Kisah Nabi Luth pasti dikenal oleh penganut agama rumpun Ibrahim, yaitu Islam, Kristen dan Yahudi. Kisah ini ada dalam Qur’an dan Kitab Perjanjian Lama.
Apa pesan moral kisah tersebut?
Penganut Islam dan Kristen dapat dengan cepat menyebutkannya: hubungan seks sesama jenis adalah dosa yang sangat dibenci Allah. Untuk perbuatan tersebut Allah telah mengirim azab yang memusnahkan kaum Luth.
Tetapi adakah pesan moral lain yang bisa diambil dari cerita di kedua kitab suci tersebut?
Ada. Dan ini sungguh mengejutkan karena pesan tersebut adalah hal yang tidak bisa diterima oleh norma-norma yang wajar dimasa kini.
Pesan Moral Aneh
Untuk Kitab Perjanjian Lama, saya akan mengutip Kitab Genesis sebagai berikut:
Gen 19:1 Sesudah bertamu pada Abraham, kedua malaikat itu pergi ke Sodom dan tiba di sana pada waktu malam. Lot sedang duduk di pintu gerbang kota, dan setelah melihat mereka, ia bangkit untuk menyambut mereka. Lalu sujudlah ia di hadapan mereka,
Gen 19:2 dan berkata, "Tuan-tuan, silakan singgah di rumah saya. Tuan-tuan dapat membasuh kaki dan bermalam di rumah saya. Besok kalau mau, Tuan-tuan dapat bangun pagi-pagi dan meneruskan perjalanan." Tetapi mereka menjawab, "Terima kasih, biar kami bermalam di sini saja, di lapangan kota."
Gen 19:3 Lot memohon dengan sangat, dan akhirnya mereka masuk bersama dia ke dalam rumahnya. Lot menyediakan hidangan lezat dan memanggang roti secukupnya, lalu makanlah mereka.
Gen 19:4 Tetapi sebelum tamu-tamu itu pergi tidur, orang-orang Sodom mengepung rumah itu. Semua orang laki-laki di kota itu, baik yang tua maupun yang muda, ada di situ.
Gen 19:5 Mereka berseru kepada Lot, dan bertanya, "Di mana orang-orang yang datang bermalam di rumahmu? Serahkan mereka, supaya kami dapat bercampur dengan mereka!"
Gen 19:6 Lot keluar dari rumahnya, dan sesudah menutup pintu,
Gen 19:7 ia berkata kepada orang-orang Sodom itu, "Saudara-saudara, saya minta dengan sangat, janganlah melakukan hal yang sejahat itu!
Gen 19:8 Coba dengar, saya punya dua anak perawan. Biar saya serahkan mereka kepada kalian dan kalian boleh melakukan apa saja dengan mereka. Tetapi jangan apa-apakan tamu-tamu saya ini; sebab saya wajib melindungi mereka."
Gen 19:9 Tetapi kata orang-orang Sodom itu kepada Lot, "Pergi! Engkau orang asing mau mengatur kami? Ayo, pergi! Kalau tidak, engkau akan kami hajar lebih berat daripada kedua orang itu." Lalu mereka mendorong Lot dan menyerbu hendak mendobrak pintu.
Gen 19:10 Tetapi kedua tamu itu mengulurkan tangan mereka dan menarik Lot masuk ke dalam rumah, lalu menutup pintu.
Gen 19:11 Mereka membutakan semua orang yang ada di luar rumah itu, sehingga orang-orang itu tidak dapat menemukan pintu itu lagi.
Untuk Qur’an ada di Al-Hijr
Maka tatkala para utusan itu datang kepada kaum Luth, beserta pengikut pengikutnya, (61)
ia berkata: "Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang tidak dikenal". (62)
Para utusan menjawab: "Sebenarnya kami ini datang kepadamu dengan membawa azab yang selalu mereka dustakan. (63)
Dan kami datang kepadamu membawa kebenaran dan sesungguhnya kami betul-betul orang-orang benar. (64)
Maka pergilah kamu di akhir malam dengan membawa keluargamu, dan ikutlah mereka dari belakang dan janganlah seorangpun di antara kamu menoleh kebelakang dan teruskanlah perjalanan ke tempat yang di perintahkan kepadamu". (65)
Dan telah Kami wahyukan kepadanya (Luth) perkara itu, yaitu bahwa mereka akan ditumpas habis di waktu subuh. (66)
Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira (karena) kedatangan tamu-tamu itu.(67)
Luth berkata: "Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu memberi malu (kepadaku), (68)
dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina". (69)
Mereka berkata: "Dan bukankah kami telah melarangmu dari (melindungi) manusia?" (70)
Luth berkata: "Inilah puteri-puteriku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal)". (71)
Apa yang aneh?
Dalam kedua versi tersebut, penduduk kota (laki-laki) datang untuk meminta tamu Luth (dua malaikat yang gagah) agar diserahkan untuk melayani nafsu bejat mereka. Dalam pengaruh nafsu, mereka menantang Luth untuk menyerahkannya.
Apa reaksi Luth untuk melindungi tamunya?
Inilah pesan yang sangat tidak bisa dimengerti: Luth menawarkan dua anak gadisnya yang perawan sebagai pengganti dua orang malaikat tamunya.
Astaga! ayah macam apa Luth ini. Ia rela menyerahkan dua orang anak gadisnya kepada gerombolan beringas, demi dua orang tamu yang baru dikenalnya (walaupun itu malaikat).
Dalam kisah ini tercermin bahwa orang tua berhak menentukan nasib anak gadisnya, berhak bahkan untuk mengumpankannya ke mulut gerombolan yang dirasuki nafsu liar.
Apakah pesan kedua ini dapat diterima oleh kaidah moral sekarang? Saya rasa tidak. Tanpa ukuran agama apapun, tindakan Luth untuk menyerahkan anak gadisnya tidak dapat diterima.
Ada lagi yang aneh? Ada bahkan ini jauh lebih absurd.
Keanehan Lebih Lanjut Kisah Luth
Keanehan kisah Luth tidak berhenti disini saja. Kisah berikutnya menimbulkan pertanyaan lebih jauh. Untungnya kisah ini hanya ada di Perjanjian Lama, dalam Qur’an kisah ini tidak dicantumkan. Beruntunglah umat Islam, karena tidak perlu kerepotan untuk menjawabnya.
Dalam Perjanjian Lama, kisah Lot terus berlanjut dengan absurd. Lihat cuplikan Kitab Genesis berikutnya:
Gen 19:17 Sesudah itu seorang dari malaikat itu berkata, "Larilah, selamatkan nyawamu! Jangan menoleh ke belakang dan jangan berhenti di lembah. Larilah ke pegunungan, supaya kalian jangan mati!"
…
Gen 19:23 Matahari sedang terbit ketika Lot sampai di Zoar.
Gen 19:24 Tiba-tiba TUHAN menurunkan hujan belerang yang berapi atas Sodom dan Gomora.
Gen 19:25 Kedua kota itu dihancurkan, juga seluruh lembah dan semua tumbuh-tumbuhan serta semua penduduk di situ.
Gen 19:26 Tetapi istri Lot menoleh ke belakang, lalu dia berubah menjadi tiang garam.
…
Gen 19:30 Karena Lot takut menetap di Zoar, maka pergilah ia ke pegunungan bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan, lalu tinggal di dalam sebuah gua.
Gen 19:31 Anak perempuan yang sulung berkata kepada adiknya, "Ayah sudah tua, dan di seluruh negeri ini tak ada orang laki-laki yang dapat mengawini kita supaya kita mendapat anak.
Gen 19:32 Mari, kita buat ayah mabuk, lalu kita tidur dengan dia supaya kita mendapat anak."
Gen 19:33 Pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu anak yang sulung tidur dengan ayahnya; tetapi ayahnya begitu mabuk sehingga tidak tahu apa yang terjadi.
Gen 19:34 Keesokan harinya, anak yang sulung berkata kepada adiknya, "Tadi malam saya sudah tidur dengan ayah! Nanti malam kita buat dia mabuk lagi. Lalu tidurlah kau dengan dia. Nanti kita masing-masing mendapat anak."
Gen 19:35 Demikianlah pada malam itu mereka membuat Lot mabuk, dan anaknya yang kedua tidur dengan dia. Dan Lot terlalu mabuk lagi sehingga tidak tahu apa yang terjadi.
Gen 19:36 Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu karena ayah mereka sendiri.
Gen 19:37 Anak yang sulung melahirkan anak laki-laki yang dinamakannya Moab. Dia menjadi leluhur orang Moab yang sekarang.
Gen 19:38 Anak yang kedua melahirkan anak laki-laki juga yang dinamakannya Ben-Ami. Dia menjadi leluhur bangsa Amon yang sekarang.
Perhatikan apa yang terjadi. Kedua anak Lot membuat ayah mereka (Lot) mabuk dan menggauli mereka agar mereka mendapat keturunan. Dan itu berhasil.
Astaga! keluarga macam apakah Lot ini?
Apakah pantas mereka disebut keluarga yang suci, hingga kisahnya diabadikan di kitab suci yang menjadi panutan umat Islam, Kristen dan Yahudi? Selain penolakannya terhadap perilaku seks yang tidak wajar, adakah yang patut dicontoh dari keluarga Luth ini?
Inilah salah satu kisah dalam kitab suci yang mendapat sorotan keras dari kelompok-kelompok kritikus agama.
Kisah ini memang absurd.
Mungkin anda mempunyai jawabannya?
Luth berkata: “Inilah puteri-puteriku
(kawinlah dengan mereka), jika kamu
hendak berbuat (secara yang halal)”. (71)
utk kutipan ayat AL-QUR’AN diatas apakah anda tidak sadar dgn tafsir anda sendiri.
disitu anda menekankan (kawinlah dgn mereka)
apakah ad yg salah???
(secara yang halal)
itu adalah seruan yg sangat bermoral!!!
@Khan: silakan baca komentar-komentar sebelumnya. Anda mengulangi pertanyaan sama.
setelah saya baca komentar2 kisah ini, saya tergerak utk ikut ambil bagian.
Mslh pokok forum ini menurut mas judi adalah (maaf kalau slh) :
1. Apa pesan moral dr ksh nabi Luth AS, pd saat “menyodorkan anak nya” kpd kaum nya.
2. Dan apakah pantas ditiru lot yg mabuk lalu incest dgn putri nya.
Pendapat saya yg bodoh ini :
1. Demi perbaikan umat para rasul byk berkorban, slh satu nya kisah Nabi Luth AS, ia rela mengorbankan anak nya (nikah dgn umat nya menurut saya), demi kemajuan akhlak umat.
2. Saya seorang muslim, saya menganut pd Al-Qur’an, tdk ada kisah incest tersebut jd sy tdk percya, kan jg dsbtkan bhw ada manusia lain yg beriman yg selamat, bkn hanya mereka ber-3. Kalau mslh utk dteladani atau tdk, Nabi Luth AS bkn utk teladan, Nabi Muhammad SAW lah yang menjadi teladan.
Terima kasih
@Dana: terima kasih membantu meringkas.
Untuk pendapatnya, saya tertarik untuk mengomentari istilah Nabi Luth berkorban.
Dimasa kini dimana hak setiap orang harus dihargai, yang disebut berkorban adalah dengan sukarela menyerahkan hak pribadinya. Kalau yg diserahkan hak orang lain (walau anak) dan tanpa minta persetujuan lebih dulu, itu namanya merampas hak, bukan berkorban.
tolong dibahas satu2, mungkin dari segi harfiah dulu,trus tauhid,trus apalagi terserah oom JUDI aja..biar gak ngelantur sana sini trus klo bisa disimpulkan dari segi ini begini and segi itu begitu..mungkin difokuskan saja…jadi klo dari satu segi sdh selesai dan sepakat..baru lanjut ke segi berikutnya…setuju boleh gak setuju juga boleh..lha wong yang ngomong cuma manusia…he..he..
@Agus Setiawan: terima kasih untuk usulnya.
Akan tetapi moderasi yang anda usulkan sepertinya lebih sesuai untuk diskusi langsung atau interaktif. Dalam forum komentar seperti ini, biarlah komentar datang secara spontan dan sesuai dengan fokus perhatian para komentator, tentunya diharapkan sebelum memberi komentar bisa membaca komentar yang lain terlebih dulu agar tidak terjadi pengulangan.
Mengenai kesimpulan, setiap orang bisa merumuskan sendiri kesimpulannya. Setuju dengan A dan menolak B atau sebaliknya, gak masalah, toh ini bukan forum akademis, gak usah terlalu tegang…
Bos Judhianto,saya hanya sarankan untuk pribadi anda. Mbok sekali-kali mengakui kalo ada komentar yang benar..jangan hanya selalu membenarkan pendapat akal anda,menang sendiri. Postingan anda memang menggelitik,awalnya saya tertarik,tapi saya ketika ada yang mulai berkomentar,melihat dari semua jawaban anda,ternyata anda arogan sekali,tak mau kalah,selalu mencoba memancing emosi pembaca yang berkomentar. Semoga kedepan semua tulisan anda bermanfaat,agar pembaca yang mampir merasa “kerasan”. Maaf bila tidak berkenan,tak apalah bila tulisan saya tidak dimuat. Ini rumah anda.
@Affan: berbeda itu wajar kok, gak ada paksaan untuk sama.
Kalau tidak bisa meyakinkan saya, apa perlu saya berbasa-basi untuk mengiyakan pendapat orang lain? tentu tidak.
Sebagaimana kalau ada yang tidak setuju dengan jalan pikiran saya, ya silakan saja mengatakan pendapat saya salah.
Diskusi tidak harus berakhir dengan kesamaan pendapat, bisa juga dengan kesepakatan bahwa kita berbeda.
Orang dewasa itu bisa berinteraksi dengan orang lain yang berpendapat beda tanpa harus menyetujuinya.
Terima kasih untuk sarannya, saya tunggu pendapatnya
Salam..
“Kisah ini memang absurd
Mungkin Anda mempunyai jawabannya?”
Dari sekian banyak jawaban yg diberikan (lewat komentar), apakah ada yang menurut Anda sudah mewakili ato bahkan memberikan jawaban dari pertanyaan Anda itu?
@Cavez: bagi saya kisah Nabi Luth tidak memiliki sesuatu yang istimewa dan patut diteladani oleh masyarakat modern.
semoga segera mendapatkan jawabannya. mungkin lewat renungan (lagi) yg lebih dalam ato dari sumber lain
@Cavezhy: terima kasih..
maaf kalo oot,
baru kali ini saya menemukan tulisan2 & pemikiran2 yg membuat hati saya senang..
teruslah berkembang bung JUDIHANTO..
salam rahayu, smoga Gusti Ingkang Murbeng Dumadi memberi pencerahan pada umatNya..
nuwun..
@Terajana Funk: terima kasih kembali…
tantangan keimanan dimasa modren,tergantung dari pribadi masing2,siapapun sipenulis,apapun keyakinannya,kita hargai sebagai suatu bagian dari kebebasan berpendapat
@Muslim Biasa: terima kasih.
Saat ini kita hidup di era dimana pendapat tidak lagi ditegakkan oleh paksaan atau ancaman melainkan oleh argumen. Siapkan argumen yang unggul bukan pentungan bila ingin suatu pendapat diterima orang lain.
kesalahan fatal dari pemikiran anda adalah anda memahami kalimat tanpa mau memahami arti dari orang yang berbicara. anda memahami terjemah tersebut secara tekstual saja.
contoh : ketika saya berkata : wahai judhianto, nikahilah anak jalanan itu ! karena ia adalah seorang yatim.
kalo memakai pola pikir anda ketika anda memahami “terjemah bahasa indonesia dari ayat al hijr itu maka saya menyuruh anda untuk menikahi anak biologis dari jalan, bukan begitu ?
jadi apakah anda akan memaknai ” anak jalanan” itu sebagai anak biologis dari jalan ataukah seperti yang kebanyakan orang pikirkan ketika mendengar kata “anak jalanan” disebut ?
kembali kepada kata ” haa ulaa i bana’at” yang dalam terjemah versi indonesia dan versi ingris diartikan ” inilah putri-putriku”. padahal dalam bahasa arab itu bisa diartikan ” inilah wanita-wanita (dari kaumku) karena mereka adalah homo, sekarang terserah pada anda, apakah anda akan memaknai secara tekstual seperti itu ataukah memaknainya sebagai wanita-wanita kami, dimana luth menunjukkan kaumnya ( yang homo ) kepada wanita, jadi “bana’at dipahami sebagai wanita ( bukan anak perempuan ), karena seorang nabi bagi umatnya adalah layaknya ayah terhadap anaknya, luth mengarahkan mereka kepada hal yang lebih bermanfaat bagi mereka, baik didunia ataupun di akhirat.
ini adalah pemahaman orang dulu yang paham bahasa arab, kalo anda mau memahami ” sak enak’e udele dewe” dengan manafsirkan Al Qur’an berdasarkan terjemah indonesia ya terserah, hidup itu pilihan kang.
@Bayu Ardhianto: terima kasih.
Saya mengomentari cerita ini secara obyektif, yaitu apa adanya dan berdasarkan apa yang tidak lagi diperdebatkan. Yang apa adanya adalah teks, dan itu berarti yang ada dalam Qur’an dan Bible sebagai referensi yang lebih tua.
Pendapat yang anda kemukakan adalah pendapat subyektif, karena penilaian itu tidak berdasarkan apa yang ada di teks, melainkan berasal dari asumsi-asumsi yang menurut anda seharusnya begini-begitu.
Untuk yang subyektif ini saya tidak berkomentar, semua orang boleh punya kok…
yang jadi object dari masalah ini adalah anda mengomentari teks bahasa indonesia saja dan mengesampingkan teks bahasa arab.
anda itu bisa bahasa arab ga sih ?
okelah, kita kita ga berbicara masalah bahasa arab dulu ya, soalnya pemahaman bahasa indonesia anda pun sepertinya harus dikaji ulang sebelum anda mengomentari terjemah dari ayat suci AL Qur’an.
baik, sekarang kajilah kalimat berikut dan simpulkanlah berdasarkan teks sesuai objektifitas anda :
wahai judhianto, nikahilah putri-putri jepang itu, karena mereka cantik-cantik !
————————–
kita lihat, apakah anda akan mengomentarinya sebagai putri biologis negara jepang atau bagaimana ?
————-
@Bayu Ardhiyanto: bukankah sudah saya beritahu, saya mengutip teks yang ada.
Mengenai tafsir subyektif anda saya tidak mau komentari, sudah ada banyak komentar di atas yang mewakilinya, silakan baca dengan seksama.
Terima kasih.
Senangnya membaca tulisan anda…ini untuk lebih berpikir lagi… ^_^
Menurut saya : kisah ini dimuat untuk kita belajar bahwa kekerasan dan penyimpangan seksual itu sudah ada pada zaman dahulu…
bahwa Lot menawarkan anak gadisnya itu mungkin karena ingin melindungi para tamunya (bisa saja), tetapi dengan menawarkan anak gadisnya terkesan bahwa Lot tidak mampu berpikir untuk menemukan jalan terbaik dalam menyelesaikan permasalahannya, (ini pemikiran saya : bahwa menurut Lot dia mampu melakukan lobi dengan memberikan anak gadisnya untuk memuaskan hasrat seks orang2 di kotanya, padahal yang merek inginkan lain. Mereka menginginkan tamu dari Lot) …
Kemudian penyimpangan seksual itu sudah terjadi dari dahulu kala (para warga mungkin kebanyakan laki-laki ingin agar tamu Lot yang adalah malaikat yang “Gagah” jika dilihat dari kata ini maka kemungkinan malaikat-malaikat itu dqatang dalam rupa laki-laki).
Soal anak-anak yang membuat ayahnya mabuk dan menyetubuhi ayahnya itu karena mereka ketakutan tidak memiliki keturunan karena mereka jauh dari kota sebagai akibat dari pengungsian (niat cukup baik, tp mereka ada pada waktu, cara dan orang yang tidak tepat). tetapi pada masa sekarang kejadian serupa juga terjadi dimana ayah memyetubuhi anaknya sendiri, kakak menyetubuhi adik ataupun sebaliknya dan contoh-contoh yang lain.
Memang agak aneh jika kitab suci terutama Alkitab memberikan rincian yang sangat jelas tentang kisah Lot ini…
ini adalah pemikiran saya : bagi saya kejadian pada waktu Lot hidup adalah sebuah pelajaran berharga, bahwa melindungi tamu adalah hal yang baik, tetapi menawarkan anak gadis adalah sesuatu yang sala karena sebagai seorang ayah Lot tidak mampu melindungi anak-anaknya dia tidak berpikir lebih untuk mencari jalan keluar.
kemudian bahwa orientasi seksual yang tidak sesuai itu sudah ada sejak dahulu. Padahal jelas-jelas sudah ada aturan yang benar.. tetapi bagi oran2 pada masa Lot itu adalah pilihan dan itu yang menyukakkan hati mereka. mungkin ini juga yang terjadi sekarang tetapi kembali lagi pilihan ada pada setiap orang.
Soal anak-anak Lot yg menyetubuhi ayah mereka ini adalah sebuah kesalahan karena “ketakutan tidak memiliki keturunan” dan tidak bisa menguasai diri mereka akan hasratnya. tetapi banyak juga kejadian sekarang yang mirip banya ayah yang menyetubuhi anak kandungnya dengan alasan “khilaf” padahal bukan itu alasannya tetapi bagi saya kemampuan untuk menguasai diri agar bisa menguasai hasrat itu yang tidak dilakukan…
Jadi bagi saya ini akan menjadi pelajaran bahwa dapat menguasai diri itu penting untuk bisa mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,
Terima kasih ^_^
@Joane: “menguasai diri itu penting”, saya suka dengan apa yang bisa anda tarik dari kisah Luth.
Terima kasih
untuk sebuah pesan moral yang disampaikan kepada kita, alangkah baiknya kalo asal atau benar tidak nya sebuah cerita td. Toh semua sudah pada tau bahwa pesan moral itu tujuannya bukan untuk mencelakakan.akan tetapi sebuah pesan moral itu adalah bertujuan agar setiap yang diberi pesan itu untuk menjadi lebih baik, lebih beradab, lebih dekat terhadap sesama. tujuan inti dari pesan m0ral adalah supaya terjadi keharmonisan hidup dan keselarasan alam.
Kita sudah bnyak tau bahwa didalam kitab suci semua agama selalu berisikan pesan2 penting yang dikemas didalam sebuah cerita. Adapun soal kebenaran atau tidaknya cerita yang ada didalam kitab suci, serahkan saja itu pada yang membuat kitab suci tersebut. Toh yang paling penting dan utama nya itu adalah isi pesan moralnya.bukan untuk membenarkan atau enggak nya cerita yang ada didalam kitab suci.
@Supriyadi: terima kasih.
saya mencoba berkomentar dengan melepaskan atribut iman, agama, dan keberpihakan,,mencoba murni hanya menggunakan logika,,
1. bahwa kisah ini (dan banyak kisah lain yg brdasar kitab suci) tidak dapat dibuktikan kebenaran/keterjadiannya (dari kacamata logika/ilmiah lho,bukan iman). Artinya, kitab suci bukanlah sumber informasi yang kebenarannya bisa memuaskan kebutuhan logika/ilmiah. Akibatnya, kemungkinan atas kisah ini adalah: terjadi dan tidak terjadi.
2. dengan kemungkinan pertama (yaitu kisah ini terjadi), salah satu kesimpulan yang dapat saya tarik adalah: adanya pergeseran norma moral/etika yang sangat besar antara jaman lampau itu dengan jaman sekarang. artinya apa yang secara moral/sosial benar pada jaman itu menjadi tidak sesuai untuk jaman sekarang.
*asumsi:
a)saat itu Luth bertindak sudah sesuai norma moral/sosial yang berlaku.
b)kisah tersebut secara tekstual sesuai dengan konteks realita yang terjadi.
Mungkin pada jaman itu, anak tidak punya hak atas hidupnya sebelum ia dewasa/menikah. Atau lebih buruknya, wanita tidak pernah berdaulat karena: saat kecil tunduk di bawah keputusan orang tua,saat menikah tunduk pada suami (duh,malangnya…hiks). Untuk kisah kedua, mungkin pada jaman itu memiliki anak jauh lebih penting daripada norma yang melarang hubungan seksual antarkeluarga…
Kesimpulan saya,,berpegang pada norma yang berlaku pada kisah masa lampau dan memaksakan pada jaman sekarang adalah tidak selamanya tepat, meskipun sumbernya kitab suci. Humanisme tidaklah statis.
3.dengan kemungkinan kedua (yaitu kisah ini tidak benar terjadi),,saya kira gambaran mas Judhianto tentang —anak yang telah tumbuh dewasa lalu menyadari kisah “kancil mencuri mentimun” yang diceritakan sang Ibu pada masa kecilnya adalah fiktif,,tidak akan membuatnya membenci sang Ibu,,justru membuatnya sadar bahwa pola berpikir adalah dinamis,bahwa nilai jauh lebih penting daripada tekstual— sudah bisa menjawabnya… *btw,saya suka analogi ini..hehehe…
terima kasih,,
@AnotherLastDay: terima kasih
manusia ini sibuknya membahas ini patut lah,,yang ini tidak patut lah..yang ini salahlah…padahal itu hanya sekedar kisah yang tidak dapat meningkatkan iman…Coba yang dibahas itu sudah beramalkah kamu,,, sudah labih baikkah ahlak kamu…sudah benarkan jual beli kamu…(itu yang penting) modal untuk menghadap yang kuasa…
@Rijal: kisah Nabi Luth sekedar kisah yang tak bisa meningkatkan iman? saya setuju.
Terima kasih..
Perspektif mas judhi ini menggelitik ya?
jika memang seperti itu adanya, tekstual semata, berarti mas judhi telah mengabaikan hati anda sendiri, karena hanya mencerna informasi berdasarkan apa yang anda bisa lihat saja, dengan hanya mengedepan kan pemikiran yang di landasi dari logika saja (dan itupun harus sesuai dengan selera anda… hehehe ).
yah apapun semoga anda sendiri tidak memakai standar ganda dalam hal ini,
jika masalahnya adalah kultural, praktek insest pun sebenarnya masih terjadi dalam masa2 di awal kenabiannya nabi muhammad…
dan dalam masa ke- nabi ibrahim dkk emang ga ada larangan secara eksplisit tuh tentang incest,
hehe
dan jauh sebelumnya mas judhi pasti tahu dong gimana cara anak-anaknya nabi adam memiliki keturunan? hehehe…okelah gausah di bahas
btw, disitu kan intinya kalau memang “ingin menanam bibit” lakukan lah di tempat “bercocok tanam”, bukan di tempat untuk membuang kotoran, karena hal tersebut tidak benar secara hukum alam sekalipun. why? karena segala sesuatu di alam semesta ini kan di ciptakan berpasangan, saya pikir (dan dalam kitab kejadian pun disebutkan) khusus dalam kisah nabi LUTH masalah utamanya adalah JANTAN dan BETINA..
Mas judhi tahu dong tentang ADAM and EVE pastinya…
nah disinilah isunya mas…kenapa LOT/LUTH dinas di SODOM/SADDUM…
tuhan menciptakan ADAM dan EVE bukan ADAM dan STEVE… atao MADAME and EVE ato apapun itulah yang tidak sejalan dengan hukum kodrati tersebut wkwkwkwk…
DAN…
masalah terbesarnya di sini adalah LOT/LUTH bukanlah seorang aktivis LGTB (lesbian,gay,transgender,bisexual) yang bakalan ngebiarin gerombolan homo ngelampiasin birahinya di depan hidungnya (ato malah ikutan? wkwkwk)
dia adalah MANDATARIS langsung dari tuhan semesta alam sebagai wakilNya di muka bumi ini guna meluruskan kelakuannya orang-orang di muka bumi ini, nah disinilah sialnya, LOT/LUTH kebetulan dapet wilayah DINAS di negeri SODOM/SADDUM…
bahkan untuk ke”imanannya” ini (atas dasar penciptaan ADAM and EVE), LOT/LUTH
bahkan lebih rela jika (disini saya pake kata”jika” untuk perumpamaan, karena hal tersebut sejatinya tidak terjadi) kaum homo tersebut “make” anaknya yang notanene adalah perempuan hasil perkawinan “normal” LOT/LUTH dengan salah satu perempuan dari kaum tersebut…ketimbang kaum tersebut main TUSBOL tamunya di depan matanya sendiri…
satu lagi mas! jadi MANDATARIS TUHAN BUKANLAH TUGAS YANG RINGAN bukan lah satu kisah yang pantas di”HUKUM” oleh ilusi modernitas yang selalu dibangga2kan oleh manusia sekarang, terkadang kebijaksanaan dan kearifan “kuno” itu lebih mengena terhadap esensi kehidupan,
tolong hormati dikit lah kalo mas judhi mengaku sebagai manusia modern yang punya adab.
dan satu lagi catatan dari saya mas, orang – orang homo tuh keras kepala, (segitu ini jaman modern loh) apalagi jaman bar-bar kayak jaman nabi luth udah HOMO barbar ngondek lagi .. saya sih ogah deh klo mesti dakwah di tempat kayak begono.. wkwkwk
anyway nice share lah semoga bermanfaat wkwkwk…( ENIWEI JANGAN KSINGGUNG YA! SAPARATOZZZ!!!)
@Red Linux: ada realitas obyektif dan subyektif, kita harus membedakannya.
Sebagai fakta obyektif, kisah Luth ini ada dalam teks kitab suci, saya tidak mencampurkannya dengan opini-2 para ulama yang cenderung normatif – ya memang harus tekstual. Secara obyektif (tekstual) kisah Luth ini mempunyai komponen yang tidak dapat diterima dalam kacamata masyarakat modern, kisah ini tidak mengandung teladan yang perlu bagi kita.
Saya tidak perlu berapologi melakukan akrobat logika untuk pembelaan sebagaimana para dai telah lakukan – kenyataannnya secara tekstual kisah ini buruk.
Sebagai penerimaan subyektif, saya memilih Tuhan sebagai sumber kebaikan, dan kisah Luth tidak sesuai dengan konsep Tuhan yang bijaksana seperti itu. Secara subyektif saya memilih menganggap kisah Luth tidak perlu dianggap sebagai teladan, kisah ini diabaikan saja.
Ini bukan standar ganda.
Ini seperti sikap suami terhadap istri. Jika istrinya tidak cantik, tidak perlu mengingkari kenyataan obyektif bahwa istrinya tidak cantik dan lalu melakukan akrobatik logika untuk mengatakan istrinya cantik. Suami bisa mengakui kenyataan obyektif bahwa istranya tidak cantik, akan tetapi secara subyektif sang suami bisa menganggap sang istri sebagai sosok yang terbaik baginya. Soal kecantikan – istrinya buruk, gak usah diingkari – akan tetapi ada nilai-nilai sang istri lain yang lebih penting.
Terima kasih.
Anda mlihat realitas obyektif itu dr sdut pndang siapa, bsa jd andalah yg mlihat subyektif suatu perkara, jk anda bnar2 obyektif hrsnya anda tdk mudah mnafikkn para ulama yg lbih tahu sejarah, org baru bsa dbilang obyektif klau org tsb bnar2 ahlinya dlm bidang tsb, sprt Islam mngajarkn yg bnar itu adil, apa itu adil, adil itu mnempatkan pd tmpatnya, siapa yg bsa mnempatkan A pd A klau bkn yg mngrti A, bgitu jg obyektif sbnarnya adalah bhs skrng utk mnyebut adil, jk subyektif adalah spihak, mk obyektif adalh adil, dan adil butuh org yg mngrti mk klau anda ingin bnar2 obyektif y anda tnya ke ahli sejarah. Yng ini trserah mau anda fhami spihak trserah saudr, tp bg sya seorg muslim sya tdk prcaya dgn injil yg mnyebut Nabi kami dmikian, bg kami itu hnyalah fitnah keji yg dilontarkan dr para pengingkar kbneran yg mmang tdk suka dgn para Nabi kami, sprt org Yahudi jk mreka tdk suka mreka mmbunuh Nabi2nya.
@Alpen Lible: anda bicara tentang obyektif dan subyektif, tapi rancu dalam menyampaikannya.
Yang disebut obyektif itu adalah pendapat yang mengacu pada obyek pembicaraan, tanpa tergantung pada siapa yang menyampaikannya. Yang saya bahas adalah teks Bible dan Qur’an, tentunya argumen tentang teks itu sendiri yang diacu.
Yang disebut subyektif adalah pendapat yang mengacu pada siapa yang menyampaikannya. Kalau anda mengatakan harus mengacu pada ulama, ahli sejarah atau siapa saja yang anda anggap penting, itu namanya subyektif, karena anda mengacu pada siapa yang bilang bukan apa yang dikatakannya.
Tentu beda bila anda mengatakan argumen apa yang dikatakan oleh ahli sejarah ini, ulama itu atau siapa saja. Siapa yang menyampaikannya tentu bisa menyumbangkan bobot argumennya, akan tetapi yang penting adalah apa argumennya (obyektif), bukan siapa yang ngomong (subyektif).
Jadi apa argumen obyektif anda?
Bg sya, pdoman sya surat 6:86, Allah berfirman:
Dan Ismail, Ilyasa, Yunus, dan Lut. Masing2 Kami lebihkan (derajatnya) di atas umat (pada masanya).
Klau sdh dsebut lebih dr yg lain brarti tdk mungkin mlakukan prbuatan yg hina sbgmn yg dsebutkn injil. Bgq yg ada dlm injil itu hnyalah ucapan2 org yg tdk suka pada Lut yg dirinya adalah salah satu hamba Allah yg terpandang, sbgmn dlm ayat Al-Quran dlm surat 7:82, 27:56, umatnya mmaki Beliau sok suci. Bg kami Nabi Lut adalah org yg bnar2 suci. Trserah saudr sbut tanggapan sya subyektif
@Alpen Lible: terimakasih untuk sumbangan pendapat anda
“Dia berkata: ‘Hai kaumku, inilah putri-putri (negeriku) mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal.” (QS. Hud: 78)
“Inilah putri-putri (negeriku).” Apa yang dimaksud dengan pernyataan tersebut? Nabi Luth ingin berkata kepada mereka: “Di hadapan kalian terdapat wanita-wanita di bumi. Mereka lebih suci bagi kalian dalam bentuk kesucian jiwa dan fisik. Ketika kalian cenderung kepada mereka, maka kecenderungan itu merupakan pelaksanaan dari fitrah yang sehat.” “Maka bertakwalah kalian kepada Allah.” Nabi Luth berusaha menjamah jiwa mereka dari sisi takwa setelah menjamahnya dari sisi fitrah. Bertakwalah kepada Allah SWT dan ingatlah bahwa Allah SWT mendengar dan melihat serta akan murka dan menyiksa orang-orang yang durhaka. Seharusnya orang yang berakal sehat menghindari murka-Nya.
@Ghani Giriwhisnu: anda tahu dimana konteks peristiwa saat kalimat tersebut diucapkan? yaitu ketika ketika massa yang beringas oleh nafsu hendak memaksa malaikat (laki-laki) tamu Luth melayani nafsu seks mereka.
Menurut anda, Luth merespon dengan menjamah sisi fitrah dan takwa agar mereka berhenti?
Silakan baca Al-Hijr: 71 dan Hud: 78. Intinya sama, menyodorkan anak gadisnya sendiri sebagai pengganti malaikat laki-laki sebagai obyek pelampiasan nafsu seks massa yang beringas itu.
Putrinya itu darah dagingnya, kok tega sekali Luth menyodorkan pada gerombolan cabul itu?
Betapa tidak bertanggung-jawabnya Luth sebagai seorang ayah?
Lalu kenapa manusia tanpa perasaan itu dipakai Allah sebagai teladan untuk manusia?
iya kisah surat genesis ini memang tampak keji untuk sekelas nabi, terutama yang menyangkut luth dicekoki minuman sampai tidak sadar sampai dia lupa menggauli dua anak perempuannya. saya sangat meragukan sebagian isi injil yang sudah dimodifikasi oleh manusia dan surat genesis juga ada ayat semua keturunan ibrahim diwajibkan disunat tapi kenapa di kristen yang sekarang tidak begitu peduli dengan sunat,
menurut pendapat saya
1. kalaupun benar hal itu terjadi bisa saja anak2 luth yang sebelumnya soleh berubah menjadi tidak soleh. karena belum tentu semua turunan nabi menjadi soleh selamanya
2. kalaupun benar,, nabi luth tidak ada keterangan sengaja niat meminum air yang memabukan, tapi di ayat itu luth dicekoki oleh anak anaknya
3. peradaban dan jumlah manusia pada zaman itu berbeda dengan sekarang, otomatis peraturan Allah pada zaman itu berbeda disesuaikan dengan peradaban pada masa itu.
4. saya sangat percaya dengan kesolehan nabi luth karena dia adalah nabi yang soleh sudah dikatakan dalam alquran
Kisah2 diatas tidak patut diteladani. Masalah beragama itu personal masing2 orang dan caranya masing2. Ada yang 100% yang ada di quran harus di ikuti, monggo. Kalau saya lebih cenderung yang gak sesuai tinggalkan dan disesuaikan dengan kondisi saat ini. Tapi ada juga yang bilang quran adalah kitab suci sepanjang masa, monggo untuk yang meyakini. Kembali ke topik diatas, sungguh aneh bila malaikat tidak bisa berbuat apa2 apa lagi Lot sudah tahu bahwa itu utusan allah. Saidainya waktu itu lot adalah saya, jelas 2 malaikat itu akan saya ajak diskusi tuk menangani tetangga2 yang bringas. Dia kan utusan allah, jelas dibekali ilmu kadikjayaan to. Lawong tuhan maha segalanya mosok gak berikan ilmu goib sama utusan yang tepercaya kan gak mungkin he..he… Jadi saya simpulkan sendiri kisah di atas tidak patut diteladani. Monggo yang masih mati matian menyanggah kitab sucinya silahkan berpanas2 ria. Saya hanya percaya quran yang baik2 saja dan rasional yang tidak rasionalmdan gak kondifikasi saya anggap omong gombale wong arab waktu itu.
@Aninditya: saya dukung pendapat anda 🙂
saya suka dengan pendapat anda, padahal anda orang percaya
Ya sudahlah biarin aja seperti itu, kita manusia biasa tidak selayaknya mengkritisi syari’at para nabi. Semua nabi dan semua rasul, pasti sebagian ada syari’atnya yang berbeda. Jadi tak usah dikritisi lagi!
Syari’at yang Allah SWT berikan kepada manusia yang mendapatkan wahyu ataupun ilham, pasti akan berbeda dengan syari’at yang Allah SWT berikan kepada manusia lain yang mendapatkan wahyu maupun ilham!
Jadi Anda tidak bolah menyalahkan nabi & rasul, apabila syari’at mereka bertentangan!
@DCR: sikap menolak kritis mungkin cocok dipakai para psikopat.
Ketika para maniak agama menyerbu kelompok Syiah atau Ahmadiyah, mereka membakar Masjid, membakar rumah, mengusir mereka dari rumahnya dan bahkan sampai tega membunuh.
Sampai saat ini ada ratusan orang yang terusir dari kampung, hilang hartanya, putus sekolah (kehilangan masa depan) dan hidup tahunan di pengungsian (Syiah di Madura, Ahmadi di Lombok).
Kalau ditanya pada para maniak agama ini, apakah mereka tak punya rasa kasihan, apakah mereka memang monster? mungkin mereka menjawab: Yah kalau itu memang tuntutan agama ya gimana lagi, kita gak usah kritis…ya sudahlah biarin saja
Amma ba’du.
Simpelnya adalah, apa yang dikatakan nabi, sudah pasti benar, apa yang dilakukan nabi, sudah pasti benar, apa yang dirasakan nabi, sudah pasti benar, benar-benar sebuah kebenaran dari Tuhan semesta ‘alam.
Tidak ada kata gila; psikopat; sadis; kejam; maupun bengis, jika itu perintah Tuhan, daripada kita dapet azab, lebih baik lakukan saja tanpa ragu-ragu.
Menurut saya kebenaran yang anda akui tidak sesimpel itu :
Apa-apa yang dilakukan nabi tidak semuanya bisa dibenarkan, yang benar adalah Otak anda mungkin sudah dibutakan dengan ketidak nalaran anda sendiri??
Perlu dikaji lagi Di Kitab Suci kita bahwa tidak ada manusia yang sempurna, nabi hanyalah utusan yang bisa juga salah dan khilaf,,, yang patut kita terima adalah kebaikannya dan yang patut diajarkan juga harusnya kebaikannya saja,,,, bukan seperti pendapat anda yang nabi selalu benar.
Kalau dengan otak yang dibekalkan pada kita, dan kita masih tidak bisa menggunakan otak kita untuk berpikir dan menelaah apa saja yang diajarkan kepada kita, apa bedanya kita dengan Anjing peliharaan yang patuh kepada majikannya??
Nikmatilah kebodohan anda dan matilah dengan sia sia tanpa berpikir sama sekali…. Wallahu A’lam….
astaga !!!
perlukah kata² kutukan itu ditampilkan
hiduplah secara damai dan menghargai satu sama lain
jauh² lah dari kehidupan beragama, karena agama itu lebih kental daripada darah walaupun itu sebenarnya khayalan (jadi ingat cerita anak yang mati karena lompat dari atap karena keyakinan bahwa dirinya itu superman)
aduh, ya gila itu namanya
kan gak kenal sama nabinya kok dituruti?
yang kenal aja (sama gurunya) kadang gak dituruti koq
Ciri2 orang yang gak pernah bersyukur terhadap karunia allah berupa pikiran dan nurani, adalah orang2 yang menutup pikiran dan nurani mereka. melihat ketidak benaran tatapi tetap membenarkannya. Yang tidak rasional dan tidak lazim, dirasionalkan dan dilazimkan. Seperti Lot. Hanya gara2 2malaikat dia ngorbankan anaknya, sangat biadap sekali. Ayo siapa yang berani ngorbankan anak kandungnya hanya krn tamu yg baru dikenal.
Amma ba’du.
Mirip seperti pemikiran sesat Kaum Mu’tazillah, mereka selalu mengedepankan Dalil ‘Aqli (Logika; Nurani; Rasio), daripada Dalil Naqli (Ayat & Hadits).
Jikalau ingin masuk syurga, disayang Allah, utamakanlah Dalil Naqli ketimbang Dalil ‘Aqli!
@DCR: Amma ba’du.
Simpelnya Allah itu adalah sumber kebenaran, kebaikan dan kasih sayang kepada semua mahluk.
Kalau bertentangan dengan kebenaran, kebaikan dan kasih sayang – ya berarti bertentangan dengan sumber kebenaran, kebaikan dan kasih sayang tertinggi, yaitu Allah.
Anda pilih Allah atau yang lainnya (walaupun Nabi)?
Anda pilih surganya Allah atau lainnya (walaupun Nabi)?
Kita mengenal Allah SWT karena kita mengenal sang Nabi SAW. Tanpa kita mengenal Nabi SAW, maka kita tak akan pernah mengenal Allah SWT.
Inilah do’a Nabi Muhammad SAW ketika akan menghadapi perang Badar:
“Ya Allah, pertolongan-Mu yang sudah Kau janjikan. Tolonglah kami dalam perang Badar ini, karena jika ummat (Islam) ini lenyap, niscaya KAU TIDAK AKAN DISEMBAH LAGI SELAMA-LAMANYA!”.
