Pesan Moral Aneh Kisah Nabi Luth

Kisah Nabi Luth pasti dikenal oleh penganut agama rumpun Ibrahim, yaitu Islam, Kristen dan Yahudi. Kisah ini ada dalam Qur’an dan Kitab Perjanjian Lama.
Apa pesan moral kisah tersebut?
Penganut Islam dan Kristen dapat dengan cepat menyebutkannya: hubungan seks sesama jenis adalah dosa yang sangat dibenci Allah. Untuk perbuatan tersebut Allah telah mengirim azab yang memusnahkan kaum Luth.
Tetapi adakah pesan moral lain yang bisa diambil dari cerita di kedua kitab suci tersebut?
Ada. Dan ini sungguh mengejutkan karena pesan tersebut adalah hal yang tidak bisa diterima oleh norma-norma yang wajar dimasa kini.
Pesan Moral Aneh
Untuk Kitab Perjanjian Lama, saya akan mengutip Kitab Genesis sebagai berikut:
Gen 19:1 Sesudah bertamu pada Abraham, kedua malaikat itu pergi ke Sodom dan tiba di sana pada waktu malam. Lot sedang duduk di pintu gerbang kota, dan setelah melihat mereka, ia bangkit untuk menyambut mereka. Lalu sujudlah ia di hadapan mereka,
Gen 19:2 dan berkata, "Tuan-tuan, silakan singgah di rumah saya. Tuan-tuan dapat membasuh kaki dan bermalam di rumah saya. Besok kalau mau, Tuan-tuan dapat bangun pagi-pagi dan meneruskan perjalanan." Tetapi mereka menjawab, "Terima kasih, biar kami bermalam di sini saja, di lapangan kota."
Gen 19:3 Lot memohon dengan sangat, dan akhirnya mereka masuk bersama dia ke dalam rumahnya. Lot menyediakan hidangan lezat dan memanggang roti secukupnya, lalu makanlah mereka.
Gen 19:4 Tetapi sebelum tamu-tamu itu pergi tidur, orang-orang Sodom mengepung rumah itu. Semua orang laki-laki di kota itu, baik yang tua maupun yang muda, ada di situ.
Gen 19:5 Mereka berseru kepada Lot, dan bertanya, "Di mana orang-orang yang datang bermalam di rumahmu? Serahkan mereka, supaya kami dapat bercampur dengan mereka!"
Gen 19:6 Lot keluar dari rumahnya, dan sesudah menutup pintu,
Gen 19:7 ia berkata kepada orang-orang Sodom itu, "Saudara-saudara, saya minta dengan sangat, janganlah melakukan hal yang sejahat itu!
Gen 19:8 Coba dengar, saya punya dua anak perawan. Biar saya serahkan mereka kepada kalian dan kalian boleh melakukan apa saja dengan mereka. Tetapi jangan apa-apakan tamu-tamu saya ini; sebab saya wajib melindungi mereka."
Gen 19:9 Tetapi kata orang-orang Sodom itu kepada Lot, "Pergi! Engkau orang asing mau mengatur kami? Ayo, pergi! Kalau tidak, engkau akan kami hajar lebih berat daripada kedua orang itu." Lalu mereka mendorong Lot dan menyerbu hendak mendobrak pintu.
Gen 19:10 Tetapi kedua tamu itu mengulurkan tangan mereka dan menarik Lot masuk ke dalam rumah, lalu menutup pintu.
Gen 19:11 Mereka membutakan semua orang yang ada di luar rumah itu, sehingga orang-orang itu tidak dapat menemukan pintu itu lagi.
Untuk Qur’an ada di Al-Hijr
Maka tatkala para utusan itu datang kepada kaum Luth, beserta pengikut pengikutnya, (61)
ia berkata: "Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang tidak dikenal". (62)
Para utusan menjawab: "Sebenarnya kami ini datang kepadamu dengan membawa azab yang selalu mereka dustakan. (63)
Dan kami datang kepadamu membawa kebenaran dan sesungguhnya kami betul-betul orang-orang benar. (64)
Maka pergilah kamu di akhir malam dengan membawa keluargamu, dan ikutlah mereka dari belakang dan janganlah seorangpun di antara kamu menoleh kebelakang dan teruskanlah perjalanan ke tempat yang di perintahkan kepadamu". (65)
Dan telah Kami wahyukan kepadanya (Luth) perkara itu, yaitu bahwa mereka akan ditumpas habis di waktu subuh. (66)
Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira (karena) kedatangan tamu-tamu itu.(67)
Luth berkata: "Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu memberi malu (kepadaku), (68)
dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina". (69)
Mereka berkata: "Dan bukankah kami telah melarangmu dari (melindungi) manusia?" (70)
Luth berkata: "Inilah puteri-puteriku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal)". (71)
Apa yang aneh?
Dalam kedua versi tersebut, penduduk kota (laki-laki) datang untuk meminta tamu Luth (dua malaikat yang gagah) agar diserahkan untuk melayani nafsu bejat mereka. Dalam pengaruh nafsu, mereka menantang Luth untuk menyerahkannya.
Apa reaksi Luth untuk melindungi tamunya?
