“Cegah Zina, Peliharalah Budak Seks!”
Jika anda mendengar saran di atas, apa yang terpikir oleh anda tentang si pemberi saran ini?
Pasti terpikir dipikiran anda, si pemberi saran adalah seorang laki-laki hedonistik yang psikopat. Seorang maniak seks, pemuja dunia yang jauh dari kehidupan religius. Bila tebakan anda salah, profilnya pasti tak jauh dari bayangan di atas.
Terkejutlah! ya, siapkan diri anda untuk terkejut!
Saran di atas datang dari seorang politikus. Ups… kok bisa.
Dan untuk melengkapi keterkejutan anda, politikus itu berasal dari negara Islam, Kuwait. Dia bahkan mengaku didukung oleh sejumlah mufti di Arab Saudi. Dan hebohnya lagi dia adalah seorang wanita!
Astaga….. Berita ini nyata dilaporkan pada tanggal 8 Juni 2011. Anda dapat membacanya di sini: [Tempo: Politikus Kuwait: Cegah Zina, Peliharalah Budak Seks].
Astaga… apakah pernyataannya ini tidak bertentangan dengan background Islam dari orang ini?
Sayangnya secara syariah, orang ini benar. Lha kalau begitu sebenarnya bagaimana aturannya dalam Islam?
Budak, Manusia Sebagai Properti
Akar pendapat aneh ini adalah akomodasi Islam terhadap sistem perbudakan.
Budak adalah manusia yang diperlakukan seperti hewan ternak.
Budak tidak beda dengan sapi. Anda dapat membelinya di pasar seperti anda membeli sapi.
Anda bisa menyuruhnya mengerjakan apa saja. Secara hukum ia harus patuh mutlak kepada pemiliknya apapun perintah pemiliknya. Anda mencambuknya, memisahkan dari anaknya atau apapun itu, adalah hak anda.
Nabi Muhammad di utus pada era dimana perbudakan adalah suatu hal yang wajar.
Para budak adalah tenaga kerja untuk semua pekerjaan kasar, berat dan berbahaya. Para budak adalah pendukung sistem ekonomi dan sosial saat itu.
Ajaran Islam tidak menyukai perbudakan dan bahkan menganjurkan pembebasan budak. Akan tetapi Islam tidak melarang perbudakan, suatu aturan yang mungkin bisa memberikan guncangan besar sistem ekonomi dan sosial saat itu, suatu hal yang bisa menggagalkan prioritas utama Nabi, yaitu menyampaikan Islam.
Budak Seks, Dari Mana Dalilnya
Jika budak boleh diperlakukan apa saja, apakah itu termasuk sebagai pemuas seks? Ya.
Dalam Qur’an dijelaskan:
Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa yang mencari di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas [QS. Al-Mukminuun : 5-7]
Dan (diharamkan bagi kamu mengawini) wanita yang bersuami kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. …. [QS An-Nisaa’ :24]
Ayat diatas adalah landasan bolehnya berhubungan seks dengan budak wanita. Dibagian kedua, status perkawinan budak tidak menjadi halangan untuk mengambilnya sebagai budak seks.
Contoh Nabi: Maria al-Qabtiyya
Apakah ada contoh dari Nabi untuk hubungannya dengan budak wanita? Ada.
Setelah Nabi berkuasa di Madinah, beliau mengirim utusannya ke beberapa raja dan pemimpin di wilayah arab untuk mengajak masuk Islam. Salah satu utusannya dikirim ke Muqauqis, penguasa Mesir masa itu. Muqauqis menolak masuk Islam, akan tetapi mengirimkan beberapa hadiah kepada Nabi sebagai tanda persahabatan.
Diantara hadiah dari Muqaquis adalah dua orang budak wanita: Maria al-Qabtiyya dan saudarinya Sirin. Nabi mengambil Maria dan menghadiahkan Sirin ke sahabat yang lain.
Maria sangat cantik, sehingga menimbulkan kecemburuan istri-istri nabi yang lain,
Aisyah mengungkapkan rasa cemburunya kepada Mariyah, “Aku tidak pernah cemburu kepada wanita kecuali kepada Mariyah karena dia berparas cantik dan Rasulullah sangat tertarik kepadanya. Ketika pertama kali datang, Rasulullah menitipkannya di rumah Haritsah bin Nu’man al-Anshari, lalu dia menjadi tetangga kami. Akan tetapi, beliau sering kali di sana siang dan malam. Aku merasa sedih. Oleh karena itu, Rasulullah memindahkannya ke kamar atas, tetapi beliau tetap mendatangi tempat itu. Sungguh itu lebih menyakitkan bagi karni.”
Maria menjadi pergunjingan ramai diantara istri-istri Nabi. Allah sampai menurunkan teguran terhadap para istri Nabi dalam surah At-Tahrim :1–5.
Karena sikap para istrinya, Nabi menempatkan Maria tinggal di rumah yang terletak di pinggir Madinah, terpisah dari istri-istri Nabi lainnya yang tinggal bersama Nabi disamping masjid.
Setelah satu tahun, Maria hamil. Suatu hal yang membuat istri-istri Nabi yang lain semakin cemburu, karena pernikahan mereka dengan Nabi selama ini tidak menghasilkan keturunan. Maria melahirkan bayi laki-laki yang oleh Nabi diberi nama Ibrahim. Ibrahim meninggal di usia sembilan belas bulan karena sakit. Rasulullah mengurus sendiri jenazah anaknya kemudian beliau menguburkannya di Baqi’.
Status Maria tidak begitu jelas. Ada yang mengatakan Nabi akhirnya menikahinya, dan ada pula yang mengatakan Nabi tidak pernah menikahinya.
Selir Para Khalifah
Secara hukum, seorang Muslim boleh memiliki paling banyak empat istri. Akan tetapi tidak ada batas jumlah budak wanita yang boleh digaulinya.
Ketentuan diatas yang mendasari timbulnya tradisi memelihara selir dikalangan orang kaya dan juga Khalifah di negara Islam.
Dalam catatan sejarah, Ismail Ibn Sharif, Sultan Maroko 1672-1727, mempunyai lebih dari 500 orang selir dan lebih dari 1000 orang anak dari para selir itu.
Para selir adalah budak wanita cantik yang dibeli khusus untuk keperluan seksual. Dalam Khilafah Ottoman di Turki, para budak wanita itu dibeli saat menjelang remaja. Mereka mendapatkan perawatan dan pelatihan khusus agar bisa melayani Khalifah dengan sempurna.
Para selir pada Khilafah Ottoman, biasanya ditempatkan dalam istana Harem yang merupakan fasilitas khusus untuk Khalifah. Para penjaganya adalah budak laki-laki yang telah dikebiri untuk memastikan tidak terjadi skandal antara para selir dengan penjaganya.
Salahkah Memelihara Budak Seks?
Jadi bolehkah memelihara budak seks?
Jawabannya tergantung kepada siapa anda bertanya.
Jika anda bertanya kepada MUI, Hizbuth Tahrir atau Abu Bakar Ba’asyir, mereka akan menjawab secara hukum syariah boleh, karena itu berdasar hukum yang ada dalam Qur’an. Semua hukum Qur’an adalah mutlak benar dan tidak boleh dibatalkan oleh siapapun. Mungkin mereka akan mengajukan sedikit excuse, tapi intinya adalah hukum Islam sudah sempurna dan tidak bisa diubah lagi.
Jika anda bertanya kepada saya. Saya akan menjawab itu ide gila. Saya akan menentang hukum yang membolehkan manusia diperjual-belikan, saya menolak manusia diperlakukan sebagai binatang yang bisa diperlakukan seenaknya.
Bukankah ada hukumnya di Qur’an?
Tak ada yang abadi dan sempurna kecuali Allah. Termasuk juga Qur’an dan seluruh ajaran Islam. JIka sudah tidak masuk akal dan tidak sesuai dengan kemanusiaan, saya akan menolaknya.
“Anda sudah kafir”!… terserah pikiran anda.
Saya yakin Allah Maha Baik, Maha Mengasihi dan Allah Maha Bijaksana, saya tidak percaya dia tetap bersikukuh dengan aturannya, bila aturannya sudah berubah menjadi suatu kezaliman.
Maaf Mau balas komen sblmnya, kolom komen gak ada. Saya balas disini aja.
Jadi begini. Dari diskusi anda diatas. Anda (si penulis) mempertanyakan bukti tuhan itu ke salah satu komentator. Dan tentu jawabannya anda sudah tau.
Nah pertanyaan saya sebaliknya. Apa bukti nyata dan jelas teori evolusi yang anda imani? Kalo hanya berbentuk penelitian fosil, analaisa dan karangan karangan perkiraan ilmuan. Ya apa beda nya dong dengan cerita kitab kitab suci agama para theis.
Mungkin anda berpendapat. Atheis lebih masuk akal karena didukung teori dan bukti melalui analisa penelitian tanpa cocoklogi seperti para theis.
Ok saya ikut dulu deh teori si darwin. Agar kita bisa sepaham walaupun sedikit.
Si darwin kan bilang. Monyet jadi manusia purba, lalu semakin berevolusi menjadi lebih sempurna seperti sekarang karena proses alam untuk menyesuaikan dengan alam itu sendiri.
. Jika butuh suatu kejadian alam yg ekstreme untuk manusia berevolusi lagi atau untuk menyesuaikan dengan alam saat itu. Sekarang pertanyaannya. kapan orang dikutub utara mengalami evolusi? Faktor faktor pendukung sudah memadai untuk paling tidak manusia yg hidup disana tumbuh bulu tebal untuk bertahan hidup dengan cuaca extreme. Mereka hidup bertahun tahun disana kok gak tumbuh bulu badannya sebagai bagian dari seleksi alam? Malah pake selimut. Apakah seleksi alam selesai sampe manusia sekarang?
Apakah sudah ada penelitian terhadap mereka orang orang eskimo atas perubahan fisik pada tubuh mereka.
Kenapa butuh ribuan tahun untuk berevolusi?
Thanks
@Agus: lah bukannya sudah saya jawab, fosil, morfologis dan kode genetika adalah bukti? bukankah dengan kesamaan mekanisme biologis, kemiripan morfologis, dan 97% kesamaan DNA antara manusia dan simpanse; lebih mudah kita menduga mereka berkerabat secara spesies?
Apakah bukan lebih ajaib lagi kalau ada yang percaya bahwa batu bata yang mati, sama sekali tak mempunyai mekanisme biologis, beda secara morfologis, gak punya DNA; adalah kerabat spesies manusia karena kitab suci bilang keduanya dibuat dari lempung?
Bagi saya lebih masuk akal manusia berkerabat dengan simpanse daripada manusia berkerabat dengan batu bata. Entahlah kalau bagi anda bahwa berkerabat dengan batu bata lebih masuk akal.
Darwin tidak pernah mengatakan monyet berevolusi jadi manusia purba, itu salah. Manusia dan kera besar berkembang dari nenek moyang spesies yang sama.
Kenapa manusia kutub gak berevolusi untuk menyesuaikan diri dengan dingin? sejauh ini adaptasi teknologi sederhana (baju tebal dan jenis makanan) sudah mampu mengatasi masalah tersebut.
Adaptasi secara biologis yang bisa kita temui adalah pada manusia yang hidup di daerah ketinggian, dimana teknologi sederhana tidak bisa mengatasi masalah rendahnya kadar oksigen yang diperlukan untuk sistem pernafasan manusia. Anda bisa baca di sini -> http://en.wikipedia.org/wiki/High-altitude_adaptation_in_humans
Kenapa butuh ribuan tahun? karena mekanisme dasar evolusi adalah mutasi acak pada kode genetika, alam yang akan menyeleksi mutasi mana yang berguna bagi kelangsungan hidup mahluk itu, mana yang tidak.
Lagi lagi penelitian genetik dan identik, ini sama saja seolah saya meminta anda percaya omongan nabi nabi dahulu. yg saya yakini justru spesies itu memang dari dulu begitu atu spesies tersendiri. Jadi identik tidak harus dia adalah satu nenek moyang. Menurut saya pemikiran gila, SeMisal meyakini Gajah menjadi gajah laut ketika dia mungkin terjebak dalam lingkungan ekstreme yang mengharuskan kehidupan adaptasi dengan air. Karena gen dan fisiknya identik maka nenek moyngnya sama.
Monyet yang identik dalam segala hal dengan manusia, bukan tidak mungkin adalah spesies yg berbeda. Saya pikir teori cucoklogi juga ini. Karena ketidak percayaan akan sesuatu pencipta(tuhan) sehingga mencari teori ini.
Saya mencoba melihat foto atau video monyet. Lalu membandingka dengan fisik saya. Rasanya sulit bgt percaya, sama mungkin seperti menyuruh anda mempercayai kitab suci.
Ada jutaan spesies. Dan mereka sudah hidup dari ribuan tahun lalu. Dan sudah cukup syarat untu mereka berevolusi dengan teori seleksi untuk saat ini. Fakta yg paling jelas. Para ilmuwan tidak bisa membuktika ada salah satu bentuk spesies baru yang terbentuk akibat seleksi alam.
Bagaimana saya percaya teori ini? Bukti nyata. Bukan analisa. Karena analisa tetaplah sebatas kira kira. Dengan cucoklogi penelitian fosil. Padahal fosil bisa saja adalah sebuah kerangka spesies yang berdiri sendiri.
Tak ada jaminan kesalahan analisa. Kalo kita bicara logika. Bukan keyakinan. Kalo kitab suci dinalar dengan logika. Maka kitab suci andpun tak mampu meyakinkan nalar sehat.
@Agus: baik saya coba rangkum pandangan anda:
Pandangan anda berbeda dengan saya, okelah.
Kutipan yang menarik : Hanya orang yang tidak berakal sehat, nalar dan logis yang bisa diyakinkan dengan kitab suci, fakta yang saya jumpai seperti itu mas.
@Nonong Batuke: 🙂
@JUDIANTO… debat yang cukup seru dan usaha yang sangat kuat dari para agamis untuk mempertahankan pandangannya dengan menyadur ulang serta mengchopy paste atau mengadopsi pola pikir orang lain dan mengklaim menjadi pola pikir sendiri akhirnya pendapatnya sendiri jadi ikutan ngaur dan bertabrakan dengan puluhan tafsir yang saling membenarkan dan menyalahkan tafsir lain… atau menelan mentah2 tanpa kritis dan menyampingkan logika dan akal sehat mereka karena ketakutan akan kutukan dari buku ajaib yang bertuliskan huruf aneh yang tidak di mengerti… semoga di batas pikiran agamis berkata”BENAR JUGA KALIMAT BUNG JUDIANTO” maju terus merdekaaaa
Yang nyuruh anda mundur siapa? Silahka lah maju terus haha. Silahkan dengan. Keyakinan anda. Kami dengan keyakinan kami. Masalah muncul kalo anda minta pembuktian kayam si judianto itu. Pembuktian eksistensi atau wujud tuhan secara logis. Kamipun ya gak percaya dengan logika logika yang anda anda bangun dengan analisa fosil fosil yg gak juga bisa kami yakini.
Madalah buka pada yg logis dan gak logis. Ini hanya masalah selera dan pilihan. Anda suka cabe misalnya. Tapi saya justru suka cabe cabean.. Mengutip yg punya blog “OKELAH”
@Agus: okelah anda tidak percaya dengan segala data dan logika yang saya sampaikan.
Alasannya? bukan karena anda punya logika yang lebih baik atau membuktikan bahwa logika atau data saya salah, tapi hanya karena gak cocok dengan keyakinan anda yang bersumber dari kitab suci.
Dari komentar sebelumnya, anda secara tersirat ungkapkan: hanya orang yang tak menggunakan akal sehat, nalar dan logika yang bisa diyakinkan dengan kitab suci.
Okelah ini masalah selera, dan selera anda menjadi orang yang tak menggunakan akal sehat, nalar dan logika.
Okelah. Tiap orang kan boleh punya selera, dan jangan mau didikte orang lain …
Akal sehat yang bagaimana menurut anda? Hehe ada ada aja. Akal sehat monyet jadi manusia? Iya kaleee. Selera aja yg beda. Bukan sehat gak sehat. Nalar yg anda yakini nalar yg anda buat dengan pembuktian yg menurut kita juga sama aja. Hak kuat apalagi akurat… Ade ade aja si bro
@Agus: akal sehat yang mana? lah yang pertama nyebut-nyebut akal sehat kan anda, kok tanya saya? tentunya anda yang bisa beri tahu saya …
Kan anda berkeyakinan dengan nalar yg masuk logika. Theis ka gak masuk logika. Tuhan tuhan theis tak bisa dibuktikan dan tak masuk logika.
@Agus: okelah kalau pernyataan rumit anda hanya untuk menegaskan pilihan anda menggunakan kitab suci dan menolak menggunakan akal sehat, nalar dan logika.
Saya hargai pilihan anda.
Anda gimana sih bro judhianto. Yg mengajak menggunakan nalar dan logika kan anda. Tapi ketika kita juga gunakan nalar dan logika yg anda yakini kok skarang bilang ribet kwkw. Saya sendiri sih meyakini nalar dan logika tidak mutlak. Kalo jawaban “ya sudahlah” harusnya artikel anda gak perlu di buat. Karena mereka pun sama ya sudah lah. Kan begitu. Hihi
@Agus: okelah kita sudah terlalu jauh dari topik tulisan, saya tidak akan tanggapi lagi.
Saya tunggu komentar anda untuk tulisan lainnya, tentunya sesuai dengan topik tulisan.
🙂
Aku sebagaj penyimak diskusi ini kok jadi geregetan yooo
Saya jadi ingin bertanya pada penulis, mengenai ”Pencari jawab amatir, bertanya apa saja…”
Berarti saya bebas bertanya y,
Pertanyaanya :
Apakah penulis menyetujui dengan Pernyataan Cegah Zina, Peliharalah Budak Seks ?
Seberapa dalam Anda memahami sejarah ?
Apakah Anda bisa memastikan bahwa anda adalah orang yang benar ?
Apakah Anda bisa mengenali diri anda yang sebenarnya ?
Maaf pertanyaanya amatir ,,,,,
Mohon jawabannya y bukan komentar ….
….terima kasih….
@Skripgin: pendapat saya? kan sudah saya tulis:
Untuk pertanyaan selanjutnya, mbok pakai bahasa manusia normal, yang jelas dan tidak multi tafsir
Seberapa dalam Anda memahami sejarah?
Tulisan saya berdasarkan yang saya tahu, anda punya pengetahuan yang beda? silakan saja tunjukkan pengetahuan anda
Apakah Anda bisa memastikan bahwa anda adalah orang yang benar?
Fakta ya fakta, gak ada hubungannya dengan memasti-mastikan. Bila fakta yang saya tuliskan salah dan ada yang beritahu fakta yang lebih benar, ya saya akan ikuti fakta yang lebih benar tersebut.
Apakah Anda bisa mengenali diri anda yang sebenarnya?
Saya tak paham maksud anda, bisa beri contoh bagaimana anda mengenali diri anda?
menarik sekali diskusi soal perbudakanya,,,saya adalah seorang muslim,,tetapi saya juga manusia yang punya hati nurani pada umumnya,,,saya sangat tidak setuju adanya perbudakan apapun alasanya,,,dan sebagai muslim saya juga tidak setuju pada mas @ judhianto,,,memang kita sebagai manusia diberi akal dan fikiran yang tdk terbatas,,sehingga logikanya tidak salah jika kita mencari kebenaran hidup yang sebenar-benarnya,,,semakin dewasa semakin bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk,,segala sesuatu bisa dinilai secara negatif atau positif,,tergantung sudut pandang kita melihatnya,,,jadi menurut saya hidup didunia ini adalah samar,,,kadang yang menurut kita baik blm tentu menurut orang lain baik,,kadang menurut kita benar blm tentu menurut orang lain benar,,maka dari itu ALLAH SWT menurunkan alquran dan hadist untuk pedoman hidup kita sebagai bekal hidup di dunia,,untuk menunjukkan jalan yang lurus,,agar kita tidak terjerumus kepada kesesatan,,dan sebagai orang yang beriman dan bertuhan kita sudah tidak perlu lagi memperdebatkan isi,arti,kandungan2 dari ayat2 TUHAN,,,dan kalau disuruh membuktikan kebenaran2 tentang adanya TUHAN saya cuma bisa bilang,,”nanti kalau sudah saatnya meninggal pasti akan benar2 percaya,,,”kalau sekarang brhubung sya blm meninggal jadi saya tdk bisa membuktikanya pada mas @ judhianto,,,tapi saya percaya kalau adanya hari pembalasan,,,ALAM BARZHAH/ALAM KUBUR,,SIKSA KUBUR,,DLL,,,trima kasih
@Arief rochman: menarik sekali pendapat anda berikut:
Jadi, menurut anda:
1. Kita tidak mesti benar
2. Al-Qur’an dan Hadits penunjuk jalan lurus (kebenaran), agar tidak terjerumus kesesatan
3. Sebagai orang yang beriman dan bertuhan kita sudah tidak perlu lagi memperdebatkan isi, arti, kandungan2 dari ayat2 TUHAN
Pendapat anda bermasalah jika diterapkan dalam konteks perbudakan.
Jika Al-Qur’an dan Hadits petunjuk jalan lurus dan tak perlu diperdebatkan kandungannya, maka anda mengambil keputusan salah dengan mendengarkan hati nurani (karena kita tak mesti benar) untuk tidak setuju dengan perbudakan yang alasannya sudah jelas yaitu diijinkan oleh Al-Qur’an dan Hadits.
Jadi, anda sebenarnya nurut hati nurani atau Al-Qur’an/Hadits?
Saudaraku seiman, Maha Benar Allah dengan Firmannya, Realitas Perbudakan khususnya Budak Wanita saat ini masih terjadi dimana mana, Kebanyakan wanita saat ini menjadi pelacur karena himpitan ekonomi dan ketiadaan skill hingga akhirnya mereka menjual diri kemucikari, meminjam uang untuk kemudian mereka akan bayar dengan melayani pria pria hidung belang. Wanita secara kodratnya adalah makhluk Allah yang sangat tersakiti jika di setubuhi oleh banyak pria, jauh berbeda dengan seorang pria yang akan merasa bangga dan terangsang jika memiliki banyak wanita, oleh karena itu, Islam membolehkan berpoligami tapi mengharamkan Poliandri (Bersuami Banyak). Bukan hanya itu, Islam juga memandang, seorang wanita yang bergonta ganti pasangan akan dapat mengidap berbagai penyakit, terbukti HIV dan Aids berawal dari wanita yang bergonta ganti pasangan, Oleh karena itu, Islam menghalalkan seorang Pria boleh menyetubuhi budak yang dia miliki dengan landasan sbb :
1. Seorang pria yang mampu secara ekonomi boleh saja membeli wanita-wanita yang tidak mampu, termasuk para wanita tuna susila yang terpaksa menjadi pelacur karena dihimpit hutang dan kebutuhan ekonomi, bahkan sebaiknya sebelum mereka menjadi pelacur sebaiknya seseorang yang mampu membelinya untuk dijadikan budak, layaknya seperti Raja-Raja dimasa kekhalifahan Bani Abbassiyah, namun harus di landasi untuk menjamin kebutuhan hidup para wanita wanita tersebut, bukan malah untuk menzhalimi mereka, dan perlu diketahui menurut Islam, seorang budak yang disetubuhi akan lepaslah budaknya dan dia akan berstatus sebagai istri yang sah jika dia hamil akibat persetubuhan tuannya, ini konsekwensinya, artinya Islam membolehkan menyetubuhi budak dengan konsekwensi sang budak memiliki harapan dan masa depan, dan seorang budak harus diperlakukan tetap seuai aturan aturan Islam.
2. Para Ulama sepakat menyatakan bahwa saat ini perbudakan sudah tidak ada, saya menjawab bahwa perlu dicermati asal muasal Budak itu dari beberapa peristiwa yakni 1) Keturunan Budak 2) Rampasan Perang 3) Dibeli dari Pemilik Budak 4) Orang yang membayar Hutang tidak mampu membayar 5) Orang yang menjual dirinya untuk dijadikan Budak karena kebutuhan ekonomi dsb.
3. Namun Pembantu Rumah Tangga, pekerja, Buruh dan apapun namanya yang bekerja dengan tenaga, skill sesuai akadnya tidak serta merta dianggap budak, ini salah, ini yang keliru sehingga para TKW di Timur Tengah banyak yang dianggap tuannya budak mereka, ini jelas salah, banyak kasus pembunuhan tuan dari TKW dijazirah Arab karena mereka diperlakukan selayaknya budak, disetubuhi oleh tuannya dengan membabi buta, dan saat sang pembantu hamil, mereka dipulangkan kenegeri asal mereka. ini jelas salah.
4. Jika ajaran Islam ini diterapkan saat ini, para isteri isteri yang sah tidak perlu cemas, mereka tidak perlu takut menularnya penyakit kelamin dan lain lainnya, suami mereka yang mampu bisa memelihara budak budak wanita dirumah rumah mereka atau di rumah lain yng dimiliki suami mereka, namun secara hukum istri yang sahlah sebagai pemegang hak atas segala kekayaan dan harta suami, kalau akhirnya sang budak Hamil, tentu ada yang menanggung jawabi, tidak seperti jika mereka menjadi pelacur, tanpa masa depan, tanpa jaminan sosial dan fasilitas, mental rusak karena bergonta ganti pasangan, penyakit akan banyak menular, dan tidak menutup kemungkinan para remaja, pemuda dan anak anak yang baru akil baligh sudah menjadi pen zina, karena banyaknya pelacur yang bebas berkeliaran dijalan jalan, hotel dsb.
5. Allah mengetahui bahwa kelak jumlah wanita akan jauh lebih banyak dari pria, akan banyak wanita yang tidak memiliki keahlian dan skill untuk mereka bisa menghidupi diri mereka sendiri, akan banyak wanita korban rayuan gombal pacarnya hingga kehilangan keperawanannya, ogah dan takut menikah karena sdh tidak suci lagi, dan beribu alasan sehingga banyak wanita terjun kedunia prostitusi
Oleh karena itu, diera dan zaman yang saat ini dunia prostitusi yang sudah menjamur di hampir semua kota dan tempat didunia ini, Islam menganjurkan, ambil budak budak kamu itu untuk penyaluran libido mu, namun jangan lupa ada konsekwensinya, jika mereka hamil, maka mereka menjadi istri yang sah, maharnya adalah lepasnya istilah “budak” yang mereka sandang, anak tersebut juga memiliki garis keturunan yang jelas, sama seperti Ismail yang dilahirkan oleh Siti Hajar, Siti Hajar adalah Budak yang dikawini Ibrahim karena Istri pertama Beliau Siti Sarah lama tidak bisa hamil.
5. Dilema saat ini, istri istri banyak yang tidak mau di madu, apalagi sampai beristri 4, sementara secara kodrat, wanita diusia limapuluhan sudah monopause, sang suami diusia 5o an masih gagah bahkan semakin tinggi libidonya, beristri lebih dari satu sulit prosedurnya, mau memelihara budak dibilang budak sudah tidak ada, uang banyak, akhirnya tidak ada alternatif terkecuali Pelacur lah sebagai penyalurannya, apatah lagi godaan dan peluang yang sangat besar, mudah dan gampang, bahkan dengan adanya hanphone, internet, godaan itu sangat besar.
6. Dengan disosialisasikannya ayat ini kedunia Islam, jika ada 1 juta pria Islam yang mampu ekonominya mengasuh masing masing 5 orang saja budak budak wanita, difasilitasi, diayomi, dilindungi bahkan diberikan semua kebutuhan pokoknya, berarti sudah terselamatkan 5 juta wanita wanita yang saat ini menjadi pelacur, penjaja sex, penjual diri yang dipaksa oleh mucikarinya hanya untuk membayar hutang atau kebutuhan mereka.
7. Ada yang menyebut Islam tidak sesuai HAM, apa manusiawi jika kita lihat di situs situs porno ada wanita di sodomi, di masukkan “Maaf dua lobang kemlauannya oleh beberapa orang pria” atau jika ada gadis gadis belia yang diperjualbelikan “Trafiking” hanya untuk menjadi pemuas ratusan bahkan ribuan pria hanya dalam tempo beberapa bulan, wajar jika saat ini banyak penyakit kelamin, penyakit kanker kandungan, dsb, karena satu wanita disetubuhi oleh rausan bahkan ribuan pria, apakah ini yang disebut HAM, membela harkat wanita.
8. Banyak yang menyatakan Islam dimasa Khalifah di Turki, di Ottoman, masa khalifah Harun Al Rasyid tidak adil, karena ratusan bahkan ribuan wanita di rumahkan di Istana hanya untuk memuaskan syahwat Raja, tapi tidakkah kebutuhan hidup mereka tercukupi, mereka bisa hidup nyaman dan bersenda gurau setiap hari di istana, tanpa takut mengidap penyakit kelamin, jikapun mereka hamil ada yang menanggung jawabi, dan yang paling terpenting bagi seorang wanita, “AKAN JAUH LEBIH DAMAI MEMBAGI SEORANG PRIA DENGAN RATUSAN WANITA LAIN, DARIPADA DISETUBUHI OLEH RATUSAN BAHKAN RIBUAN LELAKI TANPA KEPASTIAN DAN TANGGUNG JAWAB”.
9. Jadi Islam memberikan alternatif, Beristri 1, 2, 3 atau 4, lakukan secara bertahap atau sekaligus terserah jika mampu berlaku adil, adil dalam arti istri istri tersebut bisa rukun, damai, terpenuhi nafkahnya dll, jika berat, ada solusi, istri satu saja, tapi akan jadi masalah karena istri sudah tidak mampu membangkitkan birahi dan sahwat, bisa jadi karena penyakit, karena tua, dsb, maka peliharalah budak-budak belian, perlakukan mereka dengan baik, penuhi nafkan mereka, kalau bisa dizaman ini beri mereka apartemen, deposito, mobil mewah dsb, silahkan engkau setubuhi, namun bisa saja engkau membuat perjanjian dengan mereka, dan Budak juga bisa berbatas waktu sesuai akad pertama dijadikannya seseorang tersebut menjadi budak. Hanya Allah Yang Maha Tahu. Dan Hanya kepada Allah Kami Memohon Petunjuk dan Ampunan.
@Ahmad Yani: komentar anda panjang, saya coba soroti pokok-pokoknya
Realitas Perbudakan khususnya Budak Wanita saat ini masih terjadi dimana mana, Kebanyakan wanita saat ini menjadi pelacur karena himpitan ekonomi dan ketiadaan skill hingga akhirnya mereka menjual diri kemucikari, meminjam uang untuk kemudian mereka akan bayar dengan melayani pria pria hidung belang
–>Anda menyamakan perbudakan seks dengan terpaksa menjadi pelacur, suatu hal yang berbeda.
Jadi bagi saya perbudakan seks dan pelacuran karena terpaksa, kesamaannya hanyalah keduanya melibatkan wanita yang menjadi korban nafsu seks tak terkendali laki-laki. Keduanya kejam. Satunya dilakukan oleh mucikari tak bermoral, satunya oleh orang yang merasa menjalankan perintah Allah yang adil.
–> Tidakkah anda pernah bertanya bagaimana perasaan seorang istri jika suaminya menyetubuhi banyak wanita? Kenapa bagi anda Islam hanya perduli pada libido lelaki dan mengabaikan perasaan wanita?
–> Itu pendapat pribadi anda mungkin? kenyataannya banyak orang yang memiliki istri lebih dari satu dan menyembunyikan statusnya, bahkan marah bila anda umumkan bahwa anda tahu siapa saja istrinya. Bagi saya itu tanda ketidakmampuan laki-laki mengendalikan nafsunya, mereka laki-laki kelas rendahan.
–> Astaga hubungan seks itu melibatkan laki-laki dan wanita, bukankah itu bisa dibaca juga akibat para lelaki yang tak bisa menahan nafsunya?
Bagi saya poligami dan poliandri merupakan tanda ketidak-setiaan pada satu pasangan. Tanda bahwa cinta tidak menjadi landasan hubungan mereka, karena dalam hati seseorang yang normal, hanya mungkin ada satu cinta untuk pasangannya, baik lelaki atau wanita.
Islam itu tentang memberi legalitas pemuasan libido laki-laki, alasannya:
–> Kenapa Islam gak mengajarkan tentang pengendalian diri sebagaimana indahnya menahan nafsu diajarkan pada wanita?
–> Kenapa Islam bagi anda memandang hubungan pria-wanita melulu dari kacamata pemuasan seks pria? bukankah ada cinta, penghargaan dan membangun tujuan bersama yang bisa menjadi fokus sebagaimana manusia modern?
–> Kapan Allah mengatakan ini? apakah ini hanya bualan para ustad mengatas-namakan Allah? Silakan anda baca statistik penduduk dunia, secara umum rasio pria:wanita dunia adalah 101:100 dan bahkan di negara-2 Arab rasio pria lebih banyak dari wanita. lihat di http://en.wikipedia.org/wiki/Human_sex_ratio
–> Tahukah anda bahwa negara-2 Islam justru merupakan pengakses terbesar situs pornografi? lihat di http://postober.com/general/top-10-countries-that-watch-the-most-porn/ . Sepertinya sebelum mengkritik orang lain, agama Islam harus terlebih dulu menunjukkan bahwa umatnya gak munafik.
Komentar anda sekali lagi membuktikan betapa tidak cocoknya menerapkan Islam secara apa-adanya dalam kehidupan modern. Hasilnya hanya melahirkan lelaki penindas wanita, lelaki yang tak perduli perasaan wanita karena bagi agamanya libido lelaki jauh lebih penting dari perasaan wanita dan keadilan.
Seseorang ditanya kenapa Tuhan itu harus ada ?
Apa buktinya Tuhan ada
Kenapa mereka bisa patuh terhadap Tuhannya?
Kenapa mereka bisa tahu itu perintah dari Tuhannya sedangkan begitu banyak tuhan yang dikenal manusia?
Dimana Tanggung Jawab Tuhan disaat kita diciptakan diberikan hak dan tanggung jawab diutus didunia ini
Kenapa umat manusia begitu banyak terpecah-pecah dalam menjalani keyakinannya?
Apakah semua keyakinan itu benar?
Bagaimana cara mengetahui dan mencari keyakinan yang diridhoi_Nya
Bukankah penganut suatu Agama mencerminkan dari Agama itu sendiri?
@Faisal: sepertinya anda tidak bisa membedakan antara fakta dan keyakinan. Saya ambil salah satu pernyataan anda:
Dari ‘jawaban’ anda saya ringkas sebagai berikut:
Dari pernyataan anda, satu-satunya bukti atau fakta hanyalah tata surya yang berjalan tertib, yang lain hanyalah keyakinan anda yang anda kira fakta.
Kalau anda gak mau ditipu orang, ya belajar dulu bedakan antara fakta dan keyakinan, antara bukti dan dongeng.
🙂
diskusi yg menarik.. menurut saya masalah2 seperti ini sdh menjadi perdebatan panjang sapanjang manusia itu sudah mulai bertanya2 seperti anak balita yg sudah mulai bisa berbicara dan dia akan banyak bertanya ini dan itu. fakta dan keyakinannya kemudian terbentuk oleh lingkungan sekitarnya (fakta) dan oleh pendapat orang disekitarnya (keyakinan) oleh sebab itulah setiap orang bisa memiliki pemikiran yg berbeda-beda.
yang ingin sy garis bawahi tidak perlulah kita MEMAKSAKAN PEMIKIRAN ATAUPUN KEYAKINAN KITA kepada ORANG LAIN, berpikiran terbuka dan berdiskusi itu baik tapi gak perlu ngotot (FANATIK). karena disitulah letak indahnya kehidupan manusia yg membedakan dengan makhluk lain
saya pribadi lebih bermain aman, tetap meyakini apa yg agama sy ajarkan tetapi juga berusaha berfikiran terbuka dg mempelajari fakta dan pendapat orang lain. so kalopun nanti Tuhan itu tidak ada kan tidak ada ruginya juga kita beribadah kan banyak ibadah yg tujuannya juga bermanfaat buat diri sendiri dan sosial, utk ibadah yg kontroversial cukup diam saja.
so sy lebih menjadi org yg NON BLOK hehehe.. peace
@Rizch: saya setuju dengan yang anda garis bawahi:
Diskusi yang menarik atara spiritual/keyakinan dan rasional. Anda yang berfikir spiritual/keyakinan dengan argumentasi tidak akan bertemu terhadap argumentasi yang berfaham praktis/rasional. Fakta dan keyakinan tidak bisa disatukan. fakta dituntut pembuktian empiris sedangkan keyakinan adalah absrak dan bersifat keimanan.
Kitab suci memuat dogma yang harus diyakini/tanpa menolak karena dari wahyu yang harus diimani (jika ada fakta impirisnya itu salah satu bukti kebenaran) , sementara rasional dituntut bukti/fakta. Maka janganlah melenceng dari tema diskusi.
Kalau tema diskusi yang dituntut pembuktian/fakta dan rasional lalu dihubungkan dengan keyakinan dan kitab suci, ini sudah merupakan usaha pengingkaran (secara implisit) terhadap kebenaran kitab suci. Bukankah didalam kitab suci Al Qur’an sudah disebutkan “Banyak orang-orang yang saling berbatah-bantahan karena ketidak tahuan…..”. Kitab suci itu bukan untuk bantah-bantahan tetapi di imani. Kalaupun ada yang tidak cocok dengan pemikirannya…… (dengan alasan jaman tau waktunya) itu karena kebodohannya (terhadap yg tersirat dibalik makna ayatnya). maka bagi yang menyakini kitab tersebut bila ada yang “janggal” menurut pemikirannya jangan diperdebatkan tetapi diam atau tabayun dengan ahlinya.
Demikian sekilas urun pemikiran
Salam untuk Pak Judhianto.
Anda telah berjasa memberikan pencerahan serta menguatkan iman (secara tidak langsung) para Muslim sehingga mereka lebih menyadarkan akan arti Iman/keyakinan terhadap panutannya dan kitab sucinya.
@Hendrik YN: ada beberapa komentar anda yang saya tidak sepakat
Fakta dan keyakinan itu hal yang berbeda, bisa bersatu dan bisa berlawanan. Ilmuwan yakin pada gaya gravitasi dan memang ada faktanya. Di sisi lain, anak kecil yakin adanya sinterklas dan kuda terbang — itu tidak ada faktanya. Sayangnya banyak keyakinan agama itu berhenti pada keyakinan saja karena memang tidak ada faktanya.
Problemnya beberapa hal yang ada di kitab suci tidak cocok dengan fakta (bukan dengan pemikiran atau jaman) dan sampai kapanpun ya tidak akan cocok. Bagi saya ya pertanda bahwa jangan terlalu serius menanggapi yang ada di kitab suci, ambil saja manakala berguna dan abaikan saja bila mengganggu.
Saya yakin yang menciptakan alam semesta adalah xxxxxx atau mungkin ????. Mudah-an setelah saya mati kemudian katanya dibangkitkan kembali saya tidak menjadi kecewa karena mungkinsaya pencipta alam semesta tsb adalah tetangga saya seorang tukang kebun
@Kalangkang: kemungkinan yang mengejutkan…
Percuma saja anda berkomentar tentang apa saja mengenai ALLAH sedangkan anda sendiri tidak tau siapa DIA.sampai kapanpun tak akan ada jawaban mengenai ALLAH jika anda mencari DIA atau apapun mengenai DIA dengan aqalmu semata-mata…..percuma…..waktu hidup anda akan habis hanya untuk menjadi penghuni NERAKA.Orang-orang yang sdh tau siapa ALLAH tdk akan pernah memperdebabkan apa..siapa..mengapa…tentang DIA,Ingat syetan ada pada anda selama anda msh berakal.
@Saparuddin: iya.
Saya tertarik pada kalimat terakhir komentar anda:
Jadi itu rahasia anda untuk bebas setan? membuang sama sekali akal anda. Sayang sekali.
Padahal tanpa akal mungkin manusia jadi gak ada bedanya dengan kambing (apalagi jika anda berjenggot) 🙂
Lebih baik jadi kambing daripada jadi pengikut syetan apalagi sdh jadi syetan yg tinggal cari pengikut.
@Saparuddin: lebih baik jadi kambing daripada jadi manusia? Oke deh.
Tapi bukankah akhirat katanya untuk manusia, bukan kambing?
Anda belum mengerti dan memahami dgn baik dan benar mengenai agama…anda msh dibingunkan tentang apa itu agama… sedangkan agama itu untuk membuat kita tenang jadi komentar dan jawaban yg anda sampaikan hanya sekedar untuk mengukur tingkat kebodohan dan kepandaian anda bg yg lainnya.
@Saparuddin: wah terima kasih kalau anda lebih mengerti dan memahami agama.
Mohon diberitahukan di sini tentang pengertian dan pemahaman yang benar itu, kami yang anda anggap tidak mengerti dan paham tentu sangat berterima kasih jika tercerahkan dengan bantuan anda.
Memberi pencerahan tentang topik ini tentu lebih bermanfaat daripada sekedar mengomentari saya atau kebodohan saya.
Saya tunggu pencerahannya..
Diskusi lucu, apa lagi membaca ” ingat syetan ada pada anda selama anda masih berakal ” jadi orang yang paham agama tidak berkal. Pantesan aja prilakunya kaya kambing
Anda nga ngerti sih…isi kalimat yg disampaikan saparuddin bukanx lucu tp anda bingun.
Ray berarti anda tidak bingung ! Tolong jelaskan biar saya tidak bingung dan mendaoatkan pencerahan dari ketidak bingungan anda ☺️
judhianto ini nulis secara kontroversial kan supaya blognya laku dan dibaca. itu saja
@Kletok: iya.
Lalu tentang perbudakan seks, anda gak punya komentar? Takut mikir?
dulu saya suka menanyakan ini dan itu juga, apapun bisa dibolak balik tergantung kelihaian yang punya pemikiran. sampai suatu saat hidayah itu datang lewat ucapan teman saya “kamu melawan bagaimanapun, aturan allaah tetap tidak berubah. pastikan saja kamu sudah memahaminya sebelum sakaratul maut.” sekarang saya menyerah, saya mengakui menjadi manusia adalah sebuah tanggung jawab besar. belum lagi kalau membaca juz amma yang banyak berisi kemarahan allaah dan peringatan tentang siksa yang sangat pedih… ampun… hamba tidak berani ya allaah…
@Bhumi Abimanyu: anda memiliki banyak pertanyaan tentang iman anda dan nalar anda tidak memiliki jawaban atasnya.
Ini adalah konflik wajar yang banyak dialami orang yang ingin memahami agamanya lebih dalam.
Ada yang memilih terjun dalam perang konflik ini dan berusaha keras mencari jawabannya, akan tetapi ada yang memilih menghindar dari konflik ini dengan memihak ke salah satu dan bersikap seolah-olah tidak ada masalah.
Saya yakin saat anda menyaksikan ada ketidak-adilan atas nama agama, nurani anda terusik. Namun dengan hidayah, anda sekarang bisa mengabaikan nurani anda tersebut dengan mengatakan: “Allah lebih tahu tentang keadilan dari yang kita tahu”. Anda tetap melihat ketidak-adilan tersebut, akan tetapi sekarang anda lebih memilih khusyuk mengabdi Tuhan daripada memperdulikan nalar dan nurani anda.
Apakah anda sekarang lebih bijaksana dan memiliki jawaban atas konflik batin anda?
Saya rasa tidak. Konflik tetap ada, namun anda memilih mengabaikannya agar lebih khusyuk dalam mengabdi Tuhan.
Mungkin kalau ISIS menyerbu dan dengan alasan tak jelas menjual ibu atau saudara perempuan anda sebagai budak seks, anda bisa mengucap: “Ini memang berat, namun bila ini memang hukum dari Allah, ampun ya Allah. Hamba tak berani melawan hukumMu ya Allah…”.
alhamdulillaah, sekarang konflik itu sudah lenyap. kalau pak Judhianto memang seorang muslim, saya doakan semoga lekas mendapat hidayah allaah. sampai jumpa pak.
@Bhumi Abimanyu: terima kasih do’anya.
Tapi tentunya kalau yang disebut hidayah itu berarti membuang kemanusiaan untuk janji-janji hedonisme setelah mati (surga), saya gak butuh itu.
Tuhan kalau ada, tentu sosok penjunjung keadilan dan kemanusiaan. Bukan tiran yang hanya perduli pada mahluk tunduk-patuh dan gak mikir.
maaf pak judhianto, orang sekaliber anda paling cocok didoakan supaya mendapatkan apa yang hendak dicari saja. kalau mendoakan bapak mendapatkan hidayah terkesan kalau saya yang mendapat hidayah dan anda tidak. sekali lagi maafkan kekhilafan saya.
@Bhumi Abimanyu: iya.
Ada komentar tentang tulisan saya? tentu itu lebih bermanfaat daripada hanya pengakuan mendapat hidayah 🙂
“orang sekaliber anda” adalah pengakuan saya mengenai pemikiran pak judhianto beserta tulisan tulisannya.
saya malu pak dengan kata kata “mendapat hidayah”, marilah tidak menggunakannya lagi 🙂
@Bhumi Abimanyu: oke.
judhianto ini bukan seorang muslim jd tdk ada gunanya berdialoq tentang topik ini…psti ia akan menjawab diluar dari ajaran islam.
@Anto: silakan tunjuk saja yang menurut anda salah dan tunjukkan bagaimana yang “Islami” menurut anda.
Kutipan kemarin : HURTING SOMEONE WITH THE TRURH IS BETTER THAN MAKING THEM HAPPY WITH LIE
Ada yang ngambek ni ye ?
Maksudnya The Truth kok tertulis The TRURH , itulah manusia tidak pernah bebas dari kesalahan he…he…
@Mandra Wage: sukurlah kalau kita bisa salah, ada peluang untuk memperbaiki diri 😉
Kalian ini berdebat tapi salah dalam memilah subjek bahasan & konteks, sebab bahasan Qur’an memiliki konteks ruang & waktu, demikian juga sejarah orang2 penting muslim yang berpoligami dan memiliki selir (dari budak) memiliki konteksnya juga, termasuk konteks kita yang berjarak jauh dari konteks mereka. Bahwa konteks yang melatari praktik selir adalah ketika sistem perbudakan masih ada di dunia. Adapun praktik yang terjadi di dunia arab yang memposisikan TKW sebagai selir itu masalah lain dan tidak mewakili persepsi & perilaku muslim pada umumnya. Bung Judhianto, sebenarnya andai preposisi anda netral, mestinya anda lihat dulu realitas perbudakan pada masa itu lalu membenturkannya dengan subjek yang anda sasar, bahkan agar klaim2 anda tidak terkesan tendensius berikanlah juga info praktik perbudakan pada komunitas agama selain Islam semasanya. Sebab jika Qur’an membenarkan tudingan anda maka agar praktik pergundikan ala Islam itu bisa terjadi di saat ini maka harus diadakan dulu perbudakannya, saya tidak menemukan satu ayat pun yang menyuruh muslim melestarikan perbudakan, atau mungkin saya tidak seteliti anda? Boleh tunjukkan ayatnya mana di dalam Qur’an?
@Andre Gunawan: untuk perbudakan di agama lain, ada kok. Perbudakan di agama Kristen bisa kita lihat dari perbudakan di dunia barat yang keturunannya menjadi warga kulit hitam di Amerika. Orang Kristen bisa meninggalkan perbudakan manakala tidak lagi menganggap semua isi Alkitab sebagai petunjuk hidup.
Memang tidak ada ayat Qur’an yang menyuruh melestarikan perbudakan, tapi umat Islam melestarikan Qur’an yang mengakomodasi perbudakan. Selama tidak ada yang berani mengatakan bahwa tidak semua isi Qur’an adalah petunjuk hidup yang perlu dituruti, ya efeknya sama dengan melestarikan perbudakan.
Contoh yang nyata bagaimana pemeluk Islam melestarikan perbudakan bisa kita lihat dari ISIS yang menghidupkan perbudakan seks. Kalau ada yang menganggap ISIS hanyalah kelompok sakit jiwa yang tidak mewakili Islam, maka anggota parlemen Kuwait yang saya kutip pendapatnya, mewakili semangat perbudakan Islam di kepala orang yang mewakili jenisnya di Kuwait.
Kalimat2 anda saling bertabrakan sendiri. Sepertinya karena preposisi yg tdk netral menyulitkan anda dalam menyusun asumsi2 yg runut. Hal yang biasa terjadi dalam diskursif “the other”, bukan sebuah kajian yang jujur tapi kumpulan ambigu & reduksi (paradox).
Anda bilang Qur’an tidak menyuruh melestarikan perbudakan tapi mengakomodir perbudakan. Ini seperti kalimat “Jokowi tidak menyuruh pelacuran tapi membolehkan pelacuran berlangsung”, atau seperti “dokter tidak menyuruh terus merokok tapi mengakomodir para perokok.” Hello….Paradox pertama
Anda menyatakan, selama tidak ada orang yang berani mengatakan bahwa tidak semua isi qur’an adalah petunjuk hidup maka perbudakan akan terus ada. Anda sedang membuat standar yang mustahil sebab jika seorang muslim yang mengatakannya maka seketika itu ia bukan lagi seorang muslim. Ini sama dengan kalimat “saya kristen tapi sebagian alkitab tidak benar.” Paradox kedua
Tapi jika yang anda maksud adalah orang non muslim yang harus berani mengatakannya, dalam kasus ini malah anda sendiri yang bilang bahwa Islam tidak menyuruh melestarikan perbudakan. ??? Paradox ketiga…tp trims atas pengakuannya 🙂
Anda menyatakan bahwa ISIS dan seorang anggota parlemen (perempuan pula) mempraktikkan dan mendukung perbudakan dan pergundikan. Ini sama seperti membaca Indonesia lewat gang dolly dan lantas anda berkata Indonesia adalah Republik Pelacuran. Come on, saya semakin ragu anda mengerti kaidah standar hermeneutika dan standar penelitian kuantitatif. Paradox keempat…
Kesimpulan saya, anda sama sekali tidak (mau) mengerti objek yang sedang anda analisa karena anda adalah subjek yang datang dari awal sudah dengan kesimpulan2 tertentu dan sudah final. Situasi seperti ini tidak akan menghasilkan manfaat apapun bagi anda dan lainnya sebab ini bukan kajian ilmu tapi retorika.
@Andre Gunawan: anda jeli sekali melihat paradox di komentar saya. Saya coba lihat yang anda maksud dengan paradox tersebut:
Oh ya, anda menyebut-nyebut kaidah standar hermeneutika dan standar penelitian kuantitatif, apa sih itu? apakah itu yang menghasilkan keahlian menangkap paradox?
Helloooww
Wah tambah asyik nih jadi penonton dunia ….dunia isinya pepak…
Komentar dari pembaca dan jawaban jawaban ces pleng dari mas Judhi, mak nyus kata Bondan ahli cicip kuliner.
Mohon pencerahan bedanya hermeneutika dan asbabun nusul ?
@Mandra Wage: hermeneutika dan asbabun nuzul secara garis besar sama. Satunya istilah Kristen satunya Islam.
Keduanya berusaha memahami pesan dari ayat kitab suci setelah meneliti latar belakang saat ayat tersebut muncul. Ditujukan siapa, konteks peristiwanya bagaimana, hubungannya dengan ayat lain bagaimana dan sebagainya.
ya sama kayak Poligami… itu bukan perkara boleh atau tidak boleh, karena hukum Islamnya itu boleh, tapi menurut saya Poligami itu perkara mau atau tidak mau, ikhlas atau tidak ikhlas. Wong ada kasus, Nabi Muhammad tidak ikhlas anaknya Fatimah dimadu oleh Ali
budak seks, poligami, hukum qisas, hukum rajam, itu semua boleh dalam Islam, tapi Allah tidak akan marah jika kita tidak melaksanakannya, karena semua itu sifatnya bukanlah tiang agama, semua itu hanyalah perkara lebih ke hubungan antar manusia aja, itu menurut pemahaman sederhana saya…
Allah akan marah kalo kita tidak shalat fardhu, tidak berpuasa di bulan Ramadhan, tidak bayar zakat, atau tidak pergi Haji jika kita mampu, karena semuanya itu pilar utama agama Islam
Kalo seumpama ada negara yg melaksanakan hukum rajam, ya kita harus menghormatinya dengan cara tidak berzina di negara itu… tapi kalo ada negara yg tidak melegalkan hukum rajam, tapi ada tindakan hukum bagi penzina yg bentuknya bukan rajam (kayak Indonesia) ya taati aja aturan yg ada di negara itu, simpel…
@Satria: bagi saya, aturan agama seharusnya berhenti di masalah pilihan pribadi.
Kalau sudah menyangkut urusan bersama/publik/bernegara, tentunya kita berhubungan dengan orang lain yang bisa punya agama beda, punya pilihan beda. Di area ini kita harus menggunakan acuan yang bisa diterima setiap orang yang tersangkut – bukan hanya acuan kita.
Sebagai contoh, jika orang Islam tidak mau zina atau minum alkohol karena aturan agama, ya silakan itu diberlakukan untuk dirinya sendiri.
Bila dia hendak memberlakukan sebagai aturan negara, nanti dulu…
Dalam negara itu kan ada yang beragama lain, yang punya aturan sendiri tentang zina atau alkohol, kita tidak bisa memaksa orang lain menuruti aturan kita berdasarkan dalil ini-itu menurut agama kita. Toh kita sendiri pasti tak mau dikekang oleh aturan berdasarkan agama lain, apa urusannya agama lain yang tak kita percayai mengatur-atur hidup kita?
Satu-satunya jalan menjadikan aturan agama kita menjadi aturan yang berlaku umum, ya kita harus bisa meyakinkan orang lain untuk menerima aturan tersebut. Tentunya bukan menggunakan dalil ini-itu dari agama kita, melainkan menggunakan kerangka yang bisa diterima setiap orang.
Misalkan jangan minum alkohol atau berzina karena kita bisa menunjukkan data statistik pengaruh negatif alkohol atau zina bagi kesehatan, ketertiban sosial, kesehatan mental dan sebagainya. Jika alasan logis yang kita tunjukkan kuat, maka siapapun dengan latar agama apapun pasti bisa menerimanya.
Menakut-nakuti orang dengan dosa atau neraka ala agama itu cara terbelakang. Seharusnya peraturan ditegakkan setelah menunjukkan bahwa aturan tersebut merupakan pilihan logis untuk menghindari resiko-resiko logis dan nyata yang bisa ditunjukkan pada tiap orang.
iya saya sepakat, ada masalah agama yg berhenti di ranah pribadi
sya juga tidak suka aturan warung makan itu tidak boleh buka di bulan puasa, karena puasa kan ibadah pribadi, kalo muslim laki makan di siang hari, yg dosa kan dia sendiri, bukan warung makannya…
Tapi adapula sah-sah saja adakalanya agama bisa masuk dalam aturan bernegara, tapi tentunya syaratnya norma2 agama tsb sesuai dgn norma2 umum yg berlaku di masyarakat, tapi tentunya dengan bahasa hukum yg normatif. Seperti berzina/pergaulan bebas, saya rasa semua golongan agama menganggap hal tsb tidak baik, belum lagi secara medis bisa jadi penyakit kelamin dan secara sosial bisa memicu perceraian atau KDRT atau pernikahan dini yg tidak dikehendaki, dan seabrek masalahnya seperti yg pak Judhi terangkan di atas.
Terkait ada negara yg pondasinya keagamaan, seperti di Timur Tengah atau Brunei, saya rasa sah2 saja menerapkan aturan syariah, mungkin secara sosial budaya aturan yg didominasi keagamaan cocok bagi negaranya. tapi mungkin di Indonesia tidak cocok
Hidup ini intinya mentaati aturan, dimana pun kita berada, kalau kita tidak suka aturan yg ada, ya harus dilawan secara politik, karena politik adalah jalan menuju kekuasaan, dan lewat kekuasaan kita bisa membuat aturan sesuai ideologi kita. Kalau kita tidak bisa melawan secara politik, ya sudah taati aja aturan yg ada atau saling nimbrung ide kita di Nonton Dunia… hehehe… salam damai…
Wow! Menakut nakuti dengan dosa atau neraka ada di alquran pak judhi dan anda sebut ini cara terbelakang, luarrbiasa pemikiran anda ini.
@Dini Ahmad: kenyataannya memang terbelakang kok.
Kalau anda misalkan penjual mobil, maka mengatakan bahwa yang gak beli mobil anda bakal dipukuli – itu pemaksaan ala preman yang terbelakang. Cara maju adalah mengutarakan manfaat dan keunggulan mobil anda, sehingga mereka secara sukarela mau membeli mobil anda.
menakut nakuti dengan dosa atau neraka = yang nggak beli mobil bakal dipukuli = pemaksaan ala preman yang terbelakang. cara maju dengan mengutarakan manfaat dan keunggulan menurut saya ada juga dalam islam. alquraan isinya selain ancaman, juga kabar baik bagi yang beriman.
tapi setelah saya scan tulisan dan comment pak judhi, sepertinya kita memang berbeda pemikiran. semoga pemikiran bapak bagus buat bapak dan orang orang yang terpengaruh dengan tulisan bapak.
@Dini Ahmad: ya memang Qur’an berbicara dengan berbagai cara.
Pertama dengan mengatakan bahwa Nabi diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia, bahwa Islam itu rahmatan lil alamiin, bahwa tidak ada agama bagi yang tak berpikir dan sebagainya untuk memberi motivasi orang untuk berbuat baik.
Kedua dengan iming-iming surga untuk yang berbuat baik. Tentang hidup senang, makanan berlimpah, sungai-sungai arak, kebun dan sungai yang sejuk, tinggal di istana, puluhan bidadari perawan yang tersedia. Pokoknya iming-iming hedonisme komplit agar orang berbuat baik.
Ketiga dengan ancaman neraka bagi yang menolak ajakan Islam. Tentang dibakar hidup-hidup, minum cairan logam, dihimpit tanah dan beraneka ragam siksa yang abadi. Pokoknya segala kekejaman brutal sado-masokis dipinjamm untuk menakut-nakuti orang agar ikut Islam.
Keempat dengan ancaman nyata. Hukum mati, rajam, potong tangan, cambuk dan sebagainya disediakan bagi yang tetep bandel.
Jadi memang lengkap.
Diberi pencerahan; gak mempan? diiming-imingi hedonisme surga; gak tertarik? ditakut-takuti kekejaman neraka; tetap gak perduli? dihajar hukuman fisik.
Dialog dan diskusi yang sehat adalah tanpa premis premis mutlak spt bahwa keyakinan dan ajaran agamanya yang paling pasti benar karena sudah dijamin pasti berasal dari TUHAN.Itu yg disebut dengan TRUTH CLAIM.Kalau sudah seperti ini jadi mutlak mutlakan dg kata pokoke, mutung dalam diskusi , diskusi dan dialog akan berhenti.Seperti judulnya NONTON DUNIA, kita menonton/melihat fakta/realitas dunia kemudian menelaah fakta/realitas tersebut dengan berbagai PERTANYAAN TENTANGNYA, dan mencoba mencari rujukan ke kitab suci, ilmu, akal, iman,kepercayaan2 lain yang ada di dunia yg kita huni bersama yg sedang kita tonton.Donyo iki ora mung wekmu dewe, wekmu wek ku, wek ku wek mu.How to make this world fit to live in….together.Rahmatan lil alamin tawasuth wal iktidah, embuh opo iki artine mas Judhi ?
Kompas Minggu hari ini tgl 5 Jui, hal 15 Din Syamsuddin Ketua MUI, Said Attia Ali Mattawa dari Al AzharMesir mengajak hidup bersama saling menghargai dalam masy majemuk dgn aqidah washatiyah…ramah ber poros jalan tengah.Jadi ingat Poros Tengah nya Amien Rais….he..he.
Di dunia yang kita tonton banyak terjadi paradox paradox dan anomali anomali.Opo bedane PARADOX karo ANOMALI mas Judhi ?Di ilmu fisika kita belajar Anomali Air.
tulisan ini nih yang membawa saya pada nontondunia.net. awalnya cuman tergelitik sama serial “muhtesem yuzyil” atau dengan judul abad kejayaan di antv. niatnya sih mau tahu aja, apa benar yang dilakukan suleiman dan anak anaknya itu “halal”? ternyata memang boleh ya pak judhianto.
@Judhianto,
saya baru saja mengerti bahwa hati nurani bisa bertentangan dengan ajaran tentang cara hidup yang diatur dalam Alquran, awalnya saya berpikir bahwa beda konteks saja, tapi ternyata bilapun sekarang ini kita sedang perang tentu saya yakin sebagian besar orang berhati nurani tidak akan tega menerapkan aturan tersebut. kenapa ya? menurut saya karena memang hati nurani kita, kesadaran akan nilai seorang manusia, akal budi, dll sudah jauh berkembang dibanding zaman jahiliyah dulu.. dalam beberapa level tentu beda perkembangannya ya, contoh ekstrim ya ada orang2 yang ga tega makan hewan maka mereka jadi vegetarian.. atau di arab ya mesti tega motong tangan, ..di aceh tega nyambuk dan tega mempoligami.. tp sy sih yakin setidaknya yang sampai pada level “tidak tega memperbudak” dari kita manusia ini cukup banyak..
ada yang menarik dari tulisan @satria yang belum Anda komen, yaitu soal bahwa beberapa aturan hidup syariat islam itu tidak wajib, katanya “boleh tapi Allah tidak akan marah bila kita tidak melakukannya” , maka soal perbudakan ini sangat tergantung kepada siapa yang membuat aturan, atau lebih jauh lagi seberapa berhati nuraninya para penguasa dan orang2 kaya, ya istilahnya ada resiko abuse if power bila nafsu melebihi hikmat&nurani.. problematis sekali ya karena soal hati nurani dan budi pekerti ini susah dan makan waktu lama untuk menumbuh kembangkannya.