Jadi dengan kita mengenal Nabi SAW, maka kita akan mengenal Allah SWT.
Apakah Anda mengenal Allah SWT?
Kalo emang Anda mengenal Allah SWT, sekarang aku mau tanya, dimana Allah SWT itu? Apa yang selama ini Allah SWT perbuat? Apa yang Allah SWT ingini? Apa aja kehendak Allah SWT? Bagaimana hadirnya firman Allah SWT?
Pasti Anda gak ngejawabnya ‘kan?!
Makanya KALO PENGEN KENAL AMA ALLAH SWT (TUHAN SEMESTA ‘ALAM), MAKA KENALILAH SANG NABI MUHAMMAD SAW!
Jika ingin kenal sang Nabi Muhammad SAW, maka pelajarilah Al-Qur’an dan Al-Hadits Shahih dan Sirah Nabawiyah (Biografi Nabi) secara Kaffah (Secara sempurna dan mendalam).
Apakah anda mengenal Allah SWT hanya berdasarkan hati nurani and akal sehat saja?
Kalo emang demikian, coba sekarang aku mau tanya, sejak kapan hati nurani anda diberkati oleh Allah SWT, sang Tuhan semesta ‘alam?
Gak bisa jawab ‘kan?!
Kalo gak bisa jawab, dan tentu kita gak bisa jawab, berarti kita harus kembali kepada sunnah Nabiyullah, Muhammad SAW, sebab hanyalah Beliau ‘Alayhi Shallatu Wa Sallam satu-satunya sumber ilmu pengetahuan tentang Pencipta alam semesta ini, Allah ‘Azza Wa Jalla.
Shodaqallahul ‘adzim.
Simpelnya, jika anda ingin kenal Allah SWT, jangan tanyakan ke hati nurani, jangan tanyakan ke akal sehat, jangan tanyakan ke para ilmuwan, jangan tanyakan ke orangtua atau ke anak cucu anda, tetapi tanyakanlah pada orang yang bersangkutan yaitu Muhammad SAW. Sebab Muhammad SAW tahu tentang Allah SWT, Insya Allah.
Istri anda gak tahu-menahu tentang bagaimana sebenarnya kehendak Allah, jadi untuk apa tanyakan ke istri anda, namun tanyakanlah pada Muhammad, sebab Muhammad tau banyak tentang Allah, ini dan itunya.
Sebagai contoh!:
Anda berkata: “Tuhan (Allah SWT) itu baik bangedh yah, tuh buktinya aku dapet undian berhadiah!”.
Nah sekarang aku balik tanya: “Emangnya anda tau darimana kalo Allah SWT itu baik bangedh? Emangnya anda dapet wahyu bahwa Allah SWT itu baik banget? Kalo enggak dapet wahyu sedikitpun, JANGAN PERNAH BERKATA-KATA SEDIKITPUN TENTANG ALLAH SWT, karena itu sama dengan fitnah yang kita hadirkan terhadap Allah SWT!”.
Tapi kalo Nabi Muhammad SAW bilang kayak gini: “Tuhan (Allah SWT) itu baik bangedh yah!”.
Nah kita jangan pernah menafi’kan apa kata ucapan Nabi Muhammad SAW tersebut, karena jelas-jelas Muhammad SAW punya argumentasi yang sah untuk berkata-kata tentang Allah SWT, yaitu WAHYU dan ILHAM yang datang kepadanya.
Jadi sekali lagi kuulangi!:
Jangan pernah berkata-kata tentang Tuhan semesta ‘alam (Allah SWT), jangan pernah menyandarkan Tuhan semesta ‘alam (Allah SWT) kepada pendapat pribadi, pendapat oranglain, maupun akal dan nurani, tetapi carilah tentang Allah SWT melalui ucapan mulut Muhammad SAW, karena hanyalah Beliau SAW yang tahu tentang Allah SWT.
Karena kita tidak hidup sezaman dengan Muhammad SAW, maka pelajarilah ucapan Allah SWT melalui Kitab Al-Qur’an Al-Karim, dan pelajarilah pula semua ucapan Muhammad SAW melalui Hadits yang shahih, dan pelajarilah pula bagaimana gerak-gerik Nabi Muhammad SAW melalui Sirah Nabawiyah (Biografi Nabi) yang dicatat oleh Ibnu Ishaq; Ibnu Sa’ad; dan Ibnu Hiysam.
Jangan pernah memfitnah Allah dengan mengatakan bahwa Allah SWT itu baik kepada anda, padahal anda sendiri gak pernah dikasih wahyu atau ilham oleh Allah SWT, Tuhan Yang Perkasa lagi Maha Bijaksana!!!
@DCR: wah jadi panjang lebar …
Kembali ke topik…
Kalau saya menghadapi masalah yang sama, dimana saya harus memilih antara:
a) Membela malaikat dan mengorbankan anak gadis saya di hadapan gelombolan bejat
b) Membela mati-matian anak gadis saya dari gerombolan bejat dan mengabaikan malaikat
Maka saya dengan tegas akan membela anak gadis saya dengan resiko apapun, walaupun misalkan Allah sendiri yang memerintahkan hal biadab tersebut!
Saya tidak butuh dalil apapun untuk menolak kebiadaban.
Apakah anda mau menjalankan pilihan biadab tersebut?
Saya pilih jawaban yang A], sebab yang menyuruh tersebut adalah malaikat, sedangkan malaikat adalah tentara Allah. Allah SWT adalah Yang Maha ‘Alim (Maha Mengetahui atas segala seusatu), jadi semua yang dikatakan oleh Allah SWT & para malaikat-Nya tidak akan mungkin salah, Insya Allah!
Allah SWT itu Yang Maha Haq (Maha Benar & Selalu benar), jadi tak mungkin saya meremehkan firman Allah, sebab Allah Maha Benar.
Shadaqallahul ‘Adzim!
@DCR: terima kasih untuk menunjukkan pilihannya. Anda tepat sekali menggambarkan pernyataan berikut:
hmm ….. kitab ajaran agama itu isinya persis drama korea atau telenovela meksiko yah
kalau gak pernah nonton males, tapi sekali nonton pasti ketagihan dan penasaran lanjutannya
pilih yang mana hayooo !!!!
kalau aku sih sudah jelas pilih gak nonton, daripada buang² waktu, otak dan tenaga
sadarlah wahai temanku, lebih baik hidup tak beragama
setuju um…..
yang mengedapankan dalil aqli hanyalah orang orang bodoh yang merasa pintar ,sampai dimana sih kemampuan logika manusia?
@Rai: aqli itu artinya akal, jadi yang menggunakan dalil aqli tentunya yang memakai akal.
Kalau orang bodoh, mungkin mengira mikir tidak usah pake akal, bisa pake dengkul. Yang ini mungkin namanya pake dalil dengkul 😉
hihihi…maksutnya bodoh karena tidak menyadari keterbatasan akalnya,merasa akal adalah segalanya,segala sesuatu harus sesuai dengan akalnya :p
@Rai: batas kecepatan tertinggi kita berlari hanya bisa kita ketahui setelah kita mencoba berlari secepat-cepatnya, dan kita tak bisa lagi menambah kecepatan lari kita. Seorang pecundang adalah manakala belum mencoba sudah mengatakan: “Saya gak mampu mengejar kerbau itu, itu diluar batas kecepatan saya”.
Akal juga sama.
Keterbatasan akal bisa kita jumpai manakala kita sudah menggunakannya sekuat tenaga memecahkan masalah, jika kemudian kita sudah kehabisan akal dan masalah tak terpecahkan – baru itu disebut batas akal kita. Seorang pecundang tidak pernah menggunakan akalnya untuk mencoba memecahkan suatu masalah, bahkan mencela orang lain yang mencoba menggunakan akalnya dengan kalimat sakti: “Sudahlah, itu diluar akal manusia”.
Gagal, mentok, kalah, gak masalah, paling tidak kita bangga telah mencoba sampai batas kita…
Hidup itu pilihan kok bisa pilih jadi pejuang atau pecundang.
Dari sejarah, kita bisa tahu, peradaban dirintis oleh para pejuang bukan para pecundang…
sampai ditenggorokan doang ray, ntar klo lewat abis dech…, trus nimbrung dineraka ckckck….!
@Derses Tech: kalau bisanya hanya ditakut-takuti neraka dan diiming-imingi surga, ya gak beda dengan kerbau yang ditakut-takuti cambuk dan diiming-imingi rumput segar.
Dalam Al Quran di tulis bahwa Nabi Luth menghimbau agar masyarakat yg mengepung rumahnya agar melakukan pernikahan yg syah,
Yaitu pernikahan syah antara laki2 dan perempuan, termasuk kalau mau menikahi dg cara syah diantara kedua anak gadisnya
karena memang itu misi utamanya.
@Neida Haya: anda mengulangi komentar yang sudah ada, mungkin bisa membaca dulu komentar saya berikut:
https://www.nontondunia.net/2011/05/19/pesan-moral-aneh-kisah-nabi-luth/#comment-421
Apa yang dikatakan oleh Allah SWT dan para nabi-Nya, sudah pasti benar dan kebenaran!
@DCR: menyerahkan anak gadis sendiri kepada gerombolan buas jelas merupakan perbuatan biadab.
Jika atas nama agama, biadab bisa menjadi benar, maka betapa berbahayanya agama itu 🙁
nekad …….
apa yang dikatakan oleh aku juga sudah pasti benar dan kebenaran, karena aku mencontek waktu ulangan dan ujian, jadi pasti benar semua dan dapat 100
ini tebakan terbaik saya: luth cukup pandai bermain psikologi. dia paham benar kaumnya pasti akan menolak mentah2 anak2 cewe luth, tapi pilihan menawarkan ini adalah pilihan terbaik dari kondisi pelik tsb untuk ‘mencuri waktu’, mengingat tamu merupakan kehormatan bagi kaum aramaik timur tengah.
analogi yang sama seperti kita ditodong preman di halte misalnya. saat mereka minta dompet kita (dan mungkin nyawa kita juga akan melayang) , salah satu teknik psikologi ‘mencuri waktu’ adalah mencoba tenang dan tawarkan yang lebih besar (misalnya ‘saya ada 100jt di atm, ayo sama2 kita ke atm’). seperti luth, saat orang2 ini mengambil penawaran kita, kita bisa pikir cara lain lagi untuk ‘mencuri waktu’ yang lain.
apakah lantas kalo gerombolan sodom ini mau dengan anak luth lantas luth kasih? saya pikir luth akan ngeles ke hal yang lain, tapi luth berhitung bahwa tawarannya pasti ditolak mentah2.. dan dia punya ‘colongan waktu’ di saat itu.
my 2 cents.
@Paulo: anda menyumbangkan tafsir positif tentang sikap Luth.
Akan tetapi tafsir bukanlah fakta. Fakta itu terbatas, sedangkan tafsir bisa seluas imajinasi kita.
Kisah Luth adalah buruk sekali kalau dilihat dari fakta (yang tertulis) dan dengan imajinasi kita bisa menampilkan tafsir yang sangat cemerlang pada kisah Luth ini.
Kalau imajinasi bisa membuat kisah Luth menjadi cemerlang, tak ada salahnya anda pakai, tapi bukan berarti semua orang sepakat dengan imajinasi tersebut.
Terima kasih untuk sumbangan tafsirnya.
kalo saya sih singkat aja komenya, semua agama itu buatan manusia jadi kalo isinya nyeleneh dan ga masuk akal ya wajar aja,karena ketika cerita itu dibuat menyesuaikan kondisi zaman dan budaya pada waktu itu..ga usah jauh2 menyamakan cerita islam dengan seniornya kristen atau yahudi, wong cerita ibrahim nyembelih ismail / abraham nyembelih ishaq itu saduran dari mitos Yunani kuno, Agamemnon menyembelih putrinya Iphigenia yang sosoknya diganti oleh dewi artemis menjadi seekor rusa. silahkan di cek
@Lord Sistematix: setuju, agama merupakan salah satu ekspresi budaya manusia. Untuk menyampaikan pesan-pesannya, agama menggunakan kisah-kisah nyata, nyata yang dibumbui atau bahkan fiksi. Kisah-kisah itu hanyalah bungkus yang diperlukan untuk menyampaikan pesan-pesan moral.
Satuju dengan lord sistematix. Bahwa agama terbentuk oleh budaya dan kondisi saat itu. Jadi sangat dimungkinkan bila ada perubahan, ya harus diterima menyesuikan dengan keadaan sekarang. Contoh aja aceh, zaman sekarang kok kembali ke zaman 1500 tahun yang lalu, ya lucu dan tidak/kurang manusiawi dengan hukum syariah. Dimana dizaman sekarang masih menggunakan hukum barbar zaman kekuasaan para penguasa arab. hukum kalau tidak menyesuaikan berkembangan zaman akan menjadi hukum yang primitif dan tidak universal karena hanya mewakili kelompok tertentu. Contoh aja hukum adat. Hanya berlaku unutk wilayahnya. Tidak bisa untuk mengatur masyarakat diluar adatnya. Begitu pula hukum syariah. Nah kisah kisa nabi seperti yang disampaikankan mas jhudi, perbaduan antara nyata, fiksi bahkan hiperbola biar didengar jadi wah, huebat dll kalau didengar pengikutnya (biar kelompoknya makin banyak). Jadi kisah lot tadi kemungkinan salah tulis he..he.. Dia ingin memberi tauladan/pesan pada para pengikutnya bagaiman menghormati tamunya. Kelihatannya sangat mulia tapi sebaliknya keputusannya sangat biadab (tapi ada yang mau nyotoh/ngikuti buktinya dari komentar diatas biarpun mengorbankan anak kandungnya he..he..huebat tenan)
Apa yang aneh, Om?
Bukankah Nabi Nuh as. menawarkan untuk dinikahi secara halal? (sesuai term Al Qur’an)
QS Al Hijr, 15:71. Luth berkata: “Inilah puteri-puteriku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal)”.
Hanya orang homo deh yang menganggapnya aneh… 😀
@Samaranji: anda mengulang komentar yang sudah ada.
Untuk Qur’an, redaksi aslinya adalah:
yang merupakan penghalusan dari Bibel
yang anda kutip adalah terjemahan Qur’an Indonesia yang menambahkan frasa (kawinlah dengan mereka) dan (secara yang halal)
Silakan sekali lagi simak komentar-komentar yang terdahulu, terutama jawaban saya pada sobat Bram berikut: https://www.nontondunia.net/2011/05/19/pesan-moral-aneh-kisah-nabi-luth/comment-page-1/#comment-421
mas judhi !
sekali lagi saya tekankan tidak ada yg salah dan aneh dalam firmanNYA
logika nya begini:
kalau orang yg mabuk berat itu kepastian apa yg ia akan lakukan selanjut nya jikalau dia sudah berhasrat?
dia akan memandang segalanya itu indah dan berbuat kejahatan itu juga termasuk didalamnya
utk menuruti hawa nafsu nya sampai dapat dan jikalau sudah menjadi kebiasaan naluri itu akan ttp ada.seterusnya.
Jika naluri nya setelah itu adalah membunuh maka ttp akan membunuh , jikalau naluri nya memperkosa juga akan ttp sama, jika naluri nya kepada uang akan merampok begitulah seterusnya.
Dan seseorang jikalau dia sudah berniat dan bernafsu thd sesuatu apa saja yg menjadi penghalangnya akan ditumpaskan dan dihiraukan.
Begitu juga dalam hal nya kisah nabi luth, karena nafsu sudah menjadi kebiasaan pada lelaki maka apapun tawarannya akan tetap dihiraukan? nah pada saat itu tawaran nabi luth tidak ada yg lain kecuali menawarkan kpd mereka anak perempuannya dgn maksud mereka akan mengetahui bahwa inilah jalan sebenarnya yg harus dilakukan dan sebagaimana hal nya berhubungan dengan lawan jenis bukan sesama jenis dan akan menjadi solusi umat
akan tetapi hal itu ttp tidak dihiraukan karena naluri mereka lah yg sudah ttp terbawa, dan percuma tawaran apapun akan tidak logis di akal mereka
Dan kisah nabi luth ini tidak lah aneh jikalau saya memandang dari sudut Islam, akan tetapi yg perlu dianehkan dan tidak logika adalah kisah anak perempuan nabi luth dgn nabi itu sendiri yg justru kisah ini menggugurkan sifat nabi itu sendiri
yaitu mabuk dan berhubungan intim dgn anaknya, masya ALLAH!
MAHA suci ALLAH atas segala sifat utusan2 NYA.
@Salomon: menurut anda: Nabi Luth tidak salah saat memilih menyelamatkan malaikat daripada menyelamatkan anaknya dan bahkan mengorbankan anaknya ke gerombolan buas sebagai cara menyelamatkan malaikat. Menurut anda: Nabi Luth tidak salah mengorbankan anak yang diasuhnya dengan kasih sayang sejak dari bayi demi malaikat yang mungkin kemarin belum dikenalnya.
Kalau saya dalam posisi tersebut, saya akan memilih menyelamatkan anak saya – apapun caranya.
Anak saya adalah bagian dari saya, saya akan membelanya.
Bila ternyata malaikat bernasib buruk dihadapan gerombolan buas tersebut, saya justru mempertanyakan beberapa hal berikut:
@mas yudhi
logika manusia tidak bisa disamakan dengan Tuhan, dan Tuhan pasti punya jalan keluar bagi hamba2 Nya kalau boleh Tuhan sudah meratakan manusia biadab sejak belum diutusnya nabi luth apa susahnya
tapi lagi2 rencana Nya berbeda dgn rencana kita, Dia tidak dengan serta merta menghancurkan kaum itu disaat malaikat itupun sudah bersama Luth dan mereka pun menganiaya nabi tsb sehingga ini sudah menjadi bukti bahwa kaum luth sudah sangat mengingkari kenabian nya dan disini lah akhir dari semua itu bahwa akan dan pasti terjadi kehancuran kaum luth
sifat iman nabi itu sangat berbeda dgn iman manusia, kalau iman manusia pasti segala sesuatunya berkenaan dgn manusia dan lebih mengutamakan kepentingan manusia itu sendiri sedangkan sifat iman nabi dia lebih mengutamakan misis nya di bumi dengan dimilkinya kedua anak perempuan tsb
ingatkah anda bagaimana kisah nabi Musa dan khaidir saat nabi musa di uji keimanannya
sungguh nabi Musa saat itu tidak dapat bersabar karena nya oleh sebab khaidir saat itu melakukan suatu hal yg mustahil dilakukan oleh manusia biasa lalu dengan serta merta khaidir menjelaskan arti dari perbuatan nya kpd nabi Musa
begitu juga kisah nabi luth yg seandainya diimani maka pemberian kedua anak nya bukanlah sesuatu yg bertentangan karena dia lebih mengimani ALLAH daripada manusia
dan kisah ini hampir sama dengan peristiwa nabi Ibrahim dengan anak nya,,,coba anda renungkan nabi mana yg tega ingin membunuh anaknya sendiri????
semoga memberi pencerahan.
@Salomon: agama itu untuk siapa? tentu untuk manusia dan bukan untuk Tuhan, karena itu agama harus bisa dipahami dengan logika manusia, bukan logika Tuhan.
Tuhan macam apa yang menurunkan ajaran yang tidak bisa dipahami manusia? Apa perlunya ajaran itu?
eh …. tunggu dulu …
tuhan itu karakter sakti ciptaan manusia, gak ada bedanya dengan komik dragon ball
Iman penting tapi akal juga penting, karena iman tanpa akal adalah iman yang buta, bodoh, alias dunggu, o’oon, dl. Tiap agama punya Kitab Kudus. Semua tulisan yg pastinya ditulis oleh tokoh-tokoh tertentu, pada situasi dan tempat tertentu pula. Yg kita tahu beda tempat beda masalah.
Jadi Kitab Suci harus dibaca dengan iman dan dengan akal. Sekarang sudah banyak ahli tafsir yang profesional yg hasil tafsir hampir 100% akurat, jadi saya rasa pendapat dari bpa Judhianto tidak bermasalah. menurut saya iman tetap iman dan akal tetap akal, terserah dengan penelitian tapi jika imam kita kuat maka penelitian sekarurat apapun tidak akan mempengaruhi iman.
Jadi trims atas tafsirannya, karena saya lihat dari sudut akal:secara manusiawi Lot juga manusia yg punya rasa takut yg pastinya akan mencari cara apapun tuk meyelamatkan nyawanya.
dari sudut iman: ia rela melindungi utusan yg dipercaya utusan Allah dan rela merelakan apa saja demi keselamatan utusan tersebut……
Jadi pendapat anda ada betulnya, sekali lagi trims……
@Tinenti: benar ada konteks yg harus kita ketahui pula saat membaca kitab suci agar ada manfaat yg bisa kita tarik.
Kisah Luth/Lot bagi saya tidak lagi mempunyai kandungan berharga untuk kehidupan modern. Entahlah bagi yang lain…
A
Bagi saya kisah nabi luth sangat berharga utk saya jadikan bahan cerita kpd orang2
yg belum mengerti ttg bahaya homosexual dan saya akan menceritakan segala apa yg sudah diperbuat nabi luth kpd kaumnya, salah satunya cerita diatas yg dimana nabi luth melakukian segala cara walaupun sudah menawarkan cara yg halal
apalagi di zaman modern ini!
agar supaya anak saya dan org lain tidak terjebak dalam kebodohan tsb, dan segera menjauhi nya dan akan saya beri tahu hikmah dari peristiwa itu yaitu hukuman bagi yg melanggar dan kehancuran kaumnya.
itu adalah cerita yg sangat bagus utk diceritakan agar menasehati generasi kita yg takut akan dosa kpd Tuhan
Alquran aja menceritakan masa’ anda membiarkan,,,,!
(mungkin anda mau membuat ajaran baru ya, karena banyak yg sudah mengiyakan dan setuju dgn semua hal yg anda utarakan)(hati-hati aja yg sudah mengatakannya)
dan janganlah akal mengalihkan hati (imanmu)
bagi yg belum tau:
hati itu tempatnya kebenaran dan kejujuran tapi akal tempatnya nafsu dan akal-akalan termasuk yg mengakali ayat-ayat NYa agar tidak dipakai ceritanya.
wassalam.
@Salomon:saya kutip pendapat anda:
ttg bahaya homosexual dan saya akan menceritakan segala apa yg sudah diperbuat nabi luth kpd kaumnya, salah satunya cerita diatas yg dimana nabi luth melakukian segala cara walaupun sudah menawarkan cara yg halal
Anda mewakili prasangka tak berdasar tentang homoseksual sebagai sesuatu yang berbahaya.
Berdasarkan hasil penelitian ilmiah, identitas seksual dan orientasi seksual manusia terbentuk berdasarkan proses biologis yang sama sekali diluar kendali manusia yaitu faktor genetis dan hormonal tubuh. Identitas dan orientasi seksual ini bukan kelainan kepribadian dan tidak menular sebagaimana penyakit. Ini hanyalah sekedar variasi saja dari orientasi seksual yang lebih umum.
Memaksakan orang dengan kecenderungan homoseksual untuk mengikuti orientasi seksual yang lebih umum hanya akan memberi beban psikologis yang tak perlu bagi mereka.
Bagi saya, menerima mereka apa adanya mencerminkan kasih sayang kita kepada semua manusia apapun orientasi seksual mereka. Bukankah mereka terlahir seperti itu karena kuasa Allah? dan bukan pilihan mereka?
Dalam hal ini apapun dalil anda tentang penolakan hukum itu maka dalam arti ini saya sangat berseberangan dengan anda, sebab itu menandakan pengingkaran manusia kepada ALLAH
apakah mereka itu melupakan Tuhan dalam hal ini tidak membaca kisah luth tsb
apa guna nabi diutus kpd kaumnya namun hanya digunakan sbg permainan belaka saja atau hanya sbg kisah dongengan saja?
mereka yg sudah melakukan itu hanya satu jalan keluarnya yaitu tobat nashuha.atau ini:
“Siapa saja di antara kalian mendapati seseorang yang melakukan perbuatan kaum Luth maka bunuhlah pelakunya beserta pasangannya.“(Al-Bukhari dan Muslim)
maka jikalau kisah itu dibacakan kpd mereka sejak masih kecil maka mereka tahu ttg sejarah itu
tanpa harus mempraktekkannya di masa yg akan datang, dan itu juga himahnya kisah tsb yaitu mencegah terjadinya gay !
@Salomon: gak masalah kok, kalau kita berseberangan pendapat. Setiap orang boleh punya pendapat masing-masing.
🙂
memang ini kisah yang aneh ….saya saja juga masih terpaku jika membaca kisah ini …tapi kisah ini sudah terjadi dan tercatat dlm kitab”. jadi intinya bisa ditarik adalah
1.Tuhan tdk setuju dengan hubungan sesama jenis krn memang tidak sesuai dgn rancangan awal di Eden.
2. Keluarga Lot memang tidak baik untuk dicontoh, tapi iman Lot secara pribadi yg tetap menjaga kesucian ditengah” kekacauan itu patut di contoh, walaupun menurut saya banyak contoh yg lebih baik dlm kitab”.
itu aja sih …..hal yg mudah kenapa di bikin ribet ….salam rahayu .
@apa ajah deh:. “banyak contoh yg lebih baik dlm kitab” setuju deh
Salam kenal Mas Judhianto. Saya menyukai cara berpikir anda dan bagaimana semua disajikan dengan santun. Kalau boleh saya tanggapi (dan tolong dikoreksi kalau saya salah).
Saya rasa bunyi ayat-ayat baik dari Genesis maupun Quran sudah tepat.
Hanya, ada sedikit perbedaan antara Islam dengan Yahudi-kristen menyangkut status kenabian Luth.
Dalam Islam, Luth diakui sebagai nabi. Dan kebanyakan muslim yakin seorang nabi tidak mungkin berbuat dosa (seperti mereka percaya bahwa sebuah kitab yang dianggap suci tak mungkin salah cetak). Bahwa nabi tak bisa berdosa disetujui oleh mayoritas Muktazilah, juga Abu Ali Jabbai yang percaya bahwa para nabi itu menjadi maksum. Kalangan Syi’ah Imamiyah juga berpendapat tak sama tapi serupa. Sayangnya (saya) sulit mendapatkan referensi tertulis yang bersumber dari Quran maupun sahih mengenai ini (atau ada tahu?). Hanya kalangan Hasywiyah yang membuka ‘peluang’ nabi bisa berdosa. Jadi, kalau memang nabi tak mungkin berbuat dosa, maka pembenaran paling mudah adalah bermain di masalah kontekstual. (Saya tak akan masuk ke sini, karena akan jadi perdebatan tak berujung).
Sementara itu dalam Yahudi maupun Kristen tidak disebutkan bahwa Luth adalah nabi (maaf kalau salah, yang kristen boleh koreksi saya)
Yang menarik, kalau menilik kejadian selanjutnya dalam kitab-kitab Yahudi, kita bisa tahu kalau hasil perkawinan sedarah dari keluarga Luth menghasilkan bangsa Ammon dan Moab (Genessis 19:37). Lalu Israel memisahkan diri dari Ammon dan Moab. Termasuk pelarangan bagi orang israel untuk menikahi perempuan-perempuan Amon-Moab yang adalah hasil perkawinan sedarah. Batas-batas wilayahnya kedua bani itu sangat jelas ditulis di Yeheakiel 25:9, Yesaya 15-16, dan Yeremia 48. Dalam perkembangannya kedua bani ini menjadi salah satu musuh besar Israel sampai dikalahkan oleh Daud (2 Samuel 8:12). Dan hilang dari sejarah sejak kemunculan kerajaan Persia, kemudian wilayahnya diduduki orang Arab utara (punah pada abad ke-2).
Bani Moab dan Ammon, walau kerabat dari Nabi Ibrahim akhirnya memilih menyembah Kemos, Asytar dan Baal-Peor (Bilangan 25). Mungkinkah ini ada hubungannya dengan penyimpangan prilaku seksual yang sudah “diajarkan” oleh Luth hingga mewabah pada generasi berikutnya? Dan akhirnya turut menentukan bagaimana mereka memilih sesembahan yang sesuai dengan prilaku mereka? (Saya sendiri belum pelajari sejauh itu, mungkin kalau ada penganut Kristen bisa menjawab). Secara pribadi saya percaya: manusia akan menyebah sesuatu yang sesuai dengan pilihan hidupnya. Seorang yang suka uang akan menyembah sesuatu yang bisa menjanjikan kekayaan, mereka yang suka dengan seks akan menyebah sesuatu yang menjanjikan seks. Mereka yang suka kesucian akan mencari sesembahan yang demikian juga. Itu sebabnya banyak orang beragama tetap akan membela mati-matian sesuatu ajaran sesembahan mereka walaupun secara kasat mata berlawanan dengan hati nurani dan kepatutan dalam masyarakat beradab.
Balik lagi,
Saya rasa dalam perspektif Genesis masih ada pelajaran yang bisa kita petik bahwa seorang setiap pelanggaran moral selalu ada konsekuensinya.
Sekedar tambahan: Nabi di dalam kitab Yahudi-Kristen tidak dianggap sesakral dalam Islam (Nabi bisa berbuat dosa, yang membedakannya dengan orang lain: apakah ia menyadari kesalahannya atau tidak – dalam kurung = pendapat saya pribadi). Contoh: nabi Daud yang pernah berbuat keji dengan menyuruh orang kepercayaannya maju berperang supaya ia tewas dan kemudian Nabi Daud bisa mengambil alih istrinya. Dalam kitab Yahudi dijelaskan kalau Daud menerima teguran keras dan mendapatkan konsekuensi berat (keturunan Daud kemudian saling bunuh karena wanita). Cerita ini tak ada di kitab-kitab Islam.
Kesulitan untuk menerima bahwa nabi hanya manusia biasa yang bisa berbuat dosa dan adanya keharusan meniru semua prilaku seseorang yang dianggap nabi, membuat saudara kita yang muslim sering menganggap Yahudi mengajarkan zinah (berdasarkan cerita Daud di atas). Padahal jelas-jelas Daud sudah ditegur kelas melalui seorang nabi (Samuel) karena kesalahannya dan tetap mendapatkan hukuman (walau ia seorang nabi).
Suka tidak suka, kita-kitab yang diakui sebagai kitab suci (saya lebih setuju menyebutnya sebagai catatan sejarah pencarian tuhan), berisi kisah tragis, ironi dan kadang membuat kita bergidik. Apakah semua kita itu harus ditiru? Menurut saya: tidak. Dan – saya rasa – Pencipta Alam Semesta juga tidak mau kita menirunya (walau itu figur seorang nabi sekalipun). Waktu kita diciptakan kita tidak dibekali buku manual tapi hati nurani. Ya toh? Pencipta kita tak akan mengajarkan hal-hal jahat walau kadang manusia melakukan hal-hal jahat atas nama Tuhan.
Salam Damai!
Sedikit tambahan tentang tindakan Luth, yang memilih mengorbankan kedua anaknya (konyol memang). Kita harus lihat sifat mementingkan diri sendiri dari Luth ketika awal ia harus memilih antara tanah di Sodom dan tanah yang akhirnya dipilih oleh Ibrahim. Jadi Luth memang bukan contoh moral yang baik. Bahkan bagi saya, bukan cerminan seorang nabi. Sejauh ini saya memang tidak menemukan kebaikan moral dari tokoh ini baik dalam kitab-kitab Yahudi-Kristem-Islam. Jadi pesan moralnya … mungkin…. yang seperti ini jangan dicontoh 🙂
Salam Damai.
@Oskar: terima kasih untuk memberikan komentarnya dari persektif yang lebih luas.
Saya setuju bahwa penggambaran tokoh panutan atau nabi di Bible tidak hanya menampilkan sisi positif mereka, melainkan juga sisi gelap mereka. Sedangkan di Qur’an hampir tidak ada cacat-cela tokoh panutan atau nabi disana. Dalam konteks ini memang tokoh di Bible lebih terlihat “tak berjarak” dengan manusia umumnya.
Sayangnya walau banyak sekali sisi buruk Luth/Lot yang sudah dihilangkan dalam Qur’an, masih ada bagian yang tersisa yaitu “mengorbankan anaknya demi malaikat”.
Jadi saya setuju bahwa Luth bukan teladan yang baik.
Terkadang Tuhan menguji kita dengan ketakutan, kehawatiran, dan bahkan rasa kehilangan.. namun semua itu hanya ujian untuk mengetahui seberapa dalam iman kita dan seberapa dalam cinta kita terhadap Tuhan. Kisah Nabi Ibrahim yang diperintahkan Tuhan untuk menyembelih anak semata wayangnya saat itu (karena pada saat kejadian tersebut Ishak belum lahir) merupakan ujian untuk Ibrahim mana yang lebih dia cintai anaknya atau Tuhannya dan Ibrahim memilih perintah Tuhannya.Lalu melalui kejadian tersebut dapatkah kita katakan secara logika Tuhan kejam? tentu bisa karena Tuhan mengajarkan kepada manusia untuk melakukan hal-hal yang baik dan membunuh anak sendiri tanpa alasan tentu saja bukan hal yang baik. Namun apa yang terjadi, walhasil Ismail tetap hidup dan tidak ada pembunuhan yang dilakukan oleh Ibrahim dan tidak ada pembunuhan yang dikehendaki Tuhan untuk terjadi pada saat itu.. jadi intinyaTuhan hanya ingin menguji sampai dimana iman Ibrahim dengan ketakutan, kehawatiran, dan kehilangan bukan bermaksud ingin membunuh Ismail tapi ingin mengajarkan bahwa kita harus taat terhadap Tuhan tanpa ada keragu-raguan sedkitpun dan sebagai balasannya Tuhan akan memberikan balasan melalui kehendak dan keajaibannya seperti yang Tuhan lakukan terhadap Ismail. Hal yang sama rupanya terjadi lagi kepada nabi Luth. Tuhan mengutus Luth untuk menyadarkan kaum homo, sudah lama Luth menyadarkan mereka namun mereka tidak sadar-sadar juga hingga akhirnya Tuhan mengutus dua malaikat untuk membinasahkan kaum Sodom. Mengetahui hal itu sebagai pemimpin umat tentunya Luth sangat sedih karena kaumnya akan dibinasahkan ia merasa gagal mengemban tugas Tuhan, hingga pada saat dua malaikat bertamu ke rumah Luth dan kaum sodom meminta kedua malaikat tersebut Luth masih berusaha menyadarkan kaum sodom agar mereka tidak terkena azab Tuhan dengan jalan terakhir yaitu merelakan anaknya untuk mereka agar mereka dapt kembali tertarik dengan wanita dan terhindar dari azab Tuhan. Mari kita Lihat nilai positip dari nabi Luth: Nabi Luth rela mengorbankan anaknya agar kaum sodom bisa sadar dan terhindar azab Tuhan secara logika Luth rela mengorbankan dua puterinya demi menyelamatkan satu kaum yang terdiri dari ratusan ato mungkin ribuan orang agar tidak diazab oleh Tuhan, bukankah itu sikap yang luar biasa? sekarang pertanyaannya bagaimana nasib puteri2 Luth jika kaum sodom seandainya mau menerima mereka? disinilah Iman berperan, biarkan Tuhan yang menentukan selanjutnya dan kita tidak perlu takut karena Tuhan tidak pernah menjerumuskan manusia, karena Tuhan pasti akan menurunkan kehendak, hidayah, dan keajaiban kepada Puteri2 Luth seperti Tuhan memberikan keajaiban pada Ibrahim dan Ismail karena Luth sudah beriman kepada Tuhan dan rela mengorbankan Harta berharganya(puteri2nya) demi menyadarkan suatu kaum.
Jadi intinya adalah Nabi Luth merelakan puteri2nya bukan untuk melindungi malaikat karena sesungguhnya Luth tidak perlu melindungi malaikat2 tersebut, karena malaikat adalah tentara langit utusan Tuhan yang secara fisik jauh lebih kuat dibanding manusia bayangkan dua malaikat bisa memusnahkan satu kaum yang terdiri dari ratusan ato mungkin ribuan orang dengan mudah dalam satu malam lalu untuk apa Luth melindungi makhluk sedahsyat itu? sangat jelas malaikat2 tersebut tidak butuh perlindungan dari Luth dan Luth tahu persi akan hal itu. Luth tau persis siapa mereka (malaikat2 tsb), Luth tahu persis sedahsyat apa mereka (malaikat2), dan Luth tahu persis tindakan kaum sodom yang meminta malaikat2 tersebut untuk digauli hanya mempercepat waktu eksekusi kaum sodom di muka bumi. Sehingga Luth rela mengorbankan anaknya demi mencari setitik kebaikan diantra lautan kemaksiatan agar Tuhan tidak jadi mengazab kaum Sodom. Seandainya saja kaum sodom menerima puteri2 Luth maka Luth akan meminta Tuhan untuk mempertimbangkan kembali kehendaknya yang ingin mengazab kaum sodom, dengan pertimbangan masih ada orang baik di kalangan sodom yang tidak homo alias sudah tertarik dengan wanita. Dan Luth percaya seandainya Kaum sodom menerima puteri2 nya Tuhan akan memberikan balasan yang baik bukan kesengsaraan.
Ini adalah makna dari “Berkurban”… berkurban adalah merelakan hal yang paling kita sayangi cintai demi perintah Tuhan dan kebaikan dan keselamatan orang banyak.. Ibrahim merelakan anaknya disembelih demi perintah Tuhan sebagaimana Luth merelakan puteri2nya demi mencari setitik kebaikan dan penundaan pembinasaan..
jadi Luth merelakan puterinya bukan untuk melindungi malaikat2 tersebut dari kaum sodom. tapi sebalikinya Luth merelakan atau mengorbankan puteri2nya demi melindungi kaum sodom dari malaikat2 tersebut dengan keyakinan Tuhan pasti akan memberikan jalan yang terbaik… keren kan?
@Weku Junaldo: beda pengorbanan pengorbanan Luth dengan Ibrahim adalah Luth mengorbankan anak tanpa perintah Allah dan persetujuan anaknya.
* Jika Luth mengorbankan dirinya demi anak dan malaikat, ia hero konyol yang mungkin bisa bikin orang terharu.
* Jika Luth mengorbankan malaikat demi dirinya dan anaknya, ia pelindung keluarga yang logis.
* Jika Luth memimpin perlawanan bersama malaikat dan anaknya, ia pemimpin yang bisa bekerja dengan sumberdaya yang ada.
* Tapi Luth mengorbankan anaknya demi dirinya dan malaikat, ia pengecut, egois, pengabai keluarga yang tidak bertanggung jawab…
Anda masih anggap Luth sebagai teladan? saya sih nggak mau niru orang egois ini…
Kalau Luth mengorbankan anaknya agar kelompok buas tersebut (yang patut dapat hukuman) tidak dihajar malaikat? waduh saya nggak nyangka ada pilihan akrobat logika semacam ini…
seperti yang saya kemukakan sebelumnya, pengorbanan ada yang berdasarkan perintah Tuhan, ada yang berdasarkan demi kebaikan orang banyak, dan ada pengorbanan yang dilakukan demi keselamatan orang banyak. yang Ibrahim lakukan adalah pengorbanan berdasarkan perintah Tuhan namun yang Luth lakukan adalah pengorbanan yang dilakukan untuk menyelamatkan orang banyak, yaitu kaum sodom kaumnya sendiri. Sebagai seorang utusan dan pemimpin umat Luth memiliki tanggung jawab untuk menyadarkan kaum sodom hingga sadar hingga pada saat malaikat datang untuk memusnahkan mereka Luth masih berharap agar Tuhan melalui malaikat2 tersebut masih memiliki belas kasihan terhadap kaumnya. Ia bukan hero konyol karena ia tidak mengorbankan anaknya untuk melindungi para malaikat karena sungguhpun malaikat tidak memerlukan perlindungan dari Luth karena malaikat jauh lebih sakti dari kaum sodom, untuk apa makhluk seperti itu membutuhkan perlindungan dari Luth? sekali lagi, ia mengorbankan anaknya dengan harapan ada kaum sodom yang mau menerima anaknya dan jika memang hal itu terjadi maka Luth akan meminta Tuhan untuk menunda eksekusi mereka di muka karena masih ada kaum sodom yang mau atau berminat terhadap perempuan.. tapi nyatanya tidak ada yang mau, jadi akhirnya mereka dibinassahkan. Luth juga tidak perlu memimpin perlawanan bersama malaikat, karena malaikat dapat melawan dan bahkan memusnahkan kaum sodom dengan mudahnya lau untuk apa Luth membantu atau memimpin makhluk sedahsayat itu? Luth juga tidak perlu mengorbankkan malaikat demi anak2nya, karena sungghpun yang Luth butuhkan saat itu hanyalah lari sejauh2nya bersama puteri2nya agar tidak binasa oleh malaikat, lalu untuk apa dya korbankan malaikat kalo dia hanya tinggal lari?
mengenai akrobat logika yang anda ungkapkan, itu bukan hanya sekedar logika namun logika yang berbaur dengan perasaan dan tanggung jawab seorang pemimpin terhadap kaumnya.dosa suatu kaum adalah dosa pemimpinnya, kesalahan suatu kaum adalah kesalahan pemimpinnya, kesalahan satu kaum adalah kesalahan pemimpinnya. Luth tidak mau kaumnya sampai musnah dan hanya dia yang selamat kerena Luth juga bertanggung jawab atas keselamatan mereka karena Luth pemimpin mereka. jadi dia melakukan cara yang anda sebut akrobat logika untuk mencegah kaumnya dari kemusnahan? Sulit diterima ya?… tentu saja karena orang yang dapat melakukan akrobat logika hanya orang2 pilihan Tuhan dan kita bukan orang pilihan Tuhan makanya sulit menerima kenyataan ini apalagi sampai melakukannya..
yakinlah Tuhan maha benar, Tuhan tidak pernah salah dalam memilih.. kalo memang sehina itu Luth lalu mengapa ia bisa dipilih jadi nabi? Tuhan memilih Luth menjadi nabi karena Tuhan tahu Luth mampu melakukan akrobat logika yang tidak dapat dipahami logika orang lain dan bahkan ditiru orang lain..
Seperti yang saya kemukakan sebelumnya, pengorbanan ada yang dilakukan berdasarkan perintah Tuhan, ada yang dilakukan demi kebaikan semua orang, dan ada yang dilakukan demi menyelamatkan orang banyak. yang Ibrahim lakukan adalah pengorbanan berdasarkan perintah Tuhan namun Pengorbanan yang Luth lakukan adalah pengorbanan demi keselamatan orang banyak. sebagai pemimpin suatu kaum Luth tidak hanya bertanggung jawab atas menyebarkan dakwah dan menyadarkan kaum sodom terlebih dari itu Luth juga bertanggung jawab atas keselamatn kaum Sodom sehingga Luth melakukan apa yang anda sebut akrobat logika dengan harapan kaumnya dapat sadar dan terhindar dari pembinasaan.
– Luth tidak perlu mengorbankan dirinya demi anak dan malaikat karena yang Luth butuhkan saat itu hanyalah lari sejauh mungkin agar terhindar dari pembinasahan
– Luth tidak perlu megorbankan malaikat, karena jelas malaikat lebih sakti dari kaum sodom mana bisa makhluk yang lebih dahsayat dikorbankan untuk makhluk yang lebih lemah? justru sebaliknya makhluk yang akan kuat mengorbankan mahkluk yang lebih lemah
– Luth tidak perlu memimpin perlawanan kaum sodom bersama malaikat, karena sesungguhnya malaikat dapat melawan bahkan memusnahkan kaum sodom dengan mudah lalu untuk apa makhluk seperti itu membutuhkan Luth untuk memimpin perang?