Inilah pesan yang sangat tidak bisa dimengerti: Luth menawarkan dua anak gadisnya yang perawan sebagai pengganti dua orang malaikat tamunya.
Astaga! ayah macam apa Luth ini. Ia rela menyerahkan dua orang anak gadisnya kepada gerombolan beringas, demi dua orang tamu yang baru dikenalnya (walaupun itu malaikat).
Dalam kisah ini tercermin bahwa orang tua berhak menentukan nasib anak gadisnya, berhak bahkan untuk mengumpankannya ke mulut gerombolan yang dirasuki nafsu liar.
Apakah pesan kedua ini dapat diterima oleh kaidah moral sekarang? Saya rasa tidak. Tanpa ukuran agama apapun, tindakan Luth untuk menyerahkan anak gadisnya tidak dapat diterima.
Ada lagi yang aneh? Ada bahkan ini jauh lebih absurd.
Keanehan Lebih Lanjut Kisah Luth
Keanehan kisah Luth tidak berhenti disini saja. Kisah berikutnya menimbulkan pertanyaan lebih jauh. Untungnya kisah ini hanya ada di Perjanjian Lama, dalam Qur’an kisah ini tidak dicantumkan. Beruntunglah umat Islam, karena tidak perlu kerepotan untuk menjawabnya.
Dalam Perjanjian Lama, kisah Lot terus berlanjut dengan absurd. Lihat cuplikan Kitab Genesis berikutnya:
Gen 19:17 Sesudah itu seorang dari malaikat itu berkata, "Larilah, selamatkan nyawamu! Jangan menoleh ke belakang dan jangan berhenti di lembah. Larilah ke pegunungan, supaya kalian jangan mati!"
…
Gen 19:23 Matahari sedang terbit ketika Lot sampai di Zoar.
Gen 19:24 Tiba-tiba TUHAN menurunkan hujan belerang yang berapi atas Sodom dan Gomora.
Gen 19:25 Kedua kota itu dihancurkan, juga seluruh lembah dan semua tumbuh-tumbuhan serta semua penduduk di situ.
Gen 19:26 Tetapi istri Lot menoleh ke belakang, lalu dia berubah menjadi tiang garam.
…
Gen 19:30 Karena Lot takut menetap di Zoar, maka pergilah ia ke pegunungan bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan, lalu tinggal di dalam sebuah gua.
Gen 19:31 Anak perempuan yang sulung berkata kepada adiknya, "Ayah sudah tua, dan di seluruh negeri ini tak ada orang laki-laki yang dapat mengawini kita supaya kita mendapat anak.
Gen 19:32 Mari, kita buat ayah mabuk, lalu kita tidur dengan dia supaya kita mendapat anak."
Gen 19:33 Pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu anak yang sulung tidur dengan ayahnya; tetapi ayahnya begitu mabuk sehingga tidak tahu apa yang terjadi.
Gen 19:34 Keesokan harinya, anak yang sulung berkata kepada adiknya, "Tadi malam saya sudah tidur dengan ayah! Nanti malam kita buat dia mabuk lagi. Lalu tidurlah kau dengan dia. Nanti kita masing-masing mendapat anak."
Gen 19:35 Demikianlah pada malam itu mereka membuat Lot mabuk, dan anaknya yang kedua tidur dengan dia. Dan Lot terlalu mabuk lagi sehingga tidak tahu apa yang terjadi.
Gen 19:36 Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu karena ayah mereka sendiri.
Gen 19:37 Anak yang sulung melahirkan anak laki-laki yang dinamakannya Moab. Dia menjadi leluhur orang Moab yang sekarang.
Gen 19:38 Anak yang kedua melahirkan anak laki-laki juga yang dinamakannya Ben-Ami. Dia menjadi leluhur bangsa Amon yang sekarang.
Perhatikan apa yang terjadi. Kedua anak Lot membuat ayah mereka (Lot) mabuk dan menggauli mereka agar mereka mendapat keturunan. Dan itu berhasil.
Astaga! keluarga macam apakah Lot ini?
Apakah pantas mereka disebut keluarga yang suci, hingga kisahnya diabadikan di kitab suci yang menjadi panutan umat Islam, Kristen dan Yahudi? Selain penolakannya terhadap perilaku seks yang tidak wajar, adakah yang patut dicontoh dari keluarga Luth ini?
Inilah salah satu kisah dalam kitab suci yang mendapat sorotan keras dari kelompok-kelompok kritikus agama.
Kisah ini memang absurd.
Mungkin anda mempunyai jawabannya?
~Luth berkata: “Inilah puteri-puteriku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal)”. (71)~
≧Inilah pesan yang sangat tidak bisa dimengerti: Luth menawarkan dua anak gadisnya yang perawan sebagai pengganti dua orang malaikat tamunya.
Astaga! ayah macam apa Luth ini. Ia rela menyerahkan dua orang anak gadisnya kepada gerombolan beringas, demi dua orang tamu yang baru dikenalnya (walaupun itu malaikat).≦
Sepertinya agan salah menafsirkan / menangkap maksud dari terjemahan surat Al-Hijr ayat 71.
Maksud dari ayat tersebut adalah Nabi Luth menyuruh mereka untuk menikahi anaknya, agar hasrat seksual mereka tersalurkan dengan cara yang halal. Kenapa Nabi Luth sampai menyuruh mereka untuk menikahi anaknya? Supaya umat Nabi Luth bisa terlepas dari perbuatan dosa (dalam hal ini adalah homoseks atau bahasa gaul saat ini LGBT), yaitu agar pria menikahi perempuan, dan perempuan menikah dengan pria.
Ada baiknya sebelum mengutip sesuatu dari Al-Qur’an, agan membaca2 tafsirannya terlebih dahulu, atau mengikuti pengajian, atau bertanya kepada Ustadz / Kyai yang jelas memiliki pemahaman agama yang lebih tinggi dari kita.
@Lucid Dream: anda tidak membaca komentar-komentar sebelumnya, sehingga menjadi yang kesekian kalinya mengulang komentar yang sama.
Silakan baca di sini –> https://www.nontondunia.net/2011/05/19/pesan-moral-aneh-kisah-nabi-luth/comment-page-1/#comment-421
Mas Judhi , lagi marak maraknya pro dan kontra LGBT , pesan moral apa yang sedang disampaikan oleh mereka yang pro dan kontra tersebut …cukup riuh…??
Tulisan mas Judhi menelaah tentang ini kita tunggu…mari kita tonton dunia yang riuh ini.
KH. A HASYIM MUZADI di REPUBLIKA Ahad tgl 28 Feb 2016 hari ini juga menulis di Refleksi halaman 1 : Tuhan tidak Suka Kaum ‘Luthy’….shg mereka dihancur leburkan oleh TUHAN yg marah, tmsk istri Nabi Luth……konon mrk tmsk kaum penyembah berhala, penyamun, homoseks.
Ayo mas Judhi nulis ! Mumpung lagi ngetrend….ada Bang IPUL juga sang idola yg sangat religious saat ini lagi kesrempet musibah….semoga tuduhan polisi salah……
@Mandra Wage: waduh belum ada ide yg orisinil tentang LGBT. Tulisan lama yang nyinggung LGBT cuma ini –> Jenis Kelamin Ketiga
Zaman semoderen gini masih percaya sama ustad, kyai, pemahaman yang tinggi tentang agama tentang lut itu yang seperti apa Lucid Dream.
Baru liat. mohon ijin nimbrung
Mungkin ini maksud surah al Hijr ayat 71.
Untuk menahan seseorang melakukan dosa harus dilakukan dengan memperkenalkan masyarakat akan cara-cara yang benar dan halal. Dengan mengetahui itu mereka akan menahan dirinya dari berbuat dosa. Karena Islam tidak memerintahkan untuk melenyapkan naluri manusia tapi mengajarkan manusia agar memanfaatkannya dengan benar.
Jadi Nabi Luth (AS) tidak benar benar ingin menyerahkan putrinya… tapi sedang memberikan pemahaman yang benar tentang hal tersebut.
Surah Huud 78
Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji. Luth berkata: “Hai kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?”
Wallahu A’lam Bishawab
Kita adalah saudara…isi kepala kita tidak pernah ada yang sama. Tidak ada pilihan dalam hidup, pemahaman yang diungkapkan dalam tulisan ini hanya akan melebarkan jurang pemisah antara kita yang berbeda paham. Untuk apa kita hidup? Ini juga akan menghadirkan pemahaman yang bervariasi. Tapi coba kita bayangkan dengan anak2 kita sendiri, dengan bermacam2 sifatnya, kepandaianya dan berbagai macam kelebihan dan kekurangannya, tapi ada satu orang yang berbeda, dia selalu dekat dgn kita sebagai orang tua, setiap ada masalah yg dia hadapi selalu dia konsultasikan dan diputuskan berdasarkan kemufakatan. Ketika jauhpun selalu dia berkomunikasi. Halo pa ..ma…gmn kabarnya? Pp mm….sedang dmn skrg….aku dirumah sepi……sementara saudara2 yg lainnya sibuk dengan tugasnya masing2. Ada juga yang ingat tapi yang dia tanya, buat makan siang sekarang gmn ma..mama kok lama pulangnya….dan bermacam2 lah yang isinya hanya urusan perut. Yah maklum anak2…….nah sebagai orang tua bgmna penilaian kita terhadap anak2 kita ini? Tentu ada yang bedakan? Dengan yang selalu ingat, yang ingat tapi hanya waktu butuh duitnya aja, ada yang gak ingat sama sekali….dia bukan anak yang bodoh, pintar, genius, bahkan sudah kaya, tapi dia biasa2 aja. Papa mama mau pake suster apa tinggal di panti jompo? Bukankah ini juga suatu perbuatan baik kpd kedua orang tua kita? Dengan segala kebaikan kita kpd orang tua , bagaimana perasaan kita sebagai orang tua…juga akan berbeda2 sesuai sifat dankarakter kita mading2. Tapi coba bayangkan dgn anak kita yang selalu ingat terus akan kita….halo pa..ma…pp..mm lgi apa….pp..mm kpn pulang….pp..mm hati2 ya…dirumh sepi…….padahal dirmh banyak2 saudara2nya yg asik dg kesibukannya masing2. Yang mana bekal dan ilmu sudah orang tua kita berikan dg bersekolah dg berbagai fasilitas2 sesusai kemampuan kita. Seperti itulah perumpamaan hidup, dgn rezqi dan ilmu yang ada pada diri kita, carilah dgn hatimu, lihat dgn mata hatimu, dengar dgn telinga hati mu…..bukan dg apa yang nampak….waAllahu a’lam bishawab.
