Judul apaan ini? ngeledek orang religius ya?
Karena Skizofrenia, orang jadi Religius? atau karena Religius jadi Skizofrenia?
Apa… apa… apa?

Hahaha… jangan sewot … bikin kopi dulu, trus balik lagi… biar tenang baca penjelasan saya…

Skizofrenia. Apaan tuh?

Skizofrenia adalah penyakit kejiwaan yang ditandai dengan kekacauan proses berpikir dan reaksi emosional.

Gejala yang umumnya dialami penderita adalah halusinasi, pikiran paranoid atau aneh dan kekacauan dalam pembicaraan.

Tony Blank, penderita sakit jiwa dari Yogya yang populer dalam berbagai wawancara kacau balau di YouTube.
Tony Blank, penderita sakit jiwa dari Yogya yang populer dalam berbagai wawancara kacau balau di YouTube.

Pada dirinya mereka sukar membedakan antara kenyataan dan khayalan, sehingga mereka yakin mengetahui sesuatu, melihat sesuatu dan mendengar sesuatu yang sebenarnya tidak pernah ada.

Pada kadar yang berat, gangguan ini membuat seseorang tidak bisa berinteraksi lagi dengan orang disekelilingnya. Kita biasa menyebutnya sebagai gila.

Dalam kadar yang ringan, gejala gangguan ini tidak terlalu terlihat oleh orang disekelilingnya.  Orang tersebut masih bisa berinteraksi secara normal dengan masyarakat sekelilingnya. Orang tersebut mungkin terlihat aneh, akan tetapi justru keanehannya membuat orang ini bisa jadi menempati posisi yang khusus dalam masyarakatnya.

Religiusitas.  Apa Hubungannya?

Pada beberapa orang yang istimewa, mereka tidak mengalami masalah dalam berinteraksi dengan lingkungannya, akan tetapi dalam saat-saat tertentu mereka mengalami apa yang dinamakan dengan “penampakan”,  atau  “bisikan ghaib”.

“Penampakan” dan “bisikan ghaib” ini hasil kekacauan otak dan tidak nyata, akan tetapi bagi orang tersebut itu adalah hal yang benar-benar nyata.

Mengenai kenapa orang lain tidak bisa melihat yang ia lihat dan tak bisa mendengar apa yang ia dengar, itu adalah “bukti” meyakinkan bahwa ia adalah orang yang istimewa.

Pada masyarakat-masyarakat tradisional, dimana alam ghaib dianggap sebagai realitas yang mempesona atau suci, maka orang ini dianggap sebagai penghubung atau utusan dari alam ghaib.

Ia adalah shaman, dukun, utusan dewa, atau bahkan Nabi.

Shaman dari suku pedalaman Brazil
Shaman dari suku pedalaman Brazil

Ia menyampaikan pesan-pesan dari dunia ghaib, ia membaca masa lalu dan meramalkan masa depan, ia menyampaikan harapan masyarakatnya kepada yang ghaib. Pada masyarakat kuno, ia adalah aset berharga masyarakat.

Jika “penampakan” dan “bisikan ghaib” itu adalah hasil dari kekacauan otak, bagaimana mungkin sosok ghaib yang muncul dan pesan-pesan ghaibnya begitu konsisten dan koheren?

Sesungguhnya tidak semua “pembawa pesan” ini menyampaikan pesan secara konsisten dan koheren. Kebanyakan mereka hanya meracau, dan akibatnya mereka hanya dianggap sebagai orang aneh yang tidak bisa dimengerti.

Akan tetapi beberapa diantaranya sungguh benar-benar bisa menyampaikan pesan-pesan yang konsisten dan koheren. Merekalah yang biasanya memperoleh status shaman, dukun, bahkan nabi.

Darimana Pesan Yang Konsisten?

Pada tulisan saya sebelumnya, Siapa Lagi Penghuni Otak Kita?, seorang penderita dissociative identity disorder bisa mengembangkan kepribadian lain yang hidup dalam otaknya. Kepribadian lain ini bisa memiliki ingatan yang berbeda, kecerdasan yang berbeda dan bahkan mungkin jenis kelamin yang berbeda.

Bisa jadi kombinasi skizofrenia dan dissociative identity disorder memungkinkan menghidupkan sosok “Dewa” dalam diri sang penderita yang benar-benar terpisah secara kepribadian dengan sang penderita.

Sang “Dewa” inilah yang muncul dalam penampakan dan bisikan ghaib yang diterima sang penderita. Dengan sumber pesan dari satu kepribadian yang terpisah inilah maka pesan-pesan ghaib muncul demgan konsisten dan koheren. Berbeda dengan pesan-pesan ghaib simpang-siur yang muncul murni dari kekacauan otak.

Pesan Kebenaran, Darimana?

Konsisten tapi tidak bijaksana kan bisa juga, kalau yang bijaksana dan membawa kebenaran yang sangat dalam, itu bagaimana bisa?

Menurut Carl Gustav Jung, pada setiap manusia terdapat pikiran bawah sadar kolektif (Jungian archetypes/collective unconscious). Ini adalah ingatan yang diwariskan dalam genom kita.

Pikiran bawah sadar kolektif adalah catatan tentang peristiwa arketipal dan sosok arketipal yang akan dihadapi manusia dalam perjalanan hidupnya. Bersama dengan itu juga terekam perilaku yang berguna atau berbahaya yang juga akan dihadapi manusia.

Dalam proses evolusi, ingatan yang penting diwariskan dan yang tak berguna dibuang dari catatan genom yang diwariskan dari generasi ke generasi. Pikiran bawah sadar kolektif adalah ingatan kolektif ratusan ribu tahun perjalanan spesies manusia. Ini adalah kebijaksanaan yang teruji dalam ratusan ribu tahun sejarah spesies manusia.

Pikiran bawah sadar kolektif bagaikan kitab suci biologis yang kita warisi dari nenek moyang kita.

Terus hubungannya bagaimana?

Proses atau pikiran bawah sadar tidak bisa diakses langsung oleh pikiran sadar, akan tetapi pada kelainan savant autis, seseorang bisa mengakses proses bawah sadar sehingga menghasilkan kemampuan yang menakjubkan.

Bagaimana bila sang “Dewa” yang hidup dalam kepala seseorang mampu membaca dan menerjemahkan kitab suci biologis kita?

Bagaimana juga bila sang “Dewa” hidup dalam kepala seseorang yang mempunyai pengetahuan yang luas tentang masyarakatnya disamping kemampuannya membaca dan menerjemahkan kitab suci biologis kita?

Tak ayal lagi, sang “Dewa” akan mampu menyampaikan ajaran universal karena dikutip dari kitab suci biologis kita dan ajaran yang relevan dengan kondisi nyata masyarakat karena pengetahuannya yang luas tentang masyarakatnya.

Jadi, gak salah kan, kalau skizofrenia adalah penyakit yang sedikit banyak berkaitan dengan religiusitas?


Referensi Luar: