Kisah Nabi Luth pasti dikenal oleh penganut agama rumpun Ibrahim, yaitu Islam, Kristen dan Yahudi. Kisah ini ada dalam Qur’an dan Kitab Perjanjian Lama.
Apa pesan moral kisah tersebut?
Penganut Islam dan Kristen dapat dengan cepat menyebutkannya: hubungan seks sesama jenis adalah dosa yang sangat dibenci Allah. Untuk perbuatan tersebut Allah telah mengirim azab yang memusnahkan kaum Luth.
Tetapi adakah pesan moral lain yang bisa diambil dari cerita di kedua kitab suci tersebut?
Ada. Dan ini sungguh mengejutkan karena pesan tersebut adalah hal yang tidak bisa diterima oleh norma-norma yang wajar dimasa kini.
Pesan Moral Aneh
Untuk Kitab Perjanjian Lama, saya akan mengutip Kitab Genesis sebagai berikut:
Gen 19:1 Sesudah bertamu pada Abraham, kedua malaikat itu pergi ke Sodom dan tiba di sana pada waktu malam. Lot sedang duduk di pintu gerbang kota, dan setelah melihat mereka, ia bangkit untuk menyambut mereka. Lalu sujudlah ia di hadapan mereka,
Gen 19:2 dan berkata, "Tuan-tuan, silakan singgah di rumah saya. Tuan-tuan dapat membasuh kaki dan bermalam di rumah saya. Besok kalau mau, Tuan-tuan dapat bangun pagi-pagi dan meneruskan perjalanan." Tetapi mereka menjawab, "Terima kasih, biar kami bermalam di sini saja, di lapangan kota."
Gen 19:3 Lot memohon dengan sangat, dan akhirnya mereka masuk bersama dia ke dalam rumahnya. Lot menyediakan hidangan lezat dan memanggang roti secukupnya, lalu makanlah mereka.
Gen 19:4 Tetapi sebelum tamu-tamu itu pergi tidur, orang-orang Sodom mengepung rumah itu. Semua orang laki-laki di kota itu, baik yang tua maupun yang muda, ada di situ.
Gen 19:5 Mereka berseru kepada Lot, dan bertanya, "Di mana orang-orang yang datang bermalam di rumahmu? Serahkan mereka, supaya kami dapat bercampur dengan mereka!"
Gen 19:6 Lot keluar dari rumahnya, dan sesudah menutup pintu,
Gen 19:7 ia berkata kepada orang-orang Sodom itu, "Saudara-saudara, saya minta dengan sangat, janganlah melakukan hal yang sejahat itu!
Gen 19:8 Coba dengar, saya punya dua anak perawan. Biar saya serahkan mereka kepada kalian dan kalian boleh melakukan apa saja dengan mereka. Tetapi jangan apa-apakan tamu-tamu saya ini; sebab saya wajib melindungi mereka."
Gen 19:9 Tetapi kata orang-orang Sodom itu kepada Lot, "Pergi! Engkau orang asing mau mengatur kami? Ayo, pergi! Kalau tidak, engkau akan kami hajar lebih berat daripada kedua orang itu." Lalu mereka mendorong Lot dan menyerbu hendak mendobrak pintu.
Gen 19:10 Tetapi kedua tamu itu mengulurkan tangan mereka dan menarik Lot masuk ke dalam rumah, lalu menutup pintu.
Gen 19:11 Mereka membutakan semua orang yang ada di luar rumah itu, sehingga orang-orang itu tidak dapat menemukan pintu itu lagi.
Untuk Qur’an ada di Al-Hijr
Maka tatkala para utusan itu datang kepada kaum Luth, beserta pengikut pengikutnya, (61)
ia berkata: "Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang tidak dikenal". (62)
Para utusan menjawab: "Sebenarnya kami ini datang kepadamu dengan membawa azab yang selalu mereka dustakan. (63)
Dan kami datang kepadamu membawa kebenaran dan sesungguhnya kami betul-betul orang-orang benar. (64)
Maka pergilah kamu di akhir malam dengan membawa keluargamu, dan ikutlah mereka dari belakang dan janganlah seorangpun di antara kamu menoleh kebelakang dan teruskanlah perjalanan ke tempat yang di perintahkan kepadamu". (65)
Dan telah Kami wahyukan kepadanya (Luth) perkara itu, yaitu bahwa mereka akan ditumpas habis di waktu subuh. (66)
Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira (karena) kedatangan tamu-tamu itu.(67)
Luth berkata: "Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu memberi malu (kepadaku), (68)
dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina". (69)
Mereka berkata: "Dan bukankah kami telah melarangmu dari (melindungi) manusia?" (70)
Luth berkata: "Inilah puteri-puteriku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal)". (71)
Apa yang aneh?
Dalam kedua versi tersebut, penduduk kota (laki-laki) datang untuk meminta tamu Luth (dua malaikat yang gagah) agar diserahkan untuk melayani nafsu bejat mereka. Dalam pengaruh nafsu, mereka menantang Luth untuk menyerahkannya.
Apa reaksi Luth untuk melindungi tamunya?
Inilah pesan yang sangat tidak bisa dimengerti: Luth menawarkan dua anak gadisnya yang perawan sebagai pengganti dua orang malaikat tamunya.
Astaga! ayah macam apa Luth ini. Ia rela menyerahkan dua orang anak gadisnya kepada gerombolan beringas, demi dua orang tamu yang baru dikenalnya (walaupun itu malaikat).
Dalam kisah ini tercermin bahwa orang tua berhak menentukan nasib anak gadisnya, berhak bahkan untuk mengumpankannya ke mulut gerombolan yang dirasuki nafsu liar.
Apakah pesan kedua ini dapat diterima oleh kaidah moral sekarang? Saya rasa tidak. Tanpa ukuran agama apapun, tindakan Luth untuk menyerahkan anak gadisnya tidak dapat diterima.
Ada lagi yang aneh? Ada bahkan ini jauh lebih absurd.
Keanehan Lebih Lanjut Kisah Luth
Keanehan kisah Luth tidak berhenti disini saja. Kisah berikutnya menimbulkan pertanyaan lebih jauh. Untungnya kisah ini hanya ada di Perjanjian Lama, dalam Qur’an kisah ini tidak dicantumkan. Beruntunglah umat Islam, karena tidak perlu kerepotan untuk menjawabnya.
Dalam Perjanjian Lama, kisah Lot terus berlanjut dengan absurd. Lihat cuplikan Kitab Genesis berikutnya:
Gen 19:17 Sesudah itu seorang dari malaikat itu berkata, "Larilah, selamatkan nyawamu! Jangan menoleh ke belakang dan jangan berhenti di lembah. Larilah ke pegunungan, supaya kalian jangan mati!"
…
Gen 19:23 Matahari sedang terbit ketika Lot sampai di Zoar.
Gen 19:24 Tiba-tiba TUHAN menurunkan hujan belerang yang berapi atas Sodom dan Gomora.
Gen 19:25 Kedua kota itu dihancurkan, juga seluruh lembah dan semua tumbuh-tumbuhan serta semua penduduk di situ.
Gen 19:26 Tetapi istri Lot menoleh ke belakang, lalu dia berubah menjadi tiang garam.
…
Gen 19:30 Karena Lot takut menetap di Zoar, maka pergilah ia ke pegunungan bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan, lalu tinggal di dalam sebuah gua.
Gen 19:31 Anak perempuan yang sulung berkata kepada adiknya, "Ayah sudah tua, dan di seluruh negeri ini tak ada orang laki-laki yang dapat mengawini kita supaya kita mendapat anak.
Gen 19:32 Mari, kita buat ayah mabuk, lalu kita tidur dengan dia supaya kita mendapat anak."
Gen 19:33 Pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu anak yang sulung tidur dengan ayahnya; tetapi ayahnya begitu mabuk sehingga tidak tahu apa yang terjadi.
Gen 19:34 Keesokan harinya, anak yang sulung berkata kepada adiknya, "Tadi malam saya sudah tidur dengan ayah! Nanti malam kita buat dia mabuk lagi. Lalu tidurlah kau dengan dia. Nanti kita masing-masing mendapat anak."
Gen 19:35 Demikianlah pada malam itu mereka membuat Lot mabuk, dan anaknya yang kedua tidur dengan dia. Dan Lot terlalu mabuk lagi sehingga tidak tahu apa yang terjadi.
Gen 19:36 Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu karena ayah mereka sendiri.
Gen 19:37 Anak yang sulung melahirkan anak laki-laki yang dinamakannya Moab. Dia menjadi leluhur orang Moab yang sekarang.
Gen 19:38 Anak yang kedua melahirkan anak laki-laki juga yang dinamakannya Ben-Ami. Dia menjadi leluhur bangsa Amon yang sekarang.
Perhatikan apa yang terjadi. Kedua anak Lot membuat ayah mereka (Lot) mabuk dan menggauli mereka agar mereka mendapat keturunan. Dan itu berhasil.
Astaga! keluarga macam apakah Lot ini?
Apakah pantas mereka disebut keluarga yang suci, hingga kisahnya diabadikan di kitab suci yang menjadi panutan umat Islam, Kristen dan Yahudi? Selain penolakannya terhadap perilaku seks yang tidak wajar, adakah yang patut dicontoh dari keluarga Luth ini?
Inilah salah satu kisah dalam kitab suci yang mendapat sorotan keras dari kelompok-kelompok kritikus agama.
Kisah ini memang absurd.
Mungkin anda mempunyai jawabannya?
salam sahabat, ketahuilah semua nabi dan rasul mempunyai kisah tersendiri,dan penjelasan tentang nabi dan rasul sangat jelas dalam Al-Qur'an, dan kajian Al-Qur'an sangat luas sekaligus penyempura dari kitab-kitab sebelumnya, atau kitab-kitab yang ada sebelum nabi Muhammad Shallallahu'alaihi Wasallam dan islam adalah penyempurna dari agama sebelumnya juga, tiada alasan apapaun yang bisa menentangnya tentang isi dalam Al'-Qur'an dan kebenaran agama Islam yang hanya diridhoi Allah. wahai saudaraku mohon maaf bahwa kajain anda tentang Nabi Luth tidak jelas dan tidak lengkap, cobalah engkau belajar dan mengkaji ulang dengan baik, atau bertanya kembali kepada ahli ibadah agar saudara tidak salah dalam berfikir.
Terima kasih komentarnya…
Menurut anda, tiada alasan apapun untuk menentang isi Al-Qur’an, dan kajian saya tidak jelas dan tidak lengkap.
* Saya tidak menentang Al-Qur’an, saya merangkumkannya dari Al-Qur’an dan Injil.
* Kalau anda punya pendapat yang lebih jelas dan lebih lengkap, mohon kerendahan hati anda untuk berbagi. Paling tidak poin-poin terpentingnya saja.
kisah nabi Luth as tersebut tidak ada yang salah kok..khan sdh jelas tuch bahwa nabi Luth as menyerahkan kedua putrinya untuk dikawini bukan untuk dicabulu atau diperkosa..tapi dikawini secara sah. ga ada yang salah. Tugas nabi Luth adalah sbg nabi yang mengutamakan perbaikan umatnya. dengan menawarkan kedua putrinya tersebut, nabi Luth as berkeinginan agar umatnya bisa kembali ke jalan yang normal..what’s wrong with that?
Justru dari komentar anda tentang Nabi Luth as kok tega mengumpankan anaknya ke “gerombolan dengan nafsu liar”….akhirnya anda mengakui toh kalo kaum homosexual adlah tdk lebih dari gerombolon manusia bernapsu liar khan??hehehe knp org2 yg berlabel liberal spt anda malah mendukung gerombolan ini…
dan bagi saya dari kisah itu nabi Luth as bukan mengumpankan anaknya tapi menyuruh orang2 itu untuk mengawininya dengan cara yang halal(sesuai syariat)….no problem at all. yang problem adalah otak anda krn anda memakainya hanya 3% saja
@arifkusmift: silakan baca komentar yg lain di bawah ini untuk penjelasannya.
Saya terkejut dengan mudahnya anda mengambil kesimpulan berikut:
– knp org2 yg berlabel liberal mendukung gerombolan ini?
astaga bila saya menceritakan gerombolan pemerkosa bukan gay yang melakukan usaha pemerkosaan dan mengatakan mereka “gerombolan dengan nafsu liar”, apakah berarti semua bukan gay adalah orang dgn nafsu liar?
– yang problem adalah otak anda krn hanya memakai 3% –> anda sudah ukur?
Sepertinya anda perlu banyak terjun di forum diskusi untuk tidak gegabah menyimpulkan dan menyampaikan hinaan kepada lawan diskusi. Itu tidak produktif.
btw, terima kasih komentarnya.
nora u pada
otak u aja pada kaga waras,, yg hitam jgan dbuat mnjad abu abu
@Tata: terima kasih komentarnya.
Sayang anda tidak menjelaskan kenapa norak, kenapa tidak waras, yang hitam itu apa, yang abu-abu itu apa.
Saya yakin Tata sudah besar, paling tidak SD sudah lulus, jadi mohon bisa berpendapat dengan jelas mengenai apa yang tidak setuju dan mengapa tidak setuju.
Bisa dicoba berkomentar lagi, belajar jadi orang dewasa dalam berpendapat tidak sulit kok.
saya coba ikut berkomentar
yang anda tanyakan begitu teganya nabi Luth as menyerahkan putri kepada kaum sodom?..
menurut quran jelas dikatakan “inilah putri-putriku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat(secara yang halal)”
coba telaah lagi kata-katanya jangan terburu-buru mengambil kesimpulan yang sempit
menurut saya ini ajakan supaya mereka mengkawini anaknya supaya halal (sesuai fitrah manusia) bukan semena-mena memberikan/menyerahkan putrinya begitu saja kepada kaum sodom
@Akung: komentar anda senada dengan komentar Bram sebelumnya, agar tidak mengulang jawaban, mohon menuju komentar berikut:
http://www.nontondunia.com/2011/05/19/pesan-moral-aneh-kisah-nabi-luth/#comment-992
http://www.nontondunia.com/2011/05/19/pesan-moral-aneh-kisah-nabi-luth/#comment-1000
bila dirasa belum tepat, silakan menambahkan di jawaban saya atas komentar tersebut.
Terima kasih.
iya2 bener pak…
saya jg jd bertanya2..,suatu hari nnti saya akan mnanykan hal ini kpd ulama2 di lingkungan saya..
Ical: Terima kasih…
Nabi Luth Diutuskan Oleh Allah Kepada Rakyat Sadum
Masyarakat Sadum adalah masyarakat yang rendah tingkat moralnya,rusak mentalnya, tidak mempunyai pegangan agama atau nilai kemanusiaan yang beradab. Kemaksiatan dan kemungkaran bermaharajalela dalam pergaulan hidup mrk. Pencurian dan perampasan harta milik menrupakan kejadian hari-hari di mana yang kuat menjadi kuasa sedang yang lemah menjadi korban penindasan dan perlakuan sewenang-wenang. Maksiat yang paling menonjol yang menjadi ciri khas hidup mereka adalah perbuatan homoseks {liwat} di kalangan lelakinya dan lesbian di kalangan wanitanya. Kedua-dua jenis kemungkaran ini begitu bermaharajalela di dalam masyarakat sehinggakan ianya merupakan suatu kebudayaan bagi kaum Sadum.
Seorang pendatang yang masuk ke Sadum tidak akan selamat dari diganggu oelh mrk. Jika ia membawa barang-barang yang berharga maka dirampaslah barang-barangnya, jika ia melawan atau menolak menyerahkannya maka nyawanya tidak akan selamat. Akan tetapi jika pendatang itu seorang lelaki yang bermuka tampan dan berparas elok maka ia akan menjadi rebutan di antara mereka dan akan menjadi korban perbuatan keji lelakinya dan sebaliknya jika si pendatang itu seorang perempuan muda maka ia menjadi mangsa bagi pihak wanitanya pula.
Kepada masyarakat yang sudah sedemikian rupa keruntuhan moralnya dan sedemikian paras penyakit sosialnya diutuslah nabi Luth sebagai pesuruh dan Rasul-Nya untuk mengangkat mereka dari lembah kenistaan ,kejahilan dan kesesatan serta membawa mereka alam yang bersih ,bermoral dan berakhlak mulia. Nabi Luth mengajak mereka beriman dan beribadah kepada Allah meninggalkan kebiasaan mungkar menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan kejahatan yang diilhamkan oleh iblis dan syaitan. Ia memberi penerang kepada mereka bahwa Allah telah mencipta mereka dan alam sekitar mrk tidak meredhai amal perbuatan mrk yang mendekati sifat dan tabiat kebinatangan dan tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan bahwa Allah akan memberi ganjaran setimpal dengan amal kebajikan mereka. Yang berbuat baik dan beramal soleh akan diganjar dengan syurga di akhirat sedang yang melakukan perbuatan mungkar akan di balaskannya dengan memasukkannya ke dalam neraka Jahanam.
