa kafir maka nama ayahnya tidak dipakai, atau bisa jadi ia merupakan anak hubungan diluar perkawinan antara Maria dan Panthera.

Informasi ini dapat kita lihat dari buku Dinasti Yesus karya James D. Tabor atau buku Memandang Wajah Yesus karya Ioanes Rakhmat.

Akhir Yesus Yang Tragis

Yesus rupanya menjadi populer diantara kelompok miskin dan tersingkirkan di negara yang sakit akibat penjajahan tersebut. Ia tidak populer diantara kelompok penguasa atau pemuka agama Yahudi.

Popularitasnya menjadi ancaman bagi kemapanan penjajah Romawi dan beberapa pemuka Yahudi. Melalui persekongkolan beberapa pemuka Yahudi dan penguasa Romawi, Yesus ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.

Dia dieksekusi setelah melalui proses yang menghinakan. Ia diarak dengan penghinaan prajurit Romawi, disiksa, diberi mahkota duri dan akhirnya disalibkan bersama beberapa penjahat dihadapan khalayak ramai yang sedang merayakan Paskah.

Yesus yang dihinakan dan disiksa sebelum disalib. Sebuah gambaran dalam film.

Ia tak berhasil membebaskan bangsanya dari penjajah Romawi, dan bahkan tak bisa menyelamatkan dirinya sendiri dari kekejaman tentara Romawi. Ia gagal dan kalah.

Kitab Suci Yang Membuat Berkilau

Ajaran Yesus tidak mati bersama dengan terbunuhnya Yesus. Para muridnya melanjutkan penyebaran ajarannya secara rahasia.

Pada abad pertama Masehi, ketika para murid perdana Yesus sudah tidak ada yang hidup, ajarannya sudah menyebar tidak hanya di tempat kelahirannya saja, akan tetapi sampai juga di kota Roma, ibukota penjajah Romawi.

Untuk keperluan dakwah, mulai sekitar tahun 70M, beberapa penulis Kristen awal mulai menuliskan beberapa dokumen yang kelak akan menjadi bagian dari Kitab Perjanjian Baru.

Dengan semangat mengajarkan ajaran Yesus, dan menguatkan keyakinan pengikutnya menghadapi agama pagan Romawi, maka para penulis awal Kristen berusaha memberikan citra yang positif  dan membela Yesus dalam tulisan mereka.

Dokumen-dokumen (yang juga disebut Injil) tersebut banyak sekali, otoritas Kristen belakangan hanya mengakui beberapa dan memasukkannya sebagai bagian dari Kitab Perjanjian Baru.

Beberapa hal menarik dari Injil-injil tersebut adalah:

Memoles Kelahiran Yesus

Kisah Yesus yang dipanggil dengan nama ibunya sangat mengganggu kredibilitasnya sebagai pembawa ajaran moral di masyarakat patriarki, maka penjelasan tentang hal tersebut adalah penting.

Dalam berbagai mitologi tentang pahlawan besar, kehebatan mereka sering dianggap karena mereka bukanlah anak manusia biasa, mereka adalah anak dewa.

Dalam mitos Aleksander Agung (356-323 SM), pada malam pengantin orang tuanya, Raja Filip II (ayahnya) melihat Olympias (ibunya) tidur dililit ular. Sang ibu sendiri bermimpi ada guntur menggelegar masuk tubuhnya. Kisah ini diartikan bahwa Dewa Zeus sendiri yang membuahi Olympias yang kelak lahir sebagai Aleksander Agung.

Yesus dan Maria di mosaik Masjid Haghia Sophia Istanbul, Turkey.

Dalam mitos yang lebih tua tentang kelahiran Zarathrusta (660 – 538 SM), Dewa Ahura Mazda menitiskan roh abadi kedalam rahim seorang perawan suci. Kelahiran dari perawan suci ini telah diramalkan jauh hari sebelumnya, dan sang anak akan menghancurkan agama kaum Majus. Pada hari kelahirannya, raja Majus mengutus tiga orang untuk mencarinya untuk dibunuh.

Mitos di atas mungkin memberi inspirasi untuk penulisan ulang kelahiran Yesus serta membuat Yesus dan ibunya terhormat dihadapan masyarakat yang kagum dengan mitos-mitos tersebut.

Hasilnya adalah cerita panjang tentang Maria sebagai perawan suci yang seumur hidupnya mengabdikan hidupnya untuk Tuhan, dan sebagai ganjarannya Allah dengan kuasanya membuat ia mengandung Yesus yang kelak menjadi pemimpin manusia. Kelahiran Yesus juga dituliskan telah diramalkan oleh berbagai macam ramalan.

Dalam Injil Matius, dikabarkan beberapa orang-orang Majus dari timur yang sedang mencari raja Yahudi yang akan lahir untuk menyembahnya. Raja Herodes yang merasa terancam akan ramalan ini meminta orang-orang Majus tersebut untuk menunjukkan tempat lahir raja Yahudi tersebut. Ia hendak membunuhnya. Tapi orang-orang Majus tidak mau menunjukkannya dan membuat marah sang raja.