sy non muslim, sy kristen, sejauh ini dari segi ajaran semua cocok dengan hati nurani saya, (tergantung gimana kita mempelajari ajaran dan bagaimana kita diajar), saya dididik untuk belajar sendiri juga bukan apa kata pendeta aja. Bagi saya alkitab itu buku sejarah tentang Allah dan manusia sih ya bukan kitab yang suci, dan di situ dijelaskan mana yang sejarah, mana yang ajaran. buku itu sendiri ga suci sama sekali dan gapapa ditaruh di lantai atau lecek2.. di situ keberdosaan adam, abraham, yakub, daud, dll bahkan soal indahnya sex jg dikupas tuntas.. haha.. kebenarannya 100% benar tp sy sendiri yakin bahwa ada beberapa gap antara maksud Allah dengan kemampuan manusia menuliskan/memahami dalam bahasa, istilahnya bahasa Allah yang dimanusiakan (nah Anda bisa aja bilang ga 100% benar dong? ya 100% benar tp sayanya aja sebagai pembaca zaman ini yg ga 100% mengerti atau 100% mengaplikasikan)
bergulat dengan akal
makanya saya sendiri juga percaya loh dengan teori evolusi, dan sy juga percaya dinosaurus itu ada sejak ratusan juta tahun yang lalu, sedangkan alkitab sendiri memulai penciptaan bumi ada hanya dalam kurun waktu 10,000 an tahun saja, dalam hal ini sy tertolong untuk punya pemahaman bahwa alkitab bagian awal adalah Bahasa Allah yang dimanusiakan, yang mana isinya bisa saja “tidak menceritakan seluruhnya, dan dalam bahasa / cerita Allah yang dimanusiakan atau dimaksudkan untuk manusia pahami”, jadi Tuhan maunya bercerita seperti itu lewat tulisan Musa ya sudah dan itu kebenaran juga bagi saya, tp sy tahu lebih daripada itu tuh berkat ilmu pengetahuan alam.. dan ga soal juga buat saya.. di zaman postmo ini untungnya akal dan pengetahuan agak agak underrated ya, wkwkwkwkwkwk, kalo ga sy bisa stress dan murtad karena bagian creation dianggap belum lengkap 😀 , salah satu yang menolong saya adalah kalimat ini dari guru agama smu sy: “memang satu hari di kitab kejadian pasal penciptaan itu berapa lama sih, apa 24 jam jg? definisi hari di situ apa emang?” “memang terang di situ apa?” “langit itu di situ definisinya apa?” nah eye opener banget buat saya waktu itu.. akhirnya sy berdamai dan ga berulat lagi antara akal budi dan alkitab
bergulat dengan nurani
di alkitab juga ada cerita tentang pembunuhan sekian banyak manusia dan sgala bentuk penyiksaan, dan jg perbudakan (budak sexual tidak diceritakan atau diatur, yang ada si abraham bandel jadi dia bersetubuh dengan hagar agar ada keturunan, ga mau sabar slai itu ada yg incest jg) tp di dalam kristen, smua orang pilihan (nabi dan raja) itu memang pasti bikin salah dan malah ada jg yg berdosa besar2.. Dan ya memang kejam sih sebagian isinya (terlepas tujuan atau alasan perangnya apa), namun di saat itu harus menerima bahwa harus demikian (kristen menerima bahwa ga smua manusia selamat, bahkan jg sbagian kristen bisa aja ga selamat kalo ga aplikasikan kasih)
ya saya menerima dan jg bersyukur bukan hidup di zaman itu, karena di zaman biblical awal non yahudi itu diperangi melulu oleh yahudi, dan kalo perang pasti kalah, dan sy bukan yahudi, kalo kata paulus kami ini anak angkat..
untungnya cerita centralnya ada pada Yesus Kristus dan sy bersyukur bisa belajar memper Tuhankan Dia.. kalo ga ada Dia, Dia ga mati, bangkit, naik dan nanti turun, ya sama aja sama agama samawi lain (Yahudi), Kristen cuma versi yang beda dikit doang dari Yahudi (masih menunggu Mesias) dan Islam (sedang menunggu Imam Mahdi). Soal mana yang akhirnya bisa menyelaraskan iman dan hati nurani, Anda bisa melihat kan bagaimana tiga ajaran agama ini membuat sejarah dan peradaban (plus budha, hindu, tao, dll) ??
ajaran kristen bilang Yesuslah jalan menuju keselamatan bagi siapa yang percaya, nah ini masalah buat kami, karena percaya dan beriman dalam ajaran Kristen sangat susah untuk diaplikasikan, kita harus melalui proses pengenalan akan Tuhan, mengenal konsep keberdosaan, penebusan, dan kita mengalami pertobatan lalu menjadi pengikut Tuhan (lewat satu bagian aja maka blom lengkap, kcuali stelah bertobat langsung meninggal) mengikut Tuhan sendiri amat sangat susah juga, tuntutannya banyak, kita disuruh tinggalkan harta dan ikut Tuhan (untung harta sy lom banyak), hapuskan hutang atas budak, menghapuskan kemiskinan, hidup kudus, dll (sebagian besar ya harafiah loh), sayangnya sebagian besar dari kami hanya jadi umat gerejawi saja yang ga mendarat di bumi tp merasa sudah jadi warga sorgawi sehingga kami ini masih kurang berdampak…
sgitu aja komen saya… maap panjang
@Erwin: memang membaca kitab suci secara apa adanya akan menimbulkan masalah. Karena semua kitab suci muncul di masa lampau dengan setting peradaban belum semaju sekarang. Membaca dan mengikuti kitab suci secara apa adanya hanya akan menciptakan orang kuno yang tersesat di masa kini, semacam fosil hidup.
Membaca kitab suci seharusnya menggunakan filter masa kini, yaitu kemanusiaan (kasih) dan sains. Abaikan isi kitab suci yang tak lagi sesuai dengan kemanusiaan atau tak sesuai dengan fakta sains.
terus terang saya baru mengetahui sedikit tentang ajaran atheis dari Judhianto, yang mungkin intinya adalah menitik beratkan pada logika berfikir rasional dan membuang jauh hal2 yang tidak irasional , apakah benar kesimpulan saya?
apakah pada ajaran atheis tidak mempercayai hal2 yang ghaib (irasional)? misalnya jin, setan, ruh, ilmu sihir yang dapat memisahkan antara suami dan istri, teluh, kesurupan dan rukyah (penangkal sihir) dengan menggunakan ayat2 alquran.
Menurut saya Judhianto adalh seorang yang (tahu) tentang ajaran islam, kemudian menjadi ateis karena merasa kecewa lantaran menganggap hukum dalam quran sudah ketinggalan jaman, kejam, kemudian mendustakan ayat2 alquran.
ayat ini akan membuat semakin mantab dalam dalam keyakinan ateismu
“Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, bagai unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan”. [Al A’raf:40]
Perbudakan dalam Islam: Alhamdulillah Allah telah mengatur tentang perbudakan lewat Alquran dan nabi sendiri telah mencotohkannya, sungguh ini adalah berkah dan rahmat yang luar biasa dari Allah. Alquran adlah furqon pembeda, sungguh dengan adanya ayat ini kita bisa mengukur keadaan keimanan Islam kita bagi yang menerima tidak ada masalah tapi bagi yang tidak menerima berarti dalam golonngan orang2 yang mendustakan ayat Allah.
@Om K: saya nggak komentari pandangan anda tentang saya, lha wong anda bukan apa-apa saya, nggak penting.
Saya hanya komentari pandangan anda berikut:
Dari kutipan anda, tersirat bahwa segala sesuatu yang sudah diatur Qur’an dan dicontohkan nabi adalah pasti benar. Anda tidak merasa perlu menunjukkan dukungan nalar atau melihat kenyataannya di lapangan.
Saya sih melihat lebih ke prinsip yang lebih tinggi.
Jika Allah mengatakan Ia adalah maha pengasih, penyayang dan mengajarkan agama untuk menyebarkan kasih sayang di muka bumi serta menjadikan agama untuk meningkatkan akhlak manusia; maka saya berpegang pada prinsip ini.
Jika realitas dan logika tidak lagi menunjukkan ajaran Qur’an dan contoh Nabi Muhammad membawa manusia kepada ketinggian akhlak manusia dan kasih sayang kepada seluruh umat manusia; maka saya menolaknya.
Anda bilang saya mendustakan ayat Allah? biarin.
Dibanding Allah yang maha pengasih dan penyayang, maka ayat Qur’an dan contoh nabi hanyalah manifestasi pengasih dan penyayangnya Allah menurut versi orang Arab abad ke 7.
Saya tidak ingin mendustakan Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang. Saya menyembah Tuhan yang baik itu, bukan menyembah ajarannya, yang mungkin baik bagi orang arab abad ke 7; tapi bukan bagi saya.
Mendustakan ayat itu tak seberapa dibanding mendustakan Allah yang maha baik. Benar kan?
🙂
untuk menganalisa perbudakan apakah baik atau buruk pakai saja logika manusia.logikanya kalau kita dijadikan budak mau tidak? kalau tidak mau ya jangan menjadikan sesama manusia budak.
kalau ada sebuah pendapat, ajaran, ataupun kitab yang yang memperbolehkan perbudakan.secara hati nurani berarti ajaran, pendapat atau kitab itu SALAH.
kalau ada yg bilang benar jadikan saja yg bilang itu menjadi budak.mau tidak dia?
begini banyaknya pertanyaan dan jawaban tapi saya kok tidak menemukan jawaban dari MUI, Hizbut tahrir, ataupun Abu Bakar Ba’asyir….. Kemana MEREKA ??????
Anu.. cuma mau nanggapin sesuai dengan isi pembahasan, ogah bahas pembahasan yang lain.
Jadi begini, kan budak sudah lama berasal dari peradaban kuno seperti : Mesir, Cina, India, Yunani dan Romawi, sehingga sampe berakar ke kebudayaan lain. Dan budak itu diperjualbelikan di pasar dan harganya gak murah ya?
Nah kalo misalkan aku hidup di zaman romawi kuno, dan misalkan aku orang kaya maka aku sanggup beli banyak budak perempuan, misalkan lho ya… Kan beli budaknya kan mahal banget kan, misalkan saja aku sanggup belinya hanya 10 budak.
Dan dari 10 budak perempuan itu nanti kusuruh kerja saja, atau kugaulin saja, atau tunggu harganya bisa naik lalu kujual lagi macam trading kurs saat ini huehehe.
Lalu kemudian ada ajaran untuk memerdekakan perbudakan, lah? yang punya budak kan gak cuma aku saja, seluruh dunia lho, dan pasti lebih banyak yang punya budak melebihi aku? kalo seluruh dunia melepaskan budak waaah berapa duit itu langsung hilang sia-sia dalam hitungan waktu yang tak begitu panjang.
Tapi aku mah gak peduli dengan ajaran itu, aku tetap menolaknya, budak-budakku kok, aku beli pake duitku sendiri terserah aku dong. Akan kugauli semua budak-budak perempuanku, mau kurawat atau agak yg penting dia sehat dan bisa dieksekusi sudah buat aku lega, kalo bosen, jual lagi deh cari budak perempuan yg lebih hot, asalkan budak yg lama tetap kondisi sehat, klo gak sehat gak bakal laku dong atau bakal jatuh harganya. Atau klo gak pengen buat dijual lagi ya gak masalah, aku gaulin budak2ku seenak udelku, gak peduli dia sakit atau sampai mati.
Kejam ya diriku? ya iya, kan aku gak peduli sama ajaran yang tadi kusebut. Tapi lama kelamaan stok budak menipis nih, jangkrik banget eh. Ada yg ikhlasin memerdekakan budak dgn cuma-cuma, sok kaya banget deh itu orang. Ada yang menikahi dan memerdekakan budak wanita, ini keterlaluan bgt, masa ambil istri dari kaum budak? kayak gak ada perempuan merdeka aja. Ada yg gaulin dan ngerawat budak perempuannya, lalu budak tsb melahirkan anak yang merdeka. Yaaah kalo gitu bisa abis dong keturunan budak dari zaman ke zaman kalo semuanya ngelahirin anak yang merdeka. Lah terus aku beli budak perempuan dimana nanti klo stoknya kian menipis. Jangkrik emang! Jancuk!
http://www.muslim-menjawab.com/2012/06/menjawab-soal-qs-al-muminun-5-6-tentang.html
untuk menanggapi hal ini mohon di analisa lebih dalam:
1.bahwa perbudakan bukan produk agama Islam. Sebaliknya, ketika Islam diturunkan pertama kali, perbudakan sudah menjadi pola hidup seluruh umat manusia
2.perbudakan bukan semata-mata penindasan manusia atas manusia, tapi di sisi lain, perbudakan adalah bagian utuh dari dari sendi dasar perekonomian suatu bangsa.
3.perbudakan juga sudah diakui oleh hukum yang positif dan dibenarkan oleh undang-undang semua peradaban manusia
4.adanya hukum positif semua bangsa tentang budak termasuk juga keabsahan untuk menyetubuhi budak perempuan.
Islam Diturunkan untuk Menghilangkan Perbudakan”Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu ?” hilangkan berangsur-angsur bukan langsung menghilangkan.
Ada banyak pintu untuk membebaskan budak.
1. lewat hukuman atau kaffarah atau denda. Seorang yang melakukan suatu dosa tertentu,
2. lewat mukatab, yaitu seorang budak harus diberi hak untuk membebaskan dirinya dengan angsuran
3. Lewat sedekah atau tabarru’. Seseorang tidak melakukan dosa, tapi dia ingin punya amal ibadah yang sangat bernilai di sisi Allah.
4.Islam menetapkan bahwa semua budak yang dinikahi oleh orang merdeka, maka anaknya pasti menjadi orang merdeka.
kl dibilang budaknya dinikahi secara islam tetapi statusnya masih budak(status sosial), tetapi anak-anak mereka jadi merdeka(status sosial meningkat).
selebihnya mohon dibaca. mungkin sebagai studi banding. semoga perumapaan didalam Al-Quran membuat anda lebih tercerahkan dan membuat logika makin tajam dan hidup anda selalu diridhoi Allah. wassalam.