Nabi Luth berseru kepada mrk agar meninggalkan adat kebiasaan iaitu melakukan perbuatan homoseks dan lesbian karena perbuatan itu bertentangan dengan fitrah dan hati nurani manusia serta menyalahi hikmah yang terkandung didalam penciptaan manusia menjadi dua jenis iaitu lelaki dan wanita. Juga kepada mereka di beri nasihat dan dianjurkan supaya menghormati hak dan milik masing-masing dengan meninggalkan perbuatan perampasan, perompakan serta pencurian yang selalu mrk lakukan di antara sesama mrk dan terutama kepada pengunjung yang datang ke Sadum. Diterangkan bahwa perbuatan-perbuatan itu akan merugikan mrk sendiri, karena akan menimbulkan kekacauan dan ketidak amanan di dalam negeri sehingga masing-masing dari mereka tidak merasa aman dan tenteram dalam hidupnya.
Demikianlah Nabi Luth melaksanakan dakwahnya sesuai dengan tugas risalahnya.Ia tidak henti-henti menggunakan setiap kesempatan dan dalam tiap pertemuan dengan kaumnya secara berkelompok atau secara berseorangan mengajak agak mrk beriman dan percaya kepada Allah menyembah-Nya melakukan amal soleh dan meninggalkan perbuatan maksiat dan mungkar. Akan tetapi keruntuhan moral dan kerusakan akhlak sudah berakar sgt di dalam pergaulan hidup mereka dan pengaruh hawa nafsu dan penyesatan syaitan sudah begitu kuat menguasai tindak-tanduk mereka, maka dakwah dan ajakkan Nabi Luth yyang dilaksanakan dengan kesabaran dan ketekunan tidak mendapat tanah yang subur di dalam hati dan fikiran mereka dan berlalu laksana suasana teriakan di tengah-tengah padang pasir .Telinga-telinga mereka sudah menjadi pekak bagi ajaran-ajaran Nabi Luth sedang hati dan fikiran mereka sudah tersumbat rapat dengan ajaran -ajaran syaitan dan iblis.
Akhirnya kaum Luth merasa dan kesal hati mendengar dakwah dan nasihat-nasihat Nabi Luth yang tidak putus-putus itu dan minta agar ia menghentikan aksi dakwahnya atau menghadapi pengusir dirinya dari sadum bersama semua keluarganya. dari pihak Nabi Luth pun sudah tidak ada harapan lagi masyarakat Sadum dapat terangkat dari lembah kesesatan dan keruntuhan moral mereka dan bahawa meneruskan dakwah kepada mereka yang sudah buta-tuli hati dan fikiran serta mensia-siakan masa. Ubat satu-satunya, menurut fikiran Nabi Luth untuk mencegah penyakit akhlak itu yang sudah parah itu menular kepada tetangga-tetangga dekatnya, ialah dengan membasmikan mereka dari atas bumi sebagai pembalasan ke atas terhadap kekerasan kepala mrk juga untuk menjadi ibrah dan pengajaran umat-umat disekelilingnya. beliau memohon kepada Allah agar kepada kaumnya masyarakat Sadum diberi pengajaran berupa azab di dunia sebelum azab yang menanti mereka di akhirat kelak.
Para Malaikat Tamunya Nabi Ibrahim Bertamu Kepada Nabi Luth.
Kaum Nabi Luth. adalah orang-orang yang paling durhaka, paling kafir, dan paling jahat sifat dan perilakunya. Mereka gemar membegal dan menyamun. Mereka gemar melakukan hal-hal mungkar dalam pertemuan-pertemuan mereka. Di antara mereka tidak ada budaya saling menasihati untuk kebaikan. Bahkan, mereka melakukan perbuatan keji yang belum pernah dilakukan oleh manusia sebelumnya: mereka bersenggama dengan sesama jenis. Lelaki dengan lelaki. Homoseksual. Mereka tidak mau menikahi wanita. Inilah puncak kedurhakaan kaum Luth kepada Allah.
Nabi Luth a.s. berusaha mengembalikan kaumnya kepada penyembahan hanya kepada Allah saja. Nabi Luth juga berusaha mengembalikan kaumnya kepada fitrah manusia yang luhur. Tapi, kaumnya tidak mau berhenti dari kesesatan. Mereka tidak malu mempertontonkan perbuatan keji mereka itu. Mereka bukan saja tidak mau mendengar nasihat, bahkan menganiaya Nabi Luth. “Usirlah Luth berserta keluarganya dari negerimu. Karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang (mengaku dirinya) bersih.” (An-Nahl: 56)
Tidak hanya itu. Kaumnya menantang Nabi Luth agar ia mendatangkan adzab Allah. kepada mereka. “Datangkanlah kepada kami adzab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar.” (Al-Ankabut: 29). Karena itu, Nabi Luth meminta pertolongan Allah., “Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan adzab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu.” (Al-Ankabut: 30)
Allah. murka dan mengabulkan doa Nabi Luth. Dia mengutus para malaikatnya. Para malaikat itu terlebih dahulu menuju ke rumah Nabi Ibrahim. untuk memberi kabar gembira kepada tentang kelahiran anak yang begitu diharapkan Nabi Ibrahim. Setelah itu, para malaikat menceritakan misi besar yang mereka emban atas kaum nabi Luth.
Nabi Ibrahim bertanya, “Apakah urusan kamu sekalian, wahai para utusan?” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang pendosa (kaum Luth), agar kami timpakan kepada mereka batu-batu dari tanah yang (keras) yang ditandai di sisi Tuhanmu untuk (membinasakan) orang-orang yang melampaui batas.” (Adz-Dzariyat: 31-34)
Dialog ini diabadikan Allah swt. dalam Al-Qur’an tidak sekali. “Dan tatkala utusan Kami (para malaikat) datang kepada Ibrahim membawa kabar gembira, mereka mengatakan, ‘Sesungguhnya kami akan menghancurkan penduduk kota (Sodom) ini. Sesungguhnya penduduknya adalah orang-orang yang zhalim.’ Ibrahim berkata, ‘Sesungguhnya di kota itu ada Luth.’ Para malaikat berkata, ‘Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami sunguh-sungguh akan menyelamatkan dia dan pengikut-pengikutnya, kecuali isterinya. Dia adalah termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan).’” (Al-Ankabut: 31-33)
Para malaikat yang terdiri dari Jibril, Mikail, dan Israfil itu berangkat menuju negeri Sodom. Mereka datang dalam wujud pemuda yang berwajah rupawan. Ini sebagai ujian bagi kaum Luth dan agar nanti menjadi alasan untum membinasakan mereka.
Para pemuda rupawan itu bertamu ke rumah Nabi Luth tepat ketika matahari terbenam. Nabi Luth yang tidak tahu bahwa mereka adalah malaikat, segera menerima mereka. Nabi Luth khawatir atas keselamatan mereka, apalagi jika diterima oleh orang lain. “Dia (Luth) merasa susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan para pemuda itu, dan dia berkata, ‘Ini adalah hari yang amat sulit.’” (Hud: 77)
Bagaimana tidak sulit, sebab malam itu pasti Nabi Luth akan mempertahankan tamu-tamunya dari serbuan kaumnya sebagaimana yang sering terjadi jika ada tamu datang ke rumahnya.
Nabi Luth membawa para pemuda yang menjadi tamunya itu masuk ke dalam rumahnya secara diam-diam. Tidak ada yang tahu, kecuali anggota keluarganya. Tapi tiba-tiba isterinya keluar dan menceritakan kepada kaumnya, “Sesungguhnya di rumah Luth ada beberapa anak muda tampan, yang tidak pernah aku lihat orang yang wajahnya setampan mereka.”
Maka berdatanganlah orang-orang ke ruman Nabi Luth. Mereka ingin berbuat mesum dengan menyodomi para pemuda yang menjadi tamu Nabi Luth. Melihat gelagat buruk itu, Nabi Luth menasihati mereka agar menikahi anak-anak wanitanya saja. Namun seruan itu sia-sia. Orang-orang yang tidak tahu malu itu berusaha menerobos masuk dan menyerbu para tamu Nabi Luth.
Dalam situasi genting itu, malaikat Jibril keluar dan memukulkan ujung sayapnya kepada mereka. Tiba-tiba mata mereka menjadi buta. Akibat pukulan itu kaum Luth mundur sambil mengancam Nabi Luth. Para malaikat menyuruh Nabi Luth pergi dari rumah dengan membawa keluarganya di akhir malam nanti, dan tidak boleh seorang pun menoleh ke belakang.
Di hari itu, di akhir malam, Jibril mengangkat rumah-rumah kaum Luth. Semuanya ada tujuh rumah. Rumah-rumah itu diangkat, lalu dibalikkan. Bagian atas ditaruh di bawah kemudian dihempaskan ke bumi. Sementara dari langit batu-batu dari sijjil –yang setiap batu tertulis nama orang yang hendak ditimpakan—menghujani mereka.
Hukuman ini tentu bukan sebuah kezhaliman. Sebab, Allah. telah menetapkan bahwa Dia tidak akan menghukum orang-orang zhalim, kecuali setelah Dia memberikan argumentasi yang kokoh kepada mereka, dan setelah didahului dengan janji dan acaman yang diberikan kepada mereka lewat diutusnya salah seorang Rasul-Nya yang mulia, untuk mencegah mereka dari perbuatan buruk dan memperingatkan mereka akan adzab Allah yang amat pedih. Rasul Allah itu menyerukan peringatannya di tengah mereka di setiap kota, desa, dan di mana saja.
Begitu juga yang dilakukan oleh Nabi Luth. Ia benar-benar memberi nasihat kepada kaumnya. “Mengapa kamu sekalian melakukan perbuatan keji yang belum pernah dilakukan oleh siapa pun di dunia ini sebelum kamu?” (Al-A’raf: 80)
Kemudian Nabi Luth mengulang perkataannya sebagai nasihat di kala kaumnya semakin tidak menggunakan otaknya lagi. “Sesungguhnya kamu sekalian mendatangi lelaki untuk melampiaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita. Bahkan kamu ini adalah orang-orang yang melampaui batas.” (Al-A’raf: 81)
Orang-orang yang zhalim yang tidak memiliki akal sehat lagi itu menjawab dengan ngawur. “Usirlah Luth beserta keluarganya dari negerimu ini. Karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang (mengaku dirinya) bersih.” (An-Naml: 56). Begitulah orang jika sudah diluputi nafsu dan kesesatan, membolak-balikan norma-norma agar sesuai dengan keingan nafsu mereka.
Ketika pembangkangan mereka sudah sampai puncaknya, Allah. memberikan ujian terakhir kepada Nabi Nuh dengan mengutus beberapa malaikat dengan wujud manusia: pemuda-pemuda yang sangat tampan. Sebagai nabi yang dikenal lapang dada, para pemuda ini singgah. “Luth merasa susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka, dan dia berkata, ‘Ini adalah hari yang amat sulit.’” (Hud: 77)
Dan terdengarlah teriakan kepada kaum homoseks itu bahwa di rumah Nabi Luth ada beberapa tamu yang tampan dan tidak pernah ada pemuda yang setampan mereka. Dengan cepat kabar itu menyebar. Kaum homo itu berdatangan ke rumah Nabi Luth dan mengira akan bisa melampiaskan syahwat menyimpang mereka di sana. “Dan datanglah kaum Luth kepadanya dengan bergegas. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan keji.” (Hud: 78)
Mereka menyerbu masuk ke rumah Nabi Luth. Nabi Luth menahan mereka dengan susah payah. “Hai kaumku, ini putri-putriku, mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kalian kepada Allah, dan janganlah mencemarkan namaku di hadapan tamuku. Tidak adakah di antara kamu orang berakal?”
Mereka menjawab, “Sesungguhnya kamu tahu bahwa kami tidak berhasrat kepada putri-putrimu. Dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami inginkan.” Sungguh sebuah jawaban yang tidak pantas dan secara terang-terangan membangkang.
Sungguh berat kondisi Nabi Luth. Ia diserbu tanpa pembelaan. “Seandainya aku ada mempunyai kekuatan (untuk menolak) kamu sekalian, atau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku melakukannya).” (Hud: 80)
Melihat kondisi Nabi Luth yang terdesak seperti itu, barulah para malaikat membuka identitas mereka. “(Tenanglah kamu, hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu. Sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu!” (Hud: 81)
Mendengar itu, Nabi Luth sangat gembira. Lalu dikatakan kepadanya, “Sebab itu, pergilah kamu dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikutmu di akhir malam, dan janganlah ada seorang pun di antara kamu yang tertinggal, kecuali isterimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa adzab seperti yang menimpa mereka. Karena sesungguhnya saat jatuhnya adzab kepada mereka ialah waktu subuh. Bukankah subuh itu sudah dekat?” (Hud: 81)
Karena kaum Luth tetap membangkang, tetap berhasrat mengganggu tamu-tamu Nabi Luth, dan tidak menjaga kehormatan keluarga Nabi Luth, Jibril memukul wajah mereka dengan ujung sayapnya. Pukulan itu mengakibatkan mata mereka hapus dan mereka menjadi buta.
Dalam keadaan buta, mereka mundur dengan melontarkan ancaman, “Besok kamu akan tahu apa yang akan menimpamu, hai orang gila!”
Tapi, saat fajar menyingsing datanglah perintah Allah. Jibril membedol kota Sodom. Mengangkat tinggi-tinggi rumah-rumah mereka di udara. Lalu membaliknya dan menghempaskannya ke bumi diiringi hujanan batu-batu sijjin. “Maka tatkala datang adzab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah. (Kami balikan), dan kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tidak jauh dari orang-orang yang zhalim.” (Hud: 82-83)
Isteri Nabi Luth ikut keluar rumah bersama suami dan kedua anak perempuannya. Namun, wanita itu ketika mendengar jeritan dan gemuruh kehancuran kaumnya, menoleh ke belakang. Seketika itu juga sebutir batu jatuh menimpanya. Menembus batok kepalanya. Ia roboh. Musnah seperti kaumnya yang membangkang. Begitulah nasib wanita yang berkhianat kepada suaminya, yang membantu orang-orang membangkang pada ajaran Nabinya.
“Allah membuat isteri Nabi Nuh dan isteri Nabi Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami. Lalu kedua isteri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah, dan katakanlah (kepada keduanya), ‘Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka).” (At-Tahrim: 10)
Begitulah Walihah, isteri Nabi Luth. Wanita ini isteri seorang nabi dan rasul, bahkan keluarga dekat Nabi Ibrahim. Tapi, ia binasa diadzab bersama dengan kaumnya yang membangkang kepada Allah.
Hikmah yang Terkandung dari Kisah Nabi Luth
Pada zaman Nabi Luth terjadi suatu perbuatan keji, laki-Iaki kawin dengan laki-Iaki, mereka tidak suka terhadap wanita.
Berkali-kali Nabi Luth memberikan nasehat, bahkan mengancam dengan siksaan Allah, tetapi mereka tantang siksaan Allah itu dengan berkata: "Cobalah engkau datangkan siksaan Tuhan engkau itu, jika engkau orang yang benar."
Sebelum siksaan Allah ditimpakan, Nabi Luth bersama orangorang yang beriman kepada Allah telah diperintahkan oleh Allah.
ketahuilah zaman sekarang sudah terjadi kisah yang sama dan nyata dan berbahagialah mereka orang-orang yang bertakwa keapda Allah, ingatlah wahai saudaraku bahwa kehidupan setelah nabi muhammad Shallallahu'alaihi Wasallam sampai akhir zaman semua tuntunan hidup manusia ada dalam Al-Qur'an dan pintu tobat akan selalu terbuka, berbeda denagn zaman sekarang bahwa balasan akan didapatkan setelah kematian dan pertanggung jawaban di akhirat nanti, bila ada balasan secara langsung bahwa itu adalah hak dan kekuasaan Allah, peringatan-peringatan Allah dizaman sekarang sudah mulai terlihat dan nyata juga yaitu kiamat-kiamat kecil serta munculnya dajal sebagai salah satu tanda akhir zaman. wahai saudaraku bila engkau ingin mencari ilmu lebih tenatng islam, maka bertanyalah kepada yang ahli ibadah islam, ketahuilah aku masih belajar, namun yakin bahwa islam adalah agama yang sempurna serta tuntnannya yaitu Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan ketahuilah pada saatnya umat islam akan bersatu dan kembali berjaya seperti pada zaman Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam. saat ini pun bila maklumat dan kesatuan islam dunia bergabung cukup dengan mudah menguasai seluruh dunia dengan islam, pada waktunya Allah subhanahu wa ta'ala akan mengatur waktu dengan sebaik-baiknya dengan kehendaknya.
Terima kasih,
Panjang sekali komentar anda.
Komentar saya untuk komentar anda:
Materi Sumber
– Anda banyak mengutip sumber yg dalam Islam disebut sebagai kisah Israiliyat, karena berasal dari sumber Yahudi atau Nasrani — ingat Islam belum ada saat peristiwa itu. Secara umum sikap Rasul terhadap kisah-kisah ini adalah “Jangan benarkan dan jangan bantah”, karena memang jalur kisah itu sampai ke kita tidak bisa diverifikasikan. Sebagai pembanding: hadis yang sahih, bisa diverifikasikan mengenai melalui siapa saja hadis itu disampaikan hingga sampai kepada kita. Kisah Israiliyat dikutip sumber Islam hanya bila sejalan dengan semangat Qur’an — akan tetapi kisah-kisah itu tetap tidak bisa diverifikasi kebenarannya.
– Saya hanya mengutip Qur’an dan Injil. Okelah, mungkin anda bisa membuang bagian Injilnya. Sumber (Qur’an) yang saya kutip mempunyai derajat kepercayaan yang jauh lebih bisa dipercaya dibanding kisah Israiliyat yang dibawah Qur’an dan Hadis.
Materi Cerita
– Dalam kisah di Qur’an, jelas disebutkan Nabi Luth menawarkan dua anak gadisnya kepada gerombolan yang sedang dirasuki nafsu liar.
Jika Nabi Luth membenci kaum homoseksual, betapa teganya dia menyerahkan dua anak gadisnya untuk mereka?
Betapa sembrononya Nabi Luth memilih menantu. Betapa malang nasib anaknya mendapat suami yang “AC/DC”, hanya untuk menolong dua orang tamu yang belum pernah mereka kenal sebelumnya?
Memangnya anaknya tidak punya perasaan, dan tak perlu ditanya?
Dimana rasa kasih sayang ayah kepada anaknya? Dimana perannya sebagai pelindung keluarga? Teganya Nabi Luth… 🙁
saya kok bingung baca komentar si judhi ini..lha dikira al quran itu karangan nabi Muhammad saw tah??
coba dipikir bung..pada saat itu laki2 yang masih normal jumlahnya sedikit bung..kalo nabi luth as menawarkan anak gadisnya dan kemudian ternyata ada laki2 yang mau maka dapat dipastikan laki2 itu normal dan jauh lebih baik sifat2nya dibanding dengan laki2 lain yang masih bejat. Dan ternyata tidak ada laki2 yang mau toh karena hampir semuanya homo. coba pikir dengan 10% otakmu bung jgn cuman 3%…nabi Luth as bkn raja tega bung..tapi itu bisa untuk seleksi mana laki2 yang baik dari gerombolan itu…sekali lagi kalo ada laki2 yg mau kepada putri2 nabi luth as maka dpt dipastikan laki2 itu paling baik sifatnya diantara semua anggota gerombolan itu…
dan sekali lagi bung ya kalo nabi Luth as menawarkan putrinya ke kaum homo ya pasti putrinya akan aman2 saja..lha wong namanya kaumhomo ya pasti ga selera dengan wanita..
@arifkusmift: Saya jadi lebih tertarik mengomentari gaya anda:
– dikira Qur’an karangan nabi Muhammad –> tetep fokus bung, ini membahas isi kitab bukan karangannya siapa.
– Laki-2 normal jumlahnya sedikit –> ada data sejarah? atau kata ustad?
– 10% otak –> tidak menghormati lawan bicara
– seleksi laki-2 –> pendapat aneh
– dpt dipastikan laki2 baik diantara gerombolan –> pendapat aneh, pastinya berdasar apa?
– putrinya akan aman-2 saja –> memang perasaan org lain (putrinya) gak penting?
assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu…
berselisih paham itu dalam perdebatan sangat wajar…
yang saya kasihani perdebatanya jangan ada yang saling memfonis satu sama lain…
islam mengajarkan kt untuk berfikir dan islam itu agama yg cerdas jadi pikir baik baik sebelum mengambil kesimpulan…
jangan ada yang saling menjatuhkan…
silahkan berdebat karna itu akan menghasilkan sesuatu yang baik jika kalian memahami…
maaf sebelumnya…
wassalam…
mendingan bikin artikel ajah…
My recent post Budak Seks [tidak] Diperbolehkan Dalam Islam
AbuRazziq: Bagus… makin sering nulis pasti jadi makin jago nulis… semoga cita-cita jadi tukang ketik di kelurahan kesampaian kelak…
*guyon*…
HMMMM? rasa kasih sayang terhadap anak atau menjalankan perintah Tuhannya? kalo tamu beliau as perempuan bisa jadi tidak begitu? karena beliau mengutamakan yang halal dibanding membiarkan perbuatan keji itu terjadi. bisakah anda seperti beliau yang mengutakan ajaran agama dibanding yang lain..? ini juga merupakan cobaan bagi beliau untuk mengutamakan ajaran yang telah beliau yakini dibanding rasa sayangnya beliau terhadap anaknya.
bisakah rasa kasih sayang terhadap anak bisa menyelamatkan beliau dari azab tersebut???
pelajaran kisah ini, apakah jelas, jelas sekali Tuhan sang pencipta semesta alam ini kalau bukan ketetapan yang telah dibuat, mungkin kita telah diazab sama dengan kaum Luth as, sudah sangat banyak orang seperti kaum tersebut.
pelajaran kedua di injil….itu akibat miras taukan? bagus engga? kalau orang terpengaruh miras… bahkan anaknya bisa dia berzina.
jadi anda bisa mengerti kenapa di islam haram di konsumsi…
kisah islailiyat di al quran? yang mana….? mungkin maksud anda tafsirnya… kalau itu banyak
Bung Dajjal, terima kasih untuk ikut berkomentar.
Yang saya tangkap dari komentar anda:
** Nabi Luth mengesampingkan rasa kasih sayang kepada anak demi menjalankan perintah tuhan
–>saya tidak sependapat dan saya menghargai pendapat anda
** Akibat miras sangat buruk, seperti yg dikisahkan di Injil
–>Ini bukan mengenai miras, akan tetapi mengenai keluarga yang kacau balau
** Anda menanyakan kisah Israiliyat di Qur’an, yang mana?
–> Kisah Israiliyat yang saya maksud adalah kisah yang diungkapkan di komentar Bersama Dakwah Islam, yang menjelaskan detil masyarakat Nabi Luth dan detil kejadiannya, yang tidak bersumber dari Qur’an sendiri akan tetapi dari riwayat-2 yg diceritakan sahabat. Detil-detil itu tidak ada di Qur’an, dan tidak bisa dipertanggung jawabkan akurasinya.
kebanyakan cerita, kita selalu ingin sebagai lakon (tokoh baik) dan menyudutkan tokoh buruk(penjahat) dg segala kebodohan,kekejaman,biadab,keji…..,itulah yg selalu ingin dihindari !! tapi untuk makna sebuah cerita kita bukan sebagai sang komentator yg seakan mengerti mana yg benar,mana yg seharusnya. setiap tokoh sudah ada dari awal terciptanya dunia ini.hanya cerita yg berbeda..!! andai nabi luth dan keluarganya tidak ingin memerankan tokoh ini ?! dari mana kita bisa belajar sampai masa ini…?!
Loet7: Terima kasih atas komentarnya.
Bolehkah saya memberi pemahaman dgn sudut pandang berbeda? Saya khusus mengomentari kisah Alquran saja.
Yang diucapkan Luth AS adalah hal yang benar yg hrs dilakukannya sebagai seorang nabi. Luth, sgt memahami kaumnya karena bertahun2 beliau hidup bersama mereka. Apa yang diucapkannya dengan menawarkan anak perempuannya, bukan karena ignorance atau mengorbankan anaknya, tetapi beliau menjalankan perannya sebagai pembawa peringatan akan kebenaran, bahwa perbuatan zina sesama jenis adalah bathil. Di sisi lain, Luth yakin sekali bahwa tawaran ini takkan digubris karena Luth paham mereka tidak menyukai perempuan. Sebuah tawaran yang tak perlu jawaban sebenarnya. Kesimpulan : Luth mengucapkan ini dalam upaya menyampaikan peringatan : Hubungan sex sesama jenis itu dosa, hubungan sex yang halal adalah antara pria dan wanita (dalam ikatan perkawinan)
Kemudian, Apakah Quran melaknat kaum Gay? Tidak ada ayat Quran melaknat kaum gay. Derajad manusia di mata Tuhan adalah sama, yang membedakan adalah takwanya. Menjadi gay bukan laknat Allah, perbuatan zinanya lah yg dilaknat.Jadi, Allah melaknat kaum Luth karena berbuat kerusakan teramat sangat dengan perbuatan zinanya, bahkan secara terbuka, tidak punya malu. Mungkin saja gay sex menjadi praktek umum saat itu. Menjadi gay adalah takdir Allah. Gay justru umat pilihan bila mereka memahami apa tujuan hidup manusia sesungguhnya, yaitu beribadah kepada Allah semata. Mengapa kaum pilihan? Karena cobaan sejak lahir hingga akhir hayat itu sungguh cobaan yang besar bagi yang mau menghindari perbuatan zina sesama jenis. Seandainya, kita yang straight/normal, dilarang Allah melakukan perbuatan sex dgn wanita? Tidakkah sangat berat menahan nafsu : SEPANJANG HAYAT?? Itulah mengapa saya sebut Gay adalah kaum pilihan, Tuhan mempersiapkan rencana yang sangat mulia bila gay mampu menghindari perbuatan fasik tersebut. A Gay is born to be a devotee to GOD! Itu yang mendekati kebenaran. Apakah bisa? Tentu Bisa! karena Allah menjanjikan tidak akan memberikan cobaan yang tidak mampu dijalani manusia. Dan sesungguhnya kehidupan dunia ini hanya sehari atau setengah hari saja. Akhirat lah yang kekal. Jgnlah memperturutkan hawa nafsu dunia, insya Allah surga tingkat tinggi telah dipersiapkan bagi kaum Gay yang bertakwa. Menahan nafsu sex sejatinya sama saja dengan menahan amarah. Hak manusia melakukan hubungan sex untuk kaum gay, tidak ubahnya manusia yang punya hak melihat tapi buta, manusia yang punya hak mendengar tapi dihapus pendengarannya karena tuli?
Kemudian, bagaimana seharusnya sikap terhadap kaum gay?
"Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum (*), mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan" [QS Al-Maidah : 8]
Perhatikan : Tuhan tahu kebencian terhadap manusia atas kaum manusia lainnya itu akan selalu terjadi, misal thd kaum negro (apartheid), terhadap gay dalam bahasan ini. Jadi manusia harus bersikap adil!
Kaum gay, bersabarlah. Hidup di dunia hanya sementara. Ingatlah bahwa kalian tak ubahnya manusia tuli, atau buta sebagai kehendak dan cobannyaNya. Allah menyiapkan rencana yang sangat baik bagi kalian. Semoga bermanfaat.
Salam
Vespasianus: terima kasih untuk komentar anda.
Sebenarnya ada dua sumber dari materi cerita diatas:
Materi tersurat:
Sumber ini adalah tulisan dari Qur’an (atau Injil). Untuk Qur’an ceritanya jelas yaitu: Luth menawarkan dua anak gadisnya ke gerombolan yang dirasuk nafsu, guna menyelamatkan dua orang malaikat tamunya.
Materi tersirat:
Ini adalah interpretasi kita tentang motif-motif yang mendasari keputusan Luth tersebut.
Ada interpretasi bersifat apologetik (pembelaan) yang membela Nabi Luth. Argumen saudara Vespasianus dan BERSAMA DAKWAH ISLAM masuk dalam kategori ini.
Ada interpretasi yang meng-kritik Nabi Luth dengan memakai kerangka pikir masa kini. argumen yang saya tulis masuk kategori ini.
Materi tersurat tak bisa dirubah, karenanya bersifat obyektif.
Sedangkan materi tersirat yang menjelaskan motif-motif Nabi Luth tidak bisa diverifikasikan kebenarannya karena peristiwa ini telah berlalu dan kita tidak mempunyai saksi lain kecuali materi tersurat diatas. Karena tidak bisa diverifikasikan, maka sifat materi yang tersirat ini adalah spekulatif dan subyektif. Bisa jadi interpretasi apologetik yang benar, bisa jadi interpretasi yang meng-kritik adalah yang benar.
Oleh karena itu kita harus tetap berlapang dada menghadapi argumen yang mungkin berlawanan dengan argumen kita. Bisa jadi kita benar, bisa jadi kita salah — toh kedua sisi tersebut tidak bisa diverifikasikan kebenarannya, kecuali kalau kita punya mesin waktu untuk kembali ke saat dimana peristiwa itu terjadi.
Jadi, saya berterima kasih dengan semua komentar anda, saya tidak akan marah dengan komentar yang bertolak belakang dengan komentar saya. Toh semuanya spekulatif. Saya berharap anda juga demikian.
Salaam
salaam,
Sudah 4 bulan tak berkunjung ke blogmu yang bikin dahi berkernyit ini.
Maaf baru baca responsnya. Senang berdiskusi dengan cara yg baik, dan artikel
ini mmg membuat kita semua terpacu menggali lebih dalam kitab suci masing2.
Melanjutkan komentarku sebelumnya, bila dikaitkan dengan fakta2 (apa yg
tersurat) :
Note : kata2 di dalam kurung sebagaimana penafsiran
yang biasa kita jumpai di Quran
kita delete
Fakta 1.
Luth berkata: “Hai kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka lebih suci bagimu,
maka bertaqwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkanku terhadap tamuku
ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?” (QS 11 : 78)
Pertanyaan ini lalu dijawab :
Fakta 2.
Mereka
menjawab: “Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan
terhadap puteri-puterimu; dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang
sebenarnya kami kehendaki”. (QS. 11:79)
Kita
REKONSTRUKSI 2 fakta tersebut untuk mengetahui motiv para pelaku sbb :
Dari 2 fakta tersebut jelas Alquran menyampaikan bahwa antara
Luth AS
dan kaumnya, posisinya adalah TST (tahu sama tahu). Luth AS tahu
persis apa yg diucapkannya takkan digubris karena mereka tidak menyukai
perempuan. Lalu kenapa ini masih dilakukan? Ini disampaikan dgn penuh kesadaran
karena Luth AS menyadari kewajibanya sebagai pembawa
peringatan. Dan mmg tak ada cara lain yang lebih baik yang bisa dilakukan Luth AS
kecuali mengatakan pernyataan tersebut, hal ini ditunjukkan dengan fakta 3 dan
fakta 4 :
Fakta 3
Luth berkata: “Seandainya aku ada mempunyai kekuatan atau
kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat” (QS. 11:80)
Fakta 4
Dan
tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada Luth, dia merasa
susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka, dan dia berkata :
“Ini adalah hari yang amat sulit 729″. (QS. 11:77)
Tugas
kerasulan dalam Quran disebutkan sebagai berikut :
Fakta
5
Selaku
rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia
membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana (4:165)
Ini
adalah prosedur baku
yang harus dilakukan, Luth tahu tujuan para malaikat mendatanginya yaitu untuk
memberikan azab, peringatan ini adalah kesempatan terakhir bagi kaumnya yang
zalim, disebutkan :
Fakta 6
Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, SEBELUM Dia
mengutus di ibukota itu seorang rasul yang
MEMBACAKAN ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah Kami MEMBINASAKAN
kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan KEZALIMAN (28:59)
Ini adalah rekonstruksi atas fakta2, murni berdasarkan ayat2, bukan interpretasi spekulatif imajinatif dan tambahan2 cerita atau kalimat. Mmg
tidak disebutkan dlm quran motiv secara detail, tapi Quran menyuruh kita untuk berpikir
(ulil albab). Ciri khas Quran mmg begini, kita harus membacanya harus sabar dan
secara menyeluruh lintas surat untuk dapat
menyimpulkan dengan tepat, karena untuk 1 topik quran tidak membahasnya tuntas
berurutan dalam 1 surat.
Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan2 yang
nyata mengenai petunjuk dan memisahkan yang hak dari yang batil”. (QS.Al-Baqarah:186)
Segala sesuatu telah
Kami jelaskan dengan penjelasan yang terperinci” (QS Bani Israil:13).
Alhamdulillah, Semoga
bisa menjadi bahan pemikiran
@Titus Vespasianus: Terima kasih untuk menjelaskan lebih lanjut interpretasi anda yang positif tentang kisah Nabi Luth. Sebagaimana pandangan saya sebelumnya, kita tidak bisa memutlakkan interpretasi kita di atas intrepretasi yg lain. Bisa jadi kita salah, bisa jadi kita yang benar.
terus selama ini untuk apa anda mengupas tentang islam kalau anda tidak yakin bahwa interpretasi yang anda buat benar atau salah…buat apa..apa motif anda berbuat demikian??
——-
Judhianto –> memangnya tiap orang harus punya pendapat sama?. Saya punya pendapat sendiri, bertukar pendapat dgn yg beda bisa memperkuat pendapat lama atau menarik kesimpulan baru. yang jelas memperkaya wawasan kita terhadap masalah.
Salaam salaam,
Sudah 4 bulan tak berkunjung ke blogmu yang bikin dahi berkernyit ini.
Maaf baru baca responsnya. Senang berdiskusi dengan cara yg baik, dan artikel
ini mmg membuat kita semua terpacu menggali lebih dalam kitab suci masing2.
Melanjutkan komentarku sebelumnya, bila dikaitkan dengan fakta2 (apa yg
tersurat) :
Note : kata2 di dalam kurung sebagaimana penafsiran
yang biasa kita jumpai di Quran kita delete
Fakta 1.
Luth berkata: “Hai kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka lebih suci bagimu,
maka bertaqwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkanku terhadap tamuku
ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?” (QS 11 : 78)
Pertanyaan ini lalu dijawab :
Fakta 2.
Mereka
menjawab: “Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan
terhadap puteri-puterimu; dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang
sebenarnya kami kehendaki”. (QS. 11:79)
Kita REKONSTRUKSI 2 fakta tersebut untuk mengetahui motiv para pelaku sbb :
Dari 2 fakta tersebut jelas Alquran menyampaikan bahwa antara
Luth AS
dan kaumnya, posisinya adalah TST (tahu sama tahu). Luth AS tahu
persis apa yg diucapkannya takkan digubris karena mereka tidak menyukai
perempuan. Lalu kenapa ini masih dilakukan? Ini disampaikan dgn penuh kesadaran
karena Luth AS menyadari kewajibanya sebagai pembawa
peringatan. Dan mmg tak ada cara lain yang lebih baik yang bisa dilakukan Luth AS
kecuali mengatakan pernyataan tersebut, hal ini ditunjukkan dengan fakta 3 dan
fakta 4 :
Fakta 3
Luth berkata: “Seandainya aku ada mempunyai kekuatan atau
kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat” (QS. 11:80)
Fakta 4
Dan
tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada Luth, dia merasa
susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka, dan dia berkata :
“Ini adalah hari yang amat sulit 729″. (QS. 11:77)
Tugas
kerasulan dalam Quran disebutkan sebagai berikut :
Fakta 5
Selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia
membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana (4:165)
Ini
adalah prosedur baku
yang harus dilakukan, Luth tahu tujuan para malaikat mendatanginya yaitu untuk
memberikan azab, peringatan ini adalah kesempatan terakhir bagi kaumnya yang
zalim, disebutkan :
Fakta 6
Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, SEBELUM Dia
mengutus di ibukota itu seorang rasul yang
MEMBACAKAN ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah Kami MEMBINASAKAN
kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan KEZALIMAN (28:59)
Ini adalah rekonstruksi atas fakta2, murni berdasarkan ayat2, bukan interpretasi spekulatif imajinatif dan tambahan2 cerita atau kalimat. Mmg
tidak disebutkan dlm quran motiv secara detail, tapi Quran menyuruh kita untuk berpikir
(ulil albab). Ciri khas Quran mmg begini, kita harus membacanya harus sabar dan
secara menyeluruh lintas surat untuk dapat
menyimpulkan dengan tepat, karena untuk 1 topik quran tidak membahasnya tuntas
berurutan dalam 1 surat.
Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan2 yang
nyata mengenai petunjuk dan memisahkan yang hak dari yang batil”. (QS.Al-Baqarah:186)
Segala sesuatu telah
Kami jelaskan dengan penjelasan yang terperinci” (QS Bani Israil:13).
Alhamdulillah, Semoga
bisa menjadi bahan pemikiran
@Titus Vespasianus: Terima kasih untuk menjelaskan lebih lanjut interpretasi anda yang positif tentang kisah Nabi Luth. Sebagaimana pandangan saya sebelumnya, kita tidak bisa memutlakkan interpretasi kita di atas intrepretasi yg lain. Bisa jadi kita salah, bisa jadi kita yang benar.
saya rasa kita sebagai ummat beragama jngn saling mematahkan satu sama lain karna kita belom tau siapa di antra kita yg benar di mata tuhan yg maha esa , dan yakinla kebenran itu akan selalu menang, mari kita bertaubat dan kembali ke jalan masing2 kepada keyakinan kita masing2, karna agammu agammu agamku agamaku, pekrjaanmu pekrjaanmu pekrjaanku pekrjaanku, kita sebagai ummat islam tentunya mempercayai al quraan dan hadis rosul, itu sudah cukup, biarkan mereka menggap luth itu jahat dan sebagainya, kita kembalikan ke pada kehendak allah yg mengetahui segalanya, kita manusai tidak ada apa apanya (kosong), terimakasih
@Amseh: terima kasih. Sebagai tambahan, selain antar agama, kita juga harus menghargai pendapat yang beda dalam satu agama yang sama.
Sebenar apapun pendapat kita tentang agama kita, toh kita bukan Tuhan, jadi hindari mengambil posisi Tuhan untuk mengkafirkan orang yang berpendapat beda, seaneh apapun pendapat itu.
nabi gobl*k yg nyerahin anak perempuannya sak2r
rasah ditiru cah
waduh kalau Allah SWT sendiri yang komen, saya diam saja…
yang menganggap luth ini nabi sebenarnya juga bukan orang kristiani, orang kristiani hanya menyebut tokoh ini Lot.. keponakan Abraham.. bukan orang yang mempunyai jabatan kenabian/pendeta.. hanya keponakan saja
Kisah ini anggap saja sejarah hitam, tidak harus diambil sisi positif dari sejarah karena begitulah terjadinya..
dari kisah ini yang diambil adalah asal mula bani Amon dan bani Moab yang merupakan hasil hubungan incest.. Dengan membaca kisah ini, kita bisa menyimpulkan.. orang Amon ini hasil dari perbuatan apa dan orang Moab dan orang Amon.. Mereka menjadi satu suku bangsa besar di sebuah negara tetangga Israel di Palestina, menjadi satu negara yang tidak pernah menyerang Israel (kecuali 1967),
orang Jordania masih mengaku sebagai keturunan Moab dan Amon, menjadi Saudara bagi orang2 Israel dan Arab, yang juga tertulis sejarah kelahirannya dari sudut pandang Alkitab..
Jermia: terima kasih atas tambahan informasinya.
Kalau punya tali hanya sejengka
janganlah memancing di laut yang dalam. Nanti dikira laut tak ada ikannya, padahal tali anda yang tak sampai ke dasar
rysal: Sayang saya tidak suka mancing, soalnya kasihan lihat mata kail merobek pipi si ikan.
??? sepertinya gak nyambung, maaf..
Assalamu`alaikum…. Kang Judhianto… ana punya sedikit tulisan untuk menjawab pertanyaan antum… "Apakah anda memiliki Jawabannya??" semoga antum berkenan membaca…. Afwan…
"Nabi Luth, Nabi yang Dipertanyakan??" http://kolongjembatanpiramid.blogspot.com/2011/10…
Fahmi Hasan: Terima kasih untuk menjadikan tulisan saya sebagai inspirasi tulisan Anda. Saya sudah membacanya, beberapa hal saya komentari balik berikut ini:
Otentitas kitab suci
Ada beda mendasar antara Qur’an dan Kitab Perjanjian Lama serta Perjanjian Baru. Qur’an adalah kitab utuh yang mempunyai sumber tunggal yaitu Nabi Muhammad, Sedangkan Perjanjian Lama serta Perjanjian Baru sejak awal bukanlah sebuah kitab yang utuh. Tidak ada Nabi yang menerima secara utuh kedua kitab itu dari Allah, karena memang tidak ada penurunan kitab ini secara utuh. Kedua kitab ini adalah pembukuan dari tradisi lisan yang diwariskan turun temurun dari bangsa Israel/Yahudi. Tidak ada sumber tunggal untuk kedua kitab ini, mereka adalah kompilasi beberapa karangan yang dianggap suci oleh bangsa Israel/Yahudi. Otentitas Qur’an memang lebih tinggi.
Kondisi otentitas kitab yg seperti ini yg sudah ada di masyarakat Nasrani/Yahudi pada era Nabi. Islam tidak menolak kondisi ini, bahkan menggunakannya sebagai referensi dalam Qur’an. Mengapa referensi? karena Qur’an tidak pernah menuliskan secara utuh kisah-2 nabi terdahulu sebagaimana dalam Perjanjian Lama/Baru. Semua kisah nabi di qur’an hanyalah penggalan-2 penting yang diambil untuk menyampaikan suatu pesan, detil kronologisnya tidak ada. Jika ingin detil, umat Islam biasanya melengkapinya dengan kisah Israiliyat, yg mau tidak mau berasal dari kedua kitab tersebut, karena satu-satunya penghubung masyarakat arab dgn kisah tersebut adalah sumber-2 Yahudi/Nasrani. Tingginya penghargaan Islam terhadap sumber-2 tersebut dapat dilihat dari salah satu rukun iman – percaya kepada kitab2 para nabi terdahulu.
Kebenaran kitab suci
Jika yang dimaksud kebenaran adalah penyampaian pesan moral, semua kitab tersebut bisa dianggap sejajar. Quran sendiri mengatakan berikut:
Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”. (Al-Baqarah: 285)
Jika yang dimaksud kebenaran adalah kesesuaian dengan realitas, semua kitab tersebut memuat pula hal-hal yg tidak sesuai dengan realitas. Kisah mitologi Adam, kisah Sulaiman yang berbicara dgn semut dan burung; semuanya tidak bisa di verifikasi secara ilmiah.
Fakta atau tafsiran
Untuk Luth yg menawarkan anaknya, yg anda sebut kesimpulan aneh dari saya, saya tidak mengatakan itu kesimpulan. Itu yang tertulis di Qur’an dan Perjanjian Lama.
Jika menyangkut penafsiran, tulisan anda termasuk didalamnya. Dengan berbagai metoda analisis yg anda sodorkan, ternyata Luth tidak seburuk itu. Ternyata yang dimaksud bukan anaknya. Itu baru namanya kesimpulan. Dan untuk kesimpulan anda, saya tidak setuju.
Ada Qatadah dan Sa`id bin Jabir yg berseberangan dalam menafsirkannya. Anda pilih yg Sa`id bin Jabir yg berjalan memutar dan mengabaikan sama sekali Perjanjian Lama, sedangkan saya ke Qatadah yg lugas dan mempertimbangkan Perjanjian Lama.
Penafsiran ulang Qur’an
Anda takut sekali mempunyai pendapat sendiri, sehingga untuk menafsirkan Qur’an, harus hafal dulu Qur’an dan membaca dulu tafsir para ulama.
Untuk berpendapat itu simpel kok, ikuti saja akal sehat. Bila ada sanggahan, ya pelajari saja. Kalau sanggahan itu kuat, ya jangan malu mengubah pendapat. Kalau sanggahan itu lemah, ya jangan lepas pendapat anda.
Jangan karena merasa belum cukup referensi, anda tidak pernah berpendapat. Hidup itu pilihan dan hidup itu milik anda. Jika untuk berpendapat anda dipilihkan orang lain (walaupun itu ulama), apa nilai anda dihadapan Allah kelak? apa ada surga nunut (numpang)?
Mengenai pendapat ulama, ya kalau sempat dipelajari. Toh mereka tidak mempunyai otoritas apa-2 dihadapan Allah. Tidak ada rahbaniyah dalam Islam. Mereka sejajar dgn kita dihadapan Allah. Islam itu untuk semua. Hanya taqwa (bagi saya: berpihak ke kebenaran) yg dinilai oleh Allah, bukan gelar Haji, hapal qur’an, ketinggian ilmu.
Bismillah…. terimakasih telah membaca tulisan saya, saya senang bisa berdialog dengan anda….
mungkin memang dari diskusi ini, ada beberapa hal yang kita sepakati, dan ada juga beberapa hal yang memang kita sepakat untuk tidak sepakat..
1. saya kurang setuju jika anda bilang bahwa Al-Qur'an mengambil reverensi dari kedua kitab itu, semua cerita tentang umat terdahulu yang tertulis di dalam Al-Qur'an itu murni wahyu dari Allah, dan bukan karena nabi Muhammad membacanya atau mendapatkannya dari ahli kitab pada zamannya. Itulah salah satu mukjizat beliau, mengetahui hal yang telah lalu melalui wahyu. dalam permulaan surat Yusuf juga dikatakan bahwa Allah lah yang menceritakan kisah kepada beliau, salah satu kisahnya adalah kisah nabi Yusuf. Ada juga kisah-kisah Isra`iliyat yang diceritakan oleh beliau, dengan bahasa beliau sendiri dan tidak termasuk ke dalam Qur'an.
Dalam permulaan surat an-Najm, Allah menegaskan bahwa Nabi Muhammad tidak asal bicara, namun itu adalah wahyu yang diajarkan oleh Allah. Dan Rasulullah juga pernah bersabda kepada salah seorang sahabat yang ingin menuliskan perkataannya, "Tulislah! Demi Dzat yang jiwaku di dalam genggamanNya, tidak akan keluar darinya (mulutku) kecuali kebenaran".
2. Saya juga tidak sepakat jika semua kitab dianggap sejajar, karena beberapa point yang saya tulis pada catatan saya kemarin. Tidak ada jaminan bahwa kitab2 yang ada sekarang itu adalah kitab yang diwahyukan kepada para rasul sebelum Muhammad saw. karena telah terjadi peruabahan-perubahan, Al-Qur'an pun menyatakan bahwa para Ahlu Kitab sebelum Islam sering melakukan penyelewengan atau penyembunyian dari apa yang rasul mereka sampaikan. Silahkan lihat dalam Al-Ma'idah ayat 15, An-Nisa 46, dan ayat lainnya yang menceritakan tentang ahli kitab.
3. Menafsirkan Al-Qur'an bukanlah hal remeh, ini bukan masalah pilihan untuk hidup yang anda bilang 'milik sendiri', tapi ini adalah masalah agama yang sudah memiliki aturannya. Sa`id bin Musayyib seorang tabi`in berkata, "Ketika zaman sahabat, kita tidak pernah bertanya tentang sanad, karena semua sahabat masih bisa dipercaya, lalu ketika mulai timbul fitnah (setelah terbunuhnya Utsman ra. ) maka kita mulai mempertanyakan sanad" dalam kesempatan lain beliau berkata "Sesungguhnya masalah ini adalah agama, maka lihatlah dari siapa kau mengambil agamamu!"
Di dalam masalah mesin saja, kita harus bertanya kepada ahlinya, apalagi masalah agama? Jika anda bilang saya takut, ya silahkan, namun inilah batas kehati-hatian saya.
Para ulama adalah pewaris rasulullah, merekalah yang menyampaikan ilmu agama dari rasulullah kepada kita. Memang semua manusia adalah sama di hadapan Allah, dan yang membedakan adalah takwa, namun apakah anda menjamin bahwa anda sendiri lebih bertakwa dari mereka hingga untuk urusan agama saja lebih mengedepankan pendapat sendiri dan menjadikan warisan ulama sebagai hal yang "kalau sempat ya pelajari, kalo nggak ya udah"?
Agama tidak mengekor pada akal, namun akala-lah yang harus diagamakan.
My recent post Nabi Luth, Nabi yang Dipertanyakan??
Fahmi Hasan: Terima kasih komentarnya, saya senang ungkapan anda "beberapa hal yang memang kita sepakat untuk tidak sepakat..". Saya setuju
Referensi Qur'an
Saya setuju kalau Qur'an berasal dari Allah melewati Nabi Muhammad. Maksud saya tentang Perjanjian Lama sebagai referensi Qur'an, adalah kisah2 nabi di Qur'an jauh dari lengkap, umat Islam disadari atau tidak terpaksa mengambil sumber-2 Israiliyat untuk melengkapinya.
Sebagai contoh, kalau anda minta seorang Da'i bercerita tentang Nabi Ibrahim misalnya, maka ia akan bisa bercerita panjang lebar mulai dari orangtuanya, masa kecilnya, dialog-2 dgn org disekelilingnya, perjalanannya, kisahnya dgn Ismail & Ishak, dan sebagainya. Yang mana berasal dari Qur'an & Nabi? ternyata hanya sedikit. Sebagian besar detilnya justru diambil dari kisah-2 israiliyat yg ada pada masyarakat arab masa itu. Sedangkan satu-satunya penghubung antara masyarakat arab dgn masa Ibrahim adalah sumber-2 Perjanjian Lama.
Tidak semua kitab sejajar
Anda berpendapat tidak semua kitab sejajar karena ada masalah otentitas.
Saya tidak tahu apakah alasan itu sudah cukup untuk mengabaikan Qur'an di Al-Baqarah:285 dan percaya kepada kitab2 di rukun Iman? karena masalah ini sudah ada sejak saat ayat tersebut diturunkan.
Menafsirkan Qur'an
Memangnya seberapa banyak sih aspek hidup kita yg masih diatur Qur'an?
Untuk masalah hukum, memangnya anda masih mau ada hukuman rajam, potong tangan, atau legalisasi perbudakan?
Untuk masalah jual beli, akuntansi modern adalah standard de-facto untuk mengatur tata kelola keuangan semua bisnis. Jika anda mau buang akuntansi dan pakai muamalah ala Nabi, ya jangan salahkan kalau bisnis anda tidak beranjak dari skala toko kelontong.
Untuk masalah pinjam meminjam, apa anda mau kalau saya pinjam uang anda misalnya 10 juta dan kembalikan persis 10 juta 5 tahun lagi, karena tak ada riba. Sedangkan inflasi sudah menggerus nilainya.
Untuk aturan perang, konvensi Jenewa jauh lebih manusiawi dari aturan Qur'an. Dalam Qur'an wanita dan anak-2 pihak yg kalah adalah ghanimah (pampasan perang) dgn status budak, yg berarti boleh diapakan saja. Jika menurut standar Islam ini, perilaku Jepang yg menggunakan wanita Indonesia sebagai Jugun Ianfu (pelayan seks) adalah tidak melanggar syariah, sesuatu yg berubah menjadi kejahatan perang menurut konvensi Jenewa.
Untuk masalah rumah tangga, Aa' Gym contoh yg baik. Begitu ia meniru Nabi berpoligami, sontak umatnya habis, bisnisnya habis. Adil adalah ukuran perasaan. Bagi wanita itu tidak ditentukan oleh ayat.
Yang tersisa dari agama adalah ritual ibadah, yg lainnya bisa kita atur sendiri, hukum Islam sifatnya sebagai referensi, ia tidak mutlak. Jika ada yg lebih baik ya pakai saja.
Mengenai ijtihad para fuqoha, mereka hidup lebih dari 1000 tahun yg lalu. Tahu apa mereka mengenai kompleksitas hidup kita?
Agama tidak mengekor kepada akal
Saya setuju.
Akal adalah alat untuk memenangkan hidup, mencapai kemakmuran, mengatur alam dan membangun masyarakat. Untuk bisa sukses anda harus menggunakan akal.
Agama adalah cara untuk menikmati hidup, memberi makna hidup. Agama ada di hati, ia adalah pengalaman. Menang dan kalah dalam hidup adalah indah bagi orang beragama karena dapat dipandang sebagi hadiah atau cobaan dari Allah. Tidak pongah dalam kesuksesan, tidak hancur dalam kegagalan adalah buah dari iman kepada Allah. Menjadi rahmatin lil alamin adalah buah dari agama.
Agama memang tidak mengekor akal. Wilayahnya beda.
Untuk soal pinjam meminjam saya cuman mau mengoreksi, bahwa di jaman Rasulullah, mata uang yang dipakai adalah Dinar yang terbuat dari emas dan Dirham yang terbuat dari perak, sehingga keduanya tidak memiliki inflasi alias Inflasi 0% (sangat stabil), Contohnya : ketika orang meminjam 10 Dinar Emas (misal : senilai dengan 5 ekor kambing), 5 tahun kemudian orang tersebut ingin mengembalikan 10 Dinarnya, maka nilainya akan tetap sama dengan 5 ekor kambing. Tidak seperti US Dollar, Euro, lebih-lebih Rupiah yang tergerus Inflasi….
Topan Gunawan: Terima kasih untuk tambahan informasinya…
Bismillah… Sebenarnya beberapa permasalahan ini telah dibahas juga oleh para ulama…
“Israiliyat”. Tidak semua kisah israiliyat bisa diterima oleh Islam, sebagaimana apa yang tertulis tentang persetubuhan Nabi Luth dengan putrinya. Kisah-kisah itu tetap dikenai hukum sebagaimana periwayatan hadis, jika para periwayatnya dipercaya maka bisa saja diterima, namun jika sebaliknya maka tidak bisa diterima. Meski kisah itu tertulis di perjanjian lama, akan kembali kepada pertanyaan saya pada awal catatan, Adakah bukti yang menjaga otentitas Perjanjian Lama?
“Penafsiran”. Sepertinya perbedaan mencolok antara anda dan saya terdapat pada tulisan anda “Yang tersisa dari agama adalah ritual ibadah, sisanya bisa kita atur sendiri”
“Berapa aspek kehidupan yang masih diatur Al-Qur’an?” Segala hal! Hanya tergantung anda mau mengambil seluruhnya atau tidak (dengan konsekuensi sendiri). Hukum, berarti anda berfikir lebih baik jika para pencuri kaya dipenjara sekian tahun lalu bebas karena remisi, tebusan, atau naik banding, dan juga dia mendapatkan perlakuan khusus bak pejabat. Namun pencuri miskin lebih menderita karena dipukuli masyarakat, tak ada dana untuk pengacara, birokrasi yang dipersulit. Lalu setelah keluar penjara mencuri lagi, merampok lagi, seolah tidak merasakan efek jera dari hukuman.
“Jual beli dan pinjam meminjam”. Inovasi dalam mu`amalah diperbolehkan dalam agama, Rasulullah juga bilang “Kalian lebih tahu dengan urusan kalian”, tapi Harus tetap dalam aturan yang sudah berlaku. Saya tidak tahu apakah karena alasan Inflasi rekayasa sistem kapitalis cukup untuk mengabaikan Qur’an surat Al-Baqarah ayat 275 – 281 tentang riba dan kehidupan akhirat.
Untuk “Konvensi Jenewa”, faktanya Islam jauh lebih manusiawi. Anda ingat sejarah penaklukan Yerusalem oleh Saladin yang menjamin keselamatan para wanita, anak-anak, dan pasukan yang kalah hingga mereka meninggalkan perbatasan, berbeda ketika sebelumnya pasukan salibis menaklukan Yerusalem dengan membunuh semua orang yang tersisa. Tahanan perang tidak diperlakukan seenak hati para pasukan muslim, mereka diberikan pilihan sesuai dengan manfaat atau mudharatnya atas keputusan pemimpin. Seperti tawanan perang Badar, diberi pilihan untuk mengajari baca tulis, masuk Islam atau membayar denda. Jika memang kematian lebih baik karena dia adalah musuh yang bebal, maka dibunuh. Adakah yang lebih baik daripada ampunan Allah untuk para tawanan seperti dalam surat Al-Anfal 70?
Lalu, apakah dengan adanya konvensi Jenewa, ratusan tahanan yang “diduga” teroris oleh Militer Amerika terjamin kehidupannya di penjara-penjara tersembunyi mereka? Mana bukti konvensi itu untuk para penduduk Palestina yang ditahan oleh israel sekarang? Meski Islam memiliki sejarah hitam peperangan (yang sering dijadikan kritik oleh orientalis), apakah selain Islam tidak punya?
“Ijtihad para fuqoha”. Anda baru hidup di masa sekarang, seribu empat ratus sekian tahun setelah wahyu terakhir turun, tahu apa anda tentang agama? Jika tidak ada sumber yang terpercaya (sanad) dalam agama ini, maka setiap orang akan berkata semaunya. Anda pasti akan mendengarkan perkataan ahli ekonomi dari pada penjaga toko kelontong dalam masalah teori ekonomi, anda juga pasti akan mendengarkan perkataan dokter jika berobat dari pada perkataan tukang karcis depan rumah sakit. Kenapa untuk agama menjadi bebas berpendapat?
Agama berbicara tentang perbudakan, bukan berarti melegalkan perbudakan. Apakah perbudakan hanya ada dalam Islam? Bahkan ketika zaman Nabi Musa sudah ada, lebih parah malah. Islam meluruskan aturan perbudakan yang sudah turun temurun sebelum akhirnya dihapuskan. Kenapa kritik perbudakan malah terhadap islam? sedangkan agama lain tidak?
Ya, jika menurut anda pendapat saya ini tidak bisa menggoyahkan pendapat anda silahkan anda tetap pegang pendapat anda. Allah akan menilai kita juga dari pendapat kita, jika benar maka Allah meridhai, namun jika salah maka Allah yang meluruskan. Maaf jika terdapat tulisan yang kurang enak dibaca, terimakasih sudah membuat saya belajar.
Fahmi Idris: Saya senang dengan komentar anda.
Kisah Israiliyat
Ajaran yg baik adalah ajaran yg nyambung dgn kondisi masyarakatnya. Kisah Israiliyat populer pada masyarakat arab saat Islam turun. Islam menggunakan popularitas kisah-2 ini sebagai cara untuk menyampaikan pesan-2 moral Islam.
Kisah detil tentang para nabi Israel ini tidak terlalu penting dalam kerangka Qur'an, hal ini terbukti dari Qur'an yg hanya menampilkan penggalan-2 kisah ini untuk menyampaikan pesan. Detil lengkapnya ditinggalkan, dan umat Islam terpaksa melengkapinya dari kisah Israiliyat.
Tidak pentingnya detil kisah para nabi dapat dilihat dari sikap nabi terhadap kisah israiliyat ini: jangan benarkan dan jangan dustakan. Artinya gak usah ditanggapi secara serius.
Islam diturunkan untuk menyempurnakan ahlak manusia, bukan mengajari sejarah.
Apakah benar dulu ada banjir yg membunuh semua manusia kecuali kelompok Nabi Nuh?, apakah benar Allah membelah laut untuk Nabi Musa?, apakah benar ada semut dan burung yg bisa bicara sebagaimana kisah Nabi Sulaiman?, apakah benar Nabi Adam manusia pertama?
Akurasi kisah-2 diatas tidak penting bagi Qur'an, yg penting adalah melalui kisah-2 tersebut Allah menyampaikan pesan moralnya.
Berhukum dengan Qur'an – beda penegakan hukum dgn hukum itu sendiri
Anda tidak dapat membedakan antara penegakan hukum dengan hukum itu sendiri.
Korupsi terhadap penegakan hukum bisa terjadi di sistem apa saja.
Yang anda tunjukkan dgn masalah hukum kita seperti pencuri yg babak belur, sementara koruptor yg bebas dgn mudah, dapat kita lihat padanannya dgn banyaknya TKI kita yg dgn mudah dipancung karena membela diri dari ketidak adilan majikan di Arab, sedangkan tak satupun – sekali lagi – tak satupun majikan yang dihukum pancung (qisas) atas kesalahannya membunuh TKI kita. Mereka dgn gampangnya menggantinya dgn diyat (membayar), apakah dgn mudah kita simpulkan hukum syariah adalah hukum bayaran yg berpihak kepada yg kaya? tentu tidak.
Keduanya contoh korupsi/penyelewengan atas penegakan hukum. Satunya hukum sekuler, satunya hukum syariah. Itu tidak menggambarkan tentang hukum itu sendiri.
Contoh kedua tentang perlakuan Amerika terhadap teroris adalah sama dengan contoh pertama. Itu adalah pelanggaran serius terhadap konvensi Jenewa, semua organisasi hak asasi manusia mengecamnya, baik didalam negeri AS maupun internasional. Anda tidak bisa mengatakan konvensi jenewa buruk karena kasus itu, yg buruk adalah penegakan hukumnya.
Keunggulan Islam pada masanya
Anda benar saat mengatakan Islam jauh lebih maju atas masalah hukum perbudakan pada jamannya. Perbudakan sebagaimana poligami adalah praktek wajar di era masyarakat patriarki saat Islam hadir, dan Islam membuat terobosan jauh kedepan dgn membatasi poligami dan pengaturan perbudakan.
Tapi jaman sudah berubah, semua peradaban lain sudah menolak perbudakan dan poligami. Kalau anda Qur'an adalah kitab hukum positif umat Islam, maka di dunia ini tinggal umat Islam yg masih mengakomodasi perbudakan, karena tidak ada satupun ulama yg mengatakan ayat-2 Qur'an tentang perbudakan dibatalkan.
Apakah hukum umat lain lebih baik? tidak.
Masalahnya umat lain tidak menganggap penting melestarikan hukum yg diatur oleh agama. Mereka meninggalkannya.
Beda prinsip hukum syariah dgn hukum sekuler
Suatu sistem yg baik adalah sistem yg bisa melakukan perbaikan terus menerus atas dirinya.
Hukum sekuler tidak sempurna tetapi ia menyediakan ruang perbaikan. Pembuat hukum bisa saja menetapkan suatu aturan yg buruk, akan tetapi aturan yg buruk akan segera mendapat respon negatif masyarakat, perlawanan ini memaksa pembuat hukum melakukan koreksi atas aturan itu atau bahkan membatalkannya.
Di sisi lain hukum syariah penuh dgn klaim-klaim kesempurnaan, kesesuaian dgn segala jaman, diturunkan dari yg sempurna. Intinya ia sempurna dan tidak butuh koreksi dari masyarakat yg diaturnya.
Islam mengakomodasi perbudakan – kalau tidak kenapa masih harus diatur?. Ayat-2 tentang perbudakan sebagaimana ayat-2 untuk hukum lainnya tidak bisa diamandemen oleh manusia karena itu dari Allah. Sampai kiamatpun kalau Qur'an dianggap sebagai hukum positif, maka hukum perbudakan adalah hukum positif karena ia tidak bisa dicoret dari Qur'an.
Beda prinsip antara kedua hukum tersebut adalah yg satu tidak sempurna tetapi bisa diperbaiki sedangkan yg satunya lagi adalah ia diklaim sempurna dan tidak membutuhkan perbaikan.
Sekali lagi saya senang berdiskusi dengan anda, beda pendapat tidak penting. Diskusi ini akan lebih memperkaya wawasan kita masing-2.
waduuh,,kok senangx berdebat ya? kalau kalian mengaku beriman kepada kitab Allah SWT,,kalian tdk akan membuat wacana yg temanya mjd perdebatan spt ini,,cukuplah Allah yg mjd saksi dari semua kebenaran dimuka bumi ini..,Subhanallah…
hendarsih: berdebat itu salah satu cara mencari kebenaran. Kalau kebenaran bukan hal yang penting bagi anda, ya memang gak perlu berdebat.
Terima kasih komentarnya.
Assalamualaikum
mohon sedikit di ubah artikelnya. terutama dari sudut pandang pemojokannya!
Nabi Luth as menawarkan puterinya adalah untuk di nikahi secara halal, bukan untuk budak zina kaumnya sebagai pengganti malaikat.
Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji [730]. Luth berkata: “Hai kaumku, inilah puteri-puteriku (kawinlah dengan mereka,jika kamu mau berbuat secara Halal) , mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal ?”QS hud:79
Tentu saja kita semua setuju kalau Nikah dan menjadi halal adalah jalan terbaik mencegah zina ( lebih baik juga dari zina)
dan ini juga di jelaskan dalam alquran.
Tabrani: Saya tidak akan mengubah artikel saya. Saya berterima kasih atas sumbangan komentar anda. Tafsir anda berbeda dan bagi saya tidak menjadi masalah.
Salaam salaam,
Menanggapi ayat2 yg menceritakan incest Luth AS dengan
putri2nya yang disebutkan di PL, saya ingin menanggapinya dengan keterangan2
yang ada di Quran :
Diharamkan atas kamu ibu-ibumu; ANAK-ANAKMU YANG PEREMPUAN; …dst… KECUALI yang telah TERJADI pada
masa LAMPAU; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Tuhan tak perlu
mengatakan “kecuali yang telah terjadi pada masa lampau” bila tidak pernah
terjadi. Ini adalah isyarat, Ini adalah sebuah ajaran kejujuran, perbuatan
salah tak perlu ditutup2i, melainkan untuk menjadi pelajaran. Konon, iman yang kuat berani menghadapi pertanyaan 🙂
Lalu apakah ini perbuatan dosa Luth (yg diampuni?) Dalam
genesis jelas2 disebutkan Luth dibuat mabuk oleh kedua putrinya. Luth adalah
nabi, putri2 dan istrinya bukan. Mereka tidak satu paket. Lalu apakah minum anggur
sampai mabuk itu dilarang pada masa itu? Bahkan khamr (minuman memabukkan) pun
baru diharamkan dalam Quran pada tahun ke-8 kenabian Muhammad SAW.
Titus
@Titus Vespasianus: Saya suka cara anda yang orisinal dalam menafsirkan kisah dalam Qur’an, tanpa terjebak dalam pembelaan yang emosional. Terima kasih.
jgn asal dlm menafsirkan isi alquran.
alquran itu kitab yg langsung diturunkan kepada malaikat jibril lalu nama nabi muhamad saw…bukan kitab sembarangan yg seenak nya ditafisr tanpa ada ilmu nya.
@Wanted: silakan baca lagi.
Saya sampaikan hanya yg tertulis di Qur’an dengan tafsir minimal.
Kalau saya katakan Luth sosok yg mempunyai standar perilaku yg ideal, justru ini yg namanya tafsir berlebihan, karena tidak didukung dgn apa yg tertulis di Qur’an.
Terima kasih komennya.
Salaam salaam,
Menanggapi ayat2 yg menceritakan incest Luth AS dengan
putri2nya yang disebutkan di PL, saya ingin menanggapinya dengan keterangan2
yang ada di Quran :
Diharamkan atas kamu ibu-ibumu; ANAK-ANAKMU YANG PEREMPUAN; …dst… KECUALI yang telah TERJADI pada
masa LAMPAU; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Tuhan tak perlu
mengatakan “kecuali yang telah terjadi pada masa lampau” bila tidak pernah
terjadi. Ini adalah isyarat, Ini adalah sebuah ajaran kejujuran, perbuatan
salah tak perlu ditutup2i, melainkan untuk menjadi pelajaran. Konon, iman yang kuat berani menghadapi pertanyaan 🙂
Lalu apakah ini perbuatan dosa Luth (yg diampuni?) Dalam
genesis jelas2 disebutkan Luth dibuat mabuk oleh kedua putrinya. Luth adalah
nabi, putri2 dan istrinya bukan. Mereka tidak satu paket. Lalu apakah minum anggur
sampai mabuk itu dilarang pada masa itu? Bahkan khamr (minuman memabukkan) pun
baru diharamkan dalam Quran pada tahun ke-8 kenabian Muhammad SAW.
Titus
@Titus Vespasianus: Saya suka cara anda yang orisinal dalam menafsirkan kisah dalam Qur’an, tanpa terjebak dalam pembelaan yang emosional. Terima kasih.
Maaf pak, saya tidak setuju dengan pendapat anda yang merelatifkan perbedaan. Perbedaan ada yang bisa ditolerir ada yang tidak bisa ditolerir. Hukum2 yang sudah qoth'i dalam Al Qur'an tidak bisa ditolak hanya karena tampak tidak masuk akal atau ketinggalan zaman. Ini prinsip dalam Islam, jadi kalau anda berpendapat bahwa hukum Al Qur'an itu sudah tidak relevan dan diganti saja dengan hukum buatan manusia sebaiknya jangan mengaku sebagai Muslim.
Kalau anda Muslim, tempuhlah suluk sampai mencapai ma'rifatullah. Anda akan memahami hikmah di balik hukum2 Allah yang tampak tidak masuk akal. Yang jadi masalah sekarang ini banyak manusia yang merasa lebih pintar dari Allah, tidak tahu kelemahannya sendiri sehingga merasa tidak perlu dengan hukum Allah, merasa bisa membuat2 aturan sendiri.
@Adif Sahab: Saya kutip pendapatt anda: Hukum2 yang sudah qoth'i dalam Al Qur'an tidak bisa ditolak hanya karena tampak tidak masuk akal atau ketinggalan zaman.
Jadi, menurut anda:
# Hukum perbudakan harus diterapkan. Bahwa memang benar ada manusia yg secara hukum setara dgn barang — bisa diperjual-belikan, bisa diperlakukan apa saja oleh majikan, tidak punya hak didepan hukum?. Bahwa deklarasi universal HAM itu salah karena menghapuskan perbudakan?
# Hukuman rajam (dilempari batu sampai mati) tidak boleh dilarang? . Bahwa penolakan atas nama kemanusiaan itu omong kosong?
Saya tidak setuju dengan anda.
Bagi saya:
# Islam itu "substansi" bukan "teknis", bahwa Allah itu "maha bijaksana" bukan "birokrat agung"
# Muslim itu rahmatin-lil-alamin, maka saya muak dengan kelompok berjenggot-berjubah yang menghajar yg tidak sepaham sambil meneriakkan takbir.
# Selain Nabi tidak seorangpun diberi mandat Allah untuk berkata "berdasarkan Islam" mewakili Allah.
Sealim-alimnya seseorang ia hanya boleh berkata "berdasarkan pandangan saya tentang Islam"
Jadi perkataan "anda bukan muslim", "anda kafir", "anda murtad" tidak berarti bagi saya, karena saya tahu persis yang mengucapkannya sama sekali tidak punya mandat dari Allah.
Benar2 ABSURD! Masa seorang berkategori NABI bisa MABUK! Dan melakukan incest dgn kedua putrinya???
@Teddy : memang absurd, tapi itu yang tertulis di kitab suci.
Terima kasih komentarnya…
tidak perlu jawaban,cukup di dalami saja dan di mengerti .karna seorang nabi adalah utusan ALLAH maka dia adalah orang yg terpilih.maka insyaALLAH sungguh lah baik aqlaknya
@Ande: tak perlu jawaban dan tak perlu pertanyaan bila iman di atas nalar. Semua apa yg dinyatakan agama pasti benar, jika absurd kita salahkan saja otak kita yg berpikir.
Saya tidak setuju, bagi saya fakta dan nalar kita gunakan untuk menguji validitas klaim2 yg berbasis iman.
Terina kasih atas komennya,
asalamualaikum wr.wb
salam sejahtra untk smuanya..sblmnya saya komentar saya kan mnta maaf krn kluar dri konteks bahasan…
Hehe..allah maha kuasa atas sgala2nya.yg manusia tak mampu memikirkanya..sesungguhnya kbenaran ato ksalahan bgi allah tdak ad.krn smua adlh haknya sbgai pncipta.artnya allah udah menulis smua yg terjadi sblm ato sesudah kejadian.smua crita ato riwayat hanya tuk pelajaran manusia.tp bgi allah tu smua tak da berarti bginya.allah mampu membuat ato membolak balikan keadaan.intinya smua da takdir..ingat ksh nabi musa dan nabi khidir.nabi khidir membunuh ank kcl yg bermain.melubangi perahu yg akan berlayar.dan mruntuhkan bangunan.dri kisah ini secara syariat slh tp secara hakekat benar krn q lbh tau dri yg kita bs tangkap ato tafsir.knapa dlm syi.ir gusdur ada klimat jgn hnya blajar syariat krn kan buat sengsara.ap artnya..krn syariat blom bs menerangkan alasan allah membuat hkum tu.tp hakekat dan makrifat bs menjawabnya.allah menunjuk nabi bkn karna patuh agamanya tp allah sndiri yg pilih dan metakdirkanya..ksimpulanya.kita g pernah bner2 mengerti keadaan saat itu kita hanya pake imajinasi kita yg terbts.sdankan allah tnpa bts.kluarlah dari perdebatan sprti ini krn bs buat anda dijrumuskan oleh tipu daya setan..intinya.smua kehendak allah.allah maha pengasih allah juga maha menyiksa.allah punya dua2nya.punya surga juga neraka.pesan saya blajarlah tuk menyadari bahwa qt hnya hamba yg punya kemampuan terbts.tak kan mampu bs membuat langit ato bumi jd jngan terlalu perfecsionis.krn sesungguhnya allah punya keduanya.karna tu adalh sbuah kesempurnaanxa.bkn kelemahanya.allah maha sempurna
@Hamba Allah: agak sulit untuk menangkap inti pendapat anda.
Yang sekilas saya tangkap adalah:
# Allah maha kuasa dan tidak ada yang bisa membatasinya.
# Allah maha kuasa, dan itu berarti tak ada yang bisa membatasi Allah hanya boleh berbuat atau bercerita secara rasional. Suka-suka Allah saja, kalau dia rasional, boleh. Kalau ngaco, siapa yg mampu melarang?
# Jika tindakan Allah rasional, itu mencerminkan kesempurnaannya.
# Jika tindakan Allah tidak rasional, kita jangan memperdebatkannya karena berdebat tentangnya adalah tipu daya setan.
Terima kasih untuk menyumbangkan komentarnya.
Sodomi sangat dilarang oleh agama,sebab merupakan penyimpangan moral dan perilaku yang bisa menyebabkan penyakit dalam masyarakat, jadi pada masa itu perkosaan sudah sangat sering dialami oleh para laki-laki yang berparas elok menggairahkan, menurut mereka ( masyarakat Sodom ) lebih menggairahkan dibanding jika mereka menggauli istri-istri mereka sendiri, sifat ketagihan akan bersenggama dengan dubur laki-laki sepuas puasnya hingga mengakibatkan pendarahan hebat adalah kepuasan, ajakan untuk menikahi gadis secara halal ( dengan cara baik-baik) malahan dihindarkan.
Ketakutan merajalela bagi setiap anak kecil yang berngkat sekolah atau orang orang yang berangkat bekerja disawah ladang dll, karena perkosaaan secara bergerombol dan bergantian kerap peristiwa itu terjadi, mengajak berfikir mereka secatra benar yaitu menggauli perempuan secara wajar ( melalui pernikahan yang syah) sudah tidak mungkin lagi,…akibatnya Kota sodom dan bpenduduknya yang tisdak beriman dibakar hidup hidup dengan hujan belerang hingga mati konyo mereka dan semoga anda dan kita semua terhindar dari sifat-sifat seperti orang-orang Sodom dan Gomorah…demikian
@Djodipras: anda menyampaikan interpretasi tentang kondisi masyarakat Sodom saat itu.
Interpretasi semacam ini tidak diperoleh dari sumber-2 kitab suci, Qur’an tidak bicara tentang kondisi sosiologis masyarakat Sodom secara rinci, juga Injil.
Cerita-2 dgn penuh bumbu dramatis seperti di atas bisa anda peroleh dari kisah-2 Israiliyat yang lebih seru dan imajinasi para juru dakwah yang sering mencampur adukkan kisah nyata dan imajinasi mereka.
Terima kasih komentarnya
mau ikut komen ya, kalo kata saya, di alqur’an di jelaskan bahwa luth mengizinkan kaum sodom mencampuri anaknya secara halal, dengan kata lain, jika seseorang hendak mencampuri anak luth a.s, orang itu harus memeluk agama allah dan menjauhi perbuatan hina seperti yang mereka lakukan. mungkin itu bagian dari dakwah luth a.s yang hendak menyadarkan kaum sodom
terima kasih
mohon maaf jika ada kesalahan, ilmu saya masih terbatas
@AAD: terjemahan yg saya kutip diatas, dari Depag yg penuh penghalusan dan penjelasan (kata dalam kurung adalah penjelasan yg tidak ada dalam perkataan asli).
Dalam kata aslinya: inilah putri2-ku bila kamu mau.
Mengenai dengan halal atau harus memeluk agama Allah dan bla..bla.. tidak akan anda temukan dalam naskah asli Qur’an.
Kadangkala para juru dakwah, atas kecintaan mereka pada agamanya, memeperhalus fakta-2 yang kasar dan menggantinya dengan idealisasi mereka terhadap apa yg mereka bayangkan seharusnya terjadi.
Terima kasih komentarnya.
namun menurut saya, dengan memandang konteks qur’an sebagai kitab suci umat islam, secara tidak langsung, mengatakan pada hal pertobatan, selain itu sebagai nabi yang di anugerahi banyak hal oleh tuhan, akan sangat beralasan untuk sesuatu yang bersifat kontroversi, seperti budak seks yang anda jelaskan artikelnya, dan ketika saya mencari penjelasan mengenai budak. budak itu adalah wanita pihak musuh yang suaminya telah tewas perang, karena rasul tidak membenarkan pembunuhan terhadap wanita, maka sebagai gantinya, wanita tersebut harus dibina menuju keislaman yang mungkin suatu saat akan dinikahi untuk menghindari zina, sepengetahuan saya, rasul cukup banyak menikah dengan wanita yang suaminya kalah dalam pertempuran.
terima kasih
@AAAD: problem kita adalah berusaha memahami peristiwa masa lalu dengan cara pandang masa kini. Banyak nilai-2 yg dianggap wajar pada masa lalu tidak bisa diterima lagi di masa kini.
Jika pada masa lalu seseorang melakukan tindakan yg tidak bisa diterima saat ini, bukan berarti orang tersebut adalah orang yg berwatak biadab, norma saat itu menganggap perbuatannya wajar.
Jika anda hidup di keluarga Jawa 25 tahun yg lalu, berbicara dengan menatap langsung wajah orang yg lebih tua akan bisa ditafsirkan menantang. Saat ini dengan tidak memandang lawan bicara, kita justru bisa dianggap meremehkan.
Jika kita memakai kacamata saat ini:
# Nabi biadab karena menerima praktek perbudakan, walau pada eranya, Nabi sangat maju memberi perlindungan pada budak dan mendorong pembebasannya.
# Nabi bisa dianggap pedofilia karena menikahi Aisyah saat masih dalam usia anak-2, walau Nabi menunggu sampai Aisyah akil-balik untuk memperlakukan sebagai istrinya.
Jadi: jangan pakai kacamata saat ini untuk menilai peristiwa masa lalu dan yang penting jangan memakai kacamata masa lalu untuk mengatur kehidupan masa kini.
77. Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka, dan dia berkata : Ini adalah hari yang amat sulit.
Hud: 78
78. Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji. Luth berkata: Hai kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka lebih suci bagimu, maka bertaqwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama) ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?
Hud: 79
79. Mereka menjawab: Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap puteri-puterimu; dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki.
Hud: 80
80. Luth berkata: Seandainya aku ada mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan).
afwan sebelumnya
ane hanya memberi saran untuk menjawab pertanyaan ini
bagaimana jika perkataan seperti itu didialek kan dengan bahasa yg halus dan santun??
anggaplah ada seorang aktor yg memerankan seorang tokoh yg arif dan bijaksana,yg selalu tampil menunjukkan nilai2 moral yg mulia kepada khalayak ramai
lalu aktor tersebut memiliki naskah dan mengucapkan dialog seperti ini
Hai kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka lebih suci bagimu, maka bertaqwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama) ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?
lalu menurut antum bagaimana presentasi menurut antum coba antum gunakan daya imajinasi antum jika anda berada di posisi kaum luth itu ketika seorang bijak mengutarakan bahasa seperti itu
ilmuwan itu seorang penghayal dan pemimpi
dan ane rasa hal ini amat mudah untuk antum mengerti
cobalah anda posisikan diri antum kepada 2 karakter itu
coba antum posisikan diri sebagai nabi luth
dan coba posisikan pula diri antum sebagai kaum luth
lalu coba hafal dan hayati dan coba bersinergi dengan dialog itu pula
insya Allah antum akan faham maksud dari pertanyaan dan menjadi sanggahan atas pernyataan antum sendiri
afwan jika ada yg tidak berkenan
@Danz Putra: saya tidak mengerti semua maksud komen anda, tetapi saya tertarik untuk mengomentari kalimat anda berikut: ilmuwan itu seorang penghayal dan pemimpi
Saya akan menjelaskan cara pandang agamawan dan ilmuwan, untuk masukan anda
Agamawan: dari dogma/klaim ke keyakinan
Qur’an/Injil mengajarkan:
# Umur nabi Adam 930 tahun Nabi Nuh 950 tahun.
# Ada banjir global yang memusnahkan semua mahluk darat, kecuali yang diselamatkan Nabi Nuh
# Ada laut terbelah saat Musa dan kaumnya lari dari Mesir
# Semut dan burung Hud-hud bisa bicara dengan manusia (Nabi Sulaiman)
# Ada surga dan neraka
Fakta:
# Dari analisa kerangka manusia prasejarah yg pernah ditemukan, dari 30.000 SM sampai sekarang ternyata harapan hidup manusia meningkat dari 30 tahun ke 70 tahun. Dan tidak ada bukti manusia bisa berumur sampai 900 tahun. Anda bisa baca disini: http://www.beyondveg.com/nicholson-w/angel-1984/angel-1984-1a.shtml
# Tidak ada bukti yg menunjukkan bahwa pernah ada banjir global. Jika semua jenis binatang darat dikumpulkan sepasang tiap jenisnya ke dalam sebuah kapal, kapal indukpun tidak akan mampu menampung semuanya. Memangnya kapal nabi Nuh sebesar apa?
# Laut terbelah pasti menjadi pembicaraan dunia, sejauh ini laut terbelah oleh Musa hanya muncul dari sumber-2 sejarah Yahudi, sedangkan tak satupun sumber sejarah bangsa lain mengkonfirmasikannya (Yunani, Persia atau Mesir yg berkaitan langsung)
# Kemampuan bahasa adalah rumit, hanya binatang dengan neocortex (bagian otak) maju yang memilikinya. Semut dan burung tidak memiliki neocortex yg berkembang baik, mustahil mereka bisa bicara.
# Tidak ada saksi yang pernah melihat Surga dan Neraka, semuanya berdasarkan kisah-2 agama, yang bila di cross-check pada berbagai agama akan menampilkan detil yang berbeda-beda.
Ilmuwan: dari fakta ke kesimpulan
Secara umum, ilmuwan menggunakan metode ilmiah untuk sampai kepada kesimpulan. Tahapannya adalah:
1. Fakta: Pengamatan/pengukuran
2. Hipotesis: Dugaan atas hubungan antara fakta-fakta
3. Prediksi: Perkiraan fakta baru yang akan bisa ditemukan berdasar fakta dan hipotesis yg sudah ada
4. Eksperimen: Pengujian untuk menemukan fakta baru berdasar fakta dan hipotesis yg sudah ada
5. Kesimpulan: Hipotesis akan dijadikan kesimpulan bila eksperimen mendukungnya.
Dari metode Agamawan dan Ilmuwan yang saya paparkan di atas, semoga anda bisa paham, yang mana yang lebih mungkin menjadi penghayal dan pemimpi.
syukron atas masukan nya kang
begini simple nya yg ane maksudkan
anggap kisah luth diatas sebagai sebuah film
dan anda sebagai aktornya sendiri
seorang aktor pasti harus mengetahui karakteristik tokoh yg diperankan pula
dan tentu saja karakter yg dimainkan adalah karakter seorang nabi bukan
lalu coba anda bayangkan
bagaimana kira2 cara berdialog yg benar dan tepat untuk memerankan peran itu?
nah hal ini yg ane tekankan
jika antum tidak memahami yg ane maksudkan
coba suruhlah seorang teman anda untuk memerankan dialog ini lalu coba tanya yg mengerti akan seni peran bagaimana interprestasi tentang hal ini pula,bagaimana cara memerankannya dengan tepat
ingat nabi luth adalah seorang nabi
yg sudah pasti arif dan bijaksana
ucapan yg keluar dari seorang yg arif dan yg bukan tentu saja berbeda diterima oleh pendengarnya
dan aksentualisasi pada sebuah ucapan jg mempengaruhi arti dan makna sebuah perkataan
dengan mempresentasikan dialog itu,dan dengan totalitas peran seorang aktor, maka antum akan mengerti apa yang ane maksudkan
afwan yah kang jika antum masih tidak mengerti atas apa yang ane sampaikan ane mohon maaf,karna yg ane lihat hal ihwal mengapa antum berpendapat demikian dikarenakan “dialog” nabi luth di dalam al quran
begini dah ane ada klu mengenai cara dialog yg tepatnya tentang hal ini
ane coba deskripsikan ya kang
hai kaumku ,inilah putri2 ku ,mereka lebih suci bagimu
maka bertaqwalah kepada Allah,dan janganlah kamu mencemarkan nama baik ku terhadap tamuku ini
Tidak adakah diantara kamu seorang yg berakal?
(dengan nada menasehati)
____________________________________________________________
menurut antum bagaimana apakah seperti yg antum duga!!
______________________________________________________________
kemudian mereka menjawab
sesungguhnya kamu tahu bahwa kami tidak menghendaki putri2 mu ,dan sesungguhnya kamu tahu apa yg kami inginkan
(dengan nada ketus)
bagaimana kang.antum faham dengan yg ane maksud???
@Danz Putra: kalau anda membaca ulang semua komentar saya, ada hal yang saya tekankan: saya tertarik membahas materi yang tersurat dan tidak tertarik untuk membahas materi tersirat atau bersifat tafsiran.
Kenapa? karena tafsiran sangat dipengaruhi oleh asumsi-asumsi yang tidak bisa diverifikasikan.
Dalam Al-Hijr 71:
قَالَ هَٰؤُلَاءِ بَنَاتِي إِن كُنتُمْ فَاعِلِينَ
terjemahan letterlijk (harfiah, tanpa penghalusan):
Berkata (Luth): “Ini putriku, jika kau mau”
Para da’i, menghaluskan kalimat to-the-point Luth ini dengan segala macam eufimisme indah dgn asumsi bahwa: Luth adalah nabi dan nabi selalu berakhlak mulia, berbudi luhur (kalau dalam sinetron ditambahi: tampan, jagoan lagi pintar 🙂 )
Saya tidak tertarik membicarakan asumsi-asumsi, tafsiran-tafsiran.
Saya membicarakan yang tertulis.
Jadi ajakan anda untuk menghayati peran Luth seperti bermain dalam sebuah film, bagi saya tidak perlu.
Karena dengan cara yang sama, jika kita menghayati situasi setiap tokoh, pandangannya serta tekanan yg diterimanya, maka bahkan tokoh seperti Hitler akan terlihat sangat humanis.
Terima kasih …
siiipp kang…
silahken….
itu hak anda untuk menolak apa yg menjadi saran ane
lagian gak ilmiah jg apa yg ane sampein
xixi
syukron udah mau merespon masukan saya
^ _ ^
@Danz Putra: terima kasih kembali,,,
sory bro.. maw numpang tanya.. ayat surat al hijr 71 terjemahannya dari tiap2 kata yg anda terjemahkan sendiri pa menurut terjemahan depag..??
@Emon: Untuk Al-Hijr 71 :
Arab: قَالَ هَٰؤُلَاءِ بَنَاتِي إِن كُنتُمْ فَاعِلِينَ
Harfiah: Berkata: Ini Putriku, bila kau mau
Depag: Luth berkata: “Inilah puteri-puteriku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal)”.
Anda bisa juga mencari terjemahan alternatif di http://translate.google.com
maaf nimbrung dikit, buat saya dari komentar2 yang ada semuanya benar. karena tidak ada penjelasan secara detail dari masing2 kitab. yang ada hanyalah pemikiran kita, ibarat kita mau makan pisang, musti di kupas dulu atau mau makan pisang ama kulit2nya.
gak ada pembuktian yang riil atas kisah tersebut. karena memang gak akan sama antara zaman nabi luth dengan zaman sekarang, tak ubahnya saat zaman nabi muhammad yang menikahi anak usia 13 thn. sudah bukan zamanya lagi bila di bahas sekarang. bila kita ingin membahas sebuah kisah, mustinya kita juga harus bisa menemukan tata cara, budaya atopun adat di zaman tersebut. hingga kapanpun perdebatan/perbincangan/diskusi ini gak akan ada titik temu karena yang 1 menggunakan system zaman sekarang dan yang lainya menggunakan system pemikiran masuk ke zaman dahulu saat nabi luth ada.
@Didit: setuju! setiap zaman dan budaya punya standar moral masing-masing, yang tidak harus sama dengan standar kita.
Terima kasih komentarnya.
@judihianto : intinya ajaran apa yg anda benarkan? yakiiinnnn? apa anda sanggup mnjalankanya? jika anda tidak sanggup menjalankan agama/ajaran yg anda yakini… lalu kpada syapa anda mengadu tentang isi hati anda?..
dari mana anda percaya atas pedoman hidup/atau kyakinan yang anda yakini. kalo bukan dari sang pencipta “Allah SWT”. yaitu sih terserah anda “ingin percaya sypa?” yang jelas semua mahluk hidup/benda yang bergerak memiliki massa, dan semua yang di dunia pasti memiliki pencipta. tak akan mungkin semua yang ada tanpa pencipta. namun untuk mengetahui sypa yang menciptakannya jangan coba untuk menutupi hati dengan dusta/ketidakbenaran, sudah pasti pencipta qta/dunia/angkasa/semesta alam adalah sama. tak usah bingung mencari sypa yg menciptakan qta. lihat jari-jari kmu,telinga kamu, peredaran darah di alat pompa darah “paru2, jantung”. pasti membentuk sebuah lafal yaitu الله” Allah SWT”
@Dapit: anda harus belajar fokus dan mengerti relevansi masalah.
Tulisan saya dan diskusi ini mengenai kisah dalam kitab suci yang mengajarkan aturan moral, akan tetapi tokoh kisah ini (Nabi Luth) tidak mempunyai standar perilaku yang patut menjadi panutan.
Bagaimana bisa menganggap nasihat anda penting, jika dalam berdiskusi saja anda tidak bisa mengerti topik pembicaraan?
alhasil, diatas membahas sudut pandang,..
saya ingin berbagi sediki pendapat,bahwa tujuan quran dan alkitab,
saya cm mw jlskn bahwa.. maksudnya tujuan alkitab adalah menjabarrkan segala jenis dosa dan kejahatan manusia, dimana hal itu berarti menunjukan agar manusia tidak melakukan kjhtan sperti yg sdh diberitahu dr alkitab, sehingga manusia dpt menghindari dosa itu(dlm alkitab),berbeda dng kbnyakn penilaian umat (…) dimana menilai bahwa kitab suci adalah kitab yg ‘suci’ ,’sakral,’benar’, jd kesimpulan ny disini bahwa alkitab 360 drjt berkebalikan dr pemikiran umat,shingga tdk bisa dimengerti secara lisan,namun butuh ‘pencerahan’ dr YG Kuasa,
lalu kalo membahas ttg Sodom dan Gomora, dan kisahnya Lot, dlm alkitab, maksud dr 2 anak Lot adalah, penerusan generasi manusia,…dmn jika kita lihat dng perbandingan budaya sekarang itu “memang” tidak terpuji ,namun yg saya ketahui, dlm alkitab org jaman dulu memang sulit untuk menemukan orang lain,sehingga diberlakukanlah hukum nikah sedarah, alias menikah dng keluarga sendiri, alhasil, jika saat itu hanya ada Lot sbg laki laki, meskipun ayahnya, mau tidak mau diberlakukanla hukum nikah sedarah..yg bermaksud untuk melanjutkan generasi manusia, krn saat itu telah diturunkan ny hujan belerang untuk memusnahkan org org di sana..semoga penjelasan sy memberikan pandangan yg berguna ,keep smile.thx
@smc: terima kasih pandangannya, saya setuju bahwa semua kitab suci tidak bisa dibaca apa adanya.
Kita hidup dalam masa dan lingkungan sosial budaya yang beda dengan saat kisah-kisah itu terjadi. Harus ada penafsiran ulang agar kisah-kisah itu bermanfaat bagi kita.
Akidah adalah yang utama….
@Dimas: maksudnya gak usah berpikir?
Terima kasih komennya
Kalau yg di al quran saya anggap tidak ada masalah.
Luth mengajak mereka bertaqwa lalu menawarkan mengawini putri-putrinya.
Sebelum menawarkan putrinya, Luth mengajak bertaqwa, di sini point pentingnya ~» Luth mengajak bertaqwa terlebih dahulu.
Luth sebagai orang shalih wajar jika menginginkan putrinya menikah dengan laki-laki yg bertaqwa di tengah masyarakat gay/lesbi serta rusak moralnya.
Itu anggapan saya, mudah-mudahan penilaian ini obyektif, bukan karena saya seorang muslim.
@Bram: terima kasih ikut berkomentar.
Ada hal penting yang perlu diingat:dari kisah Qur’an:
1 – Malaikat sudah memberi tahu Luth bahwa mereka membawa azab untuk kaum Luth, tentunya Luth tahu bahwa mereka adalah malaikat “sakti” yang membawa mandat Allah.
2 – Takwa/Iman adalah selalu melalui proses yang tidak dalam sekejap. Alangkah naifnya Luth mengira kalau tawaran anaknya bisa membalik pikiran mereka dalam sekejap, apalagi dalam suasana chaos seperti itu. Kalau toh misalnya mereka mengatakan tobat menerima tawaran anak gadis Luth, bisa diduga itu hanya taktik mendapatkan keuntungan (anak Luth) saja.
Pilihan logis yang mestinya diambil Luth adalah:
a – Menyuruh malaikat keluarkan kesaktiannya atasi gerombolan ganas tersebut.
b – Berjihad menghadapi gerombolan tersebut. Misalkan ia tewas melawan gerombolan itu, ia mati mulia dalam jihad membela harga dirinya beserta keluarganya. Tentunya keterlaluan juga kalau ada aparat Allah (malaikat) disisinya yang diam saja melihat Luth dihajar gerombolan itu.
Luth itu manusia, jadi bisa saja salah atau bisa dibilang tidak sempurna. Tapi bagi seorang Nabi tidak akan melakukan kesalahan yg disengaja (niat jahat/tidak baik) meski bisa salah. Saya tidak bilang Luth salah.
Ciri dan sifat malaikat termasuk ada dlm ranah cabang ilmu tauhid. Diantara ciri dan sifatnya hanya bisa diperintah oleh Allah, tidak punya nafsu, perasaan, dll. Setiap hari di sisi setiap manusia ada malaikatnya.
Ok. Anda mulai berandai-andai, andai mereka mau menerima tawaran Luth utk tobat dan bertaqwa, tentu adzab tidak jadi turun. Andai mereka bohong, apa Tuhan bisa dibohongi dan adzab tidak jadi turun? Sedangkan malaikat sudah turun dan siap mengeluarkan adzab. Andai.. Andai.. Lama ceritanya pak. Hehe..
@Bram: kan benar kisah ini absurd, mengenai alasannya ini-itu boleh saja.
Kisah Luth yang disampaikan kitab suci memang absurd.
Supaya tidak absurd, kita bisa dengar akrobat alasan dari para pendakwah, atau cukup kita segel rasa ingin tahu kita dengan kalimat “Ini ranah Tauhid, ilmu manusia memang terbatas untuk mengetahui kehendak Allah”.
Wah, jangan salah paham. Maksud saya dari segi sifat malaikat tidak bisa disuruh2 Luth seenaknya, seperti yg anda kira, karena punya ciri2 tertentu (sesuai cabang ilmu tauhid)
Khusus yg di al quran tidak ada yg absurd saya rasa kalau paham ilmu tauhid, paham bukan percaya. Terlihat absurd karena anda mengira malaikat bisa disuruh2 seenaknya dll, yg saya tangkap begitu.
@Bram: benar sekali, yang bisa menyuruh malaikat hanya Allah. Nabi Luth mungkin cuma berkata “Pak Malaikat, mbok saya dibantu…”
Dan sepertinya malaikat yang tampan, bertubuh atletis (sepertinya gak cocok bila digambarkan kerempeng atau berperut buncit) ternyata tidak tergerak membantu Luth, padahal gerombolan liar sudah mengepung rumahnya dan berteriak-teriak.
Nabi Luth harus mengambil tindakan segera.
Nabi Luth sebagai utusan Allah tentu tahu membela diri, keluarganya dan tamunya merupakan haknya. Allah yang Maha Perkasa tentu tidak akan tinggal diam bila melihat utusannya harus melawan gerombolan liar itu, apalagi yang dilindungi termasuk malaikat utusannya. Gerombolan itu bukan apa-apa dibanding keperkasaan Sang Pencipta Dunia. Bila ternyata Luth sampai tewas dalam perjuangan itu, hitungannya jihad – pasti surga sudah menanti.
Apakah Luth memilih berjihad menghadapi gerombolan tersebut?
Ternyata tidak. Luth memilih menghadapi gerombolan itu dan berkata: (saya kutip 3 versi ucapan Luth)
Versi paling kasar – Bible terjemahan Indonesia:
Versi lebih halus – Qur’an:
Versi paling halus – Qur’an terjemahan Indonesia:
Saya tidak bisa bayangkan, betapa terkejutnya putri-putri Luth menghadapi kenyataan tersebut. Sebagai wanita, tentu mereka sudah sangat stress berat saat ada gerombolan liar berteriak-teriak mengepung rumah mereka. Apalagi ternyata tanpa meminta persetujuan mereka, bapak mereka ternyata menyodorkan mereka pada gerombolan liar tersebut.
Bapaknya ternyata memilih dua malaikat tampan tegap yang berpangku tangan dan baru dikenal di hari itu daripada memilih putrinya yang dibesarkan sejak dari bayi dan seharusnya dalam perlindungan bapaknya.
Anda bisa bayangkan taruma psikologi yang dialami kedua putrinya.
Apakah anda masih menganggap pilihan Luth wajar?
Numpang komen ah…
^_^
Darimana Pak Judhianto tau kalo putri2nya terkejut (down) karena mau diberikan kepada “gerombolan siberat”?
Kan perlu diverifikasi lebih dulu toh Pak. Bukan begitu?
@BSP: darimana saya tahu? saya tidak tahu. Saya hanya berbaik sangka saja mengira mereka manusia normal dengan respon normal.
Verifikasi? dengan cara apa? hanya ada kitab suci sebagai sumber dan berbagai cerita pendukung dari para pendakwah yang tidak bisa diverifikasi asal-usulnya.
terima kasih komentarnya.
Di atas sudah saya jawab, sebelumnya Luth meminta bertakwa… … Mana ada orang bertaqwa zina, kalau mereka tobat dan bertaqwa tentu harus nikah dulu.
@Bram: ada beda antara yang tertulis apa adanya dan apa yang seharusnya terjadi menurut kerangka pikiran kita.
Bible dan Qur’an tdk menyebutkan nikah atau pribadi Luth yang ideal. Hanya karena Luth diangkat di kitab suci, maka ‘seharusnya menurut kerangka iman kita’ Luth adalah pribadi ideal dan muncul kata-kata nikah yang anda sebut.
Luth yang tertulis apa adanya dalam kitab suci sebagai tokoh absurd, karena filter keimanan menjadi sosok ideal melalui akrobat pembelaan para pendakwah.
Saya tidak akan bahas bible, karena secara standar akademik, keotentikan bible sama atau malah di bawah hadis dhoif (hadis yg gak dipakai, karena ada salah satu perawinya yg dianggap kurang jujur, pelupa, dll) Hadis dhoif boleh dipakai kalau isinya mengajak kebaikan, sama atau tidak bertentangan dengan al-quran.
Di quran: mengajak bertaqwa –> menawarkan putrinya.
Ini hal yg otomatis, orang bertaqwa kalau mau ngesex ya harus nikah dulu. Walau di ayat itu tidak ada tawaran untuk ngesex, tapi tentunya itu tawaran untuk ngesex 🙂
@Bram: kalau pakai standard akademik, berarti kita mengandalkan teks, bukan asumsi-asumsi. Walaupun hanya memakai teks Qur’an dan membuang Bible, sikap Luth menyodorkan putrinya tetap absurd.
Kisah ini tidak absurd bila yg membaca memakai asumsi-asumsi subyektif (Islam) seperti ungkapan anda:
Teks aslinya: Ada gerombolan homo – Luth berkata: bertakwalah – ini putri saya, kalau kalian mau.
Persamaannya gini: Ada anak-anak nakal – Luth berkata: jadi sarjana lah – Ini buku saya, kalau kalian mau.
Kalau mau berasumsi: kalau mau jadi sarjana ya tentunya harus kuliah, dan belajar, ini buku saya silahkan dibaca.
Kalau gak mau berasumsi justru tidak ada masalah sama sekali.
-Tidak bisa dibantah: Luth mengajak bertaqwa
-Tidak bisa dibantah: tidak ada tawaran untuk ngesex, memperkosa, nikah, dll
@Bram: hehe… Benar kan butuh asumsi2 untuk bisa anggap cerita itu wajar?
Asumsi yg anda pakai adalah kerangka pandang Arab Islam yang kaku menyikapi seks, khas gurun pasir. Bahkan saat anda anggap tak berasumsi, anda memakai kata takwa yang anda terangkan dlm konteks Arab Islam.
Padahal kisah itu terjadi dalam konteks Yahudi Palestina beberapa ratus tahun sebelumnya yang secara kultur lebih longgar dalam seks. Anda bisa baca dalam kisah-2 Bible lainnya.
Ya sudahlah kalau itu asumsi anda, kan gak semua orang mesti sekata.
Kalo menurut saya ga ada aneh dengan pesan moralnya.
Setiap nabi kan diutus dengan tugas yang sama tapi dengan ujian yang berbeda-beda.
Untuk nabi luth ujiannya adalah isterinya dan cara mengorbankan (dalam arti menyelamatkan kaumnya) putrinya untuk dinikahi oleh kaumnya yang bejat. Seberapa kuat keimanan nabi luth ataupun kaumnya.
Kalo sejarah nabi luth yang ini saja dianggap aneh pesan moralnya,
bagaimana coba dengan kisah nabi ibrahim yang mau menggorok leher putranya ismail, seandanya Allah tak menggantinya dengan domba? pesan moralnya apa? (seandainya Allah tak menggantinya loh)
bagaimana coba dengan kisah pembuatan perahu nabi nuh? pesan moralnya apa? (anaknya tewas dalam bah besar)
bagaimana coba dengan kisah nabi isa yang heboh dengan kasus penyalibannya? pesan moralnya apa?
bagaimana coba dengan kisah nabi sulaiman yang bisa membuat istana dengan sekejap mata dan bicara dengan binatang? pesan moralnya apa?