@Iwan: jadi yang anda sarankan melalui komentar anda ini apa? berhenti berdebat agar tidak tercipta jurang akibat perbedaan pendapat?
Sepertinya kita sudah berpengalaman sekali dengan menghindari perdebatan demi menjaga harmoni. Hasilnya? selama bertahun-tahun kita jadi menganggap wajar ditindas para pemegang kuasa karena segan menegurnya dan ditipu dan diperalat pemuka agama demi harmoni.
Bagi saya apapun yang tak bias dikritik itu hanya cocok untuk yang sudah mati saja, atau paling tidak buat yang hidup tapi bermental sapi, yang rela digiring kesana-kemari.
Mas Yudhi..bagaimana seandainya pemahaman anda dilaksanakan oleh nabi Luth dan semua umat manusia turut pada nabi Luth dengan pemahaman anda… mungkin kita tak akan terlahir. Selesai sudah….
Bagaimana jika hal ini terjadi dengan anak2 kita yang lebih menyukai sesama jenisnya? Siapa yang akan meneruskan keturunan Kita?. Selesai sudah….
Kekuatiran beliau amat beralasan, pengorbanan beliau lebih mulia dari pada mempertahankan gengsi dan harga diri. Baik dan benar bukanlah ukuran menurut apa yang kita pahami dan menyalahkan yang lain. Tapi kerjakan dan amalkan apa yang baik dan benar menurut kita dengan Ikhlas sekalipun dengan pengorbanan. Janganlah menghakimi apalagi memvonis orang lain dari kacamata kita, apalagi kitab suci, nabi, malaikat, syetan dan yahhhh..Tuhan. Kebaikan dan kebenaran yang anda pahami bukan untuk orang lain, tapi untuk dikerjakan/diamalkan oleh diri kita sendiri. Jadilah sapi2 yang baik, jangan memakan tanaman orang lain apalagi merusak kebunnya. Turuti apa kata gembala. Pancarkan sinar kebaikan dan kebenaran itu dengan mengamalkanya, berilah contoh bukan cemooh…apalagi ini ayat2 dari kitab suci. Kritik dari keragu-raguan anda hanya akan memperkeruh bahkan menjerumuskan orang lain dari sisi keimanannya.
Wassalam..
@Herawaniwan: ah anda berlebihan… kalau nakut-nakuti saya juga bisa.
Bagaimana kalau kita semua ngikuti Nabi Luth, mungkin kalau suatu saat kita dirampok, orang tua dengan santai bilang: ini ambil saja anakku asal jangan rampok saya, atau bagaimana kalau kamu menikah dengan anakku, asal jangan ngrampok lagi. Atau niru Nabi Luth ngawini anaknya sendiri agar punya keturunan.
Bisa kan, saya nakut-nakuti? tapi kenyataannya bagaimana? kan kita semua gak sudi niru nabi Luth yang nyerahkan anaknya untuk orang jahat? kita kan gak mau incest dengan anak kandung kita? (tentunya ada perkecualian yang melakukannya meniru Nabi Luth — dan kita sebut mereka psikopat)
Saya setuju dengan pendapat anda ini:
Jadi saya tak ingin mendikte orang lain tentang apa yang harus mereka kerjakan, tapi tentu saya juga tak mau didikte orang lain tentang apa yang harus saya kerjakan. Untuk itu saya gak sudi menjadi sapi atau domba yang diarahkan penggembala 🙂
Ok Mas @Yudhi…inilah kekuatiran malaikat ketika Tuhan menciptakan manusia, dan apa jawab Tuhan? Apa yang malaikat lihat akan terjadi pertumpahan darah? Ketidak sudian anda adalah dasar dari itu. Akankah tercipta kedamaian? dan ini tertuang pada rukun Islam yang ke 6. Bagaimana Nabi Muhamad meresponnya? Tertuang pada rukun Islam yang ke 4 (zakat). Bagaimana kita menjalankan rukun Islam yang ke 4 ( zakat )? Kita melakukan layaknya kita membayar pajak atau membayar tagihan. Biarlah Tuhan yang membalas. Terciptakah rasa kasih sayang antara sesama disana ? Nabi Luth yang anda sebut psikopat telah menjalankan keYakinannya yang kuat dengan benar pada saat itu. KeYakinan itu juga terjadi pada nabi Ibrahim ketika harus menyembelih anak yang disayanginya. Lantas kita sebut apa nabi Ibrahim di zaman kita sekarang ? Kita sebut apa nabi Musa yang harus melawan orang yang telah merawatnya sejak bayi ? Kita sebut apa nabi Isa yang rela disalib? Kita sebut apa nabi Muhammad saw. yang harus berperang ? KEYAKINAN kuatlah yang mereka amalkan dengan segala PENGORBANANNYA.
Saat ini sudah tidak ada lagi penggembala. Kalaupun ada orang yang anda anggap penggembala, mereka sedang menjalankan keYAKINANnya dengan mengamalkan apa yang mereka anggap baik dan benar. Mendikte hanya melihat dari sisi buruknya saja menurut ukuran/pemahaman kita. ( Mengapa aku yang diciptakan dari api harus bersujud pada yang diciptakan dari tanah ? ) Ya dia hanya melihat dari sisi buruknya saja.
Hayati Tuhan pada diri kita sebagai bapak pada anak2 kita, dan Tuhan pada ciptaannya pada diri kita sebagai manusia. Pengasih dan Penyayang.
Awas kalo kamu nakal nanti papa kurung dikamar mandi? atau apalah bentuk2 dari pada hukuman. Adilkah jika hukuman itu diberikan pada anak kita yang baik dan selalu taat pada perintah orang tuanya ? Apa yang akan kita berikan lebih pada anak kita yang ini ?
Seperti itulah surga dan neraka…….Akankah kita tega menghukum anak kita berlama2 di kamar mandi ???? Apakah anak kita yang baik ini juga tega melihat saudaranya dihukum berlama2 dikamar mandi ???? Berjalanlah seperti anak kita yang satu ini….umati..umati…umati…..itulah kata2 terakhir Nabi Muhammad ketika ajal menjemput.
Wasallam.
[email protected]….ayat2 tentang nabi Luth inilah yang saya kira digunakan oleh LGBT, anda setuju ??? Kekuatiran nabi Luth amat mendasar jika kita membaca ayat al-Hijr (66-71), bahwa penduduk dinegri itu sudah amat LGBT. Dan dijelaskan juga pada kitab yang lain Gen 19:31. Nabi Luth lebih memikirkan kelangsungan hidup kaumnya pada waktu itu, masih peduli kepada orang2 disekitarnya supaya jangan melakukan hal itu juga pada tamu2nya yang mengabarkan bahwa mereka akan dimusnahkan malam nanti , umati…umati..umati…….( papa maafin si mas yaa.. jangan dikurung terus dikamar mandi yaa…). Dia masih memikirkan saudaranya, saudaranya dan saudaranya…..pahamilah dari sisi yang tersirat bukan dari apa yang tersurat. YAKINlah dengan rukun Iman yang ke 6 dengan menjalankan rukun Islam yang ke 4 (berzakat) dengan penuh rasa kasih dan sayang seperti Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang. Orang lain memperingatinya dengan VALENTINE, kita merayakannya dengan berZakat. Pancarkan sinar Kasih dan Sayang kita pada sesama. Umati…Umati…Umati…wasallam.
@Herawaniwan: kisah Luth ini bukan kisah hitam-putih. Ada masyarakat Luth yang homoseksual dan memaksakan kekerasan di sisi lainnya ada keluarga disfungsional Luth yang menghalalkan segala cara untuk melindungi tamunya (dengan mengorbankan anaknya sendiri) dan menghalalkan cara untuk memperoleh keturunan (dengan memperdaya ayahnya sendiri agar menghamili anaknya).
Kalau anda menganggap secara hitam-putih, ya menyedihkan. Anda takut LGBT tapi gak takut (atau memuja) kesewenang-wenangan dalam keluarga yang dicontohkan Luth pada anaknya.
Kisah Luth adalah contoh kisah pilihan Tuhan untuk mengajari umatnya, sayangnya itu kisah absurd yang tak layak ditiru. Rasanya lebih banyak sutradara film yang punya selera bercerita lebih baik dari Tuhan.
Melihat selera bercerita Tuhan dan kekacauan yang disebabkan agama di Timur Tengah, mungkin cocok juga saya ikut berujar: umati … umati …
@Herawaniwan: malaikat kuatir kalau terjadi pertumpahan darah? gak salah dia, memang itu yang terjadi sepanjang peradaban manusia. Tapi yang salah adalah penyumbang terbesar pertumpahan darah itu justru karena agama, karena perdulinya manusia pada perintah-perintah suci langit.
Anda bisa buka sejarah. Ada ratusan tahun permusuhan dan perang antar agama Islam dan Kristen, dan juga antara agama-agama lain. Di antara pemeluk Kristen sendiri juga ada perang 30 tahun Eropa antara Katolik dan Protestan yang mendorong sekularisme di Eropa. Di antara umat Islam sendiri ada Syiah versus Sunni yang gak henti-hentinya bertikai ratusan tahun. Di masa sekarang ini kita juga melihat kegilaan ISIS, Al-Qaeda, Boko Haram, abu sayaf. Di Indonesia kita juga bisa melihat FPI, FUI dan preman-preman agama menebar kekerasan. Belum lagi gelombang hoax dan fitnah era pemilu dari kelompok-2 yang mengaku menegakkan agama.
Di sisi lain kita juga melihat justru banyak negara-negara sekuler, agnostik dan bahkan ateis menjadi makmur dan rakyatnya damai sejahtera.
Jika yang dikuatirkan malaikat salah arah dan tingkah yang disebut nabi ternyata bukan teladan bagi orang modern, apa fungsinya nurut sesuatu yang tak bermanfaat dicontoh?
Takut neraka ingin surga? ah itu mainan anak kecil atau cocok hidung buat para bomber bunuh diri gengnya ISIS. Bukan untuk manusia yang menggunakan nalarnya 🙂
ketika Nabi Luth berkata “ini putriku, untuk kalian” kepada kaumnya, menurut saya barangkali itu adalah ungkapan seorang yang sudah sangat putus asa, tidak tau lagi bagaimana harus meyakinkan dan memberi tahu, pada detik2, menit2, jam2 dimana beliau tau umatnya akan dibinasakan (di samping beliau sudah paham betul umatnya tidak akan tertarik dengan tawarannya). Btw mas, kenapa kita tidak boleh menafsirkan, kenapa harus terpaku pada yang tekstual, anda bersikukuh untuk melihat makna tekstual, padahal tekstual itu juga hasil penerjemahan manusia terhadap bahasa, dimana dari proses penerjemahan itu, hasil terjemahannya bisa juga memiliki makna yang bias dengan makna dari bahasa aslinya, artinya ia tidak terbebas dari yang namanya tafsir.
@Mayyaluv: semua peristiwa akan sampai ke otak kita sebagai tafsir.
Kisah Luth ada di Alkitab dan Qur’an, ada tafsir standard dari para ulama maupun pendeta. Saya menafsirkan sendiri sedekat mungkin dengan teks yang ada, bagi saya setiap orang berhak menafsirkan teks itu.
Jika saya bersikukuh mempertahankan tafsir saya, itu karena tiap orang berhak punya tafsir sendiri. Anda bersikukuh dengan tafsir anda sendiri? ya tak apa. Tiap orang merdeka kok 🙂
orang awam hanya melihat sebuah pohon
orang alim melihat keseluruhan hutan
orang bebal hanya melihat teks
orang arif melihat konteks
Jika Anda melihat konteks, sudah jelas bahwa Nabi Luth mengajak kaumnya untuk bertakwa kepada Allah dan nasehat agar tidak membuat dirinya terhina (Q.S. Al Hijr: 69). Tentu saja selama akal Anda masih sehat, ayat berikutnya (Q.S. Al-Hijr: 71) harus konsisten dengan ayat sebelumnya. Oleh karena itu, menurut konteksnya, Nabi Luth menawarkan putri-putrinya (Q.S. Al-Hijr: 71) dalam kerangka takwa kepada Allah (Q.S. Al Hijr: 69). Beliau bahkan menasehati kaumnya agar tidak membuat dirinya terhina. Oleh karena itu, tafsiran Anda bahwa Nabi Luth “menyodorkan” anak gadisnya ke “gerombolan jahat” begitu saja menjadi tertolak karena tidak konsisten dengan ayat sebelumnya. Bagaimana mungkin seorang nabi yang menasehati kaumnya untuk tidak membuat dirinya terhina malah menghinakan dirinya sendiri dengan “menyodorkan” anak gadisnya ke “gerombolan jahat” begitu saja?! Jelas tafsiran Anda tidak bisa dijadikan sandaran karena tidak logis, tidak konsisten dan bertolak-belakang. Permasalahan ini sebenarnya sudah jelas jawabannya jika Anda mau melihat konteks keseluruhan ayat yang Anda kutip (Q.S. Al-Hijr: 61-71). Kecuali Anda orang yang bebal sehingga membuat pikiran Anda terpenjara oleh teks, atau akal Anda sudah tidak sehat sehingga membuat Anda tidak mampu berpikir logis, atau ada penyakit di hati Anda sehingga membuat Anda menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an sesuai dengan hawa nafsu Anda? Sayang sekali, satu ayat saja (Q.S. Al Hijr: 69) sudah cukup untuk memecahkan permasalahan Anda dan meruntuhkan segala pendapat Anda yang sesat pikir dan tidak mau menerima kebenaran. Anda memilih menjadi orang bebal, kami umat muslim memilih menjadi orang arif dan waras.
Semoga Anda menemukan hidayah. Amin.
“Carilah kebenaran maka kebenaran akan membebaskan Anda”
@Putra Dirgantara: yang anda maksud konteks itu apa? imajinasi kaum beriman bahwa seorang nabi itu (Luth) itu harus baik berbudi luhur? sehingga seperti kebiasaan cocokologi terkenal kaum bigot, anda memelintir fakta (teks) agar cocok dengan imajinasi anda?
Text asli >>
[Al-Hijr: 71]
قَالَ – Berkata (Luth)
هَٰؤُلَاءِ بَنَاتِي – ini putri saya
إِن كُنتُمْ فَاعِلِينَ – bila kalian mau
Terjemahan (imajinasi) >>
[Al-Hijr: 71]
Luth berkata: “Inilah puteri-puteriku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal)”
Dan seperti kebiasaan kaum yang tidak bisa berargumen dengan nalar dingin, anda tidak lupa menyebut saya dengan “akal Anda sudah tidak sehat”, “ada penyakit di hati Anda”, “Anda memilih menjadi orang bebal”. Sepertinya akhlak orang yang over religius itu adalah dengan ringannya merendahkan dan mencaci orang lain.
Apa agama itu merusak nalar dan akhlak? 🙂
Dongeng usang… moral dari dongeng ini : amoral…
Itu versi Al kitab (Bible) boss… di islam tidak begitu. Hati-hati, azab Allah gak main-main.
@SandiSeeyouandi: ini kisah Luth/Lot, saya tampilkan rujukannya dari Bible dan Qur’an. Kalau anda anggap ada yang salah, silakan tunjukkan koreksi dan rujukan anda.
sandiseeyiuandi@… haah.. azab allah.. ngeri sekali allah itu… di mana sifat pengasih dan penyayangnya…
bisa ga anda tunjukan salah satu azab allah saat ini kapan dan dimana siapa aja korbannya?? hiiiiii saya ko ga jadi merinding…
Hobinya kok ngancam mengancam . Ini zaman dah modern, bukan abad ke 7. Takdir azab dan ancaman2 neraka dah gak laku, itu hanya diperuntukan bagi orang2 yang taat dan khusuk tanpa mau berfikir dengan cerdas.
astaghfirullah,, gak bener ini artikel …
maen tafsirin al-qur’an seenak jidat …
@Dherry Ardhiiyansyach: saya sudah menulis dan berdiskusi panjang lebar menyampaikan argumen, sedangkan anda tanpa argumen apapun (kecerdasan gak sampai?) langsung menilai orang lain.
Terima kasih untuk memberi contoh tentang tafsir seenak jidat itu. 🙂
Shrsnya yg mo komen d filter, kudu sarjana yg skripsinya ori bikinan sndiri, misalnya. Shg pnulis ngak kalang kabut dlm mnjawab n ngak emosional dlm bragumentasi yg ujung2nya hny bakal mlahirkan jagoan2 spt jaka sembung (bw golok …ngak nyambung goblok…xi..xi..xi).
Saya sukua tulisan anda. Lugas disertai fakta. Bos yang bos tanyakan adalah pesan moral kan ?. Pesan moral akan sampai dengan baik hanya bila kedua sisi (positif dan negatif) disampaikan secara berimbang. Terkait Kisah Lot (vrsi Kristen bukan nabi tapi tokoh Alkitab), pesannya adalah ikutlah apa kata Tuhan kalau tidak you akan binasa. Harus ditarik pula kebelakang tentang siapa Lot ini, Lot adalah ponakan Abraham yang serakah. Tokoh tidak mesti selalu diperankan oleh “orang baik-baik kan” ?. Saya tau kecerdasan anda diatas rata-rata dan saya yakin anda paham apa yang saya maksud. Satu lagi dalam Alkitab banyak kejadian atau ayat yang sifatnya metafora (penggambaran) dan juga puisi. Apa yang tertulis tidak boleh bisa dimaknai langsung seperti itu. Makanya ada hermeneutika bos, kritik textual sebagai patokannya. Apakah paralel dengan sejarah misalnya.
@Reynold: saya kutip komentar anda:
Dalam konteks cerita Lot ini, mohon dijelaskan “Ikut Kata Tuhan” tersebut relevan untuk bagian mana kisah tersebut?
Yang menyerahkan anaknya pada gerombolan liar? atau meniru sikap malaikat (yang persepsi saya, pasti sakti mandraguna) yang diam saja dan tidak membela anak Lot yang akan dikorbankan ke gerombolan itu? atau Tuhan yang membiarkan incest Lot?
atau yang mana kata Tuhan yang harus dituruti?
Kalau bos ikuti kisahnya secara lengkap, Abraham dan Loth diberi pilihan oleh Tuhan, tanah mana yang mau didiami. Ternyata Loth dengan ketamakannya memilih tanah yang “kelihatan subur” meski dia sudah tahu perilaku pendduduk disitu tidak beres. Setelah Loth memilih maka pilihan untuk Abraham otomatis tinggal tanah yang “kelihatan tidak subur”. Disini ada pesan moralnya bos. 1) Jangan TAMAK, belum tentu yang kelihatan indah dari luar itu akan baik bagimu; 2) Percaya secara total pada Tuhan (seperti Abraham) “apa yang kelihatan tidak baik” bisa dirubah Tuhan menjadi baik.
Cara berfikir Tuhan tentu tidak sama dengan cara berfikir kita bos. Lagi-lagi Alkitab menampilkan diri apa adanya, termasuk segala dosa manusia sepanjang sejarah, tetapi itu tidak menghapus rencana indah Tuhan untuk menyelamatkan manusia. Posisi Tuhan disini adalah Sutradara, sedangkan manusia diberikan kebebasan. Contoh yang paling jelas : Mengapa Tuhan tidak menyelamatkan Yesus pada saat mau disalib ?