Untuk mencegah ramalan tersebut menjadi nyata, Raja Herodes kemudian memerintahkan pembunuhan semua anak laki-laki di Betlehem yang berumur dibawah 2 tahun. Kisah pembunuhan masal di era Herodus tentunya menimbulkan duka yang dalam di komunitas Yahudi, akan tetapi kisah ini ternyata hanya ditemukan di Injil dan tidak dapat ditemukan dalam catatan sejarah Yahudi dan Romawi di periode yang sama, sehingga diragukan kebenarannya.

Dalam Al-Qur’an, kisah kesucian Maria dan proses kehamilannya yang ajaib masuk sebagai salah satu kisah penting di dalamnya.

Masa Kanak-Kanak Yesus

Yesus dikenal setelah ia mulai berdakwah, masa kecilnya tidak diketahui. Periode yang tidak diketahui ini, kemudian melahirkan beberapa versi Injil yang mencoba menjelaskannya.

Salah satunya adalah Injil Thomas, dalam dokumen ini, Yesus diceritakan sebagai anak yang memiliki mukjizat sejak dari kecil. Berbagai macam kesaktian yang digambarkan dalam Injil ini bahkan terkesan berlebihan yang justru membuatnya menjadi anak yang ditakuti dan tak dimengerti karena kesaktiannya. Injil ini tidak diakui oleh otoritas Kristen, mungkin karena sifatnya yang terlalu berlebihan menggambarkan kesaktian Yesus kanak-kanak.

Walau tidak diakui kebenarannya, salah satu kisah dalam Injil Thomas ini, lolos masuk dalam Al-Qur’an di surat Ali-Imran 49. Kisah yang dimaksud adalah saat Yesus kecil bermain-main membuat burung-burungan dari tanah liat dan kemudian secara ajaib menghidupkannya.

Dokumen lainnya yang dikumpulkan Nicholas Notovich, mengisahkan Yesus pergi berguru ke Tibet sebelum berdakwah di Palestina. Kisah ini juga tidak diakui kebenarannya oleh otoritas Kristen.

Penyaliban Yesus

Ini adalah akhir yang tragis dari seorang pembawa ajaran. Bagaimana tidak, ia dipermalukan dihadapan khalayak ramai di saat perayaan Paskah, sementara tak seorangpun pengikut setianya mau berjihad membelanya sampai mati. Jauh dari gambaran loyalitas pengikut Gandhi yang bergandeng tangan menyongsong senapan mesin tentara Inggris.

Kisah penyaliban Yesus, paling tidak ditulis ulang dalam dua kelompok pendapat.

  • Kelompok pertama: menerima fakta Yesus mati disalib, akan tetapi menyodorkan argumen bahwa itu bukan terjadi karena kelemahan Yesus. Yesus digambarkan sukarela mengorbankan diri dengan tidak melakukan perlawanan, rela menderita disalib untuk menebus dosa seluruh umat manusia.Pendapat ini menjadi dogma inti Kristen masa kini dan ada dalam Injil-injil utama.
  • Kelompok kedua: tidak menerima fakta bahwa Yesus mati disalib. Sebagai gantinya pendapat ini menyatakan bahwa yang disalib adalah orang lain. Yesus sebagai utusan Allah pasti tidak dibiarkan oleh Allah yang Maha Kuasa untuk dipermalukan sedemikian rupa.Pendapat ini ada dalam Injil yang ditemukan di Nag Hammadi Mesir dan diperkirakan berasal dari abad 3 M serta dokumen lainnya dari wilayah Edessa, Syiria. Dalam dokumen ini diceritakan saat penyaliban berlangsung, Yesus asli menyaksikannya dari atas pohon sambil menertawakan penyaliban itu. Ada beberapa perbedaan detil dalam dokumen-dokumen tersebut, akan tetapi inti ceritanya adalah, Yesus tidak mati disalib, ia tidak muncul lagi berdakwah karena Allah telah mengangkatnya dari dunia ini.

Pendapat dari kelompok kedua inilah yang kemudian masuk kedalam kisah Nabi Isa di Al-Qur’an dan membedakannya dengan dogma kelompok Kristen.

Salahkah Kitab Suci?

Tentu tidak, fungsi utama kitab suci adalah menyampaikan ajaran moral, bukan buku pelajaran sejarah.

Salahkah sejarah?
Kata fundamentalis: tentu sejarah yang salah! itu hasil konspirasi ateis, Yahudi atau bahkan Dajjal untuk mengajak manusia ke neraka.


Referensi:

  • Ioanes Rakhmat, Memandang Wajah Yesus (Pustaka Surya Daun, 2012)
  • Joesoef Sou’yb, Agama-Agama Besar Di Dunia (Pustaka Al-Husna, 1983)