Musuh Islam. Siapa?

Siapa yang jadi musuh terbesar agama Islam?

Yahudi & Nasrani? bukan. Selama tidak dalam peperangan, secara umum Islam bersikap baik terhadap kelompok Yahudi dan Nasrani. Ketika Islam menguasai Yerusalem kedua kelompok ini diakomodasi dengan layak di dalam kota.

Terus yang mana? pakai kacamata apa?

Saya coba simpulkan apa yang paling dibenci Islam dari tingkat hukuman yang diberikan kepadanya. Masuk akal bukan? semakin sesuatu itu dibenci, tentunya semakin besar hukuman yang diberikan padanya.

Kalau begitu, terlintas di pikiran kita tentang hukuman mati. Pelakunya pasti melakukan perbuatan yang paling dibenci Islam sehingga harus dihukum mati. Salah satu kejahatan yang mendapat hukuman mati adalah pembunuhan. Bila seseorang membunuh orang lain tanpa alasan yang dibenarkan, ia dihukum qishas (hukuman mati). Apakah ini musuh terbesar Islam? bukan…

Sebenarnya ada hukuman yang lebih berat dari hukuman mati, yaitu hukuman mati dengan bonus siksaan. Yaitu hukum rajam.

Hukuman mati, biasanya dilaksanakan dengan cara penggal kepala. Proses ini relatif cepat, kurang dari sedetik terpidana akan mati, yaitu saat pedang menebas kepalanya.

Sedangkan hukum rajam lain, terpidana akan dilempari batu sampai mati.

Detilnya berbeda-beda. Di Iran, terpidana diikat tertutup dalam kain kafan dan dilempari oleh banyak eksekutor dengan batu-batu sebesar kepalan tangan. Di Sudan dan Somalia, terpidana ditanam setengah badan dalam tanah, kemudian dilempari batu yang ukurannya lebih besar sampai mati.

Ngeri bukan?

Pelaksanaan hukum rajam di Somalia.
Pelaksanaan hukum rajam di Sudan. Eksekutor melempari terhukum dengan batu sampai mati

Terpidana tidak akan mati seketika. Ia akan mengalami horor yang lama sebelum benar-benar mati. Ia mungkin masih hidup saat giginya rompal kena batu… ups, gak usah diterusin, ngeri….

Untuk kejahatan apa hukuman mengerikan itu?

Kejahatan yang mendapat hukuman rajam adalah zina. Seorang yang sudah menikah lalu melakukan zina akan mendapatkan hukuman ini. Kejahatan lain yang mendapat hukuman ini adalah homoseksual.

Jadi, siapa yang jadi musuh terbesar agama Islam?

Kalau melihat dari tingkat hukuman yang diberikan, musuh terbesar Islam adalah pezina atau pelaku kegiatan seksual yang dianggap menyimpang. Bukan koruptor atau pengedar narkoba, maklum profesi ini tidak dikenal di jaman Rasul. Bahkan bukan untuk penghianat negara, mereka hanya dapat hukuman mati.

Hukum rajam ini juga yang disahkan oleh DPR Aceh tahun 2009 sebagai bagian dari hukum syariat yang akan ditegakkan di Aceh. Untunglah pemerintah pusat menolak.

Anda punya opini lain?

Judhianto

Pencari jawab amatir, bertanya apa saja...