-Luth mengorbankan anak2nya bukan untuk dirinya dan malaikat, karena sungguhpun apabila Luth tidak menawarkan anaknya kepada sodom keselamatan Luth sudah terjamin, ia akan terhindar dari pembinasaan tanpa harus mengorbankan anaknya dan sungguh pun apabila Luth tidak menawarkan anaknya pada kaum sodom dan malah memberikan malaikat kepada sodom sebagai gantinya Luth juga tidak akan rugi apapun. Malaikat pasti dapat melindungi dirinya sendiri dari keberingasan sodom. In fact he had nothing to loose! karena itu tujuan Luth mengorbankan anaknya adalah demi keselamatan kaumnya sendiri agar tidak dibinasahkan.. Sulit diterima? tentu.. karena hanya manusia pilihan yang dapat melakukan akrobat logika semacam itu. Yakinlah Tuhan maha benar dan maha tahu.. Tuhan tidak pernah salah dalam menunjuk seseorang sebagai Nabi. kalo memang sebejat itu Luth lalu mengapa Tuhan masih memilihnya sebagai Nabi dan diakui di dalam kitab suci Samawi hingga saat ini? Justru Tuhan memilih Luth sebagai nabi karena Tuhan tahu Luth memiliki kelebihan salah satunya melakukan akrobat logika yang tidak dimengerti bagi sebagian orang dan bahkan ditiru/dilakukan orang lain.
@Weku Junaldo: saya tidak setuju dengan pendapat anda. Tapi kan gak semua harus sepaham… 🙂
siiiiippp… kita bebas berpendapat dan bebas berlogika… karena manusia memang makhluk yang paling sempurna karena manusia tidak hanya memiliki logika namun juga perasaan, dan iman…
Ulasan anda sangat menarik… two tumbs
@Weku Junaldo: terima kasih
Ngomong2, dari pengetahuan saya yg dangkal sekali dan bodoh, ingin bertanya 1 pertanyaan
Apakah kitab suci masing2 agama terbukti turun dari langit sebagai sebuah buku yang terdiri dari beberapa halaman ?
@Dukun Tulang: semua pengalaman perwahyuan selalu merupakan pengalaman personal para nabi yang tidak bisa diverifikasikan dengan siapapun. Jadi apakah kitab suci dari langit? itu tergantung pada tingkat kepercayaan kita pada para nabi.
Hanya sekedar mengingatkan. Dalam mengartikan Al Qur’an tdk bs sembarangan. Misalnya ketika dikatakan orang yang kafir itu najis, yg dimaksud adl najis keyakinannya. Bkn secara fisik. Kita tdk perlu mencuci tangan apabila selesai bersalaman dgn mereka kan? Begitu pula dgn yg dimaksud dengan ayat ttg Nabi Luth menyerahkan anak2 perempuannya. Yg dimaksud adalah utk dinikahi.
Lalu mengenai akal pikiran manusia. Akal pikiran manusia itu bersifat subyektif dan relatif. Contoh, jaman dl org2 arab tdk bs baca tulis krn mereka sangat mengandalkan hafalan. Bahkan org2 yg bs baca tulis dikatakan bodoh krn hafalannya tdk kuat. Sy tdk mengatakan hal ini sepenuhnya benar tp hikmahnya adl Al Qur’an tetap terpelihara dalam ingatan para sahabat, meskipun pada akhirnya jg dibukukan.
Dahulu jg mgkn anda berpikir bahwa hukuman mati dan potong tangan itu kejam dan tidak berperikemanusiaan. Tp skrg ketika korupsi merajalela dan pembunuhan demikian sadisnya, kita menjadi tersadar bahwa itulah hukuman yg semestinnya. Disamping kenyataan bahwa lembaga pemasyarakatan tdk berjalan efektif, buang2 biaya dan justru jd ajang pelatihan utk para penjahat.
Ttg science. Ilmu pengetahuan manusia sendiri selalu berubah-ubah. Dahulu manusia berpikir bumi itu datar, tp ternyata bulat. Dahulu manusia berpikir alam semesta itu statis, ternyata ditemukan teori big bang. Dan yg pasti apa yg tersebut dlm Al Qur’an akan terbukti satu persatu. Misalnya ttg supernova, big bang jg, air tawar dlm lautan, api dlm lautann dsb.
Jadi pada kebenaran yg mana kita akan berpegang? Apakah pada kebenaran manusia, dalam hal ini akal? Atau kebenaran mutlak dari Tuhan Semesta Alam yg tidak ada keraguan? Kita tidak ingin hidup terombang-ambing bukan? Bukankah kita semua ingin berpegang pada tali buhul yang amat teguh dan berjalan pada jalan yg terang?
@Hendi: terima kasih komentarnya. Beberapa hal yang saya soroti:
Komentar tentang Luth
Anda mengulang beberapa komentar yang sudah ada. Silakan baca komentar-komentar sebelumnya.
Beda semangat antara sains dan agama
Semangat sains adalah keraguan dan pembuktian. Suatu teori dibangun dengan penarikan kesimpulan atas bukti-bukti, teori akan gugur bila ada bukti bukti baru yang melawan teori tersebut. Sains adalah bangunan yang dibangun diatas kenyataan – sains adalah formulasi kenyataan – sains adalah tanah pijakan kita.
Semangat agama adalah keyakinan. Dari keyakinan tentang Tuhan, akhirat dibangun keyakinan lain yang mendukung keyakinan inti agama. Suatu keyakinan dianggap salah bila bertentangan dengan keyakinan inti agama. Agama adalah bangunan yang dibangun diatas keyakinan – agama adalah formulasi keyakinan – agama adalah langit.
Beda cara menghadapi kenyataan antara sains dan agama
Bila menghadapi problem, sains membaca semua hal (bukti) yang berkaitan dengan problem tersebut dan mencoba mencari jawaban untuk mengatasi problem tersebut berdasarkan berbagai macam variabel penyebabnya. Jika jawaban ternyata salah, dicari bukti lain yang mungkin terlewatkan untuk mencari jawaban baru. Trial and error.
Bila menghadapi problem, agama mencari jawaban berdasarkan keyakinan (bukan bukti) untuk mengatasi problem tersebut. Jika jawaban salah, siap-siap menuding ketidak sempurnaan dunia, kesalahan orang lain dan bahkan konspirasi pihak-pihak lain.
Apa yang telah dicapai sains dan agama?
Karena sains berdasarkan kenyataan, maka kita dengan mudah melihatnya dari kenyataan disekeliling kita. Komputer yang anda pakai, perjalanan ke bulan, obat-obatan dan teknologi kedokteran, pemerintah yang bisa dikontrol, pendidikan, celana dalam yang anda pakai –> semuanya adalah hasil sains.
Karena agama berdasarkan keyakinan, hasil keberhasilan agama bisa kita lihat bila pada surga yang dipenuhi oleh masyarakat negara yang religius dan neraka penuh dengan masyarakat dari negara sekuler –> anda harus yakin itu karena agama adalah keyakinan bukan kenyataan.
Jadi apa masalah yang kita hadapi bisa diatasi dengan agama?
Kalau anda hidup dalam dunia keyakinan (angan-angan), tentu semua bisa diatasi dengan iman, doa atau khilafah!
Kalau anda hidup di dunia nyata, tentu anda harus belajar banyak untuk melihat penyebab masalah itu dan mengatasinya.
Untuk negara kita mungkin karena kita punya presiden super lembek yang gila pencitraan, lebih suka pidato dari bertindak, atau masyarakat berbudaya korup, atau masyarakat yang lebih senang mencari solusi berdasarkan keyakinan dan bukan kenyataan?
Maksud anda? Anda setuju? Apakah anda sdh membaca baik2 semua kalimat saya?
Agama bukan hanya keyakinan apalagi angan2. ingat kisah nabi ibrahim a.s. ketika mencari Tuhan. Mmg memakai akal jg, tp setelah kebenaran itu telah ditemukan, beliau tunduk patuh pada Tuhan yg benar.
Spt misalnya suatu penyakit, kanker cth nya. Apakah harus seluruh kanker harus ketahuan baru diobati? Tidak bs selalu spt itu. Cukup hanya dari sampel ato marker saja. Kl harus selalu keseluruhan, bs mati duluan pasiennya.
Kita harus tahu diri ttg batas2 kemampuan kita.
Begitu kita tahu bahwa nabi Muhammad saw adalah seorang yg dpt dipercaya dan Allah adalah tuhan yang haq demikian pula halnya dgn Al Qur’an, maka kemudian kita mengikutinya.
Inilah kenyataan.. Dan meskipun anda masih meragukannya, kenyataan ini akan terbukti satu demi satu.
Tp jgn sampai kita keburu mati duluan tanpa mengimaninya..
@Hendi: maksud anda? anda belum membaca komentar-komentar terdahulu? baca dulu ya…
Agama bukan hanya keyakinan, saya setuju.
Akan tetapi inti agama adalah keyakinan, yang lain hanyalah pelengkap.
Kita harus tahu batas kemampuan kita, saya setuju.
Untuk itu kita harus mengandalkan sains. Dengan sains, kita hanya mengambil kesimpulan atas bukti-bukti yang sudah kita ketahui. Sains tidak pernah mengambil kesimpulan berdasarkan apa-apa yang tidak bisa dibuktikan, seperti mitos, dogma, atau hal-hal yang ghaib.
Untuk yang tak bisa dibuktikan, biarlah diurus oleh yang bukan saintis, seperti para pendongeng dan agamawan.
Anda mau buktikan apa tentang agama? gak usahlah… cukup diyakini saja gak usah dibuktikan kebenarannya, itu sudah cukup.
Memangnya anda berangan-angan merilis video rekaman alam akhirat, atau foto para malaikat?
Setuju pendapat anda
Kenyataannya kebenaran dalam Al Qur’an terbukti satu persatu oleh science. Dan ini bukanlah angan2. Demikian pula misalnya dgn siksa kubur yg sdh ada rekaman suara maupun fotonya. Bersabarlah..
Mau dibuktikan secara aktif pun jg boleh. Tp ya itu, mesti bertahap. Sesuai tingkat pengetahuan dan kemampuan manusia kan?
Kl soal melihat malaikat, wah susah jg ya.. Kita melihat matahari di siang hari sj susah kok. Apalagi kl ada yg berharap bs melihat Allah.. Itu nanti..
Ttg akhirat.. Hmm, ini pun susah. Kita tahu banyak yg bizzare di alam semesta. Ttg orbit planet yg elips padahal dia mengelilingi sesuatu, ttg terbelokkannya ruang dan waktu mgkn kyk worm hole ya.. Atau.. Ttg black hole.. Lha ini nih.. Tp ini baru hipotesis sj.. Jgn diambil kesimpulan
Tp sebenarnya kita tdk perlu repot2. Begitu kita tahu sumber dari segala kebenaran yg benar, yaitu Tuhan semesta alam, ya kita tinggal ikuti sj. Meskipun pada awalnya kita tdk tahu, pasti nanti ada hikmah kebaikan. Dan pada akhirnya semua akan terungkap sehingga kita puas.
saya suka komentar anda@hendi
Kenyataannya kebenaran dalam Al Qur’an terbukti satu persatu oleh science. Dan ini bukanlah angan2. Demikian pula misalnya dgn siksa kubur yg sdh ada rekaman suara maupun fotonya. Bersabarlah..
Mau dibuktikan secara aktif pun jg boleh. Tp ya itu, mesti bertahap. Sesuai tingkat pengetahuan dan kemampuan manusia kan?
Kl soal melihat malaikat, wah susah jg ya.. Kita melihat matahari di siang hari sj susah kok. Apalagi kl ada yg berharap bs melihat Allah.. Itu nanti..
Ttg akhirat.. Hmm, ini pun susah. Kita tahu banyak yg bizzare di alam semesta. Ttg orbit planet yg elips padahal dia mengelilingi sesuatu, ttg terbelokkannya ruang dan waktu mgkn kyk worm hole ya.. Atau.. Ttg black hole.. Lha ini nih.. Tp ini baru hipotesis sj.. Jgn diambil kesimpulan
Dan tahu kah anda kl kematian bintang itu dibagi 2 mcm. Utk bintang yg besar, dia akan meledak. Untuk bintang yg kecil, termasuk matahari kita, dia akan semakin membesar dgn kepadatan yg semakin menurun untuk kemudian mati. Pantas sj nanti waktu hari perhitungan matahari dikatakan dekat sekali dgn bumi. See.. Terbukti satu demi satu
Tp sebenarnya kita tdk perlu repot2. Begitu kita tahu sumber dari segala kebenaran yg benar, yaitu Tuhan semesta alam, ya kita tinggal ikuti sj. Meskipun pada awalnya kita tdk tahu, pasti nanti ada hikmah kebaikan. Dan pada akhirnya semua akan terungkap sehingga kita puas.
Sebagai penutup kali, sy hanya ingin menyampaikan bahwa kebenaran yang telah diakui oleh akal tidak akan membawa manfaat kecuali apabila kita meyakininnya untuk kemudian tunduk patuh dan berserah diri kepada Nya. Bahkan bs jd sangat menyakitkan. Krn itu adalah kufur nikmat. Nikmat akal pikiran dan pengetahuan yg telah diberikan kpd kita oleh Tuhan Semesta Alam/Allah. Sy bs ngomong spt ini krn sy telah mengalaminya sendiri. Jd jgn sampai anda mengalaminya jg. Terimakasih atas perhatiannya.
@Hendi: saya tertarik dengan klaim anda tentang hal-hal yang anda sebut ada dalam Qur’an. Bagi saya, banyak klaim kebenaran sains Qur’an hanyalah klaim men-cocok-cocok-kan yang konyol, tanpa bukti yang bahkan memalukan.
Saya tidak menanyakan klaim-klaim tersebut, anda mungkin akan ngeles dengan bilang “itu bukan kata saya”. Saya hanya kutip yang jelas-jelas anda nyatakan:
Mohon dijelaskan dengan gamblang, di ayat mana Qur’an yang menurut anda mengatakan hal tersebut? dan mengapa sedemikian keterlaluan bodohnya umat Islam yang telah membaca ayat itu sejak 1400 tahun yang lalu, kok sampai fakta tersebut justru diungkapkan oleh orang-orang yang tidak membaca Qur’an?
Sy jd bingung dengan maunya anda. Faktanya adalah Al Qur’an turun pada abad 7 M. Logiknya lebih dulu mana? Al Qur’an ato science. Wajar saja pd waktu itu tidak terbuktikan krn tdk adanya peralatan dan tingkat ilmu pengetahuaan yg tdk seberapa. Tp ingat, jaman rennaissancce dalam banyak hal mengadopsi ilmu pengetahuan dari peradaban Islam sebelumnya
Mengenai kejadian di hari perhitungan ketika matahari berjarak sangat dekat, itu adanya di hadits Rasulullah. Itulah hikmah syahadat. Kita bersaksi pula bahwa Muhammad saw adalah utusan Allah. Muhammad, yg menjadi no. 1 dalam peringkat orang2 paling berpengaruh di dunia. Buku karangan siapa tuh? Lupa, haha.. Maaf..
@Hendi: sederhana saja kok pertanyaan saya, untuk fakta sains yang anda sudah sebutkan sendiri, tolong anda sebutkan ayat mana yang bisa menunjukkan jenis-jenis bintang atau ayat yang menunjukkan bintang yang membesar sebelum mati.
Saya mengatakan ada bagian Qur’an tidak sesuai sains karena saya bisa menunjukkan dengan jelas ayat apa dan fakta mana. Sebagai contoh, saya bisa menunjukkan ayat yang sama sekali bertentangan dengan fakta sains sebagai berikut:
* Dari pengukuran usia semua kerangka manusia yg telah ditemukan, harapan hidup manusia pada masa lalu sangat pendek, yaitu sekitar 30 tahunan pada 30 ribu tahun sebelum Masehi. Akibat pengaruh kemakmuran, obat-obatan dan kemudahan hidup, saat ini harapan hidup manusia sekitar 70 tahun. Artinya manusia masa lalu umurnya pendek.
* Dari studi DNA, diketahui ada batas usia manusia. Dalam kondisi paling sehat, fit dan terjaga, manusia hanya bisa hidup sampai umur 150 tahun, karena setelah usia tersebut sel-sel tubuh tidak bisa membelah diri untuk menggantikan sel yang rusak.
* Jadi bila Nuh bisa berumur 950 tahun, maka secara sains itu adalah omong kosong!
* Dari penelitian sains, untuk bisa melakukan percakapan kompleks sebagaimana cerita Qur’an, binatang membutuhkan otak yang mampu mengolah informasi dengan kompleks. Saat ini hanya binatang dengan otak depan yang berkembang sajalah yang mampu melakukan komunikasi verbal. Semut tidak mempunyai otak kompleks yang memungkinkan mereka mempunyai kesadaran diri, apalagi bercakap-cakap.
* Jadi Sulaiman bercakap-cakap dengan semut, jelas-jelas tak mungkin. Itu hanya dongeng untuk anak kecil
Masih banyak lagi kisah-kisah Qur’an yang merupakan dongeng yang tak bisa dibuktikan, tapi dua contoh di atas adalah yang bisa saya sebutkan dengan jelas faktanya dan ayatnya.
Kalau anda percaya ada fakta sains yang diungkapkan Qur’an sebelum ditemukan ilmuwan, mohon tunjukkan dengan jelas faktanya apa dan ayatnya mana? bukan sekedar mengaku-aku ilmiah…
sy kan sdh blg dari hadits. anda sendiri pernah mengatakan bahwa Al Qur’an hanya berisi hal2 paling penting, must to know lah istilahnya. meskipun sebenarnya gak gitu2 amat. bs jadi krn kita msh kurang pengetahuannya.
mengenai ayat ttg nabi sulaiman. yakin anda kl pengertian berbicara adl benar2 berbicara spt manusia satu dgn lainnya? jgn2 pengertiannya spt dlm surat yasin ayat 65. bahwa mulut akan dikunci, tangan berbicara dan kaki memberi kesaksian. makna berbicara disini kan bkn makna sebenarnya. dan lagi2 hal ini sdh dpt dibuktikan science, bahwa memori jg tersimpan pada anggota tubuh kita.
apakah anda bs berbahasa arab? kl sy sih tau diri. krn sy tdk bs berbahasa arab, maka sy tidak seenaknya mengartikan Al Qur’an. bahkan bahasa arab dlm Al Qur’an berbeda dari bahasa arab yg digunakan dlm percakapan sehari-hari. lebih bagus..
mengenai ayat ttg umur nabi nuh. yakin anda dgn studi dna tsb? bukannya jaman skrg jauh lbh banyak polusi dan pencemaran. makan pun hampir2 tdk bs terhindar dar bahan2 yg aneh2. blm lg pola hidup yg tdk sehat. dll2.. bukannya sombong, tp dlm hal ini sy lbh berkompeten utk berbicara karena alasan profesi
@Hendi: bukan Qur’an tapi hadis? Bagaimana bunyi lengkap hadisnya?
Jika hadis, lebih banyak lagi fakta ngaco yang diucapkan nabi bila ditinjau dari sains.
Itu semua bukan membuktikan salah Qur’an dan Nabi. Mereka diturunkan di era pra-modern, dimana fakta, dongeng, khayalan tidak dibicarakan secara terpisah.
Yang salah adalah manusia modern yang mencoba memahami Qur’an dan hadis sebagai dokumen modern sebagaimana kitab hukum, buku sains atau buku sejarah.
Jadi perlakukan Qur’an sebagaimana adanya, yaitu sebagai karya sastra pra-modern, dimana fakta dan dongeng menjadi tak terpisahkan.
Seperti menikmati film, pesan dan manfaatnya akan terabaikan bila kita meributkan apakah Batman atau Harry Potter itu nyata..
Astaghfirullah.. Anda menuduh Rasulullah ngaco? Ingat, Rasulullah peringkat 1 orang2 paling berpengaruh. Rasulullah mendapat julukan Al Amin bahkan sebelum beliau diangkat menjadi Nabi dan Rasul.
Dan setahu saya, sy ambil contoh, dibidang kedokteran prinsip debridement dan karantina disebutkan lgs oleh hadits. Dan banyak lg hal yg lain yg sebelumnya mungkin dicibir.
Bagaimana mgkn sy memperlakukan Al Qur’an dan hadits serendah itu? Sy tdk buta, sy tdk tuli, sy punya akal dan sy jg punya hati.
Apakah anda krg jelas dgn tulisan2 sy sebelumnya? Sy sdh mengajukan bukti2 pd anda.
Al Qur’an akan selalu relevan dgn perkembangan jaman. Aturan spt qishas, potong tangan, tdk boleh riba, tdk boleh makan babi, hak waris, tidak boleh menikahi ibu atau saudara sendiri dll.
Dan justru skrg ini kebenaran Al Qur’an semakin byk terbukti. Sy sdh sebutkan beberapa.
Lalu pada apa anda berpegang? Siapa orang yg anda jadikan panutan? Dan yg terpenting, siapa Tuhan anda?
@Hendi: Astaghfirullah.. anda benar-benar tidak mengerti konteks dan memahami diskusi?
Ingat, anda menempatkan Rasulullah dan Qur’an sebagai rujukan sains, sedangkan apa yang diucapkan Rasul dan Qur’an bukan pada konteks sains.
Rasul adalah manusia hebat pada konteksnya. Dia pengambil keputusan yang hebat dengan pilihan-pilihan terbaik yang tersedia di jamannya.
Di jaman kita, pilihan-pilihan itu berbeda dan tersedia lebih banyak. Kalau kita ingin meniru Rasul, berarti kita harus mengambil pilihan terbaik yang bisa kita ambil, bukan lagi pilihan rasul yang memang terbatas di jamannya.
Pada masa Rasul, kalau kita mau punya mata yang sehat tajam, pakailah celak mata, karena itu yang dipercaya saat itu. Di era sekarang, makanlah vitamin A, jangan membaca sambil tiduran, karena kita tahu apa yang dulu Rasul tidak tahu. Kalau anda sekarang memakai celak mata karena dianjurkan rasul? maka itu bodoh!
Bukan berarti saya mengatakan Rasul bodoh, tapi yang diketahui rasul saat itu ya terbatas itu..
Pada masa Rasul, kalau minumanmu kemasukan lalat, tenggelamkan lalat itu ke minumanmu sebelum dibuang, karena menurut Rasul, jika sayap satu mengandung racun, sayap satunya mengandung penawarnya. Di era sekarang, itu pendapat tak berdasar.
Bukan berarti Rasul bodoh, tapi memang dia tidak mempunyai pengetahuan tentang itu.
Rasul pengambil keputusan dan pemimpin yang hebat, itu benar.
Tapi kalau anda mengatakan Rasul sebagai Dokter hebat yang anda rujuk dalam masalah kesehatan,
atau Rasul sebagai Saintis hebat yang anda rujuk dalam masalah sains,
atau Rasul sebagai Ekonom hebat yang anda rujuk dalam masalah moneter?
maka anda keterlaluan! anda menempatkan rasul pada bidang yang dia tidak kompeten. Anda mempermalukan Rasul!
Anda berkali-kali bilang apa yang diungkapkan Hadis dan Qur’an adalah ilmiah dan sesuai dengan fakta sains. Jangan asal dong…
Anda bilang “Dan justru skrg ini kebenaran Al Qur’an semakin byk terbukti. Sy sdh sebutkan beberapa.”
Tolong anda sebutkan dengan jelas yang mana itu. Dukung argumen anda dengan bermutu.
Jangan asal mengaku-aku. Tunjukkan dengan jelas ayat yang mana, hadis yang mana dan apa fakta sains yang menurut anda cocok dengannya.
Assalamualaikum
Wahhhh hebat luar biasa diskusi Luth ini.
Kalau sayamah, itu semua adalah dongeng, wong Taurot ditulis oleh para rabi jadi alkitab ‘Perjanjian Lama’ setelah nabi Musa meninggal dan prosesnya berlangusng sampai 600 thn kemudian, itupun dengan berdarah-darah. Mengenai Perjanjian Baru juga sama dalam proses penulisannya. Demikian juga al Qur’an ditulis, melalui proses panjang, bukan disodorkan dalam bentuk alkitab al Qur’an yang ditulis di atas lempengan emas, dan dijaga oleh Tuhan sendiri. Apalagi syair yang terdapat di hanifiah, zoroaster, dan sabain ada kemiripan dalam al Qur’an, apalagi dengan Taurot, maupun Injil.
Nah kisah nabi Luth, boleh-boleh saja demikian, yang menarik justru komentator nya, luar biasa, bagaimana seseorang (oskar) membela dan memberi komentar dengan tulus hati didasarkan dari apa yang diimani, dan dilain pihak seseorang membelanya dengan khasanah pengetahuan yang ada di benaknya yang sangat terbatas (no broad minded), seolah-oleh hakim agung malahan merasakan dirinya seperti nabi, padahal saat ini dengan mendownloads di kepustakaan google yang secara transparant memberikan informasi dan dapat menjelaskan siapakah nabi sebenarnya, malahan sang nabipun telah menyampaikan bahwa dia juga seperti manusia biasa, tidak lepas dari kesalahan.
Setelah membaca segala informasi yang ku dapat, hhe..hheee maka Allahnya diriku itu, antara saat aku muda dengan saat sekarang yang sudah uzur wkwkwk ternyata jauh berbeda, dan yang terang berbeda dengan Allahnya Muhammad, apalagi dengan Allahnya Ibrahim (seperti diucapkan oleh Aisyah hehheeee).
Jadi bagaimana Allahku ini, walaupun belum terwujud, akan tetapi sudah ada walaupun kecil sebesar debu wkwkwk, akan tetapi sudah sangat bermanfaat untuk memandu dalam menjalankan kehidupan ini bagi diriku pribadi, apalagi aku dengan cara sendiri mengolah rasa, mencari kebenaran sang Gusti Allah, tanpa bantuan siapa saja termasuk mengikuti mediator nabi yang dituhankan, lahh wong aku dalam kenyataan sedang hidup di bumi dan langit ciptaan Allah, yang makin amburadul oleh kepercayaan yang datang dari kehidupan kebudayaan asing yang sangat tidak cocok untuk masyarakat Indonesia yang arif dan bijak wkwkwk, mungkin nanti kalau aku sudah mati ‘sangkan paraning dumadi’ alias ‘innalilahiwainailaihirujian’ baru tahu bahwa Allah sebenarnya demikian…..wkwkwk.
Kesimpulannya, yaaa syah-syah saja berdiskusi disini, mudah2an orang yang sudah dicuci otaknya sejak kecil dengan informasi yang ‘aduhai’ mulai terbuka pikirannya bahwa saat ini kita diberikan alternatif berpikir lain, dengan tidak usah takut dilaknat oleh Tuhan, paling-paling oleh pengikutnya yang fanatik dan tidak berotak eehhh masudku tidak mempunyai hati nurani, dengan mendownloads segala informasi dari kepustakaan google yang disesuaikan dengan perikehidupan yang arif dan bijak yang dianut seperti oleh agama nusantara (RELEGION), lahh wong Allah maha segalanya, ngapain perlu dibela ama keroco-keroco, liat saja tuh agama yang digunakan sebagai payung politik itu dinegara ‘Indonesia yang tercinta dengan empat pilar kenegaraannya’ melakukan tindakan tidak terpuji, yang kalau mengingat ayat-ayat al Qur’an, kelakuan mereka itu telah memutarbalikan ayat-ayat seenak udelnya,… eehh ternyata Allah SWT kan membiarkan saja tuh, …Cuma bilang (al Qur’an), tunggu nanti diakhirat katanya …. wkwkwk
Wasalam
H. Bebey
@H. Bebey: terima kasih komentarnya.
Berpikir tentang agama masih merupakan wilayah monopoli pemuka agama, dan sejauh mungkin dijauhkan dari masyarakat umum dengan berbagai sakralisasi rambu-rambu dan prosedur. Masyarakat umum didorong untuk tidak berpikir tentang agama, dan dipilihkan oleh pemuka agama konsep yang disebut “benar”.
Akibatnya banyak orang menolak menggunakan akal sendiri untuk segala yang berhubungan dengan agama, dan siap mencap musrik, murtad atau kafir kepada orang yang berani memakai pikirannya sendiri.
Sangat ironis, karena Qur’an mendorong umatnya untuk berpikir sedangkan para ulama mencegah sekuat mungkin umat Islam untuk berpikir.
Jika masyarakat lain mendorong sebanyak mungkin orang berpikir dan memanfaatkan keaneka-ragaman pandangan yang muncul bagi kemajuan, maka ulama Islam banyak yang mendorong sebanyak mungkin umat untuk tidak berpikir dengan semangat sami’na wa ato’na – dengar dan patuhi (dan jangan coba-coba berpikir).
Jika bangsa maju sibuk merancang perjalanan ke Mars, pengajian di TV sibuk membahas boleh tidaknya mengecat rambut … 🙁