Memang sedikit sulit menjelaskan kejadian yang sudah lalu kalau gak berada di zamannya atau menyaksikannya sendiri, Cara yang pasti untuk menjelaskannya ya tentunya dengan mendengarkan dari keterangan orang-orang yang mengalaminya sendiri, bukankah ada sebagian dari kaum luth yang taat itu selamat, dan sisanya luluh lantah. bukankah cerita itu selalu tersambung dari mulut ke mulut apalagi jika ada suatu berita besar yang menggemparkan, agar menjadi suatu pelajaran bagi orang-orang disekitarnya.
Memang mudah kalau kita menggunakan literatur orang lain semacam terjemahan Depag lah/ terjemahan bible lah. Bukankah setiap bahasa itu punya tata bahasa atas huruf per huruf atau kata perkata atau kalimat. Beda panjang huruf saja sudah beda artinya, apalagi dalam satu kalimat. Apa kita sendiri itu paham arti dari tata bahasa atas huruf per huruf atau kata perkata atau kalimat.
Tidak semua terjemahan depag itu sesuai dengan tata bahasnya loh, ada ulama yang sedikit bertentangan dengan terjemahan depag.
Tugas kita lah mencari tau arti sebenarnya tentunya dari yang mengerti tata bahasa atas huruf per huruf atau kata perkata atau kalimat.
@Usman: ada beda kisah Luth dengan kisah lainnya di kitab suci.
Untuk Ibrahim, Allah menguji Ibrahim dan kemudian mengganti anaknya dengan domba.
Untuk Nuh, anaknya membangkang dan tenggelam dalam bah sebagai hukumannya.
Untuk Sulaiman, berbagai peristiwa itu untuk memperkuat pesan hebatnya Sulaiman sebagai hamba yang taat.
Untuk Isa, Allah menambahkan kisah pengangkatannya ke langit sebagai bukti kehebatan Allah.
Untuk Luth, kisah yang diceritakan dibiarkan terbuka tanpa pesan apapun. Ayah yang korbankan anaknya, untuk apa? Ayah yang incest dengan anaknya, apa teladannya?
Kisah di kitab suci berguna hanya bila kita bisa menarik manfaatnya, jika tidak, ya abaikan saja, mungkin itu dulu pernah berguna bagi masyarakat era yang lalu tetapi tidak lagi bagi kita.
Saya tidak setuju dengan pendapat anda untuk mendalami tata bahasa huruf perhuruf, kok kurang kerjaan.
Masalah didepan kita jelas.
Orang pintar seharusnya memusatkan perhatiannya untuk mengatasi korupsi, penegakan keadilan bagi semua orang, peningkatan kesejahteraan masyarakat dan lain-lain; bila teks kuno pesannya gak jelas ya abaikan saja. Bila Allah masih menginginkan mengirim pesan ke kita, tentunya Dia maha pandai untuk menggunakan cara yang tidak menyusahkan kita.
Terima kasih.
Singkat saja mengenai incest Luth,, ehem…
SEBELUM ADA ATURAN, orang tidak akan dikatakan salah atas tindakan incest. SETELAH ADA ATURAN, tindakan incest yang tadinya tidak dikatakan salah “terpaksa” dikatakan salah.
Jadi jaman dulu (entah kapan sebelum ada aturan) itu g ada larangan untuk melakukan apapun sebelum ATURAN itu ada, termasuk hubungan sesama jenis tadi.
sebenarnya saya bingung kenapa saya nulis komentar ini. tp semoga bung Judhi paham maksud saya.
Terima Kasih
@Chrisna: jadi menurut anda, jaman dulu belum ada larangan macam-macam, termasuk larangan incest dan hubungan sesama jenis. Mungkin ini adalah saat peradaban masih liar dan primitif. Kisah Luth ini adalah contoh kehidupan pada peradaban liar tersebut.
Jadi kita yang sudah pada peradaban maju disuguhi contoh peradaban liar Nabi Luth. Apa perlunya?
Terima kasih, komentarnya..
kalau terjemahan quran yang digunakan adalah depag, coba buka terjemahan hijr 72, menurut anda kepada siapa Tuhan berkata-kata di ayat tersebut, ingat, hapus penambahan kata-kata seperti halnya hijr 71, kepada Muhammad kah atau Luth.
Lalu kaitkan dengan ayat 73-74-75
@Usman: dari Al-Hijr 72, memang ada kesimpulan yang bisa disodorkan, yaitu Allah menghukum kaum Luth atas sesatnya mereka.
Akan tetapi alasan tindakan Nabi Luth yang aneh dengan menyodorkan putrinya tidak dikaitkan dengan pesan apapun, itu hanya seolah mengambarkan sikap Luth yang berkuasa penuh atas anaknya tanpa peduli apa pendapat/perasaan anaknya.
Saya tidak sedang bertanya tentang kesimpulan al Hijr 72;
Coba anda periksa terjemahnya:
(Allah Berfirman), Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang ambing di dalam kemabukan (kesesatan)
bandingkan dengan al Hijr 71
Luth berkata, Inilah putri-putriku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal)
Lalu hapus kata-kata dalam kurung seperti yang anda terapkan pada al Hijr 71,
yang saya tanyakan dari mana asal kata ‘Allah berfirman’ dan ‘Muhammad’. Coba saja anda cari kata-kata tesebut dalam al Hijr 72.
Sekarng gunakan logika kita diantara 2 ayat tersebut tanpa adanya embel-embel kata dalam kurung.
Jika memang yang dipermasalhkan adalah pesan moralnya, lalu arti kata dalam kurung ayat al Hijr 71 menjadi dipermaslahkan, kenapa tidak dibahas sekalian semua kata-kata dalam kurung dalam alquran,
semisal
“Sesungguhnya Kami (Allah bersama Jibril yang diperintahNya) menurunkan Al-Quran, dan Kami (yakni Allah dengan keterlibatan manusia) yang memeliharanya” (QS Al-Hijr [15]: 9).
Apa anda bisa menerangkan pesan al Hijr 9, tanpa embel-embel dalam kurung, lalu mungkin akan timbul pertanyaan bagi yang awam, kalau begitu tuhan itu banyak dong karena menggunakan kata “kami” tanpa diikuti embel-embel dalam kurung.
Seperti itu pulalah pesan arti kata dalam kurung al Hijr 71 yang sesungguhnya.
Bagi saya lebih “kurang kerjaan” dan lebih “tidak menarik” jika yang dibahas hanya karena permasalahan arti kata dalam kurung al Hijr 71, karena buktinya terjemahan al Hijr 9 lebih-lebih sangat menarik untuk dibahas.
@Usman: kalimat dlm kurung adalah penjelasan dr penerjemah berdasarkan kerangka tafsirnya pada kisah tersebut.
Kalau menurut anda, apa hal positif yg bisa kita tiru dari sikap Luth yg menyodorkan putrinya? Atau incestnya di Bible?
Kalau menurut anda, kedudukan tamu itu di mata anda seperti apa sih? Jika sbagai seorang pemimpin umat yang menerima tamu asing untuk menginap, apalagi tamu itu tidak tahu menahu mengenai keadaan kota tersebut, apa yang harus dilakukan seorang pemimpin? Jika jawabannya menyerahkan tamu tersebut kepada kaum sodom, maka pemimpin itu lebih tidak memiliki teladan dan pesan moral untuk ukuran seorang pemimpin.
Bukankah nabi itu hidup dengan cobaan untuk menguji keimanannya? harta yang dimiliki adalah cobaan, bahkan keluarga pun merupakan cobaan, baik itu isteri atau anak..
Bukankah Allah menguji Luth dengan menempatkan Luth dalam posisi mengambil keputusan yang harus di ambil antara tamu, kaum, atau keluarganya?
Allah pun tidak membiarkan kisah tersebut mengambang, kalau seandainya kisah tersebut mengambang maka tidak akan pernah Allah mengirimkan malaikat sebagai sosok tamu asing yang sama sekali tak dikenal Luth. Kalau seandainya kisah tersebut mengambang maka sang tamupun tak kan mungkin menampakan wujud aslinya atas perintan Allah
Bandingkan dengan kisah nabi Ibrahim yang ingin menyembelih anaknya Ismail, apa Ibrahim juga tahu sebelumya bahwa Allah sebenarnya sedang mengujinya (hadir lewat mimpi) untuk menyembelih putra beliau? ingat, Ibrahim pun sempat ragu dengan mimpinya, bukan begitu?
Bagaimana jika seandainya Allah tidak mengganti Ismail dengan domba? bukankah pesan moralnya akan sama dengan kisah Luth -ternyata gak bermoral- bukan begitu?
Allah akan memberikan pertolongan kepada para Nabi Nya yang taat yang telah di uji terlebih dahulu.
Ujiannya bisa jadi harus mengorbankan seluruh harta, dirinya pribadi ataupun keluarga yang dicintainya.
Kalau mengenai kawin incest bertanya pada para -ahli kitab-, mereka lebih paham tentang kitab sucinya. Kalau mau mencari bukti apakah benar Luth melakukan kawin incest, telusurilah silsilah sejarah keturunan putri-putri beliau, apakah putri-putri beliau melahirkan anak-anak yang cacat (para peneliti membuktikan bahwa hubungan suami isteri yang dilakukan secara incest menghasilkan keturunan yang cacat).
@Usman: dari komentar anda saya coba tangkap poin-poinnya:
1 – Melindungi tamu merupakan hal utama –> saya setuju, tapi saya tidak setuju menempatkan tamu diatas anak sendiri.
Anak dan istri adalah tanggung jawab dari seorang bapak, menjaga keselamatannya adalah tanggung jawab seorang bapak. Bila harus memilih antara menjaga keluarga sendiri atau tamu, maka seorang bapak harus memilih keluarganya, apalagi bila jelas-jelas tamunya sudah menyatakan diri sebagai utusan Allah yang Maha Perkasa.
Bagi saya Luth jelas-jelas mengambil keputusan yang tidak bertanggung jawab; dan sayangnya Allah tidak memberi koreksi atau interpretasi yang bisa menjadikan keputusan Luth bisa diterima.
2 – Untuk kisah Ibrahim, Ibrahim memilih menyembelih anaknya berdasarkan mimpi yang diterimanya –> bila saya yang mengalami, saya akan menolak perintah ngawur ini. Saya akan menentang perintah Allah untuk hal yang tak masuk akal. Secara naluri saya menganggap Allah Maha Bijaksana, Maha Adil. Jika ada perintah Allah yang berlawanan dengan sifat-2 baik Allah, maka saya akan mempertanyakan perintah tersebut.
Bagi saya keputusan Ibrahim salah dan tidak bertanggung jawab; akan tetapi Allah memberi koreksi (diganti domba) dan membuat kisah ini bisa diterima.
Jika saya menghadapi peristiwa yang sama dengan Luth dan Ibrahim, saya tidak akan meniru dua nabi tersebut. Itu kisah hebat, tetapi tidak untuk diteladani.
Bagaimana dengan anda? pilih korbankan anak seperti Luth atau sembelih anak seperti Ibrahim?
Ada benang merah antara Islam dan Kristen menyoal pertentangan pada kaum homoseks dan lesbian – kenapa coy? karena kalau itu jadi trend dan terjadi di setiap kaum – darimana mereka dapat pengikut?…artinya selain resiko penyakit yg bisa ditimbulkan, dunia ini juga akan makin sepi penghuni…
Gw bukan pakar isi kitab2 suci…tapi bukankah kita juga di berikan akal pikiran dan logika untuk coba memahami apa yang tersurat dan tersirat didalamnya….so stop deh saling menghujat satu sama lain….yang mau mengkritisi isi kitab2 suci boleh2 aja sebagai media pencerahan dan mencari jalan bahagia di dunia fana ini….yang mau berdakwah di jalan Tuhan / Allah / Yahwe / Sang Hyang Widi Wase ….banyak lagi alias buat Si Boss alam raya ini…alangkah baiknya disampaikan dengan cara2 yang bijak, arif dan menerangi hati….Mari kita berlindung dan melindungi keluarga kita dari perbuatan kaumnya Nabi Luth….tapi bukan berarti kita juga bisa bertindak seperti Tuhan…untuk membinasakan mereka semua….secara mereka toh warga negara juga kan…..usulan nih…buat departemen agama yg dominan kerjaannya korupsi….bikin dah panti2 rehabilitasi buat kaum homo / lesbian dari tiap2 perwakilan agama…itu lebih bermanfaat…..kisah nabi Luth / Ibrahim ada yg tidak diteladani – ya bener juga tuh…..la wong masyarakat yang dihadapi juga beda, alamnya beda & terpenting kalau soal otentifikasi – saksi hidupnya mana?……at the end mari kita buat harmoni dunia ini jadi makin damai buat di huni….
@Quin: pada masa lalu, ketika belum ada sistem dan pengetahuan yang memungkinkan manusia membentuk hukum dan peraturan untuk masyarakatnya dengan adil, maka agama menyediakan perangkat hukum. Sama seperti saat ilmu pengetahuan belum maju, maka agama menggantikan ilmu pengetahuan untuk menjelaskan segala sesuatu yang terjadi di alam.
Sekarang pengetahuan manusia telah maju dan ada sistem yang memungkinkan manusia mengatur dirinya sendiri dengan adil, maka sudah selayaknya manusia mandiri menyusun kesepakatan hukum yang mengatur diri mereka sendiri. Tidak perlu lagi agama dipakai landasan hukum, sebagaimana tidak perlu lagi menjelaskan hukum-hukum alam dengan agama.
Pada masa lalu lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) dipercaya merupakan penyimpangan perilaku akibat kerusakan moral. Akan tetapi penelitian ilmiah akhir-akhir ini menemukan bahwa orientasi seksual tersebut tercetak dalam gen manusia dan merupakan variasi yang wajar secara genetis. Memaksa orang yang secara genetis mempunyai orientasi seksual yang berbeda dengan mayoritas untuk berlaku “lurus” agar sesuai dengan mayoritas, justru mengakibatkan penderitaan psikologi bagi mereka.
PBB sendiri sudah mengeluarkan LGBT sebagai penyakit sejak tahun 70-an berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah. Memang belum banyak negara yang menganggap LGBT bukan penyimpangan, akan tetapi dengan kecenderungan dunia yang lebih demokratis, maka setiap golongan (meskipun LGBT) secara perlahan-lahan mendapatkan haknya sebagaimana golongan lainnya.
Saat ini sebagian besar penolakan ini adalah berdasarkan alasan-alasan keagamaan, dan bukan berasal dari penelitian ilmiah serta pengakuan terhadap perbedaan yang bukan karena penyakit.
Jika dunia sudah mulai memberi hak kepada orang cacat, suatu saat hak itu akan juga diberikan kepada kelompok LGBT.
Terima kasih
judihianto yth,,sprtinya anda hnya cari sensasi saja..anda slalu kurang puas dng semua jwaban yg ada..anda hnya bkin orang kesal dn memancing emosi..tujuan anda hnya memperuncing masalah saja..kl jd prokotor emng anda pantas jd …
@Sarkawi Warawiri: terima kasih.
Pendapat anda sendiri tentang tulisan ini bagaimana?
Kesimpulan saya setelah membaca tulisan Sdr Judhianto dan komen yang bertaburan ini:
1. Si Penulis tidak berniat memberi pencerahan bagi pembaca, melainkan melempar wacana debat antar agama yang saya yakin tidak pernah usai, kecuali berakhir dengan perseteruan. Si Penulis seperti mengalami klimaks jika ada komentar yang kontradiksi berbenturan terutama umat Islam dan Nasrani. Saya yakin kedangkalan maksut penulis.
2. Penulis memahami Kitab Suci umat Islam dan Nasrani dengan versinya sendiri. Memberi kesimpulan sepihak, sedangkan pengetahuannya sendiri juga terbatas.
3. Saya tertawa membaca ” IMAN YANG KUAT BERANI MENGHADAPI PERTANYAAN’???? Dalam hati kecil saya bertanya, “iman yang mana, bos?????” Ini menunjukkan gambaran iman tak lebih dari sekedar tanya jawab atas persoalan agama.
4. Nontondunia.com tak lebih sekedar COPY PASTE, tak ada yang ORISINIL kecuali WACANA PERDEBATAN anak kecil. Menyedihkan mental akademis anda JUDHI!
@Widodo: terima kasih untuk berkomentar.
Saya tertarik untuk mengomentari komentar anda.
1. Saya hanya ingin berbagi tentang apa yang saya tahu. Saya tidak merasa lebih bijaksana, sehingga mampu mencerahkan orang lain. Dengan menuliskan pikiran saya, saya berharap mendapat banyak koreksi dari para yang berkomentar, kalau tidak di tuliskan dan dikomentari, bagaimana saya bisa membetulkan pandangan saya? Bahkan saya merasa banyak mendapat pencerahan dari hasil bertanya-jawab dengan rekan-rekan.
2. Paham tentunya dengan pikiran sendiri, betapa menyedihkannya orang yang untuk paham saja mesti menumpang pikiran orang lain.
3. Web ini bisa membuat anda tertawa? terima kasih.
4. Copy-paste? terima kasih telah menemukan tulisan orang lain yang sama. Hanya mohon ditunjukkan tulisan saya yang mana yg copas, dan dimana saya bisa menemukan tulisan orang lain yang sama. Wacana anak kecil? alhamdulillah ternyata anak kecil sekarang wacananya tidak hanya tentang game saja.