Mungkin Anda juga menyukai

11 Respon

  1. Saya pernah berkomentar pada blog ini bahwa hukum dan ritual adalah bagian temporer dari agama, karena itu kebenarannya pun temporer. Ada nasakh ada mansukh. Jika orang Islam tidak berani membuang hukum yang sudah ketinggalan zaman.. meniru cara Nabi Isa “Alaihi Salam – salah satu Rasul terbesar dan manusia terbaik yang terlahir – adalah cara termudah dan teraman.
    Syahdan, ketika seorang perempuan tertangkap basah berzina, kaum Farisi (Yahudi klotokan) meminta fatwa kepada Nabi Isa AS dan berkata ”Hukum Taurat Musa memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian dengan batu,”. Mereka sebetulnya tidak tulus dalam meminta fatwa, karena sebenarnya mereka ingin ”menjebak” Nabi Isa AS atas konsistensinya menjaga akidah. Tapi Nabi Isa AS tak menjawab. Ia hanya membungkuk dan menuliskan sesuatu dengan jari-jarinya di tanah. Dan ketika ”pemimpin Yahudi itu terus-menerus bertanya,” demikian menurut Yohanes, Nabi Isa AS pun berdiri. Ia berkata, ”Barangsiapa di antara kamu yang tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Lalu Nabi Isa AS membungkuk lagi dan menulis di tanah. Suasana mendadak senyap. Tak ada yang bertindak. Tak seorang pun siap melemparkan batu, memulai rajam itu. Bahkan ”satu demi satu orang-orang itu pergi, didahului oleh yang tertua.” Akhirnya di sana tinggal Nabi Isa AS dan perempuan yang dituduh pezina itu, dan berkata: ”Aku pun tak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”
    Tak ada rajam. Tak ada hukuman. Kejadian itu kemudian jadi tauladan: menghukum habis-habisan seorang pendosa tak akan mengubah apa-apa; sebaliknya empati, uluran hati, dan pengampunan adalah laku yang transformatif. Nabi Isa AS tidak menampik ketentuan Taurat. Ia tak meniadakan sanksi rajam itu. Tapi secara radikal ia ubah hukum jadi sebuah laku introspeksi yang membuat para calon eksekutor melihat diri masing-masing dan tiba-tiba menjumpai dirinya tak sepenuhnya cocok dengan hukum Allah.
    Ini contoh Allah SWT memansukhkan hukumNya dan menggantikan dengan yang lebih baik. Cilakanya…kini banyak fanatikus Muslim melakukan atau minimal mengkampanyekan dan memimpikan penerapan hukum “rajam” yang menurut mereka bagian dari syari’at Islam. Lha kok jadi fanatik ngikutin kaum Yahudi.. yang katanya mereka benci ….

    • Judhianto berkata:

      @Sulaeman Suparman: alasan keengganan Nabi Isa melakukan rajam mungkin sama dengan Nabi Muhammad yang juga enggan melakukan hukum rajam atas pezina yang ingin dihukum rajam atas perbuatannya. Setelah didesak berkali-kali baru Nabi Muhammad mengiyakan hukuman itu.

      Pada masa kini hukum adalah kesepakatan antar manusia sendiri untuk menjaga ketertiban antara mereka. Karena bersifat kesepakatan, maka hukum yang baik adalah yang dirumuskan dengan partisipasi seluruh kelompok masyarakat tersebut.

      Hukum agama bisa diambil bila seluruh masyarakat setuju penerapannya. Bila masyarakat tidak setuju, sekuat apapun dalilnya, hukum agama harus ditolak karena yang menjalankan dan mendukung penegakan hukum itu adalah manusia itu sendiri, bukan mahluk ghaib yang datang dari langit.

    • dr Zaman Nabi di Madinah, tuduhan zina sangat berat dalam Islam, sehingga proses pembuktiannyapun akan berliku2 dan keputusannya tidak semudah spt yg di Taliban laksanakan… “ketahuan zina” lang sung rajam…
      dari saksi yang harus 3 orang juga menajdi sulit, karena siapa yang mau berzina atw selingkuh sampe berhubungan intim didepan banyak orang? yang lucu memang banyak para fundamentalis–trutama para wahabiyan yg melakukan “syariat Islam” dengan mudahnya.. rajam, cambuk, bahkan ngajak orang bener aja pake pentungan… hehhh…

  2. bayu berkata:

    Setelah mampir di blog anda, sy sedikit menyimpulkan. Apa tujuan manusia diciptakan ‘menurut analisa beberapa orang adalah menjaga kelestarian genom’ . Kalo menurut Al-Quran ‘untuk berobadah kapada ALLAH SWT’. Kenapa hukuman zina mendapat siksa yang pedih, karena dengan zina (apalagi dengan yg sudah menikah), maka runtutan/alur genom akan menjadi kacau (sekedar analisis)

    • Judhianto berkata:

      @Bayu: terima kasih dengan kesimpulannya.

