Sebentar lagi Ramadhan tiba, bulan beribadah para muslim. Selama sebulan umat Islam masuk dalam masa penggemblengan, masa beribadah. Puasa di siang hari, shalat tarawih di malam hari, dan beberapa orang menambah dengan tadarus Qur’an.

Anda akan banyak mendengar para da’i menjelaskan obral pahala yang ada di bulan Ramadhan, bahkan ada malam Lailatul Qodar, dimana ibadah malam itu adalah setara dengan ibadah 1000 bulan.

Hebatlah Ramadhan. Anda bisa panen pahala besar-besaran di bulan ini.

Bila anda menjalani dengan benar, saat Idul Fitri, anda kembali ke fitrah. Hitungan dosa-dosa anda kembali di-reset ke 0 disamping itu, pahala segudang yang anda dapat selama Ramadhan akan ditambahkan di catatan anda.

Hebat!, Top Markotop!.

Apakah itu cukup membuat anda terbebas dari neraka?

Ternyata tidak! Ramadhan tidak bisa membebaskan anda dari neraka! Ramadhan itu pepesan kosong!

Oops… kok gitu? ide gila dari mana itu?

Allah Maha Pemurah, Manusia Tidak!

Apakah terhindar dari neraka hanya bergantung pada Allah?

Sayangnya tidak.

Bila saya meludahi anda dengan sengaja, dan anda tidak pernah memaafkan perbuatan saya ini, maka di akhirat anda bisa menuntut balas kepada saya.

Bila saya melakukan kesalahan kepada anda. Selama anda tidak pernah memaafkan saya, seribu ramadhan tidak akan membuat Allah akan menghapus kesalahan saya.

Allah maha adil, di akhirat tiap orang berhak menuntut haknya dan mendapatkannya.

Apakah anda rela kalau orang yang menyakiti anda, mengambil hak anda, semena-mena kepada anda, tiba-tiba menjadi suci dari kesalahan, hanya karena dia berpuasa penuh di bulan Ramadhan?

Relakah anda kalau ketika akan menuntut seseorang karena kesalahannya kepada kita, seorang hakim mengatakan “Oh, dia sudah kebal dari tuntutan karena puasanya sempurna”

Allah maha adil. Kalau anda menzalimi seseorang, tanpa maaf dari yang bersangkutan, Allah tidak akan pernah mengampuni kesalahan anda, walau seribu Ramadhan telah anda lakoni.

Apa artinya Ramadhan kalau begitu? Apa arti kembali ke fitrah seperti yang dijanjikan?

Di akhir puasa Ramadhan kita, Allah menghapus semua dosa kita, me-reset ke angka nol. Akan tetapi yang direset adalah dosa kita kepada Allah. Kesalahan kita yang tidak berhubungan dengan orang lain.

Allah tidak akan me-reset dosa kita kepada orang lain tanpa restu dari orang lain tersebut,.

Manusia, Tantangan Terbesar Kita

Tak apalah, yang penting dosa kita kepada Allah sudah di-reset. Dosa kepada Allah lebih utama daripada dosa kita kepada manusia.

Astaga!… suatu pendapat yang salah besar.

Hanya sedikit sekali dosa kita yang murni hanya melibatkan Allah. Mungkin hanya seperti bolos sholat, atau memaki Allah atas kesialan hidup kita. Yang lainnya, hampir semuanya menyangkut hak orang lain yang kita ambil.

Ketika kita terlambat dalam meeting, kita memakan jatah waktu orang lain. Ketika kita ugal-ugalan di jalan, kita mengganggu orang lain. Ketika kita minta imbalan orang lain atas jasa administrasi yang sudah menjadi pekerjaan kita, kita merebut hak orang lain untuk mendapat pelayanan sesuai prosedur, karena toh kita sudah digaji untuk pekerjaan itu. Ada banyak lagi yang lain.  Semuanya menyangkut hak orang lain.

Di akhirat, setiap orang bisa menuntut balik haknya. Puasa Ramadhan kita tidak berguna, bila mereka tidak memaafkannya. Dan tahukah anda, di hadapan pengadilan akhir yang mengerikan, setiap orang akan berusaha menuntut semua haknya sekecil apapun sebagai pengimbang dosa-dosa mereka sendiri.

Bisa jadi di akhirat anda akan dituntut oleh Miyabi karena telah menonton filmnya tanpa membayar royalti kepadanya,  maklum nontonnya lewat VCD bajakan. Tapi bukankah dia berbuat maksiat? benar, tapi itu urusan dia dengan Allah, itu soal lain. Anda mencuri haknya, dan Allah menjamin setiap orang berhak mendapatkan keadilan, siapapun dia, meski dia Miyabi.

Masih Mengejar Pepesan Kosong?

Kalau anda tidak membereskan kesalahan anda kepada manusia, Ramadhan adalah pepesan kosong.

Jadi?

Ramadhan sudah dekat. Kalau anda merasa gengsi minta maaf saat ini juga pada sekeliling anda atas kesalahan anda, bulan Ramadhan bisa anda jadikan alasan untuk minta maaf dengan tulus kepada siapa saja yang disekeliling anda.

Maaf dan ampunan dari manusia akan membuat Ramadhan anda tidak sekedar pepesan kosong.

Saling memaafkan saat Ramadhan membuat Ramadhan tidak sekedar pepesan kosong
Saling memaafkan saat Ramadhan membuat Ramadhan tidak sekedar pepesan kosong

Selamat menyambut Ramadhan!