@Zackripper: terima kasih untuk memberikan tanggapan.
Saya setuju bahwa perbudakan bukan inovasi Islam, itu sudah ada saat Islam turun dan dunia serta agama-agama lainnya juga melakukan perbudakan di jaman itu.
Perbudakan ada dalam Alkitab dan Qur’an, namun pemeluk agama Yahudi dan Kristen sudah sejak lama menerima sekularisasii agama, sehingga tidak menganggap kitab suci sebagai hukum positif mengatur masyarakat. Sedangkan pemeluk Islam masih terobsesi untuk menggunakan syariah sebagai hukum positif mengatur masyarakat.
Jika ada negara yang menggunakan hukum syariah dengan konsisten, maka secara legal perbudakan adalah sah, karena ayat perbudakan tidak bisa dihapus dari Qur’an sedangkan sumber hukum tertinggi syariah adalah Qur’an.
Jadi di jaman modern ini satu-satunya agama yang mengesahkan perbudakan adalah Islam.
Anda mengklaim bahwa Islam diturunkan untuk menghilangkan perbudakan secara berangsur-angsur, bukan langsung. Lalu anda menunjukkan pintu-pintu membebaskan budak.
Membebaskan itu bukan melarang. Jelas bedanya kan …
Silakan baca sejarah.
Setelah Nabi wafat, Khilafah Islam melestarikan perbudakan hingga sekitar 1200 tahun lamanya. Perbudakan di Khilafah Islam berhenti bukan karena ada Khalifah yang bijaksana melarangnya, melainkan saat Turki membubarkan Khilafah dan menggantikannya dengan negara sekuler.
Jadi kapan dan siapa yang melarangnya di dunia Islam?
Kiblat pemerintahan Islam berikutnya adalah Arab Saudi. Arab Saudi baru melarang perbudakan pada tahun 60-an. Itu juga bukan karena fatwa ulama yang digali dari Qur’an, melainkan desakan lama dunia internasional untuk meratifikasi piagam HAM PBB. Negara-negara lain juga dipaksa melarang perbudakan oleh PBB.
Untuk kondisi termutakhir, kita juga melihat perbudakan dipraktekkan kembali di dunia ini oleh ISIS dan Boko Haram yang notabene mengatakan bahwa mereka berhukum dengan Qur’an.
Jadi, perbudakan memang bukan berasal dari Islam dan Islam menganjurkan pembebasan perbudakan. Akan tetapi yang mempunyai langkah serius untuk menghapuskan perbudakan adalah peradaban non-Islam yang berhasil memaksa penerapannya ke tingkat dunia lewat piagam HAM PBB.
Sedangkan yang melakukan promosi penghidupan perbudakan saat ini, justru umat Islam lewat ISIS, Boko Haram, serta aktivis khilafah yang ingin menerapkan total hukum Qur’an.
Selebihnya mohon gunakan nalar sehat, semoga anda tidak hidup dalam delusi.
Kaum muslimin telah hidup lama tanpa Khilafah, sehingga cara pandang sebagian kaum muslimin jauh dari Islam. Mereka mencela perbudakan, padahal perbudakan adalah hal yang diatur dalam islam. Sama halnya dengan syariat islam lain yang kaum muslimin lupakan, seperti rajam kepada pezina yang telah menikah, cambuk kepada pezina, peminum khamr, dan hukuman salib pada perampok. Hal ini memang jarang dipelajari, bahkan nyaris hilang dalam khasanah kaum muslimin.
Islam bukanlah penyebab terjadinya perbudakan, namun islam mengatur perbudakan. Islam melarang menyiksa budak, mewajibkan berlaku baik kepada budak, mengharamkan budak memberontak kepada tuannya, menganjurkan membebaskan budak, dan membolehkan menggauli budak perempuan. Rasulullah SAW bersabda:
“Apabila seorang hamba sahaya melarikan diri dari Tuannya maka shalatnya tidak diterima Allah.” ( HR. Muslim )
Allah SWT berfirman:
“Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki. Maka Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa. Barangsiapa mencari yang di balik itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas.” (QS. AL-Mu’minun: 5-7)
Perbudakan adalah konsekuensi dari peperangan, dimana ketika musuh ditaklukkan maka mereka yang masih hidup akan menjadi tawanan. Status tawanan ini adalah budak, jika laki-laki maka boleh dibunuh , dijual atau dibebaskan dengan syarat. Sedangkan jika perempuan maka boleh dijual, dibagikan kepada sebagai ghanimah kepada para mujahidin, atau dibebaskan dengan syarat. Perhatikan hadits berikut:
Dari Abu Sa’id RA, ia berkata : Aku pernah keluar bersama Rasulullah SAW dalam perang Banil Mushthaliq, lalu kami memperoleh tawanan-tawanan dari orang-orang Arab, kemudian kami mempunyai keinginan kepada para wanita, sedang kami sangat berat membujang dan kami suka ‘azl lalu kami tanyakan hal itu kepada Rasulullah SAW, maka jawab beliau, “Mengapa kamu tidak melakukannya, karena Allah ‘Azza wa Jalla benar-benar telah menentukan apa yang akan Dia ciptakan sampai yaumul qiyamah”. (HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim)
Dari Jabir RA, bahwasanya ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW lalu bertanya, “Sesungguhnya kami mempunyai seorang jariyah, ia adalah wanita hamba kami dan penyiram kebun kurma kami dan aku menggaulinya tetapi aku tidak ingin dia hamil”. Lalu Nabi SAW bersabda, “Lakukanlah ‘azl terhadapnya jika kamu mau, karena sesungguhnya akan tibalah kepada wanita itu apa yang ditaqdirkan oleh Allah padanya”. (HR. Ahmad, Muslim dan Abu Dawud)
Sebagian kaum muslim barangkali malu dengan syariat islam ini. Sebagian lagi mencari dalih, agar bisa berfatwa haramnya perbudakan. Jika yang dimaksud perbudakan adalah menjual orang yang merdeka, maka hal ini penulis sepakat bahwa hal itu diharamkan. Namun dalam keadaan perang, adanya tawanan adalah sesuatu yang pasti. Membagikan budak perempuan dan menggauli mereka bukanlah suatu cela, karena memang dibolehkan oleh syara’.
Ironisnya di negara-negara yang paling getol menyuarakan anti perbudakan justru menjalankan perbudakan yang terselubung. Pelacuran, model-model porno, dan seks bebas, sebenarnya adalah bentuk perbudakan, namun perbudakan yang haram sebab mereka aslinya orang merdeka yang “menjual dirinya” untuk menjadi budak. Sungguh aneh, jika ada kaum muslimin yang mencela perbudakan tawanan perang sementara di kotanya ada pelacuran dan zina merebak. Sementara di Daulah Islam pelaku zina akan dihadapkan pada mahkamah syariah, jika terbukti akan dihukum sesuai dengan syariat, tidak peduli apakah dia warga biasa atau tentara.
@Gusti Narasangsa: anda menulis:
Kaum muslimin telah hidup lama tanpa Khilafah, sehingga cara pandang sebagian kaum muslimin jauh dari Islam. Mereka mencela perbudakan, padahal perbudakan adalah hal yang diatur dalam islam. Sama halnya dengan syariat islam lain yang kaum muslimin lupakan, seperti rajam kepada pezina yang telah menikah, cambuk kepada pezina, peminum khamr, dan hukuman salib pada perampok. Hal ini memang jarang dipelajari, bahkan nyaris hilang dalam khasanah kaum muslimin.
Jadi pantas kalau tidak ada lagi yang mau menerapkan syariat Islam dalam bernegara, karena tak ada lagi yang mau mentolerir hukum-hukum terbelakang dan kejam seperti perbudakan ini.
Oh ya, sepertinya anda mengatakan kaum muslim tertinggal karena tidak menerapkan khilafah.
Apakah anda tidak menyadari bahwa usaha untuk kembali ke khilafah sudah dilakukan di antara lain melalui Taliban, ISIS, dan Boko Haram? anda lihat hasilnya? pemerintahan yang kejam, perbudakan dan penindasan kepada yang berbeda. Itu yang anda dambakan?
amin gan semoga bukan delusi.
1. saya setuju dengan hukum tertinggi syariah adalah Al -Quran. disana bukan mengatur tetapi tata cara kehidupan bermasyarakat dan tata cara bersyukur dengan sang pencipta. di Al-Quran hanya disebutkan ada sebab dan akibat. jika tidak sholat masuk neraka, jika sholat masuk surga. tetapi manusia itu sendiri yang memutuskan.
mohon disamakan persepsi saya dengan anda. budak yang saya maksud adalah tidak mempunyai kesamaan derajat, hak, berpendapat, dan menjadi budak sex.
logikanya didunia ini hanya ada 2 budak lalu saya menikahi dengan islam, maka anaknya menjadi merdeka ( kesamaan derajat, hak dan terbebas dari budak sex). lalu budak-istri saya tetap dengan status sosialnya sampai akhir hayatnya. jadi sekarang siapa yang menjadi budak??? bukan kah anak-anak mereka merdeka.
anda menyebutkan “jadi jaman modern ini islam satu-satunya agama yang mengesahkan perbudakan” . tetapi anda tidak membandingkan apel to apel. anda membandingkan masa lalu dengan masa sekarang. seperti membandingkan orang indonesia makan memakai tangan dengan orang luar dengan pakai sendok.
dan jika semua orang sudah merdeka lalu siapa yang jadi budak?. yang dikatakan oleh “salwa al-mutahiri”
sekarang banyak yang mempoliti-kan agama itu sudah terjadi setelah Nabi Muhammad SAW dan sahabat-sahabatnya Wafat . dan hal ini sudah ada diartikel postingan anda.
kondisi termuktahir Isis, Boko haram oh iya jangan lupa peristiwa ronghiya biar seru. apakah jika kita selalu membaca kitab2 suci maka mereka terbebas dari hal-hal negatif, tentu tidak kan? manusia itu bebas atas kehendaknya. ya kan?
apakah orang-orang ini membaca kitab suci mereka secara tersurat dan tersirat, bisa jadi salah penafsiran. nah ini dia yang repot mas. kl salah tafsir ada ego2 yang dicocokogikan.
(kl yang saya lihat adalah pergeseran makna dari budak itu sendiri), semisalnya X orang negeri pasir, X hire pembantu. pembantu yang berarti berhak untuk mencabuli dia) berarti ada pergeseran makna-kan. kan budak-budak sudah pada merdeka(liat nomor 2)
*Perbudakan adalah suatu kondisi di saat terjadi pengontrolan terhadap seseorang oleh orang lain.(wikipedia).
Sekian. terima kasih atas ilmunya. saya tidak mau melanjutkan takut dosa. karena jika diterusin bikin hati bergejolak. wasallam.
(za
@Zackripper: anda mbulet…
Secara legal, perbudakan itu halal dalam Islam. Qur’an mengaturnya, ada contoh dari Nabi dan tak ada satupun ayat Qur’an yang melarang perbudakan.
Secara fakta, perbudakan di dunia Islam itu hilang bukan karena dorongan ajaran Islam, melainkan dipaksakan oleh pihak luar. Turki melarang perbudakah setelah Khilafah diganti dengan negara sekuler. Negara-negara Arab melarang perbudakan setelah PBB memaksa ratifikasi deklarasi universal HAM.
Secara fakta, perbudakan seks dan perdagangan budak muncul lagi oleh kelompok Islam seperti ISIS dan Boko Haram.
Jadi, jangan ngeles lari kesana-kemari dengan bicara tentang pergeseran makna, arti wikipedia, Ronghiya dan segala macam.
Fokus saja pada masalah intinya, kalau menurut anda Islam melarang perbudakan, silakan tunjukkan mana dalil tegasnya
🙂
Namanya jg pendapat… semua ajaran, intinya Dr Tuhan yg sama… mk saya gk berani menyalahkan al quran, all kitab, dll, krn. Itu sm dg menghina karya Tuhan
@Afi: anda menulis
Itu pendapat siapa? saya tidak sependapat.
Kalau anda tanya para pendakwah, apakah mereka setuju bahwa semua ajaran berasal dari Tuhan yang sama? saya yakin mereka juga tidak setuju.
Lalu mengenai perbudakan, apakah anda setuju dengan perbudakan?
Saya tidak! itu hukum yang biadab dan merendahkan manusia.
Menghina karya Tuhan? jadi bagi anda kebiadaban perbudakan ini karya Tuhan? lalu jadinya yang biadab itu siapa?
atau anda berpendapat itu tidak biadab?
Mengenai anda yang tidak berani mengkritiknya sebagaimana anda tidak berani berdiri dan mengatakan “ini pendapat saya!”, saya maklum. Beberapa orang memang terlahir menjadi medioker dan tidak berani untuk berbeda dengan yang lain.
persoalanya apakah seorang pembantu = seorang budak ? tentu tidak ada persamaan karena pembantu hanya menjaul tenaga kepada majikan atas keinginan diri sendiri dan ia merdeka secara pribadi sedang budak yang dikuasai/yang dimiliki oleh majikan adalah seluruh kehidupanya/tidak merdeka
tentu saja pak judhianto ini adalah seorang ahlul bid’ah. anda menanggapi hukum2 islam yang berasal dari tuhan dengan logika berhilirkan nafsu duniawi. coba bayangkan di mana posisi, istri, saudara perempuan dan anak perempuan anda terkait artikel ini.
hanya orang beriman yang mampu membaca muslihat.
@Abdullah: justru karena saya punya istri dan anak perempuan, maka saya menolak hukum menjijikkan yang membenarkan wanita dijadikan budak seks.
Anda tega memperjualbelikan manusia seperti jualbeli ayam?
Anda gak punya istri dan anak perempuan? hingga tega mengkonsumsi wanita sebagai budak seks?
Kalau tega, astaga iman macam apa itu?
Bukan jamannya lagi berantem om. Jg kerukunan umat. Indonesia bersatu
@Afi: anda tahu kenapa Suriah, Afghanistan dan Iraq hancur oleh gerakan kaum fundamentalis? karena sewaktu gerakan mereka masih kecil, tak ada yang berani mengkritiknya karena sikap segan seperti anda. Begitu mereka besar, mereka menggilas dan menghancurkan siapa saja tanpa segan-segan.
Kalau anda berprinsip “yang waras ngalah”, maka tinggal tunggu waktu saja ketika yang gak waras akan mengendalikan anda.
Bukan jamannya jadi pengecut. Ingat kalau yang waras kalah, yang terkena getahnya bukan yang waras saja, melainkan anak cucu kita juga.
wah saya setuju mas, saya jg mengecam aksi perbudakan yg lucu ini, dan kaget ternyata ada ayat yg membolehkan bersetubuh dgn budak.
setelah mempelajari sejarah2 islam dan berdasar ayat alquran tersebut memang tidak disebutkan ada larangan bersetubuh dgn budak. dan pertanyaan saya, apa perbudakan itu tetap laris manis di arab hingga tahun 1960an dikarenakan mereka terlalu merasa nyaman dgn aturan yg membolehkan menyetubuhi hamba sahaya? karena tentu tak bs di pungkiri, se alim apapun lelaki, tentu nafsu tetap kuasai hati.
selebihnya, wallahualam. salam.
@Johny: bagaimana di Arab tahun 60-an? tak banyak informasinya, namun kita bisa baca kisah nyata putri kerajaan Saudi yang dituliskan dalam novel Princess. Kebetulan ada linknya di internet -> https://archive.org/details/PrincessKisahTragisPutriKerajaanArabSaudi
sudah saya bilang anda ahli Bid’ah. saya lihat semua artikel anda menyalahkan aturan islam dari Allah, bagaimana bisa anda berkata: “saya tidak percaya Dia(Allah) bersikukuh dengan aturannya,bila aturanNya membuat kezhaliman”.
seakan anda mengatakan aturanNya salah.
intisari nya , anda beranggapan bahwa poligami adalah jalan lain dari perbudakan seks.
anda tak memahami, tapi anda berfatwa tanpa ilmu.
Rasulullah SAW bersabda, “Bahwasanya Allah SWT tidak akan mencabut (menghilangkan) ilmu dengan sekaligus dari (dada) manusia. Tetapi Allah SWT menghilangkan ilmu agama dengan mentiadakan para ulama. Apabila sudah ditiadakan para ulama, banyak orang akan memilih orang-orang jahil(seperti judhianto) sebagai pemimpinnya. Apabila pemimpin yang jahil itu ditanya, mereka akan berfatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan orang lain”.
Naudzubillah mindzalik.
@Abdullah: wah terima kasih sudah membaca semua artikel saya.
Untuk gelar dari anda, juga terima kasih.
Oh ya anda protes pernyataan saya berikut
Jadi dalam konteks artikel saya:
Lalu anda gak setuju dengan saya, okelah silakan tunjukkan di poin mana anda gak setuju, lalu tunjukkan yang benar (dan penuh iman 🙂 ) , barangkali itu lebih tepat dari pendapat saya. Bukankah anda lebih memahami lebih dari saya yang anda bilang tanpa ilmu?
Oh ya anda juga bilang tentang nurut pendapat pemimpin. Kasihan banget kalau ada yang untuk berpendapat saja butuh nurut orang lain. Kalau masih TK sih oke-oke saja dipilihkan pendapatnya, kalau dewasa ya mikir sendiri dong. 🙂
wah, dimana ya saya bilang tentang nurut pendapat pemimpin ?
anda benar2 perlu diluruskan dan mencari pelurusan atas pemahaman anda.
sungguh zaman ini penuh fitnah, banyak Hadist Rasulullah yang sudah terbukti di zaman ini.
saya tidak tahu apa di balik selimut iman anda.
semoga saudara semuslim lainnya dilindungi Allah dari fitnah dan fatwa tak berilmu
untuk saudara ku semuslim :
Ingatlah Khutbah terakhir Rasulullah SAW : Aku tinggalkan padamu 2 perkara/pusaka. yang jika kamu berpegang teguh kepadanya, kau tidak akan tersesat selamanya.
yaitu “Al-Qur’an Dan As-Sunnah”.
Semoga saudaraku yg membaca2 artikel2 di web ini selalu berpegang teguh kepada Al-Qur’an Dan As-Sunnah. dan meninggalkan Bid’ah. Aamiin
@Abdullah: anda nulis
Ya sudah kalau itu bukan tentang orang yang untuk berpendapat, nurut orang lain (misalkan saya).
Ke hal yang lebih penting saja. Menurut anda yang berpandangan lurus, bagaimana koreksi anda terhadap poin2 pernyataan saya sebelum ini? Saya kan juga pingin tahu pendapat yang lurus itu. Perbolehkan budak seks itu bagaimana, kok diridhoi Allah?
Gampang ajah mas kalo gk setuju dengan perbudakan ya jangan lakuin..kalo gk setuju poligami jangan lakuin..karena semua itu butuh keadilan..
yang penting pastikan anda sholat..dan yakin kepada allah..
@Rezakha: perbudakan itu kejahatan kejam. Perbudakan itu lebih kejam dari perampokan, karena merampok semua hak dan harga diri seseorang. Perbudakan itu lebih kejam dari pembunuhan, karena sama dengan membunuh seseorang sebagai manusia dan menjadikannya hanya sebagai barang atau hewan ternak yang bisa diperjual-belikan.
Dihadapan kejahatan seperti itu, sebagaimana saat kita menghadapi peristiwa perampokan atau pembunuhan di depan mata kita, kita tak bisa cuma berkomentar “Gampang aja mas, kalo gak setuju ya jangan lakuin”. Di depan kejahatan semacam itu, jika kita punya kuasa, kita wajib mencegahnya, bila tidak kuasa, kita wajib mengadukan ke polisi atau yang mempunyai kuasa untuk mencegahnya.
Yang penting sholat dan yakin pada Allah? astaga, anda bisa lihat betapa banyak penjahat atau koruptor yang rajin sholat, hafal Qur’an dan berpenampilan agamis.
Bagi saya, yang penting dari manusia adalah dia tidak merugikan sesamanya, lebih baik lagi bila dia berguna bagi sesamanya. Mengenai sholat, biar jadi urusannya dengan Tuhannya.
Rasulullah dan para khalifah memang berpoligami, atau yg anda sebut sebagai “pelihara budak seks”. poligami itu sah menurut hukum Allah. karena sudah mengikat dengan mahar dan melalui pernikahan. dan tidak ada memelihara budak seks dalam hukum Allah dan Rasulullah.
dasar poligami adalah : “Melindungi wanita” dan bersikap adil. kalau tidak adil diharamkan poligami. artinya, hanya manusia seperti Nabi dan yang menerapkan ajarannya dengan tepat lah yang sanggup adil. yg masih beranggapan dpt adil, masih belum bisa berpoligami. Wallahu alam.
Para Nabi selain Muhammad, seperti Ibrahim,Yakub,Yusuf,Dll juga banyak yg berpoligami.
Saudaraku judhianto, Semoga Allah membimbing anda pada keimanan yang lurus.
dan tidak ada yg perlu dirubah dalam hukum Allah. sebagai hamba kita wajib patuh. dan surga adalah balasan kepatuhan kita. semoga anda termasuk di dalam nya. Aamin
“Tidaklah kami alpakan sedikitpun dalam al-kitab (Qs.Al-An’am:38) ”
Maksudnya tidak perlu ditambahkan hukum baru, sebab dalam al-kitab sudah cukup.
@Abdullah: bisakah anda tunjukkan sumber informasi anda? sehingga kita bisa bicara tentang kenyataan, dan bukan cuma teori-teori normatif dari anda.
Untuk istri nabi yang berstatus awal budak dan ada yang tetap budak adalah:
Untuk para khalifah dan selirnya (budak seks), dapat dilihat di beberapa buku berikut: al-Aghani karya Abu al-Farj al-Asfahani (356 H), Akhbar al-Nisa karya Ibnu al-Qayyim al-Jauziyyah (751 H), Thuq al-Hamamah karya Ibnu Hazm al-Andalusi (456 H), dan al-Imta’ wal Mu’anasah karya Abu al-Hayyan at-Tauhidi (380 H).
Dari buku tersebut diketahui bahwa Ali bn Abi Thalib istrinya 4, selirnya 19; al-Mutawwakil memiliki 4000 selir, Harun al-Rashid memiliki 2000 selir. Selir-selir tersebut statusnya adalah budak, sehingga secara syariah memang tidak ada batas jumlahnya.
Untuk Khilafah di Turki, Istana Topkapi pernah berfungsi sebagai istana Harem, di mana selir untuk khalifah di simpan.
Jika anda juga mengikuti sinetron Turki Abad Kejayaan yang mengisahkan kehidupan khalifah Sulaiman di Turki, maka anda akan melihat intrik di antara para selir khalifah yang statusnya adalah budak, sehingga jumlahnya bisa puluhan.
Yang terakhir, anda menyebut
Ini adil menurut siapa? kalau yang menjalani manusia, ya tentunya harus ditanyakan pada manusia, bukan rumusan langit. Secara umum hukum modern disusun oleh manusia berdasarkan kesepakatan dan masukan manusia, maka hasilnya tentu sejalan dengan nilai-nilai yang dipercaya manusia.
Bagi saya, perbudakan dan poligami sudah tak layak untuk ada.
mas, ingin sedikit meluruskan, poligami beda dengan perbudakan ataupun menyetubuhi para budak, silahkah dilihat lagi fikih mengenai perbudakan, terima kasih
wahai ahli Bid’ah,bukan kah sudah saya terangkan berkali2. Bagi saya sebaik2 referensi adalah Al-Qur’an dan As-sunnah. adapun referensi lain yg baik menurut saya adalah “Al-Bidayah wan Nihayah” karya ibnu katsir, dan “Riyadus Salihin” karya Imam Nawawi. mereka berdua langsung di tafsir dari Al-Qur’an, Hadits2 sahih dan As-sunnah.
selebih itu saya sangat berhati2 dalam memilih referensi. karena banyak aliran islam yang mempunyai pendapat berbeda2 yg melahirkan Bid’ah.
lalu apakah yg kamu pegang? apakah dari ucapan2 manusia yg mengkaji dengan bengkok, atau langsung dari Firman Allah sendiri?
@Abdullah: ya sudah kalau anda punya referensi sendiri. Sebagai catatan untuk referensi anda, saya bisa memberi pertimbangan dari tahun penulisannya sbb:
Ini dikarang sekitar 750 tahun lebih setelah Nabi wafat
Ini dikarang sekitar 650 tahun setelah Nabi wafat
Ini masalah pilihan kok, gak ada yang lebih istimewa dari kitab-2 anda dibanding kitab-2 yang saya sebut, semuanya karya penulis klasik muslim di jamannya.
Kalau anda menginginkan sejarah yang indah-indah saja, dua kitab anda tersebut bisa dipilih. Akan tetapi kalau anda ingin mencari fakta, anda bisa mengambil lebih banyak sumber tulisan dari tradisi Islam, juga catatan sejarah modern khilafah Turki tentang perbudakan.
Memang tak semua orang berani melihat kenyataan, lebih banyak yang lebih senang melihat hanya yang terbaik, meskipun itu cuma dongeng.
Tentang bid’ah, saya senang bid’ah kok.
Tidak berpoligami, menolak perbudakan, membela HAM, menolak khilafah, menerima demokrasi, menganggap setara wanita, pakai komputer, menggunakan internet, pakai mobil, mau belajar baca-tulis — yang semuanya berbeda dengan nabi.
Tentu saya ahli bid’ah, saya menolak Islam kaffah yang menggunakan hukum-2 terbelakang itu
🙂