      Dalam masyarakat tradisional, garis keturunan bisa menjadi masalah hidup-mati.
      Bisa jadi mungkin krn terbatasnya sumber daya alam di gurun. Mereka hanya mau berbagi hanya untuk anggota kelompok mereka sendiri atau keturunannya.
      Dalam situasi tersebut garis keturunan jadi penting sekali.
      Zina mengaburkan kepastian garis keturunan, sehingga sangat dilarang.

      Kalau anda punya teman keturunan Arab, umumnya mereka bisa tunjukkan garis keturunan mereka, bila perlu sampai ke jaman nabi.

  3. Herman Suryanto berkata:

    Assalamu’alaikum mas Jhudianto, saya berikan apresiasi terhadap blog nonton dunia dengan moto iman yang kuat berani menghadapi pertanyaan. Saya mau usul :
    1. masalah forum diskusi di blog ini dari berbagai materi saya pribadi sangat setuju, cuma mungkin perlu dibatasi untuk klasifikasi tingkat pendidikan tertentu yang bisa masuk, saya kuatir kalau dibaca dengan sepintas, bukannya hasil kualitas pikir jadi bagus, iman jadi kuat, malah jadi skeptis, lebih parah kehilangan kendali akhirnya atheis. Contoh : Islam secara prinsip menolak perbudakan, tapi ayatnya masih ada, Nabi justru menjadikan Maria sebagai budak.Kalau dipahami sepintas, “pembaca terbatas” tersebut jadi stres. Padahal saya yakin 100 % Mas Jhudi “Sang Rajawali Pencari Pencerahan”, tidak ingin seperti itu. Betul kan?
    2. Dalam prakteknya usul saya itu jelas tidak mudah membatasinya, dunia maya bebas dijelajahi siapa saja, kapan saja, dimana saja. Solusinya setiap materi sudah selesai di sampaikan, habis pengkajian diskusi diupayakan ada kesimpulan sehingga sang pembaca “terbatas” tersebut bisa memahami teks kajian, insya Allah imannya makin mantap. Sehingga dunia ini akan banyak penganut agama yang fanatik tapi berkualitas cara beribadah, cara berfikir, santun bertutur kata, dan menjadi “rahmat” di lingkungannya. Amiin Yaa Robbal ‘alamiin.
    3. Jangan lupa sering – sering pula tandang ke http://hermansuryantoadaapahariini.wordpress.com

    • Judhianto berkata:

      @Herman Suryanto: terima kasih atas usulnya.

      Saya yakin yang berkunjung ke sini adalah orang-orang yang tertarik mendalami agama lebih jauh. Di internet banyak sekali site yang menonjolkan agama sebagai kumpulan dogma-dogma yang tak boleh dibantah dan mengharamkan perbedaan pemahaman. Tanpa diimbangi argumen-argumen rasional, orang dapat dengan mudah menjadi bersikap keras, intoleran terhadap yang lain, dan ini sudah mulai terjadi dengan munculnya ormas-ormas yang memaksakan kehendaknya pada kelompok yang lain.

      Saya berharap situs ini berfungsi sebagai penyeimbang. Tidak semua orang akan setuju dengan pandangan saya, tapi saya berharap bisa membuka pandangan bahwa agama itu penuh nuansa, tidak hanya hitam-putih saja.

      • mbahjenggot berkata:

        ah ente terlalu semangat nih nentang dalil …. yaaaa…. terusin aja nafsu ente boss … saya lihat semua jawaban nggak bakal ente anggap terbaik kok bosss … tp jawaban ente sendirilah yg terbaik … salutlah atas otak ente …

        • Judhianto berkata:

          @MbahJenggot: menentang dalil? yang mana ya? mohon lebih jelas..
          Terima kasih lagi untuk memuji otak saya. Jadi nggak enak nih..

          Jenggot anda bagus… #MasakGakMujiBalik

  4. G Susanto berkata:

    di awal tahun 2016 ini isu mengenai LGBT begitu ramainya, sampai2 mantan menteri Tifatul pun bertwiter dalam renungan jumatnya,bila kamu mengetahui perilaku homosex, bunuhlah.Bahkan KPI mengeluarkan SE melarang pria yg bergaya feminn tampil di TV. Bahkan MUI juga pernah mengeluarkan fatwa hukuman mati buat homosex.