Kembali ke masalah Loth sebenarnya Loth tidak diproyeksikan untuk mati mengenaskan tetapi pilihannyalah yang membuat dia mati mengenaskan. Artinya dia mencoba membuat skenario sendiri diluar skenario Tuhan
Jadi pesan moralnya jelas bos. Abraham setia dan taat mengikuti alur cerita dari Sang Sutradara sedangkan Loth berikut “kejadian-kejadian aneh yang menyertainya” karena dia mau membuat alur cerita sendiri atas hidupnya. Mengapa aneh ? Karena dia sudah berda diluar kontrol Tuhan….gitu kira2 bos. Yang terpenting lagi tidak ada sensor supaya dari dalamnya manusia bisa belajar….bukan gitu bos ?
@Ahmad: anda kok lari kesana-kemari? tapi baiklah.. jadi karena Loth tidak nurut dengan Tuhan, maka dia diberi kejadian yang aneh-aneh?
Jadi dikepung gerombolan buas haus sex, malaikat pengecut, istrinya dijadikan tiang garam untuk perkara sepele, hujan belerang untuk kampung Lot, lalu dua anaknya yang membujuk incest — adalah semua kejadian aneh yang diganjarkan Tuhan?
Kok pilihan Tuhan aneh ya? Apa waras Tuhan semacam itu?
Bukan lari kesana kemari bos tapi anda tidak mencantumkan kisahnya dengan lengkap. Tentang Luth (Loth) pun pasti kita tidak sepakat apakah dia nabi atau bukan ? Kriteria nabi itu apa ?
Oke kembali ke topik :
Bukan diberi kejadian aneh tapi dia out of control. Ingat bos janji Tujan adalah membawa Abraham dan oang-orangnya ke tanah Kanaan. Loth memilih jalannya sendiri, jadi dia tidak dihukum tapi dia memilih berdasarkan skenarionya sendiri (mungkin mau kaya raya)
Gerombolan buas sex ? Iyaa betul penduduk Sodom dan Gomora saat itu memang sudah jatuh dalam dosa
Malaikat pengecut ? kembali ke pertanyataan diatas, bagaimana mau dibela sedang dia sudah memilih jalannya sendiri
Anda salah lagi, bukan kampung Lot tapi Kota Sodom dan Gomora, Loth adalah pendatang disitu. Sodom dan Gomora memang mau dihukum Tuhan bahkan seandainya pun Loth dan keluarganya tidak ada disitu.
Salah lagi bos, anaknya yang membujuk Loth, ini memang salah, itulah kenyataan yang ditampilkan apa adanya (no sensor)
Ternyata anda tidak secerdas yang saya bayangkan terlalu banyak kesalahan untuk hal-hal kecil.
Tuhan punya rancangan yang indah tetapi kalau mau mau buat skenario sendiri Tuhan juga persilahkan dan tanggung jawab sendiri resikonya.
Tambahan istri Loth sudah diperingatkan ‘jangan menoleh kebelakang’ tapi dia tetap menoleh, jadilah dia tiang garam. Seperti yang sudah saya katakan diatas bahwa ayat-ayat Kitab Suci itu tidak selamnya harus dimaknai seperti yang tertulis karena ada metafora, personofikasi juga puisi. Belum tentu istri Loth pada saat itu memang langsung menjadi tiang garam. Tetapi pesan moralnya teramat sangat jelas bos. Ikutlah Tuhan maka engkau akan selamat.
@Ahmad: iyadeh, sepertinya Tuhan memang kemampuan berkomunikasinya payah dan anda sangat bisa memahami Tuhan. Buktinya Lot yang dekat dengan Abraham sampai tidak paham dengan maksud Tuhan sebagaimana anda. 🙂
Kalau anda sudah menjudge Tuhan maka saya juga cuma bisa bilang iyadeh…heheh
@Ahmad: sama kok, anda menjudge Tuhan itu begini-begitu (yang baik-baik versi agama), kebetulan saya tidak percaya dengan judge anda 🙂
Silahkan…adanya dosa, surga dan neraka serta KARMA (perlahan-lahan terbukti secara ilmiah) menunjukkan adanya Tuhan Yang mengatur). Pertanyaan lagi kalau tidak ada “rule” yang mengatur serta “hadiah” dan “hukuman” lalu apa kira-kira gunanya tatakrama, sopan-santun, aturan, pamali, larangan ini itu dsb. Kalau memang efek berupa “hadiah” dan “hukuman” memang tak ada berarti bagi yang tidak mempercayai Tuhan akan lebih menguntungkan bila melawan semua aturan-aturan itu dan menjadi bar-bar (maap hanya pengandaian dalam diskusi) 🙂
@Ahmad:
Ilmiah itu bukan asal klaim lho!
Sesuatu yang dikatakan ilmiah itu bila sudah melalui pengujian dengan metodologi ilmiah, sudah diverifikasi ulang secara ilmiah oleh ilmuwan yang lain dan dipertahankan dalam forum ilmiah.
Setahu saya, surga, neraka, dosa dan karma itu hanya dongeng kok.
Tapi tentu saya akan mengubah pendirian saya bila anda bisa menunjukkan mana publikasi ilmiah yang membuktikan keberadaannya, siapa ilmuwan pengujinya dan sudah diverifikasi oleh ilmuwan mana.
🙂