    Sampai sebegitu beratkah kesalahan orang homosex, sehingga harus mendapat hukuman seberat itu. Padahal banyak kesalahan2 lain yg justru berdampak langsung yg merugikan rakyat tidak mendapat respond senegattif itu, seperti korupsi, pelaku kekerasan dan lain lain. Sedangkan homosex adalah perilku privat, tapi diurusin sampai sebegitunya.

    Yang saya tahu dari teman2 homosex, bahwa mereka menjadi homosex itu memang sudah dari sononya. Saat masih anak2 sudah sering diolok olok banci, padahal saat itu usia anak anak masih belum mengeri apa itu sex, jadi ya cuek aja dan baru merasa tertekan setelah masa puber. Tapi para hetero yg sok agamis, sok tahu kalau homosex itu karena tertular semacam penyakit, sehingga harus disembuhkan.

    Para ilmuwan dan ahli agama juga saling bantah membantah antara alamiah atau bukan. Buat saya yg aneh itu larangan KPI, yg malah didukung dan dipuji banyak kalangan termasuk para pejabat ( utk dompleng menarik simpati rakyat biar kepilih lagi barangkali). Pria kemayu itu khan fakta yg ada dimasyarakat dari jaman dulu hingga kini khan ada, kenapa TV tidak boleh menamplkannya. Katanya karena takut anak anak akan tertular. Justru kalau dilarang tampil itu justru membodohi anak anak, karena anak anak diajari mengingkari realitas, seharusnya biarkan aja boleh tampil, orang tua cukup mendampingi ( kode BO), bahwa kalau ada pria kemayu itu tidak boleh diolok olok dan tetap harus dihormati misalnya spt itu.

    Kalau pria kemayu atau ngondek gak boleh tampil di TV, gimana dengan dokter ngondek yg sering jadi narasumber sejumlah TV, apa gak boleh tampil di TV gara gara ngondeknya. Sampai dunia ini kiamat pun dokter ngondek itu kalau bicara yg tetap ngondek, memang sudah dari sononya. Bagaimana dengan ustad ngondek, guru ngondek, apakah akan dilarang juga.. Apakah pria ngondek harus kehilangan pekerjaannya, karena khawatir anak didiknya tertular ngondek. Saya ini pikir ini lebay over acting. aku ora iso mbayangno nek presiden mendatang ngondek gara gara punya guru yg dulu ngondek. Sing bener ae.

    Bagaimana dengan pria yg rambutnya panjang, khan rambut panjang identik dengan wanita seperti Aris merdeka sirait apa gak boleh terlibat dalam pembelaan anak, sujiwo tejo apa gak boleh tampil di TV. termasuk pembawa cara TV pria yg juga dibedaki sebelum on air.

    Bagaimana dengan tontonan yg mengandung kekerasan kok gak dilarang seperti tinju, film film action, apa gak bikin anak anak tertular melakukan kekerasan. Kenapa hanya karena pria tampil kewanitaan aja kok dilarang. KPI gak fair dong.

    Bagaimana mas Judhianto, kok agama sekarang mulai dipakai para pejabat untuk tidak toleran. terhadap perbedaan. Orang yg sok agamis seolah sudah seperti Tuhan, yg gampang sekali menyatakan bunuh, ngeri aku. Masih dinegara Pancasila aja seperti ini, bagaimana kalau sudah jadi negara khilafah, pasti hukum bunuh akan mudah ditemukan dimana mana dan yg paling jadi sasaran apes adalah homosex karena dianggap sebagai musuh agama yg harus dimusnahkan.

    Buat teman teman yg homosex, aku mau tanya , apakah kalian minta dilahirkan sebagai homosex. Gak mau khan, tapi kalau sudah terlanjur terpilih sebagai homosex, njur kepriye maneh. Kalian harus sabar, karena kalian dipandang sebagai musuh agama nomor wahid, lebih dari sekedar korupsi atau pembunuh.Karena itu hukumannya paling berat.

Perkaya tulisan ini dengan pendapat Anda

error: Hargai hak cipta penulis !!
%d blogger menyukai ini: